192307967 Manfaat Kulit Singkong Yang Menguntungkan
Manfaat Kulit Singkong yang
Menguntungkan
http://bisnisukm.com/manfaat-kulit-singkong-yang-menguntungkan.html
Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan
mulai dari umbi hingga daunnya. Umbi Singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk
digoreng atau direbus. Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau di jadikan makanan untuk
hewan ternak. Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap sebagai
limbah dari tanaman singkong. Padahal, kulit singkong ini memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi yang dapat dikonsumsi pula oleh manusia. Presentase jumlah limbah kulit bagian luar
sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%.
Sampah kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena sampah ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Pengolahan limbah kulit singkong dapat
dimanfaatkan sebagai:
Kompos
Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut sebagi pupuk
kompos. Menurut penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber
nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisida tumbuhan.
Pakan ternak
Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang mengandung
karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak.
Bio energi
Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan sebagai
pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong
melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka
mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar non migas yang terbarukan
yaitu BBN ( bahan bakar nabati ) sebagai pengganti bensin.
Olahan kuliner
Kulit singkong dapat menjadi olahan kuliner yaitu keripik kulit singkong, yang tak kalah sedap
dengan umbi singkong itu sendiri. Bahan dasar yang lebih murah, namu rasa tak mau kalah.
Mayoritas kulit singkong hanya dijual kepada peternak sapi atau kambing, sebagai makanan
tambahan dengan harga rendah. Manfaat kulit singkong yang menguntungkan inilah peluang
bisnis Anda, karena begitu banyak kandungan dan manfaat dari kulit singkong. Anda dapat
berkreasi dalam sistem pengolahannya, agar limbah kulit singkong tersebut dapat menjadi hasil
olahan yang mempunyai nilai jual tinggi dan yang pasti menguntungkan. Limbah singkong
tersebut yang pasti dapat dengan mudah Anda peroleh dari industri rumahan yang memiliki
bisnis singkong goreng ataupun keripik singkong misalnya. Biasanya mereka mempunyai
sampah kulit singkong yang banyak, dan mereka sendiripun tidak sempat untuk mengolahnya
kembali. Jadi manfaatkanlah potensi ini sebagai peluang usaha kuliner yang inovatif dan
menyehatkan.
info terkait :
- Ebook Peluang Bisnis Aneka Olahan Ubi Kayu
- Potensi Singkong Sebagai Ladang Berbisnis
- Bukan Sekedar Makanan “Ndeso”
- Brownies dari Tepung Singkong
- Nikmatnya “Singkong Keju”
- Kriuk…kriuk…Keripiik Singkong Rasa Gadung
- Bika Singkong, Lezat dan Menguntungkan
- “Mocaf” Promadona Tepung, Alternatif Pengganti Terigu
Ebook Bisnis
|
Video Bisnis
|
Pelatihan Bisnis
|
Paket Bisnis
|
Wisata Bisnis
|
Proposal Bisnis
|
Toko UKM
Potensi Singkong Sebagai Ladang Berbisnis
http://bisnisukm.com/potensi-singkong-sebagai-ladang-berbisnis.html
Singkong merupakan tanaman rakyat yang dapat
dikatakan makanan pokok selain nasi oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya bagian umbi saja
yang dapat dimanfaatkan atau dikonsumsi, namun daun, kulit dan batangnya pun dapat
dimanfaatkan. Bila dapat mengolahnya dengan baik dan benar, bisa jadi hal ini merupakan
peluang bisnis yang menguntungkan bagi Anda.
Umbi singkong diminati hampir di semua wilayah tanah air, Umbi singkong juga dikenal sebagai
makanan pokok di daerah tertentu. Di beberapa daerah, singkong (manihot utilissima) dikenal
dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela
belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain. Tanaman singkong
sangat mudah tumbuh. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini banyak ditanam di
pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Cara untuk menanam tanaman ini, dapat dilakukan dengan
stek batang singkong tua.
Menurut pakar tanaman obat, Prof Hembing Wijayakusuma, efek farmakologis dari singkong
adalah sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah napsu makan. Bagian yang
umum dipakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi. Untuk umbi singkong sendiri, memiliki
kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C, dan
amilum. Daun singkong mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein,
lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batangnya mengandung tannin, enzim
peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.
Potensi dari tanaman singkong ini sangat beraneka ragam dan yang pasti kaya akan manfaat. Bila
digunakan sebagai penganan dapat diolah menjadi keripik, kudapan, sayuran, tape, cake, puding,
roti atau berbagai hidangan lezat lainnya. Selain itu juga memiliki berbagai khasiat sebagai obat.
Diantaranya obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beriberi dan dapat meningkatkan stamina. Bahkan singkong atau ubi kayu ini dapat juga dibuat
tepung singkong yaitu tepung tapioca yang dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum,
karena tepung ini baik untuk pengidap alergi.
Begitu banyak manfaat dari singkong, dalam pengolahannyapun tidak terlalu sulit. Singkong
yang mudah ditanam dan sangat mudah diperoleh. Hal inilah yang dapat kita jadikan potensi
singkong sebagai ladang bisnis yang menjanjikan. Beraneka ragam olahan dari singkong kini
banyak kita temui dengan bentuk dan rasa yang variatif tapi juga menyehatkan. Seperti :
1. Keripik singkong
2. Brownies
3. Es krim
4. Gatot
5. Tiwul
6. Tape
7. Aneka macam kue
8. Mocaf atau modifikasi cassava
9. Nah, kini giliran Anda yang berkreasi untuk menjadikan hidangan singkong yang lebih menarik lagi.
Kulit Singkong Lezat, Bergizi dan Bernilai
Jual Tinggi
http://bisnisukm.com/kulit-singkong-lezat-bergizi-dan-benilai-jual-tinggi.html
Pemberdayaan limbah singkong, dalam mengolah menjadi keripik
kulit singkong, merupakan salah satu bentuk untuk mengatasi limbah kulit singkong.
Jika selama ini kita telah mengetahui bahwa umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya
karbohidrat, demikian juga dengan daun singkong yang telah dimanfaatkan sebagai bahan
makanan kita karena mengandung protein dan zat besi. Lalu bagaimana dengan kulit singkong?
Bagian dari kulit singkong (bukan kulit ari) sering kali disepelekan dan dianggap sebagai limbah
dari tanaman singkong, padahal kulit singkong ini juga masih memiliki kandungan karbohidrat
yang tinggi.
Kulit singkong ini termasuk dalam kategori sampah organik, karena sampah ini dapat
terdegradasi (membusuk atau hancur) secara alami. Untuk pengolahan limbah singkong selama
ini biasanya dimanfaatkan sebagai kompos, makan ternak, dan sebagai bio energi. Pemanfaatan
tersebut dikarenakan kulit singkong yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, dan
karena kandungan inilah maka dapat juga dikonsumsi oleh manusia.
Di tangan seorang yang kreatif limbah kulit singkong ini, dapat diubah menjadi olahan kuliner
yang lezat, bergizi dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Cara pembuatan keripik kulit singkong, mudah dan praktis. Kulit singkong yang telah di kupas
kemudian dibersihkan dan dicuci hingga bersih. Setelah dicuci, kulit singkong di masak hingga
berwarna kecoklatan. Kulit singkong kemudian di cuci kembali, dan direndam dengan air garam
dan campuran penyedap rasa. Merendam kulit singkong biasanya antara dua hingga tiga hari,
dengan air rendaman diganti tiap harinya.
Setelah bumbu meresap, kulit singkong yang direndam kemudian di keringkan di bawah terik
matahari. Butuh dua hari dalam proses pengeringan, sebelum keripik kulit singkong ini digoreng.
Keripik kulit singkong yang sudah digoreng, rasanya mirip seperti keripik paru ataupun keripik
ubi singkong. Selain gurih dan renyah, rasa pahit yang dihasilkan dari getah singkong tidak
terasa akibat proses rendaman selama 3 hari.
Olahan kulit singkong lezat, bergizi dan bernilai jual tinggi inilah peluang bisnis Anda,
karena masih jarang yang mengetahui tentang manfaat dan pengolahan dari limbah kulit
singkong. Apabila hasil olahan Anda bagus dan enak, Anda dapat memasarkannya di
supermarket bahkan sampai diimpor ke luar negeri. Berkreasilah dengan temuan resep andalan
Anda dan bersiap menjadi pebisnis yang sukses. Selamat mencoba.
Karbon Aktif dari Kulit Singkong
http://sains.kompas.com/read/2009/11/17/09123493/karbon.aktif.dari.kulit.singkong
Selasa, 17 November 2009 | 09:12 WIB
i
SEMARANG, KOMPAS.com — Deby Jannati (16) dan Shona Mazia (17), siswa SMA
Semesta Semarang, Jawa Tengah, membuktikan bahwa kulit singkong dapat dijadikan bahan
karbon aktif. Karbon aktif itu mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga dalam air
limbah.
Deby dan Shona, yang mewakili Indonesia, meraih juara pertama dalam ajang Mostratec di
Novo Hamburgo, Brasil, yang berlangsung pada 24-31 Oktober. Ajang itu diikuti siswa sekolah
menengah atas dari 22 negara di Asia, Eropa, dan Amerika Latin. Ada 274 proyek siswa yang
dipertandingkan.
”Biasanya karbon aktif dibuat dari batok kelapa. Ternyata, kulit singkong yang selama ini kurang
dimanfaatkan juga mengandung karbon,” kata Shona.
Ia secara tidak sengaja mengetahui dari tugas sekolah temannya bahwa kulit singkong
mengandung 59,31 persen karbon. Ia sering melihat karbon aktif digunakan untuk menjernihkan
air di kamar mandi asrama sekolah.
”Saya pikir, kulit singkong juga bisa dibuat karbon aktif. Selain dapat meningkatkan nilai
ekonomis kulit singkong, pembuatan karbon aktif dari kulit singkong lebih ramah lingkungan,”
kata Shona.
Deby mengatakan, karbon aktif dari kulit singkong dibuat dengan mengeringkan kulit singkong,
dilanjutkan pada alat semacam oven pada suhu 800 derajat celsius selama tiga jam. Hasilnya
dihaluskan dan diaktivasi dengan larutan NaOH.
Setelah diuji dengan atomic absorption spectrophotometer, karbon aktif yang dihasilkan ternyata
dapat menyerap 99,98 persen kandungan tembaga (Cu). Hasil uji laboratorium, sebanyak 20
mililiter limbah sintetis yang mengandung CuSO4 mampu dijernihkan dengan 2 gram karbon
aktif kulit singkong dalam waktu 40 menit.
”Tidak hanya untuk penjernih air, karbon aktif juga digunakan untuk obat diare. Kami ingin ada
yang melanjutkan penelitian ini supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan,” kata Shona.
(UTI)
Sampah Kulit Singkong
http://buzzysuck.blogspot.com/2008/12/sampah-kulit-singkong.html
Singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah
2-3 cm dan panjang 50-80 cm,tergantung dari jenis singkong yang ditenam.Daging umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan.Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya
karbohidrat namun sangat miskin protein.Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun
singkong karena mengandung asam amino metionin.
Nah,kalau daun dan isinya begitu bermanfaat dan sangat bernutrisi tinggi untuk kita
bagaimanakah dengan kulitnya?Apakah kulit singkong hanya sebagai limbah/sampah dari
singkong?Hal ini sering kali disepelekan oleh sebagian besar orang,namun ternyata selain
dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong,kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat
yang tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak.
Selengkapnya dibahas dalam poin-poin berikut ;
I.DESKRIPSI
Berdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik,anorganik,dan sampah
berbahaya.
Maka kulit singkong ini tergolong dalam sampah Organik karena sampah ini dapat terdegradasi
(membusuk/hancur) secara alami.
Selama ini 70% dari jumlah volume total sampah di Indonesia merupakan jenis sampah
organik.Oleh karena pengolahan dari sampah yang dapat terdegradasi ini sangat membantu dan
meminimalisasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Selama ini pengolahan persampahan,terutama di perkotaan ,tidak berjalan dengan efisien dan
efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat.Misalnya saja,seluruh sampah dari kota
Jakarta harus dibuang di tempat pembuangan akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi.Dapat
dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini.Belum lagi,sampah yang dibuang
masih tercampur antara sampah organik dan anorganik.Padahal,dengan mengelola sampah besar
ditingkat lingkungan terkecil seperti RT atau RW,dengan membuatnya menjadi kompos maka
paling tidak volume sampah dapat dikurangi.Apalagi kulit singkong sering dianggap remeh dan
menjadi limbah rumah tangga padahal ada banyak menfaat yang didapat dari kulit singkong.
II.DAMPAK
Walaupun sampah organik/limbah kulit singkong banyak memiliki manfaat dan dapat diolah
menjadi kompos,pakan ternak,dan bioenergi bukan berarti limbah ini tidak memiliki dampak
negative.Dampak negative yang dapat timbul adalah jika kita membakar sampah asal-asalan
karena dapat mengganggu kesehatan.
Masalah lain dari sampah organik/limbah kulit singkong adalah kelembapannya.Sampah basah
mengakibatkan partikel-partikel yang tidak terbakar berterbangan juga berakibat terjadi reaksi
yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya.Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat
sebagai awan dalam asap.
III.MANFAAT
Kulit singkong merupakan limbah dari singkong yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi
yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak.Persentase jumlah limbah kulit bagian luar
sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 815%.Peningkatan efisiensi pemanfaatan bahan makanan dapat dilakukan melalui berbagai
teknologi pengolahan pakan yaitu pencampuran hijauan atau limbah pertanian dengan konsentrat
menjadi wafer ransom komplit.
Penelitian ini bertujuan unuk mengetahui sifat fisik dan palabilitas wafer ransom komplit untuk
domba yang menggunakan kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang.Sifat fisik yang di
ukur adalah kadar air.,daya serap air,pengembangan tebal,kecepatan dan keteguhan
lentur.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan ransom dan 3 kali ulangan.
(Steel dan Torrie,1993)
Hasil penelitian menunjukkan bahwaw perlakuan memberikan pengaruh terhadap nilai kadar
air,daya serap air,pengembangan tebal dan kerapatan,namun tidak berpengaruh terhadap nilai
keteguhan lentur.Rataan nilai kadar air berkisar 10,060-13,137%,rataan nilai daya serap air
berkisar 82,490-169,780^,rataan nilai kerapatan berkisar 0,855-0,870 g/cm3,dan rataan nilai
keteguhan lentur berkisar 46,83-48,66 kg/cm2.
Kisaran hasil pengujian palatabilitas dari konsumsi bahan kering berkisar 769-866
gr/hari.Berdasarkan hal tersebut memanfaatkan limbah kulit singkong sebagai pengganti rumput
lapang dalam ransom komplit domba bentuk wafer dapat dilakukan sampai taraf 30%.
Selain itu masih banyak lagi pemanfaatan dari limbah kulit singkong yaitu kompos,obat cacingan
dan dapat dibuat kerupuk.
IV.CARA PENGOLAHAN
1.Pupuk (bioteknologi)
Sisa kulit singkong dicacah kecil-kecil,diletakkan di dalam kotak kayu yang diberi air gula
merah,disiram diatasnya,lalu tunggu beberapa hari ...tanpa terkena sinar matahari.Setelah
beberapa hari (±2 minggu),disaring dengan adukan pasir,dan yang halus itulah yang dijadikan
pupuk.
2.Obat cacing
Diperlukan 60 gr kulit batang singkong dan 30 gr daun ketepeng cina direbus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc.Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur.Lakukan teratur setiap
hari hingga sembuh.
Olahan Kulit Singkong Mujarab Redam
Ledakan Elpiji
http://www.tribunnews.com/2010/08/03/olahan-kulit-singkong-mujarab-redam-ledakanelpiji
Tribunnews.com - Selasa, 3 Agustus 2010 09:18 WIB
Kompas.com
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Di tengah ketakutan masyarakat atas banyaknya ledakan
tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg), ilmuwan kelahiran Surabaya yang kini menjadi
pengusaha, Randall Hartoyo Laksono, berhasil menciptakan formula pemadam ledakan elpiji.
Cairan yang mampu meredam api dalam hitungan detik itu dihasilkan dari formulasi kulit
singkong, sehingga ramah lingkungan. Temuan itu tak akan dikomersialkan, namun dihibahkan
ke pemerintah untuk diproduksi massal sebagai pelengkap (aksesori) tabung elpiji.
Direktur PT Sanindo Perkasa Abadi (SPA) Winardi Nyoto mengatakan, selama ini belum ada
solusi ketika terjadi kebakaran atau ledakan akibat tabung gas elpiji. “Oleh karena itu kita
tergerak memberikan formula ini ke pemerintah. Ini agar masyarakat kita lebih merasa aman dan
nyaman dalam menggunakan elpiji atau apa saja yang berhubungan dengan benda yang rentan
terhadap ledakan atau kebakaran,” kata Winardi, Senin (2/8/2010).
Formula itu berupa zat olahan dari kulit singkong yang telah diubah menjadi cairan tanpa bau
dan tanpa warna. Selanjutnya, cairan itu bisa mematikan api yang membara. Bahkan mampu
mengubah bahan kayu, kertas, tekstil, dan kulit jati menjadi tahan api meski bersuhu 3.000
derajat celcius sekalipun.
SPA merupakan produsen inovasi zat kimia yang memanfaatkan formula temuan Randall Hart,
sapaan akrab Randall Hartoyo, yang kini banyak menghabiskan waktu di Amerika Serikat (AS).
Ada puluhan jenis produk yang telah dihasilkan pabrikan yang berlokasi di Sidoarjo itu. Dan saat
ini Randall masih menyimpan sekitar 34 formula baru, salah satunya akan diwujudkan dalam
bentuk aksesori elpiji tersebut.
“Cairan ini dihasilkan melalui riset selama sepuluh tahun dengan biaya Rp 10 miliar. Meski
demikian, kita tak memikirkan biaya itu. Yang penting formula ini bisa memberi manfaat bagi
masyarakat,” ungkap Winardi.
Dalam bentuk produk peredam kebakaran, zat yang bermerek Hartindo AF11E itu baru-baru ini
bahkan telah digunakan sebagai pelapis baju seragam tentara AS. Selain di Sidoarjo, pabrikannya
telah berdiri di London, Kanada, Prancis, Arab Saudi, Abu Dhabi, dan Malaysia, sehingga
sertifikasi internasional telah diterima produknya.
Terkait produk aksesori elpiji, cara kerjanya sederhana. Zat cair itu dikemas dalam boks yang
dikaitkan/dipasangkan di atas regulator tabung elpiji dengan ukuran 300-500 gram per unit.
Begitu ada kobaran api atau ledakan, boks ini bekerja dan dalam hitungan detik langsung
meredam api. Produk ini tak ada masa kedaluwarsa, sehingga bisa digunakan sepanjang masa
dan tak perlu diisi ulang.
Di sisi lain, begitu mendengar ada warganya berhasil meramu formula tersebut, Gubernur Jatim
Soekarwo langsung merespons, bahkan memperjuangkan untuk diajukan ke Presiden SBY.
“Karena produk untuk peredam ledakan elpiji ini belum ada namanya, rencananya 7 Agustus
nanti Pak Gubernur yang akan memberi nama sekaligus dikenalkan ke publik,” kata Winardi.
Soal harga, dia menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah. Namun, jika nanti diproduksi massal,
setelah dikalkulasi dengan biaya produksi, kisaran harganya Rp 100 ribu-an per unit.
Karbon Aktif Kulit Singkong sebagai Filter Air
http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=38329
Sabtu, 21 Nopember 2009
Dengan pori-pori banyak dan besar, karbon aktif
kulit singkong sangat potensial mengenyahkan
bau dan warna air yang keruh.
Dua siswa SMA Semesta Semarang, Jawa
Tengah, berhasil menyulap kulit singkong
menjadi karbon aktif. Setelah diuji
laboratorium, karbon aktif dari kulit singkong
ternyata mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga air limbah.
Biasanya karbon aktif, atau yang biasa disebut arang aktif, dibuat dari tempurung kelapa yang
dibakar. Secara umum, masyarakat sudah mengerti benar bahwa untuk mendapatkan arang aktif
ini, maka tempurung kelapalah yang mereka perlukan.
Namun ternyata tempurung kelapa bukanlah satu-satunya penghasil karbon aktif. Ada bahan lain
yang bisa menghasilkan produk yang sama, kulit singkong.
Adalah Deby Jannati, 16 tahun, dan Shona Mazia, 17 tahun. Keduanya merupakan siswa SMA
Semesta Semarang, Jawa Tengah, yang sering memperhatikan petugas kebersihan sekolah
menggunakan karbon aktif untuk menjernihkan air di kamar mandi sekolah mereka. Keduanya
bertanya-tanya, apakah karbon aktif itu? Dan dari apa bahan itu dibuat?
Pertanyaan mereka tidak berhenti begitu saja. Mereka mencari informasi seputar karbon aktif
dari tulisan-tulisan yang pernah ada.
Salah satu tulisan yang mereka baca adalah hasil penelitian teman sekolah mereka yang
menyimpulkan bahwa kulit singkong mengandung 59,31 persen karbon.
Pakar kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Heri Haerudin mengatakan hampir
semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan, mengandung karbon.
Sebut saja tulang manusia, tulang sapi, pelepah daun pisang, kulit singkong, hingga tempurung
kelapa.
Bentuk karbon aktif bisanya berupa butiran kristal dan tepung (powder) yang memiliki pori-pori.
Fungsi pori-pori itu menyerap zat magnetik serta menjernihkan air dari warna keruh serta
menghilangkan bau tak sedap. Maka tidak heran jika karbon aktif juga digunakan sebagai filter
dalam pengolahan air minum.
Jika diperiksa di bawah mikroskop, pori-pori pada karbon aktif terlihat banyak dan besar. Poripori ini memunyai ukuran yang bermacam-macam. Ada yang berukuran lebih dari 50 nanometer
(nm) yang disebut dengan macropores, ada yang berukuran 2–50 nm (mesopores), dan ada juga
yang berukuran di bawah 2 nm (micropores).
Warna karbon aktif seperti arang, hitam. Luas permukaannya sekitar 2 x 104 sentimeter persegi
per gram (cm2 per gram), tetapi sesudah melakukan tahapan proses aktivasi luasnya menjadi
sekitar 5 x 106 sampai 1,5 x 107 sentimeter persegi cm2 per gram.
Proses Karbon Aktif
Untuk mendapatkan karbon aktif dari kulit singkong, Deby dan Shona melakukan empat
tahapan. Langkah pertama, mengupas kulit singkong dari dagingnya. Setelah itu dikeringkan
dengan durasi yang bervariasi, bergantung kondisi cuaca dan suhu ruangan.
Setelah kulit singkong kering, tahapan selanjutnya adalah membakar bahan baku di dalam oven
agar menghilangkan senyawa hidrokarbon pada bahan baku. Temperatur yang digunakan harus
tinggi. Maka peneliti muda itu membakar kulit singkong pada suhu 800 derajat celsius. Dan
proses pembakarannya berlangsung selama tiga jam.
Agar proses pembakaran sempurna, selain suhu temperaturnya diatur pada suhu sangat tinggi,
Deby dan Shona membakar kulit singkong pada ruang tertutup supaya tak ada udara atau oksigen
(O2) di dalam oven. Tujuannya supaya bahan baku kering secara total dan menguapkan senyawa
hidrokarbon dalam bahan baku.
Menurut Heri, proses pembakaran kulit singkong memang harus dilakukan di ruang tertutup.
Tujuannya untuk meminimalisasi kandungan oksigen saat terjadinya proses pembakaran. “Kalau
ada kandungan oksigen, arangnya akan habis terbakar menjadi debu,” kata Heri.
Sebagai ilustrasi, ia menjelaskan, kayu yang dibakar di lapangan terbuka, misalnya dalam acara
api unggun, akan habis termakan api menjadi abu. Itulah mengapa proses pembakaran karbon
aktif harus dilakukan di ruang tertutup, supaya arang tak menjadi abu.
Seusai pembakaran, maka wujud kulit singkong akan berubah menjadi arang.
Selanjutnya, arang yang berasal dari kulit singkong tersebut dihaluskan. Setelah itu, Deby dan
Shona melakukan proses aktifasi karbon dengan menggunakan larutan sodium hydroxide
(NaOH) alias soda kimia.
“Penggunaan soda kimia dalam proses karbon aktif adalah hal yang biasa dilakukan, gunanya
untuk mengaktifkan arang menjadi karbon aktif,” papar Heri.
Seusai melewati tahapan aktivasi karbon, Debby dan Shona menguji karbon aktif dengan metode
atomic absorption spectrophotometer (AAS). Spektrofotometri serapan atom, demikian nama
lain dari AAS itu, merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat konsentrasi logam dan semilogam.
Proses aktivasi ini bertujuan untuk meningkatkan volume dan memperbesar diameter pori-pori
karbon. “Dengan demikian, daya absorpsi (serap) karbon aktif menjadi tinggi terhadap zat warna
dan bau pada air,” ulas Heri.
Pada umumnya karbon aktif dapat diaktivasi dengan dua cara, yaitu dengan cara aktivasi kimia
dan aktivasi fisika. Dalam proses aktivasi kimia, arang hasil karbonisasi direndam dalam larutan
kimia selama 24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600 hingga 9.000 derajat celcius
selama 1- 2 jam.
Bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai aktivator biasanya hidroksida logam alkali garamgaram karbonat, klorida, sulfat, dan fosfat dari logam alkali tanah. Pada proses kimia, kualitas
karbon aktif yang dihasilkan tergantung dari bahan kimia yang digunakan.
Sedangakan aktivasi fisika, yaitu proses aktivasi karbon dengan uap air dialirkan pada arang
hasil karbonisasi. Proses ini biasanya menggunakan temperatur 800 ribu – 11 ribu derajat celcius.
Agar penelitan kulit singkong mereka sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah, maka Deby dan
Shona menguji karbon aktif kreasinya dalam laboratorium. Dalam uji laboratorium, mereka
menguji 20 mililiter limbah sintetis yang mengandung tembaga dengan dua gram karbon aktif
kulit singkong hasil karya mereka. Setelah diuji selama 40 menit, karbon aktif dari kulit
singkong itu ternyata mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga (Cu) pada air limbah.
(vic/L-4)
Kandungan Gizi dan Manfaat
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin akan
protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung
asam amino metionin.
Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya
sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat
membentuk asam sianida.
Umumnya daging umbi singkong berwarna putih atau kekuning - kuningan, untuk rasanya manis
menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar dan 50 kali
lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang pahit, proses pemasakan
sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya.
Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Dalam hal ini
umbi singkong mudah sekali rusak, ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat
terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Singkong banyak digunakan pada berbagai macam penganan, mulai dari kripik, kudapan,
sayuran hingga tape. Bahkan bisa juga dibuat tepung singkong yaitu tepung tapioka yang dapat
digunakan untuk mengganti tepung gandum, tepung ini baik untuk pengidap alergi.
Memilih dan Mengolah Singkong
Penganan singkong seakan tak pernah habis. Ada saja kue - kue yang bisa dibuat dari singkong.
Nah untuk membuat penganan dari singkong kita harus pandai memilih dan mengolahnya.
Anda bisa memilih dan mengolah singkong yang bisa dilakukan dengan beberapa cara ini :
Kupas kulit singkong dengan kuku Anda. Lihat warnanya, konon yang warnanya kekuningan lebih
baik daripada yang putih.
Patahkan sedikit ujungnya, perhatikan baik - baik, kalau ada bagian yang membiru sebaiknya
jangan dipilih. Singkong yang telah lama disimpan memang cenderung mengeluarkan noda biru
atau
hitam yang diakibatkan enzim poliphenolase yang bersifat racun.
Banyak orang memilih singkong dari tanah yang membungkusnya. Kalau tanahnya belum kering
berarti berarti singkongnya masih baru, pasti belum ada noda.
Saat diolah singkong harus dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang menempel di umbi
singkong.
Setelah itu singkong bisa dikupas. Cara mengupasnya cukup mudah, kerat saja bagian tengahnya
singkong secara memanjang, lalu tarik bagian yang terkelupas hingga lepas sama sekali dari
singkong.
Cuci kembali singkong supaya bersih. Apabila belum diolah, rendam singkong terlebih dahulu
agar warnanya tidak berubah. Yang mesti diingat, singkong adalah umbi akar yang teksturnya
cukup keras, sehingga apabila akan diubah menhadi penganan musti diolah terlebih dahulu
seperti dikukus atau diparut.
Apabila singkong hendak dihaluskan seperti untuk membuat getuk, sebaiknya pengukusan
singkong
harus dilakukan hingga benar - benar empuk. Untuk menghaluskannya bisa menggunakan garpu
atau ditumbuk dalam cobek (batu lumpang). Yang mesti diingat, singkong sebaiknya dihaluskan
selagi masih panas.
Nah, dari tanaman singkong ini Anda bisa berkreasi untuk menjadikan hidangan yang menarik.
Daun singkong untuk sayuran, sedangkan umbinya Anda bisa mengolahnya untuk camilan, cake,
puding, roti atau berbagai hidangan lezat lainnya. Selamat mencoba.
BIOGAS DARI KULIT SINGKONG
http://fluorinregarfiqry.wordpress.com/2009/01/28/biogas-dari-kulit-singkong/
A.
Pengantar
Wonogiri merupakan kabupaten yang mendapat julukan sebagai kota gaplek. Karena
sebagian besar hasil pertaniannya adalah singkong. Singkong yang ditanam oleh petani di
Kabupaten Wonogiri pada umumnya dijadikan gaplek (singkong yang dikeringkan) terlebih
dahulu kemudian sebagian besar dijual dan yang lain dikonsumsi untuk pengganti makanan
pokok beras atau dijadikan tiwul.
Menurut Catatan Wonogiri Dalam Angka, dalam setiap tahunnya Wonogiri rata-rata
menghasilkan 178,92 kw/ha singkong. Dengan luas panen 70.529 ha dan produksi singkong
12.619.096 kw.
Dari data-data tersebut terlihat bahwa selama ini yang dimanfaatkan hanyalah
singkongnya saja. Sedangkan dari situ masih menyisakan kulit singkong yang menumpuk
dan kurang bisa dimanfaatkan karena yang digunakan sebagai pakan ternak jumlahnya
hanya sedikit sebab jika terlalu banyak bisa menyebabkan keracunan. Karena di dalam
singkong mengandung racun sianida.
Oleh karena itu, kami dari team KIR SMAN 1 Girimarto mencoba memanfaatkan
limbah kulit singkong untuk pembuatan biogas sebagai bahan bakar alternative dalam
rumah tangga, selain mengurangi sampah juga sebagai salah satu solusi dimasa sekarang,
dimana BMM langka dan harganya naik. Dengan begitu diharapkan dapat membantu
masyarakat Wonogiri pada khususnya untuk mengatasi naiknya harga minyak maupun gas
untuk keperluan rumah tangga.
B. Cara Pembuatan
(i) Alat dan Bahan
1. Alat pemroses Biogas terdiri dari drum besar sebagai digester (penampung bahan), drum
penampung gas dan drum penyekat;
2. Kompor dan selang gas;
3. Kulit singkong yang sudah dicacah 20 kg;
4. Starter berupa lumpur aktif dan kotoran sapi 12 kg.
(ii) Cara Pembuatan
1. Mencampurkan kulit singkong, air dan starter lumpur aktif organik. Mengaduk semua
bahan tersebut sampai tercampur rata.
2. Mengaduk bahan sampai tidak terlalu kental atau terlalu encer. Kemudian membersihkan
dari benda-benda padatan lain yang ada di dalamnya.
3. Memasukkan bahan isian ke dalam tangki pencerna.
4. Memasukkan air ke dalam tangki penyekat sampai setinggi 85 cm. Air ini digunakan
sebagai parameter banyaknya gas yang terdapat dalam tangki pengumpul.
5. Memasukkan tangki pengumpul ke dalam tangki penyekat.
6. Menghubungkan selang gas pada rangkaian alat pemroses yaitu tangki pencerna ke
tangki pengumpul dan tangki pengumpul ke kompor gas
Ditunggu sampai gas muncul dengan indicator jika tangki pengumpul naik berarti gas sudah
keluar. Dan diuji cobakan dengan pembakaran
C. Hasil
Dalam pembuatan biogas dari kulit singkong, gas yang diperoleh tidak secepat
biogas dari limbah kotoran hewan. Sebab dalam kulit singkong masih mengandung zat
kayu (lignin) yang sulit dicerna oleh bakteri methan yaitu bakteri anaerob yang mencerna
limbah menjadi gas methane dalam ruang kedap udara. Sehingga proses pencernaan
limbah kulit singkong menjadi gas methane yang dimanfaatkan sebagai biogas diperoleh
dalam waktu yang lama. Dari percobaan kami diperlukan waktu 3 bulan untuk
menghasilkan biogas sampai bias digunakan untuk memasak.
Hal ini dikarenakan ada beberapa hal yang mempengaruhi selain hal di atas.
Karena ada beberapa factor yang mempengaruhi produksi biogas antara lain kondisi
anaerob, bahan baku isian, imbangan C/N, temperature, pH dan starter. Dari faktor-faktor
itu jika salah satu faktor kurang terpenuhi juga mempengaruhi produksi gas.
Dalam pembuatan biogas ini gas yang muncul pertama kali belum bisa digunakan
karena gas yang keluar didominasi oleh gas CO2. Sehingga gas ini harus dikeluarkan,
kemudian ditunggu sampai gas yang keluar dapat dibakar(dimanfaatkan).
Setelah berhasil didapatkan biogas dari limbah kulit singkong, jika dilihat secara
fisik gasnya tidak berbau dan tidak berwarna. Namun ketika dibakar gasnya berwarna
biru jernih(tidak kekuningan) sehingga menimbulkan panas yang lebih dibandingkan
pembakaran dengan minyak tanah atau kayu bakar.
Dilihat dari alat dan bahan pembuatannya, pembuatan biogas dari kulit singkong ini
tidaklah mahal ataupun sulit. Sebab alat yang digunakan untuk memproses biogas dapat
diperoleh dengan memanfaatkan drum bekas dan biaya perancangannya juga tidak
mahal. Sebab alat ini tidak sekali pakai digunakan artinya hanya diperlukan modal pada
saat awal pembuatan untuk seterusnya hanya mengisi ulang bahan baku yang mudah kita
dapatkan.
23Des2008
Kulit Singkong
http://singkongku.blogspot.com/2008/12/kulit-singkong.html
Sepanjang jalan memasuki desa ini, di pinggir jalan terlihat
sekumpulan ibu-ibu yang sedang mengupas singkong. Limbah kulit singkong menumpuk di
sampingnya. Begitulah pemandangan sekarang ini yang dapat ditemui di Desa Cipambuan, desa
tempat dilaksanakannya peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-13 tahun 2006. Pada
peringatan Harganas kala itu, Desa Cipambuan menjadi salah satu lokasi kegiatan Bedah
Kampung yang setidaknya telah merenovasi 214 rumah, pembangunan masjid, jalan, tempat
MCK, renovasi dua ruang kelas SD serta pemindahan bangunan SD Citaringgul 3 ke Desa
Cipambuan. Dari kegiatan itu juga, kini telah berdiri bangunan Rumah Pintar sebagai sarana
belajar yang dilengkapi dengan perpustakaan, tempat bermain, peralatan komputer dan internet.
Penumbuhan kelompok usaha pembuatan enye-enye di Desa Cipambuan merupakan hasil
identifikasi yang dilakukan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
(BBP2TP) dan BB Pasca Panen. Kegiatan tersebut diawali dengan identifikasi potensi
sumberdaya khususnya bahan baku singkong, kondisi dan motivasi masyarakat setempat serta
bentuk usaha, jenis pangan yang diolah, dan potensi pasar produk yang dihasilkan. Pembinaan
secara langsung juga dilakukan oleh kedua instansi tersebut dalam rangka penumbuhan usaha
rumah tangga berbasis bahan baku singkong di Rumah Pintar sebagai tempat pelatihan
ketrampilan (Sentra Kriya) bagi remaja dan ibu rumah tangga untuk memanfaatkan waktu
luangnya dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Pembinaan tersebut meliputi teknis
pembuatan, pengepakan hingga pemasaran.
Penumbuhan usaha pembuatan enye-enye skala rumah tangga di Desa Cipambuan dilakukan
melalui beberapa tahapan, antara lain (i) pembentukan kelompok usaha untuk mempermudah
pengorganisasian kegiatan; (ii) pemberian bantuan peralatan produksi dan permodalan, dalam hal
ini Badan Litbang Pertanian memberikan pemarut singkong listrik, timbangan, sealer, tampah,
dan plastik pengemas. Sedangkan bantuan permodalan diberikan sebesar satu juta rupiah yang
dikelola oleh Tutor Rumah Pintar selaku pendamping Kelompok Usaha; (iii) pelatihan
pembuatan enye-enye yang disampaikan oleh tim dari Balai Besar Pasca Panen; (iv) pembuatan
kesepakatan kelompok mengenai pemanfaatan bantuan peralatan dan permodalan; serta tahapan
terakhir (v) adalah penghitungan prakiraan biaya dan pendapatan usaha enye-enye.
Kegiatan pengolahan enye-enye saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Pantauan terakhir yang dilakukan pada Selasa (10/6) lalu terlihat adanya peningkatan dalam hal
kapasitas produksi, yaitu yang sebelumnya dalam satu hari hanya mengolah maksimal 3- 5 kg
bahan baku singkong untuk masing-masing kelompok kecil yang terdiri dari 2-3 orang, sekarang
sudah mencapai 10 kg per orang. "Kemajuan yang patut dibanggakan," kata Maesti salah satu
tenaga pembina dari BBP2TP yang melakukan pemantauan pada hari itu. Sebelumnya,
berdasarkan pantauan yang dilakukan setelah 20 hari produksi (3/10/07) tingkat kemajuannya
juga sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Saat itu jumlah enye-enye yang dihasilkan
mencapai 120 kg dan dari jumlah tersebut telah dipesan seluruhnya oleh beberapa pembeli.
Lancarnya pemasaran dan adanya prospek pasar yang masih luas mendorong ibu-ibu untuk
meningkatkan skala produksinya. "Makanya sekarang kami dapat mengolah 10 kg singkong
dalam sehari dan menghasilkan 3 kg enye-enye," binar wajah Yuyun tidak dapat disembunyikan
ketika mengucapkan itu.
Mengenai harga, saat ini telah mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp 13.000 per kg
menjadi Rp 16.000 per kg. "Harga itu merupakan harga jual dari Rumah Pintar ke konsumen,"
ujar Yuyun, salah satu Tutor. Kemasan enye-enye saat ini sebagian besar berukuran 1/2 kg,
namun sebelumnya pernah juga memproduksi yang berukuran 1/4 kg. Ternyata dari dua ukuran
tersebut, konsumen lebih menyukai yang berukuran 1/2 kg. Preferensi inilah yang mendasari
berubahnya ukuran menjadi 1/2 kg per kemasan.
Prakiraan pendapatan yang diperoleh dari usaha pembuatan enye-enye tersebut berkisar antara
Rp 18.500 - Rp 24.000 per siklus produksi atau 10 kg singkong/hari, dengan harga jual ke
Rumah Pintar sebesar Rp 12.000 per kg. Namun dengan kenaikan harga BBM saat ini,
nampaknya harga di tingkat kelompok perlu dipertimbangkan.
Sejauh ini, agar usaha tersebut berkembang dan berkelanjutan, BBP2TP melakukan
pendampingan bersama-sama dengan BB Pasca Panen. Fokus pendampingan yang dilakukan
BBP2TP lebih pada perkembangan kelembagaan kelompok usaha Bunga Mawar, pengelolaan
modal usaha dan pemasaran. Sementara BB Pasca Panen fokus pada perkembangan kualitas
enye-enye, termasuk bentuk rasa dan kemasan.
Dengan kualitas yang lebih menarik dibandingkan produk enye-enye di pasaran saat ini, enyeenye produksi Rumah Pintar tersebut memiliki prospek pengembangan ke depannya. Namun
demikian, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terkait dengan upaya pengembangan,
antara lain ketersediaan bahan baku singkong yang saat ini mulai terancam karena lahan
singkong mulai beralih fungsi menjadi bangunan perumahan dan sarana usaha lainnya, hal ini
berimplikasi pada semakin berkurangnya pasokan singkong sehingga berpotensi meningkatkan
harga singkong segar, dan pertimbangan terakhir adalah perilaku masyarakatnya yang masih
tradisional menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pembinaan dan pendampingan.
Sebagai tindak lanjut ke depan, selain tetap melakukan pendampingan Badan Litbang juga
melakukan koordinasi dan kerjasama dengan dinas lingkup Kabupaten Bogor, seperti Dinas
Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Dinas Kesehatan. Dari
kerjasama tersebut diharapkan akan diperoleh fasilitasi dalam hal penyediaan peralatan,
peningkatan kebutuhan modal, akses pemasaran produk, legalitas usaha serta legalitas kesehatan
produk yang dihasilkan.
Dengan demikian, di tahun 2008 ini, keterlibatan dan peran Badan Litbang Pertanian tidak lebih
sebagai nara sumber inovasi kelembagaan dan pengembangan produk enye-enye. Peran yang
lebih besar diharapkan diperoleh dari Pemda Kabupaten Bogor dan menjadi lebih baik apabila
model penumbuhan usaha rumah tangga dengan konsep Rumah Pintar dapat dikembangkan di
daerah lain.
Manfaat Singkong
http://dheryudi.wordpress.com/2008/08/14/singkong/
Siapa tak kenal singkong? Tanaman ‘rakyat’ ini
bisa dikatakan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya umbinya yang memiliki
rasa yang khas, namun daun singkong pun bisa disulap menjadi sayuran yang sangat nikmat.
Sebagai penganan, umbi singkong diminati hampir di semua wilayah di Tanah Air. Umbi
singkong juga dikenal sebagai makanan pokok di daerah tertentu. Di beberapa daerah, singkong
(Manihot utilissima) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda),
tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain.
Tanaman singkong sangat mudah tumbuh. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini
banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan
dengan stek dari batang singkong tua.
Menurut pakar tanaman obat, Prof Hembing Wijayakusuma, efek farmakologis dari singkong
adalah sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah napsu makan. Bagian yang
umum dipakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi.
Umbi singkong memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat
besi, vitamin B dan C, dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori,
fosfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batang, mengandung tannin,
enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.
Selain sebagai makanan, tanaman singkong memiliki berbagai khasiat sebagai obat. Di antaranya
obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa
meningkatkan stamina.
Mengatasi rematik bisa dilakukan dengan pemakaian dalam dan pemakaian luar.
Pada pemakaian luar, sebanyak lima lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur
sirih secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan
pada bagian tubuh yang sakit.
Pada pemakaian dalam, 100 gram batang singkong, satu batang sereh, dan 15 gram jahe
direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu, disaring dan diminum airnya sebanyak
200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Mengatasi sakit kepala, daun singkong ditumbuk lalu digunakan untuk kompres.
Sebagai obat demam, 60 gram batang pohon singkong, 30 gram jali yang telah direndam hingga
lembut direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya
sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Mengatasi luka bernanah, batang singkong segar ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian tubuh
yang sakit.
Untuk luka garukan, singkong diparut lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan
diperban.
Obat luka karena terkena benda panas, singkong diparut lalu diperas. Airnya didiamkan
beberapa saat hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagian yang luka.
Mengatasi diare, tujuh lembar daun singkong direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc.
Lalu disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Obat cacingan, 60 gram kulit batang singkong dan 30 gram daun ketepeng cina direbus dengan
600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur.
Mengatasi beri-beri, 200 gram daun singkong dimakan sebagai lalap.
Untuk meningkatkan stamina, 100 gram singkong, 25 gram kencur, dan lima butir angco yang
telah dibuang bijinya, diblender dengan menambahkan air secukupnya. Lalu tambahkan madu
dan diminum.
Manfaat Kulit Singkong yang
Menguntungkan
http://bisnisukm.com/manfaat-kulit-singkong-yang-menguntungkan.html
Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan
mulai dari umbi hingga daunnya. Umbi Singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk
digoreng atau direbus. Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau di jadikan makanan untuk
hewan ternak. Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap sebagai
limbah dari tanaman singkong. Padahal, kulit singkong ini memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi yang dapat dikonsumsi pula oleh manusia. Presentase jumlah limbah kulit bagian luar
sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%.
Sampah kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena sampah ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Pengolahan limbah kulit singkong dapat
dimanfaatkan sebagai:
Kompos
Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut sebagi pupuk
kompos. Menurut penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber
nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisida tumbuhan.
Pakan ternak
Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang mengandung
karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak.
Bio energi
Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan sebagai
pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong
melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka
mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar non migas yang terbarukan
yaitu BBN ( bahan bakar nabati ) sebagai pengganti bensin.
Olahan kuliner
Kulit singkong dapat menjadi olahan kuliner yaitu keripik kulit singkong, yang tak kalah sedap
dengan umbi singkong itu sendiri. Bahan dasar yang lebih murah, namu rasa tak mau kalah.
Mayoritas kulit singkong hanya dijual kepada peternak sapi atau kambing, sebagai makanan
tambahan dengan harga rendah. Manfaat kulit singkong yang menguntungkan inilah peluang
bisnis Anda, karena begitu banyak kandungan dan manfaat dari kulit singkong. Anda dapat
berkreasi dalam sistem pengolahannya, agar limbah kulit singkong tersebut dapat menjadi hasil
olahan yang mempunyai nilai jual tinggi dan yang pasti menguntungkan. Limbah singkong
tersebut yang pasti dapat dengan mudah Anda peroleh dari industri rumahan yang memiliki
bisnis singkong goreng ataupun keripik singkong misalnya. Biasanya mereka mempunyai
sampah kulit singkong yang banyak, dan mereka sendiripun tidak sempat untuk mengolahnya
kembali. Jadi manfaatkanlah potensi ini sebagai peluang usaha kuliner yang inovatif dan
menyehatkan.
Tabel Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Ternak
Jumat, 17 September 2010 04:43 |
Ditulis oleh Didik Yusuf |
|
|
http://www.lembahgogoniti.com/artikel/29-pakan-kambing/66-tabel-kandungan-nutrisi-bahan-pakantern
Pakan ternak memegang peranan yang sangat penting dalam usaha peternakan dan merupakan
bagian terbesar dari total biaya produksi. Pakan ternak harus terjaga kualitas dan kuantitas agar
proses perkembangan, produksi dihasilkan menjadi baik . Berikut adalah daftar tabel kandungan
dari berbagai bahan pakan
Tabel 1. Bahan Pakan dari Limbah Industri Pertanian
No.
Jenis bahan
BK(%)
PK(%)
LK(%)
SK(%)
TDN(%)
1
Ampas tahu
10,788
25,651
5,317
14,527
76,000
2
Ampas kecap
85,430
36,381
17,257
17,816
89,553
3
Ampas bir
31,174
26,448
10,254
7,059
78,708
4
Ampas brem
81,634
3,130
2,120
2,111
55,826
5
Ampas gula cair
34,314
5,106
6,237
8,014
54,956
6
Bungkil kopra
90.557
27.597
11.216
6.853
75.333
7
Ampas bir
31,174
26,448
10,254
7,059
78,708
8
Bungkil klp sawit
92,524
14,112
11,903
10,722
67,435
9
Bungkil kcg tanah
91,447
36,397
17,242
0,895
71,721
10
Bungkil klp sawit
92,524
14,112
11,903
10,722
67,435
11
Bungkil kedelai
89,413
52,075
1,011
25,528
40,265
12
Bungkil tengkuang
92,524
14,112
11,903
10,722
67,435
13
Dedak padi
91,267
9,960
2,320
18,513
55,521
14
Bungkil tengkuang
92,524
14,112
11,903
10,722
67,435
15
Kedelai BS
85,430
38,380
4,840
17,810
69,930
16
Onggok kering
90,170
2,839
0,676
8,264
77,249
17
Tumpi kedelai
91,417
21,134
3,029
23,179
69,425
18
Tumpi jagung
87.385
8.657
0,532
21.297
48,475
19
Tepung gaplek
87,024
2,412
0,792
8,930
73,489
20
Polard
89,567
16,412
4,007
5,862
74,828
21
Molasses
30,232
8,300
63,000
Keterangan:
BK=Berat Kering
PK=Protein Kasar
LK=Lemak Kasar
SK=Serat Kasar
TDN=Total Digestible Nutrient
Tabel 2. Bahan Pakan dari Pertanian
Nama Bahan
Protein %
TDN %
Klobot Jagung
5,15
49,54
Jerami Padi
4,91
45,05
Jerami Kedele
11,96
42,74
Jerami Kulit kedelai
8,00
58,90
Jerami Kacang Tanah
12,94
62,29
Jerami Kacang Panjang
12,94
62,29
Jerami Kacang Otok
16,05
48,93
Jerami Kacang Hijau
23,26
58,08
Kulit coklat
15,04
55,52
Kulit Kacang tanah
5,77
31,70
Kulit Klenteng
13,13
52,32
Tongkol Jagung
5,62
53,08
Pucuk Tebu
5,57
55,29
Daun Ketela Pohon
16,46
37,42
Batang Ketela pohon
5,89
48,15
Komak
22,14
70,98
Bhengok
14,25
49,42
Rumput lapang
6,51
49,65
Alang-alang
7,33
32,03
Rumput Gajah
10,02
67,68
Setaria
18,78
58,02
Keterangan:
TDN=Total Digestible Nutrient
sumber : Loka Penelitian Sapi Potong Grati-Pasuruan
Karbon Aktif dari Kulit Singkong
Selasa, 17 November 2009 |
http://sains.kompas.com/read/2009/11/17/09123493/karbon.aktif.dari.kulit.singkong
Dibaca: 190
Komentar: 0
IGN Sawabi
SEMARANG, KOMPAS.com — Deby Jannati (16) dan Shona Mazia (17), siswa SMA
Semesta Semarang, Jawa Tengah, membuktikan bahwa kulit singkong dapat dijadikan bahan
karbon aktif. Karbon aktif itu mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga dalam air
limbah.
Deby dan Shona, yang mewakili Indonesia, meraih juara pertama dalam ajang Mostratec di
Novo Hamburgo, Brasil, yang berlangsung pada 24-31 Oktober. Ajang itu diikuti siswa sekolah
menengah atas dari 22 negara di Asia, Eropa, dan Amerika Latin. Ada 274 proyek siswa yang
dipertandingkan.
”Biasanya karbon aktif dibuat dari batok kelapa. Ternyata, kulit singkong yang selama ini kurang
dimanfaatkan juga mengandung karbon,” kata Shona.
Ia secara tidak sengaja mengetahui dari tugas sekolah temannya bahwa kulit singkong
mengandung 59,31 persen karbon. Ia sering melihat karbon aktif digunakan untuk menjernihkan
air di kamar mandi asrama sekolah.
”Saya pikir, kulit singkong juga bisa dibuat karbon aktif. Selain dapat meningkatkan nilai
ekonomis kulit singkong, pembuatan karbon aktif dari kulit singkong lebih ramah lingkungan,”
kata Shona.
Deby mengatakan, karbon aktif dari kulit singkong dibuat dengan mengeringkan kulit singkong,
dilanjutkan pada alat semacam oven pada suhu 800 derajat celsius selama tiga jam. Hasilnya
dihaluskan dan diaktivasi dengan larutan NaOH.
Setelah diuji dengan atomic absorption spectrophotometer, karbon aktif yang dihasilkan ternyata
dapat menyerap 99,98 persen kandungan tembaga (Cu). Hasil uji laboratorium, sebanyak 20
mililiter limbah sintetis yang mengandung CuSO4 mampu dijernihkan dengan 2 gram karbon
aktif kulit singkong dalam waktu 40 menit.
”Tidak hanya untuk penjernih air, karbon aktif juga digunakan untuk obat diare. Kami ingin ada
yang melanjutkan penelitian ini supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan,” kata Shona.
(UTI)
Pembuatan Ekstrak Kompos Kulit Singkong
http://kirsman25bandung.blogspot.com/2009/03/pembuatan-ekstrak-kompos-kulitsingkong.html
Pupuk merupakan zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik.
Pupuk dapat dibuat dari bahan organik maupun bahan anorganik. Salah satu contoh dar
Menguntungkan
http://bisnisukm.com/manfaat-kulit-singkong-yang-menguntungkan.html
Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan
mulai dari umbi hingga daunnya. Umbi Singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk
digoreng atau direbus. Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau di jadikan makanan untuk
hewan ternak. Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap sebagai
limbah dari tanaman singkong. Padahal, kulit singkong ini memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi yang dapat dikonsumsi pula oleh manusia. Presentase jumlah limbah kulit bagian luar
sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%.
Sampah kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena sampah ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Pengolahan limbah kulit singkong dapat
dimanfaatkan sebagai:
Kompos
Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut sebagi pupuk
kompos. Menurut penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber
nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisida tumbuhan.
Pakan ternak
Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang mengandung
karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak.
Bio energi
Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan sebagai
pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong
melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka
mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar non migas yang terbarukan
yaitu BBN ( bahan bakar nabati ) sebagai pengganti bensin.
Olahan kuliner
Kulit singkong dapat menjadi olahan kuliner yaitu keripik kulit singkong, yang tak kalah sedap
dengan umbi singkong itu sendiri. Bahan dasar yang lebih murah, namu rasa tak mau kalah.
Mayoritas kulit singkong hanya dijual kepada peternak sapi atau kambing, sebagai makanan
tambahan dengan harga rendah. Manfaat kulit singkong yang menguntungkan inilah peluang
bisnis Anda, karena begitu banyak kandungan dan manfaat dari kulit singkong. Anda dapat
berkreasi dalam sistem pengolahannya, agar limbah kulit singkong tersebut dapat menjadi hasil
olahan yang mempunyai nilai jual tinggi dan yang pasti menguntungkan. Limbah singkong
tersebut yang pasti dapat dengan mudah Anda peroleh dari industri rumahan yang memiliki
bisnis singkong goreng ataupun keripik singkong misalnya. Biasanya mereka mempunyai
sampah kulit singkong yang banyak, dan mereka sendiripun tidak sempat untuk mengolahnya
kembali. Jadi manfaatkanlah potensi ini sebagai peluang usaha kuliner yang inovatif dan
menyehatkan.
info terkait :
- Ebook Peluang Bisnis Aneka Olahan Ubi Kayu
- Potensi Singkong Sebagai Ladang Berbisnis
- Bukan Sekedar Makanan “Ndeso”
- Brownies dari Tepung Singkong
- Nikmatnya “Singkong Keju”
- Kriuk…kriuk…Keripiik Singkong Rasa Gadung
- Bika Singkong, Lezat dan Menguntungkan
- “Mocaf” Promadona Tepung, Alternatif Pengganti Terigu
Ebook Bisnis
|
Video Bisnis
|
Pelatihan Bisnis
|
Paket Bisnis
|
Wisata Bisnis
|
Proposal Bisnis
|
Toko UKM
Potensi Singkong Sebagai Ladang Berbisnis
http://bisnisukm.com/potensi-singkong-sebagai-ladang-berbisnis.html
Singkong merupakan tanaman rakyat yang dapat
dikatakan makanan pokok selain nasi oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya bagian umbi saja
yang dapat dimanfaatkan atau dikonsumsi, namun daun, kulit dan batangnya pun dapat
dimanfaatkan. Bila dapat mengolahnya dengan baik dan benar, bisa jadi hal ini merupakan
peluang bisnis yang menguntungkan bagi Anda.
Umbi singkong diminati hampir di semua wilayah tanah air, Umbi singkong juga dikenal sebagai
makanan pokok di daerah tertentu. Di beberapa daerah, singkong (manihot utilissima) dikenal
dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela
belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain. Tanaman singkong
sangat mudah tumbuh. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini banyak ditanam di
pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Cara untuk menanam tanaman ini, dapat dilakukan dengan
stek batang singkong tua.
Menurut pakar tanaman obat, Prof Hembing Wijayakusuma, efek farmakologis dari singkong
adalah sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah napsu makan. Bagian yang
umum dipakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi. Untuk umbi singkong sendiri, memiliki
kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C, dan
amilum. Daun singkong mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein,
lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batangnya mengandung tannin, enzim
peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.
Potensi dari tanaman singkong ini sangat beraneka ragam dan yang pasti kaya akan manfaat. Bila
digunakan sebagai penganan dapat diolah menjadi keripik, kudapan, sayuran, tape, cake, puding,
roti atau berbagai hidangan lezat lainnya. Selain itu juga memiliki berbagai khasiat sebagai obat.
Diantaranya obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beriberi dan dapat meningkatkan stamina. Bahkan singkong atau ubi kayu ini dapat juga dibuat
tepung singkong yaitu tepung tapioca yang dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum,
karena tepung ini baik untuk pengidap alergi.
Begitu banyak manfaat dari singkong, dalam pengolahannyapun tidak terlalu sulit. Singkong
yang mudah ditanam dan sangat mudah diperoleh. Hal inilah yang dapat kita jadikan potensi
singkong sebagai ladang bisnis yang menjanjikan. Beraneka ragam olahan dari singkong kini
banyak kita temui dengan bentuk dan rasa yang variatif tapi juga menyehatkan. Seperti :
1. Keripik singkong
2. Brownies
3. Es krim
4. Gatot
5. Tiwul
6. Tape
7. Aneka macam kue
8. Mocaf atau modifikasi cassava
9. Nah, kini giliran Anda yang berkreasi untuk menjadikan hidangan singkong yang lebih menarik lagi.
Kulit Singkong Lezat, Bergizi dan Bernilai
Jual Tinggi
http://bisnisukm.com/kulit-singkong-lezat-bergizi-dan-benilai-jual-tinggi.html
Pemberdayaan limbah singkong, dalam mengolah menjadi keripik
kulit singkong, merupakan salah satu bentuk untuk mengatasi limbah kulit singkong.
Jika selama ini kita telah mengetahui bahwa umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya
karbohidrat, demikian juga dengan daun singkong yang telah dimanfaatkan sebagai bahan
makanan kita karena mengandung protein dan zat besi. Lalu bagaimana dengan kulit singkong?
Bagian dari kulit singkong (bukan kulit ari) sering kali disepelekan dan dianggap sebagai limbah
dari tanaman singkong, padahal kulit singkong ini juga masih memiliki kandungan karbohidrat
yang tinggi.
Kulit singkong ini termasuk dalam kategori sampah organik, karena sampah ini dapat
terdegradasi (membusuk atau hancur) secara alami. Untuk pengolahan limbah singkong selama
ini biasanya dimanfaatkan sebagai kompos, makan ternak, dan sebagai bio energi. Pemanfaatan
tersebut dikarenakan kulit singkong yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, dan
karena kandungan inilah maka dapat juga dikonsumsi oleh manusia.
Di tangan seorang yang kreatif limbah kulit singkong ini, dapat diubah menjadi olahan kuliner
yang lezat, bergizi dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Cara pembuatan keripik kulit singkong, mudah dan praktis. Kulit singkong yang telah di kupas
kemudian dibersihkan dan dicuci hingga bersih. Setelah dicuci, kulit singkong di masak hingga
berwarna kecoklatan. Kulit singkong kemudian di cuci kembali, dan direndam dengan air garam
dan campuran penyedap rasa. Merendam kulit singkong biasanya antara dua hingga tiga hari,
dengan air rendaman diganti tiap harinya.
Setelah bumbu meresap, kulit singkong yang direndam kemudian di keringkan di bawah terik
matahari. Butuh dua hari dalam proses pengeringan, sebelum keripik kulit singkong ini digoreng.
Keripik kulit singkong yang sudah digoreng, rasanya mirip seperti keripik paru ataupun keripik
ubi singkong. Selain gurih dan renyah, rasa pahit yang dihasilkan dari getah singkong tidak
terasa akibat proses rendaman selama 3 hari.
Olahan kulit singkong lezat, bergizi dan bernilai jual tinggi inilah peluang bisnis Anda,
karena masih jarang yang mengetahui tentang manfaat dan pengolahan dari limbah kulit
singkong. Apabila hasil olahan Anda bagus dan enak, Anda dapat memasarkannya di
supermarket bahkan sampai diimpor ke luar negeri. Berkreasilah dengan temuan resep andalan
Anda dan bersiap menjadi pebisnis yang sukses. Selamat mencoba.
Karbon Aktif dari Kulit Singkong
http://sains.kompas.com/read/2009/11/17/09123493/karbon.aktif.dari.kulit.singkong
Selasa, 17 November 2009 | 09:12 WIB
i
SEMARANG, KOMPAS.com — Deby Jannati (16) dan Shona Mazia (17), siswa SMA
Semesta Semarang, Jawa Tengah, membuktikan bahwa kulit singkong dapat dijadikan bahan
karbon aktif. Karbon aktif itu mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga dalam air
limbah.
Deby dan Shona, yang mewakili Indonesia, meraih juara pertama dalam ajang Mostratec di
Novo Hamburgo, Brasil, yang berlangsung pada 24-31 Oktober. Ajang itu diikuti siswa sekolah
menengah atas dari 22 negara di Asia, Eropa, dan Amerika Latin. Ada 274 proyek siswa yang
dipertandingkan.
”Biasanya karbon aktif dibuat dari batok kelapa. Ternyata, kulit singkong yang selama ini kurang
dimanfaatkan juga mengandung karbon,” kata Shona.
Ia secara tidak sengaja mengetahui dari tugas sekolah temannya bahwa kulit singkong
mengandung 59,31 persen karbon. Ia sering melihat karbon aktif digunakan untuk menjernihkan
air di kamar mandi asrama sekolah.
”Saya pikir, kulit singkong juga bisa dibuat karbon aktif. Selain dapat meningkatkan nilai
ekonomis kulit singkong, pembuatan karbon aktif dari kulit singkong lebih ramah lingkungan,”
kata Shona.
Deby mengatakan, karbon aktif dari kulit singkong dibuat dengan mengeringkan kulit singkong,
dilanjutkan pada alat semacam oven pada suhu 800 derajat celsius selama tiga jam. Hasilnya
dihaluskan dan diaktivasi dengan larutan NaOH.
Setelah diuji dengan atomic absorption spectrophotometer, karbon aktif yang dihasilkan ternyata
dapat menyerap 99,98 persen kandungan tembaga (Cu). Hasil uji laboratorium, sebanyak 20
mililiter limbah sintetis yang mengandung CuSO4 mampu dijernihkan dengan 2 gram karbon
aktif kulit singkong dalam waktu 40 menit.
”Tidak hanya untuk penjernih air, karbon aktif juga digunakan untuk obat diare. Kami ingin ada
yang melanjutkan penelitian ini supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan,” kata Shona.
(UTI)
Sampah Kulit Singkong
http://buzzysuck.blogspot.com/2008/12/sampah-kulit-singkong.html
Singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah
2-3 cm dan panjang 50-80 cm,tergantung dari jenis singkong yang ditenam.Daging umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan.Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya
karbohidrat namun sangat miskin protein.Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun
singkong karena mengandung asam amino metionin.
Nah,kalau daun dan isinya begitu bermanfaat dan sangat bernutrisi tinggi untuk kita
bagaimanakah dengan kulitnya?Apakah kulit singkong hanya sebagai limbah/sampah dari
singkong?Hal ini sering kali disepelekan oleh sebagian besar orang,namun ternyata selain
dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong,kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat
yang tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak.
Selengkapnya dibahas dalam poin-poin berikut ;
I.DESKRIPSI
Berdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik,anorganik,dan sampah
berbahaya.
Maka kulit singkong ini tergolong dalam sampah Organik karena sampah ini dapat terdegradasi
(membusuk/hancur) secara alami.
Selama ini 70% dari jumlah volume total sampah di Indonesia merupakan jenis sampah
organik.Oleh karena pengolahan dari sampah yang dapat terdegradasi ini sangat membantu dan
meminimalisasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Selama ini pengolahan persampahan,terutama di perkotaan ,tidak berjalan dengan efisien dan
efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat.Misalnya saja,seluruh sampah dari kota
Jakarta harus dibuang di tempat pembuangan akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi.Dapat
dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini.Belum lagi,sampah yang dibuang
masih tercampur antara sampah organik dan anorganik.Padahal,dengan mengelola sampah besar
ditingkat lingkungan terkecil seperti RT atau RW,dengan membuatnya menjadi kompos maka
paling tidak volume sampah dapat dikurangi.Apalagi kulit singkong sering dianggap remeh dan
menjadi limbah rumah tangga padahal ada banyak menfaat yang didapat dari kulit singkong.
II.DAMPAK
Walaupun sampah organik/limbah kulit singkong banyak memiliki manfaat dan dapat diolah
menjadi kompos,pakan ternak,dan bioenergi bukan berarti limbah ini tidak memiliki dampak
negative.Dampak negative yang dapat timbul adalah jika kita membakar sampah asal-asalan
karena dapat mengganggu kesehatan.
Masalah lain dari sampah organik/limbah kulit singkong adalah kelembapannya.Sampah basah
mengakibatkan partikel-partikel yang tidak terbakar berterbangan juga berakibat terjadi reaksi
yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya.Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat
sebagai awan dalam asap.
III.MANFAAT
Kulit singkong merupakan limbah dari singkong yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi
yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak.Persentase jumlah limbah kulit bagian luar
sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 815%.Peningkatan efisiensi pemanfaatan bahan makanan dapat dilakukan melalui berbagai
teknologi pengolahan pakan yaitu pencampuran hijauan atau limbah pertanian dengan konsentrat
menjadi wafer ransom komplit.
Penelitian ini bertujuan unuk mengetahui sifat fisik dan palabilitas wafer ransom komplit untuk
domba yang menggunakan kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang.Sifat fisik yang di
ukur adalah kadar air.,daya serap air,pengembangan tebal,kecepatan dan keteguhan
lentur.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan ransom dan 3 kali ulangan.
(Steel dan Torrie,1993)
Hasil penelitian menunjukkan bahwaw perlakuan memberikan pengaruh terhadap nilai kadar
air,daya serap air,pengembangan tebal dan kerapatan,namun tidak berpengaruh terhadap nilai
keteguhan lentur.Rataan nilai kadar air berkisar 10,060-13,137%,rataan nilai daya serap air
berkisar 82,490-169,780^,rataan nilai kerapatan berkisar 0,855-0,870 g/cm3,dan rataan nilai
keteguhan lentur berkisar 46,83-48,66 kg/cm2.
Kisaran hasil pengujian palatabilitas dari konsumsi bahan kering berkisar 769-866
gr/hari.Berdasarkan hal tersebut memanfaatkan limbah kulit singkong sebagai pengganti rumput
lapang dalam ransom komplit domba bentuk wafer dapat dilakukan sampai taraf 30%.
Selain itu masih banyak lagi pemanfaatan dari limbah kulit singkong yaitu kompos,obat cacingan
dan dapat dibuat kerupuk.
IV.CARA PENGOLAHAN
1.Pupuk (bioteknologi)
Sisa kulit singkong dicacah kecil-kecil,diletakkan di dalam kotak kayu yang diberi air gula
merah,disiram diatasnya,lalu tunggu beberapa hari ...tanpa terkena sinar matahari.Setelah
beberapa hari (±2 minggu),disaring dengan adukan pasir,dan yang halus itulah yang dijadikan
pupuk.
2.Obat cacing
Diperlukan 60 gr kulit batang singkong dan 30 gr daun ketepeng cina direbus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc.Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur.Lakukan teratur setiap
hari hingga sembuh.
Olahan Kulit Singkong Mujarab Redam
Ledakan Elpiji
http://www.tribunnews.com/2010/08/03/olahan-kulit-singkong-mujarab-redam-ledakanelpiji
Tribunnews.com - Selasa, 3 Agustus 2010 09:18 WIB
Kompas.com
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Di tengah ketakutan masyarakat atas banyaknya ledakan
tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg), ilmuwan kelahiran Surabaya yang kini menjadi
pengusaha, Randall Hartoyo Laksono, berhasil menciptakan formula pemadam ledakan elpiji.
Cairan yang mampu meredam api dalam hitungan detik itu dihasilkan dari formulasi kulit
singkong, sehingga ramah lingkungan. Temuan itu tak akan dikomersialkan, namun dihibahkan
ke pemerintah untuk diproduksi massal sebagai pelengkap (aksesori) tabung elpiji.
Direktur PT Sanindo Perkasa Abadi (SPA) Winardi Nyoto mengatakan, selama ini belum ada
solusi ketika terjadi kebakaran atau ledakan akibat tabung gas elpiji. “Oleh karena itu kita
tergerak memberikan formula ini ke pemerintah. Ini agar masyarakat kita lebih merasa aman dan
nyaman dalam menggunakan elpiji atau apa saja yang berhubungan dengan benda yang rentan
terhadap ledakan atau kebakaran,” kata Winardi, Senin (2/8/2010).
Formula itu berupa zat olahan dari kulit singkong yang telah diubah menjadi cairan tanpa bau
dan tanpa warna. Selanjutnya, cairan itu bisa mematikan api yang membara. Bahkan mampu
mengubah bahan kayu, kertas, tekstil, dan kulit jati menjadi tahan api meski bersuhu 3.000
derajat celcius sekalipun.
SPA merupakan produsen inovasi zat kimia yang memanfaatkan formula temuan Randall Hart,
sapaan akrab Randall Hartoyo, yang kini banyak menghabiskan waktu di Amerika Serikat (AS).
Ada puluhan jenis produk yang telah dihasilkan pabrikan yang berlokasi di Sidoarjo itu. Dan saat
ini Randall masih menyimpan sekitar 34 formula baru, salah satunya akan diwujudkan dalam
bentuk aksesori elpiji tersebut.
“Cairan ini dihasilkan melalui riset selama sepuluh tahun dengan biaya Rp 10 miliar. Meski
demikian, kita tak memikirkan biaya itu. Yang penting formula ini bisa memberi manfaat bagi
masyarakat,” ungkap Winardi.
Dalam bentuk produk peredam kebakaran, zat yang bermerek Hartindo AF11E itu baru-baru ini
bahkan telah digunakan sebagai pelapis baju seragam tentara AS. Selain di Sidoarjo, pabrikannya
telah berdiri di London, Kanada, Prancis, Arab Saudi, Abu Dhabi, dan Malaysia, sehingga
sertifikasi internasional telah diterima produknya.
Terkait produk aksesori elpiji, cara kerjanya sederhana. Zat cair itu dikemas dalam boks yang
dikaitkan/dipasangkan di atas regulator tabung elpiji dengan ukuran 300-500 gram per unit.
Begitu ada kobaran api atau ledakan, boks ini bekerja dan dalam hitungan detik langsung
meredam api. Produk ini tak ada masa kedaluwarsa, sehingga bisa digunakan sepanjang masa
dan tak perlu diisi ulang.
Di sisi lain, begitu mendengar ada warganya berhasil meramu formula tersebut, Gubernur Jatim
Soekarwo langsung merespons, bahkan memperjuangkan untuk diajukan ke Presiden SBY.
“Karena produk untuk peredam ledakan elpiji ini belum ada namanya, rencananya 7 Agustus
nanti Pak Gubernur yang akan memberi nama sekaligus dikenalkan ke publik,” kata Winardi.
Soal harga, dia menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah. Namun, jika nanti diproduksi massal,
setelah dikalkulasi dengan biaya produksi, kisaran harganya Rp 100 ribu-an per unit.
Karbon Aktif Kulit Singkong sebagai Filter Air
http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=38329
Sabtu, 21 Nopember 2009
Dengan pori-pori banyak dan besar, karbon aktif
kulit singkong sangat potensial mengenyahkan
bau dan warna air yang keruh.
Dua siswa SMA Semesta Semarang, Jawa
Tengah, berhasil menyulap kulit singkong
menjadi karbon aktif. Setelah diuji
laboratorium, karbon aktif dari kulit singkong
ternyata mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga air limbah.
Biasanya karbon aktif, atau yang biasa disebut arang aktif, dibuat dari tempurung kelapa yang
dibakar. Secara umum, masyarakat sudah mengerti benar bahwa untuk mendapatkan arang aktif
ini, maka tempurung kelapalah yang mereka perlukan.
Namun ternyata tempurung kelapa bukanlah satu-satunya penghasil karbon aktif. Ada bahan lain
yang bisa menghasilkan produk yang sama, kulit singkong.
Adalah Deby Jannati, 16 tahun, dan Shona Mazia, 17 tahun. Keduanya merupakan siswa SMA
Semesta Semarang, Jawa Tengah, yang sering memperhatikan petugas kebersihan sekolah
menggunakan karbon aktif untuk menjernihkan air di kamar mandi sekolah mereka. Keduanya
bertanya-tanya, apakah karbon aktif itu? Dan dari apa bahan itu dibuat?
Pertanyaan mereka tidak berhenti begitu saja. Mereka mencari informasi seputar karbon aktif
dari tulisan-tulisan yang pernah ada.
Salah satu tulisan yang mereka baca adalah hasil penelitian teman sekolah mereka yang
menyimpulkan bahwa kulit singkong mengandung 59,31 persen karbon.
Pakar kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Heri Haerudin mengatakan hampir
semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan, mengandung karbon.
Sebut saja tulang manusia, tulang sapi, pelepah daun pisang, kulit singkong, hingga tempurung
kelapa.
Bentuk karbon aktif bisanya berupa butiran kristal dan tepung (powder) yang memiliki pori-pori.
Fungsi pori-pori itu menyerap zat magnetik serta menjernihkan air dari warna keruh serta
menghilangkan bau tak sedap. Maka tidak heran jika karbon aktif juga digunakan sebagai filter
dalam pengolahan air minum.
Jika diperiksa di bawah mikroskop, pori-pori pada karbon aktif terlihat banyak dan besar. Poripori ini memunyai ukuran yang bermacam-macam. Ada yang berukuran lebih dari 50 nanometer
(nm) yang disebut dengan macropores, ada yang berukuran 2–50 nm (mesopores), dan ada juga
yang berukuran di bawah 2 nm (micropores).
Warna karbon aktif seperti arang, hitam. Luas permukaannya sekitar 2 x 104 sentimeter persegi
per gram (cm2 per gram), tetapi sesudah melakukan tahapan proses aktivasi luasnya menjadi
sekitar 5 x 106 sampai 1,5 x 107 sentimeter persegi cm2 per gram.
Proses Karbon Aktif
Untuk mendapatkan karbon aktif dari kulit singkong, Deby dan Shona melakukan empat
tahapan. Langkah pertama, mengupas kulit singkong dari dagingnya. Setelah itu dikeringkan
dengan durasi yang bervariasi, bergantung kondisi cuaca dan suhu ruangan.
Setelah kulit singkong kering, tahapan selanjutnya adalah membakar bahan baku di dalam oven
agar menghilangkan senyawa hidrokarbon pada bahan baku. Temperatur yang digunakan harus
tinggi. Maka peneliti muda itu membakar kulit singkong pada suhu 800 derajat celsius. Dan
proses pembakarannya berlangsung selama tiga jam.
Agar proses pembakaran sempurna, selain suhu temperaturnya diatur pada suhu sangat tinggi,
Deby dan Shona membakar kulit singkong pada ruang tertutup supaya tak ada udara atau oksigen
(O2) di dalam oven. Tujuannya supaya bahan baku kering secara total dan menguapkan senyawa
hidrokarbon dalam bahan baku.
Menurut Heri, proses pembakaran kulit singkong memang harus dilakukan di ruang tertutup.
Tujuannya untuk meminimalisasi kandungan oksigen saat terjadinya proses pembakaran. “Kalau
ada kandungan oksigen, arangnya akan habis terbakar menjadi debu,” kata Heri.
Sebagai ilustrasi, ia menjelaskan, kayu yang dibakar di lapangan terbuka, misalnya dalam acara
api unggun, akan habis termakan api menjadi abu. Itulah mengapa proses pembakaran karbon
aktif harus dilakukan di ruang tertutup, supaya arang tak menjadi abu.
Seusai pembakaran, maka wujud kulit singkong akan berubah menjadi arang.
Selanjutnya, arang yang berasal dari kulit singkong tersebut dihaluskan. Setelah itu, Deby dan
Shona melakukan proses aktifasi karbon dengan menggunakan larutan sodium hydroxide
(NaOH) alias soda kimia.
“Penggunaan soda kimia dalam proses karbon aktif adalah hal yang biasa dilakukan, gunanya
untuk mengaktifkan arang menjadi karbon aktif,” papar Heri.
Seusai melewati tahapan aktivasi karbon, Debby dan Shona menguji karbon aktif dengan metode
atomic absorption spectrophotometer (AAS). Spektrofotometri serapan atom, demikian nama
lain dari AAS itu, merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat konsentrasi logam dan semilogam.
Proses aktivasi ini bertujuan untuk meningkatkan volume dan memperbesar diameter pori-pori
karbon. “Dengan demikian, daya absorpsi (serap) karbon aktif menjadi tinggi terhadap zat warna
dan bau pada air,” ulas Heri.
Pada umumnya karbon aktif dapat diaktivasi dengan dua cara, yaitu dengan cara aktivasi kimia
dan aktivasi fisika. Dalam proses aktivasi kimia, arang hasil karbonisasi direndam dalam larutan
kimia selama 24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600 hingga 9.000 derajat celcius
selama 1- 2 jam.
Bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai aktivator biasanya hidroksida logam alkali garamgaram karbonat, klorida, sulfat, dan fosfat dari logam alkali tanah. Pada proses kimia, kualitas
karbon aktif yang dihasilkan tergantung dari bahan kimia yang digunakan.
Sedangakan aktivasi fisika, yaitu proses aktivasi karbon dengan uap air dialirkan pada arang
hasil karbonisasi. Proses ini biasanya menggunakan temperatur 800 ribu – 11 ribu derajat celcius.
Agar penelitan kulit singkong mereka sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah, maka Deby dan
Shona menguji karbon aktif kreasinya dalam laboratorium. Dalam uji laboratorium, mereka
menguji 20 mililiter limbah sintetis yang mengandung tembaga dengan dua gram karbon aktif
kulit singkong hasil karya mereka. Setelah diuji selama 40 menit, karbon aktif dari kulit
singkong itu ternyata mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga (Cu) pada air limbah.
(vic/L-4)
Kandungan Gizi dan Manfaat
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin akan
protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung
asam amino metionin.
Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya
sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat
membentuk asam sianida.
Umumnya daging umbi singkong berwarna putih atau kekuning - kuningan, untuk rasanya manis
menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar dan 50 kali
lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang pahit, proses pemasakan
sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya.
Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Dalam hal ini
umbi singkong mudah sekali rusak, ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat
terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Singkong banyak digunakan pada berbagai macam penganan, mulai dari kripik, kudapan,
sayuran hingga tape. Bahkan bisa juga dibuat tepung singkong yaitu tepung tapioka yang dapat
digunakan untuk mengganti tepung gandum, tepung ini baik untuk pengidap alergi.
Memilih dan Mengolah Singkong
Penganan singkong seakan tak pernah habis. Ada saja kue - kue yang bisa dibuat dari singkong.
Nah untuk membuat penganan dari singkong kita harus pandai memilih dan mengolahnya.
Anda bisa memilih dan mengolah singkong yang bisa dilakukan dengan beberapa cara ini :
Kupas kulit singkong dengan kuku Anda. Lihat warnanya, konon yang warnanya kekuningan lebih
baik daripada yang putih.
Patahkan sedikit ujungnya, perhatikan baik - baik, kalau ada bagian yang membiru sebaiknya
jangan dipilih. Singkong yang telah lama disimpan memang cenderung mengeluarkan noda biru
atau
hitam yang diakibatkan enzim poliphenolase yang bersifat racun.
Banyak orang memilih singkong dari tanah yang membungkusnya. Kalau tanahnya belum kering
berarti berarti singkongnya masih baru, pasti belum ada noda.
Saat diolah singkong harus dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang menempel di umbi
singkong.
Setelah itu singkong bisa dikupas. Cara mengupasnya cukup mudah, kerat saja bagian tengahnya
singkong secara memanjang, lalu tarik bagian yang terkelupas hingga lepas sama sekali dari
singkong.
Cuci kembali singkong supaya bersih. Apabila belum diolah, rendam singkong terlebih dahulu
agar warnanya tidak berubah. Yang mesti diingat, singkong adalah umbi akar yang teksturnya
cukup keras, sehingga apabila akan diubah menhadi penganan musti diolah terlebih dahulu
seperti dikukus atau diparut.
Apabila singkong hendak dihaluskan seperti untuk membuat getuk, sebaiknya pengukusan
singkong
harus dilakukan hingga benar - benar empuk. Untuk menghaluskannya bisa menggunakan garpu
atau ditumbuk dalam cobek (batu lumpang). Yang mesti diingat, singkong sebaiknya dihaluskan
selagi masih panas.
Nah, dari tanaman singkong ini Anda bisa berkreasi untuk menjadikan hidangan yang menarik.
Daun singkong untuk sayuran, sedangkan umbinya Anda bisa mengolahnya untuk camilan, cake,
puding, roti atau berbagai hidangan lezat lainnya. Selamat mencoba.
BIOGAS DARI KULIT SINGKONG
http://fluorinregarfiqry.wordpress.com/2009/01/28/biogas-dari-kulit-singkong/
A.
Pengantar
Wonogiri merupakan kabupaten yang mendapat julukan sebagai kota gaplek. Karena
sebagian besar hasil pertaniannya adalah singkong. Singkong yang ditanam oleh petani di
Kabupaten Wonogiri pada umumnya dijadikan gaplek (singkong yang dikeringkan) terlebih
dahulu kemudian sebagian besar dijual dan yang lain dikonsumsi untuk pengganti makanan
pokok beras atau dijadikan tiwul.
Menurut Catatan Wonogiri Dalam Angka, dalam setiap tahunnya Wonogiri rata-rata
menghasilkan 178,92 kw/ha singkong. Dengan luas panen 70.529 ha dan produksi singkong
12.619.096 kw.
Dari data-data tersebut terlihat bahwa selama ini yang dimanfaatkan hanyalah
singkongnya saja. Sedangkan dari situ masih menyisakan kulit singkong yang menumpuk
dan kurang bisa dimanfaatkan karena yang digunakan sebagai pakan ternak jumlahnya
hanya sedikit sebab jika terlalu banyak bisa menyebabkan keracunan. Karena di dalam
singkong mengandung racun sianida.
Oleh karena itu, kami dari team KIR SMAN 1 Girimarto mencoba memanfaatkan
limbah kulit singkong untuk pembuatan biogas sebagai bahan bakar alternative dalam
rumah tangga, selain mengurangi sampah juga sebagai salah satu solusi dimasa sekarang,
dimana BMM langka dan harganya naik. Dengan begitu diharapkan dapat membantu
masyarakat Wonogiri pada khususnya untuk mengatasi naiknya harga minyak maupun gas
untuk keperluan rumah tangga.
B. Cara Pembuatan
(i) Alat dan Bahan
1. Alat pemroses Biogas terdiri dari drum besar sebagai digester (penampung bahan), drum
penampung gas dan drum penyekat;
2. Kompor dan selang gas;
3. Kulit singkong yang sudah dicacah 20 kg;
4. Starter berupa lumpur aktif dan kotoran sapi 12 kg.
(ii) Cara Pembuatan
1. Mencampurkan kulit singkong, air dan starter lumpur aktif organik. Mengaduk semua
bahan tersebut sampai tercampur rata.
2. Mengaduk bahan sampai tidak terlalu kental atau terlalu encer. Kemudian membersihkan
dari benda-benda padatan lain yang ada di dalamnya.
3. Memasukkan bahan isian ke dalam tangki pencerna.
4. Memasukkan air ke dalam tangki penyekat sampai setinggi 85 cm. Air ini digunakan
sebagai parameter banyaknya gas yang terdapat dalam tangki pengumpul.
5. Memasukkan tangki pengumpul ke dalam tangki penyekat.
6. Menghubungkan selang gas pada rangkaian alat pemroses yaitu tangki pencerna ke
tangki pengumpul dan tangki pengumpul ke kompor gas
Ditunggu sampai gas muncul dengan indicator jika tangki pengumpul naik berarti gas sudah
keluar. Dan diuji cobakan dengan pembakaran
C. Hasil
Dalam pembuatan biogas dari kulit singkong, gas yang diperoleh tidak secepat
biogas dari limbah kotoran hewan. Sebab dalam kulit singkong masih mengandung zat
kayu (lignin) yang sulit dicerna oleh bakteri methan yaitu bakteri anaerob yang mencerna
limbah menjadi gas methane dalam ruang kedap udara. Sehingga proses pencernaan
limbah kulit singkong menjadi gas methane yang dimanfaatkan sebagai biogas diperoleh
dalam waktu yang lama. Dari percobaan kami diperlukan waktu 3 bulan untuk
menghasilkan biogas sampai bias digunakan untuk memasak.
Hal ini dikarenakan ada beberapa hal yang mempengaruhi selain hal di atas.
Karena ada beberapa factor yang mempengaruhi produksi biogas antara lain kondisi
anaerob, bahan baku isian, imbangan C/N, temperature, pH dan starter. Dari faktor-faktor
itu jika salah satu faktor kurang terpenuhi juga mempengaruhi produksi gas.
Dalam pembuatan biogas ini gas yang muncul pertama kali belum bisa digunakan
karena gas yang keluar didominasi oleh gas CO2. Sehingga gas ini harus dikeluarkan,
kemudian ditunggu sampai gas yang keluar dapat dibakar(dimanfaatkan).
Setelah berhasil didapatkan biogas dari limbah kulit singkong, jika dilihat secara
fisik gasnya tidak berbau dan tidak berwarna. Namun ketika dibakar gasnya berwarna
biru jernih(tidak kekuningan) sehingga menimbulkan panas yang lebih dibandingkan
pembakaran dengan minyak tanah atau kayu bakar.
Dilihat dari alat dan bahan pembuatannya, pembuatan biogas dari kulit singkong ini
tidaklah mahal ataupun sulit. Sebab alat yang digunakan untuk memproses biogas dapat
diperoleh dengan memanfaatkan drum bekas dan biaya perancangannya juga tidak
mahal. Sebab alat ini tidak sekali pakai digunakan artinya hanya diperlukan modal pada
saat awal pembuatan untuk seterusnya hanya mengisi ulang bahan baku yang mudah kita
dapatkan.
23Des2008
Kulit Singkong
http://singkongku.blogspot.com/2008/12/kulit-singkong.html
Sepanjang jalan memasuki desa ini, di pinggir jalan terlihat
sekumpulan ibu-ibu yang sedang mengupas singkong. Limbah kulit singkong menumpuk di
sampingnya. Begitulah pemandangan sekarang ini yang dapat ditemui di Desa Cipambuan, desa
tempat dilaksanakannya peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-13 tahun 2006. Pada
peringatan Harganas kala itu, Desa Cipambuan menjadi salah satu lokasi kegiatan Bedah
Kampung yang setidaknya telah merenovasi 214 rumah, pembangunan masjid, jalan, tempat
MCK, renovasi dua ruang kelas SD serta pemindahan bangunan SD Citaringgul 3 ke Desa
Cipambuan. Dari kegiatan itu juga, kini telah berdiri bangunan Rumah Pintar sebagai sarana
belajar yang dilengkapi dengan perpustakaan, tempat bermain, peralatan komputer dan internet.
Penumbuhan kelompok usaha pembuatan enye-enye di Desa Cipambuan merupakan hasil
identifikasi yang dilakukan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
(BBP2TP) dan BB Pasca Panen. Kegiatan tersebut diawali dengan identifikasi potensi
sumberdaya khususnya bahan baku singkong, kondisi dan motivasi masyarakat setempat serta
bentuk usaha, jenis pangan yang diolah, dan potensi pasar produk yang dihasilkan. Pembinaan
secara langsung juga dilakukan oleh kedua instansi tersebut dalam rangka penumbuhan usaha
rumah tangga berbasis bahan baku singkong di Rumah Pintar sebagai tempat pelatihan
ketrampilan (Sentra Kriya) bagi remaja dan ibu rumah tangga untuk memanfaatkan waktu
luangnya dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Pembinaan tersebut meliputi teknis
pembuatan, pengepakan hingga pemasaran.
Penumbuhan usaha pembuatan enye-enye skala rumah tangga di Desa Cipambuan dilakukan
melalui beberapa tahapan, antara lain (i) pembentukan kelompok usaha untuk mempermudah
pengorganisasian kegiatan; (ii) pemberian bantuan peralatan produksi dan permodalan, dalam hal
ini Badan Litbang Pertanian memberikan pemarut singkong listrik, timbangan, sealer, tampah,
dan plastik pengemas. Sedangkan bantuan permodalan diberikan sebesar satu juta rupiah yang
dikelola oleh Tutor Rumah Pintar selaku pendamping Kelompok Usaha; (iii) pelatihan
pembuatan enye-enye yang disampaikan oleh tim dari Balai Besar Pasca Panen; (iv) pembuatan
kesepakatan kelompok mengenai pemanfaatan bantuan peralatan dan permodalan; serta tahapan
terakhir (v) adalah penghitungan prakiraan biaya dan pendapatan usaha enye-enye.
Kegiatan pengolahan enye-enye saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Pantauan terakhir yang dilakukan pada Selasa (10/6) lalu terlihat adanya peningkatan dalam hal
kapasitas produksi, yaitu yang sebelumnya dalam satu hari hanya mengolah maksimal 3- 5 kg
bahan baku singkong untuk masing-masing kelompok kecil yang terdiri dari 2-3 orang, sekarang
sudah mencapai 10 kg per orang. "Kemajuan yang patut dibanggakan," kata Maesti salah satu
tenaga pembina dari BBP2TP yang melakukan pemantauan pada hari itu. Sebelumnya,
berdasarkan pantauan yang dilakukan setelah 20 hari produksi (3/10/07) tingkat kemajuannya
juga sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Saat itu jumlah enye-enye yang dihasilkan
mencapai 120 kg dan dari jumlah tersebut telah dipesan seluruhnya oleh beberapa pembeli.
Lancarnya pemasaran dan adanya prospek pasar yang masih luas mendorong ibu-ibu untuk
meningkatkan skala produksinya. "Makanya sekarang kami dapat mengolah 10 kg singkong
dalam sehari dan menghasilkan 3 kg enye-enye," binar wajah Yuyun tidak dapat disembunyikan
ketika mengucapkan itu.
Mengenai harga, saat ini telah mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp 13.000 per kg
menjadi Rp 16.000 per kg. "Harga itu merupakan harga jual dari Rumah Pintar ke konsumen,"
ujar Yuyun, salah satu Tutor. Kemasan enye-enye saat ini sebagian besar berukuran 1/2 kg,
namun sebelumnya pernah juga memproduksi yang berukuran 1/4 kg. Ternyata dari dua ukuran
tersebut, konsumen lebih menyukai yang berukuran 1/2 kg. Preferensi inilah yang mendasari
berubahnya ukuran menjadi 1/2 kg per kemasan.
Prakiraan pendapatan yang diperoleh dari usaha pembuatan enye-enye tersebut berkisar antara
Rp 18.500 - Rp 24.000 per siklus produksi atau 10 kg singkong/hari, dengan harga jual ke
Rumah Pintar sebesar Rp 12.000 per kg. Namun dengan kenaikan harga BBM saat ini,
nampaknya harga di tingkat kelompok perlu dipertimbangkan.
Sejauh ini, agar usaha tersebut berkembang dan berkelanjutan, BBP2TP melakukan
pendampingan bersama-sama dengan BB Pasca Panen. Fokus pendampingan yang dilakukan
BBP2TP lebih pada perkembangan kelembagaan kelompok usaha Bunga Mawar, pengelolaan
modal usaha dan pemasaran. Sementara BB Pasca Panen fokus pada perkembangan kualitas
enye-enye, termasuk bentuk rasa dan kemasan.
Dengan kualitas yang lebih menarik dibandingkan produk enye-enye di pasaran saat ini, enyeenye produksi Rumah Pintar tersebut memiliki prospek pengembangan ke depannya. Namun
demikian, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terkait dengan upaya pengembangan,
antara lain ketersediaan bahan baku singkong yang saat ini mulai terancam karena lahan
singkong mulai beralih fungsi menjadi bangunan perumahan dan sarana usaha lainnya, hal ini
berimplikasi pada semakin berkurangnya pasokan singkong sehingga berpotensi meningkatkan
harga singkong segar, dan pertimbangan terakhir adalah perilaku masyarakatnya yang masih
tradisional menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pembinaan dan pendampingan.
Sebagai tindak lanjut ke depan, selain tetap melakukan pendampingan Badan Litbang juga
melakukan koordinasi dan kerjasama dengan dinas lingkup Kabupaten Bogor, seperti Dinas
Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Dinas Kesehatan. Dari
kerjasama tersebut diharapkan akan diperoleh fasilitasi dalam hal penyediaan peralatan,
peningkatan kebutuhan modal, akses pemasaran produk, legalitas usaha serta legalitas kesehatan
produk yang dihasilkan.
Dengan demikian, di tahun 2008 ini, keterlibatan dan peran Badan Litbang Pertanian tidak lebih
sebagai nara sumber inovasi kelembagaan dan pengembangan produk enye-enye. Peran yang
lebih besar diharapkan diperoleh dari Pemda Kabupaten Bogor dan menjadi lebih baik apabila
model penumbuhan usaha rumah tangga dengan konsep Rumah Pintar dapat dikembangkan di
daerah lain.
Manfaat Singkong
http://dheryudi.wordpress.com/2008/08/14/singkong/
Siapa tak kenal singkong? Tanaman ‘rakyat’ ini
bisa dikatakan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya umbinya yang memiliki
rasa yang khas, namun daun singkong pun bisa disulap menjadi sayuran yang sangat nikmat.
Sebagai penganan, umbi singkong diminati hampir di semua wilayah di Tanah Air. Umbi
singkong juga dikenal sebagai makanan pokok di daerah tertentu. Di beberapa daerah, singkong
(Manihot utilissima) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda),
tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain.
Tanaman singkong sangat mudah tumbuh. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini
banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan
dengan stek dari batang singkong tua.
Menurut pakar tanaman obat, Prof Hembing Wijayakusuma, efek farmakologis dari singkong
adalah sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah napsu makan. Bagian yang
umum dipakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi.
Umbi singkong memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat
besi, vitamin B dan C, dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori,
fosfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batang, mengandung tannin,
enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.
Selain sebagai makanan, tanaman singkong memiliki berbagai khasiat sebagai obat. Di antaranya
obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa
meningkatkan stamina.
Mengatasi rematik bisa dilakukan dengan pemakaian dalam dan pemakaian luar.
Pada pemakaian luar, sebanyak lima lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur
sirih secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan
pada bagian tubuh yang sakit.
Pada pemakaian dalam, 100 gram batang singkong, satu batang sereh, dan 15 gram jahe
direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu, disaring dan diminum airnya sebanyak
200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Mengatasi sakit kepala, daun singkong ditumbuk lalu digunakan untuk kompres.
Sebagai obat demam, 60 gram batang pohon singkong, 30 gram jali yang telah direndam hingga
lembut direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya
sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Mengatasi luka bernanah, batang singkong segar ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian tubuh
yang sakit.
Untuk luka garukan, singkong diparut lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan
diperban.
Obat luka karena terkena benda panas, singkong diparut lalu diperas. Airnya didiamkan
beberapa saat hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagian yang luka.
Mengatasi diare, tujuh lembar daun singkong direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc.
Lalu disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Obat cacingan, 60 gram kulit batang singkong dan 30 gram daun ketepeng cina direbus dengan
600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur.
Mengatasi beri-beri, 200 gram daun singkong dimakan sebagai lalap.
Untuk meningkatkan stamina, 100 gram singkong, 25 gram kencur, dan lima butir angco yang
telah dibuang bijinya, diblender dengan menambahkan air secukupnya. Lalu tambahkan madu
dan diminum.
Manfaat Kulit Singkong yang
Menguntungkan
http://bisnisukm.com/manfaat-kulit-singkong-yang-menguntungkan.html
Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan
mulai dari umbi hingga daunnya. Umbi Singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk
digoreng atau direbus. Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau di jadikan makanan untuk
hewan ternak. Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap sebagai
limbah dari tanaman singkong. Padahal, kulit singkong ini memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi yang dapat dikonsumsi pula oleh manusia. Presentase jumlah limbah kulit bagian luar
sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%.
Sampah kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena sampah ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Pengolahan limbah kulit singkong dapat
dimanfaatkan sebagai:
Kompos
Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut sebagi pupuk
kompos. Menurut penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber
nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisida tumbuhan.
Pakan ternak
Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang mengandung
karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak.
Bio energi
Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan sebagai
pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong
melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka
mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar non migas yang terbarukan
yaitu BBN ( bahan bakar nabati ) sebagai pengganti bensin.
Olahan kuliner
Kulit singkong dapat menjadi olahan kuliner yaitu keripik kulit singkong, yang tak kalah sedap
dengan umbi singkong itu sendiri. Bahan dasar yang lebih murah, namu rasa tak mau kalah.
Mayoritas kulit singkong hanya dijual kepada peternak sapi atau kambing, sebagai makanan
tambahan dengan harga rendah. Manfaat kulit singkong yang menguntungkan inilah peluang
bisnis Anda, karena begitu banyak kandungan dan manfaat dari kulit singkong. Anda dapat
berkreasi dalam sistem pengolahannya, agar limbah kulit singkong tersebut dapat menjadi hasil
olahan yang mempunyai nilai jual tinggi dan yang pasti menguntungkan. Limbah singkong
tersebut yang pasti dapat dengan mudah Anda peroleh dari industri rumahan yang memiliki
bisnis singkong goreng ataupun keripik singkong misalnya. Biasanya mereka mempunyai
sampah kulit singkong yang banyak, dan mereka sendiripun tidak sempat untuk mengolahnya
kembali. Jadi manfaatkanlah potensi ini sebagai peluang usaha kuliner yang inovatif dan
menyehatkan.
Tabel Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Ternak
Jumat, 17 September 2010 04:43 |
Ditulis oleh Didik Yusuf |
|
|
http://www.lembahgogoniti.com/artikel/29-pakan-kambing/66-tabel-kandungan-nutrisi-bahan-pakantern
Pakan ternak memegang peranan yang sangat penting dalam usaha peternakan dan merupakan
bagian terbesar dari total biaya produksi. Pakan ternak harus terjaga kualitas dan kuantitas agar
proses perkembangan, produksi dihasilkan menjadi baik . Berikut adalah daftar tabel kandungan
dari berbagai bahan pakan
Tabel 1. Bahan Pakan dari Limbah Industri Pertanian
No.
Jenis bahan
BK(%)
PK(%)
LK(%)
SK(%)
TDN(%)
1
Ampas tahu
10,788
25,651
5,317
14,527
76,000
2
Ampas kecap
85,430
36,381
17,257
17,816
89,553
3
Ampas bir
31,174
26,448
10,254
7,059
78,708
4
Ampas brem
81,634
3,130
2,120
2,111
55,826
5
Ampas gula cair
34,314
5,106
6,237
8,014
54,956
6
Bungkil kopra
90.557
27.597
11.216
6.853
75.333
7
Ampas bir
31,174
26,448
10,254
7,059
78,708
8
Bungkil klp sawit
92,524
14,112
11,903
10,722
67,435
9
Bungkil kcg tanah
91,447
36,397
17,242
0,895
71,721
10
Bungkil klp sawit
92,524
14,112
11,903
10,722
67,435
11
Bungkil kedelai
89,413
52,075
1,011
25,528
40,265
12
Bungkil tengkuang
92,524
14,112
11,903
10,722
67,435
13
Dedak padi
91,267
9,960
2,320
18,513
55,521
14
Bungkil tengkuang
92,524
14,112
11,903
10,722
67,435
15
Kedelai BS
85,430
38,380
4,840
17,810
69,930
16
Onggok kering
90,170
2,839
0,676
8,264
77,249
17
Tumpi kedelai
91,417
21,134
3,029
23,179
69,425
18
Tumpi jagung
87.385
8.657
0,532
21.297
48,475
19
Tepung gaplek
87,024
2,412
0,792
8,930
73,489
20
Polard
89,567
16,412
4,007
5,862
74,828
21
Molasses
30,232
8,300
63,000
Keterangan:
BK=Berat Kering
PK=Protein Kasar
LK=Lemak Kasar
SK=Serat Kasar
TDN=Total Digestible Nutrient
Tabel 2. Bahan Pakan dari Pertanian
Nama Bahan
Protein %
TDN %
Klobot Jagung
5,15
49,54
Jerami Padi
4,91
45,05
Jerami Kedele
11,96
42,74
Jerami Kulit kedelai
8,00
58,90
Jerami Kacang Tanah
12,94
62,29
Jerami Kacang Panjang
12,94
62,29
Jerami Kacang Otok
16,05
48,93
Jerami Kacang Hijau
23,26
58,08
Kulit coklat
15,04
55,52
Kulit Kacang tanah
5,77
31,70
Kulit Klenteng
13,13
52,32
Tongkol Jagung
5,62
53,08
Pucuk Tebu
5,57
55,29
Daun Ketela Pohon
16,46
37,42
Batang Ketela pohon
5,89
48,15
Komak
22,14
70,98
Bhengok
14,25
49,42
Rumput lapang
6,51
49,65
Alang-alang
7,33
32,03
Rumput Gajah
10,02
67,68
Setaria
18,78
58,02
Keterangan:
TDN=Total Digestible Nutrient
sumber : Loka Penelitian Sapi Potong Grati-Pasuruan
Karbon Aktif dari Kulit Singkong
Selasa, 17 November 2009 |
http://sains.kompas.com/read/2009/11/17/09123493/karbon.aktif.dari.kulit.singkong
Dibaca: 190
Komentar: 0
IGN Sawabi
SEMARANG, KOMPAS.com — Deby Jannati (16) dan Shona Mazia (17), siswa SMA
Semesta Semarang, Jawa Tengah, membuktikan bahwa kulit singkong dapat dijadikan bahan
karbon aktif. Karbon aktif itu mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga dalam air
limbah.
Deby dan Shona, yang mewakili Indonesia, meraih juara pertama dalam ajang Mostratec di
Novo Hamburgo, Brasil, yang berlangsung pada 24-31 Oktober. Ajang itu diikuti siswa sekolah
menengah atas dari 22 negara di Asia, Eropa, dan Amerika Latin. Ada 274 proyek siswa yang
dipertandingkan.
”Biasanya karbon aktif dibuat dari batok kelapa. Ternyata, kulit singkong yang selama ini kurang
dimanfaatkan juga mengandung karbon,” kata Shona.
Ia secara tidak sengaja mengetahui dari tugas sekolah temannya bahwa kulit singkong
mengandung 59,31 persen karbon. Ia sering melihat karbon aktif digunakan untuk menjernihkan
air di kamar mandi asrama sekolah.
”Saya pikir, kulit singkong juga bisa dibuat karbon aktif. Selain dapat meningkatkan nilai
ekonomis kulit singkong, pembuatan karbon aktif dari kulit singkong lebih ramah lingkungan,”
kata Shona.
Deby mengatakan, karbon aktif dari kulit singkong dibuat dengan mengeringkan kulit singkong,
dilanjutkan pada alat semacam oven pada suhu 800 derajat celsius selama tiga jam. Hasilnya
dihaluskan dan diaktivasi dengan larutan NaOH.
Setelah diuji dengan atomic absorption spectrophotometer, karbon aktif yang dihasilkan ternyata
dapat menyerap 99,98 persen kandungan tembaga (Cu). Hasil uji laboratorium, sebanyak 20
mililiter limbah sintetis yang mengandung CuSO4 mampu dijernihkan dengan 2 gram karbon
aktif kulit singkong dalam waktu 40 menit.
”Tidak hanya untuk penjernih air, karbon aktif juga digunakan untuk obat diare. Kami ingin ada
yang melanjutkan penelitian ini supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan,” kata Shona.
(UTI)
Pembuatan Ekstrak Kompos Kulit Singkong
http://kirsman25bandung.blogspot.com/2009/03/pembuatan-ekstrak-kompos-kulitsingkong.html
Pupuk merupakan zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik.
Pupuk dapat dibuat dari bahan organik maupun bahan anorganik. Salah satu contoh dar