SISTEM E PUBLIC SERVICE INFORMATION UNTU
SISTEM E-PUBLIC SERVICE INFORMATION UNTUK
MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG INOVATIF DEMI
BIROKRASI YANG ABDI NEGARA
LOMBA KARYA ILMIAH TAHUN 2015
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI
SULAWESI SELATAN
NURUL MUTMAINNAH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga karya ilmiah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam inovasi iptek untuk daya saing
bangsa
khususnya
dalam
inovasi
pelayanan
publik
untuk
mendukung daya saing daerah.
Harapan saya semoga karya ilmiah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Karya ilmiah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya
ilmiah ini.
i
SURAT PERNYATAAN PESERTA
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
NIM
Fakultas/Jurusan
PerguruanTinggi
No. Tlp./Hp
: Nurul Mutmainnah
: B11114342
: Hukum/Ilmu Hukum
: Universitas Hasanuddin
: 082349953344
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul “Sistem epublic service information untuk Mewujudkan Pelayanan Publik yang
Inovatif Demi Birokrasi yang Abdi Negara” adalah asli (orisinil)
merupakan hasil karya tulis saya dan bukan jiplakan. Karya tulis
tersebut belum pernah dipublikasikan kecuali dalam lomba karya
ilmiah
2015
yang
Pengembangan
diadakan
Daerah
oleh
Provinsi
Badan
Sulawesi
Penelitian
Selatan.
dan
Apabila
dikemudian hari terbukti sebaliknya, maka saya bersedia mendapa
sanksi dan didiskualifikasi dari kompetisi tersebut. Demikian surat ini
dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapaun.
Makassar, 7 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
Penulis
Nurul Mutmainnah
NIM. B111 14 342
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
SURAT PERNYATAAN PESERTA……………………………………………ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
ABSTRAK……………………………………………………………………...…iv
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………1
1.1.
Latar Belakang .........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................................................4
1.3
Tujuan Penulisan ......................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................4
BAB 2 KAJIAN TEORITIK................................................................................7
2.1
Pelayanan Publik…………………………………………………………...7
2.1.1 Definisi Pelayanan Publik .........................................................................7
2.1.2 Asas dan Tujuan Pelayanan Publik ….…………………………………….7
2.2
E-public service information.....................................................................9
2.3
Abdi Negara…………………………………………………………...…10
BAB 3 METODE PENULISAN……..………………………………………….11
3.1
Jenis Penulisan…………………………………………………………....11
3.2
Pendekatan Penulisan………………………………………………….....11
3.3
Jenis Data………………………………………………………………....12
3.4
Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….....12
3.5
Teknik Analisis Data……………………………………………………..13
BAB 4 PEMBAHASAN .....................................................................................14
4.1
Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan……………………………………14
4.1.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan menurut Hukum .........................14
4.1.2 Fakta Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan ..........................................15
4.2
Penerapan sistem e-public service information ......................................16
4.2.1 Dasar Hukum Penerapan sistem e-public service information………….16
4.2.2 Sarana dan prasarana e-public service information ................................18
4.2.3 Penerapan Sistem e-public service information ......................................20
BAB 5 PENUTUP ...............................................................................................22
5.1
Kesimpulan ..............................................................................................22
5.2
Saran ........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
iii
ABSTRAK
Kata kunci : Pelayanan publik, e-public service information, abdi
negara.
Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing daerah yaitu dengan
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Pelayanan publik di
Indonesia masih jauh dari harapan pemerintah dan masyarakat.
Peraturan perundang-undangan tentang pelayanan public telah
dikeluarkan tetapi pelaksaan di lapangan seringkali tidak sesuai yang
diamanatkan UUD NRI 1945 untuk meningkatkan kesejahteraan
umum salah satunya dengan pelayanan publik yang prima. Di
provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah daerah telah mengeluarkan
peraturan daerah provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010
tentang pelayanan publik. Salah satu faktor rendahnya kualitas
pelayanan publik di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan adalah
ketidaktahuan masyarakat tentang penyelenggara pelayanan publik,
pelaksana, lokasi, prosedur, biaya/tarif legal. Hal ini seringkali
dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk
melakukan pelayanan tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh perundang-undangan dan melakukan pemungutan
liar yang berimbas kepada ketidakpuasan dan ketidakpercayaan
masyarkat terhdapap pelayanan publik di Provinsi Sulawesi Selatan.
Solusi yang dapat diambil dari masalah ini adalah dengan
menyediakan pusat informasi pelayanan yang dapat diakses
masyarakat dengan mudah. Sumber informasi yang sering diakses
masyarakat adalah internet dan aplikasi yang ada di smarthphone.Epublic service information adalah bentuk solusi yang ditawarkan oleh
penulis, e-public service information mencakup informasi tentang
pelayanan public di provinsi Sulawesi yang mencakup infomasi
penyelenggara, pelaksana, lokai, biaya/tarif legal, dan juga fasilitas
pengaduan jika pelayanan public yang diberikan tidak memuaskan
karena tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Hal ini
akan membuat pelayanan public dari dominiasi ke partisipasi dan
mewujudkan birokasi yang abdi Negara.
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembukaan
Undang-Undang
Dasar
(UUD)
1945
mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
didirikan dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimana, terkandung
makna bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga
negara untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya atas
barang publik, jasa publik dan pelayanan administrasi.
Pemenuhan hak dasar dan kebutuhan masyarakat oleh
pemerintah, juga termuat dalam sila-sila yang terkandung
dalam Pancasila terutama sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan
beradab dan sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Konstitusi dan ideologi tersebut menjadi pedoman
bagi
pemerintah
sebagai
upaya
mendukung
terciptanya
pelayanan publik yang prima dalam sistem pemerintahan.
Lahirnya UU No. 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi
dari UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
diharapkan dapat memberikan dampak secara nyata yang luas
dan bertanggungjawab dalam penyelenggaran pemerintahan
yang efektif dan efisien guna meningkatkan pemberian layanan
kepada masyarakat. Dengan adanya pelimpahan wewenang
dari
Pemerintah
desentralisasi,
Pusat
ke
dekosentrasi
Daerah
dan
melalui
tugas
kebijakan
pembantuan
memungkinkan terjadinya pelayanan dengan jalur birokrasi
yang lebih mudah.
Berlakunya otonomi daerah juga dapat memberikan
peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi
dalam pemberian pelayanan. Menurut Kotler (Sinambela, 2006
: 4), pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan
dalam
suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan
1
kepuasaan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk
secara fisik.1
Berdasarkan
Kepmen
PAN
No.
58
tahun
2002
(Pasolong, 2007:129), bentuk pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dapat dibedakan dalam beberapa jenis
pelayanan, yaitu :
1. Pelayanan administratif
Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa pencatatan, penelitian, dokumentasi dan kegiatan
tata usaha lainnya. Misalnya sertifikat tanah, IMB,
pelayanan
administrasi
kependudukan
(KTP,
akte
kelahiran), dan lain sebagainya.
2. Pelayanan barang
Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan
berwujud fisik. Contoh pelayanan ini, antara lain : Listrik,
pelayanan air bersih, pelayanan telepon, dan lain
sebagianya.
3. Pelayanan jasa
Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa sarana dan prasarana
serta penunjangnya.
Contoh pelayanan ini, antara lain : Pelayanan angkutan
darat/air/udara, pelayanan kesehatan, perbankan, pos,
dan lain sebagainya
Saat ini, penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia
dapat dikategorikan “buruk”. Hal ini didasarkan oleh banyaknya
keluhan dan pengaduan masyarakat terkait pelayanan, yang
seringkali kita dengar dan baca diberbagai media cetak
maupun media elektronik. Pelayanan yang terkesan berbelitbelit, lambat, mahal, melelahkan, rawan akan korupsi, kolusi,
1
Dr. Lijan Poltak Sinambela, M.M.2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori,
Kebijakan, Dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara
2
nepotisme (KKN) serta kemampuan aparatur yang minim
merupakan deretan keluhan yang mengambarkan pelayanan
publik yang kian memprihatinkan (adaptasi dari Surjadi : 2009).
Dalam bukunya Reformasi Pelayanan Publik, Lijan
Poltak Sinambela mengatakan upaya perbaikan pelayanan
yang dilakukan pemerintah selama ini cenderung berjalan
ditempat sementara disisi lain, implikasinya sangatlah luas
mempengaruhi kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya dan
lainnya. Dalam kehidupan politik, buruknya pelayanan publik
mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat pada
pemerintah yang teraktualisasi dalam bentuk dan demonstrasi
yang tak terkontrol.
Sementara
itu
dalam
bidang
sosial,
Sinambela
menuturkan pelayanan publik yang buruk ternyata dapat
menganggu psikologi masyarakat yang kian apatis terhadap
pemerintah dan sesama. Akibatnya dapat terlihat melalui
berbagai
kerusuhan
dan
tindakan
anarkisme
diberbagai
daerah. Oleh karena itulah, perbaikan sistem pelayanan publik
secara berkesinambungan dan terintegrasi
sesuai dengan
peraturan perundang-undangan sangat mutlak dilakukan untuk
mencapai tujuan pelayanan yang efektif.
Sondang P Siagan (2001 : 24) mendefinisikan efektivitas
sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana
dalam
jumlah
tertentu
yang
secara
sadar
ditetapakan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa
atas kegiatan yang dijalankan. Efektivitas dalam hal ini
menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran
yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati
sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.2
Untuk megetahui tingkat efektivitas organisasi , dapat
dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu :
2
Siagian, Sondang P. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara
3
1. Pendekatan sumber (resource approach) yaitu mengukur
efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan
adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber
daya baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
2. Pendekatan proses (proses approach) adalah untuk melihat
sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua
kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.
3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat
perhatain pada output, mengukur keberhasilan organisasi
untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.
Dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan. Menurut
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun
2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semakin
maju
suatu
negara/daerah,
semakin
tinggi
tuntutan terhadap penyediaan data dan informasi yang akurat.
Berdasarkan asumsi tersebut, urgensi penyediaan data menjadi
sejalan dengan akselerasi pembangunan yang dilaksanakan
suatu pemerintahan. Di samping untuk keperluan perencanaan,
data diperlukan untuk bahan dalam proses pembuatan
keputusan yang efektif.3
Penyediaan
merupakan
data
upaya
dan
yang
informasi
ditempuh
oleh
untuk
pemerintah,
mewujudkan
akuntabilitas publik serta membangun citra pemerintah yang
3
Kementrian Linkungan Hidup dan Kehutanan.2015.Sistem Aplikasi Informasi
Pemerintahan. http://birocan.dephut.go.id
4
bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Manajemen data
dan informasi dalam suatu pengelolaan basis data yang
terintegrasi akan memudahkan berbagai pihak mengetahui
potensi dan permasalahan di suatu daerah.
Salah satu misi pemerintah provinsi Sulawesi Selatan
2013-2018 adalah meningkatkan daya saing daerah dan
sinergitas
regional,
nasional,
dan
global.
yang
berarti
peningkatan pelayanan publik juga termasuk di dalam misi
pemerintah provinsi Sulawesi Selatan
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelayanan publik di Sulawesi Selatan selama ini?
2. Bagaimana
sistem
e-public
service
information
dapat
mewujudkan pelayanan publik yang inovatif demi birokrasi
yang abdi negara?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan publik di Sulawesi
Selatan selama ini.
2. Untuk
mengtahui
bagaimana
sistem
e-public
service
information dapat mewujudkan pelayanan publik yang inovatif
demi birokrasi yang abdi negara.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bahan kajian
sebagai suatu usaha mengembangkan konsep pemikiran
yang lebih sistematis dan logis khususnya yang berhubungan
dengan inovasi pelayanan publik untuk mendukung daya
saing daerah.
2. Manfaat secara praktis dalam penulisan ini adalah diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
dan
wawasan
serta
5
pemahaman dan sebagai bahan masukan yang berguna
dalam upaya mewujudkan inovasi pelayanan publik untuk
mendukung daya saing daerah.
6
BAB 2
KAJIAN TEORITIK
2.1 Pelayanan Publik
2.1.1 Definisi Pelayanan Publik
Menurut
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi no.7 Tahun
2010 tentang Pedoman Penilaian Unit Pelayanan Publik
,Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/ atau pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik..
Pada hakekatnya,
pelayanan publik adalah
pemberian pelayanan prima kepaa masyarakat yang
merupakan
perwujudan
kewajiban
aparatur
negara
sebagai abdi masyarakat.
2.1.2 Asas dan Tujuan Pelayanan Publik
Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
bagi
pengguna,
penyelenggaraan
pelayanan
harus
memenuhi asas-asas pelayanan berdasarkan UndangUndang No. 25 tahun 2009 (pasal 4), yaitu :
1. Kepentingan umum
Artinya,
pemberian
pelayanan
tidak
boleh
mengutamakan kepentingan pribadi dan atau golongan
2. Kepastian hukum
Artinya, jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan pelayanan
3. Kesamaan hak
Artinya, pemberian pelayanan tidak membedakan suku,
ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
7
Artinya, pemenuhan hak harus sebanding dengan
kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi
maupun penerima pelayanan
5. Keprofesionalan
Artinya,
pelaksana
pelayanan
harus
memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.
6. Partisipatif
Artinya, peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan
aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
Artinya, setiap warga negara memperoleh pelayanan
yang adil
8. Keterbukaan
Artinya, setiap penerima pelayanan dapat dengan
mudah
mengakses
dan
memperoleh
informasi
mengenai pelayanan yang diinginkan.
9. Akuntabilitas
Artinya, proses penyelengaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
Artinya, pemberian kemudahan terhadap kelompok
rentan sehingga tercipta keadilan daam pelayanan
11. Ketepatan waktu
Artinya, penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan
tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan
12. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
Artinya, setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat,
mudah dan terjangkau.
8
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya
adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasaan
itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka,
mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat dipertanggung
jawabkan
sesuai
dengan
ketentuan
perundang-
undangan.
3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi
dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong
peran
serta
pelayanan
masyarakat
publik
dengan
dalam
penyelenggaraan
memperhatikan
aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan
diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku,
ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan
penerima pelayanan publik.4
2.2
E-public service information
E-public service information berarti informasi pelayanan public
berbasis elektronik. Segala sesuatu yang meyangkut pelayanan
publik disediakan informasinya yang dapat diakses secara elektronik.
Informasi dapat berupa prosedur, biaya/tarif legal, tempat, pelaksana
dan hal lainnya mengenail pelayanan publik.
4
Arditya Wicaksono.2013.Kualitas Pelayanan Publik. www.academia.edu
9
2.3
Abdi Negara
Abdi Negara adalah sebuah ungkapan yang artinya Orang
yang bekerja pada pemerintah. Orang yang bekerja pada
pemerintah diistilahkan sebagai Abdi Negara. Jadi arti
Abdi Negara adalah Orang yang bekerja pada pemerintah
/ Pegawai Negeri. Kata Istilah Abdi Negara merupakan
ungkapan resmi dalam Bahasa Indonesia.5
5
Organisasi.2015. Arti Istilah / Ungkapan Abdi Negara - Kamus Ungkapan Bahasa
Indonesia. http://www.organisasi.org
10
BAB 3
METODE PENULISAN
3.1
Jenis Penulisan
Jenis Penulisan ini adalah yuridis normatif, yakni didefinisikan
sebagai suatu prosedural penelitian ilmiah demi menemukan fakta
atas logika keilmuan hukum yaitu berdasarkan norma-norma.6Dalam
penelitian ini penulis menelaah bahan hukum atau data baik primer
maupun sekunder untuk menjawab permasalahan yang menjadi
fokus penelitian.
3.2
Pendekatan Penulisan
Penelitian ini menggunakan jenis penulisan (legal research)
dengan mengkaji dan menganalisis berbagai peraturan perundangundangan yang terkait dengan pelayanan publik, pemeritahan
daerah, dan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa metode
pendekatan yang digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Pendekatan perundang-undangan (statute approach), yaitu
dengan Pendekatan dengan menggunakan legislasi dan
regulasi7
yang
pemeritahan
berkaitan
dengan
daerah,
dan
konsep
(conceptual
pelayanan
teknologi
publik,
informasi
dan
komunikasi
2. Pendekatan
pendekatan
yang
dilakukan
approach),
dengan
menelaah
yaitu
dan
memahami konsep-konsep.8
3. Pendekatan Perbandingan (compartive approach),9 yaitu
dimaksudkan untuk menelaah dan membandingkan caracara yang seing diterapkan untuk pelayanan publik,
pemeritahan
daerah,
dan
teknologi
informasi
dan
komunikasi.
6
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Surabaya: Kencana Prenada Media
Group, hlm. 32.
7
Peter Mahmud Marzuki, 2014. Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. hlm. 137
8
Johnny Ibrahim. 2007. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang :
Bayumedia. Hlm. 391.
9
Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hlm.132
11
3.3
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder sebagai data utama, yang terdiri dari:
a. Data
Primer
yakni
peraturan
perundang-undangan
meliputi:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
3) Undang-Undang
Nomor
11
tahun
2008
tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik;
4) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan noomr 1
tahun 2010 tentang Pelayanan Publik.
b. Data Sekunder, meliputi: literatur-literatur yang terkait
dengan permasalahan yang dikaji yang berasal dari bukubuku, media massa, pendapat ahli hukum dari segi
kepustakaan, dan artikel internet.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui metode literature research,
undang-undang,buku-buku, makalah, artikel dalam editorial, media
massa serta situs internet yang sesuai dengan masalah yang
dibahas. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi
dokumen dan studi pustaka. Studi dokumen mengkaji peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan dan
studi pustaka adalah cara pengumpulan data melalui identifikasi
buku referensi dan media massa seperti koran, internet serta bahan
lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, serta peraturan
perundang-undangan, buku dan arsip-arsip lainnya sebagaimana
yang berhubungan dengan permasalahan yang ditelaah. Data
kemudian diolah hingga menghasilkan suatu analisis deskriptif.
12
3.5
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk
mengelolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. Dalam hal ini,
penulis menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk
menguraikan berbagai permasalahan hukum yang ada, sehingga
didapatkan solusi yang tepat, guna memberikan formulasi baru untuk
menciptakan inovasi pelayanan publik untuk mendukung daya saing
daerah provinsi Sulawesi Selatan.
Metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mempelajari permasalahan yang ada dalam masyarakat, serta tata
cara yang berlaku dalam masyarakat sehari-hari serta situasi-situasi
tertentu.10 Tujuan dari penulisan deskriptif ini adalah untuk membuat
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat,
serta hubungan
yang
antar
fenomena yang teliti untuk mendapatkan suatu pemecahan. Setelah
proses analisis, dilakukan proses sintesis dengan menarik dan
menghubungkan
rumusan
masalah,
tujuan
penulisan
serta
pembahasan yang dilakukan. Berikutnya ditarik simpulan yang
bersifat umum kemudian direkomendasikan beberapa hal sebagai
upaya transfer gagasan.
10
Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr H
Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said PhD.
2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya: Airlangga
University Press.
13
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan
4.1.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan menurut hukum
Pelayanan Publik di Indonesia merupakan tugas pemerintah
yang
diamanatkan
oleh
UUD
NRI
1945
untuk
memajukan
kesejahteraan umum termasuk memberikan pelayanan publik.
Pelayanan publik selanjutnya diatur lebih lanjut di dalam UU RI
nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. yang mengatur
tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan
efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. perlayanan publik
yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi yang efektif dapat
memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan
kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan,
meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan
sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintahan
dan administrasi publik.
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam
kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membangun
kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan
penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus
dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga
negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik,
sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga
negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan
korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan
norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan
14
pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan
korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap
warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di
dalam penyelenggaraan pelayanan publik
Untuk
wilayah
Sulawesi
Selatan,
pemerintah
provinsi
Sulawesi Selatan telah menggeluarkan Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010 tentang pelayanan publik.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan publik di provinsi
Sulawesi Selatan harus sesuai dengan UUD NRI 1945, UndangUndang nomor 25 tahun 2009, Peraturan Daerah provinsi Sulawesi
Selatan nomor 1 tahun 2010. Pelayanan publik di Sulawesi Selatan
juga seharusnya membuat birokrasi yang bersifat melayani bukan
sebagai penguasa. Hal ini dapat merubah pelayanan publik dari
dominasi ke partisipasi.
4.1.2 Fakta Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan
Pelayanan publik di Indonesia masih jauh dengan ketentuan
yang
seharusnya.
(Universitas
Dari
Gadjah
survei
Mada)
yang
dilakukan
membuktikan
PSKK
bahwa
UGM
praktik
penyelenggaraan pelayanan publik di kabupaten/kota di Indonesia
masih penuh dengan ketidakpastian biaya, waktu, dan cara
pelayanan. Mengurus pelayanan publik ibaratnya memasuki hutan
belantara yang penuh dengan ketidakpastian. Waktu dan biaya
pelayanan tidak pernah jelas bagi para pengguna pelayanan.11
Pelayanan publik terkhusunya di provinsi Sulawesi Selatan
juga masih jauh dari harapan. Menurut Ombudsman RI, Pelayanan
11
Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr
H Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said PhD.
2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya: Airlangga University Press.
15
publik di Sulsel terburuk. Tercatat pelayanan publik paling buruk
adalah Sulawesi Selatan dengan 90,9% ketidakpuasan.12
Dilansir sindonews.com SKPD di lingkup Pemprov Sulsel
yang mendapatkan rapor merah, masing-masing Dinas Bina Marga,
Dinkes, Dishub, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah
(BKPMD), BLHD, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air, Dinas Perkebunan, Disdik, Dinsos, dan Rumah
Sakit Umum(RSU) Labuang Baji. Tim Ahli Ombudsman Zainuddin
memaparkan, beberapa poin penting terhadap subtansi kajian
menetapkan SKPD tersebut masuk dalam zona merah. Antara lain,
maraknya pungutan liar, minimnya transparansi petunjuk dasar
hukum terhadap standar pelayanan publik, dan tidak bekerja sesuai
StandarOperasional Prosedur (SOP). Tidak hanya itu, instansi
pemerintah itu juga dinilai tidak memiliki informasi standar biaya,
minim fasilitas pelayanan, kurang petugas keamanan, kurangnya
atribut, dan Idcard petugas.13
4.2 Penerapan sistem e-public service information
4.2.1
Dasar
hukum
pernerapan
sistem
e-public
service
information
Penerapan system e-public service information yang diajukan penulis
mempunyai beberapa dasar hukum, yaitu:
1. Undang-Undang nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik
UU no.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik memuat
segala
sesuatu
tentang
bagaimana
seharusnya
pelayanan publik yang harus diterapkan di Indosesia.
12
Al-Amin.2013. Ombudsman RI: Pelayanan publik di Sulsel dan Papua terburuk.
http://www.merdeka.com
13
Omar Syarif.2013. Zona merah pelayanan Pemprov Sulsel & Pemkot Makassar.
http://daerah.sindonews.com
16
Pada pasal 23 ayat (4) menjelaskan bahwa system
isformasi yang harus diadakan sekurang-kurangnya
meliputi:
a. Profil penyelenggara;
b. Profil pelaksana;
c. Standar pelayanan
d. Maklumat pelayanan;
e. Pengelolaan pengaduan; dan
f. Penilaian kinerja.
Berdasarkan
undang-undang
di
atas,
pemerintah
provinsi Sulawesi Selatan juga wajib menyediakan
system informasi mengenai pelayanan publik demi
terciptanya pelayanan publik yang lebih memadai bagi
msyarakat Sulawesi Selatan.
2.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun
2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
Bab III tentang Asas dan Tujuan menyatakan di pasal 4
huruf c bahwa salah satu tujuan Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Transaksi Elektronik adalah meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelayanan publik. Efisiensi dan
efektivitas pelayanan publik dapat ditingkatkan jika
masyarakat
mengetahui
segala
sesuatu
tentang
pelayana publik dengan mudah. Salah satu akses yang
dekat dengan masyarakat dan dapat diakses adalah
internet.
Penyampaian
informasi
lengkap
tentang
pelayan publik melalui internet dan aplikasi yang tersedia
di smartphone tentunya akan meningkatkan efisisensi
dan efektivitas pelayanan publik di provinsi Sulawesi
Selatan.
17
3.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 1
tahun 2010
Pada perda provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun
2010
tentang
pelayanan
publik
bagian
keempat
mengenai hubungan antar penyelenggara Pasal 12
menyatakan
bahwa
untuk
mengadakan
fasilitas
pendukung pelayanan dapat diadakan kerja sama.
Pemerintah
Provinsi
Sulawesi
Selatan
dapat
mengadakan kerja sama dengan pihak yang dapat
membantu mengadakan website dan aplikasi e-public
service information.
Pada pasal 30 dijelaskan bahwa biaya/tarif pelayanan
publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintahan
Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, biaya/tarif pelayanan publik selain yang
dimaksud dibebankan kepada penerima pelayan publik.
Masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui informasi
biaya pelayanan publik yang akan dibebankan pada
dirinya. Hal ini dapat mencegah pemungutuan biaya
secara illegal oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
4.2.2
Sarana
dan
prasaranan
system
e-public
service
information
E-public service information merupakan pusat informasi
tentang pelayanan publik di Sulawesi Selatan yang mencakup
informasi penyelenggara, pelayanan, lokasi instansi, alur pelayanan,
biaya legal yang ditetapkan, lama waktu yang dibutuhkan. Pusat
informasi ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu website dan aplikasi
yang dapat diunduh di smartphone.
Website
e-public
service
information
dikelola
oleh
penyelenggara sebagaimana dijelaskan dalam UU no.25 tahun 2009
18
tentang pelayan publik pasal 23.
Aplikasi e-public service
information dapat diunduh di smarthphone. Informasi yang dimuat
juga sama dengan yang terdapat di website.
Untuk
informasi
menngunduh
yang
lebih
peraturan
akurat
masyarakat
perundang-undangan
dapat
menegani
pemerintahan daerah dan pelayanan publik. Hal ini selain dapat
meningkatkan pelayanan publik juga dapat meingkatkan kesadaran
hokum masyarakat.
E-public service information dilengkapi dengan fasilitas
pengaduan jika pelaksana pelayanan publik
tidak melakukan
prosedur pelayanan public sesuai dengan peraturan perundangundangan yang dapat diunduh di e-public service information.
Pengaduan atau komplain dari masyarakat selanjutnya diterima
pemerintah provinsi Sulawesi Selatan untuk selanjutnya dijadikan
bahan evaluasi. Hal ini sesuai dengan peraturan daerah provinsi
Sulawesi Selatan no.1 tahun 2010 Pasal 34 yang menyatakan
bahwa penyelenggara wajib menyediakan sarana dan prasarana
pengaduan berupa kotak saran, telepon, fax, SMS, e-mail, dan
media
elektronik
lainnya.
E-public
service
information
dapat
dimasukkan daam kategori media elektronik lainnya.
Pelaksana
pelayanan
public
dapat
dikenakan
sanksi
administrasi sesuai dengan peraturan daerah provinsi Sulawesi
Selatan nomor 1 tahun 2010 pasal 43, berupa:
a. Peringatan lisan;
b. Peringatan tertulis;
c. Penundaan kenaikan pangkat;
d. Pemberhentian
sebagai
petugas
penyelenggara
pelayanan publik.
19
4.2.3 Penerapan sistem e-public service information di Sulawesi
Selatan
Pemerintah provisi Sulawesi Selatan selanjutnya mebuat
peraturan mengenai hubungan pelayanan publik dengan sistem epublic service information. E-public service information selanjutnya
akan disosialisasikan kepada masyarakat melalui media cetak,
media elektronik (TV lokal khsus wilayah sulsel, radio dalam bentuk
iklan layanan masyarakat. Masyarakat yang telah mengakses
website dan aplikasi e-public service information dan kebingungan
dengan
system
inforamasi
yang
terbilang
baru
ini
dapat
menghubungi call centre. Masyarakat yang ingin mendapatkan suatu
pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan dapat mendapatkan
petunjuk melalui e-public service information tentang pelaksana,
tempat. Prosedur pelayanan, biaya/tarif legal dan segala sesuatu
tentang pelayanan publik.
Jika pelaksana pelayanan publik tidak melakukan pelayanan
publik
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan
(dapat
diunduh di e-public service information) maka masyarakat dapat
mengajukan komplain melalui e-public service information yang akan
diterima oleh pihak pengawas pelayanan publik sebagai bentuk
evaluasi.hal
ini
tentunya
akan
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah provinsi Sulawesi Selatan. Selain
itu juga akan meningkatkan tingkat kepuasan masyakrakat terhadap
pelayanan publik yanga abdi Negara dan meningkatkan daya saing
daerah provinsi Sulawesi Selatan.
Kepentingan public bukan dirumuskan oleh elite poltik seperti
yang tertera dalam aturan. Birokrasi yang memberikan pelayanan
publik
harus
bertanggungjawab
kepada
masyarakat
secara
keseluruhan. Perananan pemerintah adalah melakukan negosisasi
dan menggali berbagai kepentingan dari warga Negara dan berbagai
kelompok komunitas yang ada. Dalam model ini birokrasi publik
20
bukan harus sekedar akuntabel pada berbagai aturan hokum, tetapi
juga harus akuntabel pada nilai-nilai yang ada dalam masyrakat,
norma politik yang berlaku, standar professional, dan kepentingan
warga Negara. Itulah serangkaian konsep pelayanan public yang
ideal di era demokrasi kini.
21
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah yang
diamanahkan UUD NRI 1945 yang kemudian diatur dalam
Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan
publik untuk wilayah Indonesia. Pada tahun 2010,
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menegeluarkan
Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2010 tentang pelayanan
publik. Walaupun telah dikeluarkan peraturan perundangundangan tentang pelayanan publik, pelayanan publik di
Indonesia khususnya si Indonesia masih sangat jauh dari
harapan
masyarakat
disebabkan
dan
pemerintah.
ketidaktahuan
penyelenggara,
pelaksana,
Hal
masyarakat
biaya/tarif
yang
ini
di
tentang
legal,
prosedur, dan hal lainnya yang membuat pihak yang tidak
bertanggung
jawab
memanfaatkan
ketidaktahuan
masyarakat untuk meminta pungutan liar dan tidak
melakukan standar pelayanan yang seharusnya.
2. Ketidaktahuan masyarakat tentang proses pelayanan
publik yang seharusnya merupakan penyebab utama
rendahnya pelayanan publik di Indonesia khususnya di
provinsi
Sulawesi
Selatan.
Pemerintah
harus
menyediakan pusat informasi tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan pelayanan publik. E-public service
information merupakan solusi dari masalah ini. E-public
service information merupakan pusat informasi berbasis
website dan aplikasi yang dapat diunduh di smartphone
menegenai pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan.
Melalui e-public service information masyarakat yang ingin
mendapatkan suatu pelayanan publik dapat melihat siapa
22
penyelenggara,
pelaksana,
lokasi,
prosedur,
dan
biaya/tarif legal yang dikenakan kepada masyarakat. Hal
ini tentunya akan meningkatkan kualitas pelayanan publik
ketika masyarakat mengetahui segala sesuatu nya dan
meminta pelayanan publik yang seharusnya sesuai
dengan yang tertera di e-public service invormation.
5.2 Saran
1. Diaharapkan
kepada
pemerintah
provinsi
Sulawesi
Selatan agar mengeluarkan peraturan daerah tentang
hubungan pelayanan publik provinsi Sulawesi Selatan
dengan e-public service information.
2. Diharapkan kepada pemerintah provinsi Sulawesi Selatan
untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang
he-public service information sebagai salah satu saran
untuk meningkatkan pelayanan publik di provinsi Sulawesi
Selatan.
3. Diharapkan kepada pelaksana pelayanan publik provinsi
Sulawesi Selatan agar melakukan pelayanan publik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah
dibuat.
4. Diharapkan kepada masyarakat provinsi Sulawesi Selatan
agar
mengakses
e-public
service
information
demi
meingkatkan pelayanan publik di provinsi Sulawesi
Selatan
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr H
Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said
PhD. 2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya:
Airlangga University Press.
Dr. Lijan Poltak Sinambela, M.M.2006. Reformasi Pelayanan Publik:
Teori, Kebijakan, Dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung :
Refika Aditama
Siagian, Sondang P. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Surabaya:
Kencana Prenada Media Group
Moh Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Peraturan Perundang-undangan
Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 58 Tahun
2002
tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Penilaiandan
Penghargaan Citra Pelayanan Prima sebagai Unit Pelayanan
Percontohan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi no.7 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penilaian Unit Pelayanan Publik
Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010
tentang Pelayanan publik
Internet
Arditya
Wicaksono.2013.Kualitas
www.academia.edu
Pelayanan
Publik.
Al-Amin.2013. Ombudsman RI: Pelayanan publik di Sulsel dan
Papua terburuk. http://www.merdeka.com
Omar Syarif.2013. Zona merah pelayanan Pemprov Sulsel & Pemkot
Makassar. http://daerah.sindonews.com
Kementrian Linkungan Hidup dan Kehutanan.2015.Sistem Aplikasi
Informasi Pemerintahan. http://birocan.dephut.go.id
Organisasi.2015. Arti Istilah / Ungkapan Abdi Negara - Kamus
Ungkapan Bahasa Indonesia. http://www.organisasi.org
BIODATA PENULIS
Nama
:Nurul Mutmainnah
Tempat Dan Tanggal Lahir :Ujung Pandang, 12 Oktober 1996
Nama Fakultas
:Fakultas
Hukum,
Prodi
Ilmu
Hukum
Alamat Rumah
: Bukit Hartaco Indah 2B nomor 2
Alamat E-Mail
: [email protected]
Nomor Ponsel
: 082348833343
Karya Ilmiah
:- Membangun Karakter Siswa yang
Mandiri
Melalui
Pendidikan
Karakter
Berbasis Hak Kekayaan Intelektual
-“Rumah Caleg: Perbaikan Sistem Tata
Kelola
Alat
Peraga
Kampanye
Berwawasan Lingkungan Hidup Sebagai
Upaya Mewujudkan Pemilihan Umum
Yang Teratur”.
-Penerapan Sistem e-voting sebagai
Upaya Mewujudkan Penyelenggaraan
Pemilu yang Jujur dan Adil
Prestasi
:- Juara 2 Karya Tulis Ilmiah Remaja seSulawesi
Selatan,
Fakultas
Hukum
Universitas Hasanuddin
-Finalis
Kompetisi
Esai
Mahasiswa
Universitas Hasanuddin 2014
-Finalis Scientific Writing Competition Of
Politic
And
Law
2015
Muhammadiyah Malang
Universitas
MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG INOVATIF DEMI
BIROKRASI YANG ABDI NEGARA
LOMBA KARYA ILMIAH TAHUN 2015
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI
SULAWESI SELATAN
NURUL MUTMAINNAH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga karya ilmiah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam inovasi iptek untuk daya saing
bangsa
khususnya
dalam
inovasi
pelayanan
publik
untuk
mendukung daya saing daerah.
Harapan saya semoga karya ilmiah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Karya ilmiah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya
ilmiah ini.
i
SURAT PERNYATAAN PESERTA
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
NIM
Fakultas/Jurusan
PerguruanTinggi
No. Tlp./Hp
: Nurul Mutmainnah
: B11114342
: Hukum/Ilmu Hukum
: Universitas Hasanuddin
: 082349953344
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul “Sistem epublic service information untuk Mewujudkan Pelayanan Publik yang
Inovatif Demi Birokrasi yang Abdi Negara” adalah asli (orisinil)
merupakan hasil karya tulis saya dan bukan jiplakan. Karya tulis
tersebut belum pernah dipublikasikan kecuali dalam lomba karya
ilmiah
2015
yang
Pengembangan
diadakan
Daerah
oleh
Provinsi
Badan
Sulawesi
Penelitian
Selatan.
dan
Apabila
dikemudian hari terbukti sebaliknya, maka saya bersedia mendapa
sanksi dan didiskualifikasi dari kompetisi tersebut. Demikian surat ini
dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapaun.
Makassar, 7 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
Penulis
Nurul Mutmainnah
NIM. B111 14 342
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
SURAT PERNYATAAN PESERTA……………………………………………ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
ABSTRAK……………………………………………………………………...…iv
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………1
1.1.
Latar Belakang .........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................................................4
1.3
Tujuan Penulisan ......................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................4
BAB 2 KAJIAN TEORITIK................................................................................7
2.1
Pelayanan Publik…………………………………………………………...7
2.1.1 Definisi Pelayanan Publik .........................................................................7
2.1.2 Asas dan Tujuan Pelayanan Publik ….…………………………………….7
2.2
E-public service information.....................................................................9
2.3
Abdi Negara…………………………………………………………...…10
BAB 3 METODE PENULISAN……..………………………………………….11
3.1
Jenis Penulisan…………………………………………………………....11
3.2
Pendekatan Penulisan………………………………………………….....11
3.3
Jenis Data………………………………………………………………....12
3.4
Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….....12
3.5
Teknik Analisis Data……………………………………………………..13
BAB 4 PEMBAHASAN .....................................................................................14
4.1
Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan……………………………………14
4.1.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan menurut Hukum .........................14
4.1.2 Fakta Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan ..........................................15
4.2
Penerapan sistem e-public service information ......................................16
4.2.1 Dasar Hukum Penerapan sistem e-public service information………….16
4.2.2 Sarana dan prasarana e-public service information ................................18
4.2.3 Penerapan Sistem e-public service information ......................................20
BAB 5 PENUTUP ...............................................................................................22
5.1
Kesimpulan ..............................................................................................22
5.2
Saran ........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
iii
ABSTRAK
Kata kunci : Pelayanan publik, e-public service information, abdi
negara.
Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing daerah yaitu dengan
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Pelayanan publik di
Indonesia masih jauh dari harapan pemerintah dan masyarakat.
Peraturan perundang-undangan tentang pelayanan public telah
dikeluarkan tetapi pelaksaan di lapangan seringkali tidak sesuai yang
diamanatkan UUD NRI 1945 untuk meningkatkan kesejahteraan
umum salah satunya dengan pelayanan publik yang prima. Di
provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah daerah telah mengeluarkan
peraturan daerah provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010
tentang pelayanan publik. Salah satu faktor rendahnya kualitas
pelayanan publik di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan adalah
ketidaktahuan masyarakat tentang penyelenggara pelayanan publik,
pelaksana, lokasi, prosedur, biaya/tarif legal. Hal ini seringkali
dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk
melakukan pelayanan tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh perundang-undangan dan melakukan pemungutan
liar yang berimbas kepada ketidakpuasan dan ketidakpercayaan
masyarkat terhdapap pelayanan publik di Provinsi Sulawesi Selatan.
Solusi yang dapat diambil dari masalah ini adalah dengan
menyediakan pusat informasi pelayanan yang dapat diakses
masyarakat dengan mudah. Sumber informasi yang sering diakses
masyarakat adalah internet dan aplikasi yang ada di smarthphone.Epublic service information adalah bentuk solusi yang ditawarkan oleh
penulis, e-public service information mencakup informasi tentang
pelayanan public di provinsi Sulawesi yang mencakup infomasi
penyelenggara, pelaksana, lokai, biaya/tarif legal, dan juga fasilitas
pengaduan jika pelayanan public yang diberikan tidak memuaskan
karena tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Hal ini
akan membuat pelayanan public dari dominiasi ke partisipasi dan
mewujudkan birokasi yang abdi Negara.
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembukaan
Undang-Undang
Dasar
(UUD)
1945
mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
didirikan dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimana, terkandung
makna bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga
negara untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya atas
barang publik, jasa publik dan pelayanan administrasi.
Pemenuhan hak dasar dan kebutuhan masyarakat oleh
pemerintah, juga termuat dalam sila-sila yang terkandung
dalam Pancasila terutama sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan
beradab dan sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Konstitusi dan ideologi tersebut menjadi pedoman
bagi
pemerintah
sebagai
upaya
mendukung
terciptanya
pelayanan publik yang prima dalam sistem pemerintahan.
Lahirnya UU No. 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi
dari UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
diharapkan dapat memberikan dampak secara nyata yang luas
dan bertanggungjawab dalam penyelenggaran pemerintahan
yang efektif dan efisien guna meningkatkan pemberian layanan
kepada masyarakat. Dengan adanya pelimpahan wewenang
dari
Pemerintah
desentralisasi,
Pusat
ke
dekosentrasi
Daerah
dan
melalui
tugas
kebijakan
pembantuan
memungkinkan terjadinya pelayanan dengan jalur birokrasi
yang lebih mudah.
Berlakunya otonomi daerah juga dapat memberikan
peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi
dalam pemberian pelayanan. Menurut Kotler (Sinambela, 2006
: 4), pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan
dalam
suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan
1
kepuasaan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk
secara fisik.1
Berdasarkan
Kepmen
PAN
No.
58
tahun
2002
(Pasolong, 2007:129), bentuk pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dapat dibedakan dalam beberapa jenis
pelayanan, yaitu :
1. Pelayanan administratif
Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa pencatatan, penelitian, dokumentasi dan kegiatan
tata usaha lainnya. Misalnya sertifikat tanah, IMB,
pelayanan
administrasi
kependudukan
(KTP,
akte
kelahiran), dan lain sebagainya.
2. Pelayanan barang
Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan
berwujud fisik. Contoh pelayanan ini, antara lain : Listrik,
pelayanan air bersih, pelayanan telepon, dan lain
sebagianya.
3. Pelayanan jasa
Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa sarana dan prasarana
serta penunjangnya.
Contoh pelayanan ini, antara lain : Pelayanan angkutan
darat/air/udara, pelayanan kesehatan, perbankan, pos,
dan lain sebagainya
Saat ini, penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia
dapat dikategorikan “buruk”. Hal ini didasarkan oleh banyaknya
keluhan dan pengaduan masyarakat terkait pelayanan, yang
seringkali kita dengar dan baca diberbagai media cetak
maupun media elektronik. Pelayanan yang terkesan berbelitbelit, lambat, mahal, melelahkan, rawan akan korupsi, kolusi,
1
Dr. Lijan Poltak Sinambela, M.M.2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori,
Kebijakan, Dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara
2
nepotisme (KKN) serta kemampuan aparatur yang minim
merupakan deretan keluhan yang mengambarkan pelayanan
publik yang kian memprihatinkan (adaptasi dari Surjadi : 2009).
Dalam bukunya Reformasi Pelayanan Publik, Lijan
Poltak Sinambela mengatakan upaya perbaikan pelayanan
yang dilakukan pemerintah selama ini cenderung berjalan
ditempat sementara disisi lain, implikasinya sangatlah luas
mempengaruhi kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya dan
lainnya. Dalam kehidupan politik, buruknya pelayanan publik
mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat pada
pemerintah yang teraktualisasi dalam bentuk dan demonstrasi
yang tak terkontrol.
Sementara
itu
dalam
bidang
sosial,
Sinambela
menuturkan pelayanan publik yang buruk ternyata dapat
menganggu psikologi masyarakat yang kian apatis terhadap
pemerintah dan sesama. Akibatnya dapat terlihat melalui
berbagai
kerusuhan
dan
tindakan
anarkisme
diberbagai
daerah. Oleh karena itulah, perbaikan sistem pelayanan publik
secara berkesinambungan dan terintegrasi
sesuai dengan
peraturan perundang-undangan sangat mutlak dilakukan untuk
mencapai tujuan pelayanan yang efektif.
Sondang P Siagan (2001 : 24) mendefinisikan efektivitas
sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana
dalam
jumlah
tertentu
yang
secara
sadar
ditetapakan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa
atas kegiatan yang dijalankan. Efektivitas dalam hal ini
menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran
yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati
sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.2
Untuk megetahui tingkat efektivitas organisasi , dapat
dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu :
2
Siagian, Sondang P. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara
3
1. Pendekatan sumber (resource approach) yaitu mengukur
efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan
adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber
daya baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
2. Pendekatan proses (proses approach) adalah untuk melihat
sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua
kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.
3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat
perhatain pada output, mengukur keberhasilan organisasi
untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.
Dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan. Menurut
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun
2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semakin
maju
suatu
negara/daerah,
semakin
tinggi
tuntutan terhadap penyediaan data dan informasi yang akurat.
Berdasarkan asumsi tersebut, urgensi penyediaan data menjadi
sejalan dengan akselerasi pembangunan yang dilaksanakan
suatu pemerintahan. Di samping untuk keperluan perencanaan,
data diperlukan untuk bahan dalam proses pembuatan
keputusan yang efektif.3
Penyediaan
merupakan
data
upaya
dan
yang
informasi
ditempuh
oleh
untuk
pemerintah,
mewujudkan
akuntabilitas publik serta membangun citra pemerintah yang
3
Kementrian Linkungan Hidup dan Kehutanan.2015.Sistem Aplikasi Informasi
Pemerintahan. http://birocan.dephut.go.id
4
bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Manajemen data
dan informasi dalam suatu pengelolaan basis data yang
terintegrasi akan memudahkan berbagai pihak mengetahui
potensi dan permasalahan di suatu daerah.
Salah satu misi pemerintah provinsi Sulawesi Selatan
2013-2018 adalah meningkatkan daya saing daerah dan
sinergitas
regional,
nasional,
dan
global.
yang
berarti
peningkatan pelayanan publik juga termasuk di dalam misi
pemerintah provinsi Sulawesi Selatan
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelayanan publik di Sulawesi Selatan selama ini?
2. Bagaimana
sistem
e-public
service
information
dapat
mewujudkan pelayanan publik yang inovatif demi birokrasi
yang abdi negara?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan publik di Sulawesi
Selatan selama ini.
2. Untuk
mengtahui
bagaimana
sistem
e-public
service
information dapat mewujudkan pelayanan publik yang inovatif
demi birokrasi yang abdi negara.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bahan kajian
sebagai suatu usaha mengembangkan konsep pemikiran
yang lebih sistematis dan logis khususnya yang berhubungan
dengan inovasi pelayanan publik untuk mendukung daya
saing daerah.
2. Manfaat secara praktis dalam penulisan ini adalah diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
dan
wawasan
serta
5
pemahaman dan sebagai bahan masukan yang berguna
dalam upaya mewujudkan inovasi pelayanan publik untuk
mendukung daya saing daerah.
6
BAB 2
KAJIAN TEORITIK
2.1 Pelayanan Publik
2.1.1 Definisi Pelayanan Publik
Menurut
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi no.7 Tahun
2010 tentang Pedoman Penilaian Unit Pelayanan Publik
,Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/ atau pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik..
Pada hakekatnya,
pelayanan publik adalah
pemberian pelayanan prima kepaa masyarakat yang
merupakan
perwujudan
kewajiban
aparatur
negara
sebagai abdi masyarakat.
2.1.2 Asas dan Tujuan Pelayanan Publik
Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
bagi
pengguna,
penyelenggaraan
pelayanan
harus
memenuhi asas-asas pelayanan berdasarkan UndangUndang No. 25 tahun 2009 (pasal 4), yaitu :
1. Kepentingan umum
Artinya,
pemberian
pelayanan
tidak
boleh
mengutamakan kepentingan pribadi dan atau golongan
2. Kepastian hukum
Artinya, jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan pelayanan
3. Kesamaan hak
Artinya, pemberian pelayanan tidak membedakan suku,
ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
7
Artinya, pemenuhan hak harus sebanding dengan
kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi
maupun penerima pelayanan
5. Keprofesionalan
Artinya,
pelaksana
pelayanan
harus
memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.
6. Partisipatif
Artinya, peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan
aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
Artinya, setiap warga negara memperoleh pelayanan
yang adil
8. Keterbukaan
Artinya, setiap penerima pelayanan dapat dengan
mudah
mengakses
dan
memperoleh
informasi
mengenai pelayanan yang diinginkan.
9. Akuntabilitas
Artinya, proses penyelengaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
Artinya, pemberian kemudahan terhadap kelompok
rentan sehingga tercipta keadilan daam pelayanan
11. Ketepatan waktu
Artinya, penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan
tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan
12. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
Artinya, setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat,
mudah dan terjangkau.
8
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya
adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasaan
itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka,
mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat dipertanggung
jawabkan
sesuai
dengan
ketentuan
perundang-
undangan.
3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi
dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong
peran
serta
pelayanan
masyarakat
publik
dengan
dalam
penyelenggaraan
memperhatikan
aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan
diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku,
ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan
penerima pelayanan publik.4
2.2
E-public service information
E-public service information berarti informasi pelayanan public
berbasis elektronik. Segala sesuatu yang meyangkut pelayanan
publik disediakan informasinya yang dapat diakses secara elektronik.
Informasi dapat berupa prosedur, biaya/tarif legal, tempat, pelaksana
dan hal lainnya mengenail pelayanan publik.
4
Arditya Wicaksono.2013.Kualitas Pelayanan Publik. www.academia.edu
9
2.3
Abdi Negara
Abdi Negara adalah sebuah ungkapan yang artinya Orang
yang bekerja pada pemerintah. Orang yang bekerja pada
pemerintah diistilahkan sebagai Abdi Negara. Jadi arti
Abdi Negara adalah Orang yang bekerja pada pemerintah
/ Pegawai Negeri. Kata Istilah Abdi Negara merupakan
ungkapan resmi dalam Bahasa Indonesia.5
5
Organisasi.2015. Arti Istilah / Ungkapan Abdi Negara - Kamus Ungkapan Bahasa
Indonesia. http://www.organisasi.org
10
BAB 3
METODE PENULISAN
3.1
Jenis Penulisan
Jenis Penulisan ini adalah yuridis normatif, yakni didefinisikan
sebagai suatu prosedural penelitian ilmiah demi menemukan fakta
atas logika keilmuan hukum yaitu berdasarkan norma-norma.6Dalam
penelitian ini penulis menelaah bahan hukum atau data baik primer
maupun sekunder untuk menjawab permasalahan yang menjadi
fokus penelitian.
3.2
Pendekatan Penulisan
Penelitian ini menggunakan jenis penulisan (legal research)
dengan mengkaji dan menganalisis berbagai peraturan perundangundangan yang terkait dengan pelayanan publik, pemeritahan
daerah, dan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa metode
pendekatan yang digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Pendekatan perundang-undangan (statute approach), yaitu
dengan Pendekatan dengan menggunakan legislasi dan
regulasi7
yang
pemeritahan
berkaitan
dengan
daerah,
dan
konsep
(conceptual
pelayanan
teknologi
publik,
informasi
dan
komunikasi
2. Pendekatan
pendekatan
yang
dilakukan
approach),
dengan
menelaah
yaitu
dan
memahami konsep-konsep.8
3. Pendekatan Perbandingan (compartive approach),9 yaitu
dimaksudkan untuk menelaah dan membandingkan caracara yang seing diterapkan untuk pelayanan publik,
pemeritahan
daerah,
dan
teknologi
informasi
dan
komunikasi.
6
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Surabaya: Kencana Prenada Media
Group, hlm. 32.
7
Peter Mahmud Marzuki, 2014. Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. hlm. 137
8
Johnny Ibrahim. 2007. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang :
Bayumedia. Hlm. 391.
9
Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hlm.132
11
3.3
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder sebagai data utama, yang terdiri dari:
a. Data
Primer
yakni
peraturan
perundang-undangan
meliputi:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
3) Undang-Undang
Nomor
11
tahun
2008
tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik;
4) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan noomr 1
tahun 2010 tentang Pelayanan Publik.
b. Data Sekunder, meliputi: literatur-literatur yang terkait
dengan permasalahan yang dikaji yang berasal dari bukubuku, media massa, pendapat ahli hukum dari segi
kepustakaan, dan artikel internet.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui metode literature research,
undang-undang,buku-buku, makalah, artikel dalam editorial, media
massa serta situs internet yang sesuai dengan masalah yang
dibahas. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi
dokumen dan studi pustaka. Studi dokumen mengkaji peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan dan
studi pustaka adalah cara pengumpulan data melalui identifikasi
buku referensi dan media massa seperti koran, internet serta bahan
lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, serta peraturan
perundang-undangan, buku dan arsip-arsip lainnya sebagaimana
yang berhubungan dengan permasalahan yang ditelaah. Data
kemudian diolah hingga menghasilkan suatu analisis deskriptif.
12
3.5
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk
mengelolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. Dalam hal ini,
penulis menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk
menguraikan berbagai permasalahan hukum yang ada, sehingga
didapatkan solusi yang tepat, guna memberikan formulasi baru untuk
menciptakan inovasi pelayanan publik untuk mendukung daya saing
daerah provinsi Sulawesi Selatan.
Metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mempelajari permasalahan yang ada dalam masyarakat, serta tata
cara yang berlaku dalam masyarakat sehari-hari serta situasi-situasi
tertentu.10 Tujuan dari penulisan deskriptif ini adalah untuk membuat
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat,
serta hubungan
yang
antar
fenomena yang teliti untuk mendapatkan suatu pemecahan. Setelah
proses analisis, dilakukan proses sintesis dengan menarik dan
menghubungkan
rumusan
masalah,
tujuan
penulisan
serta
pembahasan yang dilakukan. Berikutnya ditarik simpulan yang
bersifat umum kemudian direkomendasikan beberapa hal sebagai
upaya transfer gagasan.
10
Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr H
Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said PhD.
2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya: Airlangga
University Press.
13
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan
4.1.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan menurut hukum
Pelayanan Publik di Indonesia merupakan tugas pemerintah
yang
diamanatkan
oleh
UUD
NRI
1945
untuk
memajukan
kesejahteraan umum termasuk memberikan pelayanan publik.
Pelayanan publik selanjutnya diatur lebih lanjut di dalam UU RI
nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. yang mengatur
tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan
efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. perlayanan publik
yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi yang efektif dapat
memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan
kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan,
meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan
sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintahan
dan administrasi publik.
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam
kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membangun
kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan
penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus
dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga
negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik,
sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga
negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan
korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan
norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan
14
pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan
korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap
warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di
dalam penyelenggaraan pelayanan publik
Untuk
wilayah
Sulawesi
Selatan,
pemerintah
provinsi
Sulawesi Selatan telah menggeluarkan Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010 tentang pelayanan publik.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan publik di provinsi
Sulawesi Selatan harus sesuai dengan UUD NRI 1945, UndangUndang nomor 25 tahun 2009, Peraturan Daerah provinsi Sulawesi
Selatan nomor 1 tahun 2010. Pelayanan publik di Sulawesi Selatan
juga seharusnya membuat birokrasi yang bersifat melayani bukan
sebagai penguasa. Hal ini dapat merubah pelayanan publik dari
dominasi ke partisipasi.
4.1.2 Fakta Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan
Pelayanan publik di Indonesia masih jauh dengan ketentuan
yang
seharusnya.
(Universitas
Dari
Gadjah
survei
Mada)
yang
dilakukan
membuktikan
PSKK
bahwa
UGM
praktik
penyelenggaraan pelayanan publik di kabupaten/kota di Indonesia
masih penuh dengan ketidakpastian biaya, waktu, dan cara
pelayanan. Mengurus pelayanan publik ibaratnya memasuki hutan
belantara yang penuh dengan ketidakpastian. Waktu dan biaya
pelayanan tidak pernah jelas bagi para pengguna pelayanan.11
Pelayanan publik terkhusunya di provinsi Sulawesi Selatan
juga masih jauh dari harapan. Menurut Ombudsman RI, Pelayanan
11
Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr
H Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said PhD.
2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya: Airlangga University Press.
15
publik di Sulsel terburuk. Tercatat pelayanan publik paling buruk
adalah Sulawesi Selatan dengan 90,9% ketidakpuasan.12
Dilansir sindonews.com SKPD di lingkup Pemprov Sulsel
yang mendapatkan rapor merah, masing-masing Dinas Bina Marga,
Dinkes, Dishub, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah
(BKPMD), BLHD, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air, Dinas Perkebunan, Disdik, Dinsos, dan Rumah
Sakit Umum(RSU) Labuang Baji. Tim Ahli Ombudsman Zainuddin
memaparkan, beberapa poin penting terhadap subtansi kajian
menetapkan SKPD tersebut masuk dalam zona merah. Antara lain,
maraknya pungutan liar, minimnya transparansi petunjuk dasar
hukum terhadap standar pelayanan publik, dan tidak bekerja sesuai
StandarOperasional Prosedur (SOP). Tidak hanya itu, instansi
pemerintah itu juga dinilai tidak memiliki informasi standar biaya,
minim fasilitas pelayanan, kurang petugas keamanan, kurangnya
atribut, dan Idcard petugas.13
4.2 Penerapan sistem e-public service information
4.2.1
Dasar
hukum
pernerapan
sistem
e-public
service
information
Penerapan system e-public service information yang diajukan penulis
mempunyai beberapa dasar hukum, yaitu:
1. Undang-Undang nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik
UU no.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik memuat
segala
sesuatu
tentang
bagaimana
seharusnya
pelayanan publik yang harus diterapkan di Indosesia.
12
Al-Amin.2013. Ombudsman RI: Pelayanan publik di Sulsel dan Papua terburuk.
http://www.merdeka.com
13
Omar Syarif.2013. Zona merah pelayanan Pemprov Sulsel & Pemkot Makassar.
http://daerah.sindonews.com
16
Pada pasal 23 ayat (4) menjelaskan bahwa system
isformasi yang harus diadakan sekurang-kurangnya
meliputi:
a. Profil penyelenggara;
b. Profil pelaksana;
c. Standar pelayanan
d. Maklumat pelayanan;
e. Pengelolaan pengaduan; dan
f. Penilaian kinerja.
Berdasarkan
undang-undang
di
atas,
pemerintah
provinsi Sulawesi Selatan juga wajib menyediakan
system informasi mengenai pelayanan publik demi
terciptanya pelayanan publik yang lebih memadai bagi
msyarakat Sulawesi Selatan.
2.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun
2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
Bab III tentang Asas dan Tujuan menyatakan di pasal 4
huruf c bahwa salah satu tujuan Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Transaksi Elektronik adalah meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelayanan publik. Efisiensi dan
efektivitas pelayanan publik dapat ditingkatkan jika
masyarakat
mengetahui
segala
sesuatu
tentang
pelayana publik dengan mudah. Salah satu akses yang
dekat dengan masyarakat dan dapat diakses adalah
internet.
Penyampaian
informasi
lengkap
tentang
pelayan publik melalui internet dan aplikasi yang tersedia
di smartphone tentunya akan meningkatkan efisisensi
dan efektivitas pelayanan publik di provinsi Sulawesi
Selatan.
17
3.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 1
tahun 2010
Pada perda provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun
2010
tentang
pelayanan
publik
bagian
keempat
mengenai hubungan antar penyelenggara Pasal 12
menyatakan
bahwa
untuk
mengadakan
fasilitas
pendukung pelayanan dapat diadakan kerja sama.
Pemerintah
Provinsi
Sulawesi
Selatan
dapat
mengadakan kerja sama dengan pihak yang dapat
membantu mengadakan website dan aplikasi e-public
service information.
Pada pasal 30 dijelaskan bahwa biaya/tarif pelayanan
publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintahan
Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, biaya/tarif pelayanan publik selain yang
dimaksud dibebankan kepada penerima pelayan publik.
Masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui informasi
biaya pelayanan publik yang akan dibebankan pada
dirinya. Hal ini dapat mencegah pemungutuan biaya
secara illegal oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
4.2.2
Sarana
dan
prasaranan
system
e-public
service
information
E-public service information merupakan pusat informasi
tentang pelayanan publik di Sulawesi Selatan yang mencakup
informasi penyelenggara, pelayanan, lokasi instansi, alur pelayanan,
biaya legal yang ditetapkan, lama waktu yang dibutuhkan. Pusat
informasi ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu website dan aplikasi
yang dapat diunduh di smartphone.
Website
e-public
service
information
dikelola
oleh
penyelenggara sebagaimana dijelaskan dalam UU no.25 tahun 2009
18
tentang pelayan publik pasal 23.
Aplikasi e-public service
information dapat diunduh di smarthphone. Informasi yang dimuat
juga sama dengan yang terdapat di website.
Untuk
informasi
menngunduh
yang
lebih
peraturan
akurat
masyarakat
perundang-undangan
dapat
menegani
pemerintahan daerah dan pelayanan publik. Hal ini selain dapat
meningkatkan pelayanan publik juga dapat meingkatkan kesadaran
hokum masyarakat.
E-public service information dilengkapi dengan fasilitas
pengaduan jika pelaksana pelayanan publik
tidak melakukan
prosedur pelayanan public sesuai dengan peraturan perundangundangan yang dapat diunduh di e-public service information.
Pengaduan atau komplain dari masyarakat selanjutnya diterima
pemerintah provinsi Sulawesi Selatan untuk selanjutnya dijadikan
bahan evaluasi. Hal ini sesuai dengan peraturan daerah provinsi
Sulawesi Selatan no.1 tahun 2010 Pasal 34 yang menyatakan
bahwa penyelenggara wajib menyediakan sarana dan prasarana
pengaduan berupa kotak saran, telepon, fax, SMS, e-mail, dan
media
elektronik
lainnya.
E-public
service
information
dapat
dimasukkan daam kategori media elektronik lainnya.
Pelaksana
pelayanan
public
dapat
dikenakan
sanksi
administrasi sesuai dengan peraturan daerah provinsi Sulawesi
Selatan nomor 1 tahun 2010 pasal 43, berupa:
a. Peringatan lisan;
b. Peringatan tertulis;
c. Penundaan kenaikan pangkat;
d. Pemberhentian
sebagai
petugas
penyelenggara
pelayanan publik.
19
4.2.3 Penerapan sistem e-public service information di Sulawesi
Selatan
Pemerintah provisi Sulawesi Selatan selanjutnya mebuat
peraturan mengenai hubungan pelayanan publik dengan sistem epublic service information. E-public service information selanjutnya
akan disosialisasikan kepada masyarakat melalui media cetak,
media elektronik (TV lokal khsus wilayah sulsel, radio dalam bentuk
iklan layanan masyarakat. Masyarakat yang telah mengakses
website dan aplikasi e-public service information dan kebingungan
dengan
system
inforamasi
yang
terbilang
baru
ini
dapat
menghubungi call centre. Masyarakat yang ingin mendapatkan suatu
pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan dapat mendapatkan
petunjuk melalui e-public service information tentang pelaksana,
tempat. Prosedur pelayanan, biaya/tarif legal dan segala sesuatu
tentang pelayanan publik.
Jika pelaksana pelayanan publik tidak melakukan pelayanan
publik
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan
(dapat
diunduh di e-public service information) maka masyarakat dapat
mengajukan komplain melalui e-public service information yang akan
diterima oleh pihak pengawas pelayanan publik sebagai bentuk
evaluasi.hal
ini
tentunya
akan
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah provinsi Sulawesi Selatan. Selain
itu juga akan meningkatkan tingkat kepuasan masyakrakat terhadap
pelayanan publik yanga abdi Negara dan meningkatkan daya saing
daerah provinsi Sulawesi Selatan.
Kepentingan public bukan dirumuskan oleh elite poltik seperti
yang tertera dalam aturan. Birokrasi yang memberikan pelayanan
publik
harus
bertanggungjawab
kepada
masyarakat
secara
keseluruhan. Perananan pemerintah adalah melakukan negosisasi
dan menggali berbagai kepentingan dari warga Negara dan berbagai
kelompok komunitas yang ada. Dalam model ini birokrasi publik
20
bukan harus sekedar akuntabel pada berbagai aturan hokum, tetapi
juga harus akuntabel pada nilai-nilai yang ada dalam masyrakat,
norma politik yang berlaku, standar professional, dan kepentingan
warga Negara. Itulah serangkaian konsep pelayanan public yang
ideal di era demokrasi kini.
21
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah yang
diamanahkan UUD NRI 1945 yang kemudian diatur dalam
Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan
publik untuk wilayah Indonesia. Pada tahun 2010,
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menegeluarkan
Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2010 tentang pelayanan
publik. Walaupun telah dikeluarkan peraturan perundangundangan tentang pelayanan publik, pelayanan publik di
Indonesia khususnya si Indonesia masih sangat jauh dari
harapan
masyarakat
disebabkan
dan
pemerintah.
ketidaktahuan
penyelenggara,
pelaksana,
Hal
masyarakat
biaya/tarif
yang
ini
di
tentang
legal,
prosedur, dan hal lainnya yang membuat pihak yang tidak
bertanggung
jawab
memanfaatkan
ketidaktahuan
masyarakat untuk meminta pungutan liar dan tidak
melakukan standar pelayanan yang seharusnya.
2. Ketidaktahuan masyarakat tentang proses pelayanan
publik yang seharusnya merupakan penyebab utama
rendahnya pelayanan publik di Indonesia khususnya di
provinsi
Sulawesi
Selatan.
Pemerintah
harus
menyediakan pusat informasi tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan pelayanan publik. E-public service
information merupakan solusi dari masalah ini. E-public
service information merupakan pusat informasi berbasis
website dan aplikasi yang dapat diunduh di smartphone
menegenai pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan.
Melalui e-public service information masyarakat yang ingin
mendapatkan suatu pelayanan publik dapat melihat siapa
22
penyelenggara,
pelaksana,
lokasi,
prosedur,
dan
biaya/tarif legal yang dikenakan kepada masyarakat. Hal
ini tentunya akan meningkatkan kualitas pelayanan publik
ketika masyarakat mengetahui segala sesuatu nya dan
meminta pelayanan publik yang seharusnya sesuai
dengan yang tertera di e-public service invormation.
5.2 Saran
1. Diaharapkan
kepada
pemerintah
provinsi
Sulawesi
Selatan agar mengeluarkan peraturan daerah tentang
hubungan pelayanan publik provinsi Sulawesi Selatan
dengan e-public service information.
2. Diharapkan kepada pemerintah provinsi Sulawesi Selatan
untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang
he-public service information sebagai salah satu saran
untuk meningkatkan pelayanan publik di provinsi Sulawesi
Selatan.
3. Diharapkan kepada pelaksana pelayanan publik provinsi
Sulawesi Selatan agar melakukan pelayanan publik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah
dibuat.
4. Diharapkan kepada masyarakat provinsi Sulawesi Selatan
agar
mengakses
e-public
service
information
demi
meingkatkan pelayanan publik di provinsi Sulawesi
Selatan
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr H
Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said
PhD. 2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya:
Airlangga University Press.
Dr. Lijan Poltak Sinambela, M.M.2006. Reformasi Pelayanan Publik:
Teori, Kebijakan, Dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung :
Refika Aditama
Siagian, Sondang P. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Surabaya:
Kencana Prenada Media Group
Moh Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Peraturan Perundang-undangan
Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 58 Tahun
2002
tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Penilaiandan
Penghargaan Citra Pelayanan Prima sebagai Unit Pelayanan
Percontohan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi no.7 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penilaian Unit Pelayanan Publik
Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010
tentang Pelayanan publik
Internet
Arditya
Wicaksono.2013.Kualitas
www.academia.edu
Pelayanan
Publik.
Al-Amin.2013. Ombudsman RI: Pelayanan publik di Sulsel dan
Papua terburuk. http://www.merdeka.com
Omar Syarif.2013. Zona merah pelayanan Pemprov Sulsel & Pemkot
Makassar. http://daerah.sindonews.com
Kementrian Linkungan Hidup dan Kehutanan.2015.Sistem Aplikasi
Informasi Pemerintahan. http://birocan.dephut.go.id
Organisasi.2015. Arti Istilah / Ungkapan Abdi Negara - Kamus
Ungkapan Bahasa Indonesia. http://www.organisasi.org
BIODATA PENULIS
Nama
:Nurul Mutmainnah
Tempat Dan Tanggal Lahir :Ujung Pandang, 12 Oktober 1996
Nama Fakultas
:Fakultas
Hukum,
Prodi
Ilmu
Hukum
Alamat Rumah
: Bukit Hartaco Indah 2B nomor 2
Alamat E-Mail
: [email protected]
Nomor Ponsel
: 082348833343
Karya Ilmiah
:- Membangun Karakter Siswa yang
Mandiri
Melalui
Pendidikan
Karakter
Berbasis Hak Kekayaan Intelektual
-“Rumah Caleg: Perbaikan Sistem Tata
Kelola
Alat
Peraga
Kampanye
Berwawasan Lingkungan Hidup Sebagai
Upaya Mewujudkan Pemilihan Umum
Yang Teratur”.
-Penerapan Sistem e-voting sebagai
Upaya Mewujudkan Penyelenggaraan
Pemilu yang Jujur dan Adil
Prestasi
:- Juara 2 Karya Tulis Ilmiah Remaja seSulawesi
Selatan,
Fakultas
Hukum
Universitas Hasanuddin
-Finalis
Kompetisi
Esai
Mahasiswa
Universitas Hasanuddin 2014
-Finalis Scientific Writing Competition Of
Politic
And
Law
2015
Muhammadiyah Malang
Universitas