Analisis Fonologi Bahasa Indonesia dan B
ANALISIS FONOLOGI BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JERMAN
Karya Tulis Ilmiah untuk Melengkapi Tugas Akhir di Semester Genap 2015
Dosen Pengampu: Rahmi Yulia, M.Pd.
ACHMAD MUAD SYAEFUDIN
(2615133004)
AJENG BRAMANTHI CENDIK
(2615133001)
APRILLA PUJI LESTARI
(2615133016)
PUTRI EKA YULIADRE
(2615133017)
S1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya kepada
penulis sehingga berhasil menyelesaikan karya tulis ilmiah ”Analisis Fonologi
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jerman”.
Karya tulis ilmiah ini ditulis untuk melengkapi salah satu tugas akhir
perkuliahan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2015.
Penulisan makalah ini berdasarkan data primer berupa buku “Linguistik Umum”
oleh Abdul Chaer dan “Einführung in die germanistische Linguistik” oleh Harro
Gross.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, khususnya Ibu Rahmi Yulia atas
bimbingannya demi terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis sadar karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan karya
tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan kemampuan
bahasa para pembaca.
Jakarta, 28 Mei 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 5
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 7
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat komunikasi yang hanya dimiliki manusia. “Bahasa
itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada kegiatan manusia
yang tidak disertai bahasa”.1 Manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan lebih mudah karena ungkapan pikiran dan perasaannya dapat
dituangkan melalui bahasa. Penguasaan bahasa nasional dan bahasa asing
menjadi urgensi untuk berkompetisi di era globalisasi. Bagaimanapun juga,
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dianggap perlu dipahami dan
dipelajari sebagai bukti menjunjung bahasa persatuan.
Terdapat beragam bahasa asing di dunia yang layak dipahami dan
dipelajari, salah satunya adalah bahasa Jerman karena dituturkan sebagian
besar masyarakat Eropa. Bahasa Indonesia dan bahasa Jerman memiliki objek
kajian, salah satunya linguistik. Linguistik akan memberi pemahaman
mengenai hakikat dan seluk beluk bahasa sebagai satu-satunya alat
komunikasi terbaik yang hanya dimiliki manusia, serta bagaimana bahasa itu
menjalankan perannya dalam kehidupan manusia bermasyarakat.
Kini, penyelidikan tentang bahasa dilakukan secara intensif. Linguistik
berkembang dengan lebih pesat, luas, dan mendalam sehingga terdapat
pelbagai pandangan yang telah menyemarakkan studi linguistik. Pengetahuan
linguistik sangat penting, mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, leksikologi, sampai dengan pengetahuan mengenai
hubungan bahasa dengan kemasyarakatan dan kebudayaan. Salah satu
subdisiplin linguistik, yakni fonologi menganalisis fonetik dan fonemik. Baik
1
Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm.33
1
bahasa Indonesia maupun bahasa Jerman memiliki keistimewaan dalam
kajian fonologi masing-masing.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kajian fonologi dalam bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kajian fonologi dalam bahasa Jerman?
3. Bagaimana peneliti melakukan analisis terhadap fonologi dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Jerman?
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: Bagaimana peneliti
melakukan analisis terhadap fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Jerman?
D. Fokus Penelitian
Untuk membatasi masalah yang akan diteliti, maka permasalahan difokuskan
pada “Analisis fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.”
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1. Peneliti
Penelitian ini berguna sebagai referensi penelitian
2. Masyarakat Umum
Penelitian ini berguna sebagai sumber pengetahuan kebahasaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretis
1. Analisis
Analisis merupakan kegiatan penyelidikan objek atau subjek penelitian.
Objek dan subjek yang akan diteliti dikelompokkan menurut kriteria
tertentu dan selanjutnya dievaluasi, seperti pendapat Wiraldi:
“Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan memilah sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari
kaitannya dan ditafsir maknanya” 2
Kegiatan menganalisis merupakan kegiatan menguraikan, membedakan,
dan memilah data, selanjutnya data tersebut akan digolongkan dan
dikelompokkan menurut kriteria tertentu. Dari kegiatan-kegiatan analisis
tersebut diperoleh hasil untuk memahami makna dari data yang diteliti
secara keseluruhan.
2. Linguistik
Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu
tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek
kajiannya; atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1987:19),
telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
2
Wiraldi dalam Makinuddin dan Tri Hadiyanto Sasongko, Analisis Sosial: Bersaksi dalam
Advokasi Irigasi (Bandung: Yayasan AKATIGA, 2006), hlm. 40
3
3. Fonologi
Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan
runtunan bunyi-bunyi bahasa disebut fonologi, yang secara etimologi
terbentuk dari kata fon yaitu bunyi dan logi yaitu ilmu. Menurut hierarki
satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi
fonetik dan fonemik. Secara umum, fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang
studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan
apakah bunyi-bunyi tersebut meempunyai fungsi sebagai pembeda makna
atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda makna.3
3
Abdul Chaer, op.cit., hlm. 102
4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan ini adalah menemukan perbandingan fonologi dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Peneltian ini dilakukan di Mediothek Jurusan Bahasa Jerman Universitas
Negeri Jakarta selama bulan Mei 2015.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif, yaitu dengan cara mengumpulkan materi yang
berhubungan dengan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman,
kemudian dianalisis menggunakan pendekatan studi pustaka.
D. Data dan Sumber Data
Data pada penelitian ini adalah materi yang berhubungan dengan fonologi
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
E. Prosedur Pengumpulan dan Perkiraan Data
Prosedur pengelompokkan dan perekaman data pada penelitian ini, antara
lain:
1.
Peneliti mengumpulkan materi yang berhubungan dengan fonologi
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
2.
Peneliti melakukan analisis materi yang berhubungan dengan fonologi
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
5
3.
Peneliti melakukan interpretasi terhadap materi yang berhubungan
dengan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
4.
Peneliti membuat kesimpulan terhadap materi yang berhubungan
dengan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
5.
Peneliti membuat laporan penelitian.
F. Analisis Data
Pada analisis data peneliti mengumpulkan materi yang berupa penjelasan
dalam kalimat dan tabel yang berhubungan dengan fonologi dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Jerman.
6
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Fonologi dalam Bahasa Indonesia
Menurut Abdul Chaer dalam Linguistik Umum (2007), fonologi dalam
bahasa Indonesia dibagi menjadi dua bidang, yakni fonetik dan fonemik.
a) Fonetik
Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi bahasa tersebut mempunyai fungsi
sebagai pembeda makna atau tidak.
Terdapat tiga jenis fonetik, antara lain:
(a) Fonetik Artikulatoris
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik
fisiologis, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara
manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta
bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
(b) Fonetik Akustik
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis
atau fenomena alam. Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi
getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan timbrenya.
(c) Fonetik Auditoris
Fonetis auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan
bunyi bahasa itu oleh telinga kita.
Dari ketiga jenis fonetik ini, yang paling berurusan dengan dunia
linguistik adalah fonetik artikulatoris sebab fonetik inilah yang
berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu
dihasilkan atau diucapkan manusia.4
4
Ibid, hlm. 103
7
b) Fonemik
Fonemik adalah penyelidikan mengenai sistem fonem suatu bahasa
(Kridalaksana, 2008:62). Adapun fonem adalah satuan bunyi terkecil
yang fungsional atau dapat membedakan makna kata.
Fonem dianggap sebagai konsep abstrak, yang di dalam penuturan
direalisasikan oleh alofon, atau alofon-alofon, yang sesuai dengan
lingkungan tempat hadirnya fonem tersebut. Alofon adalah varian
fonem berdasarkan posisi.5 Grafem adalah satuan terkecil yang
distingtif dalam suatu sistem aksara.6
Tabel 4.1 Fonem Bahasa Indonesia 7
No
1
2
3
4
5
Fonem
/i/
/u/
/e/
/ǝ/
/o/
Alofon
[i]
[I]
[u]
[u]
Grafem
[ɔ]
il.ham, ba.tik
su.su, ka.mu
un.tuk, buk.ti
ro.bek, mo.nyet
ke.ra, be.tul
[ǝ]
[o]
i.ni, ni.la
sa.te, be.be
[e]
[E]
Contoh
so.to, bak.so
to.koh, bo.doh
6
/a/
[a]
a.pa, ka.dal
7
/ay/
[ay]
an.dai, gu.lai
8
/aw/
[aw]
au.la, ker.bau
9
/oy/
[oy]
am.boi, se.koi
10
/y/
[y]
ya.kin, sa.ya
5
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm.11
6
Ibid, hlm.73
7
Abdul Chaer, op.cit., hlm. 138-139
8
11
/w/
[w]
wa.ris, ka.wan
12
/p/
[p]
pa.sar, a.sap
13
14
/b/
[p]
[b]
bu.ka, sa.bun
fa.sih, si.fat
va.ria, vi.tal
[m]
ma.ri, a.mal
[t]
ta.ri, da.pat
[f]
15
/m/
16
/t/
/d/
sab.tu, ja.wab
/f/
17
[t]
[d]
ji.had, lahad
da.ri, a.dat
18
/c/
[c]
ca.ri, a.car
19
/j/
[j]
ja.ri, a.jar
20
/s/
[s]
sa.ri, a.car
21
/z/
[z]
za.kat, zi.arah
22
/r/
[r]
ra.ja, la.par
23
/n/
[n]
na.si, bi.nal
24
/ʃ/
[ʃ]
sya.rat, in.syaf
/ñ/
[ñ]
25
26
27
/k/
[k]
[?]
nya.ring,
ba.nyak
ka.bar, de.kat
nik.mat, rak.yat
gu.dek, gu.buk
/g/
[g]
28
/x/
[x]
khot.bah, ak.hir
29
/n/
[ɳ]
aga.nga, a.ngan
30
/h/
[h]
ha.sil, pa.hat
31
/l/
[I]
la.ri, ba.tal
ga.ji, tu.gas
9
B. Fonologi dalam Bahasa Jerman
Tabel 4.18
Text
Absatz
Satz
Satzglied
Wort
Morphem
Phonem
Laut
Textgrammatik
Syntax
Morphologie
Phonemik
Phonetik
Phonologie
a) Fonetik
Die Phonetik ist eine Naturwissenschaft auf der Grundlage von
Anatomie, Physiologie, Physik (Akustik), und Mathematik. Ihre Aufgabe
ist die materielle Anlyse sprachlicher Äußerungen bzw. Laute als eine
der Grundlagen
(a) der theoretischen Linguistik und Dialektologie und
(b) für die Lösung praktischer Probleme in der Patholinguistik,
Sprachdidaktik und Computer linguistik.
Aus dem jeweiligen Ort im Kommunikationsprozeß (Sprecher – Text –
Hörer) ergeben sich 3 Teilgebiete der Phonetik mit verschiedenen
Aufgaben
(a) Die artikulatorische Phonetik beschreibt die Produktion der Laute
und zwar nach Artikulationsart und -ort.
(b) Dia akustische Phonetik beschreibt die Laute nach ihren
physikalischen Eigenschaften: Dauer, Frequenz, Intensität.
(c) Die auditive Phonetik untersucht die Rezeption und Analyse
sprachlicher Zeichen durch Ohr, Nervenbahnen, und Gehirn.9
8
Harro Gross, Einführung in die germanistische Linguistik (München, 1988), hlm. 35
9
Ibid, hlm. 35-36
10
Tabel 4.210
Liste der deutschen Laute und ihrer Schreibungen
KURZVOKALE
LANGVOKALE
DIPHTHONGE
aı Hai, Ei
A was
ɑ: Rat, Hahn, Aal
e: den, sehr, See
aʊ lau, (Kakao)
ε hell, Hände
i: Lid, ihr, sie
ɔΥ neu, Säue, (Boy)
ı bin
ɔ dort
o: rot, Ohr, Boot
ʊı pfui
u: gut, Uhr
ʊ um
ə bitte
ε: Bär, Ähre
(ɚ aber)
ø: Öl, Höhle
œ Hölle
y: Tür, Kühn, (Typ)
Υ fünf, (Mystik)
Tabel 4.311
Konsonanten
b bei, Ebbe
ʃ Schuh, (Chef)
d du, Kladde
j ja, (Voyeur)
g geh, Egge
h hier
p’ Pol, Nepp, ab
ҫ (China), echt
t’ Tat, satt, und, (Theke)
x acht
k’ Kuh, Bock, weg, quer, (Chor)
l lang, Ball
pf Pfund
m Mai, komm
ts Zeit, Witz, (Cäsium)
n nun, wenn
tʃ tschüs, Matsch
ƞ eng, Bank (=ƞk)
v wer, (Vase)
r rot, irre, (rh) – (Zungen-r)
f Faβ, vor, (Phase)
R “ “
“ - (Zäpfchen-r)
z so, Rose, (Gaze)
(ᴚ er, wir, Tor, für)
s das, Masse, Maβe
10
Ibid, hlm. 36
11
Ibid, hlm. 37
11
b) Fonemik
Die Phonemik ist eine reine lingustische Disziplin. Sie untersucht die
Laute nicht materiell, sondern funktionell (in ihrer kommunikativen
Funktion und relational.12
Für das Deutsche werden meist 20 Vokal- und 19 bis 22
Konsonantenphoneme angegeben, je nachdem, ob man die Affrikaten
auflöst oder als Phoneme zählt.13
12
Ibid, hlm. 41
12
Tabel 4. Fonemik dalam Bahasa Jerman14
No
Laute
Buchstaben
Contoh
1
/ǝ/
Suppe
Ente
kam
Ader
Saal
Aal
nahm
Ahne
Träne
Nähte
Ähre
los
ober
Boot
Sohle
Ohr
Größe
Öl
Höhle
Öhr
Leben
Esel
2
3
4
5
6
13
14
/a:/
/ɛ:/
/o:/
/ø:/
/e:/
Ibid, hlm. 42
Endang Koenmarijanto, Modul Mata Kuliah Germanistische Linguistik: Phonologie (Jakarta,
2014) hlm. 3-10
13
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
/u:/
/y:/
/i:/
/a/
/ɛ/
/ɔ/
/œ/
/u/
/y/
/i/
See
nehmen
Ehre
Mut
Ufer
Kuh
Uhr
Güte
Übung
Mühle
Zyklus
Silo
Igel
Liebe
Ratte
All
Messer
Enkel
häßlich
Äffchen
Gott
Onkel
können
Öffnung
lustig
Ulk
füllen
Zylinder
bitte
Iller
14
17
/ɐ/
Endung
besser
Vokal +
Bier
(gilt nicht, wenn mit
r eine neue Silbe
beginnt!)
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
/r/
/l/
/n/
/m/
/ɳ/
/j/
/ɜ/
/z/
/v/
/x/
braun
Regen
irren
lachen
Land
Falle
unten
Nase
Kanne
Ameise
Mund
Zimmer
klingen
Winkel
jung
Yeti
Garage
Journal
lesen
Sage
gewinnen
Wille
Kurve
Vagabund
Wache
15
28
/ç/
vor u
Chuzpe
nach e, i, ü, ö,
Recht
ä, eu/ äu, ei/ai
Licht
Küche
Köche
Mächte
feucht
räuchern
leicht
laichen
29
30
/ʃ/
/s/
vor i
China
König
waschen
Schuhe
spielen
Spiel
vor t
Most
an Wortende
las
vor t
küßt
nach langem
Straße
Vokal
am Ende des
Schlüß
Wortes/ Silbe
31
/f/
küssen
Fünf
Freund
Koffer
Kurve
Vater
photografieren
16
32
33
34
35
/g/
/d/
/b/
/kh/
Photo
mager
Geld
Egge
melden
Dach
Paddel
bauen
Baum
Ebbe
kochen
Kunde
Ecke
christlich
vor Konsonant
Christ
vor Konsonant
Focus
in
Camping
Fremdenwörtern
in
Mocca
Fremdenwörtern
in
Mokka
Fremdenwörtern
am Ende des
Flug
Wortes/ der Silbe
36
/th/
topfer
Ton
Mitte
Mathematik
am Ende des
Wald
Wortes/ der Silbe
17
37
38
39
40
41
42
43
/ph/
/h/
/ai/
/au/
/ɔy/
/pf/
/ts/
pendeln
Panne
Puppe
Kalb
helfen
Hilfe
Mais
Aichach
Feile
Eisen
Frey
Mayer
Haus
Auge
Leute
Europa
Häuser
Äußerung
Boing
Pfeifen
Pfiff
Beziehen
Zucker
Mütze
Heimwärts
vor i, e
Citrusfrucht
44
/ks/
Max
45
/kv/
Quelle
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa fonologi bahasa
Indonesia dan bahasa Jerman memiliki persamaan pada klasifikasi fonetik,
yakni fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.
Adapun perbedaan fonologi bahasa Indonesia dan bahasa Jerman terdapat
pada jumlah fonem, yakni sebanyak 31 fonem bahasa Indonesia dan 45
fonem bahasa Jerman. Dalam bahasa Indonesia tidak terdapat 23 fonem,
yakni /a:/, /ɛ:/, /o:/, /ø:/, /e:/, /u:/, /y:/, /i:/, /ɐ/, /ɜ/, /ɔ/, /œ/, /ç/, /kh/, /th/, /ph/,
/ai/, /au/, /ɔy/, /pf/, /ts/, /ks/, dan /kv/. Sedangkan dalam bahasa Jerman tidak
terdapat 5 fonem, yakni /ay/, /aw/, /oy/, /w/, dan /ñ/.
B. Implikasi
Persamaan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman menjadi
landasan untuk mengkaji kebahasaan Indonesia dan kebahasaan Jerman
dalam studi linguistik.
Perbedaan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman menjadi
landasan untuk mentolerir kesulitan yang dihadapi pembelajar bahasa
Indonesia maupun bahasa Jerman di tingkat dasar.
C. Saran
Peneliti dan masyarakat umum disarankan menggunakan Kamus
Linguistik sebagai rujukan terbaik dalam mempelajari fonologi bahasa
Indonesia dan bahasa Jerman dalam kaitannya dengan studi linguistik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2007
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008
Gross, Harro. Einführung in die germanistische Linguistik. München: iudicium
Verlag GmbH, 1988
Sasongko, Tri Hadiyanto. Analisis Sosial: Bersaksi dalam Advokasi Irigasi.
Bandung: Yayasan AKATIGA, 2006
Colin Yallop dan Janet Fletcher. An Introduction to Phonetics and Phonology. Oxford:
Blackwell, 2006
Koenmarijanto, Endang. Modul Mata Kuliah Germanistische Linguistik: Phonologie.
Jakarta, 2014
20
Karya Tulis Ilmiah untuk Melengkapi Tugas Akhir di Semester Genap 2015
Dosen Pengampu: Rahmi Yulia, M.Pd.
ACHMAD MUAD SYAEFUDIN
(2615133004)
AJENG BRAMANTHI CENDIK
(2615133001)
APRILLA PUJI LESTARI
(2615133016)
PUTRI EKA YULIADRE
(2615133017)
S1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya kepada
penulis sehingga berhasil menyelesaikan karya tulis ilmiah ”Analisis Fonologi
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jerman”.
Karya tulis ilmiah ini ditulis untuk melengkapi salah satu tugas akhir
perkuliahan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2015.
Penulisan makalah ini berdasarkan data primer berupa buku “Linguistik Umum”
oleh Abdul Chaer dan “Einführung in die germanistische Linguistik” oleh Harro
Gross.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, khususnya Ibu Rahmi Yulia atas
bimbingannya demi terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis sadar karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan karya
tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan kemampuan
bahasa para pembaca.
Jakarta, 28 Mei 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 5
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 7
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat komunikasi yang hanya dimiliki manusia. “Bahasa
itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada kegiatan manusia
yang tidak disertai bahasa”.1 Manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan lebih mudah karena ungkapan pikiran dan perasaannya dapat
dituangkan melalui bahasa. Penguasaan bahasa nasional dan bahasa asing
menjadi urgensi untuk berkompetisi di era globalisasi. Bagaimanapun juga,
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dianggap perlu dipahami dan
dipelajari sebagai bukti menjunjung bahasa persatuan.
Terdapat beragam bahasa asing di dunia yang layak dipahami dan
dipelajari, salah satunya adalah bahasa Jerman karena dituturkan sebagian
besar masyarakat Eropa. Bahasa Indonesia dan bahasa Jerman memiliki objek
kajian, salah satunya linguistik. Linguistik akan memberi pemahaman
mengenai hakikat dan seluk beluk bahasa sebagai satu-satunya alat
komunikasi terbaik yang hanya dimiliki manusia, serta bagaimana bahasa itu
menjalankan perannya dalam kehidupan manusia bermasyarakat.
Kini, penyelidikan tentang bahasa dilakukan secara intensif. Linguistik
berkembang dengan lebih pesat, luas, dan mendalam sehingga terdapat
pelbagai pandangan yang telah menyemarakkan studi linguistik. Pengetahuan
linguistik sangat penting, mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, leksikologi, sampai dengan pengetahuan mengenai
hubungan bahasa dengan kemasyarakatan dan kebudayaan. Salah satu
subdisiplin linguistik, yakni fonologi menganalisis fonetik dan fonemik. Baik
1
Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm.33
1
bahasa Indonesia maupun bahasa Jerman memiliki keistimewaan dalam
kajian fonologi masing-masing.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kajian fonologi dalam bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kajian fonologi dalam bahasa Jerman?
3. Bagaimana peneliti melakukan analisis terhadap fonologi dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Jerman?
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: Bagaimana peneliti
melakukan analisis terhadap fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Jerman?
D. Fokus Penelitian
Untuk membatasi masalah yang akan diteliti, maka permasalahan difokuskan
pada “Analisis fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.”
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1. Peneliti
Penelitian ini berguna sebagai referensi penelitian
2. Masyarakat Umum
Penelitian ini berguna sebagai sumber pengetahuan kebahasaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretis
1. Analisis
Analisis merupakan kegiatan penyelidikan objek atau subjek penelitian.
Objek dan subjek yang akan diteliti dikelompokkan menurut kriteria
tertentu dan selanjutnya dievaluasi, seperti pendapat Wiraldi:
“Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan memilah sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari
kaitannya dan ditafsir maknanya” 2
Kegiatan menganalisis merupakan kegiatan menguraikan, membedakan,
dan memilah data, selanjutnya data tersebut akan digolongkan dan
dikelompokkan menurut kriteria tertentu. Dari kegiatan-kegiatan analisis
tersebut diperoleh hasil untuk memahami makna dari data yang diteliti
secara keseluruhan.
2. Linguistik
Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu
tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek
kajiannya; atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1987:19),
telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
2
Wiraldi dalam Makinuddin dan Tri Hadiyanto Sasongko, Analisis Sosial: Bersaksi dalam
Advokasi Irigasi (Bandung: Yayasan AKATIGA, 2006), hlm. 40
3
3. Fonologi
Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan
runtunan bunyi-bunyi bahasa disebut fonologi, yang secara etimologi
terbentuk dari kata fon yaitu bunyi dan logi yaitu ilmu. Menurut hierarki
satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi
fonetik dan fonemik. Secara umum, fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang
studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan
apakah bunyi-bunyi tersebut meempunyai fungsi sebagai pembeda makna
atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda makna.3
3
Abdul Chaer, op.cit., hlm. 102
4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan ini adalah menemukan perbandingan fonologi dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Peneltian ini dilakukan di Mediothek Jurusan Bahasa Jerman Universitas
Negeri Jakarta selama bulan Mei 2015.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif, yaitu dengan cara mengumpulkan materi yang
berhubungan dengan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman,
kemudian dianalisis menggunakan pendekatan studi pustaka.
D. Data dan Sumber Data
Data pada penelitian ini adalah materi yang berhubungan dengan fonologi
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
E. Prosedur Pengumpulan dan Perkiraan Data
Prosedur pengelompokkan dan perekaman data pada penelitian ini, antara
lain:
1.
Peneliti mengumpulkan materi yang berhubungan dengan fonologi
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
2.
Peneliti melakukan analisis materi yang berhubungan dengan fonologi
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
5
3.
Peneliti melakukan interpretasi terhadap materi yang berhubungan
dengan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
4.
Peneliti membuat kesimpulan terhadap materi yang berhubungan
dengan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
5.
Peneliti membuat laporan penelitian.
F. Analisis Data
Pada analisis data peneliti mengumpulkan materi yang berupa penjelasan
dalam kalimat dan tabel yang berhubungan dengan fonologi dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Jerman.
6
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Fonologi dalam Bahasa Indonesia
Menurut Abdul Chaer dalam Linguistik Umum (2007), fonologi dalam
bahasa Indonesia dibagi menjadi dua bidang, yakni fonetik dan fonemik.
a) Fonetik
Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi bahasa tersebut mempunyai fungsi
sebagai pembeda makna atau tidak.
Terdapat tiga jenis fonetik, antara lain:
(a) Fonetik Artikulatoris
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik
fisiologis, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara
manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta
bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
(b) Fonetik Akustik
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis
atau fenomena alam. Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi
getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan timbrenya.
(c) Fonetik Auditoris
Fonetis auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan
bunyi bahasa itu oleh telinga kita.
Dari ketiga jenis fonetik ini, yang paling berurusan dengan dunia
linguistik adalah fonetik artikulatoris sebab fonetik inilah yang
berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu
dihasilkan atau diucapkan manusia.4
4
Ibid, hlm. 103
7
b) Fonemik
Fonemik adalah penyelidikan mengenai sistem fonem suatu bahasa
(Kridalaksana, 2008:62). Adapun fonem adalah satuan bunyi terkecil
yang fungsional atau dapat membedakan makna kata.
Fonem dianggap sebagai konsep abstrak, yang di dalam penuturan
direalisasikan oleh alofon, atau alofon-alofon, yang sesuai dengan
lingkungan tempat hadirnya fonem tersebut. Alofon adalah varian
fonem berdasarkan posisi.5 Grafem adalah satuan terkecil yang
distingtif dalam suatu sistem aksara.6
Tabel 4.1 Fonem Bahasa Indonesia 7
No
1
2
3
4
5
Fonem
/i/
/u/
/e/
/ǝ/
/o/
Alofon
[i]
[I]
[u]
[u]
Grafem
[ɔ]
il.ham, ba.tik
su.su, ka.mu
un.tuk, buk.ti
ro.bek, mo.nyet
ke.ra, be.tul
[ǝ]
[o]
i.ni, ni.la
sa.te, be.be
[e]
[E]
Contoh
so.to, bak.so
to.koh, bo.doh
6
/a/
[a]
a.pa, ka.dal
7
/ay/
[ay]
an.dai, gu.lai
8
/aw/
[aw]
au.la, ker.bau
9
/oy/
[oy]
am.boi, se.koi
10
/y/
[y]
ya.kin, sa.ya
5
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm.11
6
Ibid, hlm.73
7
Abdul Chaer, op.cit., hlm. 138-139
8
11
/w/
[w]
wa.ris, ka.wan
12
/p/
[p]
pa.sar, a.sap
13
14
/b/
[p]
[b]
bu.ka, sa.bun
fa.sih, si.fat
va.ria, vi.tal
[m]
ma.ri, a.mal
[t]
ta.ri, da.pat
[f]
15
/m/
16
/t/
/d/
sab.tu, ja.wab
/f/
17
[t]
[d]
ji.had, lahad
da.ri, a.dat
18
/c/
[c]
ca.ri, a.car
19
/j/
[j]
ja.ri, a.jar
20
/s/
[s]
sa.ri, a.car
21
/z/
[z]
za.kat, zi.arah
22
/r/
[r]
ra.ja, la.par
23
/n/
[n]
na.si, bi.nal
24
/ʃ/
[ʃ]
sya.rat, in.syaf
/ñ/
[ñ]
25
26
27
/k/
[k]
[?]
nya.ring,
ba.nyak
ka.bar, de.kat
nik.mat, rak.yat
gu.dek, gu.buk
/g/
[g]
28
/x/
[x]
khot.bah, ak.hir
29
/n/
[ɳ]
aga.nga, a.ngan
30
/h/
[h]
ha.sil, pa.hat
31
/l/
[I]
la.ri, ba.tal
ga.ji, tu.gas
9
B. Fonologi dalam Bahasa Jerman
Tabel 4.18
Text
Absatz
Satz
Satzglied
Wort
Morphem
Phonem
Laut
Textgrammatik
Syntax
Morphologie
Phonemik
Phonetik
Phonologie
a) Fonetik
Die Phonetik ist eine Naturwissenschaft auf der Grundlage von
Anatomie, Physiologie, Physik (Akustik), und Mathematik. Ihre Aufgabe
ist die materielle Anlyse sprachlicher Äußerungen bzw. Laute als eine
der Grundlagen
(a) der theoretischen Linguistik und Dialektologie und
(b) für die Lösung praktischer Probleme in der Patholinguistik,
Sprachdidaktik und Computer linguistik.
Aus dem jeweiligen Ort im Kommunikationsprozeß (Sprecher – Text –
Hörer) ergeben sich 3 Teilgebiete der Phonetik mit verschiedenen
Aufgaben
(a) Die artikulatorische Phonetik beschreibt die Produktion der Laute
und zwar nach Artikulationsart und -ort.
(b) Dia akustische Phonetik beschreibt die Laute nach ihren
physikalischen Eigenschaften: Dauer, Frequenz, Intensität.
(c) Die auditive Phonetik untersucht die Rezeption und Analyse
sprachlicher Zeichen durch Ohr, Nervenbahnen, und Gehirn.9
8
Harro Gross, Einführung in die germanistische Linguistik (München, 1988), hlm. 35
9
Ibid, hlm. 35-36
10
Tabel 4.210
Liste der deutschen Laute und ihrer Schreibungen
KURZVOKALE
LANGVOKALE
DIPHTHONGE
aı Hai, Ei
A was
ɑ: Rat, Hahn, Aal
e: den, sehr, See
aʊ lau, (Kakao)
ε hell, Hände
i: Lid, ihr, sie
ɔΥ neu, Säue, (Boy)
ı bin
ɔ dort
o: rot, Ohr, Boot
ʊı pfui
u: gut, Uhr
ʊ um
ə bitte
ε: Bär, Ähre
(ɚ aber)
ø: Öl, Höhle
œ Hölle
y: Tür, Kühn, (Typ)
Υ fünf, (Mystik)
Tabel 4.311
Konsonanten
b bei, Ebbe
ʃ Schuh, (Chef)
d du, Kladde
j ja, (Voyeur)
g geh, Egge
h hier
p’ Pol, Nepp, ab
ҫ (China), echt
t’ Tat, satt, und, (Theke)
x acht
k’ Kuh, Bock, weg, quer, (Chor)
l lang, Ball
pf Pfund
m Mai, komm
ts Zeit, Witz, (Cäsium)
n nun, wenn
tʃ tschüs, Matsch
ƞ eng, Bank (=ƞk)
v wer, (Vase)
r rot, irre, (rh) – (Zungen-r)
f Faβ, vor, (Phase)
R “ “
“ - (Zäpfchen-r)
z so, Rose, (Gaze)
(ᴚ er, wir, Tor, für)
s das, Masse, Maβe
10
Ibid, hlm. 36
11
Ibid, hlm. 37
11
b) Fonemik
Die Phonemik ist eine reine lingustische Disziplin. Sie untersucht die
Laute nicht materiell, sondern funktionell (in ihrer kommunikativen
Funktion und relational.12
Für das Deutsche werden meist 20 Vokal- und 19 bis 22
Konsonantenphoneme angegeben, je nachdem, ob man die Affrikaten
auflöst oder als Phoneme zählt.13
12
Ibid, hlm. 41
12
Tabel 4. Fonemik dalam Bahasa Jerman14
No
Laute
Buchstaben
Contoh
1
/ǝ/
Suppe
Ente
kam
Ader
Saal
Aal
nahm
Ahne
Träne
Nähte
Ähre
los
ober
Boot
Sohle
Ohr
Größe
Öl
Höhle
Öhr
Leben
Esel
2
3
4
5
6
13
14
/a:/
/ɛ:/
/o:/
/ø:/
/e:/
Ibid, hlm. 42
Endang Koenmarijanto, Modul Mata Kuliah Germanistische Linguistik: Phonologie (Jakarta,
2014) hlm. 3-10
13
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
/u:/
/y:/
/i:/
/a/
/ɛ/
/ɔ/
/œ/
/u/
/y/
/i/
See
nehmen
Ehre
Mut
Ufer
Kuh
Uhr
Güte
Übung
Mühle
Zyklus
Silo
Igel
Liebe
Ratte
All
Messer
Enkel
häßlich
Äffchen
Gott
Onkel
können
Öffnung
lustig
Ulk
füllen
Zylinder
bitte
Iller
14
17
/ɐ/
Endung
besser
Vokal +
Bier
(gilt nicht, wenn mit
r eine neue Silbe
beginnt!)
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
/r/
/l/
/n/
/m/
/ɳ/
/j/
/ɜ/
/z/
/v/
/x/
braun
Regen
irren
lachen
Land
Falle
unten
Nase
Kanne
Ameise
Mund
Zimmer
klingen
Winkel
jung
Yeti
Garage
Journal
lesen
Sage
gewinnen
Wille
Kurve
Vagabund
Wache
15
28
/ç/
vor u
Chuzpe
nach e, i, ü, ö,
Recht
ä, eu/ äu, ei/ai
Licht
Küche
Köche
Mächte
feucht
räuchern
leicht
laichen
29
30
/ʃ/
/s/
vor i
China
König
waschen
Schuhe
spielen
Spiel
vor t
Most
an Wortende
las
vor t
küßt
nach langem
Straße
Vokal
am Ende des
Schlüß
Wortes/ Silbe
31
/f/
küssen
Fünf
Freund
Koffer
Kurve
Vater
photografieren
16
32
33
34
35
/g/
/d/
/b/
/kh/
Photo
mager
Geld
Egge
melden
Dach
Paddel
bauen
Baum
Ebbe
kochen
Kunde
Ecke
christlich
vor Konsonant
Christ
vor Konsonant
Focus
in
Camping
Fremdenwörtern
in
Mocca
Fremdenwörtern
in
Mokka
Fremdenwörtern
am Ende des
Flug
Wortes/ der Silbe
36
/th/
topfer
Ton
Mitte
Mathematik
am Ende des
Wald
Wortes/ der Silbe
17
37
38
39
40
41
42
43
/ph/
/h/
/ai/
/au/
/ɔy/
/pf/
/ts/
pendeln
Panne
Puppe
Kalb
helfen
Hilfe
Mais
Aichach
Feile
Eisen
Frey
Mayer
Haus
Auge
Leute
Europa
Häuser
Äußerung
Boing
Pfeifen
Pfiff
Beziehen
Zucker
Mütze
Heimwärts
vor i, e
Citrusfrucht
44
/ks/
Max
45
/kv/
Quelle
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa fonologi bahasa
Indonesia dan bahasa Jerman memiliki persamaan pada klasifikasi fonetik,
yakni fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.
Adapun perbedaan fonologi bahasa Indonesia dan bahasa Jerman terdapat
pada jumlah fonem, yakni sebanyak 31 fonem bahasa Indonesia dan 45
fonem bahasa Jerman. Dalam bahasa Indonesia tidak terdapat 23 fonem,
yakni /a:/, /ɛ:/, /o:/, /ø:/, /e:/, /u:/, /y:/, /i:/, /ɐ/, /ɜ/, /ɔ/, /œ/, /ç/, /kh/, /th/, /ph/,
/ai/, /au/, /ɔy/, /pf/, /ts/, /ks/, dan /kv/. Sedangkan dalam bahasa Jerman tidak
terdapat 5 fonem, yakni /ay/, /aw/, /oy/, /w/, dan /ñ/.
B. Implikasi
Persamaan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman menjadi
landasan untuk mengkaji kebahasaan Indonesia dan kebahasaan Jerman
dalam studi linguistik.
Perbedaan fonologi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman menjadi
landasan untuk mentolerir kesulitan yang dihadapi pembelajar bahasa
Indonesia maupun bahasa Jerman di tingkat dasar.
C. Saran
Peneliti dan masyarakat umum disarankan menggunakan Kamus
Linguistik sebagai rujukan terbaik dalam mempelajari fonologi bahasa
Indonesia dan bahasa Jerman dalam kaitannya dengan studi linguistik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2007
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008
Gross, Harro. Einführung in die germanistische Linguistik. München: iudicium
Verlag GmbH, 1988
Sasongko, Tri Hadiyanto. Analisis Sosial: Bersaksi dalam Advokasi Irigasi.
Bandung: Yayasan AKATIGA, 2006
Colin Yallop dan Janet Fletcher. An Introduction to Phonetics and Phonology. Oxford:
Blackwell, 2006
Koenmarijanto, Endang. Modul Mata Kuliah Germanistische Linguistik: Phonologie.
Jakarta, 2014
20