Proposal Pengaruh Metode Resitasi terhad

STUDY KORELASI ANTARA PENERAPAN METODE
RESITASI DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR PAI
SISWA KELAS 6 DI SDN 03, 04 DAN 05 TAHUNAN
JEPARA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Proposal Skripsi
Dibuat Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Untuk Membuat Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:
MIFTAKHURROHMAN
NIM: 224032

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA (INISNU) JEPARA
2009

1

PROPOSAL

STUDI KORELASI ANTARA PENERAPAN METODE RESITASI
TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PAI SISWA KELAS 6 DI SD
NEGERI 03, 04 DAN 05 TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN
2009/2010

A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini tuntutan terhadap pendidikan yang berkualitas semakin
meningkat. Paling tidak terdapat dua faktor untuk secara terus-menerus
meningkatkan kualitas proses maupun keluaran pendidikannya yaitu faktor
tantangan di era globalisasi dan faktor kesadaran orang tua akan pendidikan
yang berkualitas.
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai
sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin.
Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yang
ketat dalam kehidupan pribadinya. Kedisiplinan seorang siswa dalam belajar
butuh adanya latihan, dan seorang gurulah yang diharapkan dapat
mengarahkan melalui proses belajar mengajar dengan metode yang sesuai.
Karena pada dasarnya seorang siswa akan belajar bila ada perintah atau tugas
dari guru (pendidik).
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan, ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

2

pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya
sendiri.1
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang
mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati, kegiatan fisik
bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan –
keterampilan dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis adalah menggunakan
khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan
hasil percobaan dan lain – lain.2
Sebagai seorang guru pastilah sudah menyadari apa yang sebaiknya
dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat
mengantarkan anak didik mencapai tujuan. Disini tentu saja tugas guru
berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan

menyenangkan bagi semua anak didik.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.3 Seorang guru dalam
memilih untuk menggunakan suatu metode harus memperhatikan faktor –
1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Rosda Karya,
2000), hlm. 89.
2
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
Depdikbud, 1999), hlm. 9.
3
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), Cet. I, hlm. 1.

3

faktor yang mempengaruhi di dalam menetapkan suatu metode. Sehingga
pemilihan metode yang tepat oleh seorang guru diharapkan akan dapat

menanamkan kedisiplinan belajar anak didik. Salah satu metode mengajar itu
adalah metode resitasi (pemberian tugas).
Dengan penerapan metode resitasi dalam pendidikan sangat berguna
dan bermanfaat dalam mendorong semangat, minat, kreatifitas dan
kedisiplinan dalam belajar sehingga mereka akan bisa atau berusaha mentaati
tugas – tugas guru dan mempunyai rasa tanggungjawab terhadap tugas yang
diberikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk
membuat penelitian dalam sebuah skripsi yang berjudul “Studi Korelasi antara
Penerapan Metode Resitasi dengan Kedisiplinan Belajar PAI Siswa Di SDN
03, 04 dan 05 Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi salah pengertian atau salah
penafsiran dari skripsi, maka perlu peneliti jelaskan beberapa istilah yang
dianggap penting dalam judul skripsi di atas, yaitu sebagai berikut:
1.

Metode Resitasi
Yang dimaksud dengan metode resitasi adalah “Suatu cara dalam
proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan siswa

mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada
guru”.4
4

Zakiah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Bumi Aksara,
2001) Cet. 2 hlm. 298

4

Sedangkan resitasi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah guru
memberikan tugas yang berupa menghafal, membuat ringkasan dan
menyelesaikan soal – soal atau tugas – tugas lain yang harus dikerjakan
oleh para siswa dan guru memberikan evaluasi atau penilaian terhadap
hasilnya.
2.

Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang mengikuti tata tertib
disebabkan oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.5
Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.6
Kedisiplinan belajar yang dimaksud adalah ketersediaan dan
pelaksanaan kegiatan sehari – hari siswa di dalam belajar bidang studi
PAI, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

C. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut:

5

Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

hlm. 188.
6

Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 2.


5

1.

Bagaimanakah penerapan metode resitasi dalam pembelajaran PAI di
SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

2.

Bagaimanakah tingkat kedisiplinan siswa di SDN

03, 04 dan 05

Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?
3.

Adakah korelasi antara penerapan metode resitasi dengan kedisiplinan
belajar PAI siswa di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran
2009 / 2010?


D. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.

Untuk mengetahui penerapan metode resitasi dalam pembelajaran PAI
di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

2.

Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa SDN 03, 04 dan 05
Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?

3.

Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara penerapan metode
resitasi dengan kedisiplinan belajar PAI siswa di SDN 03, 04 dan 05
Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010?


E. Kajian Teori
1.

Metode Resitasi
a.

Pengertian Metode Resitasi

6

Menurut Dr. Zakiyah Darajat metode resitasi adalah “salah satu
metode dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas
tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
dipertanggungjawabkan kepada guru”.7
Menurut Dr. Winarno Surachmad, M. Sc., Ed metode resiasi
terkenal dengan sebutan pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya
metode resitasi ini lebih luas dari itu karena siswa dalam belajar tidak
hanya di rumah, mungkin di laboratorium, di halaman sekolah, di
perpustakaan atau di tempat – tempat lainnya.8
Menurut Drs. Slameto pemberian tugas dan resitasi adalah

“cara penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada
siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan waktu
tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan (dilaporkan)
kepada guru / instruktur.9
Menurut Abdurrohman Shaleh (2005 : 185) metode pemberian
tugas merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah
dipersiapkan guru sehingga siswa dapat mengalaminya secara nyata.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli
tentang metode resitasi, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan metode resitasi adalah metode pembelajaran
7
8

Zakiah Daradjat dkk, loc.cit.
Winarna Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional. (Bandung: Jemmars, 1976)

hlm. 90
9


hlm. 115

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam SKS. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999) Cet. 1,

7

dengan cara pemberian tugas dari seorang guru yang harus dikerjakan
oleh siswa dalam batas waktu tertentu dan hasilnya dilaporkan kepada
gurunya.
Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di
dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di
bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat
dikerjakan. Sedangkan bentuk tugas itu dapat berupa tugas individu
atau kelompok.10
b.

Prosedur Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode tugas ini akan efektif dan memberi motivasi kepada
peserta didik, jika pemberian tugas ini diberi petunjuk jelas proses
kerjanya. Prosedur pelaksanaan tugas bagi guru dalam metode ini
adalah, sbb:
1)

Menentukan topik materi pembelajaran yang akan
dikerjakan.

2)

Merumuskan tujuan yang jelas tentang tugas yang
diberikan

3)

Menentukan tempat dan alokasi waktu mengenai tugas
yang akan dikerjakan.

4)

Memberikan petunjuk yang jelas mengenai tugas yang
akan dikerjakan, tentang:
a)

10

pokok persoalan yang akan dikerjakan

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., hlm. 96.

8

b)

ruang lingkup atau cakupan materi yang perlu
dikerjakan

c)

format

atau

kertas

kerja

sebagai

petunjuk

pelaksanaan tugas
d)

format dan sistematika pelaporan yang harus
disampaikan.

5) Memberikan motivasi bimbingan dan arahan pada saat proses kerja
berlangsung
6) Memberikan pengawasan dan evaluasi hasil kerja.

c.

Manfaat Resitasi
Resitasi sebagai salah satu metode mengajar mempunyai
manfaat yang sangat banyak. Adapun manfaat resitasi adalah sebagai
berikut:
a)

Membiasakan anak giat belajar.

b)

Mengisi waktu luang yang kontrukif.11

c)

Memperkaya pengalaman – pengalaman sekolah dengan
memulai kegiatan – kegiatan di luar kelas.12

d)

Memupuk rasa tanggungjawab

e)

Melatih menghidupkan sifat gotong royong.

11

Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), Cet. 1 hlm.

12

Winarna Surachmad, op.cit., hlm. 91.

84.

9

f)

Melaih siswa dalam tugas yang bersifat praktis dan
keterampilan.

g)

2.

Mempererat hubungan antara orang tua dengan anak.

Kedisiplinan belajar
a.

Pengertian Kedisiplinan
Disiplin menurut Wardiman Djojonegoro adalah suatu kondisi
yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan
dapat membedakan hal – hal apa yang seharusnya dilakukan., yang
wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang sepatutnya dilakukan
(karena merupakan hal – hal yang terlarang).13
Disiplin

adalah

kepatuhan

untuk

menghormati

dan

melaksanakan sesuatu sistem yang seharusnya orang tunduk pada
keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.
Menurut Dirjen. Dikdasmen, disiplin adalah tingkat konsistensi
dan konsekwensi seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan
bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, waktu
dan proses pelaksanaan kegiatan.14
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kedisiplinan adalah ketaatan guru atau murid dalam mematuhi segala
13

D. Soemarno, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah, (Mini
Jaya Abadi: 1998), hlm. 20
14
Lemhanas, Disiplin Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 12

10

peraturan dan tata tertib yang ditetapkan oleh lembaga dimana
seseorang tersebut menjalankan tugasnya.

b.

Disiplin Siswa dalam Belajar
Disiplin dalam kaitannya dengan belajar merupakan komponen
penting. Sikap disiplin tidak akan terwujud tanpa adanya perhatian,
kesadaran yang tinggi dan disiplin itu tidak akan muncul tanpa disertai
keteraturan.
Di dalam memasuki proses belajar mengajar dan situasi supaya
anak dapat belajar dengan baik, kebutuhan yang diperlukan dalam
belajar harus dipenuhi. Kebutuhan – kebutuhan itu diantaranya adalah
sebagai berikut:15
1) Memiliki kondisi yang tepat.
2) Memiliki jadwal pelajaran di rumah yang di susun dengan teratur.
3) Memiliki disiplin terhadap diri sendiri, patuh dan taat dengan
rencana belajar yang telah dijadwalkan.
4) Memiliki kamar atau tempat belajar yang sesuai dengan seleranya
sendiri dan mendorong kegiatan belajar mengajar.
5) Menyiapkan peralatan sekolah dengan baik sebelum belajar.
6) Menerangi dalam kamar atau tempat belajar yang sesuai dan tidak
mengganggu kesehatan mata.

15

hlm. 122

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),

11

7) Harus bisa memusatkan perhatian dan konsentrasi dalam belajar.
8) Memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri dalam belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik maka ia haruslah
bersungguh – sungguh dan tekun dalam belajar. Apabila siswa mampu
menerapkan cara belajar dengan baik maka sudah tentu dia dikatakan
tekun. Sebelum siswa dapat menerapkan cara belajar dengan baik
terlebih dahulu dapat mengembangkan sikap dalam belajar.
Berdisiplin itu selain membuat siswa memiliki kecakapan
mengenai belajar yang baik, juga merupakan proses ke arah
pembentukan watak yang baik. Watak yang baik ini akan menciptakan
suatu pribadi yang luhur dan menjadi harapan bangsa pada umumnya.16
F. Rumusan Hipotesis
Dari arti katanya hipotesis berasal dari dua penggalan kata. Yakni
“Hypo” yang artinya “dibawah” dan “Thesa” yang artinya kebenaran.17 Jadi
hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa
Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Hipotesis adalah pernyataan mengenai suatu hal yang harus diuji
kebenarannya.18 Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis
didefinisikan sebagai alternatif dugaan yang dibuat oleh peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya
16

Abu Ahmadi, Teknik Belajar yang Efektif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71.
18
Jarwanto dan Pangestu Subagyo, Statistik Induktif, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
2000), Cet. 5, hlm. 183.
17

12

dengan yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka
hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai
kebenaran.19
Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah ada
korelasi antara penerapan metode resitasi (pemberian tugas) terhadap
kedisiplinan belajar PAI siswa kelas 6 SD Negeri 03, 04 dan 05 Tahunan
Jepara Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Jadi semakin tepat penerapan metode
resitasi, maka semakin tinggi kedisiplinan belajar siswa.
G. Metode Penelitian
1. Variabel dan Indikator
Menurut F. N. Kerlinger, menyebutkan variabel sebagai sebuah
konsep seperti halnya laki – laki dalam jenis kelamin, insyaf dalam konsep
kesadaran.20 Variabel menurut Nana Sudjana adalah “Ciri dari individu,
objek, gejala, peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif maupun
kualitatif”.21
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang
bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai
variabel: laki – laki dan perempuan; berat badan, karena ada berat 40 kg,
60 Kg, dan sebagainya. Gejala adalah obyek penelitian, sehingga variebel
adalah objek penelitian, sehingga variebel adalah objek penelitian yang
bervariasi.22 Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:
19

Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

hlm. 162.
20

Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 116.
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2001), Cet. 6, hlm. 23
22
Suharsimi Arikunto, loc.cit.
21

13

a.

Variabel pengaruh (independent variable).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Metode Resitasi”
dengan indikator sebagai berikut:
1.

Bentuk atau macam – macam Resitasi (Pemberian
tugas).

2.
b.

Frekwensi Resitasi (Pemberian tugas).
Variabel terpengaruh(dependent variable).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “kedisiplinan

belajar siswa” dengan indikator sebagai berikut:
1.

Tekun, ulet dan tertib dalam belajar.

2.

Mengikuti kegiatan belajar dengan baik.

3.

Disiplin dalam menjalankan tugas pekerjaan rumah dan
kewajiban.

4.

Disiplin dalam mentaati peraturan sekolah.

2. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan – satuan /
individu - individu) yang karakteristiknya hendak diduga.23 Sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya
lebih sedikit dari populasinya).24

23
24

Jawanto dan Pangestu Subagyo, op.cit., hlm. 107.
Ibid.,hlm. 108.

14

Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
jumlah siswa kelas 6 di SDN

03, 04 dan 05 Tahunan

Jepara yang

berjumlah 23 siswa (SDN 03 Tahunan), 22 siswa (SDN 04 Tahunan) dan
16 siswa (SDN 05 Tahunan) dengan jumlah total sebanyak 61 siswa.
Karena jumlah populasi siswa yang diteliti kurang dari 100, maka
penelitian ini dapat dikatakan penelitian populasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Dr. Suharsimi Arikunto, bahwa: “Untuk sekedar ancer – ancer,
maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi kalau
jumlah subyeknya besar dapat diambil sampel antara 10 – 15 % atau 20 –
25 % atau lebih.25
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 61 siswa atau
seluruh jumlah siswa kelas 6 SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara, karena
subyeknya kurang dari seratus.
3. Teknik Pengumpulan Data
Menurut S. Margono pada umumnya penelitian berhasil dengan
baik apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah penelitian) dan menguji
hipotesis diperoleh melalui instrumen.26 Maka dari itu, untuk memperoleh
data – data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode – metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi.
25
26

Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 120.
Nurul Zuhriah, op.cit., hlm. 168.

15

Menurut S. Margono observasi diartikan sebagai pengamatan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitan.27 Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data
tentang profil dan pengembangan SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara.
b. Metode Kuisioner atau angket .
Kuesioner atau angket adalah suatu alat pengumpul informasi
dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk
dijawab secara tertulis pula oleh responden.28 Adapun tujuan
penggunaan metode ini adalah memperoleh informasi yang relefan
dengan tujuan penelitian, memperoleh informasi dengan reliabilitas
dan validitas setinggi mungkin tentang penerapan metode resitasi
(penugasan) dalam menumbuhkan kedisiplinan belajar PAI siswa kelas
6 SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010.
Teknik pengumpulan data dengan metode kuisioner atau
angket ini diterapkan untuk memperoleh data dan informasi dari siswa
yang belajar PAI pada kelas 6 SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara
tahun pelajaran 2009 / 2010.
Adapun bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup dan langsung yaitu angket disetiap itemnya
sudah tersedia alternatif jawaban. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data dengan alasan sebagai berikut:

27
28

Ibid., hlm. 173.
Ibid., hlm. 182.

16

1.

Responden mudah untuk menjawab karena hanya tinggal
memilih jawaban yang tersedia.

2.

Peneliti mendapatkan data obyektif karena para responden
tidak berkomentar dan cukup memilih jawaban yang tersedia.
Mendapatkan data sesuai yang diharapkan peneliti.

c. Metode Wawancara (Interview)
Yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun
bahan – bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan
Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah
serta tujuan yang telah ditentukan.
Interview yang juga disebut dengan “wawancara atau kuisioner
lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara”.29 Metode ini digunakan
peneliti dengan melakukan interview terhadap guru (pendidik) yang
bersangkutan untuk memperoleh data atau informasi mengenai kedua
variabel dalam penelitian ini, yaitu; 1) Penerapan Metode resitasi
bidang studi PAI di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun
pelajaran 2009/2010; 2) Kedisiplinan belajar siswa bidang studi PAI di
SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009/2010.
d. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

29

Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 132.

17

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. 30 Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang penugasan (resitasi)
bidang studi PAI pada SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun
pelajaran

2009/2010,

dan

juga

sebagai

pendukung

dalam

mengumpulkan data tentang kedisiplinan belajar siswa pada bidang
studi PAI di SDN 03, 04 dan 05 Tahunan Jepara tahun pelajaran
2009/2010.
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil
penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka peneliti menggunakan
korelasi product moment, yaitu menganalisis seberapa besar hubungan
variabel pengaruh penggunaan metode resitasi (X) terhadap variabel
terpengaruh yaitu kedisiplinan belajar siswa (Y).
Untuk mengolah data yang bersifat statistik ini peneliti menggunakan
tahapan - tahapan, yaitu :
1.

Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan ini digunakan untuk mengelompokkan data
yang telah terkumpul, yang pertama dengan cara memasukkan hasil
pengolahan data, yaitu hasil dari metode angket dari responden untuk
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan penerapan metode
resitasi dengan kedisiplinan belajar PAI siswa kelas 6 SDN 03, 04 dan 05
Tahunan Jepara tahun pelajaran 2009 / 2010.

30

Ibid., hlm. 133.

18

Adapun cara yang ditempuh adalah berdasarkan jawaban
responden dari jawaban pada tiap – tiap item pertanyaan dan tiap item
pertanyaan diberi skor dengan standar sebagai berikut:
a.

Alternatif jawaban a dengan skor nilai 5.

b.

Alternatif jawaban b dengan skor nilai 4.

c.

Alternatif jawaban c dengan skor nilai 3.

d.

Alternatif jawaban d dengan skor nilai 2.

e.

Alternatif jawaban d dengan skor nilai 1.

2.

Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini mengumpulkan semua data yang diperoleh dari
lapangan, kemudian langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Untuk
menganalisa data ini penulis menggunakan korelasi product moment.31
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
rxy 

(  X )(  Y )
N
2

( X ) 
( Y ) 2 
2
2

X


Y



N 
N 



 XY 

Keterangan :
rxy

= Koefisien korelasi product moment X dan Y.

XY

= Perkalian antara X dan Y.

Y

= Nilai variebel kedisiplinan belajar siswa.

X

= Nilai variebel pengaruh yaitu penerapan metode resitasi.

31

Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 274.

19

N

= Jumlah responden / sample (siswa).



= Sigma (jumlah)

3.

Analisis Lanjut
Dari analisis lanjut dengan menggunakan product moment
akhirnya dapat diketahui hasil penelitian. Sehingga hasil penelitian atau
korelasi antara penerapan metode resitasi dengan kedisiplinan belajar PAI
siswa kemudian diinterpretasikan dengan nilai r dalam table taraf 5% atau
1% sebagai berikut:
Jika r observasi lebih besar atau sama dengan r tabel, berarti
hasil penelitian adalah “signifikan” atau hipotesis yang diajukan
diterima.
Jika r observasi lebih kecil dari pada r tabel, berarti hasil
penelitian adalah “non signifikan” atau hipotesis yang diajukan ditolak.

H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang
susunan skripsi yang diajukan, perlu dipaparkan sistematika penulisan skripsi
sebagaimana berikut:
1. Bagian muka.
Bagian muka skripsi terdiri atas:
a.

Halaman judul.

b.

Halaman nota pembimbing.

c.

Halaman pengesahan.

20

d.

Halaman motto.

e.

Halaman persembahan.

f.

Halaman kata pengantar.

g.

Halaman daftar isi.

h.

Halaman daftar tabel.

2. Bagian isi.
Bagian isi skripsi terdiri atas:
BAB I

: PENDAHULUAN berisi:
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Istilah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Hipotesis
F. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB II

: KAJIAN TEORI, berisi :
A. Pembahasan Tentang Metode Resitasi
1.

Pengertian Metode Resitasi

2.

Jenis atau macam – macam Resitasi

3.

Langkah – langkah Metode Resitasi

4.

Manfaat Metode Resitasi

B. Pembahasan Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa.
1. Pengertian Kedisiplinan
2. Aspek – aspek Kedisiplinan

21

3. Aspek – Aspek Terbentuknya Kedisiplinan
4. Cara Melatih Kedisiplinan
5. Disiplin Siswa Dalam Belajar
C. Hubungan Antara Penerapan Metode Resitasi Dengan
Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI.
BAB III

: METODE PENELITIAN, berisi :
A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Variabel Penelitian
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data

BAB IV

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Penelitian

3. Bagian penutup.
Bagian penutup terdiri atas:
BAB V

: PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran – Saran.
C. Penutup.

Daftar Pustaka.
Lampiran - Lampiran.

22

Pembimbing

Jepara,
Penulis

Nopember 2009

Drs. KH. Akhirin Ali, M. Ag

Miftakhurrohman

23

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006, Cet. 13.
Zuriah, Nurul, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2004.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Rosda
Karya, 2000.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
Depdikbud, 1999.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996, Cet. I.
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 2001, Cet. 2.
Surachmad, Winarna, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jemmars,
1976.
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam SKS. Jakarta: Bumi Aksara, 1999,
Cet.1.
Zuhairini dkk., Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993, Cet. 1
Soemarno, D., Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah,
Mini Jaya Abadi, 1998.
Lemhanas, Disiplin Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
Ahmadi, Abu, Teknik Belajar yang Efektif, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta,
1991.
Jarwanto dan Pangestu Subagyo, Statistik Induktif, Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA, 2000, Cet. 5.

24

Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2001, Cet. 6.
Poerwadarminta, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi III, Jakarta: Balai
Pustaka, 2003, Cet. 1.