Makalah Pemanfaatan Gelombang Radio pada

Makalah
Pemanfaatan Gelombang Radio pada Komunikasi Seluler

Oleh:
Wisnu Adi Nugroho 672010274

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2013



Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4

Teknologi telekomunikasi yang paling populer dan pesat perkembangannya pada saat
ini adalah seluler. Pada tahun 1978 teknologi seluler masih dalam proses uji coba di Amerika
Serikat, namun pada saat ini jutaan orang yang sudah menggunakan piranti telekomunikasi
seluler seperti handphone, PDA dan sebagainya. Selain untuk komunikasi suara , penggunaan
jaringan seluler telah berkembang ke bentuk komunikasi data seperti video, gambar, animasi
dan teks.

Pada dasarnya teknologi seluler merupakan hasil pengembangan dari teknologi radio
yang dikombinasikan dengan teknologi telepon. Dari kombinasi ini dihasilkan teknologi
telekomunikasi seluler dengan pirantinya yang bersifat wireless (tanpa kabel), portable
(mudah dibawa) dan mobile (dapat dibawa berpindah tempat).
Untuk mengenal lebih jauh maka kita harus memahami konsep dari :
1.Jaringan seluler
Komponen

jaringan

seluler

terdiri

dari

base

station,


MTSO

(Mobile

Telecommunication Switching Office) dan piranti komunikasi seluler. Fungsi dari base
station adalah memberikan jalur hubungan komunikasi radio dengan piranti-piranti seluler
yang berada dalam suatu wilayah sel.
Sedangkan MTSO bertugas sebagai pengatur lalulintas komunikasi yang menerima
dan menghubungkan panggilan dari pengguna piranti seluler ke jaringan PSTN (telepon
rumah), memonitor kualitas sinyal komunikasi dan mengatur perpindahan base station yang
menangani komunikasi dengan suatu piranti seluler.
2.Sel dan Sektor
Untuk memasang jaringan telekomunikasi seluler pada suatu daerah maka pertama
kali dilakukan pemetaan atas daerah tersebut menjadi sejumlah wilayah kecil yang disebut
sel. Setiap sel berbentuk hexagon (segi enam) yang saling berimpit satu sama lain
membentuk pola seperti sarang lebah yang melingkupi daerah tersebut.
Ukuran wilayah sel umumnya bervariasi dari radius 2 mil hingga 10 mil tergantung
pada keadaan topografi, kepadatan bangunan dan tingkat keramaian jalur komunikasi.

Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4




Setiap sel umumnya dibagi dalam tiga sektor. Antena base station memancarkan
sinyal transmisi berdaya rendah yang daerah cakupannya hanya sebuah sektor pada setiap sel
yang terletak di sekitar base station. Sedangkan daerah sektor sel yang lain akan dicakup oleh
sinyal dari base station lain yang terdekat.
Dari peta formasi sarang lebah dari sel selanjutnya ditentukan sejumlah titik-titik
sudut pada pertemuan antara tiga sel sebagai sel site. Sel site merupakan lokasi pemasangan
stasiun telekomunikasi radio seluler yang disebut base station.
Setiap base station dilengkapi dengan piranti komunikasi radio seluler berupa sistem
radio transceiver yang terkomputerisasi yang bekerja pada kisaran frekuensi 800 atau 1900
MHz beserta menara dan antena transmisi.
3.Frekuensi dan Kanal

Teknologi radio termasuk seluler menggunakan gelombang radio sebagai pembawa
sinyal komunikasi data maupun suara. Frekuensi gelombang radio untuk jaringan seluler
telah ditetapkan secara internasional pada band (daerah frekuensi ) 800 MHz dan 1900 MHz
untuk sistem PCS.


Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4



Pada band 800 MHz hanya 50 MHz yang dialokasikan untuk jaringan seluler.
Rentang frekuensi 50 Mhz ini dibagi atas 2 blok yakni blok pertama dengan daerah frekuensi
824,04 MHz s/d 848,97 MHz digunakan untuk gelombang transmisi dari piranti seluler
sedangkan blok ke dua pada frekuensi 869,04 MHz s/d 893,97 MHz untuk gelombang sinyal
dari base station.
Penggunaan dua blok frekuensi yang terpisah ditujukan agar tidak terjadi interferensi
antara frekuensi gelombang base station dengan piranti seluler.
Komunikasi pada jaringan seluler bersifat full duplex yakni pengguna dapat mengirim
serta menerima sinyal secara bersamaan. Untuk menyediakan hubungan komunikasi secara
full duplex harus digunakan sepasang frekuensi yang disebut kanal.
Sebuah kanal merupakan pasangan antara frekuensi transmit (Tx) dari base station
dan frekuensi receive (Rx) dari piranti seluler. Base station menyediakan satu kelompok
kanal untuk setiap sektor. Sebuah sektor memiliki 4 hingga 80 kanal, dan setiap kanal
memakai pasangan frekuensi yang terpisah oleh rentang 45 Mhz.
Contoh :
Kanal 1 : Tx 879.990 Rx 834.990

Kanal 2 : Tx 879.360 Rx 834.360
Kanal komunikasi terdiri dari dua jenis yakni kanal kendali dan kanal suara. Kanal
kendali umumnya ditetapkan sebagai kanal pertama pada tiap sel. Kanal kendali juga disebut
kanal setup karena digunakan pada proses setup panggilan. Sedangkan kanal suara dipakai
sebagai pembawa sinyal komunikasi suara dan data antara piranti seluler dan base station.
Untuk menggambarkan komunikasi antara base station dan piranti seluler maka
ditetapkan path atau arah komunikasi. Path maju adalah arah transmisi sinyal dari base station
ke piranti seluler, sedangkan path balik adalah transmisi dari piranti seluler ke base station.
4.Prosedur Pemanggilan
Untuk menghubungi suatu piranti seluler dilakukan dengan melakukan pemanggilan.
Prosedur penanganan panggilan dapat dibedakan menuru jenis panggilan yakni:

Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4



Panggilan Aktif
Pada kondisi panggilan aktif, pengguna melakukan panggilan untuk dihubungkan ke
nomor telepon tertentu.
Proses komunikasi pada panggilan aktif dapat diuraikan sebagai berikut :

Piranti seluler mendeteksi sinyal kanal kendali arah maju yang diterimanya lalu
memilih kanal yang paling kuat sinyalnya. Sinyal yang terkuat umumnya berasal dari base
station yang paling dekat ke pengguna.
Piranti seluler secara otomatis melakukan registrasi dengan mengirim sinyal pada
kanal kendali arah balik yang berisi informasi nomor telepon, serial number dan ID lokalnya.
Base station meneruskan sinyal kanal kendali arah balik ke MTSO.
MTSO memeriksa status pelanggan pada database. Bila status pelanggan masih aktif
maka MTSO menetapkan sebuah kanal suara untuk pelanggan tersebut lalu mengirim
informasi penetapan kanal suara tersebut dengan sinyal kanal kendali arah maju.
Base station menerima konfirmasi dari MTSO lalu membuka kanal suara tersebut
untuk pelanggan dan mengirim konfirmasi ke piranti seluler.
Kanal suara sudah terbuka dan dapat digunakan untuk komunikasi dan kanal kontrol
ditutup. Sinyal kendali komunikasi antara base station dan piranti seller selanjutnya akan
ditumpangkan pada kanal suara sebagai tone
Panggilan Pasif
Bila pengguna menerima panggilan maka disebut dengan panggilan pasif. Proses
komunikasi pada panggilan pasif lebih sederhana sebagai berikut
MTSO mengirim kanal kendali arah maju yang merupakan kanal panggilan yang
memuat nomor telepon seluler yang dituju.
Piranti mengenali nomor telepon selulernya yang termuat pada kanal panggilan dan

memberi tanggapan dengan mengirim pesan konfirmasi telah menerima kanal panggilan
dengan kanal kendali arah balik ke MTSO

Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4



MTSO mengirim informasi penetapan kanal suara untuk menerima panggilan pada
BTS pada sel yang ditempati piranti tujuan dari panggilan.
Base station membuka kanal suara yang ditetapkan MTSO dan memberi konfirmasi
pada piranti seluler bahwa kanal suara telah tersedia.
5.Teknik Multiplexing
Untuk mengoptimalkan penggunaan kanal komunikasi pada jaringan seluer digunakan
teknik multiplexing. Multiplexing adalah penempatan beberapa sinyal komunikasi pada suatu
kanal.
Teknik multiplexing dapat dibedakan menurut metoda yang digunakan atas :
FDMA
FDMA (Frequency Division Multiple Access) melakukan pembagian spektrum
gelombang dalam beberapa kanal frekuensi. Setiap panggilan hubungan akan memperoleh
kanal tersendiri.

Metode FDMA paling tidak efisien dan umumnya digunakan pada jaringan analog
seperti AMPS
TDMA
TDMA (Time Divison Multiple Access) merupakan metode pengembangan dari
FDMA yakni setiap kanal frekuensi masih dibagi dalam slot waktu sekitar 10 ms. Data pada
setiap hubungan komunikasi diubah dalam format digital dengan waktu pencuplikan data
(sampling) 30 ms.
Data cuplikan dari tiga hubungan Komunikasi selanjutnya ditempatkan pada sebuah
antrian penggunaan kanal frekuensi. Masing-masing data cuplikan akan mendapat sebuah slot
waktu untuk pengiriman pada kanal.
Metoda TDMA digunakan pada jaringan GSM (Global System for Mobile
Communication)

Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4



CDMA
CDMA (Code Division Multiple Access) merupakan metoda multiplexing yang
paling canggih dan rumit. Seluruh daerah frekuensi digunakan bersama-sama tanpa

pembagian kanal. Untuk membedakan antara masing-masing hubungan digunakan sistem
pengkodean dengan modulasi frekuensi (pengubahan pola frekuensi pembawa) secara unik
untuk masing-masing hubungan

Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4



Efek samping penggunaan frekuensi radio bagi kesehatan
Banyak kalangan mengklaim bahwa gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
oleh ponsel (telepon seluler) dapat mengganggu kesehatan pengguna dan orang-orang yang
berdiri di sekitarnya. Anggapan ini dibenarkan oleh para ahli bidang telekomunikasi, namun
tidak sedikit pula bantahan-bantahan oleh beberapa pihak yang menyangkal sebaliknya.
Para ahli mengungkapkan radiasi yang ditimbulkan ponsel tidak seratus persen bisa
menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusia, mengingat masih banyak orang yang
masih setia menggunakan piranti wireless ini untuk memudahkan aktifitasnya dan tidak
terjadi suatu hal apapun bahkan boleh dibilang masih aman-aman saja.
Namun kita juga tidak bisa mengabaikan permasalahan ini, hal ini sudah dibuktikan
oleh salah satu negara yang memiliki jumlah pengguna ponsel terbanyak dunia. Peraturannya
bisa dikatakan sangat ketat apalagi mengenai efek samping dari radiasi ponsel. Penetapan

aturan ambang batas toleransi radiasi ponsel, tentunya dapat menimbulkan banyak perdebatan
di kalangan produsen dengan pemerintah setempat.
Banyak banyak peneliti yang mengungkap pengaruh radiasi ponsel terhadap
kesehatan manusia menerangkan bahwa seseorang yang banyak terkena radiasi ponsel cepat
atau lambat, dapat menyebabkan efek detrimental pada otak, bahkan ada yang berpendapat
bahwa penggunaan ponsel secara terus menerus selama lima sampai 18 tahun atau lebih,
dapat beresiko lebih tinggi terkena kanker leukemia atau kanker pankreas serta juga dapat
menyebabkan penurunan jumlah produksi sperma sampai 80 persen.
Paling tidak sampai sekarang ini masih belum adanya bukti antara radiasi RF (radio
frequensi) dengan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia, dan orang tidak bisa
memastikan bahwa sebuah handset mampu menimbulkan resiko. Kalaupun ada pengaruhnya
sangatlah kecil dan diperlukan pengujian terhadap teknologi ini lebih mendalam. Tidak
sedikit pula orang beranggapan penggunaan handsfree salah satu alternatif untuk bisa
mengurangi pengaruh radiasi gelombang radio yang dipancarkan ponsel terhadap
kesehatannya.

Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4




Paling tidak kedepan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 220 juta jiwa dan
baru 25 juta pelanggan saja yang sudah menggunakan telepon seluler. Hal ini menunjukkan
bahwa industri seluler ditanah air semakin maju. Seiring semakin populernya telepon
genggam ini banyak orang sudah mulai mempertanyakan sebenarnya seberapa besar
pengaruh radiasi ponsel kepada kesehatan manusia?
Banyak pengguna ponsel yang mungkin tidak mengetahui bahwa ponsel yang mereka
gunakan dapat mengirimkan gelombang elektromagnetik ke dalam tubuh mereka.
Sesungguhnya setiap ponsel memiliki spesifikasi ukuran banyaknya energi
gelombang mikro yang dapat menembus ke dalam bagian tubuh seseorang tergantung pada
seberapa dekat ponsel dengan kepala. Paling tidak kurang lebih sebanyak 60 persen dari
radiasi gelombang mikro yang diserap dan menembus daerah sekitar kepala.
Ponsel merupakan alat komunikasi dua arah dengan menggunakan gelombang radio
yang juga dikenal dengan radio frequensi (RF), dimanapun kita melakukan panggilan, suara
akan ditulis dalam sebuah kode tertentu ke dalam gelombang radio dan selanjutnya
diteruskan melalui antena ponsel menuju ke base station terdekat dimana kita melakukan
panggilan. Gelombang radio inilah yang menimbulkan radiasi dan banyak kontroversi dari
berbagai kalangan tentang keamanan dalam menggunakan ponsel.
Pengukuran kadar radiasi sebuah ponsel umumnya disebut dengan Specific
Absorption Rate (SAR). Pengukur energi radio frekuensi atau RF yang diserap oleh jaringan
tubuh pengguna ponsel bisa dinyatakan sebagai unit dari watts perkilogram (W/kg). Batas
SAR yang ditetapkan oleh International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection
(ICNIRP) adalah 2.0 W/kg. Sementara The Institute of Electrical and Electronics Engineers
(IEEE) juga telah menetapkan sebuah standar baru yang digunakan oleh negara Amerika dan
negara lain termasuk Indonesia dengan menggunakan batas 1.6 W/kg.
Pengujian SAR diadakan dengan menuangkan simulasi jaringan ponsel yang
memancarkan radio frekuensi ke dalam sebuah bentuk kepala manusia.
Menempatkan ponsel pada bagian kepala dan dioperasikan dengan full power. Sebuah
robot lengan melakukan penyelidikan di dalam jaringan untuk menemukan area dimana

Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4



terdapat RF (radio frekuensi) yang paling tinggi, serta ingin menemukan dimana proses
kandungan SAR ini dilakukan dengan secara perhitungan matematik. Untuk mengetahui
lebih dalam lagi, level SAR yang terdaftar dalam grafik berikut menunjukkan level
maksimum SAR dengan ponsel di dekat telinga.
Penting untuk diketahui bahwa dalam daftar level radiasi ponsel tersebut tidak
menyatakan bahwa menggunakan ponsel berbahaya atau tidak untuk kesehatan. Jadi semua
keputusan ada di tangan pengguna ponsel.

Wisnu Adi Nugroho - 6 7 2 0 1 0 2 7 4



Referensi:
ht t p:/ / id.w ikipedia.org/ wiki/ Frekuensi_radio
ht t p:/ / belajar.kemdiknas.go.id/ index7.php?display=view & mod=script & cmd=Bahan%20Belajar/ Peng
et ahuan%20Populer/ view & id=46& uniq=all
ht t p:/ / w w w.kamusilmiah.com/ kesehat an/ pengaruh-gelombang-elekt romagnet ik-ponsel-padakesehat an/

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1