BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan - Tingkat Pengetahuan Penderita Dan Keluarga Penderita Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

  2.1.1. Definisi Pengetahuan

  Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendegaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

  2.1.2. Tingkat Pengetahuan

  Menurut (Notoatmodjo,2003), pengetahuan mempunyai enam tingkat yaitu: a.

  Tahu (Know) Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

  b.

  Paham (Comprehension) Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

  c.

  Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d.

  Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek kedalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dalam menggambarkan atau membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainnya.

  e.

  Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

  f.

  Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.

  Pengalaman yang diperoleh dapat memperluaskan pengetahuan seseorang.

  2. Tingkat pendidikan Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

  3.Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-menurun, baik keyakinan yang positif

  4. Fasilitas Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, Koran, televisi, buku dan lain-lain.

  5. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namum, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

  6. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Kanker Payudara

  2.2.1. Definisi Kanker Payudara

  Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara kemudian tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker biasa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada pria.

  2.2.2. Jenis-Jenis Kanker Payudara

  Berdasarkan, The World Health Organization (WHO) tahun 2008, kanker payudara dibagi atas karsinoma non invasif dan invasif.

1. Karsinoma Non-invasif

  Karsinoma non-invasif sering disebut juga dengan In Situ Breast Cancer. In situ breast cancer adalah tipe kanker yang mana sel kanker tetap berada dalam selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan disekitar saluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain:

  Ductal Carsinoma In Situ (DCIS) Gambar 2.1: Ductal Carsinoma In Situ (DCIS)

  A. Normal duct cells

  B. Duct cancer cells

  C. Basement membrane

  D. Lumen (centre of duct) Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara stadium awal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari kanker. Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada juga yang berkembang menjadi kanker payudara invasif. Karsinoma duktus in situ dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause maupun pasca-menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun.

  b) Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)

  Gambar 2.2: Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)

  A. Normal Lobular cells

  B. Lobular cancer cells

  C. Basement membrane menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi terutama pada wanita pre- menopause. Apabila setelah menopause, biasanya dihubungkan dengan adanya karsinoma infiltratif. LCIS ditemukan pada 6% dari seluruh karsinoma mammae. Masalah utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba, dan ditemukan pada hasil biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista atau lesi palpable jinak lainnya. Masih menjadi kontroversi diantara ahli-ahli kanker bahawa apakah LCIS merupakan suatu stadium awal dari kanker atau hanya merupakan penanda bahwa itu dimasa datang akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat bahwa apabila seseorang mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia mempunyai resiko untuk mempunyai kanker pada salah satu payudaranya. Pada payudara yang terdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila kanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa menjadi Invasive Lobular atau Invasive Ductal Carsinoma.

2. Invasive Breast cancer ( kanker payudara yang invasif )

  Invasive (infiltrating) breast cancer adalah jenis kanker yang sel kankernya

  telah keluar / lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitar yang mendukung saluran dan kelenjar-kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bisa menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar getah bening. Jenisnya antara lain :

  • Invasive Ductal carsinoma ( IDC )

  Gambar 2.3: Invasive Ductal Carsinoma (IDC)

  A. Normal duct cells

  B. Ductal cancer cell breaking through basement membrane

  C. Basement membrane seorang wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di sepanjang saluran air susu akan keluar dari dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar payudara. Sel kanker bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau menyebar (metastasis) kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaraan darah atau system kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasif tapi masih lumayan terkendali dibanding jenis invasif lain.

  • Invasive lobular Carsinmo ( ILC )

  Gambar 2.4: Invasive Lobular Carsinoma (ILC)

  A. Normal cells B.Lobular cancer cells breaking through the basement membrane

  C. Basement membrane Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), tipe ini juga mempunyai sifat yang mirip. ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang berbeda pada payudara. ILC, bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat dalam mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan ada berjolan, biasanya sebelah kiri juga ada. Payudara merupakan aksesoris kulit yang berfungsi menghasilkan susu. Dasar payudara terletak pada iga kedua sampai iga keenam dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaries media. Pria dan wanita memiliki payudara bentuk yang sama bila belum dewasa. Hanya saja pada masa pubertas payudara wanita lama-kelamaan membesar menbentuk setengah lingkaran, sedangkan pria tidak. Pembesaran ini terjadi akibat pengaruh hormon-hormon ovarium dan penimbunan lemak (Snell, 2006). Payudara terdiri dari 15-20 lobus yang tersusun radial dan berpusat pada putting payudara. Saluran utama dari setiap lobus bermuara di putting payudara dan mempunyai ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya, dasar dari putting payudara dikelilingi daerah kulit berwarna gelap atau disebut areola mammae. Pada areola mamma terdapat tonjolan-tonjolan halus yang diakibatkan oleh kelenjar areola dibawahnya. Payudara mencapai ukuran maksimal selama masa laktasi (Snell, 2006).

  Sumber pendarahan arteri pada payudara dari rami perforans arteriae thoracicae

  

internae dan arteriae intercostales. Selain itu, arteri axillaris juga mengalirkan darah ke kelenjar

payudara. Untuk vena, pendarahannya mengikuti arteri (Snell, 2006).

  Untuk keperluan klinis, aliran limfe payudara dibagi menjadi kuadran-kuadran. Kuadran lateral mengalirkan cairan limfe ke nodi axillaries anterior atau kelompok pektoralis. Sedangkan kuadran medial mengalirkan cairan limfenya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi thoracales internae (Snell, 2006).

  Untuk membagi lokasi dari kanker, payudara dibagi menjadi beberapa kuadran (Dalimartha, 2004), yaitu: 1.

  Kuadran atas bagian medial 2. Kuadran atas bagian lateral 3. Kuadran bawah bagian medial 4. Kuadran bawah bagian lateral 5. Region putting susu (nipple) Gambar 2.5: Anatomi Payudara

  Sumber 2008: Trialsight Medical Media

2.2.4. Epidemiologi Kanker Payudara

  Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit yang menular (Diananda, 2009). Istilah tumor tidak sama dengan kanker. Tumor adalah istilah umum untuk setiap benjolan abnormal. Sedangkan kanker adalah tumor yang bersifat ganas. Dengan demikian, kanker itu sama dengan tumor yang ganas (Diananda, 2009). Jadi kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara bisa tumbuh dari jaringan payudara (kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak dari kanker lain (Diananda, 2009). Insidensi kanker disetiap Negara tidak sama, baik insidens keseluruhan maupun insidens spesifik (Wim de jong, 2005).

  Tabel 2.1: Urutan kekerapan kasus baru kanker di Negara Barat dan Negara yang Berkembang (Wim de jong, 2005)

   3

   9 Nasofaring

   8

   3

   8

   6 Lambung

   2

   1 Kolon/Rektum

   9

   8

   2

   4 Esofagus

   4

   15

   7 Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum

   7

   5

  Jenis kanker Indonesia Negara Berkembang Negara Barat Dunia Serviks

   14

   1

   1

   10

   5 Hepar

   2

   7

   8 Payudara

   2 Leukemia

   3

   5

   4

   3 Paru

   4

   6

   1

  wanita, namun pria memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 diantara 100 (Glance, 2007). Pada pria perjalanan penyakitnya karena tahap dini sudah melekat kesekitarnya (Wim de jong, 2005). Insidensi kanker payudara lebih tinggi di Negara Barat dan lebih banyak pada populasi kulit putih dibandingkan kulit hitam (Glance, 2007). Secara geografik kanker payudara lebih tinggi di Amerika Utara dan Eropa Barat jika dibandingkan dengan Asia dan Afrika (Robbins, 2007).

  Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab (etiologi) kanker payudara, namum beberapa faktor risiko terjadinya kanker payudara adalah:

  1. Usia Meningkat setelah usia 30 keatas (Robbins, 2007). Hal ini dapat dimengerti karena pajanan pada karsinogen, inisiator, dan promoter lebih lama pada usia lanjut (Win de jong, 2005).

  2. Genetik Sekitar 5 hingga 10% kanker payudara berkaitan dengan mutasi herediter spesifik.

  Sekitar separuh perempuan dengan kanker payudara herediter memperlihatkan mutasi di gen BRCA1 (Breast Cancer Gene 1) dan sepertiga di BRCA2 (Breast Cancer Gene 2). Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduannya bekerja sebagai gen penekan tumor karena muncul jika kedua sel inaktif atau cacat pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh mutasi somatik berikutnya (Robbins, 2007).

  3. Riwayat keluarga Jika ibu atau saudara wanita mengidap kanker payudara maka risiko kanker payudara meningkat dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam keluarganya tidak ada penderita satupun (Tjindarbumi, 2002).

  4. Tidak Kawin atau Nulipara Wanita yang tidak kahwin akan meningkat risikonya 2-4 kali untuk menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang kawin dan punya anak (Tjindarbumi, 2002).

  5. Melahirkan Anak Pertama pada Usia lebih dari 35 tahun Wanita yang melahirkan anak pertamanya pada usia lebih dari 35 tahun akan memiliki risiko 2 kali lebih besar (Tjindarbumi, 2002).

  6. Menarche

  Wanita yang mendapat haid pertama kali (menarche) pada usia kurang dari 12 tahun meningkat risikonya menjadi 1,7-3,4 dibandingkan dengan wanita menarche pada usia normal atau lebih dari 12 tahun (Tjindarbumi, 2002).

  7. Riwayat infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara memiliki risiko 3-9 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak (Tjindarbumi, 2002).

  Wanita yang menopause lebih dari 55 tahun memiliki risiko 2,5-5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menopause diusia normal (Tjindarbumi, 2002).

  9. Adanya kanker pada payudara yang kontralateral akan meningkat risikonya menjadi 3-9 kali lebih besar dengan yang tidak (Tjindarbumi, 2002).

  10. Pernah mengalami radiasi dinding dada memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi (Tjindarbumi, 2002).

2.2.6. Gejala Klinis Kanker Payudara

  Kanker payudara pada tahap awal biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Tanda yang mungkin dirasakan pada stadium ini adalah teraba benjolan kecil di payudara. Beberapa keluhan yang muncul pada penderita kanker payudara adalah (Dalimartha, 2004):

  1. Teraba benjolan pada payudara.

  2. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.

  3. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.

  4. Gangguan lapisan kulit luar, berupa peradangan (eksim) pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.

  5. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari putting atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau pun tidak sedang menyusui.

  6. Putting payudara tertarik kedalam.

  7. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange).

2.2.7. Diagnosa Kanker Payudara

  Diagnosa pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis, yaitu pemeriksaan jaringan payudara yang dicurigai kanker dibawah mikroskop. Bila hasilnya ganas maka operasi definitif segera dilakukan. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara yaitu (Tjindarbumi, 2002):

  • Biopsy aspirasi (fine needle biopsy)
  • Needle core biopsy dengan jarum Silverman • Excisional biopsy dan pemeriksaan Frozensection (potong beku) waktu operasi
Beberapa hal yang umumnya dilakukan dokter dalam menegakkan diagnosa kanker payudara adalah:

  1. Anamnesa Yaitu dokter bertanya pada penderita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kanker payudara. Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan utama dari penderita.

  Pada umumnya tidak merasa sakit, akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya mungkin terasa sakit. Pertumbuhan tumor yang cepat merupakan indikasi kemungkinan tumor ganas. Pada kasus yang meragukan, anamnesa lebih banyak diarahkan pada indikasi golongan risiko (Tambunan, 1991).

  2. Pemeriksaan Fisik Meliputi 2 hal, yaitu inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi dokter akan melihat payudara kiri dan kanan apakah simetris, adakah kelainan papilla, letak dan bentuk, retraksi putting payudara, adakah kulit, tanda radang, peau d’orange, dimpling, dan ulserasi. Inspeksi ini dilakukan dalam keadaan penderita duduk, tangan pada panggul, dan kemudian dengan memakai 3-4 telapak jari. Palpasi lembut akan dilakukan dari bagian tepi sampai areola dan putting payudara. Seluruh payudara diperiksa ulang dengan posisi berbaring dengan tangan pada belakang kepala. Selain payudara, aksilla juga diperiksa dalam posisi duduk. Pemeriksaan dilakukan pada aksilla kanan dengan tangan kanan penderita diletakkan lemas ditangan kanan pemeriksa dan aksilla diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa.

  Begitu sebaliknya untuk aksilla kiri. Yang diraba adalah kelompok kelenjar getah bening yang biasanya mempunyai hubungan yang erat dengan adanya kanker payudara. Gambaran penting pada benjolan atau limfonodus adalah ukurannya bentuk, mobilitas, atau fiksasi (Tjindarbumi, 2002).

  3. Pemeriksaan Lanjutan Yaitu apabila adanya kelainan pada payudara atau teraba benjolan. Pemeriksaan dapat berupa yaitu mammografi, pemeriksaan petanda tumor, pemeriksaan USG dan MRI, serta bila diperlukan dari histopatologi.

  1. Mammografi adalah pemeriksaan radiologis khusus menggunakan sinar X dosis rendah untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, bahkan sebelum tampak perubahan pada payudara atau adanya benjolan. Bila pemeriksaan ketepatan diagnosis dari 70% menjadi 90% (Dalimartha, 2004).

  2. USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar dari jaringan payudara. USG dapat membedakan antara massa padat yang mungkin kanker, dan kista berisi cairan yang biasanya bukan kanker (cancer.net) 3. MRI menggunakan medan magnet, bukan x-ray, untuk menghasilkan gambar rinci dari tubuh. Sebuah media kontras (pewarna khusus) dapat disuntikkan ke dalam vena pasien untuk menciptakan gambar yang lebih jelas. Menurut

  American Cancer Society, perempuan berisiko tinggi untuk kanker payudara

  (misalnya, wanita dengan kanker payudara mutasi gen BRCA2 atau riwayat keluar kanker payudara) harus menerima MRI screening bersama dengan mammogram. MRI sering lebih baik dalam melihat sebuah massa kecil di dalam payudara seorang wanita dari mammogram atau USG, terutama bagi perempuan dengan jaringan payudara yang sangat padat, namum memiliki tingkat lebih tinggi hasil tes positif palsu (hasil tes yang menunjukkan kanker padahal mungkin tidak hadir kanker) (cancer.net).

4. Pemeriksaan petanda tum0r untuk kanker payudara, seperti MCA (mucin-like carcinoma antigen ) (Dalimartha, 2004).

2.2.8. Penatalaksanaan Kanker Payudara

  Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.

  a.

  Pembedahan Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup, kemoterapi.

  b.

  Terapi radiasi Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

  c.

  Terapi hormon Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.

  d.

  Kemoterapi Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.

  e.

  Terapi Imunologik Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 unutk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

  f.

  Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Focus terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2-positif, ttastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2. a.

  Gonore: Yang tidak diobati dapat menyebabkan kemandulan pada wanita atau penyakit radang panggul, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Pria dan wanita dapat mengalami infeksi diseminata disertai arthritis, endokarditis, atau konjungtivitis yang dapat menyebabkan kebutaan. Apabila ditularkan ke bayi baru lahir sewaktu persalinan, dapat terjadi kebutaan.

  b.

  Siflis: Yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal jantung dan kelainan saraf.

  Apabila ditularkan ke janin selama kehamilan, kematian janin atau infeksi neonatus dapat terjadi.

  c.

  Infeksi klamidia: Dapat menyebabkan kemandulan pada pria dan wanita, dan epididimitis pada pria. Pada wanita yang terinfeksi dapat timbul penyakit radang panggul dan kehamilan ektopik. Apabila ditularkan pada bayi baru lahir, konjungtivitis dapat terjadi.

2.2.10. Prognosa Kanker Payudara

   Prognosa tergantung pada kasus kelenjar getah bening (KGB), ukuran tumor, dan derajat histologist yang secara keseluruhan angka ketahanan 10 tahun sebesar 80% (Glance,2007).

  Kanker payudara dini memiliki angka harapan hidup 5 tahun untuk penderita stadium I adalah 95% dan untuk stadium II adalah 80%, dengan angka kekambuhan lokal sekitar 6%. Penderita dengan resiko tinggi mempunyai tumor dengan diferensiasi sitologis buruk, menembus limfatik dan pembuluh darah, sirkumskripsi buruk. Indeks labeling timidin yang tinggi (peninggian jumlah sel yang berkembang), dan negatifitas RE sekitar 50% (Schwartz, 2000).

  Prognosa untuk penyakit stadium III telah meningkat dari 20% menjadi 40% pada 5 tahun dengan adanya pengobatan adjuvant. Kebanyakan penderita ini dapat menerima kemoterapi pra-operasi. Penyakit stadium IV masih mempunyai harapan hidup 5 tahun kurang dari 10 tahun (Schwartz, 2000).

  Karsinoma peradangan (IIIb), sebelumnya diperkirakan sebagai kanker mematikan dari semua karsinoma, sekarang memiliki harapan 5 tahunan hampir mencapai 30% pada penggunaan pengobatan multimodal sekuensial (Schwartz, 2000).

  Penderita yang mempunyai kanker payudara selama masa kehamilan dan menyusui cenderung didiagnosa pada penyakit stadium lanjut daripada kelompok kontrol umur, mungkin dengan yang diindikasikan stadiumnya (Schwartz, 2000).

2.2.11. Pencegahan kanker Payudara

  Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada penjamu, dan milestone. (Isti`anah Surury, 2009) Hampir setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: a.

  Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara ini (Isti`anah Surury, 2009).

  b.

  Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode dini terus mengalami perkembangan. Skrinning melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus- menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain : 1.

  Wanita yang sudah mencapai usia 40tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessment survey.

2. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.

  Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.

  Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk medeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75% (Isti`anah Surury, 2009).

  c.

  Pencegahan tertier Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting unutk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jatuh bermentastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif (Isti`anah Surury, 2009). Berikut cara mencegah kanker payudara secara umum: 1.

  Kesadaran akan payudara itu sendiri Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Perhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian penting perawatan kesehatan wanita. Saat ini, wanita disarankan untuk breast awareness. Ini berarti wanita harus tahu seperti apa payudara mereka di depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada periode berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal dapat diketahui segera (Isti`anah Surury, 2009).

2. Berikan ASI pada bayi

  Beberapa penelitian menunjukkan ada hubungan antara pemberian ASI dan menurunnya resiko berkembangnya kanker payudara meskipun belum ada kesepakatan yang jelas memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini didasari pada teori bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen. Penberian ASI secara berkala akan mengurangi tingkat hormon tersebut (Isti`anah Surury, 2009).

  3. Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter Penelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk ke dokter jika mereka menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki kanker. Ini adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika menemukan gumpalan, segera konsultasi ke dokter karena ini akan membantu menenangkan pikiran. Jika gumpalan tersebut adalah kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa (Isti`anah Surury, 2009).

  4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga Masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah faktor gen. Faktor ini setidaknya sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap satu dalam 500 kurang menbawa gen yang dapat membuat mereka diduga memiliki penyakit tersebut (Isti`anah Surury, 2009).

  5. Perhatikan konsumsi alkohol Dalam sejumlah penelitian, alkohol memiliki kaitan dengan kanker. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol meningkatkan estrogen.

  6. Perhatikan berat badan Obesitas nampaknya dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Para peneliti menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55 pound setelah umur 18 sebanyak 40% memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker dibanding mereka yang berubah-ubah hanya 4 atau 5 pound semasa remajanya.

  7. Olahraga secara teratur Beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang olahraga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.

  8. Kurangi makanan berlemak Ada banyak perdebatan tentang hubungan kanker payudara dengan diet. Tetapi ada bukti

  Pertahankan asupan makan rendah lemak, tidak melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu menjaga berat badan. Kita menyimpan estrogen di lemak tubuh, jadi lebih sedikit lemak yang kita bawa, lebih baik.

  9. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.

  Meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan penyebab kanker payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah faktor usia. 80% kanker payudara terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun.

  10. Belajar relaks Banyak tercatat bahwa stress dapat menyebabkan semua jenis masalah kesehatan.

  Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara.

  11. Masukkan brokoli ke dalam menu harian Kira-kira dalam sehari anda hanya membutuhkan secangkir brokoli. Tahukah Anda, brokoli mengandung senyawa sulfuraphane yang secara ilmiah terbukti mengurangi risiko kanker.

  12. Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian Pilihlah sayuran berwarna hijau. Makanlah tomat yang kaya dengan likopen. Konon likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker.

  13. Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan Disamping minum teh hijau, kudaplah dark chocolate sesekali, karena secara ilmiah terbukti cokelat sebagai agen yang memerangi kanker. Namun ingat jangan cokelat manis, karena anda tidak akan mendapat manfaatnya.

  14. Konsumsi kedelai dan olahannya Di dalam kedelai terkandung 40% protein yang terdiri dari asam lemak esensial dengan daya cerna yang sangat baik, 15% oligosakarida dan monosakarida, 15% serat, 20% lemak yang sebagian besar terdiri dari asam lemak tak jenuh dan 10% adalah bahan lainnya. Selain itu senyawa fotokimia pada kedelai memiliki aktivitas biologis, salah satunya adalah isoflavon yang tetap stabil pada suhu panas sehingga tidak berubah struktur oleh suhu masak dan fermentasi, yang dapat mencegah kanker.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Perhitutungan Biaya Sumberdaya Domestik Komoditi Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Cara untuk mencari kebenaran dilakukan para peneliti dan praktisi melalui model yang biasa dikenal dengan prespektif. Be

0 0 15

Gambaran Pola Menstruasi pada Siswi SMA As-Syafi’iyah Medan Tahun 2014

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi - Gambaran Pola Menstruasi pada Siswi SMA As-Syafi’iyah Medan Tahun 2014

0 0 17

LEMBAR PENGESAHAN Gambaran Pola Menstruasi pada Siswi SMA As-Syafi’iyah Medan Tahun 2014 NAMA : Muhammad Dana Arwanda NIM : 110100340 Pembimbing Penguji I

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propolis 2.1.1 Komposisi propolis - Formulasi Ekstrak Propolis Dalam Sediaan Gel Sebagai Anti-Aging

1 2 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Kadar Serum Seruloplasmin pada Preeklamsia Berat Early Onset dan Late Onset

0 0 18

Analisis Perwilayahan Komoditas Kubis/Kol Di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Wilayah - Analisis Potensi Ekonomi Wilayah Provinsi Sumatera Utara

2 24 35

3. Fakultas Kedokteran USU (Sekarang) Riwayat Organisasi : 1. Ahli Biasa Persatuan Kebangsaan Pelajar-Pelajar Malaysia di Indomesia – Cawangan Medan (PKPMI-CM) 2. Ahli Biasa Kelab Kebudayaan India Malaysia (KKIM) - Tingkat Pengetahuan Penderita Dan Keluar

0 0 29