Jenis kejahatan cyber crime Kejahatan

JENIS-JENIS ANCAMAN/THREAD DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI
SERTA CONTOH KASUS CYBER CRIME
Jenis kejahatan atau ancaman (threats) yang dikelompokkan dalam
beberapa bentuk sesuai modus operandi yang ada, antara lain :
1. Unauthorized Access to Computer System and Service
Pada kejahatan ini dilakukan dengan memasuki/menyusup ke
dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin
atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer
yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya
dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan
rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya karena
merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu
sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin
marak dengan berkembangnya teknologi Internet/intranet. Kita tentu
belum lupa ketika masalah Timor Timur sedang hangat-hangatnya
dibicarakan di tingkat internasional, beberapa website milik
pemerintah RI dirusak oleh hacker (. Beberapa waktu lalu, hacker juga
telah berhasil menembus masuk ke dalam data base berisi data para
pengguna jasa America Online (AOL), sebuah perusahaan Amerika
Serikat yang bergerak dibidang ecommerce yang memiliki tingkat
kerahasiaan tinggi. Situs Federal Bureau of Investigation (FBI) juga

tidak luput dari serangan para hacker, yang mengakibatkan tidak
berfungsinya situs ini beberapa waktu lamanya.
2. Ilegal Contents
Kejahatan ini merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau
informasi ke Internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis,
dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban
umum. Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau ftnah

yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal
yang berhubungan dengan pornograf atau pemuatan suatu informasi
yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk
melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya.
3. Data Forgery
Kejahatan ini merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scripless
document melalui Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada
dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi
“salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena
korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang
dapat saja disalah gunakan.

4. Cyber Espionage
Kejahatan ini merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan
Internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain,
dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network
system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap
saingan bisnis yang dokumen ataupun data pentingnya (data base)
tersimpan dalam suatu sistem yang computerized (tersambung dalam
jaringan komputer)
5. Cyber Sabotage and Extortion
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan
atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau
sistem jaringan komputer yang terhubung dengan Internet. Biasanya
kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus
komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program
komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak
berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang

dikehendaki oleh pelaku.
6. Ofense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual

yang dimiliki pihak lain di Internet. Sebagai contoh, peniruan tampilan
pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran
suatu informasi di Internet yang ternyata merupakan rahasia dagang
orang lain, dan sebagainya.
7. Infringements of Privacy
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi
seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan
secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka
dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti
nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi
dan sebagainya.
8. Kejahatan Cybercrime
Perkembangan Internet dan umumnya dunia cyber tidak selamanya
menghasilkan hal-hal yang postif. Salah satu hal negatif yang
merupakan efek sampingannya antara lain adalah kejahatan di dunia
cyber atau disebut juga dengan nama cybercrime. Hilangnya batas
ruang dan waktu di Internet mengubah banyak hal. Sebagai contoh
adalah seseorang cracker di Rusia dapat masuk ke sebuah server di
Pentagon tanpa ijin.


Adapun kasus-kasus cybercrime yang terjadi di Indonesia. Berikut
adalah beberapa kasus cybercrime yang sempat menjadi topik
hangat di bidang IT (Informasi Teknologi) :
1. Kasus cracker yang terjadi di Australia Vivanews-Owen Thor
Walker, hacker yang berasal dari

Selandia baru, kini dipekerjakan

sebagai konsultan keamanan cyber oleh TelstraClear, perusahaan
telekomunikasi terbesar kedua dinegaranya. TelstraClear
merupakan anak perusahaan telekomunikasi terbesar Australia,
Telstra. “Kami percaya Walker memiliki kemampuan untuk
membantu eksekutif senior dan pelanggan memahami ancaman
keamanan yang dapat menyerang jaringan mereka,” kata juru
bicara TelstraClear Chris Mirams kepada National Radio di
Wellington, Rabu 25 Maret 2009. Tahun lalu, Walker digugat atas
kesuksesannya menembus data 1,3 juta komputer di seluruh
dunia. Hacker dengan nama samaran AKILL ini juga terbukti
merusak sistem komputer dan menorobos masuk sejumlah
rekening perbankan dan menggondol dana lebih dari Rp. 132,4

miliar. Saat itu Walker masih berusia 18 tahun. Tak heran bila dia
menjadi incaran petugas devisi kejahatan internet dari Biro
Penyidik Amerika Serikat (AS), FBI. Pasalnya, AKILL sudah
meresahkan para pengguna komputer di AS Eropa. Didepan hakim
pengadilan di kota Hamilton, Selandia Baru, ia mengakui bersalah
atas enam dakwaan kejahatan internet. Hakim saat itu hanya
menjatuhkan hukuman denda kepada Walker dan melarang
terpidana memakai komputer. Namun, suatu kelompok
membantu Walker dengan dengan membayarkan denda dan
mengembalikan uang yang mereka dapatkan sehingga tuntutan
atas Walker dicabut dan pemuda ini dibebaskan. Mirams
mengatakan Walker telah mengadakan beberapa penyuluhan dan
memberikan nasehat kepada staf pengelola dan keamanan

TelstraClear. Walker juga ikut serta dalam program iklan
TelstraClear. “Walker memberitahu apa yang dikejar para penjahat
cyber dan bagaimana membentangi jaringan mereka dari
ancaman itu,” kata Mirams. Beberapa hacker mengirim banyak
surat elektronik ke sistem komputer perusahaan atau pemerintah
sehingga melebihi kapasitas kotak surat masuk dan

menghancurkan sistem. Hacker lainnya menggunakan teknik
botnet, yaitu berusaha menguasai ratusan komputer dan
menggunakan komputer-komputer itu dalam sebuah kluster yang
memiliki kontrol terpusat. Kemudian para hacker dapat
menggunakan gabungan komputer itu untuk mencuri informasi
kartu kredit, memanipulasi perdagangan saham, dan
menghancurkan sistem komputer sebuah industri .
2. Pembobolan halaman administrator facebook Kasus ini terjadi
sekitar Januari 2010 dimana seorang hacker asal Indonesia
membobol sebuah halaman administrator facebook. Kronologi
kejadiannya berawal saat ia mendapatkan kesempatan untuk
melakukan testing terhadap salah satu aplikasi di facebook yang
masih versi beta dan setelah mengujinya, ternyata aplikasi
tersebut memang bermasalah. Masalah yang terjadi adalah
ternyata ia menemukan ada SQL

Injection di aplikasi tersebut

dan dari situlah ia mendapatkan hash password milik Admin
facebook. Setelah mendapatkan hash tersebut, ia langsung

mencoba untuk cracking hash tersebut dan dalam beberapa
waktu, ia berhasil mendapatkan passwordnya dan langsung masuk
kedalam

panel milik admin facebook.

(http://forum.indonesianhacker.or.id) Seorang cracker yang mampu
membobol halaman admin facebook tersebut berinisial Bikkobar .
Modusnya membobol halamam

admin tersebut hanya untuk

membuktikan bahwa ia mampu menembus sistem keamanan situs

facebook tanpa melakukan pengubahan apapun terhadap situs
tersebut. Karena kejadian tersebut, akhirnya pihak facebook
memberikan reward pada Bikkobar yaitu sebesar $2000.
3. Situs resmi polisi di hack Senin, 16 Mei 2011 | 18:49 WIB TEMPO
Interaktif, Jakarta – Kepolisian menyelidiki pelaku peretasan
(hacking) situs resmi kepolisian yang beralamat di

http://www.polri.go.id. “Kami akan selidiki dan cari pelakunya,”
kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian
Republik Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Anton Bahrul Alam,
Senin, 16 Mei 2011. Halaman situs resmi kepolisian, hingga pukul
17.00 WIB sulit diakses. Pengunjung diarahkan ke alamat
http://http://www.polri.go.id/backend/index.html yang berisi
gambar dua orang mengangkat bendera di atas bukit. Kemudian
muncul tulisan berwarna hitam dengan seruan jihad. Menurut
Anton, peretas ingin menghalang-halangi upaya pemberantasan
terorisme yang kini dijalankan tim Detasemen khusun 88 anti teror.
Sabtu lalu, polisi menembak mati dua terduga teroris di Sukoharjo
Jawa Tengah bernama Sigit Qordawi dan Hendro Yunianto. Sigit
dan Hendro terlibat juga dalam jaringan peledakan bom di Markas
Kepolisian Sektor Pasar Kliwon Solo dan Markas Kepolisian Resort
Cirebon.

SUMBER:
http://gid3on.blogspot.com/2013/03/etika-profesi-dan-ciri-khasdari.html
https://raahmaad.wordpress.com/2013/10/20/etika-profesi-dibidang-it-informasi-dan-teknologi/
http://bagja-nugraha.blogspot.com/2012/03/etikaprofesionalisme-dalam-bidang.html

http://doankfrankyy.blogspot.com/2014/03/sebutkan-danjelaskan-dengan-lengkap.html
http://ardiyanarlovla7.blogspot.com/