SISTEM HUKUM INTERNASIONAL menurut hukum

SMAN 1 BABELAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH

SISTEM HUKUM INTERNASIONAL

Nama
NIS
Kelas
Pembimbing

:
:
:
:

Wisnu Dwi Pamungkas
131410034
XI IPA 2
Dra. Hj. Nurhayati, MA


Jl. Kebalen Indah
Tahun Ajaran
2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengatur kehidupan antar sesama manusia agar tetap berjalan lancar, dibutuhkan aturanaturan tertentu yang mampu menjadi pedoman dan garis batas dalam setiap tindakan, baik itu tindakan
yang dilakukan oleh individu maupun yang dilakukan kelompok. Ada banyak jenis aturan yang disepakati
dan digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu. Salah satu bentuk aturan tersebut adalah hukum.
Hukum merupakan suatu bentuk peraturan yang hampir ada di setiap kelompok kehidupan baik itu dalam
kelompok kecil atau bahkan dalam kelompok besar seperti negara. Hukum dalam suatu negara
dibutuhkan untuk mengatur kehidupan masyaakat dalam negara itu sendiri. Selain masyarakat dalam
ruang lingkup negara, masyarakat dalam kelompok yang lebih besar atau biasa disebut masyarakat
internasional juga membutuhkan hukum untuk mengatur dan menjaga hubungan baik antara suatu negara
dengan negara lain di dunia. Hukum yang digunakan untuk mengatur kehidupan antar negara inilah yang
disebut hukum internasional. Sebagaimna hukum dalam suatu negara, hukum internasional juga tak bisa
lepas dari yang peradilan. Peradilan yaitu suatu sarana untuk menyalesaikan sengketa antara dua atau
lebih pihak demi mencapai titik keadilan sesuai dengan hukum yang beralaku. Peradilan internasional

merupakan aspek yag sagat penting dalam menyelesaikan sengketa internasional dan merupakan acuan
pokok bagi masyarakat atau pemerintah suatu negara untu bertindak dalam ruang internasional.
Hukum internasional mutlak diperlukan dlam rangka menjamin kelancaran tata pergaulan
internasional. Hukum internasional menjadi pedoman dla menciptakan kerukunan dan kerjasma yang
saling menguntungkan. Hukum internasional juga bertujuan untuk mengatur masalah-masalah bersama
yang penting dalam hubungan antar subjek-subjek hukum internasional. Selaku masyarakat suatu negara
yang tak bisa lepas dari hukum dan peradillan internasional, penulis merasa perlu untuk mengetahui lebih
lanjut dan jelas mengenai sistem hukum dan peradilan internasional. Oleh karena itu, penulis melakukan
pengamatan mengenai sistem hukum dan peradilan internasional tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem hukum dan peradilan internasional?
2. Masalah seperti apakah yang harus ditangani oleh peradilan ( mahkamah ) internasional?
3. Bagaimana cara peradilan internasional menyelesaikan sengketa internasonal?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional.
2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh peradilan (
mahkamah )
internasional.
3. Menghargai putusan mahkamah internasional.
D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai sumber informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang sistem hukum dan peradilan
internasional.
2. Sebagai motivasi bagi pembaca untuk meneliti lebih lanjut mengenai sistem hukum dan peradilan
internasional.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Wikipedia indonesia menjelaskan kata sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
(sustēma) yang berarti suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energy untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi. Sistem juga merupakan kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi
maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga
maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan
benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Hukum menurut kamus besar bahasa indonesia adalah
peraturan atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah, atau
otoritas. Hukum juga diartikan sebagai patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa tertentu yang
mungkin terjadi dalam kehidupan. Sedangkan peradilan menurut artikata.com bermakna sebagai segala

sesuatu mengenai perkara pengadilan: lembaga hokum bertugas memperbaiki. Kata internasional artinya
sesuatu yang menyangkut bangsa atau negeri seluruh dunia; antarbangsa. Dengan demikian, sistem
hukum dan peradilan internasional dapat diartikan sebagai sekumpulan peraturan yang secara resmi
mengikat dan mengatur masyarakat yang ada di seluruh dunia dan lembaga hukum yang diakui
mempunyai wewenang dalam menangani masalah yang terjadi dalam ruang lingkup internasional.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
1. Sistem hukum internasional
Sistem hukum internasional, adalah satu kesatuan hukum yang berlaku untuk komunitas internasional
(semuanegara-negara di dunia) yang harus dipatuhi dan diataati oleh setiap negara. Sistem hukum
internasional juga merupakan aturan-aturan yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota
yang melintasi batas-batas negara. Kepatuhan terhadap sistem hukum internasional tersebut, adakalanya
karena negara tersebut terlibat langsung dalam proses pembuatan dan tidak sedikit juga yang tinggal
meratifikasinya
2. Pengertian hukum internasional
Hukum internasional (HI) adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional.
Berikut ini pengertian tentang hukum internasional menurut beberapa ahli :
a. J.G. Starke, Hukum internasional, adalah sekumpulan hukum (body of law) yang sebagian besar

terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antar negara.
b. Wirjono Prodjodikoro, Hukum internasional, adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum
antara berbagai bangsa di berbagai negara.
c. Mochtar Kusumaatmadja, Hukum internasional, adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara :
1.) negara dan negara
2.) negara dan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.
3. Asal Mula Hukum Internasional
Bangsa Romawi sudah mengenal hukum internasional sejak tahun 89 SM, dengan istilah Ius Gentium
(hokum antar bangsa).Ius Gentium yang kemudian berkembang menjadi Ius Inter Gentium ialah hukum
yang diterapkan bagi kaula negara (orang asing), yaitu orang-orang jajahan atau orang-orang asing.
Kemudian berkembang menjadi Volkernrecht (bahasa Jerman), Droit des Gens (bahasa Prancis) dan Law
of Nations atau International Law (Bahasa Inggis). Dalam perkembangan berikutnya, pemahaman tentang
hukum internasional dapat dibedakan dalam 2 hal, yaitu :
a. Hukum perdata Internasional, yaitu hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antar warga
Negara suatu negara dan warga negara dari negara lain (antar bangsa).
b. Hukum Publik Internasional, yaitu hukum internasional yang mengatur negara yang satu dan negara
yang lain dalam hubungan internasional (hukum antar negara).
4. Hukum internasional dalam arti modern
Hukum Internasional yang kita kenal sekarang merupakan hasil konferensi di Wina 1969. Konferensi

tersebut menghasilkan hal-hal berikut ini :
a. Hukum Tertulis
1.) Ruang lingkup hukum internasional hanya berlaku untuk perjanjian-perjanjian antar negara.
2.) Menghasilkan suatu perjanjian tertulis yang dikenal dengan nama Vienna Convention on the Law of
Treaties.
3.) Perjanjian Internasional tertulis tunduk pada ketentuan hukum kebiasaan internasional dan
yurisprudensi atau prinsip-prinsip hukum umum
b. Hukum Tidak Tertulis
1.) Masih terdapat hukum kebiasaan internasional (hukum tidak tertulis) yg ruang lingkupnya hanya utk
perjanjian antar negara.
2.) Perjanjian-perjanjian antar negara dengan subjek hukum lain, ada pengaturan tersendiri seperti
perjanjian antar negara dan organisasi-organisasi internasional.
3.) Dalam perjanjian tidak tertulis (International Agreement Not in Written Form), contohnya adalah
Prancis (1973) mengadakan percobaan nuklir di Atol Aruboa yg banyak menuai protes dari negara lain
bahkan, masalahnya diajukan kepada Mahkamah Internasional di Den Haag.

4.) Selanjutnya negara Prancis tidak lagi melakukan percobaan sejenis dan bila ingkar janji, negara lain
dapat menuduh, memprotes dan mengadakan tuntutan.
5. Asas asas hukum internasional
Dalam menjalin hubungan antar bangsa, setiap negara harus memperhatikan asas-asas hukum

internasional yang terdiri dari :
a. Asas Teritorial
b. Asas Kebangsaan
c. Asas Kepentingan Umum
Menurut Resolusi majelis Umum PBB No. 2625 tahun 1970, ada tujuh asas, yaitu :
a. Setiap Negara tidak melakukan ancaman agresi terhadap keutuhan wilayah dan kemerdekaan Negara
lain. Dalam asas ini ditekankan bahwa setiap Negara tidak memberikan ancaman dengan kekuatan militer
dan tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan piagam PBB.
b. Setiap Negara harus menyelesaikan masalah internasional dengan cara damai, Dalam asas ini setiap
Negara harus mencari solusi damai, menghendalikan diri dari tindakan yang dapat membahayakan
perdamaian internasional.
c. Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri Negara lain, Dalam asas ini menekankan
setiap Negara memiliki hak untuk memilih sendiri keputusan politiknya, ekonomi, social dan system
budaya tanpa intervensi pihak lain.
d. Negara wajib menjalin kerjasama dengan Negara lain berdasar pada piagam PBB, kerjasama itu
dimaksudkan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan internasional di bidang Hak asasi manusia,
politik, ekonomi, social budaya, tekhnik, perdagangan.
e. Asas persaman hak dan penentuan nasib sendiri, kemerdekaan dan perwujudan kedaulatan suatu
Negara ditentukan oleh rakyat.
f. Asas persamaan kedaulatan dari Negara, Setiap Negara memiliki persamaan kedaulatan secara umum

sebagai berikut :
1.) Memilki persamaan Yudisial (perlakuan Hukum).
2.) Memilikimhak penuh terhadap kedaulatan
3.) Setiap Negara menghormati kepribadian Negara lain.
4.) Teritorial dan kemerdekanan politi suatu Negara adalah tidak dapat diganggu gugat.
5.) Setiap Negara bebas untuk membangun system politik, soaial, ekonomi dan sejarah bangsanya.
6.) Setiap Negara wajib untuk hidup damai dengan Negara lain.
g. Setiap Negara harus dapat dipercaya dalam memenuhi kewajibannya, pemenuhan kewajiban itu harus
sesuai dengan ketentuan hukum internasional.
6. Sumber hukum internasional
Mochtar Kusumaatmadja, membedakan sumber hukum internasional dalam arti material dan dalam arti
formal. Dalam arti material, sumber hukum internasional adalah sumber hukum yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu negara. Sedangkan dalam arti formal sumber hukum internasional adalah sumber
dari mana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional. Sedangkan,
sumber-sumber hukum internasional sesuai dengan Piagam Mahkamah Internasional Pasal 38, adalah
sebagai berikut :
a. Perjanjian Internasional (traktat), adalah perjanjian yang diadakan antaranggota masyarakat bangsabangsa dan mengakibatkan hukum baru.
b. Kebiasaan Internasional yang diterima sebagai hukum, jadi tidak semua kebiasaan internasional
menjadi sumber hukum. Syaratnya adalah kebiasann itu harus bersifat umum dan diterima sebagi hukum.
c. Asas-asas hukum umum yang diakui oleh bangsa beradab, adalah asas hukum yang mendasari system

hukum modern. Sistem hukum modern, adalah system hukum positif yang didasarkan pada lembagaa
hokum barat yang berdasarkan sebagaian besar pada asas hukum Romawi.

d. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran para ahli hukum Internasional,adalah sumber hukum tambahan
(subsider), artinya dapat dipakai untuk membuktikan adanya kaidah hukum internasional mengenai suatu
persoalan yang didasarkan pada sumber hukum primer atau utama yaitu Perjanjian internasional,
kebiasaan internasional, dan asas hukum umum. Yang disebut denga keputusan hakim, adalah keputusan
pengadilan dalam arti luas yang meliputi segala macam peradilan internasional dan nasional, termasuk
mahkamah arbitrase. Ajaran para ahli hukum internasional itu tidak bersifat mengikat, artinya tidak dapat
menimbulkan suatu kaidah hukum.
e. Pendapat ahli terkemuka
7. Subjek hukum internasional
Subjek hukum internasional Adalah pihak-pihak yang membawa hak dan kewajiban hukum dalam
pergaulan internasional. Adapun subjek-subjek hukum internasional tersebut adalah:
a. Negara
Negara sudah diakui sebagi subyek hukum internasional sejak adanya hukum international, bahkan
hokum international itu disebut sebagai hukum antarnegara.
b. Tahta Suci
Tahta Suci (Vatikan) Roma Italia, Paus bukan saja kepoala gereja tetapi memiliki kekuasaan duniawi,
Tahta Suci menjadi subyek hukum Internasional dalam arti penuh karena itu satusnya setara dengan

Negara dan memiliki perwakilan diplomatic diberbagai Negara termasuk di Indonesia.
c. Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional, berkedudukan di jenewa dan menjadi subyek hukum internasional dalam arti
terbatas, karena misi kemanusiaan yang diembannya.
d. Organisasi Internasional
Organisasi Internasional, PBB, ILO memiliki hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensikonvensi internasional, sehingga menjadi subyek hukum internasional.
e. Orang Perseorangan
Orang persorangan (Individu), dapat menjadi subyek internasional dalam arti terbatas, sebab telah diatur
dalam perdamaian Persailes 1919 yang memungkinkan orang perseorangan dapat mengajukan perkara ke
hadapat Mahkamah Arbitrase Internasional.
f. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
Pemberontak dan pihak yang bersengketa, dalam keadaan tertentu pemberontak dapat memperoleh
kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa dan mendapat pengakuan sedbagai gerakan
pembebasan dalam memuntut hak kemerdekaannya. Contoh PLO (Palestine Liberalism Organization)
atau Gerakan Pembebasan Palestina.
8. Hubungan Hukum Internasional dengan Hukum Nasional
Terdapat 2 (dua) aliran yang memberikan gambaran bagaimana keterkaitan antara hukum internasional
dengan hukum nasiona, yaitu :
a. Aliran Monoisme
Dipelopori oleh tokoh Hanz Kelsen dan Georges Scelle, aliran ini menyatakan bahwa antara hukum

internasional dan hukum nasional merupakan satu kesatuan, karena walaupun kedua sistem hukum itu
mempunyai istilah yang berbeda, tetapi subjek hukumnya tetap sama, yaitu individu-individu yang
terdapat dalam suatu negara. Selain itu kedua-duanya sama-sama mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat.
b. Aliran Dualisme
Dipelopori oleh Triepel dan Anzilotti yang beranggapan bahwa hukum internasional (HI) dan hukum
nasional (HN) merupakan dua sistem terpisah yg berbeda, karena :
1.) Perbedaan Sumber Hukum, HN bersumber pada hukum kebiasaan dan tertulis suatu negara,
sedangkan HI berdasarkan pada hukum kebiasaan dan kehendak bersama negara-negara dlm masyarakat
internasional.

2.) Perbedaan Mengenai Subjek, subjek HN adalah individu-individu yg terdapat dlm suatu negara,
sedang-kan subjek HI adalah negara-negara internasional
3.) Perbedaan Mengenai Kekuatan Hukum, HN mempunyai kekuatan mengikat yang penuh dan
sempurna jika dibandingkan dengan HI yang lebih banyak bersifat mengatur hubungan negara-negara
secara horizontal.
9. Proses Ratifikasi Hukum Internasional menjadi Hukum Nasional
Dalam UU No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, bahwa dalam pembuatan perjanjian
internasional harus didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan, saling menguntungkan dan
memperhatikan hukum nasional atau hukum internasional yang berlaku. Ratifukasi harus didahului
dengan konsultasi dan koordinasi dengan menteri luar negeri, dan posisi pemerintah harus dituangkan
dalam suatu pedoman delegasi . Pengesahan perjanjian internasional merupakan tahap penting dalam
proses pembuatan perjanjian internasional, karena suatu negara telah menyatakan diri untuk terikat secara
definitif.Pengesahan perjanjian internasional, dapat dibedakan antara pengesahan dengan undangundang
dan pengesahan dengan keputusan presiden. Pengesahan dengan undang-undang dilaksanakan apabila
berkenaan dengan :
a. Masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara;
b. Perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah;
c. Kedaulatan negara;
d. Hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
e. Pembentukkan kaidah hukum baru;
f.Pinjaman atau hibah luar negeri.
Pengesahan perjanjian internasional dengan undang-undang dilakukan berdasarkan materi perjanjian dan
bukan berdasarkan bentuk atau nama perjanjian. Sedangkan jenis-jenis perjanjian yang pengesahannya
melalui keputusan presiden pada umumnya memiliki materi yang bersifat prosedural dan memerlukan
penerapan dalam waktu singkat tanpa mempengaruhi peraturan perundang-undangan nasional, di
antaranya adalah perjanjian induk yang menyangkut kerjasama di bidang Iptek, ekonomi dan teknik,
perdagangan, kebudayaan, pelayaran niaga, kerjasama penghindaran pajak berganda, dll
Suatu perjanjian internasional dapat berakhir bila :
a. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yg ditetapkan dalam perjanjian;
b. Tujuan perjanjian tersebut telah dicapai;
c. Terdapat perubahan dasar yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian;
d. Salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan dalam perjanjian;
e. Dibuat suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama;
f.Munculnya norma-norma baru dalam hukum internasional;
g. Hilangnya objek perjanjian
h. Terdapat hal-hal yg merugikan kepentingan nasional.
B. Peradilan internasional
1. Mahkamah internasional
Mahkamah internasional adalah lembaga kehakiman PBB berkedudukan di Den Haag, Belanda. Didirikan
pada tahun 1945 berdasarkan piagam PBB, berfungsi sejak tahun 1946 sebagai pengganti dari Mahkamah
Internasional Permanen. Mahkamah Internasional terdiri dari 15 hakim, dua merangkap ketua dan wakil
ketua, masa jabatan 9 tahun. Anggotanya direkrut dari warga Negara anggota yang dinilai cakap di bidang
hokum internasional. Lima berasal dari Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti Cina, Rusia,
Amerika serikat, Inggris dan Prancis. Fungsi Mahkamah Internasional adalah menyelesaikan kasus-kasus
persengketaan internasional yang subyeknya adalah Negara. Ada 3 kategori Negara, yaitu :
a. Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke Mahkamah Internasional.

b. Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja Mahkamah intyernasional. Dan yang bukan
wilayah kerja Mahkamah Internasional boleh mengajukan kasusnya ke Mahkamah internasional dengan
syarat yang ditentukan dewan keamanan PBB.
c. Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional, harus membuat deklarasi untuk tunduk
pada ketentuan Mahjkamah internasional dan Piagam PBB. Yuridikasi Mahkamah Internasional adalah
kewenangan yang dimilki oleh Mahkamah Internasional yang bersumber pada hukum internasional untuk
meentukan dan menegakkan sebuah aturan hukum. Kewenangan atau Yuridiksi ini meliputi:
· a. Memutuskan perkara-perkara pertikaian (Contentious Case).
· b. Memberikan opini-opini yang bersifat nasehat (Advisory Opinion). Yuridikasi menjadi dasar
Mahkamah internasional dalam menyelesaikan sengketa Internasional. Beberapa kemungkinan Cara
penerimaan Yuridikasi sbb :
a. Perjanjian khusus, dalam hal ini para pihak yang bersengketa perjanjian khusus yang berisi subyek
sengketa dan pihak yang bersengketa. Contoh kasus Indonesia degan Malaysia mengenai Pulau Sipadan
dan Pulau Ligitan.
b.Penundukan diri dalam perjanjian internasional, Para pihak yang sengketa menundukkan diri pada
perjanjian internasional diantara mereka, bila terjadi sengketa diantara para peserta perjanjian.
· c. Pernyataan penundukan diri Negara peserta statute Mahkamah internasional, mereka tunduk pada
Mahkamah internasional, tanpa perlu membuat perjanjian khusus.
· d. Keputusan Mahkamah internasional Mengenai yuriduksinya, bila terjadi sengketa mengenai
yuridikasi Mahkamah Internasional maka sengketa tersebut diselesaikan dengan keputusan Mahkamah
Internasional sendiri.
e. Penafsiran Putusan, dilakukan jika dimainta oleh salah satu atau pihak yang bersengketa. Penapsiran
dilakukan dalam bentuk perjanjian pihak bersengketa.
f. Perbaikan putusan, adanya permintaan dari pihak yang bersengketa karena adanya fakta baru (novum)
yang belum duiketahui oleh Mahkamah Internasional.
2. Mahkamah Pidana Internasional
Mahkamah pidana intenasional bertujuan untuk mewujudkan supremasi hukum internasional dan
memastikan pelaku kejahatan internasional. Terdiri dari 18 hakim dengan masa jabatan 9 tahun dan ahli
dibidang hukum pidana internasional. Yuridiksi atau kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah Pidana
Internasional adalah memutus perkara terhadap pelaku kejahatan berat oleh warga Negara dari Negara
yang telah meratifikasi Statuta Mahkamah. 4 Jenis Kejahatan yang ditangani oleh mahkamah pidana
internasional sesuai Pasal 5-8 Statuta Mahkamah adalah:
a. Kejahatan Genosida
b. Kejahatan terhadap kemanusiaan
c. Kejahatan perang
d. Kejahatan agresi
3. Panel Khusus dan Spesial Pidana internasional
Panel khusus dan spesial perdana internasional adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang
mengadili para tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen atau sementara (ad
hoc) dalam arti setelah selesai mengadili maka peradilan ini dibubarkan. Yuridiksi atau kewenangan darai
Panel khusus dan special pidana internasional ini, adalah menyangkut tindak kejahatan perang dan
genosida (pembersihan etnis) tanpa melihat apakah Negara dari si pelaku itu telah meratifikasi atau belum
terhadap statute panel khusus dan special pidana internasional ini. Contoh Special Court for East Timor
dan Indonesia membentuk Peradilan HAM dengan UU No. 26 tahun 2000.
C.Sengketa Internasional
Sengketa internasional (International despute), adalah perselisihan yang terjadi antara Negara dengan
Negara, Negara dengan individu-individu, atau Negara dengan lembaga internasional yang menjadi
subyek hokum internasional.

1. Sebab-sebab terjadinya Sengketa Internasional
a. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam mperjanjiann internasional.
b. Perbedaan penafsiran mengenai isi perjanjian internasional
c. Perebutan sumber-sumber ekonomi
d. Perebutan pengaruh ekonomi, politik, atau keamanan regional dan internasional.
e. Adanya intervensi terhadap kedayulatan Negara lain.
f. Penghinaan terhadap harga diri bangsa.
2. Cara Penyelesaian Sengketa Internasional
Ada dua cara penyelesaian segketa internasional, yaitu secara damai dan paksa, kekerasan atau perang.
a. Secara Damai
Penyelesaian secara damai, meliputi :
1.) Arbitrase
Arbitrase yaitu penyelesaian sengketa internasional dengan cara menyerahkannya kepada orang
tertentu atau Arbitrator, yang dipilih secara bebas oleh mereka yang bersengketa, namun keputusannya
harus sesuai dengan kepatutan dan keadilan ( ex aequo et bono). Prosedur penyelesaiannya, adalah :
a.) Masing-masing Negara yang bersengketa menunjuk dua arbitrator, satu boleh berasal dari warga
negaranya sendiri.
b.) Para arbitrator tersebut memilih seorang wasit sebagai ketua dari pengadilan Arbitrase tersebut.
c.) Putusan melalui suara terbanyak.
2.)Yudisial
Yuridisial adalah penyelesaian sengketa internasional melalui suatu pengadilan internasional dengan
memberlakukan kaidah-kaidah hukum.
3.)Negosiasi
Negosiasi tidak seformal arbitrase dan Yudisial. Pada negosiasi terlebih dahulu dilakukan konsultasi
dan komunikasi agar negosiasi dapat berjalan semestinya.
4.) Jasa-jasa baik atau mediasi
Mediasi yaitu cara penyelesaian sengketa internasional dimana Negara mediator bersahabat dengan
para pihak yang bersengketa, dan membantu penyelesaian sengketanya secara damai. Contoh Dewan
Keamanan PBB dalam penyelesaian konplik Indonesia Belanda tahu 1947. Dalam penyelesaina dengan
Jasa baik pihak ketiga menawarkan penyelesaian, tapi dalam Penyelesaian secara Mediasi, pihak
mediator berperan lebih aktif dan mengarahkan pihak yang bersengketa agar penyelesaian dapat tercapai.
5.) Konsiliasi
Konsiliasi dalam arti luas adalah penyelesaian sengketa denga bantuan Negara-negara lain atau
badan-badan penyelidik dan komite-komite penasehat yang tidak berpihak. Konsiliasi dalam arti sempit,
adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui komisi atau komite dengan membuat laporan
atau ussul penyelesaian kepada pihak sengketa dan tidak mengikat.
6.) Penyelidikan
Penyelidikan biasanya dipakai dalam perselisioshan batas wilayah suatu negara dengan
menggunakan fakta-fakta untuk memperlancar perundingan.
7.) Penyelesian PBB
PBB didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 sebagai pengganti dari LBB (liga Bangsa-Bangsa),
tujuan PBB adalah menyelesaikan sengketa internasional secara damai dan menghindari ancaman
perang.
b. Secara paksa, kekerasan atau perang
Perang dan tindakan bersenjata non perang, bertujuan untuk menaklukkan Negara lawan dan
membebankan syarat penyelesaian kepada Negara lawan. Unsur-unsurnya adalah :
1.) Retorsi
Retorsi adalah pembalasan dendam oleh suatu Negara terhadap tindakan – tindakan tidak pantas

yang dilakukan Negara lain. Contoh menurunkan status hubungan diplomatic, atau penarika diri dari
kesepakatan-kresepakatan fiscal dan bea masuk.
2.) Tindakan-tindakan pembalasan
Adalah cara penyelesaian sengketa internasional yang digunakan suatu Negara untuk
mengupayakan memperoleh ganti rugi dari Negara lain. Adanya pemaksaan terhadap suatu Negara.
3.) Blokade secara damai
Adalah tindakan yang dilakukan pada waktu damai, tapi merupakan suartu pembalasan. Misalnya
permintaan ganti rugi atas pelabuhan yang di blockade oleh Negara lain.
4.) Intervensi (campur tangan)
Adalah campur tangan terhadap kemerdekaan politik tertentu secara sah dan tidak melanggar
hukum internasional. Contohnya :
a.) Intervensi kolektif sesuai dengan piagam PBB.
b.) Intervesi untuk melindungi hak-hak dan kepentingan warga negaranya.
c.) Pertahanan diri.
d.)Negara yang menjadi obyek intervensi dipersalahkan melakukan pelanggaran berat terhadap hukum
internasional.
3. Penyelesaian melalui Mahkamah internasional
Ada dua mekanisme penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah internasional, yaitu
mekanisme normal dan khusus.
· a. Mekanisme Normal
Terdiri dari
1.) Penyerahan perjanjian khusus yang berisi dentitas para pihak dan pokok persoalan sengketa.
2.)Pembelaan tertulis, berisi fakta, hukum yang relevan, tambahan fakta baru, penilakan atas fakta yang
disebutkan dan berisi dokumen pendukung.
3.)Presentasi pembelaan bersifat terbuka dan umum atautertutup tergantung pihak sengketa.
4.)Keputusan bersifat menyetujui dan penolakan.
Kasus internasional dianggap selesai apa bila :
1.) Para pihak mencapai kesepakatan
2.) Para pihak menarik diri dari prose persidangan Mahkamah internasional.
3.) Mahkamah internasional telah memutus kasus tersebut berdasarkan pertimbangan dan telah dilakukan
sesuai proses hukum internasional yang berlaku.
b. Mekanisme Khusus
1.)Keberatan awal karena ada keberatan dari pihak sengketa Karen mahkamah intrnasional dianggap tidak
memiliki yusidiksi atau kewenangan atas kasus tersebut.
2.)Ketidak hadiran salah satu pihak yang bersengketa, biasanya dilakukan oleh Negara tergugat atau
respondent karena menolak yuridiksi Mahkamah Internasional.
3.)Keputusan sela, untuk memberikan perlindungan terhadap subyek persidangan, supaya pihak sengketa
tidak melakukan hal-hal yang mengancah efektivitas persidangan Mahkamah internasional.
4.)Beracara bersama, beberapa pihak disatukan untuk mengadakan sidang bersama karena materi sama
terhadap lawan yang sama.
5.)Intervensi, mahkamah internasional memberikan hak kepada Negara lain yang tidak terlibat dalam
sengketa untuk melakukan intervensi atas sengketa yangsedang disidangkan bahwa dengan keputusan
Mahkamah internasional ada kemungkinan Negara tersebut dirugikan.
4. Contoh Keputusan/kasus Mahkamah Internasioanal
· a. Amerika serikat di Filipina : tahun 1906 tentara AS melakukan pembunuhan warga Filipina,
membunuh dan membakar 600 rakyat desa itu. Para pelakunya telah di sidang di pengadilan militer amun
banyak yang dibebaskan.

· b. Amerika serikat di Cina : pada tahun 1968 terjadi pristiwa My lai Massacre. Kompi Amerika
menyapu warga desa denga senjata otomatis dan menewaskan 500 orang. Pra pelakunya telah disidang
dan dihukum.
c. Amerika serikat di Jepang : pada tahun 1945 lebih dari 40.000 rakyat Jepang meninggal akibat Bom
Atom.
d. Pembersihan etnis yahudi oleh Nazi Di jerman atas pimpinan Adolf Hitler, Mahkamah Internasional
telah mengadili dan menhukum pelaku.
e. Jepang banyak membunuh rakyat Indonesia dengan Kerja paksa dan 10.000 rakyat Indonesia hilang.
Pengadilan internasional telah dijalankan dan menghukum para penjahatnya.
f. Serbia di Bosnia dan Kroasia: anatar 1992-1995 pembersihan etnis kroasia dan Bosnia oleh Kroasia
danmembunuh sekitar 700.000 warga Bosnia dan Kroasia. Para penjahat perangnya sampai sekarang
masih menjalani proses persidangan di Den Haag,Belanda.
g. Pemerintah Rwanda terhadap etniks Hutu : Selama tiga bulan di tahu 1994 antara 500 samapai 1 juta
orang etnis Hutu dan Tutsi telah dibunuh ioleh pemerintah Rwanda. PBB menggelar pengadilan kejahatan
perang di Arusha Tanzania dan hanya menyeret 29 penjahat perangnya.
h. Indonesia dengan Malaysia terhadap kasus Pulau sipadan dan Ligitan, dan Mahkamah internasional
memenangkan pihak Malaysia pada ahun 2003. Malaysia adalah pemilik ke dua pulau tersebut. Indonesia
menghormatikeputusan tersebut.
i. Kasus Timor TImur diselesaikan secara Intrnasional dengan referendum. Dan sejak tahun 1999 TimorTimur berdiri sebagai sebuah Negara bernama Republik Tomor Lorosae .

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, hubungan internasional merupakan aturan-aturan yang telah di ciptakan bersama negara-negara
anggota yang melintasi batas-batas negara. Peradilan Internasional dilaksanakan oleh Mahkamah
Internasional yang merupakan salah satu organ perlengkapan PBB. Sumber Hukum Internasional adalah
sumber-sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah
hubungan internasional. Sumber hukum internasional dibedakan menjadi sumber hukum dalam arti
materil dan formal. Dalam arti materil, adalah sumber hukum internasional yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu negara. Sedangkan sumber hokum formal, adalah sumber dari mana untuk
mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem hukum dan peradilan internasional itu sangat
diperlukan oleh suatu negara untuk tetap mempertahankan eksistensi dan kemakmuran suatu negara.
Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau hukum antarnegara. Hukum
bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam
hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara menunjukkan pada
kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau
negara. Adapun penggolongan Hukum Internasional secara singkat yaitu hukum Internasional Publik
dengan hokum perdata internasional.Subyek Hukum Internasional adalah pihak-pihak yang membawa
hak dan kewajiban hokum dalam pergaulan internasional. Menurut Starke, subyek internasional termasuk
Negara, tahta suci, Palang merah Internasional, Organisasi internasional, Orang perseorangan (individu),
Pemberontak dan pihak-pihak yang bersengketa.Sengketa internasional (International despute), adalah
perselisihan yang terjadi antara Negara dengan Negara, Negara dengan individu-individu, atau Negara
dengan lembaga internasional yang menjadi subyek hokum internasional.

Saran
Seharusnya kita sebagai warga negara yang baik dapat menghargai dan ikut mengerti tentang masalah
sengketa internasional dengan cara memenuhi dan mematuhi kewajiban perjanjian internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto. 2007. Pendidikan kewarganegaraan untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga
http://helpmeairant.wordpress.com/2011/08/19/sistem-hukum-dan-peradilan-internasional/
http://ulvaulve.blogspot.com/2010/12/paham-paham-yang-mempengaruhi-kesadaran.html
http://halil-materipkn.blogspot.com/2010/04/sistem-hukum-dan-peradilan.html
http://www.google.co.id/url