Nilai budaya organisasi terhadap komitmen

Nilai budaya yang dianut oleh suatu organisasi berperan sangat penting terhadap keefektifan dan
kefisienan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Peran nilai budaya adalah untuk menentukan arah organisasi, menggerakkan
apa yang boleh dan tidak boleh untuk dilakukan, mengelola sumber daya yang dimiliki organisasi
tersebut, dan juga sebagai alat menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal.
sebuah organisasi mempunyai budaya masing-masing. Ini menjadi salah satu pembeda antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya. Perbedaan ini yang menyebabkan tiap organisasi memiliki
karakteristik nya masing – masing.
Melalui makalah ini, penulis ingin memaparkan perbedaan nilai budaya organisasi antar dua lembaga
pendidikan di Indonesia, yaitu Institut Pertanian Bogor dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarief Kasim
(UIN-Suska) Riau.
UIN-Suska memiliki latar belakang agamis yang sangat kuat. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap poin
nilai budaya yang dikaitkan dengan semangat keislaman. Berdasarkan nilai budaya yang telah penulis
paparkan sebelumnya, kita juga dapat mengetahui bahwa keislaman adalah prioritas nomor satu bagi
UIN-Suska Riau.
IPB sendiri juga menerapkan nilai agama sebagai nilai budayanya, namun hal mengenai spiritualisme
ditempatkan pada nomor urutan ke-dua. Yang menempati urutan pertama pada nilai budaya IPB adalah
keunggulan akademik sehingga terlihat jelas bahwa IPB sangat menekankan masyarakat kampus untuk
cerdas dan unggul dalam akademik namun tidak melupakan hal – hal spiritualisme.
Kedua universitas memang memilliki nilai budaya yang berbeda sebab kedua universitas tersebut
memiliki latar belakang, visi dan misi yang berbeda. Perbedaan yang terdapat pada tiap nilai budaya

organisasi mencerminkan keragaman dari tiap organisasi.
Beda budaya, beda pengimplementasiannya. Dalam wawancara terhadap salah satu staff di IPB bernama
pak Arya yang menjabat sebagai staff keamanan mengenai nilai budaya di IPB, beliau mengatakan bahwa
beliau tidak terlalu mengetahui mengenai nilai budaya IPB secara resmi, namun beliau merasakan bahwa
IPB senantiasa menerapkan nilai nilai budaya yang telah penulis paparkan sebeumnya. “waktu saya
seleksi masuk menjadi staff keamanan, saya saja dites untuk mengaji, itu berarti IPB tetap memasukkan
nilai nilai spiritualisme seperti nilai budaya IPB yang ada” ujarnya.
Melalui wawancara tersebut, penulis juga menyadari bahwa masih banyak staff IPB yang belum
mengetahui adanya nilai budaya IPB. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi kepada staff IPB secara
keseluruhan agar tidak terjadi ketidaktahuan akan nilai nilai budaya di tempat mereka mengabdi, IPB.
Penulis beranggapan apabila nilai nilai budaya yang telah ada diketahui dan diimplementasikan oleh staff
secara keseluruhan, kinerja para staff akan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bersama.