Nilai Nilai Pancasila Dalam Pembangunan

Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembangunan Nasional

STMIK AMIKOM Yogyakarta

Di Ajukan oleh :

S.N.ANGGORO
11.12.6148
Kelompok J
11-S1SI-11
Pendidikan Pancasila
S1 Sistem Informasi
Dosen : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Pembangunan Nasional”. Berbagai sumber telah penulis ambil sebagai bahan dalam pembuatan
Tugas Akhir Pancasila ini.

Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan penulis juga
menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi
kemajuan di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis
SIDIQ NUR ANGGORO

ABSTRAK

Sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa, Pancasila didesain sebagai rujukan
bagi para penyelenggara negara dan segenap warga negara dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya
dalam berbagai bidang dan aspeknya. Namun realitas menunjukkan pemaknaan nilai-nilai Pancasila
semakin jauh dimiliki oleh setiap warga negara, Pancasila semakin marjinal dalam kehidupan
kebangsaan dewasa ini. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan arena yang terbuka
terhadap pemaknaan politik. Pemaknaan terhadap Pancasila terus berkembang dan berubah sesuai
dengan konteks historis pada suatu masa tertentu, bahkan Pancasila diinterpretasi dan dimanipulasi
sesuai dengan kepentingan penguasa. Akibatnya Pancasila tidak dapat terhindar dari berbagai macam

gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kredibilitasnya sebagai dasar negara ataupun sebagai
pandangan hidup bangsa. Dan kini, untuk tidak mengatakan hilang sama sekali, istilah dan makna
Pancasila semakin asing di telinga warga negara muda Indonesia. Artinya perlu ada pelembagaan dan
pembudayaan kembali Pancasila di kalangan warga negara muda, sebab merekalah yang akan
melanjutkan proses pembangunan bangsa ini ke depan.
Pelembagaan dan pembudayaan itu dapat dilakukan melalui pembelajaran PKn, sebab secara
umum hasil-hasil penelitian tentang PKn di berbagai negara sesungguhnya menyimpulkan bahwa PKn
mengarahkan warga negara itu untuk mendalami kembali nilai-nilai dasar, sejarah, dan masa depan
bangsa bersangkutan sesuai dengan nilai-nilai paling fundamental yang dianut bangsa bersangkutan.
Selain itu, secara yuridis kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi wajib memuat PKn yang
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang


merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan U n d a n g - U n d a n g

Dasar 1945

d a l a m w a d a h N e g a r a K e s a t u a n R e p u b l i k Indonesia (NKRI) yang merdeka, berdaulat,
bersatu

dan

tenteram,

berkedaulatan
tertib

dan

rakyat dalam perikehidupan bangsa

dinamis dalam


yang

lingkungan pergaulan dunia yang

aman,
merdeka,

bersahabat, tertib dan damai.
Pembangunan nasional harus merupakan peluruhan pembangunan

wadah,

isi

wawasan nusantara dan tata laku wawasan nusantara. Pancasilapun harus merupakan falsafah dan
ideologi pemersatu bangsa Indonesia yang membimbing ke arah tujuan p e m b a n g u n a n
nasional

dan


cita-cita

yang sama.

Dalam

pelaksanaannya,

unsu

wadah

w a w a s a n n u s a n t a r a , dalam hal ini pulau-pulau yang dihubungkan oleh perairan menjadi salahsatu
hal vital dalam pembangunan nasional.
Bagi bangsa Indonesia, hubungan bangsa Indonesia dengan tanah dalam pulau-pulau
yang disebut sebagai wadah wawasan nusantara adalah hubungan yang bersifat vital dan kekal.
Seluruh wilayah NKRI Merupakan k e s a t u a n t a n a h a i r d a r i s e l u r u h b a n g s a I n d o n e s i a .
T a n a h m e r u p a k a n perekat NKRI .O l e h k a r e n a i t u t a n a h p e r l u d i a t u r d a n d i k e l o l a
s e c a r a nasional dan baik untuk menjaga keberlanjutan sistem kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Kebijakan

yang

berhubungan

dengan

pertanahan

sangat perlu

diarahkan

untuk mewujudkan tanah u tuk sebesar-besar ke ak ura ba gsa .
Arah kebijakan pertanahan haruslah sesuai dan sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke-2 2010-2014 yang ditujukan untuk lebih memantapkan
penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatankualitas

sumber daya manusia termasuk pengembangan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing
perekonomian .

Badan Pertanahan Nasional (BPN) selaku institusi yang mengemban amanah sebagai lembaga
negara representator pemilikan tanah dan penggunaan-penggunaannya. Selain itu juga BPN
sebagai pembina dalam kelembagaan masyarakat dalam hal pertanahan dan ke agraria.
Sehingga b i s a d i j a b a r k a n b e t a p a i n s t i t u s i B P N m e n j a d i i n s t a n s i y a n g v i t a l b a g i
pelaksanaan pembangunan.
Pemberdayaan

masyarakat

merupakan

upaya

untuk membangun

kemampuan


masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan m e m b a n g k i t k a n k e s a d a r a n a k a n
potensi

yang

dimiliki

dan

mengembangkannya menjadi tindakan nyata untuk

memperoleh akses terhadap sumber ekonomi, peningkatan produksi dan sumber-sumber
kehidupan lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup/kesejahteraan.
P e n i n g k a t a n p a r t i s i p a s i m a s y a r a k a t d a l a m p e l a k s a n a a n program/kegiatankegiatan

pertanahan

dan

pengelolaan


pertanahan

merupakan

upaya

pemerintah

untuk

memberdayakan masyarakat sehingga penyelenggaraan program/kegiatan pertanahan dan
pengelolaan p e r t a n a h a n

dapat

lebihmenyerap aspir

asi


masyarakat

melalui

w a d a h - wadah yang dibentuk oleh kelompok masyarakat itu sendiri .
Kantor Pertanahan Kabupaten Gunung Mas Propinsi Kalimantan Tengah merupakan
salah satu kantor pertanahan yang dalam dua tahun terakhir belum menghidupkan subseksi
pemberdayaan masyarakat didaerah Kantor Wilayah Kalimantan Tengah. Kantor Pertanahan Kabupaten
Gunung Mas belum melihat bahwa subseksi ini memegang peran penting bagi terlaksananya
pembangunan, terutama untuk golongan kecil dan mikro. Padahal pembangunan lintas sektoral terjadi
pada subseksi ini dan menjadi tonggak daripada perekonomian rakyat terutama di daerah seperti
Kabupaten Gunung Mas .

B.Rumusan Masalah
1 . A p a k a h k a i t a n s u b s t a n s i a l n i l a i n i l a i P a n c a s i l a d a l a m s u b s e k s i pemberdayaan ?
2. Bagaimanakah seharusnya peran serta subseksi pemberdayaan masyarakat Kantor Pertanahan
Kabupaten Gunung Mas dalam p e m b a n g u n a n

terutama


untuk

sektor

ekonomi

Kabupaten Gunung Mas ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang substansial nilainilai Pancasila dalam subseksi pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu ujung tombak
pelayanan BPN. Sedangkan tujuan yang lain adalah memberikan gambaran tentang peran
subseksi pemberdayaan Kantor Pertanahan Kabupaten Gunung Mas dalam sektor ekonomi secara
riil sebagai perintis mula ekonomi apabila subseksi ini dapat dihidupkan kegiatannya.

BAB II
PEMBAHASAN

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia sedangkan Pancasila yang tercantum d a l a m

pembukaan

UUD 1945

yang

b e r a r t i s e m u a p r o d u k h u k u m d i Indonesia harus mengacu pada UUD 1945 dan setiap
produk hokum yang a d a d i I n d o n e s i a h a r u s d i j i w a i o l e h k e l i m a s i l a P a n c a s i l a .
P a n c a s i l a merupakan ideologi nasional, dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Nilai-nilai Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok
kaidah Negara yang fundamental yang mengandung empat pokok pikiran yang bila dianalisis makna
yang terkandung di dalamnya merupakan derivasi/penjabaran dari nilai-nilai Pancasila .
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 yang kemudian sering disebut dengan Undang-Undang
Pokok Agraria (UUPA) merupakan produk hukum Indonesia yang mengatur tentang agraria/pertanahan,
maka pasal-p a s a l y a n g a d a d a l a m U U P A h a r u s b e r s u m b e r d a r i U U D 1 9 4 5
dan

Pancasila. Hakekat dari keduanya adalah mempersatukan, Pancasila m e m p e r s a t u k a n

b a n g s a d a n n e g a r a , s e m e n t a r a U U P A m e m p e r s a t u k a n hukum tanah nasional.
Sejak UUPA lahir, Indonesia mempunyai Politik Agraria Nasional yang didasarkan pada
prinsip pandangan hidup yang luhur, yang terdiri dari lima sila sebagai satu kesatuan yang bulat
yang dinamakan Pancasila dan juga Politik Agraria Nasional harus dapat menjunjung perekonomian
Negara berdasarkan Pancasila dengan tujuan yang sudah ditetapkan (Pelaksanaan tugas
keagrariaan dalam pembangunan edisi dwidasawarsa UUPA Depdagri Dir.Jend. Agraria,
1980:16,17).

BPN selaku institusi kelembagaan yang menjalankan pengelolaan pertanahan di Indonesia
pun tidak bisa diabaikan Melalui penelusuran Sejarah kelembagaan, maka akan Nampak
bagaimana pasang surutnya kewenangan lembaga pertanahan sampai saat ini.

Berpijak pada sejarah dirumuskan kembali fungsi lembaga pertanahan yang ideal sesuai
dengan amanat UUD 1945 dan perkembangan masyarakat ke depan Sejarah lembaga
pertanahan dibagi ke dalam dua periode yaitu perode sebelum dan sesudah UUPA Pada
tahun 1950-an, kelembagaan yang pertama kali dibentuk adalah Departemen Agraria, yang
nantinya

sesudah

kelembagaan

UUPA

pun

pertanahan ini.

masih

menjadi

Pasang

surut

tarik

ulur

tentang

kelembagaan

penataan

pertanahan

pun

n a n t i n y a b e r k o r e l a s i p a d a p a s a n g s u r u t kewenangannya.
Pembangunan kelembagaan pertanahan sejak UUPA pun mengalami hal yang tak kalah
menarik. Fusi antara yang menangani hak (hukum),pendaftaran tanah (kadastral), penggunaan
tanah (land use) dan penguasaan tanah (landreform) dalam satu atap Direktorat Jendral Agraria
Departemen Dalam Negeri adalah upaya menyatukan agar dapat dikelola secara utuh
penguasaan,pemilikan,penggunaan dan pemanfaatan tanah(P4T) secara terintergrasi. Namun
pengelola P4T kemudian tidak mampu mewujudkan tanggung jawabnya jika administrasi
pertanahan berada dibawah administrasi pemerintahan dalam negeri oleh karena
terdapat

kekhususan

tanggung

jawab

yaitu

menyangkut

kontribusi administrasi

pertanahan(P4T) terhadap kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat NKRI pasal 33 ayat (3) UUD
1945.
Dengan pengalaman tersebut terbentuklah Badan Pertanahan Nasional yang berasal dari
Direktorat Jendral Agraria Departemen Dalam N e g e r i . S e t e l a h b e r b e n t u k B P N d a n s a a t i n i
B P N - R I , l e m b a g a y a n g mengelola administrasi pertanahan seluruh wilayah NKRI. BPN-RI memiliki
Kantor Wilayah BPN di tingkat Provinsi dan Kantor Pertanahan di tingkat Kabupaten/Kota adalah
perangkat pemerintah pusat yang ada di daerah. Kewenangan pemberian hak atas tanah dan
pendaftaran nya sudah didesentralisir kepada Kantor Pertanahan bukan ke Pemerintah
Daerah.

Sedangkan sebagian dari urusan pertanahan meliputi sembilan kegiatan telah
didesentralisir kepada Pemerintah Daerah sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 yo UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Otonomi yang dikembangkan dari aspek pemerintahan dalam negerise bagaimana yang
bersumber pada pasal 18 UUD 1945, mengisyaratkan agar Kantor Pertanahan dan Kanwil
BPN menjadi perangkat daerah atau manajemen pertanahan diotonomikan. Hal ini dapat
disimak contoh dibeberapa daerah telah membentuk Dinas Pertanahan Pemerintahan
Aceh (Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006, pasal 213, 214 dan 253) merupakan fakta bahwa
dalam pengembangan kelembagaan pertanahan mengalami tarik menarik dan kurang dapat
diperhatikan pesan UUD 1945 yo. UUPA secara utuh.
Setelah terbit Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006, kelembagaan dan
kewenangan BPN telah jelas,
langsung

kepada

yang

kedudukannya d i b a w a h

Presiden dengan

dan

2 1 fungsi pertanahan,

bertanggung
secara

nasional,

jawab
regional

dan sektoral. Dalam Peraturan tersebut BPN-RI mempunyai peranan dalam mengemban fungsi
pemberdayaan masyarakat. Fungsi-fungsi yang di maksud kemudian d i j a b a r k a n

dalam

P e r a t u r a n K e p a l a B a d a n P e r t a n a h a n N a s i o n a l N o . 3 Tahun 2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional. Tugas pokok dan fungsi mengenai pemberdayaan
diemban oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan meliputi fungsi
fasilitasi, kerjasama pemberdayaan dan bina partisipasi. Selanjutnya tugas pokok dan fungsi
pemberdayaan masyarakat di Kanwil Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 4 Tahun
2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan.
Pengelolaan pertanahan dan keagrarian mutlak membutuhkan keterlibatan apik dan
pertisipasi aktif dari masyarakat. Legitimasi social dari penyusunan dan pelaksanaan
agenda / program pemerintah di bidang pertanahan dan keagrarian dapat berjalan
dengan baik apabila mendapat partisipasi dari masyarakat. Partisipasi masyarakat sangat
menentukan keberhasilan dalam penataan pertanahan melalui reforma agraria. Untuk itu,

seharusnya kelembagaan pemerintah di bidang pertanahan membuka ruang yang luas dan
kesempatan yang lebar bagi tumbuh dan berkembangnya keterlibatan pemerintah dalam berbagai
segi dan bentuknya.

K e t e r l i b a t a n m a s y a r a k a t d a l a m p e l a k s a n a a n r e f o r m a a g r a r i a d a n seluruh
kebijakan keagrariaan dan pertanahan hanya dapat muncul jika m a s y a r a k a t m e m i l i k i
cukup

kesadaran,

pengetahuan, kemampuan dan

kemauan

mengenai

hal-hal

penting terkait dengan agrarian dan p e r t a n a h a n . U n t u k m e n c a p a i k o n d i s i t e r s e b u t ,
d i j a l a n k a n a g e n d a d a n program pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat
di bidang pertanahan dan keagrariaan. Agenda dan program pengembangan partisipasi
masyarakat ini dijalankan secara mengalir dari bawah ke atas dengan mengangkat
kearifan-kearifan

yang

tumbuh

Semua ini merupakan bagian

dan

berkembang

didalam masyarakat

d a r i u p a y a menegakan

kedaulatan

bawah.

rakyat yang

dilandasi oleh semangat demokrasi untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan. Dalam upaya
meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pertanahan sejak tahun 1995 telah dibentuk
kelompok-kelompok masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
P e r t a n a h a n N a s i o n a l N o m o r 5 T a h u n 1 9 9 5 t e n t a n g G e r a k a n N a s i o n a l Masyarakat
Sadar Tertib Pertanahan.
Kantor Pertanahan Kabupaten Gunung Mas selaku lembaga piñata p e r t a n a h a n /
agrarian

di tingkat

kabupaten

sejak

akhir

tahun

2007

tidak

menunjukkan

geliatnya. Hal itu terjadi akibat adanya kebijakan dari BPNR I ( p u s a t t e r k a i t S u r a t
Edaran

Menteri Kehutanan tentang kawasan

kehutanan

Propinsi

Kalimantan

Tengah. Surat Edaran tersebut membuat beberapa seksi termasuk seksi pemberdayaan
masyarakat

terpaksa

non-job

.

K h u s u s u n t u k p e m b i n a a n p a r t i s i p a s i k e l o m p o k m a s y a r a k a t s a d a r tertib pertanan
(Pokmasdartibnah) mengalami kondisi jalan ditempat karena Pemerintah Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah sejak tahun 2008 mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah Nomor 16 Tahun 2008 yang memunculkan kembali Kelembagaan Adat (Damang)

yang pada kondisi riil di lapangan malah semakin menyulitkan tentang arti penting sadar tertib
pertanahan.

Beberapa program andalan subseksi ini seperti pensertipikatan tanah-tanah yang diperuntukan
bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kerjasama dengan pengembang perumahan pun tidak
tidak berkembang, selain terjadi putusnya alur kegiatan di pihak bank terk ait, inipun
terjadi pada lembaga terkait seperti Kementrian Negara Koperasi dan UKM cq. Dinas yang
membidangi koperasi dan UKM di provinsi dan kabupaten/kota. Padahal sewaktu
penulis berada di Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Tengah, sering mengikuti rapat kerja
tentang program kerjasama dimaksud, yang waktu itu dicanangkan sebagai calon primadona baru
program BPN selain prona. Dan hal tersebut sebetulnya s u d a h j e l a s d i a t u r d a l a m
P e r a t u r a n K e p a l a B P N R I N o 3 T a h u n 2 0 0 8 tentang Petunjuk Teknis Program
Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui Kegiatan Sertipikasi Hak Atas Tanah Untuk
Peningkatan Akses Permodalan. Kedua program di atas merupakan suatu program yang sangat bagus
terutama sebagai perintis modal awal perekonomian terutama bagi masyarakat kabupaten
pemekaran baru seperti Kabupaten Gunung Mas yang baru definitif menjadi kabupaten
pada tahun 2006.
Pengembangan ekonomi rakyat adalah syarat bagi sebuah sukses pembangunan yang
tidak dibebani oleh ketimpangan. Mengembangkan ekonomi rakyat tidak identik dengan pola
sinterklas, serba karitas. Jadi, yang menjadi pokok perhatian adalah bagaimana mencari
kekuatan tersembunyi dari para pelaku ekonomi rakyat, dan memberdayakannya agar
tumbuh dan berkembang sebagai sebuah kekuatan yang kokoh dalam ukuran skala usaha.
Alangkah disayangkan beberapa program
masyarakat

d a r i s u b s e k s i pemberdayaan

tidak berjalan. Pembinaan masyarakat yang

digadang-gadang

bakal

menciptakan sistem pertanahan yang kuat yang sesuai dengan nilai Pancasila dan mampu
mendorong perekonomian tidak mampu berbicara banyak karena beberapa situasi dan kondisi
yang tidak mendukung. Mengingat juga kabupaten pemekaran seperti Kabupaten Gunung
Mas, sangat memerlukan insentif dalam pembangunan perekonomian, terutama kecil dan

mikro, pembangunan perumahan sebagai penarik investor dan pendatang, tidak seharusnya
subseksi ini non-job.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Subseksi pemberdayaan masyarakat kantor pertanahan merupakan

ujung

tombak

BPN selaku institusi kelembagaan yang menjalankan pengelolaan pertanahan. Subseksi ini bekerja
dalam payung hukum UUD 1945 dan Pancasila serta perundangan lainnya. Subseksi ini
merupakan perwujudan dari nilai-nilai Pancasila seperti persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Nilai-nilai tersebut terwujud dalam tugas pokok dan fungsi yang d i a t u r d a l a m P e r a t u r a n
K e p a l a B a d a n P e r t a n a h a n N a s i o n a l R e p u b l i k Indonesia Nomor 5 Tahun 2008.

Dalam kegiatan ekonomi, subseksi ini merupakan koordinator dan fasilitator
terutama dalam kegiatan perekonomian kecil dan mikro lintas s e k t o r a l y a n g s a n g a t
p e n t i n g , t e r u t a m a b a g i d a e r a h y a n g b a r u m e k a r , seperti provinsi maupun kabupaten.
Sudah seharusnya subseksi ini mendapat perhatian baik oleh intra dalam organisasi BPN sendiri
maupun terhadap mitra BPN, baik Pemerintahan Daerah, instansi Kementrian lain m a u p u n p i h a k
s w a s t a . D a r i s u b s e k s i i n i l a h p e r e k o n o m i a n r a k y a t y a n g menjiwai sila 33 UUD 1945
mulai digalakkan, ditingkatkan dan menjadi poros perekonomian bangsa.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dilihat saran sebagai berikut :
1. Agar subseksi permberdayaan masyarakat dapat berbenah diri, membuat target dan
memulai kerja.
2. Memulai pembentukan Pokmasdartibnah dengan merangkul damang s e r t a m e l u r u h
kepada

k e l e m b a g a a n a d a t n y a . B P N j u g a m e l a k u k a n asistensi

penyuluhan

terhadap

masyarakat dengan bekerja sama d e n g a n P e m e r i n t a h a n D a e r a h d a n k e l e m b a g a a n
a d a t , t e n t a n g a r t i penting pertanahan/keagrariaan.

3. Memulai Program pensertipikatan tanah bagi UMK, dengan lebih aktif lagi melakukan koordinasi
dengan instansi lain terkait. Menambah payung hukum dan MOU dengan isntansi terkait agar
dalam pelaksanaannya tidak terjadi lagi saling menghambat.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Prof. Dr. H. Zainuddin, M.A. 2006. Sosiologi Hukum. Jakarta : Sinar Grafika.
Mubyarto, Prof. Dr. 2000.Pengantar Pembangunan Berbasis Rakyat (CommunityBased Development). Jakarta:
Melati Bhakti Pertiwi.
Farid, Abdul Haris. 2007. Pengantar Administrasi Pertanahan. Yogyakarta : STPN.
Kaelan, Drs. H. M.S., Dkk. 2004. Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi 2004.
Yogyakarta : Paradigma.
Soetarto, Endriatmo & Moh. Shhibuddin. Makalah tentang Tantangan Pelaksanaan Reformasi Agraria dan
Peran Lembaga Pendidikan Kedinasan Keagrariaan. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Sunarso, Msi., Dkk.
2008. Pendidikan Kewarganegaraan-PKN untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : UNY Press.