EVALU ASI PROSES PEMBELA JARAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode observasi merupakan metode assesment yang tertua dalam psikologi. Metode
observasi telah digunakan untuk mengobservasi perilaku verbal maupun non - verbal. Begitu
pula halnya dengan ujian masuk perguruan tinggi. Metode observasi paling banyak
digunakan dalam mengkaji perkembangan dan pendidikan anak. Observasi langsung
merupakan bagian penting dari proses penemuan, dalam pengajaran maupun penelitian.
Observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide. Pemahaman
yang diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk merancang aktivitas
yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Observasi dapat digunakan
sebagai sarana untuk menjawab suatu pertanyaan khusus/spesifik. Observasi dapat
memberikan gambaran yang lebih realistik tentang suatu peristiwa atau perilaku,
dibandingkan metode pengumpulan informasi lainnya . melalui observasi dimungkinkan
untuk mengukur perilaku anak yang tidak dapat diukur dengan alat lain, misalnya pada anak
yang memiliki kemampuan bahasa terbatas dan mengalami kesulitan .melalui observasi
dimungkinkan bagi peneliti atau praktisi untuk memahami perilaku anak dengan lebih baik ,
observasi dapat menjadi sarana dalam melakukan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut, maka perlu dikemukakan batasan masalah
yang akan di teliti dalam penilitian ini agar diperoleh pemahaman yang lebih baik.

1. Apa pengertian observasi?
2. Apa fungsi dan tujuan observasi?
3. Apa manfaat observasi?
4. Sebutkan jenis-jenis observasi!
5. Sebutkan kekurangan dan kelebihan observasi!
6. Bagaimana cara merancang observasi?
7. Berikanlah contoh observasi

1

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena
yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun
ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental)
maupun


konteks

alamiah.

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi
sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.
Observasi harus dilakukan pada beberapa periode waktu. Walaupun tidak ada ketetapan
waktu khusus pada pelaksanaan pengamatan, akan tetapi semakin lama dan semakin sering
dilakukan, akan memantapkan reliabilitas hasil pengamatan. Selain itu, teknik ini perlu
dilakukan pada situasi berbeda dan situasi natural karena tingkah laku yang alami atau apa
adanya akan tampil pada situasi yang alami.
Pengamatan juga harus dilakukan dalam konteks situasi keseluruhan. Dan data hasil
pengamatan harus diintegrasikan dengan data lain. Saat melakukan analisis hal yang sangat
penting adalah menyertakan semua data atau hal tentang objek yang diamati
Kegiatan pengamatan juga harus dilakukan pada kondisi yang baik. Pengamat yang lelah,
situasi yang tidak menguntungkan atau banyak gangguan akan mempengaruhi hasil
pengamatan
Observasi merupakan kegiatan yang memperhatikan secara akurat, kemudiam mencatat

fenomena yg muncul selanjutnya melihat hubungan antar aspek dlm fenomena tersebut.
Pengertian observasi Menurut Patton (1990: 201 dalam Poerwandari, 1998: 63)
menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian,
apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan
bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah
melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan
lengkap
Pengertian observasi Menurut Moleong
2

tidak memberikan batasan tentang observasi, tetapi menguraikan beberapa pokok persoalan
dalam membahas observasi, diantaranya:
alasan pemanfaatan pengamatan,
macam-macam pengamatan dan derajat peranan pengamat (Moleong, 2001: 125).
Pengertian observasi Menurut Flick (2002: 135)
menjelaskan tentang observasi sebagai berikut: disamping kemampuan berbicara dan
mendengarkan sebagaimana digunakan dalam wawancara-wawancara, observasi merupakan
keterampilan harian lain sebagai secara metodelogis disistematisir dan diterapkan dalam
penelitian kualitatif. Tidak hanya persepsi visual tetapi juga persepsi berdasarkan
pendengaran, perasaan dan penciuman yang diintegrasikan.

Pengamatan merupakan teknik pegumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan
sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki
Sebagai salah satu teknik nontes observasi memiliki nilai :
(a). Memberikan informasi yang tidak mungkin didapat melalui teknik lain.
(b). Memberikan tambahan informasi yang sudah didapat melalui teknik lain,
(c). Dapat menjaring tingkah laku nyata bila sebelumnya tidak diketahui.
(d). Pengamatan bersifat selektif.
(e). Pengamatan mendorong perkembangan subjek pengamatan
B. Fungsi dan Tujuan Observasi
fungsi dari diadakannya observasi:
1. untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah
disusun sebelumnya.
2. untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung
3. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang bersifat eksploratif. Bila kita belum
mengetahui sama sekali permasalahan, biasanya penelitian-penelitian pertama dilakukan
melalui pengamatan di tempat-tempat gejala terjadi.
4. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya sudah lebih mendalam. Dalam
hal ini,biasanya observasi dijadikan sebagai metode pembantu untuk menunjang wawancara
sebagai metode utama. Observasi akan membantu untuk mengontrol/memeriksa di lapangan,
seberapa jauh hasil wawancara tersebut sesuai dengan fakta yang ada.

5. Sebagai metode utama dalam penelitian. Penelitian-penelitian yang menyangkut tingkah
laku bayi maupun hewan akan mempergunakan metode observasi.
Tujuan diadakannya observasi :
3

Dalam melakukan pengamatan, konselor harus memiliki kriteria spesifik untuk
melakukan observasi. Kita melakukan observasi untuk suatu tujuan, oleh karena itu kita
melihat karakteristik individu untuk mencapai tujuan tersebut. Hal itu menjadi dasar untuk
mengidentifikasi kriteria spesifik yang akan mengarahkan pada kita apa yang akan diamati.
Tujuan tersebut adalah:
1. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu
masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian
terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya
2. Mendeskripsikan kejadian, orang, kegiatan dan maknanya bagi mereka (bukan

bagi

observer).
3. Memperoleh data ilmiah yang akan digunakan untuk penelitian maupun untuk tujuan
assesment.

4. untuk dapat mendeskripsikan Setting yang akan dipelajari atau di teliti, dengan observasi
ini juga kita dapat mengetahui siapa saja orang-orang yang terlibat dalam aktifitas yang di
teliti, selain itu kita juga dapat mengetahui makna dari setiap kejadian yang terjadi.
5. mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam
kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus
dipenuhi

berbagai

Observasi

perlu

hal
dilakukan

yang
karena


tidak
beberapa

alasan,

relevan.
yaitu:

1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana
orang

dewasa,

sehingga

sering

observasi


menjadi

metode

pengukur

utama.

3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anakanak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab,
orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang
diobservasi.
C. Manfaat Observasi
Manfaat dari Observasi adalah sebagai peneliti kita jadi lebih memahami suatu kejadian
yang di teliti lebih baik dan lebih dalam, kadang peneliti juga manemui hal-hal baru dari
penelitiannya tidak hanya membuktikan hal-hal yang sudah di perkirakan, hasil penelitian

4

dari observasi biasanya deskriptif sehingga membuat peneliti menjadi lebih objektif dan

terbuka terhadap permasalahan yang di teliti.
Mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks yang diteliti atau yang terjadi.
Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan
mendekati masalah secara induktif.
Penelitidapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan kurang
mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu.
Memperoleh data tentang hal-halyang tidak diungkapkan secara terbuka dengan
wawancara.
Mengatasi persepsi selektif yang biasanya dimunculkan individu pada saat wawancara
Memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang
dilakukan Impresi dan perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena
D. Jenis-jenis Observasi
Pada pelaksanaan pengamatan, dikenal beberapa jenis pengamatan yang dapat
digolongkan dasi segi keterlibatan peranan observer, yaitu pengamatan partisipasi (participant
abservation), pengamatan nonpartisipasi (nonparticipant observation), pengamatan kuasi
partisipasi, sedangkan dari segi perencanaan dapat digolongkan pada, yaitu: pengamatan
sistematis atau tersruktur (systematic or structured observation) dan pengamatan
nonsistematis atau tidak terstruktur, selain itu observasi juga dapat digolongkan dari
situasinya, yaitu : situasi bebas (free situation/uncontrolled situation), situasi yang
dimanipulasi (manipulated situation/experimental situation) dan percampuran antara dua

situasi ( partially controlled situation observation).
1. Pengamatan partisipasi
Pada pengamatan jenis ini, pengamat(konselor) turut mengambil bagian dari situasi
kehidupan dan situasi dari individu(peserta didik) yang diobservasi. Misalnya konselor ikut
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang dilakukan peserta didik disekolah, misalnya saat
berolahraga, saat pramuka, dan sebagainya sehingga konselor dapatmengamati tingkah laku
dan sifat-sifat peserta didik yang ingin diketahui saat diamati.
2. Pengamatan nonpartisipasi
Pada pengamatan jenis ini, pengamat (konselor) tidak turut mengambil bagian secara
langsung didalam situasi kehidupan dan situasi dari individu (peserta didik) yang diobservasi.
Tetapi berperan sebagi penomton. Misalnya konselor mengamati peserta didik saat

5

melakukan berbagai aktivitas di sekolah. Seperti saat peserta didik bermain dengan temantemannya. Berolahraga, mengikuti pelajaran di kelas, mengikuti upacara, pramuka, dan lain
sebagainya. Sehingga konselor dapat mengamati tingkah laku, relasi sosial dan sifat-sifat
peserta didik yang ingin diketahui saat diamati
3. Pengamatan sistematis/terstruktur
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan kerangka rencana terlebih dahulu,
dimana sudah ditetapkan tujuan pengamatan, individu yang akan diamati, waktu dan tempat

pengamatan, frekuensi dilakukan pengamatan, apa yang akan diamati, metode pencatatan
hasil pengamatan yang akan digunakan, siapa yang akan melakukan pengamatan, dan lain
sebagainya.
Pada pengamatan ini gejala, perilaku, atau sifat-sifat peserta didik yang akan diamati
telah ditentukan kategorinya, sehingga pengamat tinggal melakukan pengecekan.
4. Pengamatan nonsistematis
Pada pengamatan ini tetap dilakukan perencanaan, hanya saja materi atau fokus apa yang
akan diamati belum dibatasi atau dikategorisasi. Sehingga gejala yang diamati geraknya lebih
luas tidak terbatas pada hal-hal yang dikategorikan, kalau ada kategorisasi pengamat tinggal
memberikan tanda cek, sedangkan pada jenis nonsistematis, pengamat bisa mencatat hal-hal
yang dianggap penting dan menonjol pada proses pengamatan.
5. Free situation
Pengamatan yang dilakukan pada situasi bebas, tidak dibatasi bagaimana jalannya
pengamatan dan dalam situasi yang tidak terkontrol. Misalnya melakukan pengamatan
terhadap berbagai aktivitas peserta didik selama di sekolah.
6. Manipulasi situasi
Pengamatan yang situasinya sengaja diadakan, memasukan berbagai faktor atau variabel
kondisi yang diperlukan untuk memunculkan perilaku yang diharapkan. Biasanya
pengamatan ini lebih banyak dilakukan pada format eksperimen.
7. Percampuran antara dua situasi
Merupakan percampuran antara situasi bebas dan manipulasi situasi , Sebagian situasi
sengaja dikondisikan sehingga sifatnya terkontrol dan sebagian lagi tetap dalam situasi bebas
E. Kelebihan dan Kekurangan Observasi
Kelebihan dan kekurangan
Sebagai salah satu metode teknik konseling nontes, observasi memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan, sehingga beberapa antisipasi pada saat melakukan perencanaan dan pada
saat melakukan pengumpulan data melalui metode pengamatan.
6

Untuk itu akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan metode pengamatan berikut ini:
Kelebihan observasi
(a). Membarikan informasi yang tidak mungkin didapat melalui teknik lain.
(b). Memberi tambahan informasi yang sudah didapat melalui teknik lain
(c). Dapat menjaring tingkah laku nyata bila saat observasi tidak diketahui
(d). Pengamatan bersifat selektif.
(e). Pengamatan mendorong perkembangan subjek pengamatan.
Kekurangan observasi
(a). Observasi tidak dapat dilakukan terhadap beberapa situasi atau beberapa peserta didik
sekaligus
(b). Hasil pengamatan pada suatu kejadian tidak dapat diulang pada waktu lain.
(c). Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan ketepatan hasil, pengamatan perlu
dilakukan beberapa kali sehingga memerlukan waktu yang panjang
(d). Penafsiran terhadap hasil observasi sering kali bersifat subjektif, sehingga diperlukan
keterlibatan beberapa orang pengamat
(e). Sikap pengamat, jarak waktu yang panjang antara satu situasi dengan situasi yang
diamati, dan objektivitas pencatatan akan sangat mempengaruhi validitas pengamatan.
(f). Orang akan salah tingkah jika ia tahu menjadi objek observasi yang dapat menyebabkan
tidak alaminya pengamatan
F. Pedoman Observasi
Langkah Penyusunan Pedoman Observasi
Penyusunan skala

penilaian

perlu dilakukan

dengan tepat agar benar-benar

menggambarkan kriteria tingkah laku atau sifat-sifat peserta didik yang akan diamati. Adapun
langkah-langkah pembuatan skala penilaian, dapat dilihat berikut ini:
1. Menetapkan tujuan
2. Mengidentifikasi tem atau kriteria yang akan digunakan.
3. Melakukan identifikasi deskriptor dari setiap kriteria yang telah ditetapkan
4. Mengidentifikasi proses evaluasi (menetapkan klasifikasi penilaian yang digunakan, banyaknya
interval skala, menetapkan evaluator, menyediakan kolom komentar, dsb)
5. Membuat format skala penilaian
6. Membuat pedoman pengisian yang jelas
Contoh langkah penyusunan skala penilaian numerik:
1. Tujuan : mengidentifikasi potensi peserta didik Drop out
2. Kriteria yang akan diamati;
7

(a). Minat di sekolah
(b). Relasi dengan teman sebaya
(c). Relasi dengan guru
(d). Gaya dalam memecahkan masalah
3. Membuat deskriptor dari setiap kriteria.
(a). Minat di sekolah, antara lain, perhatian di kelas, partisipasi pada kegiatan kelas,
kesiapan untuk belajar
(b). Relasi dengan sebaya, antara lain frekuensi dan kebiasaan interaksi, sikap teman,
persahabatan dengan sebaya
(c). Relasi dengan guru, antara lain, frekuensi dan kebiasaan interaksi, sikap terhadap
guru, sikap guru.
(d). Gaya pemecahan masalah antara lain keterampilan mengatasi masalah, dapat
mengatasi frustasi dan kegagalan, kebiasaan saat bekerja, dsb.
G. Cara Merangcang Observasi
Cara merancang observasi pengamatan meliputi penyusunan pedoman pengamatan,
pelaksanaan pengamatan dan melakukan analisis hasil pengamatan
1. Penyusunan pedoman pengamatan
Sebelum melakukan pengamatan, konselor perlu merancang pedomannya agar proses
pengamatan tetap terarah dan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Langkah penyusunan pedoman pengamatan yaitu:
A. Menetapkan tujuan pengamatan
B. Menetapkan bentuk format pencatat hasil pengamatan sesuai tujuan
C. Membuat format pencatat hasil pengamatan, apakah akan digunakan catatan anekdot atau skala
penilaian(penilaian numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek). Untuk mendapat
gambaran tentang prosedur pembuatan , lakukan sesusai dengan langkah-langkah pembuatan
dan contoh format pencatatan hasil pengamatan.
D. Melakukan uji coba pedoman pengamatan. Untuk memperoleh data yang objektif, maka
setelah pedoman pengamatan selesai disusun, perlu dilakukan uji coba pengamatan, Langkah
ini juga untuk mengetahui apakah skala penilaian yang akan digunakan reliabel atau tidak.
2. Pelaksanaan pengamatan
Pada saat konselor melakukan pengamatan, perlu memperhatikan beberapa hal berikut
ini.
A. Menetapkan peserta didik yang aka diamati (subjek pengamatan) sesuai tujuan.
8

B. Menetapkan jadwal dan tempat pengamatan
C. Menetapkan jumlah peserta didik yang akan diamati
D. Menetapkan jumlah konselor yang akan berfungsi sebagai pengamat.
E. Mempersiapkan format pencatat hasil dan alat perekam gambar sesuai kebutuhan.
F. Mengambil posisi yang tidak diketahui subjek pengamatan, sehingga kehadiran pengamat tidak
menarik perhatian subjek. Kemudian melaksanakan pengamatan,
G. Selama proses pengamatan, konselor harus melakukan pemusatan perhatian pada situasi dan
tingkah laku yang diamati. Setiap pengamat harus mencatat segera dengan cermat dan teliti
setiap tingkah laku dan situasi yang terjadi saat tingkah laku muncul seperti apa adanya, pada
format pencatatan hasil pengamatan yang sudah disiapkan atau melakukan perekaman tanpa
diketahui peserta didik yang diamati. Untuk menjaga validitas hasil pengamatan pada saat
melakukan

pencatatan,

konselor

sebagai

pengamat

tidak

memasuka

pendapat,

pandangan ,dan penilaian apapun terhadap situasi dan tingkah laku yang diamati.Hasil
pengamatan perlu didokumentasikan untuk menjaga kerahasiaan dan data hanya akan
digunakan untuk kepentingan proses membantu peserta didik.
H. Menutup pengamatan dengan membuat kesimpulan hasil pengamatan bersama dengan seluruh
pengamat
3. Analisis hasil pengamatan
A. Hasil pencatatan atau perekaman proses pengamatan yang dilakukan oleh setiap pengamat
dikumpulkan
B. Setiap pengamat melakukan penskoran dan membuat deskripsi hasil pengamatannya.
C. Hasil pencatatan dan perekaman seluruh pengamat peserta didik, diidentifikasi dan
dikelompokkan sesuai dengan pokok-pokok tingkah laku yang diamati dan pencapaian tujuan
yang ditetapkan. Ini dilakukan dalam tim pengamat.
D. Kemudian secara bersama-sama melakukan analisi dan sintesa hasil pengamatan dan menarik
kesimpulan, sehingga memperkecil kemungkinan terjadi bias hasil dan menjaga objektivitas
hasil pengamatan

9

H. Alat Pencatat Observasi
Pada metode pengamatan, seseorang pengamat dalam hal ini konselor memerlukan alat
untuk mencatat berbagai informasi hasil pengamatannya dengan cara yang tepat dan
sistematis, sehingga hasil yang diperoleh merupakan gambaran apa adanya, objektif sesuai
dengan situasi dan kondisi saat dilakukan pengamatan. Pada pengamatan ada beberapa alat
pencatat yang digunakan sesuai dengan tujuannya, adapun beberapa alat pencatat observsi
adalah catatan anekdot dan skala penilaian
1. Catatan anekdot
Merupakan alat pencatat pengamatan yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan tingkah laku atau ucapan yang didengar dari individu atau kelompok yang
diamati pada suatu konteks kejadian dalam situasi seperti apa adanya.
2. Skala penilaian
Skala penilaian merupakan metode mengandung penilaian dari pengamat terhadap orang
yang diamati. Nilai skala ini terletak pada kebermaknaan karakteristik-karakteristik yang
akan dinilai. Karakteristik yang akan dinilai berupa tingkah laku maupun sifat yang
ditunjukan oleh individu yang diamati.
Format skala penilaian memiliki beberapa tipe, antara lain skala penilaian numerik skala
penilaian grafis dan skala penilaian grafis.
(a). Skala penilaian numerik : menggunakan gradai skor angka mulai dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi.Skala angka yang digunakan dapat memiliki rentang lima sampai
tujuh, yang diikuti dengan penjelasan singkat tentang tingkatan penilaian tingkah laku atau
sifat yang akan diamati.
(b). Skala penilaian grafis : merupakan format skala yang menggunakan suatu garis kontinum.
Dimana titik gradasi ditunjukan pada garis dengan menyajikan rangkaian deskripsi singkat
dibawah garisnya.
(c). Daftar cek berisi aspek-aspek yang mungkin terdapat pada situasi, tingkah laku, maupun
kegiatan peserta didik yang menjadi pusat perhatian. Penyusunan alat ini direncanakan
dengan sistematis, dan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Bentuknya berupa format
yang efesien dan efektif, dapat diperiksa validitas dan reliabilitasnya, bersifat kuantitatif, dan
hasilnya diolah sesuai tujuannya

10

BAB III
PENUTUP
A.Saran
Dalam melakukan observasi ada baiknya memilih objek observasi yang baik , bukan
yang sembarangan agar hasil dari observasi dapat optimal, kemudian lakukan observasi
berkelanjutan agar lebih akurat. Dan dalam melakukan observasi buatlah suasana senarutal
mungkin agar tidak ada kebohongan dalam hasil yang observasi tersebut.
B. Kesimpulan
Observasi merupakan salah satu instrument pengumpulan data yang dapat melengkapi
kekurangan metode lain dalam pengumpulan data. Sebelum melakukan observasi, observer
sebaiknya menentukan tujuan khususnya agar observasi terfokus pada apa yang diinginkan.
Kemudian, Agar observasi dapat efektif dan efisien sebaiknya observer membuat pedoman
observasi terlebih dahulu, lalu kemudian melakukan observasi.

11

DAFTAR PUSTAKA
Riduwan. 2004. metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
http://kautsarz.wordpress.com/2011/03/26/teknik-pengambilan-data-observasiwawancarakuisionersampling/
http://rialovelyjim.blogspot.com/2013/06/makalah-observasi.html

http://astrintyas14.blogspot.com/2013/03/observasi.html

12

CONTOH OBSERVASI

Lembar Observasi Aktivitas Guru
Nama Guru :
Kelas/Semester
Hari/Tanggal
Siklus Penelitian

:
:
: Siklus ke....

Petunjuk penggunaan:

Lingkarilah angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek penilaian aktivitas
guru dalam pembelajaran.
Adapun kriteria skor adalah
0 = tidak sesuai/tidak tampak;
1 = kurang baik;
2 = cukup;
3 = baik;
4 = sangat baik.
No. Aspek Penilian
Kategori
A. Persiapan
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan seksama 0 1 2 3 4
2. Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPP
01234
Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau dapat dikaitkan
3.
01234
dengan materi pembelajaran sebelumnya
4. Guru mempersiapkan media pembelajaran
01234
5. Guru mempersiapkan seting kelas untuk pembelajaran
01234
6. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental
01234
B. Presentasi/Penyampaian Pembelajaran
01234
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
01234
Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran
9.
01234
dengan baik
Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan teknik-teknik tertentu sehingga
10.
01234
jelas dan mudah dipahami siswa
11. Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis
01234
12. Petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami
01234
Materi pembelajaran baik kedalaman dan keluasannya disesuaikan dengan tingkat
13.
01234
perkembangan dan kemampuan siswa
Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada
14.
01234
siswa
Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan
15.
01234
memuaskan
Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada akhir
16.
01234
kegiatan atau akhir sesi tertentu
C. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran
13

17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
D..
29.
30.
31.
32.
33.
34.

gPembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu yang tersedia,
tidak monoton dan membosankan
Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan mengambil
keputusan terbaik agar pembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisien
materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu
tetapi bergerak secara dinamis di dalam kelasnya
Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya di bagian-bagian
tertentu kelas, maka guru harus bergerak dan menghampiri secara berimbang dan
tidak terfokus hanya pada beberapa gelintir siswa saja
Guru untuk mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang ada di dalam
kelasnya
Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan reinforcement (penguatan)
kepada siswa-siswanya dengan cara yang positif
Ilustrasi dan contoh dipilih secara hati-hati sehingga benar-benar efektif dan
bukannya malah membuat bingung siswa
Media pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif
latihan diberikan secara efektif
Guru selalu bersikap terbuka dan tidak menganggap negatif apabila siswa
melakukan kesalahanan dalam proses belajarnya
Karakteristik Pribadi Guru
gGuru sabar terutama untuk memancing respon siswa
Guru berupaya memancing siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran
Guru bersikap tegas dan jelas
Penampilan guru menarik dan tidak membosankan
Guru menggunakan bahasa yang baik dan berterima
Guru selalu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang selalu punya
inisiatif,kreatif, dan berprakarsa

01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234
01234

Catatan Observer:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................................................................
Amuntai, .................................
Observer
(Nama dan NIP)

14