ANALISIS FAKTOR- FAKTOR FUNDAMENTAL DAN FAKTOR TEKNIKAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2014 )

Oleh: Hamizar

Komputerisasi Akuntansi, Politeknik LP3I Jakarta Gedung Sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450

Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599

Email :[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor fundamental yang meliputi , Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return on Asset, Total Asset Turn Over dan faktor teknikal Tingkat Suku Bunga , Inflasi secara parsial dan simultan terhadap Price To Book Value (PBV) perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Metoda pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan pertambangan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t Statistik untuk menguji koofesien regresi parsial serta F statistic untuk menguji keberartian pengaruh bersama-sama dengan level signifikan 5 % . Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan variable yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan bahwa data telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value, Sedangkan variable, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over , Inflasi dan tingkat bunga secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value. Secara Simultan Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over , Inflasi dan Tingkat bunga berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010 – 2014 .

Kata Kunci : Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, Inflasi, BI Rate dan Price to Book Value.

ABSTRACT

This research aims to identify and analyze the influence of fundamental factors that include, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over and technical factors Interest Rate, Inflation partially and simultaneously to Price To Book Value (PBV) a mining company in Indonesia Stock Exchange 2010-2014. The sampling method is purposive sampling by the number of samples used in this study were 15 mining companies. The analysis technique used is multiple regression with the least square This research aims to identify and analyze the influence of fundamental factors that include, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over and technical factors Interest Rate, Inflation partially and simultaneously to Price To Book Value (PBV) a mining company in Indonesia Stock Exchange 2010-2014. The sampling method is purposive sampling by the number of samples used in this study were 15 mining companies. The analysis technique used is multiple regression with the least square

Based on the results of the study, found no variable that deviate from the classical assumptions. This indicates that the data has been qualified to use multiple linear regression model. The results showed Return On Asset significant influence on price to book value, while variable, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, inflation and interest rates partially no significant effect on Price to Book Value. Simultaneously Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over, Inflation and interest rates have a significant effect on the Price to Book Value mining company listed on the Stock Exchange in 2010-2014.

Keywords: Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over, Inflation BI Rate and Price to Book Value.

PENDAHULUAN

buku merupakan total modal (Total Equity) dibagi dengan jumlah saham

Isu yang memotifasi peneliti untuk yang beredar, maka nilai pasar adalah melakukan investigasi pada emiten yang

harga saham yang terjadi di pasar bursa tercatat dipasar bursa efek Indonesia

pada saat tertentu yang nilainya adalah adanya fluktuasi

ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar manajerial yang diukur melalui Price to

kinerja

ini ditentukan oleh kekuatan permintaan Book Value (PBV), menunjukkan

dan penawaran saham yang bersangkutan volatilitas yang cukup signifikan. Price

di pasar bursa.

to Book Value merupakan rasio yang Semakin tinggi rasio Price to Book menghubungkan antara harga pasar

Value , semakin baik kinerja perusahaan saham per lembar dengan nilai bukunya.

dinilai oleh pemodal dengan dana yang Investor sangat banyak menggunakan

telah ditanamkan di perusahaan. Oleh PBV sebagai salah satu ratio dalam

karena itu dapat disimpulkan semakin analisis investasi karena hal-hal berikut ;

tinggi rasio Price to Book Value, maka (a) Book value relative stabil sehingga

semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar dapat digunakan sebagai nilai intitif yang

terhadap prospek perusahaan, maka akan dapat dibandingkan dengan market price,

menjadi daya tarik bagi investor untuk (b) dengan adanya standar akuntansi

membeli saham tersebut, sehingga yang konsisten antar perusahaan, ratio

permintaan akan naik, kemudian PBV dapat diperbandingkan dengan

harga saham naik perusahaan yang sama untuk menentukan

mendorong

(Wulandari, 2009).

under atau over value. Nilai pasar berbeda dengan nilai buku., Jika nilai

Tabel 1.1

Rata-rata Price to Book Value, Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Total Asset Turn

Over Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 Variabel

0,78 0,80 Sumber : Idx Statistics Index, idx.co.id

Nilai rata-rata Price to Book Value dapat meningkatkan price to book berfluktuasi pada angka tertinggi di tahun

valuenya (PBV).

2010, sebesar 3,17 dan terendah di tahun Debt to equity ratio merupakan 2013 yaitu sebesar 1.33. Nilai rata-rata

kemampuan suatu entitas bisnis dalam Current Ratio berfluktuasi pada angka

membelanjai perusahaannya melalui tertinggi tahun 2011 sebesar 2,35 dan

utang. Secara konseptual terendah tahun 2013 yaitu 1,88. Nilai

tingkat

dinyatakan bahwa semakin meningkatnya rata-rata Debt to Equity Ratio

utang akan meningkat pula resiko yang berfluktuasi pada angka tertinggi di tahun

akan ditanggung oleh perusahaan, yaitu 2011, sebesar 3,61 dan terendah di tahun

meliputi resiko membayar biunga, resiko 2014 yaitu sebesar 0.53. Nilai rata-rata

membayar utang dan resiko menutup Return On Asset berfluktuasi pada angka

utang. Oleh karena itu semakin tertinggi di tahun 2011, sebesar 13,4 %

meningkatnya Debt to Equity Ratio akan dan terendah di tahun 2014 yaitu sebesar

direspon negative oleh pasar, sehingga 2,77 %. Nilai rata-rata Total Asset Turn

dapat menurunkan deman atas sekuriti Over berfluktuasi pada angka tertinggi di

modal. Dengan semakin tahun 2011, sebesar 0.87 dan terendah di

dipasar

menurunya permintaan akan saham, tahun 2013 yaitu sebesar 0.78.

maka dapat menurunkan pula harga Faktor-faktor yang terindikasi

saham. Dengan demikian, maka debt to memiliki korelasi secara konseptual

equity ratio berpengaruh negative dengan fenomena tersebut diatas antara

terhadap nisbah atas harga saham dengan lain, faktor fundamental dan faktor

nilai bukunya. Hal ini konsisten dengan teknikal yang cenderung berpengaruh

penelitian Hidayati (2010) dan Putra secara signifikan terhadap pertumbuhan

(2007) yang menemukan bahwa debt to harga saham.

equity ratio berpengaruh negative tidak Faktor –faktor fundamental yang

signifikan terhadap price to Book value terindikasi meliputi : (1) Current ratio,

perusahaan. Purwanto Dan Haryanto (2) Debt to Equity ratio, (3) Retur On

(2004) yang menyatakan bahwa debt to Asset (4) Total asset Turn over .

ratio suatu perusahaan Sedangkan factor-faktor teknikal yang

equty

menunjukkan resiko distribusi laba terindikasi berkorelasi dengan fenomena

perusahaan akan semakin besar terserap diatas meliputi : (1) Tingkat pertumbuhan

untuk melunasi kewajiban perusahaan. Inflasi, (2) Tingkat bunga acuan Bank

Ariandi (2009) menyebutkan bahwa ratio Indonesia.

utang terhadap equitas (DER) memiliki Secara konseptual dapat dijelaskan

pengaruh negative dan signifikan bahwa semakain meningkatnya Current

terharhada harga saham dipasar. Makin ratio akan direspon positif oleh pasar

tinggi tingkat laverage akan semakin sehingga

tinggi resiko yang akan dihadapi demand akan securitas dipasar modal.

cenderung

meningkatkan

perusahaan yang pada akhirnya akan Dengan semakin meningkatnya harga

menurunkan harga saham. Turunnya securitas

harga saham dapat mengakibatkan meningkatkan nisbah atas harga saham

turunnya Price to Book Value. dengan nilai buku equitasnya. Konsisten

Variabel lain yang terindikasi yang dengan

memliki korelasi dengan nisbah harga Ihsan(2009 ) yang menyatakan bahwa

penelitian

Mohammad

saham denga nilai bukunya yaitu tingkat secara parsial Current Ratio berpengaruh

kembalian asset (ROA) suatu entitas terhadap

secara konseptual meningkatnya harga sekuritas semakin

dinyatakan bahwa semakin meningkatnya return on asset akan memberikan sinyal dinyatakan bahwa semakin meningkatnya return on asset akan memberikan sinyal

semakin meningkatkan harga konsumen on asset berpengaruh secara signifikan

dipasar. Semakin meningkatnya harga positif terhadap price book value. Konsep

konsumen akan meningkatkan biaya ini didukung Muktarudin dan Desmon

operasional yang tingggi sehingga King Ramalo (2007) yang menyatakan

menurunkan laba perusahaan sebagai bahwa tingkat kembalian asset atas

salah satu indicatornya. Dengan semakin investai secara parsial berpengaruh

menurunya laba perusahaan maka terhadap harga saham.

earning per share juga semakin menurun Disamping

sehingga akan dapar menurunkan harga fundamental diatas terdapat factor-faktor

factor-faktor

saham, yang akhirnya dapat menurunkan teknikal yang ternyata memiliki korelasi

pula terhadap nisbah harga saham positif maupun negative terhadap harga

buku equitasnya. saham. Umumnya factor teknikal yang

terhadap

nilai

Sependapat Silvi Reni Cusyana (2012) secara konseptual berkorelasi dengan

yang menemukan bahwa tingkat inflasi nisbah harga saham dengan nilai bukunya

berpengaruh negative signifikan terhadap antara lain : (1) tingkat pertumbuhan

Price To Book Value . inflasi yang menyatakan bahwa semakin

Tabel 1.2 Rata-rata Inflasi dan suku Bunga acuan bank Indonesia periode 2010-2014

Tahun

Inflasi

Suku Bunga

Sumber : Biro Pusat Statistik dan BI (diolah)

sinyal akan prospek perusahaan Pembelian saham merupakan salah satu

Menurut Harianto

dimasa yang akan datang melalui bentuk investasi berupa asset keuangan

laporan keuangan, sehingga diharapkan (financial

pasar akan merespon informasi memberikan penghasilan dalam bentuk

asset), karena

saham

tersebut secara positif, dan berdampak imbalan hasil (return) atas selisih harga

pada naiknya harga sekuritas saham dan dividen, serta nilainya

perusahaan di pasar modal, begitupula diharapkan dapat meningkat dari waktu

sebaliknya apabila informasi tersebut ke waktu pada masa yang akan datang.

direspon negative oleh pasar maka akan berdampak kepada penurunan

TELAAH TEORI DAN

harga sekuritas perusahaan yang

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

tentunya akan berdampak negative pula terhadap perusahaan.

Teori Sinyal (Signaling Theory)

Dalam teori sinyal (signaling

Price To Book Value

theori) pihak menajemen perusahaan Rasio harga saham terhadap nilai dianggap mempunyai informasi yang

buku perusahaan atau price to book value cukup atas perusahaan yang dikelola

(PBV), menunjukkan tingkat kemampuan pada tataran menajemen, terutama

perusahaan menciptakan nilai relatif informasi yang positif di informasikan

modal yang kepada pihak investor memberikan

terhadap

jumlah

diinvestasikan. PBV yang tinggi diinvestasikan. PBV yang tinggi

1. Rasio Likuiditas (Liquidity ratios), dibandingkan nilai buku per lembar

yaitu rasio keuangan yang saham. Semakin tinggi harga saham,

mengindetifikasi serta mengukur semakin

guna mengetahui kemampuan menciptakan nilai bagi pemegang saham.

berhasil

perusahaan

perusahaan membayar kewajiban Keberhasilan perusahaan menciptakan

jangka pendeknnya.

nilai tersebut tentunya memberikan

2. Rasio Solvabilitas (solvability harapan kepada pemegang saham berupa

ratios), j rasio keuangan yang keuntungan yang lebih besar pula

dapat mengindentifikasi serta (Sartono, 2008).

mengukur kemampuan perusahaan Semakin tinggi rasio PBV, semakin

untuk memenuhi kewajiban jangka tinggi kinerja perusahaan dinilai oleh

panjangnya.

3. Rasio Profitabilitas atau ditanamkan di perusahaan. Oleh karena

pemodal dengan dana yang telah

Rentabilitas (profitability or itu dapat disimpulkan semakin tinggi

rentability ratios), yaitu rasio PBV semakin tinggi tingkat kepercayaan

keuangan yang meng-indentifikasi pasar terhadap prospek perusahaan, maka

mengukur kemampuan akan menjadi daya tarik bagi investor

dan

perusahaan menghasilkan laba untuk membeli saham tersebut, sehingga

dengan penjualan mauapun permintaan akan naik, kemudian

inventasi.

4. Rasio Aktifitas (activity ratios), (Wulandari, 2009).

mendorong harga

saham

naik

yaitu analisis keuangan yang mengindentifikasi serta mengukur

Fudamental Keuangan

seberapa efektif dan efesien Fudamental keuangan perusahaan

perusahaan mengelola sumber dana merupakan merupakan struktur pondasi

yang tersedia.

5. Rasio Pasar (Market ratios), Yaitu agar dapat beroperasi serta

yang membentuk perusahaan tersebut

keuangan yang mengembangan diri pada masa yang

analisis

mengindetifikasi serta mengukur akan datang. Struktur fondasi

harga pasar saham relative terhadap keuangan merupakan salah satu faktor

nilai bukunya.

yang terdintikasi dapat mempengruhi harga dan return saham yang

Dari kelompok yang ada, yang diperdagangkan di lantai bursa. Guna

mewakili masing-masing kelompok memilih investasi yang tepat dan

rasio yang dapat dijabarkan sebagai aman, diperlakuan suatu alat analisis

berikut:

yang mumpuni , cermat, dan teliti, serta dapat diuji kehandalannya secara

Penelitian Terdahulu

empiris, yang harus didukung dengan

penelitian telah ketersedian data dengan baik.

Berbagai

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor Alat analisa Laporan Keuangan,

yang mempengaruhi price book value. pada umumnya dapat dikatogerikan

Penelitian tersebut diantaranya sebagai kedalam lima jenis kelompok

berikut :

(Harmono, 2009), yaitu:

Tabel 2.1.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Perbedaan No

Variabel

Peneliti Judul Penelitian

Penelitian

Hasil Penelitian

Penelitian

1. Wira Hadi Pengaruh

tidak Penelitian ini belum Anugraha

Variabel Y = PBV

PER

membahas (2013)

Fundamental Terhadap X1 = PER

berpengaruh

Nilai Perusahaan (Studi X2 = DER signifikan terhadap pengaruh Variabe

DER Independen e-Journal

Empiris Pada Perusahaan X3 = Total PBV,

berpengaruh negatif X1 = Current Ratio Unsri

Sub Sektor Otomotif Dan Asset

Komponen

Yang X4 = ROE

namun

tidak X2 = Return On

Terdaftar di Bursa Efek

signifikan terhadap Asset

Indonesia periode 2009-

PBV, Total Asset dan X5 = Inflasi dan

ROE

berpengaruh X6 = tingkat bunga positif dan signifikan Terhadap PVB serta terhadap PBV. Secara periode penelitian simultan PER, DER, relative tahun lama. Total Asset dan ROE berpengaruh signifikan terhadap PBV.

2 Abdurrakhma Pengaruh Cureent Ratio, Y = PBV Dari hasil analisis Penelitian ini belum n Jurnal Riset Return On Equity, Total X1 = CR

menunjukkan bahwa membahas Akuntansi dan Asset Turn Over dan Size X2 = ROE

variable ROE dan pengaruh Variabe Perpajakan

LnSize berpengaruh Independen (JRAP) Vol. 1 Value . ( Studi Empiris X4 = Ln Size

Terhadap Price To Book X3 = TATO

signifikan terhadap X1 = Current Ratio No.

Price To Book Value. X5 = Inflasi dan Diterbitkan

2. pada

perusahaan

Sementara itu Current X6 = tingkat bunga oleh Magister terdaftar di Bursa Efek

Consumer Good yang

Ratio, dan TATO Terhadap PVB serta Akuntansi

berpengaruh periode penelitian Universitas

Indonesia periode 2006 –

tidak

signifikan relative tahun lama Pancasila

secara

pada Price To Book 2015

Value

3 Silvi Reni Pengaruh

Dari hasil analisis Penelitian ini belum Cusyani dan Pershare, Debt To Equity X1 = EPS

Earning Y = PBV

menunjukkan bahwa membahas Suyanto

variable EPS, DER, pengaruh Variabe Jurnal

Ratio, Suku Bunga dan X2 = DER

Riset Inflasi terhadap Price To X3 = Suku Suku Bunga dan Independen Akuntansi dan Book

Inflasi berpengaruh X1 = Current Ratio Perpajakan

Value

pad Bunga

signifikan terhadap X5 = Inflasi dan (JRAP) Vol. 1 Indonesia periode 2007 –

Perbankan di bursa efek X4 = Inflasi

Price To Book Value. X6 = tingkat bunga No.

Terhadap PVB serta Diterbitkan

periode penelitian oleh Magister

relative tahun lama Akuntansi Universitas Pancasila 2015

ialah metode pengambilan sampel yang

METODE PENELITIAN

digunakan

peneliti,

jika peneliti

mempunyai

pertimbangan tertentu

Populasi dan Sampel

didalam pengambilan sampelnya atau Target Populasi yang digunakan

penentuan sampel untuk tujuan tertentu. dalam penelitian ini adalah seluruh

(Sugiono, 2010).

perusahaan Pertambangan yang terdaftar Adapun Kriteria yang menjadi di Bursa Efek Indonesia. Sesuai publikasi

pertimbangan dalam pengambilan sampel ICMD

adalah sebagai berikut :

Pertambangan dari periode 2010 sampai

1. Perusahaan Pertambangan yang go dengan periode 2014 ada sebanyak 44

public dan atau terdaftar di BEI perusahaan Pertambangan.

periode tahun 2010 sampai dengan Pengambilan

digunakan adalah purposive sampling

laporan keuangan yaitu teknik penentuan sampel dengan

2. Memberikan

perusahaan secara konsisten selama pertimbangan khusus sehingga layak

periode penelitian.

dijadikan sampel. Jadi purposive sampling

3. Laporan keuangannya sudah diaudit

residualnya

(SRESID), serta

uji

oleh Auditor Eksternal (Auditted) normalitas menggunakan scatter plot selama periode penelitian dan

(Wijaya, 2011). Sehingga hasil analisis memiliki kelengkapan data lainnya.

regresi memenuhi criteria BLUE (best

4. Laporan keuangan berakhir per 31 linier unbiased estimator). Desember. Berdasarkan kriteria pengambilan

Analisis Regresi Linier Berganda

sampel diatas, maka sampel yang Penelitian ini menggunakan metode memenuhi syarat dalam penelitian ini

kuantitatif dengan alat analisis regresi adalah

berganda. Analisis regresi berganda Pertambangan , seperti terlihat pada table

sebanyak

21 perusahaan

digunakan untuk mengkaji pengaruh CR, berikut :

ROA, DERTATO, Inflasi dan Tingkat bunga acuan BI terhadap Price to Book

Tabel 3.1.

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Value perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI, guna mengetahui

seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen dihitung dengan menggunakan persamaan garis

regresi berganda sebagai berikut:

Tabel 3.2. Tabel Definisi Dan Operasional Variabel

= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +b4x4+ b5x5 +b6x6 + e

Keterangan : Y

= Price To Book Value perusahaan sector pertambangan

A = Konstanta b1 – b5 = Koefesien Regresi

x1

= Current Ratio (CR)

x2

= Debt To Equity Ratio (DER)

x3

= Return On Asset (ROA)

x4

= Total Asset Turn Over ( TATO)

x5

= Tingkat Inflasi

Sumber : Konsep Penelitian Yang Diolah Dari

x6

= Tingkat Bunga acuan bank Indonesia Berbagai Jurnal e = Standar error.

METODE ANALISA DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk

Hasil Uji Statistik Deskriptif

mengetahui kondisi data yang digunakan Berdasarkan jumlah sampel yang dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan

memenuhi syarat untuk digunakan dalam agar diperoleh model analisis yang tepat.

penelitian, dapat diketahui statistic Model analisis regresi linier ini,

deskriptif variable yang berfungsi untuk mensyaratkan uji asumsi terhadap data

mengetahui karakteristik sampel yang yang meliputi: uji multikolenieritas

meliputi jumlah sampel, rata-rata sampel, dengan matrik korelasi antara variabel-

penyimpangan data nilai variabel bebas, uji auto korelasi melalui

tingkat

maksimum dan nilai minimum.

uji Durbin-Watson (DW test), uji

hetersoskedastisitas

dengan

menggunakan grafic plot antara nilai

prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

solvable yakni kondisi utang perusahaan lebih

dibandingkan dengan modalnya. Secara rata-rata kondisi perusahaan pertambangan berada dalam

kecil

keadaan tidak solvable atau kondisi

Sumber : Data sekunder diolah :

jumlah utangnya lebih besar dibandingkan dengan modalnya .

RAO saham sector pertambangan PBV saham sector pertambangan

selama periode pengamatan mempunyai selama periode pengamatan mempunyai

nilai minimum -14,15 % dengan nilai nilai minimum 5,00 dengan nilai

maximum 38,30 % dengan nilai rata-rata maximum 520,00 dengan nilai rata-rata

6,43 % serta simpangan baku 9,73 . 148,43 serta simpangan baku 113,16 .

ROA minus Angka minimum PBV dibawah 100 %

Angka

minimum

mengindikasikan ada beberapa perusahaan mengindikasikan telah terjadi penurunan

pertambangan berada dalam kondisi nilai PBV terhadap beberapa perusahaan

merugi. Secara rata-rata ROA 6,43 % disektor pertambangan pada periode

perusahaan pertambangan yang diamati pengamatan yang dilakukan, akan tetapi

menunnjukkan masih banyak perusahaan dengan tingkat PBV rata-rata diatas 100%

pertambangan mendapatkan keuntungan yakni 148,43 % menunjukkan bahwa

yang cukup dari operasionalnnya. secara rata-rata perbandingan harga pasar

TATO saham sector pertambangan saham dibandingkan dengan nilai bukunya

selama periode pengamatan mempunyai adalah 1,4843, angka ini mrnunjukkan

nilai minimum 11,00 dengan nilai bahwa harga saham sector pertambangan

maximum 194,00 dengan nilai rata-rata berada diatas harga nilai bukunya.

79,03 serta simpangan baku 47,12 . Curren

Angka minimum TATO yang 11,00 pertambangan selama periode pengamatan

Ratio saham

sector

menunjukan ada beberapa perusahaan mempunyai nilai minimum 61,28 %

pertambangan yang mengalami penurunan dengan nilai maximum 1064,23 % dengan

kinerja dengan angka TATO 11,00 % nilai rata-rata 207,04 % serta simpangan

menunjukkan kemampuan perusaan dalam baku 136,23. Dengan tingkat CR diatas

hartanya dalam 100 % secara rata-rata yakni 207,04 %

mengoperasionalkan

menciptakan penjualan sangan kecil. berarti secara rata-rata setiap 1 utang

kinerja perusahaan jangka pendek perusahaan pertambangan

Secara

rata

pertambangan ada pada angka 79,03 yang yang diamati dijamin pelunasan dengan

berarti kinerja pertambangan masih ketersediaan harta lancar sebanyak 2,07

memberikan prospek yang sangat kalinya. Angka ini menunjukkan rata-rata

menjanjikan.

perusahaan pertambangan berada dalam

periode pengamatan keadaan likuid dan itu artinya secara rata-

Inflasi

mempunyai nilai minimum 4,28 % rata perusahaan pertambangan mampu

dengan nilai maximum 6,97 % dengan melunasi kewajiban jangka pendekanya

nilai rata-rata 5,63 % serta simpangan dengan baik .

baku 0,96 . Tingkat inflasi yang masih DER saham sector pertambangan

cukup tinggi pada periode pengamatan, selama periode pengamatan mempunyai

dapat memberikan sinyal kepada investor nilai minimum 15,00 % dengan nilai

bahwa berinvestasi dipasar modal masih maximum 1519,00 % dengan nilai rata-

dibebani resiko berinvestasi yang cukup rata 128,13 % serta simpangan baku

tinggi, yang dapat berakibat penurunan 189,73 . Angka minimum DER dibawah

terhadap harga saham dipasaran. 100 % menunjukkan bahwa masih ada

Tingkat Bunga periode pengamatan perusahaan pertambangan yang kondisinya

mempunyai nilai minimum 5,77 dengan mempunyai nilai minimum 5,77 dengan

variable bebas yang mempunyai nilai lebih Tingkat bunga bank yang cukup tinggi

dari 10, sehingga dapat disimpulkan dalam pada periode pengamatan akan dapat

model regresi yang digunakan tidak mempengaruhi investor untuk menarik

terdapat gejala multikolinieritas.

investasinya dalam sector pertambangan Berdasarkan hasil olah data diatas dan mengalihkannya kepada investasi

dapat dilihat bahwa data terdistribusi simpanan bank. Disamping itu tingkat

secara relative secara normal.

bunga yang tinggi akan mengakibatkan biaya utang akan semakin tinggi, dengan

Gambar 4.3

semakin tinggi baiaya utang maka semakin kecil keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan pertambangan.

Hasil Uji Asumsi Klasik

menginterpretasikan hasil analisis regresi, perlu dilakukan uji asumsi klasik terhadap model regresi agar variable independen sebagai estimator terhadap variable

dependen tidak bias, sehingga tujuan dan bukti empiris terhadap penelitian dapat

Sedangkan pada gambar 4.3. grafik tercapai dengan baik.

normal probability plot menunjukkan pola

Uji Multikolinieritas

diagonal, dan mengikuti arah garis Uji Multikolineritas merupakan uji diagonal yang mengindikasikan model yang ditunjuk untuk menguji apakah regresi memenuhi asumsi normalitas. model regresi yang ada terdapat korelasi

antar variable

bebas

(variable

Hasil Uji Hipotesis

independen) . Model uji regresi yang baik Pengujian Koefisien Determinasi R 2 seharusnya tidak terjadi multikolinieritas.

Setelah pengujian asumsi klasik Variabel

yang

menyebabkan

dilakukan dari hasil tersebut menunjukkan multikolinieritas dapat dilihat dari

bahwa persamaan regresinya layak untuk tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau

digunakan, maka selanjutnya dilakukan VIF yang lebih besar dari 10 (Hair et All,

pengujian hipotesis. Untuk melakukan 1992) dalam Prayitno (2012). pengujian hipotesis terlebih dahulu

Tabel 4.4

dilakukan pengujian goodness of Fit.

Nilai Toleransi dan VIF Variabel Bebas

Pengujian ini diperlukan guna menentukan

Model Collinearity Statistics

kelayakan suatu model regresi pada

Constant Tolerance

VIF

penelitian. Variabel independen pada

CR ,912

penelitian ini memiliki lebih dari dua

variable, sehingga kelayakan model untuk

TATO ,714

penelitian ini dapat dilihat dari nilai

Inflasi ,540

adjusted R Square yang ada. Nilai

Suku Bunga ,565

Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data yang ada dapat

Dari Tabel 4.4 diatas dapat dilihat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut : nilai tolerance yang dihasilkan tidak

terdapat variable bebas yang mempunyai

Tabel 4.6.

nilai tolerance kurang dari 10 % atau 0,1.

Pengujian Goodnes Of Fit

Inflasi dan suku bunga dianggap konstan atau bernilai nol maka nilai PVB adalah 35,64. Untuk melihat pengaruh signifikan

masing-masing varabel terhadap variable Nilai adjusted R Square pada tabel

independen terhadap variable dependen diatas adalah 0,575 dengan demikian nilai

dengan melihat tersebut menunjukkan bahwa 57,5 %

dapat

dilakukan

Standardize beta coefesien (Ghozali,2011) variable PBV dapat dijelaskan dengan oleh

berdasarkan hasil uji statistic. Berdasarkan variable CR, DER, RAO, TATO, Inflasi

hasil uji statistic variable ROA yang dan Suku bunga, sedangkan sisanya

berpengaruh paling signifikan positif sebesar 42,5 % ditentukan oleh variable

terhadap PVB, Hasil pengujian hipotesis lain yang tidak dapat dijelaskan oleh

yang dilakukan secara parsial atas varabel model pada penelitian ini.

independen terhadap PVB adalah sebagai berikut :

Pengujian Koefesien Regresi Parsial

Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris hipotesis yang diajukan

1. Kooefisien Regeresi CR (X1) dalam penelitian ini apakah varabel

sebesar 0,038 dengan t hitung independen secara parsial berpengaruh

0,576 dan tingkat signifikansi terhadap varabel dependen, maka perlu

0,567 lebih besar dari (0,05) diadakan uji t. Analisis regresi berganda

dapat diterjemahkan bahwa tidak pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

terdapat

pengaruh signifikan antara current ratio (X1) dan price

Tabel 4.7.

to book value , angka koefesien

Hasi Perhitungan Uji t

regresi tersebut menunjukkan apabila variable CR meningkat 1 satuan akan menaikkan PBV sebesar 0,038, dengan asumsi variable yang lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

2. Kooefisien regresi DER (X2) Pengujian ini bertujuan untuk

sebesar -0,082 dengan t hitung - melihat signifikansi model serta tingkat

1,720 dan tingkat signifikansi 0,09 pengaruh antar variabel yang diteliti untuk

lebih besar dari (0,05) dapat digunakan menguji hipotesis yang

diterjemahkan bahwa tidak terdapat diajukan dalam penelitian. Metoda uji

pengaruh signifikan antara DER yang dilakukan dalam penelitian ini

(X2) dan price to book value, adalah regresi berganda, setelah uji t

angka koefesien regresi tersebut dilakukan dari tabel 4.7 diatas dapat

menunjukkan apabila variable dibuatkan

DAR meningkat 1 satuan akan penelitian ini sebagai berikut :

menurunkan PBV sebesar 0,082, dengan asumsi variable yang

Y = 35,64 + 0,038 CR - DER + 8,54ROA –

lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

0,017 TATO – 3,84 INF + 12,69 BG

3. Kooefisien regresi ROA (X3) sebesar 8,545 dengan t hitung

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan 7,716 dan tingkat signifikansi didapat angka konstanta sebesar 35,64

0,000 lebih kecil dari (0,05) yang mengindikasikan bahwa jika variable

diterjemahkan bahwa independen (CR, DER, ROA, TATO,

dapat

terdapat

pengaruh signifikan pengaruh signifikan

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

value , angka koefesien regresi tersebut menunjukkan apabila

Pembahasan Hipotesis Pertama variable ROA meningkat 1 satuan

pertama menyatakan akan menaikkan PBV sebesar

Hipotesis

Current Ratio berpengaruh secara 8,545, dengan asumsi variable

signifikan terhadap Price To Book Value yang lainnya dianggap tetap atau

sector pertambangan. sama dengan nol.

perusahaan

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan,

4. Koofisien regresi TATO (X4) hipotesis pertama menyatakan bahwa sebesar -0,017 dengan t hitung -

Current Ratio (CR ) memiliki pengaruh 0,08 dan tingkat signifikansi 0,937

secara signifikan terhadap Price To Book lebih besar dari

Value (PBV ) ditolak. Artinya dalam diterjemahkan bahwa tidak terdapat

(0,05) dapat

penelitian ini secara parsial variable pengaruh signifikan antara TATO

current ratio (CR) tidak berpengaruh (X4) dan price to book value,

signifikan terhadap Price to Book Value. angka koefesien regresi tersebut menunjukkan apabila variable

Pembahasan Hipotesis Kedua

TATO meningkat 1 satuan akan Hipotesis kedua menyatakan bahwa menurunkan PBV sebesar 0,017,

Debt To Equity Ratio berpengaruh secara dengan asumsi variable yang

signifikan terhadap Price to Book Value lainnya dianggap tetap atau sama

sector pertambangan. Berdasarkan uji t dengan nol.

yang dilakukan, hipotesis pertama

5. Kooefisien Inflasi (X5) sebesar - menyatakan bahwa Debt To Equity Ratio 0,384 dengan t hitung -0,316 dan

pengaruh secara tingkat signifikansi 0,753 lebih

(DER )

memiliki

signifikan terhadap Price To Book Value besar dari

(PBV ) ditolak. Artinya dalam penelitian ini diterjemahkan bahwa tidak terdapat

(0,05) dapat

secara parsial variable Debt To Equity pengaruh signifikan antara Inflasi

Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan (X5) dan price to book value,

terhadap Price to Book Value. angka koefesien regresi tersebut

menunjukkan apabila variable

Pembahasan Hipotesis Ketiga

Inflasi meningkat 1 satuan akan Hipotesis ketiga menyatakan bahwa menurunkan PBV sebesar 0,384,

Return On Asset berpengaruh secara dengan asumsi variable yang

signifikan terhadap Price To Book Value lainnya dianggap tetap atau sama

sector pertambangan. dengan nol.

perusahaan

Berdasarkan uji t yang dilakukan, hipotesis

6. Koofesian suku bunga (X6) kedua yang menyatakan bahwa Return On sebesar 12,694 dengan t hitung

Asset (ROA) memiliki pengaruh secara 0,63 dan tingkat signifikansi 0,529

signifikan terhadap Price To Book Value lebih besar dari

diterima. Artinya Return On Asset diterjemahkan bahwa tidak terdapat

(0,05) dapat

berpengaruh signifikan terhadap Price to pengaruh signifikan antara Tingkat

Book Value.

bunga (X6) dan price to book Return On Asset merupakan salah value , angka koefesien regresi

satu ratio profitabilitas, yaitu ratio untuk tersebut menunjukkan apabila

mengukur laba bersih setelah pajak dengan variable tingkat bunga meningkat 1

total asset perusahaan. Ratio ini satuan akan menaikkan PBV

menunjukkan efektifitas perusahaan dalam sebesar 12,694, dengan asumsi

menghasilkan keuntungan dibanding variable yang lainnya dianggap

dengan modal sendiri.

tetap atau sama dengan nol.

Pembahasan Hipotesis Keempat

tingkat inflasi berpengaruh signifikan Hipotesis keempat menyatakan bahwa

terhadap Price to Book Value. Total Asset Turn Over berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value

Pembahasan Hipotesis Keenam

perusahaan sector

keenam menyatakan Berdasarkan uji t yang dilakukan, hipotesis

pertambangan.

Hipotesis

bahwa Suku Bunga berpengaruh secara ketiga yang menyatakan bahwa Total Asset

signifikan terhadap Price To Book Value Turn Over berpengaruh signikan terhadap

sector pertambangan. Price To Book Value ditolak. Artinya Total

perusahaan

Berdasarkan uji t yang dilkukan, hipotesis Asset Turnover (TATO) berdasarkan hasil

kedua yang menyatakan bahwa Suku penelitian ini tidak berpengaruh terhadap

pengaruh secara Price To Book Value (PBV). Hal ni

Bunga

memiliki

signifikan terhadap Price To Book Value disebabkan karena asset yang terbesar

ditolak. Artinya Suku Bunga tidak yang dimiliki oleh industry pertambangan

berpengaruh signifikan terhadap Price to tersebut berupa bahan galian yang

Book Value.

tersimpan didalam

Hasil penelitian ini sejalan dengan kepemilikannya sesuai dengan yang diatur

bumi,

yang

M. Abror (2012) yang menyatakan bahwa oleh undang-undang bahwa asset tersebut

tingkat suku bunga tidak berpengaruh dikuasai sepenuhnya oleh Negara,

terhadap return saham. Penelitian ini sedangkan perusahaan hanya diberi hak

berbeda denga hasil penelitian Silvi yang (right) untuk menambang, hal inilah yang

tingkat bunga membuat para investor tidak terlalu

menyatakan bahwa

berpengaruh signifikan terhadap Price to mempertimbangkan

Book Value perusahaan Berbankan di melakukan investasinya di ekuitas sector

pertambangan, sehingga PBV tidak terlalu dipengaruhi oleh tingkat perputaran asset

Pembahasan Hipotesis Ketujuh

yang ada. Hasil penelitian ini sejalan Hipotesis ketujuh menyatakan secara dengan temuan yang dilakukan Ihsan

simultan Current Ratio, Debt To Equity (2009) serta Ganto, Khadafi, Albra Dan

Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Syamni ( 2008).

Over, inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book

Pembahasan Hipotesis Kelima

Value perusahaan sector pertambangan. Hipotesis kelima menyatakan bahwa

Sedangkan secara bersama-sama Inflasi berpengaruh secara signifikan

(simultan) factor fundamental keuangan terhadap Price To Book Value perusahaan

perusahaan pertambangan yang diwakili sector pertambangan. Berdasarkan uji t

oleh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, yang dilakukan, hipotesis kelima yang

Return On Asset, Total Asset Turn Over, menyatakan bahwa

Inflasi dan tingkat bunga berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap Price To

tingkat

inflasi

secara signifikan terhadap Price to Book Book Value ditolak. Artinya Inflasi

Value perusahaan sector pertambangan berdasarkan hasil penelitian ini tidak

yang go-publik di bursa efek Indonesia berpengaruh terhadap Price To Book Value

periode 2010 – 2014. Hasil penelitian ini (PBV).

sejalan dengan hasil penelitian yang Hasil penelitian ini konsisten dan

dilakukan oleh Pahlevi (2012), Tarazi sesuai dengan penelitian M. Abror (2012)

Gallato (2011, Raharjo (2011), Wirahadi yang menyatakan bahwa inflasi tidak

Anugraha (2013), Warjono (2010), Eva berpengaruh secara signifikan terhadap

Eko Hidayanti (2010),. Price to Book Value . Akan tetapi hasil

Laporan Keuangan perusahaan merupakan penelitian ini berbeda dengan Sailendra

suatu hal yang patut diperhatikan oleh dan Silvi (2012) yang menyatakan bahwa

investor sebagai sumber informasi investor sebagai sumber informasi

pertambangan yang terdaftar di Bursa infomasi di pasar modal akan selalu

Efek Indonesia tahun 2010 – 2014. dipengaruhi oleh factor fundamental dan

7. Sedangkan secara simultan variable factor teknikal (Chung 1997). Faktor

Fundamental Keuangan Perusahaan teknikal dalam hal ini diwakili oleh tingkat

yang terdiri dari Current Ratio, Debt To bunga dan tingkat inflasi. Apabila Kondisi

Equity Ratio, Return On Asset, Total makro ekonomi ini dimasa yang akan

Asset Turn Over , dan kondisi makro datang diperkirakan akan mengalami

ekonomi yang terdiri dari Inflasi dan penurunan

tingkat bunga berpengaruh signifikan penurunan harga saham. Jika kondisi atau

terhadap Price to Book Value pada indicator makro ekonomi mendatang

sector pertambangan yang terdaftar di diperkirakan

Bursa Efek Indonesia pada periode kemungkinan besar refleksi index harga

penelitian 2010 – 2014. saham akan menurun, demikian juga sebaliknya (Ang 1997).

Keterbatasan

Peneliti menyadri sepenuhnya bahwa

KESIMPULAN,

KETERBATASAN

penelitian yang telah dilakukan ini

DAN SARAN

walaupun telah diupayakan semaksimal mungkin, akan tetapi masih mempunyai

Kesimpulan

keterbatasan-keterbatasan yang sulit

1. Secara parsial Current Ratio tidak dihindari, yaitu antara lain : berpengaruh secara signifikan terhadap

1. Keterbatasan untuk data keuangan, Price To Book Value pada sektor

serta banyaknya laporan keuangan pertambangan yang terdaftar di Bursa

perusahaan yang tidak di update baik Efek Indonesia tahun 2010 – 2014.

pada webside Bursa Efek Indonesia

2. Secara parsial Debt To Equity Ratio ataupun pada webside perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan

yang dijadikan sampel penelitian, terhadap Price To Book Value pada

membuat jumlah data yang digunakan sektor pertambangan yang terdaftar di

menjadi lebih sedikit dari seharusnya Bursa Efek Indonesia tahun 2010 –

yang dapat dijadikan sampel. 2014.

2. Periode penelitian yang relative

3. Secara parsial Return On Asset singkat yaitu 5 tahun yakni tahun berpengaruh secara signifikan terhadap

2010 sampai dengan 2014. Price To Book Value pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa

Saran

Efek Indonesia tahun 2010 – 2014.

1. Bagi Investor, hasil penelitian ini dapat

bahan acuan dan tidak berpengaruh secara signifikan

4. Secara parsial Total Asset Turn Over

dijadikan

pertimbangan investasi bagi yang terhadap Price To Book Value pada

berminat dan tertarik berinvestasi di sektor pertambangan yang terdaftar di

pasar modal, khususnya disektor Bursa Efek Indonesia tahun 2010 –

Karena industry 2014.

pertambangan.

pertambangan mempunyai karakteristik

5. Secara parsial Inflasi tidak berpengaruh sendiri dan merupakan investasi yang secara signifikan terhadap Price To

padat modal dengan resiko yang sangat Book Value pada sektor pertambangan

tinggi.

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pertabangan pada tahun 2010 – 2014.

2. Perusahaan

umumnya, serta perusahaan yang sudah

6. Secara parsial Suku Bunga tidak go-publik di Bursa Efek khususnya, berpengaruh secara signifikan terhadap

dapat menjadi bahan referensi dan dapat menjadi bahan referensi dan

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis bahan pertimbangan perusahaan. Hasil

Multivariate dengan Program IBM analisis factor yang sangat berpengaruh

SPSS 19 , Badan Penerbit terhadap Price to Book Value adalah

Universitas Diponegoro : Semarang. Return on Asset .

3. Akademisi dan Peneliti yang tertarik Harahap, Sofyan Syafri.2009. Analisis dan berminat pada bidang akuntansi

Kritis atas Laporan Keuangan. keuangan dan pasar modal, semoga

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persana hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi, acuan dan

Hariyanto, Farid dan Sudono, Siswanto penambah wawasan guna melakukan

(1998) Perangkat dan Teknik penelitian-penelitian sejenis dimasa

AnalisisInvestasi di Pasar modal yang akan datang, dengan memperkaya

Indonesia, BEJ, Jakarta varibel penelitian, memperpanjang periode penelitian dan memperbanyak

Hartono, Jogiyanto (2000), Teori sampel penelitian, sehingga dengan

Portofolio dan Analisis Investasi, demikian penelitian dimasa yang akan

Edisi kedua, teori kasus dan riset datang dapat menghasilkan tingkat

Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta akurasi yang lebih tinggi, kajian ilmiah yang lebih dalam dan member manfaat

Hery, 2015. Analisis Laporan Keuangan, kepada berbagai pihak.

CAPS : Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan Ang, Robert, 2010. Buku Pintar Pasar

Buku II , Edisi 4, BPFE Yogyakarta. Modal Indonesia 7 th Edition ,

Mediasoft Indonesia, Jakarta. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, edisi ke2, Rajawali Pers, Jakarta, 2008 Arifin, A, 2004 Membaca Saham, edisi Pertama, cetakan kedua, CV Andi

Manurung J.’ Manurung (1998) Ekonomi Ofset, Yogyakarta.

Keuangan dan Kebijakan Moneter, Salemba Empat Jakarta

Brigham, Eugene F and Houston, Joel F, 2011. Essential of Financial

Munawir, S, Analisa Laporan Keuangan, Management (terjemahan) , Salemba

cetakan ke 4, Liberty, Yogyakarta, Empat : Jakarta.

Chung, et al (1997), The Effect Of Purwanto (2011), Statistik untuk Macroeconomic Variable On Stock

penelitian , Cetakan pertama, Pustaka Market Return And In Developing

Pelajar Jogjakarta Market, Multi nasional Bussuines/Fall

Simamora, Henry. 2003. Akuntansi ”Basis Pengambilan Keputusan Bisnis”. Dornbush, S. And R Startz Fisher (1992)

Edisi II. Jakarta : UPP AMP YKPN. Macro Economic, Seven Edition, McGrawhill, New York

Sugiono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta : Bandung. Fahmi, Irham (2011) Analisis Laporan Keuangan , Alfa Beta, Bandung

Tandelilin, Eduardus (2001) Analisis Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan investasi manajemen portofolio, cetakan

terhadap Nilai Perusahaan pertama BPFE, Yogyakarta.

Manufaktur yang Listing Di BEI 2001 – 2005.

Jurnal, Internet dan Penelitian lainnya :

Fama, EF (1981) Stock Return real activity inflation and money, The American Abduurahman 2012, Pengaruh Cureent

economic review 71. Ratio, Return On Equity, Total Asset Turn Over dan Size Terhadap Price

Kuswanto, Hedy (2010), Pengaruh Faktor To Book Value . ( Studi Empiris pada

Fundamental Perusahaan Terhadap perusahaan Consumer Good yang

Price To Book Value Dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Implikasinya Pada Return Saham Di periode 2006 – 2011, Thesis

Bursa Efek Indonesia, Jurnal Magister Akuntansi Universitas

Dharma Ekonomi Vol. 17 No. 31 Pancasila.

STIE Dharma Putra Semarang

Abror, Mohammad dan Dadang Sadeli, Hadi Anugraha,Wira, 2013, Pengaruh (2012) Pertumbuhan Arus Kas,

Variabel Fundamental Terhadap Pertumbuhan Laba, Inflasi, Suku

Nilai Perusahaan ( Studi Empiris Bunga, Nilai kurs dan Return Saham

pada perusahaan sub sector otomotif Pada badan usaha Milik Negara di

dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset

Bursa Efek Indonesi (2009 – 2012, Akuntansi dan Perpajakan, Magister

E Jurnal Unsri, Palembang Akuntansi Universitas Pancasila, Herman BS, (2003) Pengaruh Perbedaan Alipudin, Asep dan Suyanto, 2012 .

laju Inflasi dan suku bunga pada Keputusan Investasi, Pendanaan,

nilai tukar rupiah terhadap dolar Kebijakan Deviden dan Price To

Amerika dalam kurun waktu Januari Book Value perusahaan

2000 – desember 2002, majalah pertambangan yang tercatat di BEI

ekonomi Tahun XIII, No 3. Periode (2009 – 2011) Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi dan

Hidayati. EE (2010) Analisis Pengaruh Perpajakan, Magister Akuntansi

DER, DPR, ROE, Dan Size Universitas Pancasila

Terhadap Perusahaan Manufaktur yang di Listing Di BEI periode 2005

Ariandi (2009) Analisi Pengaruh Laba – 2007, Tesis S2 dipublikasikan Akuntansi, arus kas operasi, arus kas

Universitas Diponegoro, Semarang. pendanaan, debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Koofesien variasi

Ihsan Muhammad (2009) Pengaruh terhadap harga saham, Tesis.

Current Ratio, Total Asset Turn Over, Debt To Equity Ratiodan ROI

Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan Terhadap harga saham industry & Tahunan ,http://www.idx.co.id/id-

Apparel di Bursa Efek Indonesia, id/beranda/perusahaantercatat/lapora

Jurnal Percikan, Vol. 96, Edisi nkeuangandantahunan.aspx,

Januari 2009

Diunduh pada Maret 2015. Pahlevi, Reza. 2012. Pengaruh EPS, NPM, Ekayana, (2007) Pengaruh Insideran

DAR dan ROE Terhadap harga Ownership, Kibijakan Utang,

Saham pada perusahaan yang Saham pada perusahaan yang

pengaruh ratio Keuangan terhadap Universitas Gunadarma.

Retur Saham perusahaan BUMN Sektor pertambangan periode 2007 -

Pakpahan, Rosman, 2010, Pengaruh 2010, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Faktor Fundamental Perusahaan

Bisnis Vol. 8 No. 2 Juli 2013, dan Kebijakan Deviden terhadap

Jakarta.

nilai perusahaan ( Studi Kasus pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun

Sukamulja, Sukmawati (2011) Analisis 2003 – 2010, Jurnal Ekonomi

Fundamental, Teknikal dan program Keuangan Perbankan dan Akuntansi

Meta stock,http://www. Akuntan.fe Vol. 2 No. 2 ,2010.

ugm

Putra, Tito Perdana and Chabachib, M. and Thobarry; Ahmad Ath ( 2009). Analisis Haryanto, Mulyo and Pangestuti,

pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Irine Rini Demi, Pengaruh Kinerja

Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP Keuangan

Dan Beta Saham terhadap index saham sector Terhadap Price To Book Value

property ( Kajian Empiris pada (Studi pada Perusahaan Real Estate

busrsa efek Indonesia periode (2000 dan Property yang Listed di Bursa

– 2008), Tesis Universitas Efek Indonesia Periode Tahun 2004-

Diponegoro.

2006) Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol 4 No. 2 Undip 2007,

Warjono (2010) , Analisa Faktor-faktor Semarang

yang mempengaruhi price to book value dan implikasinya pada return

Putu Wirawati, NI Gusti( 2008), Pengaruh saham( studi kasus pada perusahaan Faktor Fundamental Perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI) Terhadap Price To Book Value

Dinamika keuangan dan Perbankan Dalam Penilaian Saham di Bursa

Mei 2010 Vol. 2 No. 1 Efek Indonesia Dalam Kondisi Krisis Moneter, Buletin Studi

http://www.bps.go.id/about.php?inflasi Ekonomi, Vol 13 No. 1 Tahun 2008. Reni Cusyana, Silvi dan Suyanto, (2012)

hhtp://www.bi.go.id/web/id/sukubunga/da Pengaruh Earning per Share, Debt

ta

To Equity, Suku Bunga,dan Inflasi pada perbankan di bursafek

hhtp//www.idx.co.id/home/Publication/Per Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi

formannce Summary

dan Perpajakan, Magister Akuntansi Universitas Pancasila,

Sailendra dan Suratno. 2012. Faktor-faktor Fundamental, Kondisi Makro Ekonomi dan Return Saham pada perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Indonesia ( Periode 2009-2011). Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, Magister Akuntansi Universitas Pancasila