Ideologi Sosialisme dan Penerapannya di

Ideologi Sosialisme dan Penerapannya di Vietnam dan Yugoslavia

A. Latar Belakang Ideologi sosialisme adalah salah satu ideologi yang sangat berpengaruh dalam sistem perekonomian maupun politik negara-negara di dunia sebagai reaksi dari kapitalisme dan individualisme. Dalam makalah ini kami akan mencoba menguraikan bagaimana Ideologi Sosialisme dan penerapanya di Vietnam dan Yugoslavia.

B. Rumusalan Masalah

1. Bagaimana Pengertian, Sejarah dari Ideologi Sosialisme?

2. Bagaimaan Penerapan Sistem Ekonomi dan Sistem Politik Sosialisme?

3. Bagaimana Prinsip-prinsip dan pandangan tokoh-tokoh Sosialisme?

4. Bagaimana Penerapan Sosialisme di Vietnam dan Yugoslavia?

C. Pembahasan

1. Pengertian Sosialisme Sosialisme, pada hakikatnya berpangkal arif dari kepercayaan diri manusia, melahirkan kepercayaan pula bahwa segala penderitaan dan kemelaratan yang dihadapi dapat diusahakan melenyapkannya. 1 Penderitaan dan kemelaratan yang diakibatkan pembajakan politik dan ekonomi di mana penguasa dan pengusaha dengan semangat liberal dan kapitalnya, memiliki kekuatan penuh mengatur kaum kebanyakan warga negara, dengan segala keserakahan yang didasarkan rasionalisme dan individualisme itu, mendorong sebagian orang mencari cara baru guna pemecahan masalah sosial tersebut tanpa harus dilakukan dengan kekerasan.

George Lansbury, pemimpin Partai Buruh, menulis dalam bukunya My England (1934), dijelaskannya:

“Sosialisme, berarti cinta kasih, kerjasama, dan persaudaraan dalam setiap masalah kemanusiaan merupakan satu-satunya perwujudan dari Iman Kristiani. Saya sungguh

1 DeliarNoer, Pemikiran Politik di Negara Barat, Bandung, Mizan, 1999, hlm. 188.

yakin, apakah orang itu tahu atau tidak, mereka yang setuju dan menerima persaingan dan pertarungan satu dengan yang lain sebagai jalan untuk memperoleh roti setiap hari,

sungguh melakukan pengkhianatan dan tidak menjelaskan k 2 ehendak Allah” Tampak bahwa kelahiran sosialis, bila dari aspek sejarah tidak terlepas dari reaksi atas

Liberalisme dan Kapitalisme, tetapi secara filosofis paham ini diinspirasikan kuat dari perintah agama. Nilai-nilai teologis memiliki peran penting terhadap lahirnya gagasan Sosialisme. Di Eropa, jelas agama Kristiani yang memiliki pemeluk mayoritas dan akarnya telah demikian kuat bersemai dalam kehidupan masyarakat Barat memiliki peran penting dalam membangun Ideologi Sosialis ini. Pada tahun 1942, Uskup Agung Cantebury, William Temple, dalam bukunya Christiany and The Social Order, mengemukakan pemikiran yang sangat dekat dengan Sosialisme. Ia memiliki pandangan bahwa setiap sistem ekonomi untuk sementara maupun selamanya (for good or ill), memberikan pengaruh edukatif yang sangat besar dan karena itu gereja harus ikut mempersoalkannya. Apakah pengaruh itu mengarah pada pengembangan sifat kekristenan, dan jika jawabaannya sebagian atau seluruhnya negatif gereja harus berusaha sedapat mungkin untuk menjamin perubahan dalam sistem ekonomi tersebut, sehingga gereja tidak menemukan musuh

tetapi sekutu dalam sistem itu. 3 Dalam konteks politik misalnya, adanya perhatian agama Kristiani yang bersifat praktis ini

sangat kuat dalam separuh terakhir abad sembilan belas. Pada satu sisi adanya tradisi pembangkangan keagamaan yang terwujud ketidakseragaman (nonconformity) seperti halnya Protestan telah menciptakan kebebasan gereja dalam hubungan dengan Roma (Katolik), tidak berarti kebebasan lepas dari tubuh paham ideologi Kristiani. Protestianisme, berarti kebebasan hati nurani individu dan kebebasan untuk menggabungkan diri dalam serikat-serikat dengan keyakinan yang sama secara sukarela. Prinsip sukarela ini di kemudian hari diterjemahkan dari bidang

keagamaan ke dalam kepentingan dalam prinsip hidup dalam masyarakat, yakni demokrasi. 4

2 William Ebenstein& Edwin Fogelman, Isme-IsmeDewasaIni, Edisi 99, Jakarta, Erlangga, 1990, hlm. 220 3 Ibid. 4 Ibid.

2. Sejarah Kelahiran Sosialisme Setelah melebarnya sayap-sayap Ideologi Liberalisme dan Kapitalisme, maka dunia telah tersentuh ideologi inidipenuhi dengan pragmatisme hidup, sikap individualistis, konsumeris, hedonisme, materialisme, dan sekularisme. Ini telah menimbulkan masalah sosial sampai pada tingkat unit sosial terkecil, seperti melemahkan ikatan emosional dalam keluarga, disorientasi, disorganisasi sosial, pada skala yang besar timbulnya aliansi sosial sebab jauh dari agama dan ketimpangan sosial dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Ini yang kemudian menimbulkan reaksi untuk memberikan rumusan alternatif dalam melakukan perubahan sosial di tengah masyarakat. Lahirlah paham sosialis (sosialisme). Mereka menentang kepentingan individu sebagai dasar pribadi, juga kebebasan ekonomi yang perlu melibatkan negara. Paham sosialis mengusahakan industri negara bukan semata untuk digunakan mencari keuntungan yang melebihi usaha keuntungan kapitalis yang mungkin berhasil, mungkin tidak. Akan tetapi, untuk mengembangkan sistem penyelenggaraan industri yang lebih demokratis, bermanfaat dan bermartabat, penggunaan mesin yang lebih memperhatikan manusia dan penggunaan hasil

kecerdasan manusia yang lebih bijak. 5 Lahirlah tokoh-tokoh Sosialis, seperti St. Simon (1760- 1825), Fourier (1837), Robert Owen (1771-1858), Louise Blane (1813-1882), Bakunin (1814-

1876). Kapan Sosialisme itu lahir, tidaklah mudah untuk menentukan munculnya paham ini.

Sebab konsep kemakmuran yang ideal yang dicita-citakan paham sosialis telah ada dalam bukunya Plato yang berjudul Republic. Dalam buku itu, Plato menggambarkan bahwa penguasa tidak memiliki kekayaan pribadi, serta apa yang dimiliki oleh negara berupa hasil produksi dan konsumsi dibagikan sama-sama kepada semua. Robert Owen (1771-1858), dikenal sebagai

pelopor sosialisme Inggris, merupakan orang pertama yang menggunakan kata Sosialisme. 6 Seperti dijelaskan juga di bagian atas, mengenai adanya peranan agama Kristiani. Kitab

suci tertua Perjanjian Lama, yang mula-mula mengatur tentang kode sosialis mencakup perlindungan kepada para buruh, wanita dan kaum lemah. Orang-orang Kristiani awal, menolak konsep “milikku” dan “milikmu” (mine and thine), mereka telah mempraktikkan sosialisme dalam

kehidupan sehari-hari. Pada zaman Pertengahan banyak sekte dan gerakan, khususnya yang

5 Mas’ud An Nadwi, Islam dan Sosialisme, Bandung, Risalah, 1983, hlm. 32-36. 6 William Ebenstein & Edwin Fogeiman, op. cit., hlm. 211.

bersifat keagamaan, mengecam kekayaan dan perdagangan sebagaikejahatan serta ketidaksesuaian dengan kehidupan Kristiani. Sekte-sekte tersebut serung menyendiri dan hidup dalam keadaan prihatin serta dengan semangat persaudaraan bersama-sama menanggung kemiskinan sebagai

protes terhadap ketamakan yang merajalela di dunia dan sekitarnya. 7

Pada dasarnya sosialisme dapat berkembang di negara yang sudah maju atau memiliki gerakan demokrasi yang kuat. 8 Menurut tokoh sosialis Utopis Thomas Moore, sebagai kekuatan

politik, sosialisme merupakan reaksi dari kapitalisme dan sosialisme dapat mengembangkan dirinya hanyalah di negara di mana tradisi lembaga liberal sudah berkembang seperti di Eropa Barat, sedangkan di negara yang tidak memiliki tradisi tersebut cenderung akan menjadi Fasisme. 9

Sebab penerapan industri dalam masyarakat yang tidak memiliki lebaga liberal, penyesuaian politik terhadap tekanan yang diakibatkan idustrialisasi, mereka lebih cenderung mengambil bentuk otoriterianisme seperti Spanyol, Portugal, dan Brasil, atau totelitarianisme seperti Fasisme Jerman dan Jepang, atau Komunisme Uni Soviet dan Cina, sehingga luasnya inisiatif atau kendali pemerintah dalam sektor ekonomi masyarakat mencerminkan cakupan serta daya serap kekuasaan politik yang dimiliki atau ingin diperjuangkan oleh masing-masing negara otoriter atau totaliter itu. 10

Dalam zaman Renaisans dan reformasi, bangkit lagi protes terhadap ketimpangan dalam kemakmuran. Argumentasi baru yang merupakan perpaduan antara keyakinan lama dan rasionalisme baru sebagaimana yang dikemukakan dalam buku Thomas More, Utopia (1516). Pada revolusi kaum Puritan di abad ke-17 di Inggris, berbarengan dengan gerakan utama yang berasal dari kelas menengah, telah tampil dari sekelompok yang lebih radika; yang disebut Para Penggali (Diggers) atau Para Pemerata Sejati (Tru Levers). Mereka berjuang untuk mempraktikkan prinsip pemilikan tanah secara komunal dan bukan menyangkut penggunaannya. Gerakan ini tidak berumur panjang, tetapi protes radikal yang diajukannya terhadap pemilikan tanah itu sendiri tetap bergema. Dengan demikian dapat dikatakan sosialisme mengandung dalam dirinya unsur protes terhadap ketimpangan sosial, dan tidak ada satu gerakan pun yang dapat menamakan dirinya sosialis kecuali mewujudkan protes seperti itu, dapat dikatakan bahwa

7 Ibid, 208. 8 Firdaus Syam, Pengantar Ideologi dan Prinsip-prinsip Kemasyarakatan Dalam Islam, Jakarta, HMI Cabang

Jakarta, 1985, hlm. 49. 9 Ibid, hlm. 49-50.

10 William Ebenstein & Edwin Gofelman, op. cit., hlm. 208-209.

sosialisme sudah sesuai peradaban Barat itu sendiri. Pemikiran Yunani maupun Yahudi-Kristiani maupun, menolak konsepsi kekayaan sebagai landasan kehidupan yang bahagia. 11

3. Sistem Politik Sosialisme

Sosialisme dengan demokrasi, memiliki hubungan yang sangat penting, ia menjadi bagian dari kebijakan sosialis. Sosialisme dalam konteks demokrasi memiliki tujuan dengan ini yang sama, yakni untuk lebih mewujudkan demokrasi dengan memperluas penerpan prinsip-prinsip demokrasi dari hal-hal yang bersifat politis sampai pada yang bersifat nonpolitis dalam masyarakat.

Sejarah Sosialisme menunjukkan, bahwa gerakan sosialis yang berhasil hanya berkembang di negara dengan tradisi demokrasi yang kuat antara lain seperti di Inggris, negara di kawasan Skandinavia, Belgia, Belanda, Swiss, Australia, Selandia Baru, Perancis, dan Israel. Adanya keseiringan (pararelisme) ini sederhana. Di negara dengan pemerintahan demokratis konstitusional yang pada umumnya diterima oleh rakyat kaum sosialis dapat memusatkan perhatian pada pembaruan ekonomi dan sosial yang luas, seperti menciptakan lebih banyak kesempatan bagi kelompok yang tidak mampu dalam masyarakat, mengakhiri ketimpangan yang lebih banyak disebabkan oleh asal-usul seseorang dalam masyarakat daripada karena faktor pelayanan jasa, membuka cakrawala pendidikan bagi semua orang, menghilangkan praktik diskriminatif atas dasar seks, agama ras, atau kelas dalam masyarakat, menata kembali dan

merorganisasi perekonomian demi kepentingan seluruh anggota masyarakat. 12 Di negara yang demokrasinya tidak berkembang, hanya merupakan aspirasi, harapan, atas

cita-cita yang belum diwujudkan, partai sosialis telah berjuang keras, pada umumnya kehilangan semangat juang. Sebagai contoh, Partai Sosialis Demokrat I Jerman selalu mengalami tekanan berat, khususnya pada masa Kekaisaran ke II (1870-1918), dimana lembaga parlementer hanya menjadi pelindung bagi diktator Biscmarek, bahkan partai itu dituduh sebagai “musuh” negara, partai dibekukan, para pimpinan partai dipenjara, sebagian meloloskan diri ke Inggris atau

11 Ibid 12 Ibid, hlm. 214.

Amerika. 13 Namun ada juga di sejumlah negara di mana Partai Sosialis cukup mendapatkan temoat berarti seperti Kanada, Australia, Selandia Baru, Chili, Jepang, serta negara di luar Eropa.

Dalam perjuangan untuk mencapai cita-citanya, sosialis menggunakan cara-cara yang demokratis. Pertama, Sosialisme menulak terminologi Proletariat yang menjadi bagian konsep Komunisme. Sebagaimana yang dikemkakan Harold Wilson bahwa gagasan mengenai adanya kelas proletariat adalah sesuatau yang omong kosong belaka. Melihat manusia sebagai individual daripada sebagai kelompok masa tampak lebih berarti. Demikian pula pandangan melihat manusia sebagai keluarga, karena sebagian besar kebahagiaan adalah kebahagiaan keluarga; dari filsafat. Kedua, pemilikan alat-alat produksi oleh negara harus diusahakan ssecara perlahan-lahan atau secara bertahap. Jika satu tahap sudah berjalan maka diusahakan tahap selanjutnya. Kau sosialis yang bertanggung jawab harus membuktikan secara pragmatis serta melalui karya nyata mengenai keguanaan serta kepraktisan penggunaan prinsip pemilikan negara dalam industry atau pelayanan jasa tertentu. 14 Ketiga, kaum Sosialis menuntuk pendirian umum yang demokratis bahwa

pencabutan hak milik warga negara harus melalui proses hukum dan warga negara tersebut harus mendapatkan kompensasi. Keempat, kaum Sosialis menolak pengendalian kekuasaan oleh sekelompok minoritas yang mengatasnamakan kekuatan revolusioner. Mereka percaya kepada demokrasi dan kekuatan mayoritas dalam partai dan negara. Clement Attle, Perdana Menteri Inggris tahun 1945-1951, juga sebagai pemimpin buruh tahun 1934-1955, menulis dalam buku The Labour Party in Prespective (1937) bahwa kekuatan partainya bergantung bukan pada pemimpinnya, melainkan kualitas rakyat jelata. Kelima, tidak sependapat bahwa dalam demokrasi hanya da dua pilihan antara liberalis-kapitalis atau komunis. Partai-partai yang demokratis tidak menyibukkan dirinya untuk menyelesaikan perjuangan seribu tahun dalam sehari, melainkan mereka berusaha untuk memecahkan persoalan yang relative dapat ditangani dan dihindarkan

pemecahan kaku yang tidak dapat ditarik kembali. 15

13 Ibid 14 Firdaus Syam Op. Cit ., Hlm 271 15 William Ebenstein & Edwin Gofelman, op. cit., hlm. 217-218.

4. Sistem Ekonomi Sosialisme

Pada dasarnya sosialisme mewarisi tujuan pokok yang sama dari Kapitalisme, yaknik melestarikan kesatuan faktror tenaga kerja dan pemilikan. Dalam abad ke 17 dan ke 18, saat kapitalisme melewati tahap awal perkembangannya, kesatuan itu menjadi kenyataan. Inggris di zaman Jhon Locke masih hidup dan Amerika di zaman Thomas Jefferson menyaksikan pertanian yang berukuran rata-rata, toko-toko, bengkel hanya dalam skala kecil keluarga saja. Tenaga kerja dan pemilik berada dalam keseiringan. Ancaman utama dalam kesatuan ini justru datang dari negara, yang berusaha untuk menetapkan dan mengatur. Singkatnya Negara memainkan peranan suatu badan yang berkuasa penuh dalam urusan ekonomi. Akan tetapi, tatkala ekonomi kapitalis mengalami kemajuan, tanggung jawab individu dan keluarga dalam urusan pemilikan alat-alat produksi serta pengaturan tenaga kerja perlahan-lahan digantikan oleh system ekonomi dalam mana perusahaan besar mengambil alih fungsi-fungsi tersebut. Ketika bentuk usaha industri tumbuh semakin besar, tanggung jawab tenaga kerja semakin beralih ke masyarakat, sementara pemilikan tetap secara perorangan. 16

Robert Owen (1771-1858), tokoh sosialisme dari inggris dan merupakan orang pertama yang menggunakan kata sosialisme, sebenarnya ia awalnya seorang kapitalis yang berkembang secara mandiri dan telah menjadi kaya raya sebelum mencapai usia 40 tahun. Ia juga sosok pemikir yang ulet, memiliki pertimbangan praktis, dengan mudah mengetahui suatu masa sulit dalam hidupnya tampil dengan kerangk a atau rencana yang baru. “pernahkah anda menemukan daftar gaji dalam hidup?” Owen telah memilikinya. Dalam karyanya yang berjudul A new of society

(1813), ia menggambarkan dirinya sebagai seorang pencipta keuntungan finansial (a manufacturer for fecuniary profit). Owen menyadari betul bahwa cinta dan persahabatan itu tidak dapat dipahami dilahirkan dalam kebencian dan pertikaian. Ia menyerukan kepada “semua orang rasional, semua sahabat sejati kemanusiaan,” dan ia mengharapkan terciptanya kerjasama yang tulus serrta kesatuan tindak antara pemerintah, parlemen, gereja, dan rakyat. 17

Dalam perkembangan sosialisme di Eropa isu yang berkaitan erat dengan masalah ekonomi adalah : pertama, pemerataan sosial, salah satu kekuatan pendorong, yakni penentangannya

16 William Ebenstein& Erwin Fogelman, op. cit., hal. 210 17 Ibid, hlm. 212-213.

terhadap pertimbangan kelas sosial yang diterima oleh Negara eropa (maupun bagian dunia yang lain) dari zaman feudal di masa lalu. Untuk Amerika Serikat, masyarakat tidak mengalami zaman feudal di masa lalu, sebagian besar orang Amerika menganggap dirinya tergolong kelas menengah, serta hampir tidak ada kesadaran kelas negara itu. Di kalangan orang kulit hitam sendiri paham sosialis memiliki pengaruh yang menurun. Mereka lebih berpaling kepada para pemimpin yang lebih militant, menekankan solidaritas kepada kulit hitam dan kekuatan kulit hitam sendiri bukannya soslialisme interasial atau internasional. Memang ada di Amerika Serikat minoritas kulit hitam yang melihat kepada pribadi Fidel Castro, Che Guevara, dan Mao Tze Tung. Akan tetapi, mayoritas yang besar dari masyarakat kulit hitam menolak Maoisme dan Castroisme lebih besar

penolakannya dibandingkan terhadap sosialisme demokratis. 18 Sebagian besar negara di dunia ketiga menamakan diri mereka sosialis, tetapi dengan

istilah itu mereka tidak memiliki pengertian yang sama. Ada kesan mereka menerima sosialisme karena menolak kapitalisme. Alasan penolakan kapitalisme itu terlepas dari bentuknya, ketidaksukaan terhadap kapitalisme adalah terletak karena indentifikasi itu bekaitan dengan kolonialisme dan imperialism (neo kolonialisme). Sejumlah negara berkembang dalam melakukan pembangunan, kadang disebut sosialisme pembangunan atau sosialisme komunitarian, untuk negara di Afrika disebut sosialisme Afrika. Di Afrika, ini digambarkan dengan baik oleh Julius K. Nyerere (1922). Dengan menekankan solidaritas social dan kerjasama sebagai sarana untuk mengembangakan ekonomi dan membangun suatu jaringa ikatan social dan ekonomi yang kuat guna membantu membentuk kepaduan nasional. Begitu jauhnya kenyataan ekonomi dan politis

telah melahirkan kegagalan. 19

Gagasan yang dikumandangakan oleh K. Nyerere dalam mengembangkan sosialisme, bahwa dalam masyarakat Afrika tradisional, seperti, juga masyarakat indian di amerika utara, yakni tanah tidak dapat dimiliki, hanya dapat digunakan. Ia memandang hal ini dapat dilaksanakan dengan baik melalui pembentukan desa-desa ujamaa atau koperasi masyarakat pedesaan. Tanah menjadi milik bersama dan hasilnya bibagi sebagai keluarga, maka gaji orang sosialis Tanzania,

18 Firdaus Syam Op.Cit., hlm 273 19 Lyman Tower Sargen, Ideology-ideologiPolitikKontemporer; SebuahAnalisisKomparatif, Jakarta, Erlangga,

1987, hlm. 149. Dalam Firdaus Syam Op. Cit., Hal 274.

organisasi pertanian kita ialah organisasi koperasi yang hidup dan bekerja untuk kebaikan semua.

5. Tokoh Tokoh dalam Pemikiran Sosialisme S.t Simon (1760-1873), merupakan bapak sosialisme. Dia orng pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi agar dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. St. Simon (1760- 1825), mengemukaka bahwa pengaturan dunia ini seharusnya diserahkan kepada tangan orang- orang yang berilmu pengetahuan, pengusaha industri dan seniman. Dalam masyarakat dan negara harus ada Majelis Newton, yang terdiri atas ahli matematika, dokter, ahli kimia, fisiologi, sastrawan, pelukis, dan musisi, masing-masing sebanyak tiga orang. Majelis ini yang mengusahakan perbaikan kemanusiaan. Manusia lain harus memberikan iurannya untuk menghidupi majelis ini, termasuk anggota majelis ini. Akan tetapi, pemerintahan sebenarnya ada di tangan orang-orang kaya, agar mereka bekerja untuk negara tanpa bayaran. Mereka memerintah untuk kepentingan rakyat banyak. 21

Robert Owen (1771-1858), sangat konsen untuk mementingkan perbaikan seluruh lapisan masyaraakat dan penyelesaian permasalahan antara kaum kapitalis dengan buruh. Ia hidup di Inggris dan pertamakali menggunakan istilah Sosialisme. Perhatian utamanya adalah kepada perubahan progresif dan undang-undang, serta ingin memperkokoh keadaan yang tidak adil. Melalui Anew Societydi tahun 1815, menekankan gagasan kepada; perlunya kerjasama antara pemerintah, parlemen, gereja dan rakyat, pentingnya akan pendidikan, orientasi harus lebih kepada rakyat, mendukung adanya organisasi serikat kerjayang mulai tumbuh di Inggris, tidak setuju didirikan yayasan untuk diberikan bantuan kepada pengangguran, dan tidak setuju apabila Negara

membagi-bagi pekerjaan. 22 Ia menginginkan adanya persamaan dalam masyarakat, hierarki dibenarkan hanyalah berdasarkan umur. Pendidikan diberikan secara sama dan dimulai usia 3

tahun ketika anak-anak itu ditarik dari asuhan orang tuanya. Marie Charle Fourir (1837), usulan agar dibangun perumahan bagi kaum buruh.

Sebagaimana Robert Owen, berusaha membentuk masyarakat-masyarakat kecil yang tidak (sekurang-kurangnya) diharapkan tidak mengenal kemiskinan dan penderitaan. Ia tidak tega

20 Julius K. Nyerere, Ujamaa-The Basis of Africa Socialism, dalamUjamaa Essays on Socialism, New York, Oxford University Press, 1968, hlm. 11. Dalam Ibid.

21 Deliar Noer, Pemikiran..., op, cit., hlm. 189. 22 FirdausSyam, op. cit.

melihat penderitaan orang lain, maka ia menganjurkan agar dalam masyarakat kecil tadi diadakan system pemilihan umum, dan system pendidikan yang sama baagi anak-anak tanpa membedakan yang miskin dengan yang kaya. Pengaturan masyarakat ini diusahakan sedemikian rupa sehingga tiap anggota merasa puas dengan bidang pekerjaan yang terbuka luas baginya, dimana ia dapat pula menggantikan bidak kerjanya tanpa mengurangi, bahkan menambah hasil produksi. Fourir tidak menghendaki persamaan seluruhnya, melainkan ia mengakui adanya hierarki. Menurutnya pendapatan usaha, haruslah dibagi antara tenaga, capital, dan bakat (talent), dengan bagian terbesar

disediakan untuk tenaga. 23 Memang pada abad ke-19, di Amerika lahir usaha-usaha menciptakan masyarakat kecil

dengan maksud memperbaiki kehidupan anggotanya serta mewujudkan persamaan di kalangan mereka, tidak terbatas kepada Owen saja. Lebih dari 150 kelompok demikian tercatat. Akan tetapi, dalam kelanjutannya itu mengalami kegagalan. 24

Bakunin (1814-1876), rekan generasi Karl Marx, orang pertama yang mengajarkan manusia kea rah serba halal. Yang membuat manusia berbuat bebas, merdeka sesuka hatinya tanpa ada ikatan dan tanpa norma serta undang-undang sebagai dasar perbuatannya. 25

6. Aliran-Aliran Sosialisme Sosisalisme secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yang berarti kemasyarakatan.

Secara umum dan lebih sosialisme dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Dalam arti umum tersebut empat macam aliran yang dinamakan sosialisme: 26 (1) Sosial Demokrat : Sosial demokrat merupakan gerakan sosialisme yang semula berdasarkan

Marxisme. Sejak timbulnya revisionisme yang dikemukan oleh Edward Bernstein (1850- 1932) dan dipertahankan oleh Karl J. Kautsky (1854-1938), kemudian gerakan ini semakin

23 Fourir, pada akhirnya mengalami kegagalan, setelah sepuluh tahun menanti para hartawan untuk mau membantu rencana-rencananya, tapi tidak satu pun yang memberikan responsnya. Deliar Noer, op. cit.,hlm. 189.

24 Ini mengingatkan kepada gagasan Plato, anjuran yang pernah dikemukakan tentang komunismenya. Ibid, hlm. 190.

25 Mas ’ud AnNadwi, op. cit., hlm. 32-36. 26 Ratnawati Op. Cit., Hal 1 25 Mas ’ud AnNadwi, op. cit., hlm. 32-36. 26 Ratnawati Op. Cit., Hal 1

(2) Komunisme berarti kemasyarakatan adalah suatu bentuk sistem masyarakat di mana sarana- sarana produksi dimiliki secara bersama. Sosialime dan komunisme memang sangatlah dekat

dan seringkali digunakan bergantian dan beriringan. Namun demikian, ada semangat yang sama dari dua aliran yang sering kedua istilah yang maknanya berbeda, tetapi digunakan dalam konteks yang sama atau sebaliknya. Kesamaan keduanya adalah sama-sama berpihak kepada pembelaan atas keadaan penderitaan masyarakat lemah dan berbasis kepada nilai kolektivitas dan solidaritas dalam membangun metode atau paham yang dianutnya. Selain itu, paham Sosialisme dan Komunis lahir menjadi suatu kekuatan ideologis sebagai reaksi atas ketidak setujuan dan penentangan keras terhadap keberadaan Liberalisme dan Kapitalisme sebagai ideologi yang menekankan kepentingan individu (individualisme) serta kuat

berpegang kepada pandangan hasil pemikiran yang rasional (rasionalisme) semata. 27

(3) Anarkisme : Anarkisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu a yang berarti tidak, tidak ada atau tidak ingin, dan archaos bermakna kepala, pemerintah, pengatur, atau penanggung jawab. Dari sini kata-kata anarchaos atau anarchia berarti tidak menghendaki adanya pemerintahan atau

tanpa pemerintahan. Dalam konotasi positif, anarkhisme merupakan ideologi sosial yang tidak menerima pemerintahan otoriter. Anarkisme berpendapat individu-individu akan mengorganisasikan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan cita-citanya.

(4) Sindikalisme :Sindikalisme adalah Sebuah gerakan untuk mentransfer kepemilikan dan kontrol dari alat-alat produksi dan distribusi untuk serikat pekerja. 28 Aliran sindikalisme

bahkan lebih radikal dari gerakan buruh sebelum perang Dunia I. Dalam aliran hasil

27 Firdaus Syam, “ Pemikiran Politik Barat” Hal. 255,Jakarta, Bumi Akasara 2007. 28 Oxforddictionaries.com “syndicalism “ diakses pada 14 Mei 2016

http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/syndicalism http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/syndicalism

7. Prinsip dasar Sosialisme Walaupun banyak terdapat aliran atau pengertian sosialisme, tetapi ada sejumlah prinsip dasar

dari sosialisme itu sendiri, yaitu : 29

1. Semua bentuk Marxisme dapat diketegorikan sosialisme, tetapi tidak sebaliknya.

2. Meskipun tidak mudah merumuskan dengan persis apa itu sosialisme, paling tidak ada dua hal yang mempersatukan segala macam aliran revolusioner, egalitarian, anarkis, utopis,

reformis, teknokrat, religius, dan sebagainya itu yang dinamakan dirinya sosialis.

3. Keyakinan etis bahwa perekonomian harus diarahkan pada kesejahteraan

4. segenap orang, bukan untuk keuntungan segelintir orang.

5. Sumber ketidakadilan sosial adalah hak milik pribadi (atas alat-alat produksi).

6. Sosialisme adalah cita-cita etis tentang masyarakat yang solider dan tuntutan

7. penghapusan hak milik pribadi.

8 Penerapan Sosialisme di Vietnam

a. Sejarah Singkat Vietnam

Sejak tahun 179 SM Sampai tahun 938 Vietnam berada dalam kekuasaan Cina, baru pada 938 Vietnam mengalahkan Cina dan memiliki Dinasti sendiri sampai pada tahun 1407 Vietnam kembali dikuasai oleh Dinasti Cina, Monarki Vietnam baru berkuasa lagi ditahun 1428-1527. Pada tahun 1627-1672 terjadi perang yang mengakibatkan Vietnam dibagi dua yaitu Utara dan Selatan.

29 Ratnawati “Teori Politik Dan Ideologi Sosialisme-Komunisme” Hal 4. Diakses pada 15 Mei 2016 di http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/32058/345a2144cdb9ecbd7b20042da66b599b

Sampai kemudian Sebuah Gerakan Petani di tahun 1771 berhasil mengalhahkan raja berkuasa dan mempersatukan kembai wilayah Vietnam yang terpisah selama 200 tahun. Kehadiran Bangsa Perancis di Eropa mulai masuk pada abad 16 dengan menguasai daerah Selatan lebih dahulu kemudian wilayah Utara sampai pada masuknya Tentara Jepang. Setelah berakhirnya PD II

Vietnam meraih kemerdekaan pada 2 September 1945. 30 Pasca deklarasi kemerdekaan Vietnam masih harus menghadapi kembalinya Perancis

hingga tahun 1945 kemudian menghadapi Amerika Serikat yang berakhir pada 1975, Vietnam Utara dan Selatan kemudian bersatu pada tanggal 2 Juli 1976, Vietnam diproklamirkan menjadi Republik Sosialis Vietnam hingga sekarang. 31

Pada tanggal 3 Februari 1930 berdiri Partai Komunis Indochina (Communist Party of Indochina) dibawah pimpinan Nguyen Ai Quoc (Ho Chi Minh), yang melakukan perjuangan pembebasan dengan tujuan untuk mencapai : Kemerdekaan Nasional, Demokrasi dan Sosialisme.

Perang pertama yang harus dilakukan Vietnam untuk mempertahankan kemerdekaan adalah melawan Perancis berakhir dengan kemenangan tentara Vietnam di Medan Pertempuran Dien Bien Phu tahun 1954. Perang kedua mempertahankan kemerdekaan melawan Amerika Serikat yang berakhir melalui kampanye bersejarah Ho Chi Minh dengan kemenangan besar tentara Vietnam Utara pada musim gugur tahun 1975, dengan jatuhnya ibukota Vietnam Selatan, Saigon (sekarang bernama Ho Chi Minh City), tanggal 30 April 1975. Tanggal tersebut yang kemudian setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day). Setelah bersatunya Vietnam Utara dan Selatan, pada tanggal 2 Juli 1976, Vietnam diproklamirkan menjadi

Republik Sosialis Vietnam hingga sekarang. 32 Bedasarkan sejarah tersebut dapat dimengerti mengapa Vietnam cenderung mengarah pada ideologi kiri dalam mengatur pemerintahan dan kehidupan rakyatnya

30 informasi- vietnam.com 2012 “Sejarah Bangsa Vietnam” Diakses pada 10 Mei 2016 http://www.informasi- vietnam.com/2012/10/sejarah-bangsa-vietnam.html

31 Ibid. 32 Ibid.

b. Implementasi Sosialisme dalam Politik dan Pemerintahan dan Hukum Vietnam Dalam Artikel 2 Ayat 1 Konstitusi Vietnam disebutkan bahwa “The Socialist Republic of

Vietnam State is a socialist rule of law State of the people, by the people, and for the people.” 33 Republik Sosialis Vietnam adalah Negara dengan hukum sosialis dari rakyat dan untuk rakyat.

Pembagian Kekuasaan di Vietnam terdiri dari Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Eksekutif terdiri dari kepala Negara yaitu Presiden bersama Wakil Presiden, yang dipilih oleh Dewan Nasional (Legislatif) dari salah satu anggotanya untuk masa pemerintahan lima tahun. Sedangkan Kepala Pemerintahan dipimpin oleh Seorang Perdana Menteri bersama wakilnya. Perdana menteri ini ditunjuk oleh presiden yang berasal dari anggota Dewan Nasional dan wakil perdana menteri ditunjuk oleh perdana menteri. Kabinet ditunjuk oleh presiden berdasarkan

proposal perdana menteri dan disetujui oleh Dewan Nasional 34

Lembaga Legislatif di Vietnam di sebut dengan Dewan Nasional unikameral atau Quoc- Hoi ( Didalamnya terdapat 498 kursi yang mana anggotanya dipilih berdasarkan suara terbesar untuk masa pemerintahan lima tahun). Dalam artikel 69 Konstitusi Vietnam disebutkan bahwa “The National Assembly is the highest representative organ of the people and the highest organ of State power of the Socialist Republic of Vietnam.” Dewan Nasional adalah perwakilan terteinggi

dari rakyat dan negara. 35

Dalam konteks pemerintahan lokal. Disebutkan dalam Artikel 110 pembagian unit administrasi di Vietnam dibagi menjadi Country yang dibagi keprovinsi-provinsi dibawah aturan langsung pusat. Provinsi itu sendiri dibagi ke distrik-distrik, kota, dan desa. Kota berada dibawah aturan pusat langsung yang mana dibagi menjadi urban distrik, rural distrik, desa dan unit-unit lain

yang serupa. 36 DI Vietnam Partai dan Negara sangat terhubung dengan erat pada semua level

administratif. Partai mengklaim kekuasaannya dilindungi oleh konstitusi, dan partai bertindak sebagai pelindung (vanguard) dari kelas pekerja Vietnam dan perwakilan loyal dari kepentingan

33 ILO “Final Constitution of the Republic of Vietnam Adopted by the National Assembly 28 November 2013” (PDF) Hal 3 Diakses pada 12 Mei 2016 di

https://www.ilo.org/dyn/natlex/docs/ELECTRONIC/94490/114946/F114201808/VNM94490%20Eng.pdf 34 D ITPOLKOM BAPPENAS. “Negara-Negara ASEAN” (PDF) Diakses pada 10 Mei 2016 Hal. 6 di

http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20Keanggotaan%20Indonesia%20dalam%2 0Organisasi%20Internasional/1)%20ASEAN/Profil%20Negara-Negara%20ASEAN/Vietnam.pdf

35 Ibid. 36 ILO. Opt. Cit Page 32.

kaum pekerja dan seluruh bangsa. CPV dalam ideologinya berkaitan erat dengan Pemikiran Marxisme-Lenimisme dan Ho Chi Minh. CPV melihat dirinya sebagai satu-satunya kekuatan yang

berhak untuk menentukan nasib dari Vietnam. 37 Selain CPV partai lain hanya boleh mengikuti pemilihan namun harus atas persetujuan CPV, pada Pemilu tahun 2002 CPV memenangkan 90%

Suara. Sedangkan Lembaga Yudikatif dipimpin oleh Supreme People's Court yang mana chief justicenya dipilih oleh dewan nasional untuk masa tugas lima tahun. 38

Legitimasi berdasarkan peran didalam perjuangan kemerdekaan dan penyatuan Vietnam bagaimanapun juga belum lah cukup untuk meningkatkan kualitas kondisi hidup masyarakat Vietnam. Terkait hal tersebut untuk melanjutkan keberadaan dari sistem sosialis bergantung dengan tindakan Partai dan Pemerintah yang memperkenalkan sejumlah reformasi secara selektif disejumlah bidang termasuk sektor agrikultural dan perusahaan-perusahaan negara sejak awal 1980an 39 . Hal ini dikulminasikan dengan Doi Moi Reform pada tahun 1963. Esensi dari kebijakan

ini terepresentasi dalam pengenalan dari prinsip-prinsip pasar bersama dalam sektor pemerintahan. 40

Dalam menjalankan perpolitikannya Pemerintah Vietnam biasanya tidak memberi ruang untuk suara yang berbeda dengan garis partai misalnya pada tahun 2013 lalu sekitar 40 penulis blog dijatuhi hukuman penjara. Wartawan BBC untuk kawasan Asia Tenggara di Bangkok, Jonathan Head, melaporkan bahwa sekedar mempertanyakan keputusan yang diambil Partai Komunis bisa ditangkap. Meski dalam kondisi yang demikian Di Vietnam sendiri sebenarnya ada wacana Pembentukan Partai Sosialis Demokrat yang mana wacana ini didukung oleh anggota

senior Barisan Tanah Air -organisasi yang didukung Komunis. 41

Menurut kami dengan kondisi Vietnam saat ini masih akan sangat sulit untuk membentuk partai tersebut namun kemunkinan akan tetap ada mengingat kuatnya pengekangan akan hak

37 Nad’ine Mensel “A Tiger Ready To Pounce? Vietnam’s Economic And Political Coordinates In Southeast Asia” (PDF) Hal. 93 Diakses pada 08 Mei 2016 http://www.kas.de/wf/doc/kas_19453-544-2-30.pdf?100428134813

38 DITPOLKOM BAPPENAS Op. Cit.

39 Adam Fforde And Stefan De Vylder, “From Plan To Market: The Economic Transition In Vietnam” (Boulder, 1996) Dalam Nadine Mensel “A Tiger Ready To Pounce? Vietnam’s Economic And Political Coordinates In

Southeast Asia.” Page 93. Diakses pada 14 Mei 2016 di http://www.kas.de/wf/doc/kas_19453-544-2- 30.pdf?100428134813

40 Ibid. 41 BBC Indonesia “Rencana partai baru di negara komunis Vietnam” BBC.Com Diakses pada 10 Mei 2016

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/08/130816_vietnam_partai http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/08/130816_vietnam_partai

c. Impelementasi Sosialisme Perekonomian Vietnam

Dalam Artikel 51 Konstitusi Vietnam disebutkan bahwa Perekonomian Vietnam adalah ekonomi sosialis yang berorientasikan pasar “The Vietnamese economy is a socialist-oriented

market economy with multi-forms of ownership and multi-sectors of economic structure; the state economic sector plays the leading role”. Dalam artikel 51 ayat 3 juga menyebutkan bahwa hukum

menjamin kepemilikan individual, infestasi organisasi, produksi dan bisnis serta tidak akan dijadikan subyek nasionalisasi di Vietnam. 42 Sebelumnya Vietnam pernah menggunakan system ekonomi sentralistik namun di tahun 1986, dalam Kongres Nasional ke-6, Partai Komunis Vietnam (CPV) mengadopsi kebijakan pembaharuan, yang disebut di Vietnam Doi Moi. Konsep dasar dari Doi Moi adalah untuk membawa pembangunan sosialis dengan realitas objektif dalam masa transisi menuju sosialisme di Vietnam, dengan mempertimbangkan situasi dunia saat ini. 43

Di bawah pembaharuan, kebijakan ekonomi terdiri dari komponen utama berikut: Pertama, penerapan ekonomi pasar berorientasi sosialis dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi sebagai sarana untuk mengembangkan ekonomi dan memperbaiki kondisi hidup penduduk. Kedua diversifikasi bentuk kepemilikan dan mode produksi dengan sektor negara memainkan peran utama sehingga untuk melepaskan semua kekuatan produksi dan tekan semua potensi dan sumber daya yang tersedia untuk pembangunan. Dalam hal ini ekonomi multi-sektor, sektor ekonomi negara memainkan peran positif dan menentukan, memonopoli sektor tertentu penting untuk keamanan nasional, dan mempertahankan peran dominan dalam bidang sosial dan ekonomi utama seperti sumber daya alam, kereta api, penerbangan, angkutan umum, listrik , air, komunikasi, perbankan dan asuransi, dll BUMN berperan aktif dalam bisnis yang signifikan terhadap perkembangan dan kepentingan sebagian besar penduduk, seperti pertambangan, konstruksi, pertanian, industri berat, tekstil dan garmen, dan lain-lain. Ketiga, promosi kerjasama

42 ILO Opt. Cit Page 12. 43 Berdikari online “Melihat Perkembangan Ekonomi Vietnam” Berdikarionline.com Diakses pada 14 Mei 2016

http://www.berdikarionline.com/melihat-perkembangan-ekonomi-vietnam/ http://www.berdikarionline.com/melihat-perkembangan-ekonomi-vietnam/

Kebijakan ini telah membawa perubahan positif dan radikal ke negara selama dua dekade

terakhir yang dapat dilihat angka-angkanya sebagai berikut : 44

PDB Vietnam telah meningkat pada tingkat yang cukup tinggi: rata-rata sekitar 7-8% per tahun. Pada tahun 2006, PDB meningkat sebesar 8,2%. Hasil produksi makanan telah meningkat dari 17,5 juta ton pada tahun 1987 menjadi 35 juta ton dan 39,7 juta ton pada tahun 2000. Saat ini, Vietnam adalah 2 terbesar eksportir beras di dunia dan salah satu dari eksportir berbasis produk agro terbesar dunia.

Pada tahun 2005, sebagai proporsi GDP, sektor negara memberikan kontribusi 38,42%, 6,83% kolektif, produksi rumah tangga 29,95%, swasta nasional 8,91% dan sektor swasta milik asing 15,89%. Ini berarti bahwa sektor negara terus memainkan peran utama dalam perekonomian nasional.

Saat ini Dengan populasi sekitar 84 juta jiwa, Vietnam adalah negara terpadat nomor 13 di dunia. Vietnam termasuk di dalam grup ekonomi "Next Eleven"; menurut pemerintah, GDP Vietnam tumbuh sebesar 8.17% pada tahun 2006, negara dengan pertumbuhan tercepat kedua di Asia Timur dan pertama di Asia Tenggara. Pada akhir tahun 2007, menteri keuangan menyatakan pertumbuhan GDP Vietnam diperkirakan mencapai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir

sebesar 8.44%. 45

Saat ini Vietnam juga cukup aktif dalam dunia Internasional hal ini terlihat dari partisipasi Vietnam dalam sejumlah organisasi internasional seperti ACCT (pengamat), APEC, APT, ARF, AsDB, ASEAN, CP, EAS, FAO, G-77, IAEA, IBRD, ICAO, ICRM, IDA, IFAD, IFC, IFRCS, ILO, IMF, IMO, Interpol, IOC, IOM (pengamat), IPU, ISO, ITU, MIGA, NAM, OIF, OPCW, UN,

44 Ibid. 45 IMF “World Economic Outlook Database, October 2014” IMF.org Diakses pada 14 Mei 2016

http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2014/02/weodata/weorept.aspx?pr.x=73&pr.y=7&sy=2014&ey=2018&scs m=1&ssd=1&sort=country&ds=.&br=1&c=582&s=NGDPD%2CNGDPDPC%2CPPPGDP%2CPPPPC%2CLP&gr p=0&a=

UNCTAD, UNESCO, UNIDO, UPU, WCL, WCO, WFTU, WHO, WIPO, WMO, WToO, dan WTO (pengamat). 46

Kemajuan Vietnam ini tentu tidak lepas dari bagaimana CPV memandu jalannya pembangunan ekonomi. Dalam pandangan CPV pasar itu sendiri tidak akan pernah memecahkan masalah sosial. Mereka benar- benar tidak percaya apa yang disebut “pasar bebas”, yang sebenarnya berarti sebuah hutan rimba ekonomi yang memungkinkan modal swasta besar untuk mengontrol dan mendominasi perekonomian dengan mengorbankan kepentingan rakyat banyak. 47

Sebaliknya, pasar harus berada di bawah manajemen negara melalui kebijakan yang menjamin perkembangan yang sehat dari perekonomian dan pembangunan daerah yang seimbang, sehingga memfasilitasi kemajuan sosial. Pasar hanyalah alat untuk stimulasi pembangunan ekonomi. Fungsi pasar sangat tergantung pada siapa yang menggunakan alat tersebut dan untuk tujuan apa.

Tetapi ekonomi pasar yang ditempuh Vietnam bukan tanpa resiko. Ekonomi pasar melahirkan distribusi kekayaan yang tidak merata. Sekarang ini ketimpangan menjadi persoalan sosial di Vietnam. Terutama di daerah pedesaan. Jutaan petani diusir dari tanah mereka karena ekspansi investasi. Di tahun 1990-an, hampir semua rumah tangga di pedesaan (91.8%) punya tanah. Di tahun 2010, hampir seperempat dari mereka (22.5%) menjadi petani gurem dan tak bertanah. Disamping itu, untuk memanggil investor asing, Vietnam menawarkan upah murah. Padahal, di tahu n 1990, Vietnam mengadopsi sistim “upah layak”, dimana semua komponen hidup

layak pekerja dihitung untuk penentuan upah. 48

9. Penerapan Sosialisme di Yugoslavia

a. Sejarah Singkat Yugoslavia

Sebelum berdirinya Yugoslavia selama beberapa abad, hampir seluruh Slavia Selatan terbagi-bagi dan dikuasai oleh kekuasaan asing, khususnya Australia, Hongaria dan Kerajaan Ottoman. Menjelang akhir abad ke-18, hanya Serbia dan Montenegro yang merdeka. Pada saat itu, beberapa negara di Slavia Selatan memiliki ide pembentukan Yugoslavia (yang berarti tanah orang

46 DITPOLKOM BAPPENAS Loc. Cit 47 Berdikari online “Melihat Perkembangan Ekonomi Vietnam” Berdikarionline.com Diakses pada 14 Mei 2016

http://www.berdikarionline.com/melihat-perkembangan-ekonomi-vietnam/ 48 Ibid.

Slavia Selatan) untuk menyatukan orang-orang Slavia yang bebas dan memerintah sebuah negara sendiri. 49

Yugoslavia berdiri sejak tahun 1918. Pada tahun 1941, kekuatan poros Jerman menginvasi dan memecah Yugoslavia selama Perang Dunia 2, Yugoslavia mulai dibangun kembali, tetapi pada tahun 1991 konflik etnik dan politik menimbulkan disintegrasi untuk kedua kalinya. Yugoslavia merupakan sebuah federasi yang terdiri dari Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Slovenia, Macedonia, Serbia dan Montenegro. 50

b. Implementasi Sosialisme dalam Politik, Pemerintahan, dan Hukum Yugoslavia

Yugoslavia adalah sebuah Negara federal dalam bentuk republic, dimana suatu komunitas dari rakyat memiliki hak yang sama termasuk menentukan nasib sendiri dan mengekspresikan keinginan hidup bersama didalam negara federasi. 51

Menurut Para pemimpin dari Komite sentral Communist Party of the Soviet Union (CPSU) yakin bahwa Yugoslavia adalah sebuah negara sosialis dan League of Communist of Yugoslavia berbasiskan pada Marxism-Lenimism dan adalah sebuah partai fraternal dan melawan imperialisme. 52

Khrucov mantan presiden Uni Soviet pernah mengunjungi Yugoslavia, didalam pandangan Khruschov Yugoslavia bukan hanya sebuah negara sosialis tapi merupakan "advanced" socialist country. Di Yugoslavia tidak hanya berbicara ide mengenai Revolusi tapi benar-benar membangun konstruksi dari sosialisme dan pengembangan Yugoslavia berkonsentrasi pada pergerakan revolusi umum kaum pekerja dunia. Khruschov percaya bahwa ia telah menemukan keaslian Marxism-lenimism didalam Tito Clique, Ia juga mengatakan kepada Tito clique bahwa "kita berada dalam ide dan teori bersama yang berdasarkan pada marxism-leniins. Pandangan Tito ini

49 Sejarah Negara.com “Yugoslavia” Diakses pada 14 Mei 2016 http://www.sejarah-negara.com/latar-belakang- yugoslavia/

50 Ibid. 51 Chapter I The Federative People's Republic Of Yugoslavia konstitusi 1946

52 Marxist.org “Yugoslavia” Marxist.org diakses pada 13 Mei 2016 https://www.marxists.org/history/international/comintern/sino-soviet-split/cpc/yugoslavia.htm 52 Marxist.org “Yugoslavia” Marxist.org diakses pada 13 Mei 2016 https://www.marxists.org/history/international/comintern/sino-soviet-split/cpc/yugoslavia.htm

Dalam menjalankan poltik dan pemerintahannya pembagian Kekuasaan di Yugoslavia terdiri dari Lembaga eksekutif, legislative dan Yudikatif. Kekuasaan legislatif di Yugoslavia dilaksanakan oleh people's assembly of the republic yang mana anggotanya dipilih oleh rakyat setiap 4 tahun sekali. Dalam chapter VIII tentang administrasi organ Negara disebutkan bahwa lembaga eksekutif tertinggi adalah Pemerintah dari Federal People’s Republic of Yugoslavia yang mana anggota nya ditetapkan dan ditentukan fungsinya oleh People's Assembly of the F.P.R.Y. dalam pertemuan gabungan kedua kamar. Selanjutnya Pemerintah Federal yang akan memilih dan memutuskan siapa presiden, wakil presiden, menteri-menteri,, chairman of the Federal Planning Commission dan chairman of the Federal Control Commission. 54

Yugoslavia menganut system multipartai, Pemilu tahun 1990 menghasilkan koalisi tiga partai yang mewakili ketiga etnis terbesar di Bosnia.hasil pemilu tersebut adalah Moslem Party for Democratic Action (SDA) memperoleh 38 % suara, Serbian Democratic Party (SDS)

memperoleh 27 % suara, dan Croatian Democratic Union (HDZ) memperoleh 15 % suara. 55 Terkait hukum pemerintah federal harus bertindak berdasarkan konsitusi dan hukum

federal. Pemerintah federal mememrhatikan ekekusi dari hukum federal dan mengawasi pelaksanaan. Peraturan, instruksi, tatanan dan keputusan dari Pemerintah federal harus ditanda tangani oleh Presiden dan mentri-mentri terkait. 56 Organ pengadilan tertinggi yang berada

ditingkat federal adalah Supreme court, kemudian kemudian supreme courts of the republics dan kemudian pengadilan departemen dan distrik. Mengenai pengadilan tribunal militer sendiri diatur berdasarkan hokum federal. 57

Mengenai otoritas didalam Yugoslavia dalam konstitusi 1946 Chapter 2 Artikel 6 mengatakan bahwa semua otoritas berasal dari rakyat dan untuk rakyat. “All authority in the Federative People's Republic of Yugoslavia derives from the people and belongs to the people.”

53 N. S. Khrushchov, Speech at a Mass Rally in Velenje, Yugoslavia, August 30, 1963. dalam Ibid 54 Konstitusi 1946 CHAPTER VIII Artikel 78,79,80 55 Syamsul Hadi, Politik Standar Ganda Amerika Serikat Terhadap Bosnia, (Jakarta: FoDis, 1997), hlm. 39. 56 Konstitusi 1946 CHAPTER VIII Artikel 78 57 Konstitusi 1946 CHAPTER XIII Artikel 115

Rakyat menjalankan otoritasnya melalui pemilihan yang bebas untuk memilih organ-organ pemerintahan. 58

Dalam artikel 2 disebutkan bahwa “ The Federative People's Republic of Yugoslavia is composed of the People's Republic of Serbia, the People's Republic of Croatia, the People's Republic of Slovenia, the People's Republic of Bosnia and Herzegovina, the People's Republic of Macedonia and the People's Republic of Montenegro. ”

Seluruh organ perwakilan Negara dipilih oleh rakyat berdasarkan prinsip universal, ekual dan langsung melalui kotak suara sehingga rahasianya terjamin. 59 Dalam menjalankan sistem federalisnya setiap people’s republic memiliki konstitusinya sendiri dan independen dalam pembuatanya. Namun konsititus i dari pepople’s republic harus mencerminkan dan cocok dengan

konstitusi dari Yugoslavia 60 .

Yugoslavia memulai reformasi-reformasi yang mendasar sejak awal 1950an, tiga arah utama yang dituju adalah liberalisasi, desentralisasi sistem politik, institusi baru, sistem ekonomi yang unik, dan kebijakan dilomatik yang non-aligment. Yugoslavia menolak untuk ambil bagian didalam pakta warsawa dan memilih netral didalam perang dingin. Yugoslavia juga menjadi salah satu negara pendiri Gerakan Non Blok bersama India, Mesir dan Indonesia.

c. Implementasi Sosialisme dalam Perekonomian Yugoslavia

Sekitar 60 tahun lalu, Federal Assembly of Yugoslavia menginagurasikan kebijakan self management. Pengalaman Yugoslavia ini merupakan tambang emas yang berguna untuk mempelajari aspek positif sekaligus kesalahan dari Yugoslavia. Pada awalnya, sebelum terjadinya Perang Dunia II 75% dari penduduk Yugoslavia merupakan petani. Pada saat itu produksi listrik

Yugoslavia 59 kali lebih kecil dibawah rata-rata Negara-negara Eropa yang lain. 61

58 Konstitusi 1946 Yugoslavia Chapter II Article 6 59 Konstitusi 1946 Yugoslavia Chapter II Article 7 60 Konstitusi Yugoslavia 1946 Chapter III Artikel 11

61 Yugoslavia’s Self Management, Daniel Jakoovich, p. 57.

Meskipun demikian dalam faktanya modal privat dan pengusaha privat ada dalam skala yang besar di Yugoslavia. Hal ini sebenarnya tidak mengherankan karena catatan pada semua negara sosialis dapat kita temukan bahwa ada privat sektor berada didalam ekonomi nasional dari suatu negara sosialis .

Merujuk pada laporan resmi Statistical Pocket-Book of Yugoslavia, 1963 ada lebih dari 115,000 usaha yang dimiliki secara di Yugoslavia. Tito clique mengizinkan suatu usaha dimiliki secara privat dengan maxmal 5 pekerja, namun kenyataannya ada perusaan yang mempekerjakan

puluhan sampai ratusan pekerja. 62

Dalam sejarahnya paska perang dunia kedua AS banyak memberikan bantuan kepada Yugoslavia.total yang diberikan hingga 1963 adalah $5,460 juta. Pada tahun 1952 juga diadakan Kerja sama ekonomi AS dan Yugoslavia hal ini banyak mendapat padangan negatif dari kaum

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24