Pengesahan Proposal PKM PE New

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah penyakit yang menhyerang pemburuh darah dan dapat
menyebabkan tekanan darah didalam tubuh seseorang menjadi naik secara drastis.
Seseorang yang mengalami hipertensi tidak dapat mengontrol emosialnya dan
dapat menyebabkan menderita stroke, bahkan dapat menyebabkan resiko
terjadinya kematian yang tinggi. Penderita hipertensi memiliki beberapa gejala
yang biasa ditimbulkan, gejala-gejala tersebut akan mengganggu segala aktivitas
yang dilakukan seseorang dan akan menimbulkan rasa sakit pada penderitanya.
Terdapat beberapa gejala yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
adalah sering kelelahan saat melakukan berbagai akrivitas, sangat sensitif dan
mudah marah, susah berkonsentrasi dan susah untuk tidur. Gejala penderita
hipertensi sering kali dialami oleh sebagian orang dan menyebabkan seseorang
merasa tidak nyaman karena sakit yang ditimbulkan. Bagi penderita hipertensi
yang sudah parah, bahkan sudah tidak dapat terkontrol dapat menimbulkan
komplikasi atau menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh dan seperti
gagal jantung, stroke, ginjal bahkan kematian.

Berhubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan perwatan bagi penderita
hipertensi yang segera. Perawatan yang terbaik dan murah untuk mengurangi
gejala-gejala terjadinya hipertensi adalah dengan menggunakan alternatif lain
selain obat-obatan. Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan yang baik
untuk menghindari terjadinya hipertensi, salah satunya dengan mengkonsumsi
coklat.
Coklat pada umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari yang
spesial dengan bentuk, corak, dan rasa yang unik. Selain sebagai coklat batangan
yang umum dikonsumsi, coklat juga menjadi bahan minuman hangat dan dingin.
Coklat mengandung beberapa alkaloid-alkaloid sepertiteobromin, fenetilamena,
dan anandamida yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Coklat yang
dimaksud disini adalah coklat hitam (dark chocolate), dimana coklat hitam
memang baik untuk kesehatan, karena terdapat kandungan antioksidan yang dapat
mengurangi terjadina pembentukan radikal bebas dalam tubuh. Dalam coklat juga
mengandung protein 9%, karbohidrat 14%, dan lemak 31%. Pada 9% protein yang
terkandung dalam coklat memiliki kandungan fenilalanin, tyrosin, asam aminso
triptofan dalam jumlah yang besar. Kandungan-kandungan ini banyak
dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak.
Beberapa peneliti telah menunjukkan, bahwa mengkonsumsi coklat dapat
memicu pelepasan hormon serotonin di otak. Hormon ini mampu memberikan


2

suasana hati menjadi senang dan mood yang baik bagi penderita hipertensi.
Hormon serotonin sendiri merupakan hormon yang diproduksi didalam otak, yang
berperan aktif untuk meningkatkan konsentrasi, ketenangan, dan kenyamanan
dalam berpikir. Dengan produksi serotonin yang bertambah, maka dapat
menurunkan resiko terjadinya stres dan depresi yang dapat menghindarkan
seseorang dari penyakit darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.
Sebagai neurotransmitter yang menghantarkan pesan dari satu bagian otak
kebagian otak yang lain, secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh
hormon serotonin. Hormon serotonin sendiri didistribusikan secara luas, sehingga
dapat mempengaruhi keadaan psikologis dan mempengaruhi beberapa fungsi
tubuh seseorang. Peran.hormon serotonin terhadap pengaruh kandungan coklat
sangat pentig dalam mengatasi timbulnya penyakit hipertensi. Dengan kinerja
neurotransmitter yang berperan untuk menghantarkan pesan yang diterima untuk
memberikan sinyal-sinyal kepada saraf pusat. Rangsangan yang diterima oleh
sistem saraf akan langsung menghantarkannya dalam tubuh dengan hormon
serotonin yang berfungsi untuk mengontrol mood dan suasana hati
seseorang.sehingga penderita hipertensi akan merasa lebih tenang, rileks dan

mampu mengontrol emosinya dengan konsntrasi yang optimal (Amarullah, 2007).
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, ada indikasi bahwa,
kandungan yang terdapat pada coklat dapat mempengaruhi hormon serotonin
berperan untuk mengontrol mood dan suasana hati pada penderita hipertensi untuk
lebih tenang. Sehingga penulis akan melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kandungan Coklat Terhadap Hormon Serotonin Tikus pada Kinerja
Neurotransmitter Penderita Hipertensi”.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tersebut untuk menngetahui adanya pengaruh kandungan
coklat pada hormon serotonin terhadap penderita hipertensi melalui kinerja
Neurotransmitter yang berada didalam tubuh.
1.3 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan adalah dalam
bentuk artikel ilmiah maupun jurnal ilmiah serta pemanfaatan kandungan coklat
untuk meningkatkan konsentrasi dan keetenangan bagi penderita hipertensi.

3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. yang umumnya
penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan
tekanan darahnya. Hipertensi dikenal pula sebagai heterogeneous group of
disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan
kelompok sosial ekonomi (Astawan, 2003). Hipertensi adalah suatu penyakit yang
tidak menimbulkan gejala (asimptomatik). Apabila tidak terkontrol maka akan
menyebabkan terjadinya gangguan pada organ-organ tubuh, seperti otak, jantung,
ginjal, retina, aorta dan pembuluh darah tepi (Santoso, 1989). Berdasarkan
penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua jenis yaitu : (1) Hipertensi primer atau
esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya. Sekitar 90
% pasien termasuk katagori hipertensi primer. Berbagai faktor diduga turut
berperan sebagai penyebab hipertensi primer seperti bertambahnya umur, stress
psikologis, hereditas (genetis), dan jenis kelamin. (2) Hipertensi sekunder adalah
hipertensi yang disebabkan sebagai akibat dari adanya penyakit lain (Albertus,
2007; Klabunde, 2007) atau dengan kata lain penyebabnya sudah diketahui,
seperti adanya penyakit ginjal, kelainan hormonal, kegemukan, konsumsi
minuman beralkohol, merokok, kurang olah raga dan pemakaian obat-obatan
Meskipun demikian hanya 50% hipertensi sekunder diketahui

penyebabnya dan hanya beberapa % dapat diperbaiki atau diobati (Klabunde,
2007). Seseorang dikatakan menderita hipertensi, apabila tekanan arteri rataratanya lebih tinggi daripada batas atas yang dianggap normal. Apabila dalam
keadaan istirahat tekanan arteri rata-rata lebih tinggi 110 mmHg (normal dianggap
sekitar 90 mmHg) maka hal ini dianggap hipertensi. Nilai tersebut terjadi bila
tekanan darah diastolik lebih besar dari 90 mmHg dan tekanan sistolik lebih besar

4

dari kira-kira 135-140 mmHg. Pada hipertensi berat, tekanan arteri rata-rata dapat
meningkat sampai 150 hingga 170 mmHg, dengan tekanan diastoliknya setinggi
130 mmHg dan tekanan arteri sistoliknya kadang sampai setinggi 250 mmHg
(Guyton dan Hall 1997). Beberapa macam hipertensi yang disebabkan kelainan
fungsi pengatur tekanan darah yaitu hipertensi renal, hipertensi hormonal dan
hipertensi neurogenik (Guyton, 1994).
Pada tekanan yang tinggi, tekanan arteri rata-rata 50 persen atau lebih di
atas normal (Guyton dan Hall, 1997). Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara : (1) Jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. (2) Arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap

denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya
dan menyebabkan naiknya tekanan. Hal tersebut biasanya terjadi pada orang
berusia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu
mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. (3)
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal tersebut terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah
dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Menurut
(Guytondan Hall, 1997) efek lethal dari hipertensi terutama disebabkan tiga hal
berikut : (1) Kelebihan beban kerja pada jantung, yang menimbulkan
perkembangan awal dari penyakit jantung kongestif, penyakit jantung koroner,
atau keduanya, yang seringkali menyebabkan kematian akibat serangan jantung.
(2) Tekanan yang tinggi, yang seringkali menyebabkan rupturnya pembuluh darah
utama di otak, yang diikuti oleh kematian pada sebagian besar otak, keadaan ini
disebut infark serebral. Secara klinis keadaan ini dikenal dengan nama ‘stroke’.
Bergantung pada bagian otak mana yang terkena, stroke dapat menyebabkan
kelumpuhan, demensia, kebutaan, atau berbagai gangguan otak yang serius
lainnya. (3) Tekanan yang tinggi hampir selalu menyebabkan berbagai

pendarahan pada ginjal, yang menimbulkan banyak kerusakan pada area ginjal,
dan akhirnya terjadi gagal ginjal, uremia, dan kematian.
2.1 Pengaruh Kandungan Coklat Terhadap Hormon Serotonin
Coklat mengandung beberapa alkaloid-alkaloid seperti teobromin,
fenetilamena, dan anandamida yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Coklat
yang dimaksud disini adalah coklat hitam (dark chocolate), dimana coklat hitam
memang baik untuk kesehatan, karena terdapat kandungan antioksidan yang dapat
mengurangi terjadina pembentukan radikal bebas dalam tubuh. Dalam coklat juga

5

mengandung protein 9%, karbohidrat 14%, dan lemak 31%. Pada 9% protein yang
terkandung dalam coklat memiliki kandungan fenilalanin, tyrosin, asam aminso
triptofan dalam jumlah yang besar. Kandungan-kandungan ini banyak
dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak.
Beberapa peneliti telah menunjukkan, bahwa mengkonsumsi coklat dapat
memicu pelepasan hormon serotonin di otak. Hormon ini mampu memberikan
suasana hati menjadi senang dan mood yang baik bagi penderita hipertensi.
Hormon serotonin sendiri merupakan hormon yang diproduksi didalam otak, yang
berperan aktif untuk meningkatkan konsentrasi, ketenangan, dan kenyamanan

dalam berpikir dengan produksi serotonin yang bertambah, maka dapat
menurunkan resiko terjadinya stres dan depresi yang dapat menghindarkan
seseorang dari penyakit darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.
Sebagai neurotransmitter yang menghantarkan pesan dari satu bagian otak
kebagian otak yang lain, secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh
hormon serotonin. Hormon serotonin sendiri didistribusikan secara luas, sehingga
dapat mempengaruhi keadaan psikologis dan mempengaruhi beberapa fungsi
tubuh seseorang. Peran.hormon serotonin terhadap pengaruh kandungan coklat
sangat pentig dalam mengatasi timbulnya penyakit hipertensi. Dengan kinerja
neurotransmitter yang berperan untuk menghantarkan pesan yang diterima untuk
memberikan sinyal-sinyal kepada saraf pusat. Rangsangan yang diterima oleh
sistem saraf akan langsung menghantarkannya dalam tubuh dengan hormon
serotonin yang berfungsi untuk mengontrol mood dan suasana hati
seseorang.sehingga penderita hipertensi akan merasa lebih tenang, rileks dan
mampu mengontrol emosinya dengan konsntrasi yang optimal (Amarullah, 2007).
Sekitar 80 persen dari total serotonin dalam tubuh manusia terdapat
pada sel enterochromaffin di usus yang digunakan untuk mengatur gerakan usus.
Sisa yang 20 persen disintesis dalam neuron serotonergik dalam sistem saraf pusat
dimana serotonin memiliki banyak fungsi. Fungsi tersebut daintaranya mengatur
mood, nafsu makan, tidur, serta kontraksi otot. Serotonin juga memiliki beberapa

fungsi kognitif, termasuk dalam memori (daya ingat) dan belajar. Serotonin
disekresikan dari sel enterochromaffin yang kemudian menuju ke darah. Secara
aktif serotonin diambil oleh trombosit darah untuk kemudian disimpan. Ketika
menggumpal, trombosit akan mengeluarkan simpanan serotonin yang berfungsi
sebagai vasokonstriktor dan membantu mengatur hemostasis dan pembekuan
darah. Terdapat juga efek dari hormon serotonin tersebut, efek ringan terjadinya
penurunan kadar serotonin dalam otak dapat menyebabkan berbagai gejala baik
fisik maupun mental, namun kondisi tersebut tidak selalu parah. Saat ini, banyak
dokter yang meyakini bahwa stres adalah penyebab utama dari menurunnya kadar
serotonin. Di lain pihak, kadar serotonin yang rendah juga diduga menjadi
penyebab stres tambahan. Penurunan kadar serotonin dapat menyebabkan gejala

6

fisik dan mental ringan termasuk diantaranya menjadi sensitif dan mudah marah,
kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, sulit tidur, serta meningkatnya pikiran negatif.
Sedangkan gejala fisik yang terjadi akibat kadar serotonin rendah termasuk
diantaranya obesitas, gangguan makan, nyeri kronis, dan migrain. Sedangkan
gejala mental akibat kadar serotonin rendah meliputi insomnia, penyalahgunaan
alkohol, depresi, kecemasan, dan serangan panik.


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni.
Tipe penelitian yang berguna untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang
berguna dalam meminimalisir terjadinya hipertensi pada manusia. Jumlah
keseluruhan sampel tikus wistar jantan (Rattus norvegicus), karena tidak
dipengaruhi siklus menstruasi dan proses kehamilan untuk mendapatkan hasil
ginetik yang sama. Dalam penelitian ini memakai sampel sebanyak 6 ekor yang
setiap kelompok berjumlah 3 ekor tikus wistar. Untuk pengambilan DNA glukosa
diambil secara menyeluruh untuk membandingkan dari keseluruhan tikus. Tikus
wistar berumur maksimal 3 bulan, berat badan tikus 200 – 250 gram diinjeksi
larutan NaCI 8% sebelum pemberian kandungan coklat rendah dan tinggi dengan
kadar 35% dan 80%.
Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan skema sebagai
berikut:

S


R

Keterangan:
S = Sampel penelitian
R = Randomisasi
K1 = Kelompok kandungan coklat rendah

K1

P1

K2

P2

7

K2 = Kelompok kandungan coklat tinggi
P1 = Posttest kelompok kandungan coklat rendah
P2 = Posttest kelompok kandungan coklat tinggi
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium ilmu faal (fisiologi) FKUB,
universitas brawijaya.
3.3 Variabel Penlitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:
1. Variabel terikat
: larutan NaCI 8% pada tikus
2. Variabel bebas
: pemberian coklat dosis rendah dan tinggi
3.4 Teknik Pengumpulan Data
a. Persiapan materi dan konsep yang mendukung penelitian (survei
pendahuluan)
b. Perlakuan diberikan kandungan coklat dengan dosis rendah dan pada
hewan coba.
c. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan
mengambil sampel darah hewan coba berupa tikus menggunakan alat
d. Setelah penelitian selesai sampai jumlah target terpenuhi, semua data
dicatat dan diolah dengan analisa statistik menggunakan laptop
e. Setelah analisa statistik selesai kemudian dibuat pembahasan dan
kesimpulan dari penelitian kedalam laporan hasil penelitian
3.5 Analisis Data
Data dari hasil penelitian akan diolah dengan uji normalitas dan analisis
menggunakan software SPSS versi 17 dengan laptop yakni melihat hasil uji
laboratorium perlakuan aktivitas fisik submaksimal pada tikus putih jantan (rattus
norvegicus) terhadap penurunan kadar glukosa darah. Setiap data berdistribusi
normal akan dilakukan uji untuk mengetahui perbedaan penurunan hitung kadar
glukosa darah antara kelompok perlakuan dosis rendah dan dosis tinggi.
3.6 Cara Penafsiran
a. Variasi genetik, jenis kelamin, berat badan, dan umur tikus
Tikus putih yang digunakan berjumlah 6 ekor dengan galur Wistar agar variasi
genetiknya seragam, berjenis kelamin jantan dan memiliki berat 150-200 gr dan
berumur 2-3 bulan.
b. Makanan dan Minuman

8

Makanan digunakan adalah pakan standar yakni pelet BR-II dan minum
selama 7 hari adaptasi dan 7 hari pemberian induksi larutan NaCl.
Selanjutnya tikus putih dipuasakan selama lebih kurang 18 jam sebelum
perlakuan, tetapi air minum tetap diberikan Tujuannya adalah untuk
mengosongkan lambung tikus agar kandungan coklat yang diberikan akan bekerja
maksimal.
c. Suhu
Tikus putih dikandangkan selama 14 hari dalam kandang yang sama dengan
suhu ruangan berkisar 250-280C agar dapat beradaptasi dan untuk menyamakan
kondisi psikologis antar tikus yang dipengaruhi lingkungan sekitar.
d. Variasi kepekaan tikus terhadap zat atau obat yang diberikan
Ada kemungkinan tikus memiliki kepekaan yang berbeda-beda terhadap
zat atau obat yang diberikan selama penelitian.
e. Membuat Model Hipertensi pada Hewan UJi
Hewan uji dipuasakan selama 18 jam sebelum perlakuan, setelah
diadaptasi selama kurang lebih 1 minggu di tempat percobaan. Hewan uji
kemudian dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, masing-masing terdiri atas 3
ekor tikus putih jantan. Setelah itu diberi perlakuan Semua kelompok perlakuan
sebelumnya diinduksi hipertensi dengan menggunakan larutan NaCl 8% per oral
dengan volume 3 ml per hari pada tikus putih jantan selama 14 hari.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada tikus hipertensi spontan
atau hipertensi buatan. Pengukuran tekanan darah dengan cara Tail Cuff method
menggunakan alat blood pressure analyzer untuk hewan uji. Metode ini
memungkinkan peneliti untuk mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik.
Prinsip kerja pengukuran tekanan darah adalah cuff pada 6 ekor yang
digelembungkan sampai mencapai tekanan darah diatas tekanan darah sistolik,
sehingga nadi menghilang kemudian tekanan cuff dikurangi perlahan-lahan. Pada
saat tekanan darah mencapai di bawah tekanan sistolik nadi akan muncul kembali.
Cara pengukuran ini sesuai dengan cara pengukuran tekanan darah menggunakan
sphigmomanometer pada manusia..Tekanan darah sistol normal untuk tikus putih
jantan adalah 122,25 ± 7,63 mmHg dan diastol 78 ± 9,44 mmHg. Apabila nilai
tekanan darah diatas normal maka dapat dikatakan hipertensi.
f. Pemberian Perlakuan
1. Kelompok I yaitu tikus putih jantan diberi dosis rendah (57,5 mg/100
g BB) sebagai kontrol negatif selama 1 hari.
2. Kelompok II yaitu tikus putih jantan diberi dosis tinggi (172,5 mg/100
g BB) sebagai kontrol positif selama 1 hari.
g. Uji Tekanan Darah

9

Tekanan darah hewan uji diukur sebanyak 2 kali yaitu saat sebelum
perlakuan pasca induksi dengan larutan NaCl 8% dan setelah pemberian
perlakuan sesuai dengan kelompok dosis masing-masing.
3.7 Penyimpulan Hasil Penelitian
Penyimpulan hasil penelitian yang akan dilakukan yakni dengan obyek
penelitian dan meng-crosscheck kembali hasil data yang diperoleh berdasarkan
hasil hitung kadar gula darah pada hewan percobaan setelah diberi perlakuan
diinduksi kandungan coklat dengan dosis rendah dan tinggi dari kondisi yang
sebelumnya diinduksi hipertensi dengan menggunakan larutan NaCl 8% per oral
dengan volume 3 ml per hari pada tikus putih jantan selama 14 hari. Dari hasil
data tersebut nantinya dapat diketahui perubahan hitung kadar gula darah. Selain
itu, peneliti saling mendiskusikan dengan anggota dan dosen pendamping agar
data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas yang
baik sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi akurat dan kokoh.
Penelitian mengikuti diagram alur sebagai berikut :
Tikus Putih Jantan diadaptasi selama
7 hari

Induksi Hipertensi dengan Larutan
NaCl 8% 3 ml per hari selama 14 hari

Ukur Tekanan Darah

Kelompok
Kontrol Negatif
1. Tikus putih
jantan hipertensi
(3 ekor) +
kandungan coklat
dosis 57,5
mg/100g BB
selama 1 hari

Kelompok
Kontrol Positif
2. Tikus putih
jantan hipertensi
(3 ekor) +
kandungan coklat
dosis 172,5
mg/100g BB
selama 1 hari

10

Ukur tekanan darah dari semua
kelompok perlakuan

Analisis Data

11

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya
N
Jenis pengeluaran
o
1
Peralatan Penunjang
Pengadaan proposal dan penjilidan
Sewa alat laboratorium
2
Bahan Habis Pakai
Kertas A4 3 rim
ATK
Kapas 4 buah
Toples 3 buah
Sarung tangan 3 pack
Maker 3 pack
Sabun cuci tangan 3 buah
Tempat makan tikus 6 buah
Tempat minum tikus 6 buah
Sekam 2 sak
Pakan tikus selama 2 bulan
Kandang Tikus 2 buah
Handuk 1 buah
Hewan coba tikus 6 ekor
3
Perjalanan
Cari bahan penelitan dari kampus UM – Pasar Besar
Pengiriman hewan coba dari Sawojajar – UM
Operasional wawancara dari kampus UB
Operasional observasi di kampus UM
Kampus UM – Tirto Mulyo No. 16
4
Lain-lain
Komunikasi antar anggota kelompok
Administrasi laboratorium
Konsumsi kelompok
Penyusunan laporan
Pengadaan laporan akhir
Penyusunan artikel
Perbanyak artikel
Jumlah

4.2 Jadwal Kegiatan

Biaya (Rp)
100.000
500.000
105.000
150.000
24.000
30.000
150.000
150.000
90.000
30.000
60.000
100.000
250.000
300.000
30.000
60.000
750.000
200.000
900.000
800.000
300.000
500.000
200.000
750.000
100.000
150.000
100.000
125.000
7.004.000

12

N

Kegiatan

o
1

Persiapan
Penelitia

2

n
Persiapan
Alat dan

3

Bahan
Penelitia

4

n
Analisa
Hasil dan

5
6

Data
Laporan
Publikasi
: Jurnal
atau
seminar

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4