Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Akurasi Peramalan Harga Saham: Pilihan VS Indifferent T2 912013007 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indeks harga saham merupakan suatu indikator
yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam
suatu periode, dengan adanya indeks maka dapat
diketahui tren yang sedang terjadi di pasar, apakah
sedang naik, stabil, atau turun. Pergerakan indeks
menjadi indikator penting bagi para investor untuk
menentukan
membeli
kapan
saham.
menjual,
Peramalan
menahan,
(forecasting)
atau
adalah
suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan
terjadi
pada
masa
yang
akan
datang.
Setiap
transaksi perdagangan saham, investor dihadapkan
pada pilihan untuk menjual, menahan, atau membeli
saham. Setiap keputusan dalam investasi akan
menimbulkan keuntungan maupun kerugian bagi
investor itu sendiri, oleh karena itu perlu dilakukan
analisis yang akurat untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan investasi.
Dua macam pendekatan analisis yang sering
digunakan dalam memprediksi harga saham untuk
membantu
dalam
pengambilan
1
keputusan
yaitu
2
analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis
fundamental lebih banyak menggunakan indikatorindikator
saham.
perusahaan
Analisis
pentingnya
dalam
menganalisa
harga
lebih
menekankan
pada
ini
nilai
wajar
suatu
saham
yang
berhubungan dengan kondisi keuangan dan berita
suatu
perusahaan,
sedangkan
hanya
membutuhkan
data
analisis
berdasarkan
teknikal
periode
tertentu (data historis). Berbagai penelitian termasuk
di Indonesia selama ini didominasi oleh analisis
fundamental seperti yang diteliti oleh Permana dan
Sularto
(2008),
Sussanto
dan
Nurliana
(2009),
Pandansari (2012), dan Ani dan Wardjono (2014),
padahal analisis teknikal tidak kalah pentingnya
sebagai
piranti
dalam
pengambilan
keputusan
investasi saham, khususnya dalam kondisi pasar
yang
tidak
sepenuhnya
efisien,
misalnya
pada
kondisi pasar yang memiliki tren tertentu.
Salah
digunakan
satu
untuk
teknik
analisis
peramalan
yang
banyak
adalah
ARIMA
(Autoreggressive Integrated Moving Average) yang
dikembangkan oleh George Box dan Gwilym Jenkins
pada tahun 1970. Teknik ini dapat digunakan untuk
meramal perubahan harga saham karena sesuai
dengan analisis teknikal yang menggunakan data
3
time
series
dari
data
historis
sebagai
dasar
peramalan (forecasting). Dalam analisis deret waktu
kestasioneran merupakan hal yang penting, begitu
juga
dalam
analisis
menggunakan
Arima
yang
mensyaratkan data harus stasioner, namun pada
kenyataannya data deret waktu ada juga yang tidak
stasioner, sehingga data perlu distasionerkan terlebih
dahulu.
Teknik
lain
yang
sering
digunakan
untuk
peramalan adalah ARCH (Autoregressive Conditional
Heterokedasticity) yang merupakan teknik pemodelan
yang
menghitung
bergantung
sebelumnya.
pada
Teknik
varians
bersyarat
dengan
residual
kuadrat
periode
ini
cukup
baik
dalam
memodelkan data keuangan yang memiliki varians
yang tidak sama. ARCH pertama kali diperkenalkan
oleh Engle pada tahun 1982, kemudian pada tahun
1986
ARCH
Bollerslev
yaitu
Conditional
mempublikasikan
GARCH
(Generalized
Heterokedasticity).
pengembangan
Autoregressive
Garch
menghitung
varians bersyarat dengan tidak hanya bergantung
pada residual kuadrat tetapi juga pada residual
varians periode sebelumnya. Pada perkembangan
selanjutnya Arch/Garch menjadi alat analisis untuk
data time series yang bermanfaat dalam peramalan.
4
Beberapa
tingkat
penelitian
akurasi
Arima
yang
dan
membandingkan
Arch/Garch
dalam
meramalkan harga saham yaitu, Nachrowi (2007)
melakukan penelitian untuk membandingkan daya
prediksi
Arima
dan
Garch
untuk
memprediksi
gerakan IHSG di BEJ dengan data harian periode 1
tahun dan menggunakan variabel DJIA, NIKKEI,
SET, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Hasil
penelitian menunjukkan metode Arima memiliki
kesalahan
yang
lebih
kecil
dalam
memprediksi
gerakan IHSG dibandingkan Garch. Hasil yang sama
juga diperoleh oleh hasil penelitian Murwaningsari
(2008) yang menggunakan data bulanan periode
selama 20 tahun dan variabel volume perdagangan,
deposito, dan nilai tukar rupiah. Hasil penelitian
Grestandhi
(2012)
sebelumnya
dengan
juga
mendukung
menggunakan
penelitian
data
harian
periode 4 Januari 2010 – 13 September 2011 dengan
menambah variabel DJIA, NIKKEI, SHANGHAI, dan
nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Selain
itu
hasil
penelitian
Nugroho
(2012)
menggunakan data harian dengan periode 20 tahun
dan menggunakan variabel IHSG periode sebelumnya
juga
menunjukkan
bahwa
Arima
lebih
akurat
dibandingkan Garch. Berbeda dengan penelitian
5
yang dilakukan oleh Sparks dan Yurova (2006) yang
melakukan
penelitian
dengan
membandingkan
performa Arima dan Arch/Garch pada perusahaan
besar di Amerika dengan data harian selama 10
tahun.
Hasil
performa
penelitian
Arch/Garch
menunjukkan
lebih
baik
bahwa
dibandingkan
Arima.
Penelitian yang dilakukan oleh Yaziz et al. (2009)
juga menunjukkan bahwa Garch lebih baik dalam
memprediksi harga minyak mentah dunia dengan
periode harian selama 23 tahun. Didukung oleh
penelitian Fahimifard et al. (2009) yang melakukan
perbandingan Anfis, Ann, Garch, dan Arima untuk
memprediksi nilai tukar Rial (Iran)
terhadap dolar
Amerika dan Euro dengan periode harian selama 6
tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Arima dan Garch tidak hanya akurat dalam meramal
pergerakan harga saham tetapi juga dapat meramal
berbagai instrumen keuangan lainnya.
Beberapa penelitian di atas hanya menggunakan
teknik analisis Arima dan Garch dan jarang yang
menggunakan ketiga teknik yaitu Arima, Arch, dan
Garch, sehingga dalam penelitian ini akan mencoba
untuk menggunakan ketiga teknik analisis yang
akan
dibandingkan
keakuratannya.
Selain
itu
6
penelitian ini juga akan memasukkan variabel baru
yang tidak digunakan pada penelitian sebelumnya
yaitu inflasi, kurs USD, dan suku bunga Bank
Indonesia.
Indeks
mengalami
harga
saham
penurunan
suatu
dapat
negara
yang
disebabkan
oleh
kondisi
perekonomian
di
negara
tersebut
sedang
menghadapi
permasalahan,
yang
sebaliknya
indeks harga saham yang mengalami peningkatan
dapat
diindikasikan
perekonomian
di
adanya
negara
perbaikan
tersebut,
kinerja
sehingga
diperlukan kajian yang mendalam tentang faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan harga saham.
Berkaitan dengan hal tersebut maka akan
dilakukan peramalan harga saham menggunakan
variabel inflasi, kurs USD, dan BI rate dengan
periode data selama lima tahun sejak Februari 2009
– Februari 2014. Data yang digunakan yaitu data
harga penutupan saham harian perusahaan yang
terdaftar dalam Indeks LQ45 yang tercatat di saham
LQ45 selama 5 tahun (10 periode) berturut-turut
sejak Februari 2009 hingga Januari 2014 di Bursa
Efek Indonesia.
7
1.2 Perumusan Masalah
Perumusah
masalah
yang
diajukan
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah tingkat akurasi Arima dan Arch/Garch
mampu
memprediksi
pergerakan
harga
saham?
2. Manakah diantara Arima dan Arch/Garch yang
lebih akurat untuk memprediksi harga saham?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
membandingkan keakuratan teknik analisis Arima
dan Arch/Garch dalam memprediksi harga saham
perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ45,
dengan demikian dapat diketahui apakah Arima dan
Arch/Garch mampu memprediksi pergerakan harga
saham di masa mendatang.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian
ini
pelengkap
dari
sebagai
dasar
diharapkan
penelitian
acuan
dapat
sebagai
terdahulu
bagi
dan
penelitian
selanjutnya sehingga dapat dikembangkan lagi
8
dengan
menambah
faktor-faktor
ekonomi
makro yang lain.
2. Manfaat Praktis
Bagi investor saham terutama investor jangka
pendek yang menggunakan analisis teknikal,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan
dalam
melakukan
analisis
investasi khususnya untuk melihat pergerakan
saham di pasar modal.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indeks harga saham merupakan suatu indikator
yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam
suatu periode, dengan adanya indeks maka dapat
diketahui tren yang sedang terjadi di pasar, apakah
sedang naik, stabil, atau turun. Pergerakan indeks
menjadi indikator penting bagi para investor untuk
menentukan
membeli
kapan
saham.
menjual,
Peramalan
menahan,
(forecasting)
atau
adalah
suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan
terjadi
pada
masa
yang
akan
datang.
Setiap
transaksi perdagangan saham, investor dihadapkan
pada pilihan untuk menjual, menahan, atau membeli
saham. Setiap keputusan dalam investasi akan
menimbulkan keuntungan maupun kerugian bagi
investor itu sendiri, oleh karena itu perlu dilakukan
analisis yang akurat untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan investasi.
Dua macam pendekatan analisis yang sering
digunakan dalam memprediksi harga saham untuk
membantu
dalam
pengambilan
1
keputusan
yaitu
2
analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis
fundamental lebih banyak menggunakan indikatorindikator
saham.
perusahaan
Analisis
pentingnya
dalam
menganalisa
harga
lebih
menekankan
pada
ini
nilai
wajar
suatu
saham
yang
berhubungan dengan kondisi keuangan dan berita
suatu
perusahaan,
sedangkan
hanya
membutuhkan
data
analisis
berdasarkan
teknikal
periode
tertentu (data historis). Berbagai penelitian termasuk
di Indonesia selama ini didominasi oleh analisis
fundamental seperti yang diteliti oleh Permana dan
Sularto
(2008),
Sussanto
dan
Nurliana
(2009),
Pandansari (2012), dan Ani dan Wardjono (2014),
padahal analisis teknikal tidak kalah pentingnya
sebagai
piranti
dalam
pengambilan
keputusan
investasi saham, khususnya dalam kondisi pasar
yang
tidak
sepenuhnya
efisien,
misalnya
pada
kondisi pasar yang memiliki tren tertentu.
Salah
digunakan
satu
untuk
teknik
analisis
peramalan
yang
banyak
adalah
ARIMA
(Autoreggressive Integrated Moving Average) yang
dikembangkan oleh George Box dan Gwilym Jenkins
pada tahun 1970. Teknik ini dapat digunakan untuk
meramal perubahan harga saham karena sesuai
dengan analisis teknikal yang menggunakan data
3
time
series
dari
data
historis
sebagai
dasar
peramalan (forecasting). Dalam analisis deret waktu
kestasioneran merupakan hal yang penting, begitu
juga
dalam
analisis
menggunakan
Arima
yang
mensyaratkan data harus stasioner, namun pada
kenyataannya data deret waktu ada juga yang tidak
stasioner, sehingga data perlu distasionerkan terlebih
dahulu.
Teknik
lain
yang
sering
digunakan
untuk
peramalan adalah ARCH (Autoregressive Conditional
Heterokedasticity) yang merupakan teknik pemodelan
yang
menghitung
bergantung
sebelumnya.
pada
Teknik
varians
bersyarat
dengan
residual
kuadrat
periode
ini
cukup
baik
dalam
memodelkan data keuangan yang memiliki varians
yang tidak sama. ARCH pertama kali diperkenalkan
oleh Engle pada tahun 1982, kemudian pada tahun
1986
ARCH
Bollerslev
yaitu
Conditional
mempublikasikan
GARCH
(Generalized
Heterokedasticity).
pengembangan
Autoregressive
Garch
menghitung
varians bersyarat dengan tidak hanya bergantung
pada residual kuadrat tetapi juga pada residual
varians periode sebelumnya. Pada perkembangan
selanjutnya Arch/Garch menjadi alat analisis untuk
data time series yang bermanfaat dalam peramalan.
4
Beberapa
tingkat
penelitian
akurasi
Arima
yang
dan
membandingkan
Arch/Garch
dalam
meramalkan harga saham yaitu, Nachrowi (2007)
melakukan penelitian untuk membandingkan daya
prediksi
Arima
dan
Garch
untuk
memprediksi
gerakan IHSG di BEJ dengan data harian periode 1
tahun dan menggunakan variabel DJIA, NIKKEI,
SET, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Hasil
penelitian menunjukkan metode Arima memiliki
kesalahan
yang
lebih
kecil
dalam
memprediksi
gerakan IHSG dibandingkan Garch. Hasil yang sama
juga diperoleh oleh hasil penelitian Murwaningsari
(2008) yang menggunakan data bulanan periode
selama 20 tahun dan variabel volume perdagangan,
deposito, dan nilai tukar rupiah. Hasil penelitian
Grestandhi
(2012)
sebelumnya
dengan
juga
mendukung
menggunakan
penelitian
data
harian
periode 4 Januari 2010 – 13 September 2011 dengan
menambah variabel DJIA, NIKKEI, SHANGHAI, dan
nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Selain
itu
hasil
penelitian
Nugroho
(2012)
menggunakan data harian dengan periode 20 tahun
dan menggunakan variabel IHSG periode sebelumnya
juga
menunjukkan
bahwa
Arima
lebih
akurat
dibandingkan Garch. Berbeda dengan penelitian
5
yang dilakukan oleh Sparks dan Yurova (2006) yang
melakukan
penelitian
dengan
membandingkan
performa Arima dan Arch/Garch pada perusahaan
besar di Amerika dengan data harian selama 10
tahun.
Hasil
performa
penelitian
Arch/Garch
menunjukkan
lebih
baik
bahwa
dibandingkan
Arima.
Penelitian yang dilakukan oleh Yaziz et al. (2009)
juga menunjukkan bahwa Garch lebih baik dalam
memprediksi harga minyak mentah dunia dengan
periode harian selama 23 tahun. Didukung oleh
penelitian Fahimifard et al. (2009) yang melakukan
perbandingan Anfis, Ann, Garch, dan Arima untuk
memprediksi nilai tukar Rial (Iran)
terhadap dolar
Amerika dan Euro dengan periode harian selama 6
tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Arima dan Garch tidak hanya akurat dalam meramal
pergerakan harga saham tetapi juga dapat meramal
berbagai instrumen keuangan lainnya.
Beberapa penelitian di atas hanya menggunakan
teknik analisis Arima dan Garch dan jarang yang
menggunakan ketiga teknik yaitu Arima, Arch, dan
Garch, sehingga dalam penelitian ini akan mencoba
untuk menggunakan ketiga teknik analisis yang
akan
dibandingkan
keakuratannya.
Selain
itu
6
penelitian ini juga akan memasukkan variabel baru
yang tidak digunakan pada penelitian sebelumnya
yaitu inflasi, kurs USD, dan suku bunga Bank
Indonesia.
Indeks
mengalami
harga
saham
penurunan
suatu
dapat
negara
yang
disebabkan
oleh
kondisi
perekonomian
di
negara
tersebut
sedang
menghadapi
permasalahan,
yang
sebaliknya
indeks harga saham yang mengalami peningkatan
dapat
diindikasikan
perekonomian
di
adanya
negara
perbaikan
tersebut,
kinerja
sehingga
diperlukan kajian yang mendalam tentang faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan harga saham.
Berkaitan dengan hal tersebut maka akan
dilakukan peramalan harga saham menggunakan
variabel inflasi, kurs USD, dan BI rate dengan
periode data selama lima tahun sejak Februari 2009
– Februari 2014. Data yang digunakan yaitu data
harga penutupan saham harian perusahaan yang
terdaftar dalam Indeks LQ45 yang tercatat di saham
LQ45 selama 5 tahun (10 periode) berturut-turut
sejak Februari 2009 hingga Januari 2014 di Bursa
Efek Indonesia.
7
1.2 Perumusan Masalah
Perumusah
masalah
yang
diajukan
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah tingkat akurasi Arima dan Arch/Garch
mampu
memprediksi
pergerakan
harga
saham?
2. Manakah diantara Arima dan Arch/Garch yang
lebih akurat untuk memprediksi harga saham?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
membandingkan keakuratan teknik analisis Arima
dan Arch/Garch dalam memprediksi harga saham
perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ45,
dengan demikian dapat diketahui apakah Arima dan
Arch/Garch mampu memprediksi pergerakan harga
saham di masa mendatang.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian
ini
pelengkap
dari
sebagai
dasar
diharapkan
penelitian
acuan
dapat
sebagai
terdahulu
bagi
dan
penelitian
selanjutnya sehingga dapat dikembangkan lagi
8
dengan
menambah
faktor-faktor
ekonomi
makro yang lain.
2. Manfaat Praktis
Bagi investor saham terutama investor jangka
pendek yang menggunakan analisis teknikal,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan
dalam
melakukan
analisis
investasi khususnya untuk melihat pergerakan
saham di pasar modal.