PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN. ppt

PENYAKIT TB PARU
PADA KEHAMILAN

Definisi
TBC merupakan penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
(Varney, Helen. 2003).

Etiologi
Infeksi ini disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis. Kuman tuberkulosis berbentuk batang
panjangnya 1 sampai 5 µm, tebal 0.3-0.6 µm. Sebagian besar
terdiri dari asam lemak (lipid), sehingga lebih tahan asam.
Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi
dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan
lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat bersifat
Dormant (tahan terhadap dingin dan kering, kemudian aktif
kembali) dan bersifat aerob.

Tanda dan Gejala
Pada stadium dini penyakit tuberkulosis biasanya

tidak tampak adanya tanda atau gejala yang khas.
Gejala-gejala yang perlu diwaspasai terkait dengan TB
adalah: penurunan berat badan, fatique, batuk produktif,
demam, dan night sweats (keringat pada malam hari).
Gejala ini dapat muncul secara bertahap.
Peningkatan keparahan dari TB sangat bergantung
pada: jumlah bakteri yang menginfeksi, kemampuan
bakteri dalam menginfeksi, serta sistem imun tubuh
pasien (Dipiro, et al., 2005).

Komplikasi pada penderita tuberkulosis
antara lain hemoptisis berat (perdarahan dari
saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan
kematian
karena
syok
hipovolemik
atau
tersumbatnya jalan napas, kolaps dari lobus akibat
retraksi bronchial, bronkiectasis dan fibrosis pada

paru, pneumotoraks spontan: kolaps spontan
karena kerusakan jaringan paru, penyebaran infeksi
ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal
dan sebagainya, insufisiensi Kardio Pulmoner
(Cardio Pulmonary Insufficiency)

Penatalaksanaan
Deteksi Dini
1) Subjektif
Ibu dengan infeksi Tuberkulosis latent mungkin tidak
menimbulkan gejala. Namun ibu dengan infeksi Tuberkulosis aktif
dapat mengeluh beberapa gejala (American Thoracic Society, 1990;
Miller& Miler Jr., 1996; Shannon, 1995; Stauffer, 1996).
2) Objektif
Pemeriksaan fisik untuk ibu dengan infeksi latent mungkin
tidak ditemukan gejala apapun. Atau akan ditemukan gejala satu atau
lebih tergantung luasnya infeksi dan daya tahan tubuh ibu (Miller &
Miller, Jr., 1996; Sekowitz et al., 1995)

• Laboratorium

Pemeriksaan BTA
• Tes tuberkulin intradermal
(Mantoux)
• Foto thorax

Penanganan
Penanganan Awal
•Terapi yang diberikan untuk perawatan wanita
hamil dengan TBC ditetapkan oleh dokter
•Wanita hamil dengan infeksi TBC aktif dianjurkan
untuk istirahat total dan menerima nutrisi dan
hidrasi yang adekuat

Penanganan TBC selama Persalinan
• Masker yang dipakai oleh pehadap penolong persalinan
kurang efektif dibandingkan jika masker dipakai oleh
pasien.
• Droplet nuklei tidak menentu tetapi berada di udara dalam
waktu yang cukup lama.
Ibu dengan TBC tanpa gejala dan dalam terapi

pengobatan yang tepat tidak memberikan risiko terhadap
petugas kesehatan. Namun, pada pasien yang tidak
mendapat terapi memerlukan perawatan yang serius.
Pada saat persalinan, jika terdapat pasien yang
mengalami batuk, petugas kesehatan harus segera
menyediakan masker atau tissue.

Tuberkulosis Neonatus
Tubekulosis selama kehamilan dapat menyebabkan
infeksi pada plasenta. Janin juga dapat terinfeksi, dan
walaupun jarang, tuberkulosis kongenital dapat mematikan.
Insiden kelainan ini mungkin meningkat karena adanya
infeksi HIV (Pillay dan Jeena, 1999). Pada separuh kasus,
infeksi ditularkan secara hematogen di hati atau paru
melalui vena umbilicalis. Pada separuh yang lain, bayi
terinfeksi akibat aspirasi sekresi yang terinfeksi saat
pelahiran.
Infeksi neonatus kecil kemungkinannya terjadi apabila ibu
dengan penyakit aktif telah mendapat terapi sebelum
melahirkan, atau apabila biakan sputumnya negatif.


Secara empiris, kehamilan dengan kelainan
ginjal kronis merupakan kehamilan dengan
resiko yang sangat tinggi. Karena
kehamilan sendiri bisa menyababkan
kelainan-kelainan pada ginjal seperti infeksi
saluran kemih, hipertensi dan lain
sebagainya.

Efek kehamilan terhadap fungsi ginjal. Bisa
terjadi penurunan fungsi ginjal. Secara umum
prognosa
tergantung
derajat
dengan
gangguan ginjal pada saat konsepsi, serta
adanya kelainan-kelainan penyerta, seperti
tekanan darah tinggi dan bocorya protein
(protenuria). Fungsi ginjal biasanya bertahan
dengan kondisi insufisiensi yang moderat.

Insufisiensi ringan jika kadar serum creatinine
2,5 mg%.

Kunjungan ANC harus lebih sering.
Beberapa penulis menganjurkan kontrol tiap
2 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu
dan seminggu sekali sesudahnya. Kontrol
tekanan darah pada setiap kunjungan.
Lakukan test urine terhadap adanya protein
serta lakukan skrinning akan adanya infeksi
saluran kencing. Erythropoietin dapat
diberikan jika penderita mengalami anemia
namun harus hati-hati karena bisa
memperburuk hipertensi.

Penanganan obstetri
Penyebab kematian dan kesakitan pada
pasien dengan kelainan ginjal adalah persalinan
kurang bulan. Masih ada perdebatan tentang
melahirkan bayi secara efektif lebih cepat pada

waktunya sekitar (34-36 minggu) pada pasien
dengan insufisiensi ginjal kronis atau yang
sedang menjalani dialysis terutama jika paru
janin sudah matang.

Kehamilan menginduksi perubahan fisiologis
yang luas pada sistem kardiovaskular., yang
menyebabkan gangguan pada jantung dan
sirkulasi yang patut dipertimbangkan. Hasil
adaptasi kardiorespirasi dapat ditoleransi
dengan baik pada wanita yang sehat. Namun
perubahan-perubahan ini dapat menjadi
ancaman pada wanita dengan penyakit
jantung.

Selama kehamilan volume plasma mulai meningkat sejak
dini mulai minggu keenam dan mendekati 150 % dari
status normal pada saat melahirkan. Kenaikan ini terjadi
secara cepat pada kehamilan dini sampai trimester kedua
dan menetap pada trimester ketiga sampai melahirkan.

Pertukaran kompleks dari sistem renin angiotensin
aldosteron, hormon reproduksi, prostaglandin, dan faktor
natriuretik atrium memberi peranan pada perubahan
volume ini. Bertambahnya volume darah ini meningkatkan
volume distribusi obat.

KEHAMILAN YANG MENGGAMBARKAN
PENYAKIT JANTUNG
Banyak gejala pada kehamilan yang dapat
menggambarkan penyakit jantung. Selama kehamilan terus
berlangsung, pembesaran uterus menekan diagfragma ke
atas sehingga menurunkan kapasitas vital dan total volume
paru, menyebabkan sulit bernafas. Udema pada
ekstremitas terjadi pada hampir semua wanita hamil,
sebagai akibat meningkatnya total sodium dan air dalam
tubuh dan kompresi vena kava inferior pada uterus yang
matang. Kompresi vena kava inferior menyebabkan
menurunnya venous return ke jantung dan menyebabkan
sakit kepala ringan dan sinkop.


MENYELIDIKI PASIEN DENGAN
PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN
Elektrokardiografi (EKG)
 Ekokardiografi
Radiografi dada
Magneting resonance imaging
Radioisotope scanning
Invasive investigations

PENATALAKSANAAN PASIEN HAMIL
DENGAN PENYAKIT JANTUNG
•Pertimbangan umum
Untuk meminimalkan resiko maternal dan fetal pada
wanita hamil dengan penyakit jantung yang terjadi
bersamaan membutuhkan usaha bersama dari para spesialis
yang berpengalaman dengan penatalaksanaan mereka. Tim
ini hendaknya melibatkan dokter ahli kandungan, ahli jantung,
ahli anestesi dan jika perlu, ahli bedah jantung.
Klinik yang berisi berbagai ahli lebih dipilih dan
kunjungan sebelum kehamilan akan memerlukan konseling

yang sesuai berkenaan dengan potensi resiko meternal dan
fetal pada kehamilan. Pengaturan ini akan memberi dugaan
yang akurat dari keparahan dan perjalanan lesi jantung pada
wanita tsb dan cadangan kardiovaskularnya.

Pemeriksaan ultrasound dini merupakan hal
yang penting untuk mengkonfirmasi usia gestasi. Scan
Ultrasound resolusi tinggi dengan echocardiography
janin dilakukan pada usia gestasi 18- 22 minggu untuk
menyingkirkan kelainan srtuktural, terutama kelainan
jantung janin pada wanita dengan penyakit jantung
kongenital seperti VSD (ventricular septal defect) , atrial
septal defect , dan PDA.
Penilaian perkembangan janin dengan scan
ultrasound secara serial adalah penting pada wanita
dengan penyakit jantung berat dan lesi jantung
kongenital sianosis. Jika pertumbuhan intrauterine yang
terhambat terlihat, keadaan janin sebaiknya dinilai
dengan Doppler velocimetry dan biophysical profile .


PENYAKIT DIABETES
MELITUS PADA
KEHAMILAN

DEFINISI
Diabetes Melitus pada kehamilan atau
sering disebut Diabetes Melitus
Gestasional, merupakan penyakit diabetes
yang terjadi pada ibu ibu yang sedang
hamil

Gejala utama dari kelainan ini pada
prinsipnya sama dengan gejala utama
pada penyakit diabetes yang lain
yaitu sering buang air kecil (polyuri),
selalu merasa haus (polydipsi), dan
sering merasa lapar (polyfagi). Cuma
yang membedakan adalah keadaan
pasien saat ini sedang hamil

Pada kehamilan normal terjadi banyak perubahan pada
pertumbuhan dan perkembangan fetus secara optimal.
Pada kehamilan normal kadar glukosa darah ibu lebih
rendah secara bermakna. Hal ini disebabkan oleh:
1. pengambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2. produksi glukosa dari hati menurun
3. produksi alanin (salah satu precursor
glukoneogenesis) menurun
4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. efek-efek hormone gestasional (kortisol, human
plasental lactogen, estrogen, dll)
6. perubahan metabolisme lemak dan asam amino.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
diabetes mellitus gestasional adalah:
• riwayat keluarga menderita diabetes
mellitus
• wanita berumur lebih dari 35 tahun
• wanita obesitas
• ada riwayat pernah melahirkan anak yang
berukuran besar, lahir mati, atau bayi yang
dilahirkan cacat
• ada riwayat infeksi saluran kemih selama
hamil.

Komplikasi yang dapat terjadi pada
diabetes mellitus gestasional
adalah :
Komplikasi maternal
Komplikasi fetal
Komplikasi neonatal
Komplikasi anak

PENYAKIT ASMA
PADA KEHAMILAN

DEFINISI
Asma adalah radang kronis pada jalan nafas
yang berkaitan dengan obstruksi reversible dari spasme,
edema, dan produksi mucus dan respon yang
berlebihan terhadap stimuli. (Varney, Helen. 2003)
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri
meningkatnya respon trakea dan bronkhus terhadap
berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya
penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat
berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil
pengobatan (Soeparman, 1990).

Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas
disebabkan oleh semacam reaksi alergi. Alergi adalah
reaksi tubuh normal terhadap allergen, yakni zat-zat yang
tidak berbahaya bagi kebanyakan orang yang peka. Alergen
menyebabkan alergi pada orang-orang yang peka.
Allergen menyebabkan otot saluran nafas menjadi
mengkerut dan selaput lendir menjadi menebal. Selain
produksi lendir yang meningkat, dinding saluran nafas juga
menjadi membengkok. Saluran nafas pun menyempit,
sehingga nafas terasa sesak.

Berdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu :
 Asthma intrinsik
Asma intrinsik ( non atopi ) ditandai dengan
mekanisme non alergik yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik seperti : Udara dingin, zat kimia,yang
bersifat sebagai iritan seperti : ozon, eter, nitrogen
Asthma ektrinsik.
Asma ektrinsik (atopi) ditandai dengan reaksi alergik
terhadap pencetus-pencetus spesifik yang dapat
diidentifikasi seperti : tepung sari jamur, debu, bulu
binatang, susu telor ikan obat-obatan serta bahan-bahan
alergen yang lain.

Klasifikasi Asma Berdasarkan Etiologi
1. Asma Bronkiale Tipe Atopik (Ekstrinsik)
2. Asma Bronkiale Tipe Non Atopik (Intrinsik)
3. Asma Bronkiale Campuran (Mixed)

Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma
bronkiale atau sering disebut sebagai faktor pencetus
adalah :
Alergen
Infeksi saluran nafas
Stress
Olah raga / kegiatan jasmani yang berat
Obat-obatan
Polusi udara

Tanda dan Gejala
a.Nafas pendek
b.Nafas terasa sesak dan yang paling khas pada
penderita asma adalah terdengar bunyi wising
yang timbul saat menghembuskan nafas.
c.Kadang-kadang batuk kering menjadi salah
satu penyebabnya
d.Pada kehamilan, biasanya serangan asma
akan timbul pasa usia kehamilan 24 minggu
sampai 36 minggu dan pada akhir kehamilan
seranga jarang terjadi.

Komplikasi
Pengaruh asma dalam kehamilan terhadap
ibuKomplikasi untuk ibu pada asma yang tidak
terkontrol adalah kemungkinan :
•Abortus
•Perdarahan vagina
•Persalinan premature
•Solusio plasenta 2,5%
•Korioamnionitis 10,4%

Terima
Kasih