ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN UNTUK MEREDU

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN UNTUK MEREDUKSI DOSIS
PAPARAN BISING DI PT. XYZ
A. Kebisingan Yang Terjadi di PT. XYZ
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki oleh telinga. Bunyi secara
berkelanjutan atau impulsif dapat mengakibatkan kerusakan pada telinga.
Kerusakan telinga biasanya terjadi pada gendang telinga atau ossicles. Awalnya
akan terjadi kehilangan pendengaran terhadap frekuensi tinggi, namun perlahan
pada frekuensi yang semakin menurun sampai kepada frekuensi rendah (Gabriel
Salvendy,1997).
Penurunan tingkat kebisingan sudah dilakukan oleh Yaya Adi Yusa, dkk,
tahun 2010 di CV Linda Makmur yang bergerak di bidang penggilingan limbah
kain. Tingkat kebisingan direduksi dengan menggunakan enclosure dengan bahan
polycarbonate setebal 5 inchi. Hasil perancangan ternyata mampu mengurangi
tingkat kebisingan sebesar 22,38 dBA sehingga tingkat kebisingan sesuai dengan
standar yang ditetapkan pemerintah.
Permasalahan kebisingan terjadi pada salah satu area produksi di PT. XYZ
yang bergerak pada bidang pembuatan anti nyamuk bakar. PT XYZ menggunakan
mesin- mesin yang berbeda dalam proses produksi. Setiap mesin menimbulkan
bunyi yang tidak dikehendaki.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di area produksi,
diperoleh bahwa tingkat kebisingan berkisar antara 82,1 dBA–100,0 dBA. Nilai

ini berada di atas nilai ambang batas (NAB) Kep-51/MEN/1999 dan SNI No. 169

7063-2004. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk memberikan
analisis tingkat kebisingan dan merancang perbaikan fasilitas kerja untuk
mereduksi paparan bising di PT. XYZ.
Maka

dari

itu

dilakukan

lah

metode

Penelitian

yaitu


dengan

menggambarkan sifat-sifat dari beberapa fenomena, pemilihan alat untuk
mengumpulkan data, prosedur-prosedur yang dilaksanakan serta kondisi di
lapangan. Hasil penelitian terapan diarahkan kepada pengambilan tindakan
pemecahan masalah nyata.
Titik pengukuran tingkat kebisingan adalah 15 titik. Posisi titik
pengukuran ditentukan berdasarkan posisi dari operator inspeksi di area produksi.
Pengukuran dilakukan pada operator shift I dan shift II. Waktu pengukuran tingkat
kebisingan dilakukan pada pukul 08.00 WIB dan 10.30 WIB untuk shift I. Waktu
pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada pukul 15.00 WIB, 17.30 WIB, dan
20.00 WIB untuk shift II. Dan Pengumpulan data secara observasi dilakukan
dengan pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap objek penelitian di
area produksi. Data yang diukur adalah tingkat kebisingan. Pengukuran dilakukan
ketika semua operator pada shift I dan shift II sedang bekerja.
Dan dari itu di dapatkan data tingkat kebisingannya, yaitu Data tingkat
kebisingan pada setiap titik dan waktu pengukuran selama lima hari lebih
representatif diwakili oleh tingkat kebisingan ekuivalen. Contoh perhitungan
sebagai berikut:

Pada titik 1, Pukul 08:00 WIB

10

- L(HARI 1) : 82,03dBA
- L(HARI 2) : 85,90 dBA
- L(HARI 3) : 83,90 dBA
dengan menggunakan formula:

f = fraksi waktu pengukuran (untuk 3 hari = 1/3)
Ln= Tingkat Kebisingan ke-n (n=1,2,3)
Maka, { }
=84,23 dBA
B. JENIS KEBISINGAN
Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas :
1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif
tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0,5 berturut-turut. Misalnya,
mesin, kipas angin, dapur pijar
2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga
relatif tetap, akan tetapi hanya ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja

( pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). misalnya gergaji serkuler, katup
gas.
3. Bising terputus-putus (intermitten). Bising disini tidak terjadi secara terus
menerus, melainkan ada periode relatif tenang. misalnya suara lalu lintas,
kebisingan dilapangan kapal terbang,
4. Bising implusif, bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi
40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya.
Misalnya tembakan, ledakan mercon, meriam.
11

5. Bising implusif berulang, sama dengan bising implusif hanya saja disini
terjadi secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.
Berdasarkan pengaruhnya Terhadap manusia, Bising dapat dibagi atas :
1) bising yang mengganggu (irritating nouse). intensitas tidak terlalu
keras, misalnya mendengkur.
2) bising yang menutupi (masking nouse), merupakan bunyi yang
menutupi pendengarang yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini
akan membahayakan kesehatan dan keselamatan, karena terikan atau
isyarat tanda bahay tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3) Bising yang merusak (damaging nouse) adalah bunyi yang

intensitasnya yang melampaui NAB. bunyi jelas ini akan merusak atau
menurunkan fungsi pendengaran.
Menurut definisi kebisingan, apabila suatu suara mengganggu orang yang
sedang membaca atau mendengarkan musik, maka suara itu adalah kebisingan
bagi orang itu meskipun orang-orang lain mungkin tidak terganggu oleh suara
tersebut. Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya dengan faktor-faktor
psikologis dan emosional, ada kasus-kasus di mana akibat-akibat serius seperti
kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara pada
tingkat tekanan suara berbobot A atau karena lamanya telinga terpasang terhadap
kebisingan tsb.
Jenis- jenis Kebisingan
Tipe Uraian Akibat-akibat badaniah Kehilangan pendengaran Perubahan
ambang batas sementara akibat kebisingan, Perubahan ambang batas permanen
akibat kebisingan.

12

Akibat-akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan
darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering Akibat-akibat psikologis Gangguan
emosiona Kejengkelan, kebingungan Gangguan gaya hidup Gangguan tidur atau

istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, membaca dsb. Gangguan pendengaran
Merintangi kemampuan mendengarkann TV, radio, percakapan, telpon dsb.
Bising menyebabkan berbagai gangguan terhadap manusia, seperti
gangguan fisiologis, psikologis, komunikasi, dan ketulian atau ada yang
menggolongkan gangguannya berupa gangguan audtory, misalnya gangguan
terhadap pendengaran dan gangguan non auditoryseperti komunikasi terganggu,
ancaman bahaya keselamatan, kelelahan dan stres.
Lebih rinci lagi maka dapatlah digambarkan dampak bising terhadap
manusia sebagai berikut :
1. Gangguan fisiologis
Gangguan yang langsung terjadi pada faal manusia dapat berupa peredaran
darah terganggu, otot-otot menjadi tegang, peningkatan nadi, dapat menyebabkan
pucat dan gangguam sensoris. Pemaparan dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan penyakit psikosomatik seperti gatritis, penyakit jantung koroner dan
lain- lain.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan secara tidak langsung dan sukar di ukur, hal ini tergantung
kepada (1) pribadi masing-masing seperti rasa tidak nyaman, jenuh, lelah, dan
marah. (2) lingkungan pribadi maupun umum. (3) sifat bising seperti menonton
tidak mengganggu, tidak bisa di ramalkan menggangu.


13

3. Gangguan Pendengaran
Pada gangguan Pendengaran dapat diartikan sebagai perubahan pada
tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan
normal , biasanya dalam hal memahami pembicaraan. secara kasar gradasi
gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan
parameter percakapan sehari-hari sebagai berikut :
o Gradasi Parameter
o Normal
o Sedang
o Menengah
o Berat
o Sangat
Tuli total Tidak mengalami kesulitan dalam percakapan (6 m)
kesulitan
kesulitan

dalam

dalam

percakapan
percakapan

kesulitan

dalam

berteriak

kesulitan

dalam

percakapan

sehari-hari
keras


mulai

sehari-hari

sehari-hari
sehari-hari

jarak

mulai

mulai
mulai

>

jarak

jarak
jarak


1,5
>

1,5

m
m

>

1,5

m

<

1,5

m


kehilangan kemampuan pendengaran.
PENGENDALIAN BISING
Pengendalian bising merupakan cara bagaimana dapat mencegah pengaruh
kebisingan terhadap kesehatan psikologis maupun fisiologis manusia. beberapa
pengendalian kebisingan diantaranya :
a. isolasi yaitu Menjauhkan diri dari sumber suara, dapat melindungi orang dari
epidemic bising.
b. Menggunakan alat safety yang ada.

14

c. Menggunakan alat peredam suara untuk mesin-mesin yang menghasilkan
suara yang besar.
d. membuat penghalang berupa tumbuhan( rumput, semak, pohon), dinding
(akustik, kayu, bata/batu)
e. memakai earplug ( sumbat telinga) yang akan mencegah ini akan mengurangi
kebisingan 10 – 30 dB.
f. gunakan ear muffs atau penutup telinga; ini akan mengurangi kebisingan 20 –
40 dB
g. Gunakan helm; ini akan mengurangi kebisingan 5 – 15 dB

Cara Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan tergantung dari penyebabnya. Karena itu
pertama kali yang harus dilakukan adalah pemeriksaan dengan tujuan untuk
mencari sumber penyebab. Bagi para pekerja industri dan juga pabrik untuk
menghindari terpapar bising sebaiknya pengelola perusahaan menyediakan
pencegahan alat atau mengurangi tingkat kebisingan. Sementara peran orang tua
dibutuhkan untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak terlalu sering pergi ke
pusat arena permainan. Dan selalu diingatkan apabila anak-anak memakai i-pod
dalam waktu yang lama (lebih dari 2 jam).

15