jurnal GICI 1 Vol 5 2015.pdf
JURNAL GICI
Volume 5. No.1 Tahun 2015
ISSN 2088 – 1312
SUSUNAN PENGURUS REDAKSI
Pimpinan Umum
: Dr. Ahmad Subagyo,SE,MM
Pimpinan Redaksi
: Dr. Akhmad Sodikin, SE, MM, M.Si.
Wakil Pimpinan Redaksi
: Sugiharto , SH, MM
Redaktur Pelaksana
: Ir. Muhammad Masyhuri, MBA.
Redaktur Ahli :
Nurdin Rifai, SE, M.Sc (STIE “GICI”) Dr. M.Muflih, M.A. (Politeknik Negeri Bandung) Dr. Oneng Nurul Badariah, MA. (Universitas Muhammadiyah Jakarta) H.Armanto Wicaksono, SE. Akt. MM. (Universitas Bina Nusantara)
Anggota Redaktur Pelaksana:
Martino Wibowo, SE, M.Si Krisna Sudjana, SE, MM
Reviewer:
Dr. H. Suwandi (Universitas Bakrie Jakarta) Dr. H. Desmadi Saharuddin, Lc., MA. (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Sekretaris Redaksi :
Nuryani Susana , S.Pd, SH, MH. Desain Grafis : Andhika Septiawang Putra Tata Usaha dan Sirkulasi : Agustini, S.Kom, MM.
Diterbitkan oleh GICI PRESS
JURNAL GICI adalah Jurnal keuangan dan bisnis yang menyajikan berbagai hasil penelitian baik berbasis pendekatan kualitatif maupun kuantitatif dan diterbitkan secara periodik semesteran (dua kali dalam setahun) dengan mengangkat tema-tema tertentu yang dipilih sesuai dengan issue-issue yang sedang hangat dibicarakan di publik (top issues). Topik yang
diangkat berkisar pada masalah keuangan dan bisnis.
Alamat Redaksi : STIE GICI DEPOK, Jl. Margonda Raya N o. 224
Kota Depok, Jawa Barat. Telp. 021-7760806, facs . 021-776807. www.gicibusinessschool.ac.id e-mail : bgy2000@ yahoo.com
KATA PENGANTAR
JURNAL GICI, tanpa terasa telah memasuki usia ke-lima sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2011. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas ijin-Nya-lah edisi No.1 Vol.5 tahun 2015 ini dapat terbit kembali. Penerbitan edisi ini merupakan terbitan dengan memakan waktu yang paling panjang karena Redaksi sedang berbenah untuk memperbaiki sistem penerbitan, terutama kualitas isi dari Jurnal ini. Tiap-tiap tulisan telah mendapatkan review dari para ahli yang bersedia untuk melakukan review terhadap artikel-artikel yang akan dimuat dalam terbitan edisi ini.
Edisi Volume V ini menjadi salah satu terbitan yang multi-tematik karena kajian yang ditulis para peneliti meliputi analisis makro dan mikro, dengan obyek studi dari perusahaan mikro sampai korporasi, dengan tinjauan perspektif manajemen maupun akuntansi. Menyimak artikel dari Jurnal edisi ini kita akan mendapatkan banyak perspektif dan pandangan baru
tentang “Bisnis dan Keuangan”. Penilaian kinerja korporasi dalam melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) telah menjadi sorotan banyak pihak, terutama stakeholder yang berkepentingan secara langsung terhadap perusahaan. Salah satu penulis mengungkap bagaimana praktek GCG di beberapa negara Asean menjadikanya penting terkait dengan dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Masih dalam penilaian GCG yang salah satunya berasal dari unsur pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), variabel-variabel apa yang mempengaruhinya dan bagaimana pengungkapan dalam laporan keuangannya.
Sisi lain, penulis ada yang mengkaji tentang sistem aplikasi pembiayaan berbasis bagi hasil untuk diterapkan dalam Lembaga Keuanggan Mikro berbasis syariah (BMT). Sementara penulis lain mengkaji Keuangan Mikro dari sisi model bisnisnya. Yang lebih menarik lagi, ada penulis yang meng kaji “seni” dari sisi ekonomi. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada seluruh penulis dan berbagai pihak yang telah membantu terbitnya Jurnal edisi 1 volume ke-5 ini. Secara khusus redaksi ingin mengucapkan terima kasih kepada para reviewer (mitra bebestari) yang telah berkenan memberikan saran perbaikan kepada para penulis dalam upaya memenuhi standar penulisan karya ilmiah yang baik.
Mulai tahun 2015 ini JURNAL GICI akan terbit dua kali dalam satu tahun. Akhir kata, perbaikan terus-menerus menjadi prinsip para pengelola Jurnal GICI ini agar kualitas Jurnal ini menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Depok, Medio 2015
Pimpinan Redaksi
ii
JURNAL GICI
Volume 5. No. 1 Tahun 2015
TEMA
Kajian Bisnis Multisektoral dalam pendekatan kualitatif dan Kuantitatif
Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Kegiatan Corporate Social Responsibility Serta Pengungkapannya Dalam Laporan Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan BUMN Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Pada Periode Tahun 2009-2011)
Oleh: Rizky Amalia Yonita, Armanto Witjaksono ……………………………….. 1 – 9
The Assessment of Corporate Governance (GCG) Practices Disclosures and Transparency: A study on Indonesia’s Listed State-Owned Enterprises (SOEs) Oleh: Muhammad Masyhuri ……………………………………………………..… 10 - 27
Rancangan Format Aplikasi Sistim Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Untuk Usaha Mikro Pada Baitul Maal Wattamwil (Studi Penelitian Awal) Oleh: Rio Eldianson & Rizkison …………………………………………………. 28 - 40
Pengaruh Kepemimpinan Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Variabel Intervening Turnover Intention di PT. Musica Studio Oleh: Rizal Bakti dan Rina Astini ……………………………………………….. 41 - 56
Penetapan Wayang Golek Cepak Sebagai Brand Image Kota Indramayu Oleh: Andriani Prieteedjo ……………………………………………………….... 57 - 69
Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta Yang Memiliki Program Studi Akuntansi dengan Akreditasi “A” di Wilayah Jakarta Barat Oleh: Agustini ……………………………………………………………………… 70 - 82
Islamic Microfinance Model (Study of Implementation microfinance model in Indonesia) Oleh: Ahmad Subagyo ……………………………………………………………... 83 - 96
iii
Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Kegiatan Corporate Social Responsibility Serta Pengungkapannya Dalam Laporan Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan BUMN Yang Tercatat di Bursa Efek
Indonesia Pada Periode Tahun 2009-2011) 1
Rizky Amalia Yonita 2 ; Armanto Witjaksono
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
my_kiraramiroku@yahoo.co.id; armanto@binus.ac.id
Abstrak
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2011 dengan tujuan untuk mengetahui apakah beberapa variabel yakni ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris dapat mempengaruhi kegiatan dan pengungkapan CSR pada laporan keuangan perusahaan. Perusahaan BUMN menjadi sampel penelitian karena perusahaan BUMN adalah perusahaan milik Negara sehingga dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menerapkan CSR dan mengungkapkannya dalam laporan keuangan perusahaan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah content analysis terhadap pengungkapan CSR yang tedapat dalam laporan keuangan perusahaan. Metode ini dilakukan dengan memberi nilai 1 pada setiap item – item pengungkapan CSR yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan berdasarkan indeks GRI Guidelines . Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR, sedangkan untuk variabel lainnya yakni leverage, ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Kata Kunci : CSR, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris
Abstract
This research was conducted at the State-Owned Enterprises (SOEs) listed in Indonesia Stock Exchange period 2009 - 2011 with the aim to determine whether variables such as firm size, profitability, leverage and board size can affect the activities and CSR disclosure in the financial statements of the company. SOEs were cchosen as sample because they are firms belong to the government so as to be a role model for other companies in implementing CSR and disclose in the financial statements. The methodology of this research applies a content analysis of the artifacts CSR disclosure in the financial statements. This method involves assigning a value of one on each item of CSR disclosures contained in the financial statements based on index of the GRI Guidelines. The results of this study indicate that variable of profitability affected CSR, whereas for other variables such as leverage, firm size and board size has no significant effect on CSR disclosure.
Key words: CSR, firm size, profitability, leverage, board size
1 Merupakan penyempurnaan dari makalah berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Corporate Social Responsibility Serta Pengungkapannya Dalam Laporan Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan BUMN Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Pada Periode Tahun 2009- 2011)”. Makalah tersebut dapat diunduh dari http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2012-2-00563-AK
2 Makalah ini merupakan bagian dari skripsi yang ditulis oleh Rizki Amalia Yonita dengan supervisor Armanto Witjaksono
I. PENDAHULUAN
Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.”
Saat ini, Corporate Social (PSAK No.1 revisi 2009 paragraf 12). Responsibility (atau biasa disebut CSR)
Selain itu, ketentuan mengenai kepedulian menjadi perhatian dan bahan pembicaraan
terhadap lingkungan hidup juga diatur yang sangat banyak di lingkungan bisnis.
dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 Disebutkan bahwa CSR dapat memberikan
tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 keuntungan yang sangat besar bagi
Undang-undang tersebut menyebutkan perusahaan yang menggunakannya, baik
bahwa ”Perseroan yang menjalankan dari segi ekonomi, sosial dan invenstasi.
kegiatan usahanya di bidang dan/ atau Dari segi ekonomi dan sosial dapat dilihat
berkaitan dengan sumber daya alam bahwa perusahaan yang menggunakan
wajib melaksanakan tanggung jawab CSR, dapat membantu perusahaan tersebut
sosial dan lingkungan”. untuk bertahan hidup (sustain), karena
Melihat banyaknya keuntungan dengan kepedulian perusahaan terhadap
yang dapat diperoleh perusahaan, banyak lingkungan (social), maka secara tidak
atau bahkan hampir seluruh perusahaan langsung masyarakat akan menyenangi
berlomba –lomba melakukan kegiatan CSR perusahaan tersebut serta produk yang
serta mengungkapkannya pada laporan dihasilkan, dengan begitu maka secara
keuangan mereka guna menarik perhatian tidak langsung hal tersebut akan
untuk mengalahkan meningkatkan keuntungan (profit). Dari
masyarakat
kompetitornya, sehingga membuat banyak segi investasi, para investor lebih
peneliti melakukan penelitian dan diskusi cenderung untuk menanamkan modalnya
mengenai praktik dan motivasi perusahaan pada perusahaan yang memiliki kepedulian
untuk melakukan CSR, baik dari dalam yang tinggi terhadap lingkungan. Oleh
maupun luar negeri. Dengan demikian, sebab itu, CSR dapat digunakan sebagai
penulis beranggapan penting untuk marketing bagi perusahaan. CSR juga
mengetahui faktor – faktor apa saja yang dikatakan dapat menghasilkan keuntungan
dapat mempengaruhi pengungkapan CSR. di masa mendatang berupa pembangunan
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi berkelanjutan (sustainability development).
pengungkapan CSR tersebut antara lain Sustainability development ini memiliki 3
adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, elemen kunci / 3 pilar yang biasa disebut
leverage , dan ukuran dewan komisaris. sebagai Tripple Bottom Line yang meliputi
Penelitian mengenai hal ini telah “people, planet, profit” dan ditambah 1
dilakukan sebelumnya, seperti penelitian (satu) line lagi yaitu “procedure”.
yang dilakukan oleh Wynna (2010). Ketentuan mengenai kepedulian
Penelitian tersebut membahas mengenai perusahaan terhadap lingkungan hidup
pengaruh kepemilikan manajemen, ukuran dicatat dalam PSAK No.1 (revisi 2009)
(size) perusahaan, profitabilitas dan yang menyebutkan bahwa “Entitas dapat
perusahaan terhadap pula menyajikan, terpisah dari laporan
leverage
pengungkapan CSR dengan menggunakan keuangan, laporan mengenai lingkungan
12 sample perusahaan yang memenangkan hidup dan laporan nilai tambah (value
ISRA pada tahun 2009 dengan periode added statement ), khususnya bagi industri
penelitian dari tahun 2005 – 2008 . dimana
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Penelitian ini menemukan adanya Tujuan dari penelitian ini adalah : hubungan positif antara kepemilikan
apakah ukuran manajemen,
a) Menganalisis
perusahaan memiliki pengaruh yang profitabilitas terhadap pengungkapan CSR,
size perusahaan
dan
positif terhadap pengungkapan CSR dan menemukan hubungan yang negatif
b) Menganalisis apakah profitabilitas antara leverage terhadap pengungkapan
perusahaan memiliki pengaruh yang CSR. Penelitian serupa juga dilakukan oleh
positif terhadap pengungkapan CSR Felicia (2011). Penelitian ini membahas
apakah leverage mengenai
c) Menganalisis
memiliki pengaruh yang positif manajemen, ukuran (size) perusahaan dan
pengaruh
kepemilikan
terhadap pengungkapan CSR
d) Menganalisis apakah ukuran dewan perusahaan industri pertambangan yang
leverage menggunakan 10 sample
komisaris memiliki pengaruh yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
positif terhadap pengungkapan CSR 2008 – 2010. Penelitian ini menemukan
bagaimana perlakuan adanya hubungan yang positif antara
Menganalisis
perusahaan terhadap CSR berdasarkan ukuran perusahaan dan leverage terhadap
indeks GRI Guidelines pengungkapan CSR dan menemukan hubungan yang negatif antara kepemilikan
II. METODE PENELITIAN
manajemen terhadap pengungkapan CSR. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti
Penelitian ini merupakan pengujian kembali hal tersebut dengan mengacu
hipotesis dimana riset yang dilakukan kepada kedua penelitian tersebut namun
adalah riset verifikatif dengan mengambil dengan menambahkan analisis index GRI
sampel 15 perusahaan BUMN yang didapat Guidelines per industri dan per emiten
dari laporan tahunan, laporan audit dan sehingga selain dapat menentukan
laporan lainnya yang terdapat pada website hubungan antara size, profitabilitas,
Indonesia leverage dan dewan komisaris terhadap
Bursa
Efek
(http://www.idx.co.id/), website BUMN CSR, kita juga dapat melihat dan
(www.BUMN.go.id) dan website lainnya. mengetahui
Lingkup penelitian dilakukan melalui studi perusahaan terhadap CSR berdasarkan
bagaimana
perlakuan
kepustakaan (library research) dan dari indeks GRI Guidelines, sehingga dapat
analisisnya adalah diketahui perusahaan mana yang paling
website.
Unit
perusahaan – perusahaan BUMN yang baik dalam melakukan dan melaporkan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia,: data kegiatan CSR.
dianalisis dengan memakai statistik uji Untuk itu, penulis akan meneliti
dimana ukuran perusahaan – perusahaan BUMN yang
regresi
berganda,
perusahaan (X1) dapat diukur dengan tercatat (listed) di Bursa Efek Indonesia
SIZE, profitabilitas (X2) diukur dengan selama tahun 2009 – 2011. Penulis memilih
ROA, leverage (X3) diukur dengan DER untuk meneliti perusahaan – perusahaan
dan ukuran dewan komisaris (X4) diukur BUMN karena perusahaan BUMN adalah
dengan UDK. Dengan rumus sebagai milik negara, baik sebagian maupun
berikut :
seluruhnya, sehingga sudah sepantasnya Y = a +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e BUMN dapat menjadi contoh yang baik
bagi perusahaan – perusahaan lainnya
Keterangan :
dalam menerapkan CSR. Penelitian ini
= Pengungkapan CSR melibatkan
a = Konstanta berukuran 15 perusahaan BUMN yang
= Koefisien X1 ...X4 tercatat di BEI.
b1 ...b4
X1 = Ukuran perusahaan X2 = Profitabilitas X3 = Laverage X4 = Ukuran dewan komisaris
Adapun perusahaan sampel BUMN yang terpilih dalam penelitian ini adalah sbb:
No Kode Emiten Nama Perusahaan Sektor
1 ADHI
Adhi Karya (Persero) Tbk
Konstruksi
2 PTPP Perusahaan Perumahan (Persero) Tbk Konstruksi
3 ANTM
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Pertambangan
4 BMRI
Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perbankan
5 BBNI
Bank Negara Indonesia Tbk
Perbankan
6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Perbankan
7 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Perbankan
8 GIAA
Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Transportasi
9 KAEF
Kimia Farma Tbk
Farmasi
10 KRAS
Krakatau Steel (Persero) Tbk
Industri Baja
11 PGAS
Perusahaan Gas Negara Tbk
Industri Gas
12 SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
Industri Semen
13 JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk
Teknik Sipil
14 TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Komunikasi
Komunikasi Sumber : www.idx.co.id dan http://www.bumn.go.id/situs-terkait/
15 ISAT
Indosat Tbk
III. HASIL DAN BAHASAN
Variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA menunjukkan bahwa nilai terkecilnya
adalah sebesar 0.0035, nilai terbesarnya Tabel 1. Statistik Deskriptif
III.1 Statistik Deskriptif
adalah sebesar 0.2568 dengan nilai rata –
Descriptive Statistics
rata sebesar 0.069256 dan standar deviasi
Std. Dev iation
sebesar 0.0671608 yang menunjukkan
Ukuran Perusahaan
Prof itabilitas
penyimpangan dari nilai rata – rata
Ukuran Dewan Komisaris
profitabilitas
Semakin besar nilai
45 profitabilitas maka dapat dikatakan profit atau keuntungan yang dapat diperoleh
Valid N (listwise)
perusahaan tersebut semakin banyak. Variabel ukuran perusahaan yang
Variabel leverage yang diukur diukur dengan total asset menunjukkan
dengan DER menunjukkan bahwa nilai bahwa nilai terkecilnya adalah sebesar terkecilnya adalah sebesar 0,2145, nilai 14,26, nilai terbesarnya adalah sebesar terbesarnya adalah sebesar 11,1723 dengan 20,13 dengan nilai rata – rata sebesar
17,2540 dan standar deviasi sebesar – rata sebesar 3,602987 dan
nilai rata
standar deviasi sebesar 3,6185127 yang 1,60610 yang menunjukkan penyimpangan
menunjukkan penyimpangan dari nilai rata dari nilai rata – rata ukuran perusahaan. – rata leverage Semakin besar nilai
Semakin besar nilai ukuran perusahaan leverage perusahaan maka dapat dikatakan maka dapat dikatakan perusahaan tersebut nilai perbandingan hutang terhadap ekuitas semakin besar karena memiliki aset yang
semakin besar.
lebih banyak.
Variabel ukuran dewan komisaris yang diukur dengan ∑UDK menunjukkan III.2.2 Uji Multikolinearitas
bahwa nilai terkecilnya adalah sebesar 3, Tabel 2. Uji Multikolinearitas nilai terbesarnya adalah sebesar 10 dengan
nilai rata Collinearity – rata sebesar 5,56 dan standar Coef f icients Coef f icients St at ist ics
Coeffi cients a
Unstandardized
St andardized
deviasi sebesar 1,486 yang menunjukkan Sig. .139 Tolerance
Model 1 (Constant)
-.968 B St d. Error .642
Beta -1.508 t
VI F
penyimpangan dari nilai rata 1.456 – rata ukuran
Ukuran Perusahaan
lnProf itabilitas
lnLev erage
perusahaan. Semakin besar nilai ukuran 1.387
Komisaris lnUkuran Dewan
a. dewan komisaris maka semakin banyak Dependent Variable: lnCSR
dewan komisaris yang dimiliki perusahaan.
Pengungkapan CSR yang diukur dengan Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah data (N) sebanyak 45, nilai
nilai VIF tidak ada yang melebihi 5, maka pengungkapan CSR yang terkecil adalah
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi sebesar 0,23 dan nilai terbesar adalah
masalah multikolinearitas pada model sebesar 0,96. Semakin besar nilai CSR,
regresi ini.
maka pengungkapan yang dilakukan
perusahaan semakin banyak dan semakin sesuai dengan indikator GRI. Nilai rata –
III.2.3 Uji Heterokedastisitas
rata pengungkapan ini adalah sebesar 0,4384 atau sebesar 43,84%. Hal ini berarti bahwa rata – rata perusahaan telah mengungkapkan CSR sebanyak 43,84%.
Gambar 2 Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan grafik scatter plot tersebut, tampak titik-titik (diagram pencar) tidak
Gambar 1. Uji Normalitas membentuk suatu pola tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak
mengalami gangguan Terlihat bahwa sebaran data pada grafik di
heteroskedastisitas.
atas bisa dikatakan tersebar di sekeliling garis lurus tersebut (tidak terpencar jauh dari garis lurus). Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa persyaratan Normalitas bisa dipenuhi.
III.2.4 Uji Autokorelasi
Besarnya nilai R adalah 0,494 yang berarti bahwa
antara ukuran perusahaan, profitabitas, leveragedan
hubungan
Tabel 3. Uji Autokorelasi ukuran dewan komisaris dengan CSR Model Summary b adalah sebesar 49,40%, sedangkan untuk
a nilai adjusted R 1 adalah sebesar 0,168. Hal .494 .244 .168 .31627 2.070
Adjusted
St d. Error of
Durbin-
Model R R Square
R Square
the Estimate
Wat son
ini berarti variabel independen yang
a. Predictors: (Constant), lnUkuran Dewan Komisaris, lnLev erage,
lnProf itabilitas, Ukuran Perusahaan b.
digunakan dalam penelitian ini mampu
Dependent Variable: lnCSR
menjelaskan sebesar 16,8% variabel dependen dan sisanya sebesar 83,2%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak Pada uji ini dapat dilihat pada tabel Model
dimasukkan dalam penelitian ini. Summary yang menunjukkan nilai DW
sebesar 2,070. yang berarti H o diterima, tidak ada korelasi serial (tidak ada
III.5 Uji F
autokorelasi) Tabel 6. Uji F
b ANOVA
III.3 Uji Regresi Linear Berganda Sum of
Model
Squares
df Mean Square F Sig.
40 Tabel 4. Analisis Regresi Linear Berganda .100
Coefficients a Predictors: (Constant), lnUkuran Dewan Komisaris, lnLev erage, lnProfitabilitas, Ukuran Perusahaan Unstandardized b. Standardized Collinearity Dependent Variable: lnCSR
Coeff icients
Coeff icients
Statistics
Model
B Std. Error
1 (Constant) -.968
Ukuran Perusahaan .041
F tabel = 2,61
lnProf itabilitas .178
Maka dapat dilihat bahwa F hitung > F tabel
lnUkuran Dewan
(3,226 > 2,61) yang berarti H 0 ditolak. Hal
Komisaris -.058
ini berarti bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan
a. Dependent Variable: lnCSR
komisaris secara bersama – sama Berdasarkan tabel di atas, maka dapat
mempengaruhi pengungkapan CSR . ditarik persamaan regresi sebagai berikut :
Y = -0,968 + 0,041Size + 0,178 ROA +
III.6 Uji T
0,037 Lev - 0,058UDK
Tabel 7. Uji T
III.4 Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
Coefficients a
Tabel 5. Uji Koefisien Determinasi
Unstandardized
Standardized Collinearity
b Coefficients
Coefficients Statistics
Model Summary
Model
B Std. Error
Beta t Sig. Tolerance VIF
Adjusted Std. Error of Durbin-
Ukuran Perusahaan
Model R R Square R Square the Estimate Watson
lnUkuran Dewan
.721 a. 1.387 Komisaris Predictors: (Constant), lnUkuran Dewan Komisaris, lnLeverage, a. lnProfitabilitas, Ukuran Perusahaan Dependent Variable: lnCSR
b. Dependent Variable: lnCSR
t tabel = 2,01
Keputusan:
1. Secara parsial ukuran perusahaan
tidak berpengaruh secara signifikan Oleh karena t hitung <t tabel (1,002 <
a) Variabel ukuran perusahaan (X 1 )
terhadap pengungkapan CSR.
pertama yang ukuran perusahaan tidak
2,01) maka Hi 1 ditolak, artinya
Hipotesis
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara nyata terhadap
positif terhadap CSR
berpengaruh
pengungkapan CSR ditolak. Hal ini
telah dibuktikan pada hasil uji Oleh karena t hitung >t tabel (3,074 >
b) Variabel profitabitas (X 2 )
hipotesis (tabel 4) yang menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,322 > 0,05. profitabitas berpengaruh secara
2,01) maka Hi 2 diterima, artinya
Oleh karena itu, pengungkapan CSR nyata terhadap CSR
tidak tergantung kepada besar atau
sebuah perusahan. Oleh karena t hitung <t tabel (0,671 <
c) Variabel leverage(X 3 )
kecilnya
Perusahaan
kecil pun dapat
mengungkapkan CSR dengan baik leverage tidak berpengaruh secara
2,01) maka Hi 3 ditolak, artinya
apabila dianggap perlu, karena CSR nyata terhadap CSR
dianggap
mampu memberikan
d) Variabel ukuran dewan komisaris keuntungan baik secara langsung (X 4 )
maupun tidak langsung (dalam hal ini Oleh karena t hitung < t tabel (-0,261 < 2,01)
adalah kemampuan perusahaan untuk maka Hi 4 ditolak, artinya ukuran dewan
bertahan hidup).. Hal ini sejalan komisaris tidak berpengaruh secara nyata
dengan penelitian terdahulu yang terhadap CSR.
dilakukan oleh Anggraini (2006) yang menyebutkan
bahwa ukuran
IV. SIMPULAN DAN SARAN
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan.
IV.1 Simpulan
parsial profitabilitas Penelitian ini dilakukan dengan
2. Secara
positif terhadap tujuan untuk mengetahui apakah variabel
berpengaruh
pengungkapan CSR. ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage
Hipotesis kedua yang menyatakan dan dewan komisaris dapat mempengaruhi bahwa profitabilitas berpengaruh
kegiatan CSR serta pengungkapannya positif terhadap pengungkapan CSR dalam laporan keuangan perusahaan.
diterima. Hal ini telah dibuktikan pada Untuk itu, penelitian ini menggunakan 15
hasil uji hipotesis (tabel 4) yang sampel perusahaan BUMN yang terdaftar
nilai signifikansi di Bursa Efek Indonesia periode tahun
menunjukkan
sebesar 0,004 < 0,05. Oleh karena itu, 2009 – 2011 dan telah memenuhi kriteria
bahwa semakin besar profit yang dalam pemilihan sampel.
dilakukan oleh perusahaan, maka Dari hasil pengujian hipotesis,
semakin besar juga perusahaan analisis serta pembahasan yang telah
melakukan dan mengungkapkan CSR dikemukakan sebelumnya, maka dapat
dalam laporannya karena dana yang diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
dimiliki lebih banyak. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wynna (2010) dan Anggara Fahrizqi (2010) yang menemukan hubungan yang positif antara
profitabilitas dengan pengungkapan CSR.
5. Berdasarkan Indeks GRI Guidelines, berpengaruh
3. Secara parsial leverage tidak
maka diperoleh perusahaan Aneka terhadap pengungkapan CSR.
secara
signifikan
Tambang adalah perusahaan yang paling Hipotesis ketiga yang menyatakan
banyak mengungkapkan CSR dari tahun bahwa leverage berpengaruh positif
Perusahaan yang terhadap pengungkapan CSR ditolak.
ke
tahun.
mengungkapan CSR terbanyak kedua Hal ini telah dibuktikan pada hasil uji
adalah PT. Garuda Indonesia. Jika dilihat hipotesis (tabel 4) yang menunjukkan
dari seluruh sektor dari perusahaan nilai signifikansi sebesar 0,506 >
sampel, maka sektor perbankan adalah 0,05. Oleh karena itu, bahwa besar
sektor yang paling banyak dalam kecilnya hutang tidak terlalu
CSR mengingat berpengaruh terhadap pelaksanaan
mengungkapkan
perbankan adalah sektor yang paling dan pengungkapan CSR selama hal
banyak digunakan dalam penelitian ini. tersebut dirasakan perlu. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu
IV.2 Saran
yang dilakukan oleh Sembiring
(2005), Anggraini (2006), Wynna
keterbatasan (2010) dan Anggara Fahrizqi (2010)
Berdasarkan
keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, yang menyebutkan bahwa leverage
maka diharapkan peneliti selanjutnya agar: tidak berpengaruh secara signifikan
1. Lebih teliti dalam menentukan indeks terhadap pengungkapan CSR.
pengungkapan CSR atau dapat menggunakan pedoman lain selain GRI
4. Secara parsial ukuran dewan
guidelines .
2. Dapat menambah variabel independen signifikan terhadap pengungkapan
komisaris tidak berpengaruh secara
yang terkait dengan CSR diluar CSR.
penelitian – penelitian ini, sehubungan Hipotesis
16,8% variabel menyatakan bahwa ukuran dewan
independen yang mampu menjelaskan komisaris
variabel dependen dalam penelitian ini terhadap pengungkapan CSR ditolak.
berpengaruh
positif
dan sisanya adalah variabel independen Hal ini telah dibuktikan pada hasil uji
lain yang tidak dimasukkan dalam hipotesis (tabel 4) yang menunjukkan
penelitian ini.
nilai signifikansi sebesar 0,795 >
0,05. Oleh karena itu, pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
dan pengungkapan CSR bukan tergantung kepada jumlah dewan
Anggara Fahrizqi (2010), Faktor-faktor komisaris perusahaan, tetapi lebih
Yang Mempengaruhi Pengungkapan kepada tanggung jawab dan rasa
Corporate Social Responsibility (CSR) sosial dari dewan komisaris itu
Dalam Laporan Tahunan Perusahaan sendiri. Hal ini sejalan dengan
(Studi Empiris pada Perusahaan penelitian terdahulu yang dilakukan
Manufaktur yang Terdaftar dalam oleh Anggara Fahrizqi (2010) yang
Bursa Efek Indonesia); Skripsi, menyebutkan bahwa ukuran dewan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, komisaris tidak berpengaruh secara
Diponegoro, signifikan terhadap pengungkapan
Universitas
http://eprints.undip.ac.id/24469/1/FUL CSR perusahaan
L_SKRIPSI.pdf
Anggraini, R (2006) Pengungkapan
Islahudin. (2008). Informasi Sosial dan Faktor- Faktor
Nurlela
dan
Corporate Social yang Mempengaruhi Pengungkapan
Pengaruh
terhadap Nilai Informasi Sosial dalam Laporan
Responsibility
dengan Prosentase Keuangan Tahunan (Studi Empiris
Perusahaan
Kepemilikan Manajemen sebagai pada Perusahaan-perusahaan yang
Moderating . Paper Terdaftar Bursa Efek Jakarta).
Variabel
pada Simposium Simposium Nasional Akuntansi 9.
dipresentasikan
Nasional Akuntansi XI. Pontianak Padang.
Bapepam. Undang --Undang No.40 Wibisono, Y. (2007). Membedah tahun 2007. Konsep dan Aplikasi CSR . Gresik :
http://www.bapepam.go.id/reksadana/f Fascho Publishing. iles/regulasi/UU%2040%202007%20P erseroan%20Terbatas.pdf.
(2010). Pengaruh tanggal 3 Februari 2012
Diakses
Wynna.
Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
David Crowther & Guler Aras. (2011).
(Corporate Social Corporate Social
Sosial
Responsibility) Pada Perusahaan – English : Ventus Publishing ApS.
Responsibility .
Perusahaan Yang Mendapatkan Indonesia Sustainability Reporting
Felicia. (2011). Pengaruh Karakteristik Award (ISRA) Pada Tahun 2009 . Perusahaan
Jakarta: Bina Nusantara University Pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) Pada Perusahaan
Terhadap
Luas
WBCSD. Business Solution for a Industri Pertambangan Yang Terdaftar
World . Di Bursa Efek Indonesia Periode
Sustainable
http://www.wbcsd.org/work- Tahun 2008 – 2010. Jakarta: Bina
program/business-role/previous- Nusantara University
work/corporate-social- responsibility.aspx. Diakses tanggal 1
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis
Februari 2012
Multivariate Dengan Program SPSS . Semarang : Badan Penerbit Universitas
www.idx.com. Diakses tanggal 3 Diponegoro
Februari 2012
Ghozali, I. dan A. Chariri. (2007). www.bumn.go.id. Diakses tanggal 25 Teori Akuntansi . Semarang : Badan
Februari 2012
Penerbit Universitas Diponegoro www.csr-asia.com. Diakses tanggal 1 Ikatan Akuntan Indonesia. (2009).
Februari 2012
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Rev 2009 . Jakarta : Salemba Empat.
www.csrindonesia.multiply.com. Diakses tanggal 1 Februari 2012
ISO. (2009). Draf Internasional Standar ISO 26000 : Guidance on
www.worldbank.com. Diakses tanggal Social
Responsibility.
1 Februari 2012
http://isotc.iso.org/livelink/livelink?fu nc=ll&objId=3935837&objAction=br
www.ncsr-id.org. Diakses tanggal 1 owse&sort=name. Diakses tanggal 2
Februari 2012
Februari 2012
The Assessment of Corporate Governance (GCG) Practices Disclosures and Transparency: A study on Indonesia’s Listed State-Owned Enterprises
(SOEs)
Muhammad Masyhuri
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi GICI Email: masyhuri.muhammad@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisa bagian khusus dari keterbukaan Tata Kelola Perusahaan yang baik dari BUMN yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan fokus kepada subjek Keterbukaan dan Transparansi. Metode yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan memakai data sekunder Laporan Tahunan tahun 2013 serta laman masing-masing perusahaan. Kerangka kerja analisis yang dipakai adalah dengan mengacu kepada kerangka Skor Tata Kelola ASEAN yang dikembangkan oleh ASEAN Capital Market Forum (ACMF) di tahun 2011. Dari hasil analisis, dapat diperoleh bahwa skor tata kelola BUMN di BEI sudah mencapai nilai yang baik dengan angka 71,8 %. Namun ini hanya mewakili 60 % dari total BUMN yang ada di BEI, sisanya (40 %) masih mempunyai skor di bawah 70 % yang berarti masih diperlukan perbaikan yang mendasar dan cukup besar di masa yang akan datang bagi BUMN yang terkait.
Kata kunci: Tata Kelola Perusahaan, BUMN, Skor Tata Kelola ASEAN, ACMF, BEI
Abstract
The aim of this study is to analyse the specific part of Good Corporate Governance (GCG) disclosures and transparency practices in Indonesia’s listed State-Owned Enterprises (SOEs) in the Indonesia
Stock Exchange (IDX) by applying the Asean Corporate Governance Scorecard with focus on the disclosure and transparency items. This study uses descriptive analysis approaches based on secondary data sources, namely the SOEs Annual Report in 2013 and their company’s website. The research
framework tools used in this study was taken from the ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) which was initiated and developed by the ASEAN Capital Markets Forum (ACMF, 2011). It found that the average scores of disclosures and transparency items from the Indonesia’s listed SOEs has achieved a “good disclosure level” at. 71.8 %, however, it is only representing to 60 % of listed SOEs; whilst the rest (40 %) still have the lower scores level (below 70 %), which means it needs a radical and major improvement from related SOEs in the years to come.
Key words: Corporate Governance, SOEs, ACGS, ACMF, IDX
II. INTRODUCTION
This paper aims to analyse the specific part of GCG disclosures and Since the 1997 Asian Financial
transparency practices in Indonesia’s listed Crisis, a discussion of Corporate
SOEs by applying the Asean Corporate Governance (CG) has became a long way
Governance Scorecard which focus on the in the region. A wide range of laws and
disclosure and transparency items. The regulations have been enacted, standards
reason chosen this objective is according to developed and enforcement strengthened.
International Finance Corporation (IFC,
A corporate governance infrastructure has 2014) the transparency and disclosure been built, something that did not exist
issues are amongst the most critical points before the crisis. This infrastructure
in the SOEs operation and these remain includes corporate governance committees,
challenging issues although the Indonesian institutes of directors and many other
SOEs have been required to apply GCG in institutions.
terms of transparency and disclosure. Important changes have also recently taken place in the organisation and
I. LITERATURES REVIEW
corporate governance of State-Owned
2.1 Corporate Governance (CG)
Enterprises (SOEs) in some Asian
Concept, Framework and General
countries, including Indonesia. These
Principles
changes have been concentrated mainly in According to Peng (2006) the areas of the ownership function and the
Corporate Governance (CG) is defined as legal and regulatory framework for SOEs
amongts various (OECD, 2014).
the
relationship
participants in determining the direction In Indonesia, numerous regulations
and performance of corporation involving have been decreed and institutions have
all corporate stakeholders, including been established to monitor the
shareholders, employees, customers, implementation of Good Corporate
suppliers, creditors, government and the Governance (GCG) in publicly (SOEs) and
community. Furthermore, Steiner (2012) privately-owned enterprises as well as
stated that CG is the exercise of authority financial and non-financial companies.
over members of corporate community However, there have been quite few
based on formal structures, rules and researchs and scholarly journals from
procedures. Lawrence and Weber (2014) Indonesia to analyse the CGC best
solidified this term by declaring that CG practices of information disclosures from
refers to the process by which a corporation the listed SOEs in the Indonesia Stock
is controlled, or governed. Just as nations Exchange (IDX), especially to face and
have governments that respond to the needs challenge to the Asean Economic Capital
of citizens and establish policy, so do Market Unity within the Asean Economic
corporations have systems of internal Community (AEC) concept in the years to
governance that determine overall strategic come.
direction and balance sometimes divergent interests. Therefore, a Good Corporate
Governance (GCG) refers to how a corporation is a well controlled and governed for the benefits of all its stakeholders.
The corporate confused with corporate management.
Corporate governance must not be
Transparency:
governance framework should ensure Corporate governance focuses on a
that timely and accurate disclosure is company’s structure and processes to
made on all material matters regarding ensure fair, responsible, transparent and
the company, including its financial accountable corporate behavior. Corporate
governance structure, management, on the other hand, focuses on
situation,
performance and ownership. the tools required to operate the business.
The corporate Corporate governance is situated at a
Accountability:
governance framework should ensure higher level of direction that ensures that
the strategic guidance of the company, the company is managed in the interests of
monitoring of its shareholders (IFC, 2014). management by the Board, and the OECD (2004) clarified that
the
effective
Board’s accountability to the company corporate governance is only part of the
and shareholders.
larger economic context in which firms
operate that includes, for example, The General Principles of CG are macroeconomic policies and the degree of
intended to assist OECD and non-OECD competition in product and factor markets.
governments in their efforts to evaluate and The corporate governance framework also
improve the legal, institutional and depends on the legal, regulatory, and
regulatory framework for corporate institutional environment. In addition,
governance in their countries, and to factors such as business ethics and
provide guidance and suggestions for stock corporate awareness of the environmental
exchanges, investors, corporations, and and societal interests of the communities in
other parties that have a role in the process which a company operates can also have an
of developing good corporate governance. impact on its reputation and its long-term
The Principles focus on publicly traded success.
companies, both financial and non- The OECD corporate governance
financial. However, to the extent they are framework is built on four core values
deemed applicable, they might also be a (IFC, 2014):
useful tool to improve corporate
Fairness:
governance in non-traded companies, for governance framework should
The
corporate
example, privately held and state-owned protect shareholder rights and
enterprises (OECD, 2004). ensure the equitable treatment of all
The OECD Principles of CG – which shareholders, including minority
are adopted and adapted by almost and foreign shareholders. All
countries around the world with slight shareholders should have the
modifications, including ASEAN and opportunity to obtain effective
Indonesia - are divided by six principles redress for violations of their rights. (OECD, 2004), namely :
Responsibility: The corporate
governance framework should
1. Ensuring the Basis for an Effective recognize the rights of stakeholders
Corporate Governance Framework as established by law, and
encourage active co-operation The corporate governance framework between
should promote transparent and stakeholders in creating wealth,
corporations
and
efficient markets, be consistent with the jobs, and the sustainability of
rule of law and clearly articulate the financially sound enterprises. division of responsibilities among
different supervisory, regulatory and enforcement authorities.
2. The Rights of Shareholders and Key
2.2 The Importance of Good Corporate
Ownership Functions
Governance Implementation
The corporate governance framework Good Corporate Governance is should protect and facilitate the
important on a number of different levels. exercise of shareholders’ rights.
At the company level, well-governed companies tend to have better and cheaper
2. The Equitable
access to capital, and tend to outperform Shareholders
Treatment
of
their poorly governed peers over the long- term. Companies that insist upon the
The corporate governance framework highest standards of governance reduce should ensure the equitable treatment
many of the risks inherent to an investment of all
in a company. Companies that actively shareholders, including minority and
promote robust corporate governance foreign shareholders. All shareholders
practices need key employees who are should
willing and able to devise and implement have the opportunity to obtain effective
good corporate governance policies. These redress for violation of their rights.
companies will generally value and compensate such employees more than
3. The Role of Stakeholders in Corporate their competitors that are unaware of, or Governance
ignore, the benefits of these policies and practices. Such companies, in turn, tend to
The corporate governance framework attract more investors who are willing to should recognise the rights of
provide capital at lower cost. stakeholders established by law or
well-governed through mutual agreements and
Generally,
companies are better contributors to the encourage active co-operation between national economy and society. They tend to corporations and stakeholders in
be healthier companies that add more value creating wealth, jobs, and the
to shareholders, workers, communities, and sustainability of financially sound
countries in contrast with poorly governed enterprises.
companies that may cause job and pension
losses, and even undermine confidence in
4. Disclosure and Transparency securities markets (IFC, 2014).
The corporate governance framework
2.3 Corporate Governance Framework
should ensure that timely and accurate in Indonesia: History and Development disclosure is made on all material
matters regarding the corporation, In Indonesia, the financial crisis in 1997- including the financial situation,
1998 has had dramatic social, economic performance,
and political effects. That event brought the governance of the company.
ownership,
and
Rupiah currency down by almost 80% and
dramatically increased poverty. The depth
5. The Responsibilities of the Board of the collapse in Indonesia, if not
unparalleled, is among the largest The corporate governance framework
peacetime contractions since at least 1960, should ensure the strategic guidance of excluding the experience of the transition the company, the effective monitoring economies (IFC, 2014). According to of management by the board, and the several experts, board’s accountability to the company
and the shareholders.
the recession in Indonesia was fuelled by and amended in 2007, the Law on many institutional weaknesses, among
Insurance Business adopted in 1992, and which the lack or inadequate enforcement
the Competition Law adopted in 1999. All of the central bank’s regulations along with
these are but some examples of the many irregular banking practices and the
positive changes to the legal and regulatory extremely poor financial regulation.
framework.
Since then, it is fair to say that, More specifically, the following major although there is still plenty of room for
initiatives and/or laws and regulations may improvement, the awareness, enthusiasm
be considered (IFC, 2014): as well as legal and regulatory framework on corporate governance in Indonesia has
Establishment of National Committee changed and improved dramatically in
on Corporate Governance in 1999 by recent years.
decree of the Coordinating Minister of Indonesia had done a lot of
Economy, Finance and Industry. initiatives and efforts to implement good
The National Committee on Corporate corporate
Governance was then changed to government side as well as private (IFC,
National Committee on Governance in 2014). Those initiatives and efforts include
2004 to accommodate governance not establishment of corporate governance
only for corporate but to include public institutions, adoption of new laws and
sector as well.
amendments of existing ones to support Adoption of the Indonesian Company
corporate governance implementation Law No. 1 of 1995 which superseded in process in the country. More specifically,
2007 with Law No. 40 of 2007 Indonesia has taken several steps towards
concerning the same. improving corporate governance standards
Law No. 8 of 1995 on Capital Market. and enhancing legislation. A national
Law No. 25 of 2007 on Investment, committee
which supersedes the previous Law No. Governance has been established in 1999
1 of 1967 on Foreign Investment. under the supervision of the Coordinating
Law No. 31 in 1999 on Corruption Minister for Economic Affairs and issued
Eradication Commission, which by this the first Indonesia’s Code of Good
Corruption Eradication Corporate Governance in 2001, which was
law,
Commission was established. Later, the then amended in 2006. The Capital Market
Law was amended with Law No. 30 of and Financial Institutions Supervisory
Body (currently has merged into the Law No. 5 in 1999 on the Prohibition Financial Services Authority Agency -
of Monopolistic Practices and Unfair Otoritas Jasa Keuangan/ OJK) has
Competition. As an continued to introduce and amend its
Business
implementation of that law, the regulation and enforced them, which
Commission for The Supervision of resulted in improved investors’ protection.
Business Competition (KPPU - Komisi Corporate governance rules for banks were
Pengawas Persaingan Usaha ) was introduced in 2006 and Bank Indonesia has
established on 1999. actively monitored and enforced their
Law No. 30 of 1999 on Arbitration and implementation. A number of other
Alternative Dispute Resolution. legislation reforms may also be cited such
Establishment of Center for Reporting as: the Law on Foreign Investment,
and Financial Transaction Analysis adopted in 1967, (PPATK - Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan ), Analisis Transaksi Keuangan ),
2.4 State-Owned Enterprises (SOEs) in
in 2002 on Money Laundering. The
Indonesia
Law was then amended with Law No. As providers of essential public or
services, state-owned Regulation on obligation to implement
25 of 2003.
commercial
enterprises (SOEs) still have important GCG in SOE through the decree of the
roles in modern economies (Efird, 2010). Minister of SOEs Kep-117/M-
It is supported by the OECD (2005) reports MBU/2002 in Implementation of GCG
that in several OECD countries, State- in SOEs.
Owned Enterprises (SOEs) still represent a Law No. 19 of 2003 on State-Owned
substantial part of GDP, employment and Enterprise. market capitalisation. Moreover, SOEs are
Law No. 3 of 2004 on Bank Indonesia often prevalent in utilities and superseding the Law No. 23 of 1999
infrastructure industries, such as energy, concerning the same.
transport and telecommunication, whose Law No. 7 of 2009 on Deposit
performance is of great importance to Insurance Corporation (LPS - Lembaga
broad segments of the population and to Penjamin Simpanan ), superseding the
other parts of the business sector. Law No. 24 of 2004 concerning the
Furthermore, the scale and scope of SOEs same.
in many Asian economies calls for specific Regulation on obligation to implement
attention to be given to their corporate GCG in banking sector through Central
governance. Even if their economic Bank regulation PBI No. 8/4/PBI/2006
significance varies greatly from country to on GCG Implementation for Banks.
country, they still represent a major, if not
dominant, part of the economy in some Other Regulations which elaborate
GCG principles to public companies countries (around 30% of GDP in China through Capital Market and Financial
and 38% in Vietnam). SOEs remain Institutions
Supervisory
Agency
significant in many other large and/or key Asian economies. In India and Thailand
(Otoritas Jasa
Keuangan -OJK)
regulations, such as regulations on they roughly contribute 25% of the GDP, in disclosure,
Malaysia and Singapore close to 15%. commissioners, corporate secretary,
independent
SOEs might also represent a not audit committee, protection of minority