JAWABAN UJIAN KOMPREHENSIF SEMESTER GENA

JAWABAN UJIAN KOMPREHENSIF
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Mata Uji : Supervisi dan Kepengawasan Pendidikan
Monitoring dan Evaluasi Program
JAWABAN:
A. Supervisi dan Kepengawasan Pendidikan
1. Deskripsi tugas pokok dan fungsi seorang supervisor!
Jawab:
a. Tugas pokok
1) Sebagai Pemimpin dan Manajer
Supervisor tidak hanya me-manage (mengelola), tapi juga
memimpin (mengarahkan, memotivasi, membina, memberdayakan),
agar anak buah mampu bekerja sesuai dengan apa yang telah
ditentukan. Dalam hal ini supervisor memainkan dua peran sekaligus.
Ibarat dua tangan, mengelola adalah tangan kiri, sedangkan
memimpin adalah tangan kanan. Agar bisa bekerja optimal kedua
tangan ini harus difungsikan sekaligus sehingga bisa saling mengisi
dan bekerja sama.
2) Barisan terdepan dari manajemen yang berhadapan langsung
dengan pelaksana

Supervisor merupakan wakil dari manajemen sebagai
pemimpin pelaksana tugas di lapangan. Supervisor bertanggung jawab
mengamankan dan melaksanakan keputusan manajemen. Dalam hal
ini Supervisor bekerja sama dengan para bawahannya. Semua
kejadian maupun tantangan-tantangan di lapangan, baik itu karena
persoalan pengelolaan sumber daya non manusia (manajerial) mau
pun karena anak buah (kepemimpinan) menjadi tanggung jawabnya.
3) Supervisor melaksanakan semua sistem manajerial seperti
manajer di level atasnya.
Supervisor harus mampu menjalankan sistem manajemen
tersebut. Sistem manajemen akan menolong supervisor dalam
menyelesaikan tanggung jawabnya. Dengan sistem manajemen yang
dipakai seperti sistem manajemen level di atasnya, maka
koordinasinya akan menjadi efektif dan efisien.
4) Mewakili nama perusahaan dalam berbagai interaksi sosial,
sehingga wajib menjaga citra diri dan perusahaan.
Perusahaan tidak hidup dalam sebuah ruang hampa sosial.
Artinya perusahaan hidup dan beinteraksi dengan lingkungan sosial.
Tak pelak lagi sebagai orang yang terjun langsung di lapangan,
supervisor sering bersinggungan dengan lingkungan sosialnya. Ketika

interaksi terjadi, supervisor harus mampu menjaga citra dirinya, yang

tak lain merupakan pantulan dari citra perusahaan. Alhasil baik
buruknya citra perusahaan di mata lingkungan sosialnya diwakili oleh
baik buruknya citra supervisor.
b. Fungsi supervisor
Supervisor sebagai fungsi manajemen meliputi: Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerakan Pelaksanaan
(Actuating) dan Pengawasan/Pengendalian (Controlling).
1) Perencanaan
Perencanaan seyogyanya melibatkan seluruh bawahan, duduk
bersama guna merumuskan permasalahan yang dihadapi, menetapkan
tujuan dan sasaran (komitmen) dan rencana pelaksanaan termasuk
didalamnya adalah perencanaan penganggaran (konsensus).
Konsensus yang telah ditetapkan harus dipublikasikan secara terbuka.
Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
Yaitu harus smart yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas
maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu
idealis. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat
diukur tingkat keberhasilannya. Achievableartinya dapat dicapai. Jadi

bukan anggan-angan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Tapi tetap ada tantangan. Time artinya ada batas waktu yang jelas.
Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga
mudah dinilai dan dievaluasi.
2) Pengorganisasian
Peran kepemimpinan (leadership) seorang supervisor sangat
penting dalam rangka menjalankan perencanaan jangka pendek, kalo
manager atau diatasnya lebih ke jangka panjang. Dalam fungsi
Pengorganisasian, pemimpin (supervisor) menentukan siapa
melakukan apa (who does what) sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian.
Dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan
organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada
setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang
dan uraian jabatan (job description). Semakin tinggi suatu jabatan
biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian
tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul,
ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen.

Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
3) Penggerakan Pelaksanaan
Melakukan koordinasi dan pengarahan terhadap seluruh bagian
atau sektor yang terlibat dalam pencapaian target QCDSME.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja
keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang
telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu

dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas,
fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah
ditetapkan.
4) Pengawasan/Pengendalian
Merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus
(bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun
dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang
terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar

kinerja yang jelas. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan alat
ukur apakah implementasi sesuai dengan rencana yang merupakan
konsesus bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar pekerjaan
berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan,
inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna
yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam
tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga
dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan terbaru.
2. Penjelasan tahap-tahap dalam melakukan monitoring.
Jawab:
a. Tahap 1. Readiness assessment (penilaian kesiapan)
Penilaian kesiapan merupakan identifikasi terhadap kecukupan
prasyarat dan syarat yang sukses. Identifikasi kecukupan prasyarat dan
syarat ini, sebenarnya mencerminkan penilaian kemampuan sebuah
organisasi atau perusahaan memantau dan mengevaluasi tujuan yang
ingin dicapai. Penilaian kesiapan ini sangat penting dan merupakan tahap

pertama dan berkelanjutan. Pentingnya tahap ini disebabkan penilaian
kesiapan akan memberikan panduan terhadap insentif dan hal yang
kurang dalam memantau dan mengevaluasi tujuan pembangunan secara
efektif. Penilaian kesiapan juga berperan dalam memberikan pengertian
atas peran dan tanggung jawab dari instansi dan individu terkait terhadap
kebijakan, program, dan proyek yang disusun atau dimilikinya. Agar
Penilaian kesiapan berjalan dengan baik maka perlu dipastikan bahwa
Penilaian kesiapan akan didukung oleh para stakeholders yang memang
peduli terhadap hasil yang sukses.
b. Tahap 2: Kesepakatan tentang hasil yang akan dipantau dan
dievaluasi
Untuk menciptakan kesepakatan tentang hasil yang akan dipantau
atau dievaluasi, maka langkah pertama adalah menentukan atau
merumuskan hasil (outcomes + impact / goals). Konsep menentukan hasil
yang akan dicapai, mengandung arti cara memformulasikan concern
(kepedualian) dari stakeholders menjadi hasil yang dapat diukur dan
diinginkan. Hasil (outcomes) biasanya lebih abstrak dan biasanya tidak
dapat secara langsung diukur (biasanya hanya dilaporkan saja). Namun

agar hasil terukur maka perlu dibentuk indikator indikator yang valid dan

reliabel untuk mengukur hasil yang dirumuskan.
c. Tahap 3: Pemilihan indikator kunci untuk memantau hasil
Pemilihan indikator kunci untuk memantau hasil sangatlah penting.
Mengapa hasil (outcomes atau impact) butuh indikator? dan mengapa
harus ada indikator kunci ? kedua masalah pokok ini merupakan salah
satu faktor yang penting dalam pemantauan hasil. Pertama, perlu
dijelaskan bahwa hasil (outcomes atau impact) masih bersifat luas dan
abstrak. Setiap hasil perlu untuk diterjemahkan dalam satu atau beberapa
indikator dan sebuah indikator hasil mengidentifikasi pengukuran
numerik yang dapat memberikan informasi untuk mendeteksi kemajuan
(atau tiada kemajuan) ke arah pencapaian hasil yang diinginkan. Atau
biasanya disebut indikator proksi (proxy indicators). Indikator proksi
adalah indikator perkiraan yang menjelaskan/terkait dengan indikator
yang ingin kita ukur. Indikator proksi digunakan ketika data untuk
mengukur langsung indikator tidak tersedia atau tidak dapat dikumpulkan
pada waktu yang ada.
d. Tahap 4. Baseline data pada indikator – ada dimana kita sekarang?
Baseline pada dasarnya mencerminkan posisi nyata saat ini.
Mengetahui dimana posisi kita saat ini, yang dihubungkan dengan tujuan
yang akan dicapai, akan sangat berguna untuk menentukan langkah

selanjutnya dimasa depan. Hal ini sesuai dengan pepatah lama yang
menyetakan “Jika Kita tidak tahu di mana kita berada, Kita akan
mengalami kesulitan menentukan di mana Kita pergi”. Untuk menentukan
posisi saat ini maka diperlukan data dan informasi yang berkenaan dengan
posisi/indikator yang akan diutarakan. Strategi dalam mengumpulkan
data dan melaporkan hasil temuan dapat menunjukkan bagaimana kinerja
sektor publik. Secara defenisi, sebuah baseline kinerja adalah informasi
(kuantitatif atau kualitatif) yang menyediakan data pada tahap awal atau
sebelum periode pemantauan. Di mana baseline ini digunakan untuk: 1).
Mempelajari tentang tingkat terakhir/saat ini dan pola kinerja pada
indikator, dan 2) Sebagai pembanding untuk menaksir kinerja kebijakan,
program dan proyek selanjutnya.
e. Tahap 5. Perencanaan untuk perbaikan – pemilihan target hasil
Pada dasarnya, pemilihan target hasil diturunkan dari baseline.
Jangan membuat target suatu indikator secara intuitif atau emosional
sehingga menjadi tidak objektif atau rasional. Menurut defenisi, target
adalah tingkatan pada indikator yang bisa dikuantifikasikan pada sebuah
organisasi yang ingin dicapai pada suatu titik waktu tertentu. Untuk
mengidentifikasi tingkat hasil yang diharapkan atau yang diinginkan dari
proyek, program atau kebijakan, maka kita membutuhkan pemilihan

target kinerja. Untuk mendapatkan target indikator kinerja yang baik,
maka perencana haruslah mempertimbangkan faktor-Faktor tertentu,
ketika Memilih Target Indikator. Faktor faktor itu antara lain : 1).
Pemahaman yang jelas tentang situasi pada baseline (c/: rata-rata 3 tahun

terakhir, tahun lalu, tren rata-rata, dan lain-lain). 2) Pendanaan dan tingkat
sumber daya personil yang diharapkan selama periode sasaran. 3) Jumlah
sumber daya dari luar diharapkan untuk melengkapi sumber daya yang
dimiliki oleh program. 4) Pertimbangan politik. dan 5). Kapasitas
kelembagaan.
f. Tahap 6. Pemantauan hasil
Pada dasarnya, klasifikasi pemantauan dapat dibagi menjadi dua
bagian utama, yaitu 1). Implementasi pemantauan (menyangkut
penerapan cara atau strategi pemantauan pada aspek input, aktivitas dan
output suatu kegiatan/program/proyek). Strategi dan tahapan ini
(seharusnya)
ditemukan
dalam
rencana
kerja

jangka
pendek/menengah/panjang 2) pemantauan hasil (memantau outcomes dan
impact atas kegiatan/ program/proyek). Jadi sistem pemantauan berbasis
hasil, akan memantau seluruh tahapan implementasi (input,
aktivitas, output) maupun hasil dari satu program/kebijakan (outcome dan
capaian). Untuk mengimplementasikan sistem pemantauan hasil ini maka
haruslah secara efisien, efektif dan produktif serta profesional
memanfaatkan komponen-komponen manajemen anggaran, perencanaan
SDM, dan rencana aktivitas. Implementasi dari pemantauan ini, akan
memantau strategi-strategi dan cara yang digunakan instansi pelaksana
untuk mencapai hasil.
g. Tahap 7. Melaporkan temuan
Menganalisa dan melaporkan data menyangkut : 1) Memberikan
informasi tentang status proyek, program, dan kebijakan, 2) Menyediakan
petunjuk/indikasi tentang masalah terkait program. 3) Menciptakan
peluang untuk pertimbangan perbaikan dalam strategi implementasi
proyek/program/kebijakan. 4) Menyediakan informasi penting antar
waktu dalam bentuk tren dan arahan dan 5).Membantu mengkonfirmasi
atau menolak teori yang digunakan sebagai landasan.
Sebelum melaporkan hasil atau temuan maka diawali dengan

tahapan menganalisa hasil data yang berisi tentang Mengukur perubahan
antar waktu (membandingkan masa sekarang dan masa lalu untuk melihat
tren dan perubahan lainnya). Dalam tahapan menganalisis hasil data maka
semakin banyak data yang anda dapat, semakin yakin anda dengan trend
yang dibuat. Untuk meramalkan trend dapat menggunakan perangkat
statistik, khususnya analisis yang dapat dijadikan dasar dalam
merumuskan trend, misalnya; analisis regresi. Untuk melaporkan hasil
temuan maka sebaiknya laporkan hasil data dalam bentuk perbandingan
antara data awal dan data dasar (baseline). Sedangkan laporan yang dibuat
dapat berupa : 1) data Pengeluaran/Pendapatan, 2) Angka-angka mentah,
3) Persentase, 4) Tes statistik, 5) Unit organisasional, 6) Lokasi geografis,
7) Demografis dan 8) Kepuasan klien (tinggi, menengah, rendah).
3. Apa yang dilakukan supaya supervisor memiliki kemampuan yang memadai
untuk dapat melakukan tugasnya sesuai dengan tupoksinya:
Jawab:
Peran seorang supervisor memang tidaklah mudah karena harus
paham betul tentang peranan, tanggung jawab, serta posisi operasional yang

unik. Tugasnya sebagai ujung tombak, yaitu memimpin pelaksanaan
pekerjaan dan harus menjalankan kepemimpinan serta manajemen
profesional. Supervisor, tentu membutuhkan keterampilan khusus
atau supervisor skills. Baik dan buruknya keterampilan supervisor akan
mempengaruhi kinerja level bawah di setiap perusahaan. Setiap harinya, akan
ada sebuah keputusan yang diambil oleh setiap ketua kelompok
atau supervisor secara krusial, selain itu dapat juga menentukan kesuksesan
atau kegagalan dari tujuan bisnis.
Dari penjelasan tersebut upaya yang dilakukan supaya supervisor
memiliki kemampuan yang sesuai tupoksinya dengan melakukan training,
pelatihan ataupun uji coba individual berupa penyelesaian tugas untuk
mencapai suatu hasil sebagai bentuk pematangan skill yang akan membuka
pola berpikir bagi supervisor, karena supervisor merupakan jembatan yang
menghubungkan antara dua kepentingan dan tanggung jawab. Sebagai
penanggung jawab, ia harus mengetahui pencapaian tugas kerja kelompok
yang dipimpinnya, serta dapat memastikan bahwa perencanaannya sudah
matang dari sisi manajemen. Bentuk komunikasi dan kepemimpinan akan
menjadi keterampilan utama yang dibutuhkan dari seorang supervisor,
tentunya dalam konteks untuk meningkatkan produktivitas dan menangani
permasalahan yang mengganggunya.
B. Monitoring dan Evaluasi Program
1. Pengertian dan makna monitoring dan evaluasi yang sering dipasangkan dan
penjelasan perbedaan mendasar antara monitoring dan evaluasi.
Jawab:
a. Pengertian makna monitoring dan evaluasi yang sering dipasangkan
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program atau memantau perubahan, yang fokus
pada proses dan keluaran. Monitoring melibatkan perhitungan atas apa
yang kita lakukan. Monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari
layanan yang diberikan.
Evaluasi adalah penggunaan metode penelitian sosial untuk secara
sistematis menginvestigasi efektifitas program atau menilai kontribusi
program terhadap perubahan (goal atau objektif) dan menilai kebutuhan
perbaikan, kelanjutan atau perluasan program (rekomendasi). Evaluasi
memerlukan desain studi/penelitian. Evaluasi terkadang membutuhkan
kelompok kontrol atau kelompok pembanding. Evaluasi melibatkan
pengukuran seiring dengan berjalannya waktu. Evaluasi melibatkan studi
atau penelitian khusus.
Evaluasi berbeda daripada monitoring, tapi relatif sangat dekat.
Keduanya, monitoring dan evaluasi adalah alat manajemen. Pada kasus di
dalam monitoring, informasi untuk mengetahui kemajuan menurut yang
disetujui sebelumnya di dalam rencana dan jadwal rutin yang
dikumpulkan. Ketidakcocokan antara actual dengan pelaksanaan yang
direncanakan haruslah dilakukan identifikasi dan koreksi.
Evaluasi lebih berkisah (episodik) daripada monitoring. Evaluasi
mirip dengan monitoring tetapi terdapat penambahan penggunaan sumber
informasi. Banyak sumber-sumber informasi yang diidentifikasi selama

mengkaji ulang proyek ketika ada kebutuhan untuk mengetahui mengapa
input tidak berperan penting dalam perencanakan output. Fokus evaluasi
relatif spesifiK kepada petanyaan mengenai efektifitas dan dampak yang
ditentukan untuk mempengaruhi pelayanan atau program mendatang.
Kaitan antara monitoring dan evaluasi adalah evaluasi memerlukan
hasil dari monitoring dan digunakan untuk kontribusi program.
Monitoring bersifat spesifik program. Sedangkan Evaluasi tidak hanya
dipengaruhi oleh program itu sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar.
b. Perbedaan mendasar antara monitoring dan evaluasi
Monitoring

Evaluasi

Menilai kemajuan dalam
pelaksanaan program yang sedang
berjalan

Memberikan gambaran pada
suatu waktu tertentu mengenai
suatu program

Akuntabilitas penyampaian input
program

Akuntabilitas penggunaan sumber
daya

Dasar untuk aksi perbaikan
penilaian keberlanjutan program

Pembelajaran terhadap hal-hal
yang dapat dilakukan lebih baik
di masyarakat

Apakah pelaksanaannya sesuai
rencana

Relevansi

Apakah terdapat penyimpangan

Keberhasilan

Apakah penyimpangan tersebut
dapat dibenarkan

Keefektifan biaya dan
pembelajaran

Dilaksanakan terus menerus atau
secara berkala dalam program
berjalan

Umumnya dilaksanakan pada
pertengahan dan akhir program

2. Perbedaan makna dari Effectivenes, Technical Eficiency, Cost Effectiveness,
Relevancy, dan Cost Benefit Analysis.
Jawab:
a. Effectivenes
Effectivenes berkenaan dengan rasio antara tujuan pendidikan
dengan dengan hasil pendidikan (output), artinya sejauh mana tingkat
kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan, baik
dalam hal kuantitas maupun kualitas. Pendidikan merupakan proses yang
bersifat teleologis, yaitu diarahkan pada tujuan tertentu, yaitu berupa
kualifikasi ideal. Jika peserta didik telah menyelesaikan pendidikannya
namun belum menunjukkan kemampuan dan karakteristik sesuai dengan
kualifiksi yang diharapkan berarti adalah masalah efektivitas pendidikan.
b. Technical Eficiency
Technical eficiency berkenaan dengan proses pengubahan atau
transformasi masukan produk (raw input) menjadi produk (output). Salah
satu cara menentukan mutu transformasi pendidikan adalah mengitung
besar kecilnya penghamburan pendidikian (educational wastage), dalam

arti mengitung jumlah murid/mahasiswa/peserta didik yangputus sekolah,
mengulang atau selesai tidak tepat waktu. Jika peserta didik sebenarnya
memiliki potensi yang memadai tetapi mereka tidak naik kelas, putus
sekolah, tidak lulus berarti ada masalah dalam efisiensi pendidikan.
Masalah efisiensi pendidikan juga terjadi di perguruan tinggi. Masalah
tersebut dapat diketahui dari adanya para mahasiswa yang sebenarnya
potensial tetapi putus kuliah dan gagal menyelesaikan pendidikannya
pada waktu yang tepat.
c. Cost Effectiveness
Cost effectiveness (efektivitas biaya) berkenaan dengan penekankan
pada efektifitas biaya yang digunakan dalam pendidikan, biaya yangdi
gunakan diharapkan tepat pada sasaran sehingga tidak menimbulkan
pemborosan dan tujuan pendidikanpun dapat tercapai. Cost effectiveness
pada prinsipnya adalah membandingkan output yang dihasilkan dari
berbagai kombinasi input, sehingga bisa diperkirakan kombinasi biaya
terendah yang menghasilkan output yang diharapkan. Atau bisa pula
mengidentifikasi output yang terbaik dari suatu biaya yang besarannya
sudah ditentukan. Kesemuanya mengacu pada prinsip efektifitas. Cost
effectiveness adalah suatu bentuk analisis ekonomi yang membandingkan
biaya dengan hasil (efek) dari dua atau lebih tindakan. Cost effectiveness
sering digunakan dalam bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan,
dimana tidak memungkinkan untuk menggunakan nilai uang untuk
mengukur efek kesehatan dan pendidikan.
d. Relevancy
Relevancy berkenaan dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan
satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya
atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. Masalah relevansi terlihat dari banyaknya
lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan
kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya.
Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan
pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang
belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja
e. Cost Benefit Analysis
Cost Benefit Analysis berkenaan dengan pengukuran apakah
pendidikan memberikan nilai manfaat atau tidak. Pada dasarnya,
pendekatan ini berasumsi bahwa manfaat atau keuntungan yang diperoleh
seseorang berbeda-beda tergantung pada tingkat pendidikan yang
dimilikinya. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang maka
semakin besar manfaat dan keuntungan yang diperolehnya. Maka dengan
pernyataan tersebut artinya pendidikan telah memberikan manfaat.
Sebaliknya jika tingkat pendidikan tidak memberikan perbedaan
keuntungan yang signifikan atau tidak memberikan manfaat baik secara
ekonomis maupun nonekonomis maka pendidikan tersebut dapat
dikatakan tidak memberikan benefit. Dengan Cost Benefit Analysis, para
perencana pendidikan dapat mengambil kebijakan yang terkait pada
proses penganggaran pendidikan, memprediksi tingkat biaya pendidikan

dimasa yang akan datang dan meningkatkan efisiensi kegunaan sumber
daya

3. Contoh proses pengawasan satuan pendidikan menurut tupoksi berbasis
pengalaman pribadi.
Jawab:
a) Memantau jalannya proses belajar mengajar
Proses pemantauan pada proses belajar mengajar SD Negeri 7
Pondok Kelapa dilakukan pada awal dimulainya pembelajaran baik itu
pembelajaran yang dilakukan di dalam ruangan berupa materi, praktek
ataupun pembelajaran yang berada diluar pembelajaran seperti kegiatan
belajar mata pelajaran olahraga dan muatan lokal. Pemantauan
pembelajaran yang dilakukan merupakan upaya penjaminan mutu
pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien ke arah tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan pada SD
Negeri 7 Pondok Kelapa. Pemantauan ini didasarkan pada prinsip-prinsip
tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka, dan
keberlanjutan. Pemantau pembelajaran ini terdiri dari 1) kunjungan kelas,
2) observasi kelas, 3) pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas.
Pemantauan pembelajaran esensinya berkenaan dengan tugas Kepala
Sekolah untuk membina guru dalam meningkatkan mutu
pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa yang sesuai output yang diharapkan sekolah.
b) Menilai jalannya proses pembelajaran dan kinerja guru
Dalam pelaksanaan proses tersebut sebagai Kepala Sekolah,
penilaian kinerja guru dilakukan dalam proses pembelajaran tentang
bagaimana dan apa yang telah guru lakukan baik itu mengenal
karakteristik anak didik, menguasai atau tidak teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik, telah melakukan pengembangan
kurikulum terhadap kurikulm yang berlaku, memahami dan
mengembangkan potensi anak didik dan melakukan penilaian dan
evaluasi terhadap anak didik.
c) Membina/mengembangkan
Dari proses penilaian Kepala Sekolah dapat mengetahui tindak
lanjut sebagai dasar pembinaan dan pengembangan kinerja guru yang
dilakukan dengan berbagai cara. Banyak cara yang dilakukan untuk
melakukan pengembangan kinerja guru terhadap proses pembelajaran
dengan melihat hasil penilaian yang dilakukan. Berikut beberapa cara
melakukan pendekatan yang telah saya lakukan terhadap pembinaan dan
pengembangan terhadap kinerja guru:
1) Memberikan tugas mengajar sesuai dengan bidang dan kompetensi
yang dikuasasi oleh guru.
2) Supervisi administrasi dan kurikulum terhadap guru sebagai bahan
perbaikan menentukan kebijakan.
3) Pembinaan bersifat administratif, kurikulum maupun karier guru.

4) Memberikan kesempatan guru mengikuti pelatihan atau pun traning.
5) Memberikan penghargaan kepada guru berprestasi dan memberikan
hukuman pada guru yang dinilai malas dan bermasalah dalam proses
pembelajaran.
6) Membentuk ikatan keluarga di sekolah dengan pertemuan seminggu
sekali di rumah para guru dengan cara bergantian.
d) Melaporkan dan menindak-lanjuti hasil pengawasan pendidikan
Laporan pelaksanaan dan pembinaan terhadap para guru dilaporkan
kepada UPTD Pendidikan Kecamatan Pondok Kelapa melalui para
pengawas yang telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Bengkulu Tengah. Laporan tersebut meliputi kehadiran guru
pada proses belajar mengajar, kinerja dan hasil guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar, perkembangan anak didik baik dari segi
administratif maupun kurikulum dan hasi-hasil yang dicapai dalam
pembentukan sekolah baik output dan input yang menjadi target
pencapaian sekolah.