View of Pengaruh Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PKN Kelas IV SDN Mojoroto Kota Kediri

Kota Kediri

Frans Aditia Wiguna

PGSD FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri frans@unpkediri.ac.id

Abstrak

Konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik dan konsep belajar berakar pada pihak peserta didik. Pendidik sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar yang efektif. harus mengetahui dan menguasai setiap metode atau model pembelajaran. Guru dapat menggunakan metode tanya jawab, pemberian tugas (resitasi), metode diskusi, dan masih banyak pilihan metode yang dapat digunakan untuk keberhasilan suatu tujuan pendidikan. Oleh karena adanya kesenjangan antara teori dan praktik serta eratnya pemilihan metode pembelajaran yang harus relevan dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa maka menjadi penting untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang relevan dan efektif. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pemberian tugas (resitasi) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan menggunakan Pretest-Postest yang dilaksanakan di SDN 3 Mojoroto Kota Kediri (Kel. Eksperimen) dan SDN 6 Mojoroto Kota Kediri (Kel. Kontrol), dengan sasaran penelitian adalah siswa kelas IV, selanjutnya teknik analisis t-test digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil temuan penelitian adalah: pretest rerata nilai pada kelas kontrol yaitu 51, dan rerata nilai pada kelas eksperimen yaitu 54. Mean pada tabel statistik Pretest kelompok eksperimen adalah 54,38 dengan Std. deviation 7,497, dan Std. deviation 7,594. Sedangkan Mean kelompok kontrol pada tabel statistik Pretest adalah 51,94 dengan Std. Deviation 8,532 dan kelas kontrol pada tabel statistik postest adalah 66,94 dengan Std. Deviation 8,234. Nilai rerata hasil belajar menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa untuk menyelesaikan soal PKn tentang globalisasi dengan menggunakan metode resitasi rerata pada kelas kontrol yaitu 66 dan Mean pada kelas eksperimen yaitu 74. Sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan metode pemberian tugas (resitasi) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Mojoroto Kota Kediri.

Kata Kunci : Pengaruh Model Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing, Hasil Belajar IPA

| Vol 2 No 1 Tahun 2017

Abstract

In learning science in elementary school requires a new innovation that is able to activate and make the learning process more enjoyable so that students are able to understand the material being studied. This requires teachers to be more creative and innovative in selecting a learning model that will be used. One example of learning model that can be used is a cooperative learning model Snowball Throwing. Throwing Snowball In lessons students will learn in groups and in collaboration with the group of their friends in solving problems. So that students can easily understand the material and also in expressing ideas that can maximize learning outcomes. This study aims to determine whether or not the influence of cooperative learning model with Snowball Throwing on learning outcomes of science in grade IV SDN Bondrang Sawoo District of Ponorogo in the academic year 2016/2017. Subjects in this study were students of class IV SDN 1 Bondrang and fourth grade students of SDN 2 Bondrang. In this study, using a quantitative approach to experimental research methods. Sampling was done by sampling research saturated. While the researchers to collect data using the test method, and documentation. Data analysis techniques used in this research is the prerequisite test and test hypotheses. The results showed that the application of learning models Snowball Throwing can affect learning outcomes IPA grade IV SDN Bondrang Ponorogo, where the result the average value of the experimental class was

83.23 and in control group was 71.47. The conclusions of this research is no effect of the application of cooperative learning model with Snowball Throwing on learning outcomes of science in grade IV SDN Bondrang Sawoo District of Ponorogo in the academic year 2016/2017.

Keywords : Effects of Learning Model, Snowball Throwing Cooperative Learning, Learning Outcomes IPA

A. PENDAHULUAN

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 1

Menurut Undang-undang Sistem Kualitas pendidikan perlu untuk

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor terus ditingkatkan. Kualitas pendidikan ini

20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa terkait dengan kualitas proses dan kualitas

Pendidikan Nasional berfungsi untuk hasil. Kualitas proses dapat dicapai apabila

proses pembelajaran berlangsung secara membentuk watak serta peradaban

efektif dan siswa dapat menghayati serta bangsa yang bermartabat dalam rangka

menjalani proses pembelajaran secara mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain

bermakna. Kualitas hasil dapat dilihat itu, disebutkan dalam Undang-undang

pada unjuk kerja siswa yang menunjukkan tersebut bahwa Pendidikan Nasional

kecakapan hidup dan kompetensi dengan bertujuan untuk mengembangkan potensi

tingkat penguasaan yang tinggi; yang peserta didik agar menjadi manusia yang

meliputi pemahaman dan penghayatan, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

1 Depdiknas, “UURI No. 20 Th. 2003 Tentang

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

Sisdiknas Bab II Dasar, Fungsi dan Tujuan Pasal 3” (Depdiknas, 2003).

Pengaruh Metode Pemberian . . . | 47

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan Menyadari pentingnya peningkatan juga nilai-nilai terhadap tugas-tugas

kualitas SDM khususnya sekolah tingkat belajar sesuai dengan kebutuhan siswa

dasar (SD), pemerintah telah melakukan dalam kehidupannya dan tuntutan yang

upaya-upaya diantaranya adalah dengan ada di masyarakat (dunia kerja).

program-program peningkatan mutu Peningkatan kualitas sumber daya

pendidikan. Dalam bidang pendidikan manusia dalam sebuah bangsa juga tidak

pembenahan yang dilakukan antara lain; dapat dipisahkan dengan pendidikan.

1) dalam bidang sarana dan prasarana Pendidikan adalah usaha nyata untuk

seperti pengadaan gedung dan buku mengembangkan potensi sumber daya

pelajaran,

manusia (SDM). Sumber daya manusia

2) dalam bidang kompetensi tenaga dapat berkembang dengan baik apabila

dengan mengadakan melalui pembelajaran yang baik pula.

kependidikan,

pelatihan-pelatihan bagi kepala sekolah, Konsep belajar berakar pada pihak

guru, dan tenaga kependidikan lainnya, peserta didik dan konsep pembelajaran

3) dalam bidang kurikulum juga telah berakar pada pihak pendidik. Peserta

melakukan revisi terhadap kurikulum didik adalah seseorang atau sekelompok

1994 dievaluasi menjadi kurikulum 2004 orang sebagai pencari, penerima pelajaran

yaitu kurikulum berbasis kompetensi yang dibutuhkannya, sedangkan pendidik

(KBK) dan dalam waktu dekat hingga adalah seseorang atau sekelompok orang

sekarang kurikulum yang diberlakukan yang berprofesi sebagai

tingkat satuan kegiatan belajar mengajar yang efektif.

pendidikan (KTSP), bahkan berdasarkan Peningkatan kualitas sumber daya

pertimbangan dan pemikiran KTSP manusia dalam sebuah bangsa juga tidak

kembali mendapat perbaikan dengan dapat dipisahkan dengan pendidikan. Hal

hadirnya kurikulum 2013. ini tidak dapat diabaikan karena

Salah satu upaya agar proses belajar pedididikan adalah dasar atau fondamen

mengajar dapat berjalan dengan lancar,

guru harus mengetahui dan menguasai peningkatan suber daya manusia tidak

dari masyarakat yang berkualitas. 2 Upaya

setiap metode atau model pembelajaran. hanya dilakukan dengan memberikan

Dalam hal ini guru tidak hanya sebuah pendidikan, akan tetapi harus

menggunakan metode ceramahsaja dalam disertai dengan peningkatan mutu

Guru dapat pendidikan itu sendiri. Pembangunan

kegiatan

belajar.

menggunakan metode tanya jawab, pendidikan adalah sesuatu yang penting

pemberian tugas (resitasi), metode dalam rangka mewujudkan kualitas

diskusi, dan masih banyak pilihan metode Sumber Daya Manusia. Suatu negara yang

yang dapat digunakan untuk keberhasilan melaksanakan pembangunan mulai dari

suatu tujuan pendidikan. Sebagaimana hal dunia pendidikan saat ini sudah tampak

ini ditegaskan dalam Undang-Undang 20 menunjukkan kemajuan yang pesat.

Tahun 2003 pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan, dimana Pendidikan

2 Tilaar H. A. R, Standarisasi Pendidikan Nasional

(Bandung: Rineka Cipta, 2006).

| Vol 2 No 1 Tahun 2017

kemampuan dan membentuk watak serta kehidupan sesuai dengan kaidah yang peradaban bangsa yang bermartabat

tersebut hendaknya dalam rangka mencerdaskan kehidupan

berlaku.

Hal

melibatkan dunia nyata sebagai suatu bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

konteks belajar bagi siswa. Dengan potensi peserta didik agar menjadi

demikian, penyajian suatu masalah yang manusia yang beriman dan bertakwa

autentik dan bermakna akan dapat kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

memberikan kemudahan kepada siswa mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

untuk melakukan penyelidikan dan mandiri, dan menjadi warga Negara yang

penemuan.

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan, Metode

maka dalam proses pembelajaran harus dipahami sebagai strategi dalam proses

pembelajaran

dapat

memperhatikan aspek-aspek yang mampu

mencetak sumber daya manusia yang adalah kerangka

belajar mengajar. 3 Metode pembelajaran

berkualitas sebagaimana yang diharapkan. melukiskan prosedur yang sistematis

konseptual

yang

Berdasarkan hasil observasi awal, ternyata dalam mengorganisasikan pengalaman

kondisi pembelajaran yang nampak di SDN belajar

Mojoroto kota Kediri belum sesuai dengan pembelajaran tertentu, dan berfungsi

harapan. Siswa belum dapat berpikir sebagai pedoman bagi para perancang

kritis tentang pembelajaran PKn. Hal ini pembelajaran dan para pengajar dalam

menjadi tugas guru untuk memberikan merencanakan dan melaksanakan akti-

bimbingan kepada siswa tentang cara vitas belajar mengajar.

berpikir kritis dalam memahami nilai-nilai Oleh karena itu, sebagai guru harus

budaya masyarakat mencari atau memilih metode pembe-

pancasila dan

Indonesia dalam pengaruh globalisasi. lajaran/ metode mengajar yang tepat dan

Untuk memperoleh informasi dan me- sesuai dengan kondisi siswa serta materi

ngembangkan konsep-konsep sains, siswa yang disampaikan. belajar tentang bagaimana membangun

Metode pembelajaran yang sama kerangka masalah, menyusun fakta, dengan karakter siswa yang berbeda,

menganalisis data, dan menyusun argu- hasilnya akan berbeda pula. Demikian juga

mentasi terkait pemecahan masalah, untuk materi yang berbeda seorang guru

kemudian memecahkan masalah, baik tidak bisa menerapkan metode pembe-

secara individual maupun dalam ke- lajaran yang sama.

lompok. 4

Metode pembelajaran yang dipilih Oleh karena adanya kesenjangan diharapkan mempertimbangkan kemu-

antara teori dan praktik serta eratnya dahan bagi siswa dalam menangkap

pemilihan metode pembelajaran yang materi yang disampaikan oleh guru

harus relevan dengan peningkatan sehingga dapat diaplikasikan dalam

kemampuan berpikir kritis siswa maka menjadi penting untuk memilih dan

3 Arief M. Sardiman, Interaksi & motivasi belajar mengajar (Rajagrafindo Persada (Rajawali Pers),

4 Hariyanto Warsono, Pembelajaran Aktif Teori dan 2004).

Asesmen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).

Pengaruh Metode Pemberian . . . | 49

menerapkan metode pembelajaran yang pakan mata pelajaran yang memfokuskan relevan dan efektif. Berdasarkan uraian

pada pembentukan diri yang beragam dari tersebut, maka peneliti sangat tertarik

segi

untuk melakukan penelitian dengan agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan

mengetengahkan judul Pengaruh Metode suku bangsa untuk menjadi warga negara

Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap yang cerdas, terampil, dan berkarakter

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada seperti yang diamanatkan oleh Pancasila

Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Mojoroto

dan UUD 1945. 6

Kota Kediri. Pendidikan Kewarganegaraan telah

Permasalahan dalam penelitian ini mengalami perkembangan sejarah yang

yang d apat dirumuskan adalah “Apakah sangat panjang, secara konseptual istilah

ada pengaruh metode pemberian tugas Pendidikan Kewarganegaraan dimulai dari

(resitasi) terhadap kemampuan berpikir Kewarganegaraan (1956), Civic (1959),

kritis siswa. Adapun tujuan dalam Kewarganegaraan (1962), Pendidikan

penelitian ini adalah untuk mengetahui Kewarganegaraan (1968), Pendidikan

seberapa besar

pengaruh

metode

Moral Pancasila (1975), Pendidikan pemberian tugas (resitasi) terhadap

Pancasila Kewarganegaraan (1994), Pen- kemampuan

berpikir

kritis siswa.

didikan Kewarganegaraan (UU No.20 Hipotesis dalam penelitian ini adalah

Tahun 2003).

adanya pengaruh yang signifikan metode Pendidikan Kewarganegaraan dapat

pemberian tugas (resitasi) terhadap

wahana untuk kemampuan berpikir kritis siswa.

diartikan

sebagai

mengembangkan dan melestarikan nilai

luhur dan moral yang berakar pada

B. Hakikat Pembelajaran PKn

budaya bangsa Indonesia yang diharapkan Terkait

dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang

kehidupan berbangsa dan bernegara. Standar Isi di sebutkan bahwa mata

Landasan PKn adalah Pancasila dan pelajaran Pendidikan kewarganegaraan

UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai merupakan

agama, kebudayaan nasional Indonesia, memfokuskan

pada

pembentukan

serta tanggap pada perubahan zaman. warganegara yang memahami dan mampu

Selain itu juga dari Undang-undang No. 20 melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan untuk menjadi warga negara Indonesia

Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi yang cerdas, terampil, dan berkarakter

tahun 2004 serta Pedoman Khusus yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Sedangkan dalam rumusan naskah

Kewarganegaraan yang Kurikulum 2004 menyatakan bahwa

Pelajaran

diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) meru-

Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan

Depdiknas, “Permendiknas RI No. 22. Tentang 6 Enco Mulyasa, Kurikulum berbasis kompetensi: Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan

konsep, karakteristik, dan implementasi (PT Remaja Menengah” (Depdiknas, n.d.).

Rosdakarya, 2002).

| Vol 2 No 1 Tahun 2017

Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan kenegaraan, dengan harapan melalui mata Menengah Umum.

pelajaran PKn ini dapat terbina insan Tujuan mata pelajaran Pendidikan

yang baik (Good- Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

warga negara

Citizenship). Dijelaskan pula unsur terkait

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan dengan pengembangan PKn, antara lain: a) kreatif dalam menanggapi isu kewar-

pengetahuan interseptif ganegaraan; 2) Berpartisipasi secara

hubungan

knowledge) dengan bermutu dan bertanggung jawab, serta

(intaceptive

pengetahuan ekstraseptif (extraceptive bertindak secara cerdas dalam kegiatan

knowlede) atau antara agama dan ilmu; b) bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

kebudayaan Indonesia dan tujuan

3) Berkembang secara positif dan pendidikan nasional; c) disiplin ilmu demokratis untuk membentuk diri

pendidikan terutama psikologi pendi- berdasarkan

dikan; d) disiplin ilmu-ilmu sosial, masyarakat Indonesia agar dapat hidup

pada

karakter-karakter

khususnya “ide fundamental” ilmu bersama dengan bangsa-bangsa lain, dan

Kewarganegaraan; e) dokumen negara,

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain khususnyanya Pancasila, UUD 1945 dan dalam peraturan dunia secara langsung

perundangan negara serta sejarah dengan memanfaatkan teknologi informasi

perjuangan bangsa; f) kegiatan dasar dan komunikasi. 7 manusia dan; g) pengertian pendidikan

Sementara itu, PKn di Indonesia

IPS. 9

diharapkan dapat mempersiapkan peserta Ketujuh unsur diatas nantinya akan didik menjadi warga negara yang memiliki

pengembangan PKn. komitmen yang kuat dan konsisten untuk

mempengaruhi

Karena pengembangan dalam PKn akan mempertahankan

mempengaruhi pengertian PKn sebagai Republik Indonesia (NKRI). PKn meru-

Negara

Kesatuan

salah satu tujuan IPS.

pakan usaha untuk membekali peserta Sehubungan dengan itu, PKn sebagai didik

salah satu tujuan pendidikan IPS yang kemampuan dasar yang berkenaan dengan

menekankan pada nilai-nilai untuk me- hubungan antara warga negara dengan

numbuhkan warga Negara yang baik, negara serta pendidikan pendahuluan bela

patriotik, lebih lanjut dipaparkan batasan negara agar menjadi warga negara agar

pengertian PKn sebagai berikut: salah satu dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. 8 tujuan pendidikan IPS. Pendidikan

Dari pengertian pendapat di atas dapat Kewarganegaraan adalah seleksi dan disimpulkan PKn merupakan mata

adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, pelajaran yang berfokus pada pembinaan

ilmu kewarganegaraan, humaniora, dan karakter warga negara dalam perspektif

kegiatan

manusia, yang diorganisasikan dan disajikan secara

dasar

7 Depdiknas, “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan psiologis dan ilmiah untuk ikut mencapai

(KTSP) Untuk Sekolah Dasar/ MI.” (Depdiknas, 2006).

8 Muhammad Numan Soemantri, Menggagas pembaharuan pendidikan IPS (Bandung: Remaja

9 Soemantri, Menggagas pembaharuan pendidikan Rosdakarya, 2001), 154 dan 158.

IPS .

Pengaruh Metode Pemberian . . . | 51

penuh tanggung jawab memerlukan itu tujuan dari PKn yang pernah

salah satu tujuan pedidikan IPS. 10 Selain

penguasaan seperangkat ilmu penge- dikemukakan adalah sebagai berikut: a)

tahuan dan keterampilan intelektual serta Secara umum tujuan PKn harus ajeg dan

keterampilan untuk berperan serta. mendukung keberhasilan pencapaian

Partisipasi yang efektif dan bertanggung Pendidikan Nasional, yaitu: “mencer-

jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut daskan kehidupan bangsa yang mengem-

melalui pengembangan disposisi atau bangkan manusia Indonesia seutuhnya.

watak-watak tertentu yang meningkatkan Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

kemampuan individu berperan serta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

dalam proses politik dan mendukung pekerti luhur, memiliki kemampuan

berfungsinya sistem politik yang sehat pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

serta peraikan masyarakat. 12 Sehubungan jasmani dan rohani, kepribadian mantap

dengan era globalisasi, dimana semua dan mandiri serta rasa tanggung jawab

dengan segala kemasyarakatan dan kebangsaan”. b)

telah

berkembang

kecanggihannya. Siswa harus diper- Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina

kenalkan dengan segala bentuk globalisasi moral yang diharapkan diwujudkan dalam

baik di bidang komunikasi, transportasi, kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang

politik, dan perekonomian. Siswa harus memancarkan iman dan taqwa terhadap

memahami segala pengaruh baik atau Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat

buruk dari globalisasi tersebut agar yang terdiri dari berbagai golongan agama,

menjadi manusia yang bertanggung jawab perilaku yang mendukung kerakyatan

berdasarkan nilai-nilai Pancasila. yang

mengutamakan

kepentingan

bersama diatas kepentingan perseorangan

Metode Resitasi

dan golongan sehingga perbedaan Metode pembelajaran adalah suatu pemikiran pendapat ataupun kepentingan

pengetahuan tentang cara-cara mengajar diatasi melalui musyawarah mufakat,

yang dipergunakan oleh guru atau serta perilaku yang mendukung upaya 13 instruktur. Pengertian lain mengatakan

untuk mewujudkan keadilan sosial pelajaran kepada siswa di dalam kelas, seluruh rakyat Indonesia. 11 baik secara individual ataupun secara

kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, kewarganegaraan adalah, Partisipasi yang

dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa penuh nalar dan tanggung jawab dalam

dengan baik.

kehidupan politik dari warga negara yang Gagne berpendapat bahwa metode taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan dasar demokrasi konstitusional Indonesia

yang dirancang untuk memungkinkan partisipasi warga negara yang efektif dan

12 Sapriya, “Analisis Signifikasi „Content‟ PKn

Persekolahan Dalam Menghadapi Tuntutan Era

10 Ibid., 159.

Demokrasi dan Penegakan Hak Asasi Manusia,” A. Kosasih Djahiri, Dasar-dasar Umum Metodologi

Jurnal Civicus 1 (2001): 57 –72. dan Pengajaran Nilai Moral (Bandung: IKIP

13 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi belajar Bandung, 1995), 10.

mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 52.

| Vol 2 No 1 Tahun 2017

terjadinya proses belajar pada siswa. 14 Metode pemberian tugas merupakan Dapat disimpulkan bahwa metode

metode-metode pembelajaran adalah metode yang

mengajar. Karena tugas-tugas meninjau digunakan oleh guru sebagai cara untuk

pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran mencapai tujuan pembelajaran yang telah

yang sudah diajarkan, untuk latihan- ditetapkan. Hal ini mendorong seorang

latihan, untuk memecahkan suatu masalah guru untuk mencari metode yang tepat

dan seterusnya. 16

dalam penyampaian materinya agar dapat Siswa yang kurang menguasai materi diserap dengan baik oleh siswa. mengajar

pembelajaran tentu akan mempunyai nilai secara efektif sangat bergantung pada

yang lebih rendah dibandingkan dengan pemilihan dan penggunaan metode

siswa yang lebih menguasai materi ajar. mengajar.

Untuk menguasai materi ajar maka Metode resitasi merupakan salah

dituntut adanya aktifitas dari siswa yang satu pilihan metode mengajar seorang

bukan hanya sekedar mengingat, tetapi guru, dimana guru memberikan sejumlah

itu yakni memahami, item tes kepada siswanya untuk

lebih dari

menganalisis, dikerjakan. Pemberian item tes ini

mengaplikasikan,

mensintesis, dan mengevaluasi materi biasanya diberikan pada akhir setiap

ajar.

Setiap metode memiliki kelebihan Pemberian tugas merupakan salah satu

pertemuan atau

akhir

pelajaran.

dan kekurangan, sehingga ketepatan guru alternatif

dalam memilih metode pembelajaran penyampaian tujuan pembelajaran. Hal ini

untuk

menyempurnakan

sangat diperlukan agar kekurangan disebabkan

tersebut tidak menjadi kendala yang dapat pelajaran yang harus disampaikan

menghambat ketuntasan belajar siswa. sementara waktu belajar sangat terbatas.

Metode resitasi ini dianggap efektif, Salah satu metode yang digunakan

bila hal-hal berikut ini dilaksanakan yaitu : dalam pelajaran PKn adalah metode

merumuskan tujuan khusus yang hendak resitasi. Metode resitasi adalah cara untuk

dicapai, tugas yang diberikan harus jelas, mengajar yang dilakukan dengan jalan

dan waktu yang disediakan untuk memberi tugas khusus kepada siswa.

menyelasaikan tugas harus cukup. 17 Pelaksanaannya bisa di kelas, di

Langkah-langkah yang ditempuh dalam perpustakaan, di laboratorium, atau yang

pendekatan pelaksanaan metode resitasi ada hubungannya dengan tugas tersebut

yaitu: 1) Tugas yang diberikan harus jelas; dan hasilnya dipertanggung-jawabkan. 15 2) Tempat dan lama waktu penyelesaian Untuk penelitian ini lebih difokuskan

tugas harus jelas; 3) Tugas yang diberikan metode resitasi dilakukan di dalam kelas.

terlebih dahulu dijelaskan/ diberikan petunjuk yang jela, agar siswa yang belum mampu memahami tugas itu berupaya

14 Udin Saripudin Winataputra et al., “Materi dan pembelajaran PKN SD,” 2014,

http://repository.ut.ac.id/4114/1/PDGK4401-TM.pdf. 16 I.LPasaribu, Didaktik dan Metodik (Bandung: 15 Imansyah Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan

Tarsito, 1986), 108.

(Surabaya: Penerbit Usaha Nasional, 1984), 93. 17 Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan, 93.

Pengaruh Metode Pemberian . . . | 53

untuk menyelesaikannya; 4) Guru harus nya. Berpikir itu sendiri memiliki empat memberikan belajar atau salah arah dalam

aspek yaitu penyusunan konsep, pemeca- mengerjakan tugas; 5) Memberi dorongan

han masalah, penalaran formal, dan terutama bagi siswa yang lambat atau

pengambilan keputusan tingkat tinggi. kurang bergairah mengerjakan tugas. 18 Berpikir adalah daya jiwa yang dapat Adapun kelebihan metode penugasan

meletakkan hubungan-hubungan antara (resitasi) dapat disebutkan sebagai

pengetahuan, merupakan proses yang berikut: 1) Tugas lebih merangsang siswa

“dialektis” yang bahwa selama berpikir, untuk belajar lebih banyak, baik pada

pikiran dalam keadaan tanya jawab, untuk waktu di kelas maupun di luar kelas; 2)

dapat meletakkan hubungan pengetahuan. Metode ini dapat mengembangkan

Berpikir kritis sangat diperlukan dalam kemandirian siswa

era globalisasi seperti sekarang ini untuk yang diperlukan di kehidupan kelak; 3)

menyelesaikan sebuah permasalahan yang Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa

komplek dalam kehidupan modern ini. yang dipelajari dari guru, lebih memper-

Kegiatan berpikir dilakukan guna dalam, memperkaya/memperluas panda-

memahami realitas dalam rangka antara ngan tentang apa yang dipelajari; 4) Tugas

lain: 1) Mengambil keputusan; 2) Meme- dapat membina kebiasaan siswa untuk

cahkan Persoalan, dan 3) Menghasil-kan mencari dan mengolah sendiri informasi

sesuatu yang baru. Memahami realitas dan komunikasi, dan 5) Metode ini dapat

berarti menarik kesimpulan serta berbagai membuat siswa bergairah dalam belajar

kemungkinan penjelasan dari realitas karena kegiatan belajar dilakukan dengan

eksternal dan internal. Berpikir kritis berbagai variasi sehingga tidak mem-

merupakan salah satu keterampilan ting- bosankan. kat tinggi yang sangat penting diajarkan

Sedang kekurangan dari metode kepada siswa selain keterampilan berpikir penugasan (resitasi) adalah: 1) Siswa sulit

kreatif.

dikontrol, apa benar mengerjakan tugas Berpikir adalah suatu kegiatan ataukah dikerjakan orang lain; 2) Tidak

mental yang melibatkan kerja otak. mudah memberikan tugas yang sesuai

Walaupun tidak bisa dipisahkan dari dengan perbedaan individu siswa; 3)

aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih Sering memberikan tugas yang monoton,

dari sekedar kerja organ tubuh yang sehingga membosankan. 19 disebut otak. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu,

Kemampuan Berpikir Kritis

menyadari secara aktif dan menghadir- Berpikir diperlukan oleh manusia

kannya dalam pikiran kemudian mem- dalam kehidupan sehari-hari. Melalui

punyai wawasan tentang objek tersebut. 20 berpikir manusia dapat mengenali

Pengertian berpikir kritis adalah masalah, memahami, dan memecahkan-

berpikir pada sebuah level yang kompleks dengan menggunakan berbagai proses

18 N. Sudirman, Ilmu pendidikan (Bandung: Tarsito, 1992), 145.

20 Abu Ahmadi, Psikologi umum (Jakarta: Rineka 19 Ibid., 142.

Cipta, 2003), 120.

| Vol 2 No 1 Tahun 2017

analisis dan proses evaluasi terhadap Definisi tersebut mengimplikasikan informasi yang didapatkan.

lima hal 1) berpikir logis dengan Definsi tentang berpikir kritis yang

menggunakan alasan-alasan yang baik; 2) dikemukakan para ahli, diantaranya Chaffe

berpikir reflektif dengan secara sadar berpikir kritis adalah berpikir untuk

mencari dan menggunakan alasan-alasan menyelidiki secara sistematis proses

yang baik; 3) berpikir terfokus, yaitu berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak

berpikir untuk tujuan tertentu; 4) hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi

pengambilan keputusan mengenai hal juga meneliti bagaimana kita dan orang

yang akan dipercaya atau diyakini dengan lain menggunakan bukti dan logika. 21 mengevaluasi pernyataan atau perbuatan;

5) kecenderungan dan kemampuan, yaitu mengalami kesulitan Berpikir kritis

Bimbingan utamanya kepada siswa yang

kemampuan kognitif dan kecenderungan merupakan kegiatan mengevaluasi dalam

untuk menggunakan kemampuan terse- mempertimbangkan kesimpulan yang

but. 23

akan diambil dengan beberapa faktor Dari beberapa pendapat para ahli di pendukung untuk membuat keputusan.

atas mengenai berpikir kritis, maka dapat Selain itu, berpikir kritis adalah logis dan

diartikan bahwa berpikir kritis merupakan reflektif yang difokuskan pada pengam-

sebuah proses aktif dan cara berpikir bilan keputusan mengenai hal yang akan

secara teratur serta secara sistematis guna dipercaya/ dilakukan.

memahami informasi yang secara menda- Berpikir kritis adalah berpikir secara

lam, sehingga kemudian membentuk beralasan dan reflektif dengan menekan-

sebuah keyakinan tentang kebenaran dari kan pembuatan keputusan tentang apa

informasi atau pendapat-pendapat yang yang harus dipercayai atau dilakukan.

disampaikan. Proses aktif menunjukkan Berikut adalah contoh-contoh kemampuan

bahwa keinginan dan atau motivasi guna berpikir kritis, misalnya 1) membanding

menemukan jawaban serta mencapai dan membedakan, 2) membuat kategori,

pemahaman. 24

3) meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan, 4) menerangkan sebab, 5)

C. Rancangan dan Desain Penelitian

membuat sekuen/urutan, 6) menentukan Pada penelitian ini menggunakan sumber yang dipercayai, dan 7) membuat

rancangan eksperimen murni dengan ramalan. 22 alasan yaitu lebih memberikan perlakuan khusus terhadap kelompok eksperimen

yakni pembelajaran menggunakan metode

Suriadi, “Pembelajaran dengan Pendekatan Discovery yang Menekankan Aspek Analogi Untuk

resitasi dan hanya melakukan kontrol

Meningkatkan Pemahaman Matematik dan

pada kelompok lain. Dimana eksperimen

Kemampuan Berpikir Kriti s Siswa SMA.”

murni adalah rancangan yang melibatkan

(Universitas Pendidikan Indonesia, 2006).

22 Mustaji, “Pengembangan Kemampuan Berpikir

Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran,” diakses 4 23 Anthony J. Nitko, Educational assessment of Juni 2017,

students (ERIC, 2001), 65 –66, http://www.academia.edu/3782126/Pengembangan_K

http://eric.ed.gov/?id=ED449193. emampuan_Berpikir_Kritis_dan_Kreatif_dalam_Pem

24 Hendra Surya, Cara Belajar Orang Genius (Jakarta: belajaran.

: Elex Media Komputindo, 2013), 159.

Pengaruh Metode Pemberian . . . | 55

satu variabel eksperimen yang berkaitan Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka diberikan perlakuan khusus (manipulasi)

dapat disimpulkan bahwa populasi adalah dan satu kelompok kontrol dengan

keseluruhan individu atau objek penelitian perlakuan yang berbeda setelah itu

yang di duga memiliki sifat dan karakteristik menguji hasilnya.

yang sama dan menjadi keberlakuan Desain penelitian yang digunakan

kesimpulan dalam penelitian. Dalam adalah suatu rancangan pretest dan

penelitian ini yang menjadi populasi adalah postest yang dilaksanakan pada dua

siswa kelas IV SDN Mojoroto Kota kediri. kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Adapun siswa kelas IV SDN Mojoroto 1 dan kelompok kontrol. Sebagaimana

kota kediri dengan jumlah siswa 32 orang terlihat dalam Tabel 3. 1 berikut ini.

sebagai kelas uji coba, kelas IV SDN

Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian

Mojoroto 3 dengan jumlah siswa 32 orang

Kelompok Pretest

Perlakuan Postest

sebagai kelompok eksperimen dan siswa

Eksperimen Y1

X Y2

kelas IV SDN Mojoroto 6 dengan jumlah

Kontrol Y1

Y2

siswa 31 orang sebagai kelompok kontrol.

Keterangan:

Alasan memilih kelas tersebut karena

Y1 = Pretest

mempunyai karakteristik yang sama,

Y2 = Postest

antara lain: 1) Sasaran yang diteliti

X = Perlakuan, yaitu penerapan metode Resitasi terhadap kemampuan berpikir

disamakan kelasnya, yaitu pada kelas IV

kritis pada mata pelajaran PKn

SDN Mojoroto Kota Kediri; 2) Kelas

Y1 = Y2 (butir soal Y1 sama dengan Y2)

eksperimen dan kelas kontrol terdapat Ditinjau dari perannya variabel penelitian

pada satu lembaga yang sama, yaitu SDN terdiri dari variabel bebas, variabel terikat

Mojoroto kota Kediri; 3) Jumlah dan usia dan variabel perantara.

Variabel

siswa pada kelas eksperimen dan kelas penelitian adalah objek penelitian, atau

kontrol relatif sama; 4) Ruangan kelas apa yang menjadi titik perhatian suatu

kedua kelompok eksperimen dan kontrol penelitian. 25 Pada penelitian ini, variabel

itu tidak ada perbedaan kebisingan, yang digunakan adalah variabel bebas dan

kepengapan, karena ventilasi yang kurang, variabel terikat. Variabel bebas yang

tata ruang, dan tata cahaya; 5) Siswanya biasanya dinyatakan tanda huruf (X),

mempunyai kemampuan yang sama dalam adalah variabel yang mempengaruhi atau

PKn, dengan rerata nilai siswa menjadi penyebab bagi variabel yang lain,

antara 70-75 dan 6) Untuk memantapkan dalam penelitian ini adalah Metode Tanya

karakteristik yang sama, maka dilakukan Jawab (Resitasi). Variabel terikat yang

dengan uji-t.

biasanya dinyatakan tanda huruf (Y), Kegiatan penelitian dirincikan dalam

adalah variabel yang dipengaruhi atau tiga tahapan sebagai berikut: 1. Tahap

disebabkan bagi variabel yang lain. Persiapan (Tahap Awal) di mana dalam

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan

tahap ini ada dua kegiatan utama dalam

subjek

penelitian. 26

tahap persiapan atau tahap awal ini, yaitu:

25 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu

(a) Penyusunan perangkat yang meliputi:

Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 56.

Studi literatur dan studi lapangan;

26 Ibid., 130.

| Vol 2 No 1 Tahun 2017

Menentukan lokasi penelitian; Penyu-

Proses analisis data sunan proposal penelitian. Kegiatan

terkumpul.

merupakan usaha untuk memperoleh selanjutnya adalah (b) Pengembangan

jawaban dari permasalahan penelitian. instrumen penelitian yang meliputi:

Sebagaimana mengetahui analisis statistik Pemilihan sampel; Menyusun topik dan

akan berwujud angka-angka, begitu pula subjek penelitian; Menyusun instrumen

dengan uji statistiknya. Metode statistik penelitian; Validasi eksperimen; Revisi

yang dipakai untuk menguji hipotesis instrumen; Menyiapkan instrumen dan

kerja adalah menggunakan Uji-t sampel administrasi penelitian. 2. Tahap Pelaksa-

berpasangan dengan bantuan program naan Penelitian, dimana dalam tahap ini

SPSS. Analisis kemampuan berpikir kritis. meliputi kegiatan: (a) Melakukan uji coba

Analisis data:

pada instrumen tes yang akan digunakan;

a. Validitas adalah suatu ukuran yang (b) Memberikan tes awal kepada kedua

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan kelas; (c) Pelaksanaan pembelajaran PKn

atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu di kelas eksperimen dengan pembelajaran

instrumen yang valid atau sahih mempu- berorientasi pada metode pemberian

nyai validasi tinggi. Sebaliknya, instrumen tugas (resitasi) yang diawali dengan

yang kurang valid berarti memiliki penjelasan materi pada siswa dengan

validitas rendah. 27

metode ceramah, serta kelas kontrol

b. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan hanya menggunakan metode pembela-

(konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana jaran ceramah (konvensional);

suatu tes dapat dipercaya untuk Pemberian tes akhir pada kedua kelas

(d)

menghasilkan skor yang ajek/ konsisten untuk mengetahui tingkat ketercapaian

(tidak berubah-ubah). Tes yang reliabel kemampuan berpikir kritis; dan (e)

atau dapat dipercaya adalah tes yang Pengisian angket oleh siswa pada

menghasilkan skor ajeg, relatif tidak kelompok eksperimen untuk mengetahui

berubah walaupun di teskan pada situasi tanggapan dan antusiasme siswa terhadap

yang berbeda-beda. komponen dan cara pembelajaran bero-

dan

waktu

Reliabilitas instrumen soal uraian pada rientasi pada metode pemberian tugas

penelitian ini menggunakan rumus Alpha, (resitasi). Selanjutnya tahap terakhir

yaitu:

yaitu:

3. Tahap Penyelesaian (Tahap Akhir),

dimana dalam tahap ini ada dua kegiatan

yaitu: (a) Mengelola dan menganalisis data

Keterangan:

hasil penelitian dan (b) Menyusun laporan

= reliabilitas instrumen penelitian

Rii

= banyaknya butir pertanyaan

Tempat yang dijadikan penelitian = jumlah varians butir oleh peneliti adalah SDN Mojoroto kota

tu

= varians total

Kediri. Penelitian direncanakan akan

dilakukan pada tanggal 23 bulan Januari. Analisis data dilakukan setelah data

27 Ibid., 108.

Pengaruh Metode Pemberian . . . | 57

Adapun kriteria reliabilitas instrumen varians populasi, yang nantinya akan

digunakan dalam penentuan kelas sampel. r < 0,40

ditentukan sebagai berikut 28 :

dianalisis dengan rendah

menggunakan uji Bartlett. 29 Adapun 0,40 ≤ r < 0,80 = derajat

reliabilitas

rumus Bartlett:

sedang

X 2 = (In10) [B- ∑(n i -1) log s i 2 ] 0,80 ≤ r

= derajat reliabilitas tinggi

Keterangan:

n i = jumlah anggota dari kelas ke-i menentukan penggunaan statistik uji

Uji normalitas

digunakan

untuk

s i = variansi kelas ke-i

parametrik dan non-parametrik. Uji dengan In 10 = 2,3026 dan harga-harga

parametrik apabila menunjukkan data berdistribusi normal, sedangkan apabila

lain yang perlu dihitung: data menunjukkan berdistribusi tidak

1. Variansi tiap-tiap sampel S i 2 =

2 normal, maka menggunakan uji non- 2 n∑x

i − (∑x i )

parametrik. Untuk melakukan uji

n(n-1)

normalitas dalam

menggunakan rumus che-square (X2), Variansi gabungan dari seluruh sampel

dengan kriteria apabila probabilitas (sig) 2 ∑ (n

i − 1) si

lebih besar dari (0,05), maka hasil tes

∑ (n i −1)

dikatakan berdistribusi normal.

Rumus untuk menghitung che-square

3. Harga satuan B dengan rumus adalah sebagai berikut:

B = (log s 2 ) ∑ (n i −1)

2 2 (f 0 –f n )

Pengujian hipotesis dilakukan pada

X =∑ taraf nyata α = 0,05 dengan H 0 :σ 1 2 =σ 2 2 =

f h σ 3 2 . Kriteria penerimaan dan penolakan Keterangan:

hipotesis adalah:

fo = frekuensi yang diamati

H 0 diterima jika x 2 hit <x 2 (1- σ) (k-1)

H 0 ditolak jika x 2 hit 2 ≥x (1- σ) (k-1)

fh = frekuensi yang diharapkan

a. Secara Inferensial, dengan Uji-t. Dimana Uji normalitas juga digunakan program

Untuk menguji hipotesis pada penelitian SPSS 20

ini digunakan uji t. uji t merupakan uji Dalam penelitian perlu dilakukan

hipotesis untuk membandingkan dua pengujian

keadaan atau dua keadaan diketahui, (homogenitas) beberapa bagian sampel.

terhadap

kesamaan

dengan cara menguji kesamaan dua rerata Pengujian

populasi. Dimana Rumus Uji t yang pengujian dengan menggunakan tes awal

digunakan adalah 30 :

yaitu uji homogenitas pada kelompok kelas dalam populasi yang bertujuan untuk mengetahui homogenitas pada kelompok kelas dalam populasi yang

bertujuan untuk mengetahui homogenitas

29 Sudjana, Metoda Statistika, 6 ed. (Bandung: Tarsito, 1997), 263.

30 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

28 Ibid., 105.

Praktek .

| Vol 2 No 1 Tahun 2017

Keterangan: M = nilai rerata hasil perkelompok N = banyaknya subjek

X = deviasi setiap nilai x 2 dan x 1 Y = deviasi setiap nilai y 2 dari mean y 1

D. Hasil Penelitian

Uji validitas instrumen ini dilakukan dengan menghitung korelasi nilai tiap item terhadap nilai total sehingga diperoleh r

hitung untuk tiap item. Pengujian validitas Uji reliabilitas terhadap instrumen ini dilakukan dengan teknik Pearson

ini dilakukan uji Cronbach’s Alpha. Correlation.

Adapun kriteria keputusan reliabilitas menetapkan valid tidaknya tiap item

Selanjutnya

untuk

instrumen dengan mengikuti ketentuan instrumen,

dibandingkan dengan r kritis tabel (0,349)

31 menunjukkan bahwa item tersebut valid.  Jika harga r-hitung > r kritis (0,60) maka item tersebut dinyatakan

Dari perhitungan inilah diputuskan dapat signifikan, jadi dapat dinyatakan tidaknya item tersebut digunakan untuk

sehingga layak untuk mengambil data dalam penelitian.

reliabel

digunakan dalam penelitian  Jika r-hitung ≥ r kritis (0,349), maka  Jika harga r-hitung < r kritis (0,60) item tersebut dinyatakan signifikan,

maka item tersebut dinyatakan tidak jadi dapat dinyatakan valid sehingga

signifikan, jadi tidak cukup reliabel layak

sehingga harus direvisi atau diganti. penelitian.

Selanjutnya ringkasan hasil analisis  Jika r-hitung < r kritis (0,349), maka

uji reliabilitas dapat dilihat sebagaimana item

tersebut dinyatakan

tidak

pada tabel berikut.

signifikan, jadi tidak cukup valid

Tabel Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas

sehingga harus drop, direvisi atau diganti.

Selanjutnya proses analisis validitas sebagaimana secara rinci dari seluruh

ringkasan hasil item yang diuji cobakan menunjukkan

Berdasarkan

analisis uji reliabilitas instrumen di atas bahwa

diperoleh nilai Alpha sebesar 0,966 yang sebagaimana tampak pada tabel berikut.

berarti jauh lebih besar dari 0,60.Dengan

Tabel Hasil Uji Validitas

demikian simpulan hasil analisis dapat dinyatakan bahwa keseluruhan item instrumen adalah reliabel, dengan

31 Sugiyono, MetodePenelitian Pendidikan (Bandung:

demikian instrumen penelitian cukup

Alfabeta, 2010), 24.

Pengaruh Metode Pemberian . . . | 59

layak untuk dignakan mengambil data eksperimen tidak dipengaruhi atau tidak dalam penelitian.

berhubungan dengan data kelompok kontrol, dan 3) Peneliti tidak memiliki

Hasil Uji Penelitian

informasi mengenai ragam populasi dari Uji normalitas terhadap data hasil

kedua sampel.

penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis uji Lillie (Kolmogorov-Smirnov

Uji Homogenitas

Test), yang mana proses analisis uji Sebelum melakukan uji hipotesis normalitas. Uji normalitas ini diperlukan

kesamaan rerata 2 populasi dengan uji-t 2 sebagai persyaratan bagi teknik analisis

sampel independen, masih perlu dipenuhi data dengan menggunakan teknik analisis

satu syarat lagi yakni dilakukan uji uji-t sampel (Statistik Parametik). Apabila

homogenitas varians. Dalam konteks data tidak normal, maka uji-t sampel tidak

penelitian ini digunakan Levene’s Test

tepat diterapkan. Equality of Variances. Adapun dalam uji Hipotesis uji normalitas data sebagai

homogenitas ini dengan menggunakan berikut.

H 0 : Data menyebar normal Selanjutnya hasil uji homogenitas

H 1 : Data tidak menyebar normal menunjukkan bahwa data dari kedua Hasil uji normalitas dengan mengunakan

kelompok adalah homogen, seperti α=0,05

tampak pada kutipan ringkasan hasil uji Adapun ringkasan hasil uji normalitas

berikut ini.

dapat dikutip pada tabel berikut.

Tabel Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Tabel Ringkasan Hasil Uji Normalitas

(Pretest) (Pretest)

Dari hasil proses analisis uji homogenitas menggunakan

Levenes’s

Bertolak dari hasil proses analisis uji

normalitas menunjukkan bahwa harga Sig

Test

for

Equality of

diperoleh 0,200 berada di atas α0,05 maka Variancesmenunjukkan bahwa harga F

diperoleh 0,452 dengan taraf signifikan berarti bahwa keseluruhan data menyebar

disimpulkan gagal menolak H 0 , yang

sebesar 0,504 yang kedudukannya berada normal (berdistribusi normal).

di atas α0,05 maka hasil uji dapat disimpulkan gagal menolak H 0 yang

Selanjutnya dapat dipahami pula bahwa dengan terpenuhinya asumsi

berarti bahwa kondisi kedua sampel normalitas data di atas, maka layak

adalah Homogen.

dianalisis dengan uji-t sampel independen

Analisis Uji-t Pretest

karena: 1) Kedua data menyebar normal;

Sebagaimana

di atas telah

2) Dua sampel tersebut bersifat independen, karena data kelompok

dipaparkan bahwa data-data hasil

| Vol 2 No 1 Tahun 2017

penelitian telah memenuhi asumsi analisis Pada tabel 4. 9 dapat dipahami statistika parametrik, dengan uji-t 2-

bahwa analisis seperti tertuang pada sampel independen. Uji hipotesis dengan

kolom Kolmogorov kelompok eksperimen menggunakan α=0,05 sebagai berikut.

mempunyai taraf

signifikan 0,200

H 0 :μ KK =μ KE sebagaimana pada kelompok kontrol juga

H 1 :μ KK ≠μ KE yang kedudukannya di atas atau lebih Selanjutnya mengenai kutipan hasil

besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian analisis Pre-Tes (Tes Awal), menggunakan

dapat disimpulkan bahwa data hasil SPSS Versi 20. 0, dapat dipaparkan berikut

penelitian berdistribusi normal. ini.

Asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah kedua variabel yang

Tabel statistik Pretest (Tes Awal)

dibandingkan adalah memiliki varians yang homogen. Untuk itu dilakukan

dengan uji Levene’s Test for Equality of

Variance yang ternyata dari hasil uji menunjukkan bahwa untuk masing-

masing kelompok yang dibandingkan adalah homogen, ringkasannya dapat

Bertolak dari hasil proses analisis dikutip seperti ditunjukkan pada tabel data dan uji-t 2 sampel independen,

berikut.

diperoleh harga t sebesar -1,207 dengan

Tabel Homogenitas Posttest

signifikansi 0,232. Selanjutnya dari hasil perbandingan dapat diketahui bahwa signifikansi t- hitung sebesar 0,232 > α0,05 maka hasil uji dapat disimpulkan gagal

menolak H 0 , yang berarti bahwa kedua sampel tidak berbeda secara signifikan.

Dapat dipahami bahwa hasil analisis Output diatas menunjukkan bahwa

seperti tertuang pada tabel mempunyai taraf signifikan sebagaimana tampak pada

terdapat cukup bukti yang menyatakan bahwa rerata siswa pada kelompok

kolom yaitu 0,487, yang kedudukannya kontrol dan rerata pada kelompok

berada di atas atau lebih besar dari nilai α eksperimen

Dengan demikian dapat signifikan atau kedua kelompok memiliki

disimpulkan bahwa kondisi data hasil penelitian adalah homogen.

performance yang sama.

Uji Hipotesis Uji t-2 Sampel Independen Tabel Hasil Normalitas Posttest

terpenuhinya asumsi penerapan uji-t2 sampel independen, maka dapat dilakukan proses analisisyang secara lengkap dimaksudkan untuk melakukan uji hipotesis penelitian.

Dengan

Pengaruh Metode Pemberian . . . | 61

Selanjutnya ringkasan hasil analisis data perlakuan dengan metode pemberian penelitian sebagai berikut.

tugas (resitasi). Mean dari kelompok eksperimen

lebih

besar daripada

Tabel Statistik Posttest (Tes Akhir)

kelompok kontrol (74,38>66,94). Mean pada

kelompok

kontrol dengan

menggunakan

metode ceramah

(konvensional)

juga mengalami peningkatan akan tetapi peningkatan pada kelompok kontrol kurang optimal dan masih belum dapat dikatakan mencapai

pembelajaran atau belum Pada tabel di atas dapat dipahami

tujuan

peningkatan yang bahwa hasil analisis t-tes sebesar 3,730

menunjukkan

signifikan.

berdasarkan df 61 diperoleh t hitung pada Dengan demikian dapat disimpulkan taraf signifikan 5% sebesar 2,00 dengan kemampuan berpikir kritis siswa pada demikian kedudukan t-tes 3,730 > t-tabel kelompok eksperimen lebih

2,00 (α=0,05). Dapat disimpulkan bahwa tinggi daripada kelompok kontrol. Metode

probabilitas kesalahan dalam penelitian pemberian tugas (resitasi) berpengaruh ini masih di bawah 0,05. positif terhadap kemampuan berpikir Pengujian

hipotesis

dapat

kritis siswa.

diputuskan, bahwa dengan tingginya

harga t-hitung sebesar 3,730 memiliki

E. Diskusi Hasil Penelitian

taraf signifikan 0,000 yang ternyata Pemberian motivasi pada awal kedudukannya masih jauh berada di pembelajaran sangat diperlukan dalam bawah nila i α = 0,05. Dengan demikian

rangka

menyiapkan

siswa untuk

penelitian ini berhasil menolak H 0 pada

yang akan taraf signifikansi 5%. Selanjutnya dapat

disimpulkan bahwa H 1 terbukti benar.

permasalahan yang Pada tabel di atas dapat diketahui berkaitan dengan materi. Motivasi siswa mean dari pretes dan postes. Mean pada melalui situasi menantang pada penelitian tabel

ini yaitu materi tentang globalisasi yang eksperimen adalah 54,38 dengan Std.

diberikan dalam bentuk soal tes tentang Deviation 7,487, dan pada tabel statistik permasalahan atau fakta-fakta sesuai postes kelompok eksperimen adalah 74,38 materi. Berdasarkan permasalahan atau dengan Std. Deviation 7,594. Sedangkan

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45