LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN (1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN MEDIA MS
Dosen Pengampuh : Ir Yenisbar, M.Si

OLEH
Nama : Giovani Chintara Diva
NPM : 153112500150023

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
OKTOBER 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media kultur yang baik seharusnya menyediakan unsur hara baik
makro maupun mikro, sumber vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat, zat
pengatur tumbuh, senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa, ekstrak buah

dll, bahan pemadat: agar-agar dan gelrite dan juga menyediakan arang aktif untuk
kasus tertentu untuk tanaman. Unsur hara makro dan mikro diberikan dalam bentuk
garam-garam anorganik. Pada umumnya biasa diberikan dalam komposisi tertentu
seperti komposisi media MS, WPM, B5, White, dan lain-lain tergantung dari jenis
tanaman yang akan dikulturkan. Vitamin yang banyak digunakan adalah vitamin
B12 (thiamin), Nicotinic Acid, vitamin B6 (pyridoxine), dan vitamin E atau C yang
digunakan sebagai antioksidan. Asam amino dipakai sebagai sumber N organik,
yang biasa digunakan adalah glycine, asparagin, glutanin, alanin, dan threonin.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) sangat penting dalam pembutan media kultur
jaringan. Zat pengatur tumbuh adalah suatu persenyawaan organik yang dalam
jumlah sedikit (1 mM) dapat merangsang, menghambat atau mengubah pola
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Dalam kultur jaringan ZPT penting:
sitokinin (Kinetin, BA, Zeatin, 2iP, Thidiazuron), auksin (IAA, NAA, IBA, 2.4-D,
2.4.5-T, Dicamba, Picloram). Kedua ZPT ini mempunyai fungsi masing-masing
yang berbeda, sitokinin mempengaruhi pembelahan sel serta pembentukan organ
seperti pucuk dan pembentukan embrio somatik. Auksin dipakai untuk menginduksi
pembentukkan sel dan akar. Kombinasi antara auksin dan sitokinin berfungsi untuk
menginduksi pertumbuhan kalus. Selain auksin dan sitokinin digunakan juga
giberelin(menginduksi pemanjangan tunas dan perkecambahan embrio, dan
menghambat pengakaran) dan retardan (untuk menghambat pertumbuhan tunas)

seperti pachlobutrazol. Selain ditambahkan oleh senyawa-senyawa tersebut, media
yang baik harus selalu berada dalam PH yang optimal yaitu 5,5-5,8. selain itu, harus
dibuat dalam tempat yang steril. Autoclave sering dipakai untuk sterilisasi dalam
pembuatan media kultur jaringan.

1.2 Tujuan
Melakukan pembuatan media MS media padat

BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada Jum’at 13 oktober 2017 pukul 08:00-selesai
.Di Laboratorium Kultur jaringan Fakultas Pertanian Universitas Nasional
Bambu kuning, Pasar minggu, Jakarta .
2.2 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Gelas ukur
2. Spatula
3. Kompor listrik
4. Timbangan analitik

5. Botol kultur steril
6. Gelas piala
7. Beaker glass
8. Autoklaf.
9. Pengaduk kaca
B. Bahan
1.

Agar-agar

2.

Gula pasir

3.

Larutan stok

4.


Aquades steril

5.

Alkohol 70 %

6.

Aluminium foil,plastik dan karet.

7.

Zpt

2.3 Cara Kerja
1. Disiapkan Alat dan bahan, kemudian tempat dan tangan disterilkan dengan
cara menyemprotkan alkohol.

2. Diukur masing-masing keperluan larutan stok untuk membuat 1 liter media,
yaitu :

 Stok A

: 50 ml

 Stok B

: 50 ml

 Stok C

: 50 ml

 Stok D

: 2,5 ml

 Stok E

: 2,5 ml


 Stok F

: 25 ml

 Stok G

: 2,5 ml

 Stok H

: 50 ml

3. Dimasukkan larutan stok kedalam beaker gelas 1000 ml
4. Ditambahkan aquadest steril sampai semuanya 1000 ml.
5. Ditambahkan ZPT BAP pada masing-masing perlakuan dengan taraf yang
telah ditentukan
6. Diukur pH larutan (pH diusahakan 5,8-6) dengan pH meter atau kertas
indicator pH. Apabila pH kurang dari 5,8 maka perlu ditambahkan beberapa
tetes KOH atau NaOH 1 N kemudian diaduk rata. Setelah itu pH diukur
kembali.

7. Dimasukkan agar sebanyak 8 gram ke dalam larutan stok dan larutan media
dimasak di atas kompor hingga mendidih.
8. Diangkat setelah mendidih dan dituang ke dalam botol kultur kira-kira 1/3
botol.
9. Ditutup mulut botol dengan alumuniumm foil dan plastik, diikat dengan
karet.
10. Dimasukkan media kedalam autoklaf dan dilakukan sterilisasi.Media yang
telah steril kemudian disimpan dalam ruangan yang telah disediakan.

BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Terlampir
3.2 Pembahasan
Media kultur jaringan yang baik, selain dapat menyediakan semua keperluan
tanaman juga harus steril dari kontaminasi. Hal ini bertujuan agar dapat diperoleh
tanaman yang steril dari berbagai mikroorganisme penggangu. Media MS (Murashige
And Skoog) merupakan jenis media yang digunakan untuk perbanyakan tanaman.
Setiap jenis tanaman yang ditanam atau dibiakkan dengan menggunakan jenis media
MS (Murashige And Skoog) mempunyai komposisi yang sedikit berbeda yaitu pada

penggunaan bahan hormon tumbuh. Komposisi media yang digunakan tergantung
dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri
dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan juga bervariasi,
baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang
dilakukan. Zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media MS adalah BAP. Hormon
ini mempengaruhi pertumbuhan akar, tunas, dan kalus berdasarkan keseimbangan
konsentrasi ZPT tersebut yang terkandung dalam media. Pada konsentrasi yang tepat
akan menghasilkan kalus.
Tanaman dalam kultur bersifat heterotrof, yaitu tidak dapat mensintesis suatu
senyawa untuk memenuhi kebutuhan karbonnya sendiri. Salah satu komposisi dalam
media adalah vitamin. Vitamin yang banyak digunakan adalah thiamin, piridoxin, dan
asam nikotinat. sedangkan suplemen organik yang biasa digunakan adalah asam amino,
peptone, ekstrak malt, dan ekstrak khamir. Zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam
media tergantung kebutuhan kultur. Hal-hal lain yang penting dalam media adalah
komposisi agar, pengaturan pH, dan air (Yuwono 2008). Dalam membuat media kultur
dari komposisi larutan baku MS dilakukan dengan hanya melarutkan dalam sejumlah
tertentu aquades yang kualitasnya memenuhi persyaratan, lalu pH-nya diatur,
dimasukkan dalam botol-botol kultur, kemudian disterilkan. (Wetherell 1982). pH
diatur dari kisaran 5,8 sampai 6 dengan 1N KOH atau 1N HCl. Pengaturan pH ini


bertujuan agar menyediakan PH yang cocok untuk pertumbuhan eksplan.Kalau pH
kurang dari 5 atau lebih dari 7 akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan
eksplan. Hal ini terkait dengan pengaruhnya pada ketersediaan unsur hara yang terlarut.
Hasil media yang telah dituang ke dalam tabung atau botol kultur selanjutnya
disterilkan dengan menggunakan autoklaf, hal ini bertujuan untuk bekerja secara aseptik
dan media tidak terkontaminasi selama proses pembuatannya. Sterilisasi sendiri dapat
dilakukan dengan beberapa cara yang umum digunakan adalah dengan autoklaf,
pemanasan kering dalam oven, penyaringan, dan sterilisasi dengan bahan kimia.
Pemilihan cara sterilisasi dipertimbangkan dari sifat bahan yang akan disetrilisasi.
Media MS yang telah dibuat diperoleh dalam keadaan steril artinya tidak
terkontaminasi, dan digunakan dalam inisiasi .
Dalam praktikum tentang pembuatan media MS, sampai saat ini belum terjadi
kontaminasi.

BAB IV
KESIMPULAN
Media MS (Murashige And Skoog) merupakan jenis media yang digunakan
untuk perbanyakan tanaman. Setiap jenis tanaman yang ditanam atau dibiakkan dengan
menggunakan jenis media MS (Murashige And Skoog) mempunyai komposisi yang

sedikit berbeda yaitu pada penggunaan bahan hormon tumbuh. Komposisi media yang
digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang
digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu,
diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh
yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan
tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam
media MS adalah BAP. Hormon ini mempengaruhi pertumbuhan akar, tunas, dan kalus.
pH diatur dari kisaran 5,8 sampai 6 dengan 1N KOH/NaOH atau 1N HCl. Pengaturan
pH ini bertujuan agar menyediakan PH yang cocok untuk pertumbuhan eksplan.Kalau
pH kurang dari 5 atau lebih dari 7 akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan
eksplan. Hal ini terkait dengan pengaruhnya pada ketersediaan unsur hara yang terlarut.

DAFTAR PUSTAKA
Yenisbar,Laila Kamaliah. 2017. Penuntun Praktikum Bioteknologi Pertanian. Fakultas
Pertanian Universitas Nasional. Jakarta
Anggia,Citra. 2016. Media MS murashige.
http://citraheldaanggia.blogspot.co.id/2016/11/laporan-pembuatan-media-msmurashige.html. Diakses pada 15 oktober 2017
Affica,Ristia. 2014. Media MS. https://www.academia.edu/9355032/Media_MS.
Diakses pada 15 oktober 2017
A,Misti. 2007. Media Kultur Jaringan Tanaman. 2007.

https://www.academia.edu/9717329/PEMBUATAN_MEDIA_KULTUR_JARI
NGAN_TANAMAN_Oleh. Diakses pada 15 oktober 2017
Tilaar,W.Saartje. 2007. PERBANYAKAN INVITRO PISANG BARANGAN (Musa
paradisiaca Var. Sapientum L.) PADA MEDIA MURASHIGE DAN SKOOG
DENGAN PENAMBAHAN BENZYLAMINOPURIN. Eugenia 13 (2) :127-131
Wahdi,afri. 2015. Pembuatan Media Kultur Jaringan
https://www.academia.edu/19678077/LAPORAN_PEMBUATAN_MEDIA_KU
LTUR_JARINGAN_TANAMAN. Diakses pada 15 oktober 2017

LAMPIRAN
Gambar.1 Pembuatan Media MS dengan menambahkan ZPT BAP sesuai konsentrasi
yang telah ditentukan.

Gambar.2 Pengukuran pH dan penuangan media ke dalam botol kultur

Gambar.3 Media MS yang siap di gunakan

JURNAL