Pendugaan Cadangan Karbon Serasah Pada Agroforestri Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis) di Desa Marjanji Asih Kabupaten Simalungun
ABSTRACT
SYAFITRIANI SILALAHI : The Estimate of Carbon Stock of Litter at Rubber
Agroforestry (Hevea brasiliensis) in Marjanji Asih Village, District of
Simalungun. Guided by MUHDI and DIANA SOFIA HANAFIAH.
Agroforestry is instrumental in tackling the problem of forest destruction
both prevention and rehabilitation that play a role in economic and ecology.
Measurement of biomass and carbon is important to estimate how much carbon is
stored in parts of plants that have died. This study aims to analyze the structure
and composition of agroforestry stands and monoculture of rubber and obtain
carbon stocks litter on agroforestry and monoculture. The measurement method
used is destructive sampling that is by way of harvesting/retrieving litter which is
in the sample plot 1m x 1 m as much as 18 plots of sample.
The result of vegetation analysis showed that the dominant tree species in
agroforestry were rubber with Import Value Index (INP) of 208,05%, then durian
INP = 75,55%, jengkol INP = 8,26%, and petai INP = 8,13% . While on the
monoculture land obtained Import Value Index (INP) rubber of 300%. The
average total potential of dry mass of litter on rubber agroforestry is 2.71 tons /
ha and on monoculture stands is 3.05 tons / ha. The average total potential of
litter carbon on agroforestry is 0.56 ton / ha while in rubber monoculture is 0.71
ton / ha. Based on the statistical test, litter carbon stock in Rubber Agroforestry
and Rubber Monoculture didn’t difference significantly.
Keywords: agroforestry, rubber, litter, biomass, carbon
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
SYAFITRIANI SILALAHI: Pendugaan Cadangan Karbon Serasah
Pada
Agroforestri Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis) Di Desa Marjanji Asih
Kabupaten Simalungun. Di bawah bimbingan MUHDI dan DIANA SOFIA
HANAFIAH.
Agroforestri sangat berperan dalam menanggulangi masalah kerusakan
hutan baik upaya pencegahan maupun rehabilitasi yang berperan dalam bidang
ekonomi maupun ekologi. Pengukuran massa kering dan karbon sangat penting
untuk menduga seberapa besar jumlah karbon yang tersimpan pada bagian
tumbuhan yang sudah mati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur
dan komposisi tegakan agroforestri dan monokultur karet serta mendapatkan
cadangan karbon serasahpada agroforestri dan monokultur. Metode pengukuran
yang
digunakan
adalah
destructivesampling
yaitu
dengan
cara
pemanenan/pengambilan serasah yang berada pada petak contoh 1m x 1m
sebanyak 18 petak contoh.
Hasil analisis vegetasi menunjukkan jenis pohon yang mendominasi pada
agroforestri adalah karet dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 208,05 %,
kemudian durian INP= 75,55 %, jengkol INP= 8,26 %, dan petai INP= 8,13 %.
Sedangkan pada lahan monokultur diperoleh Indeks Nilai Penting (INP) karet
sebesar 300 %. Potensi rata- rata total massa kering serasah pada agroforestri
karet sebesar 2,71 ton/ha dan pada tegakan monokultur yaitu sebesar 3,05 ton/ha.
Potensi rata-rata total karbon serasah pada agroforestri yaitu sebesar 0,56 ton/ha
sedangkan pada monokultur karet sebesar 0,71 ton/ha. Berdasarkan hasil uji
statistik, cadangan karbon serasah pada Agroforestri Karet dan pada Monokultur
karet tidak berbeda secara nyata.
Kata kunci: agroforestri, karet, serasah, massa kering, karbon
ii
Universitas Sumatera Utara
SYAFITRIANI SILALAHI : The Estimate of Carbon Stock of Litter at Rubber
Agroforestry (Hevea brasiliensis) in Marjanji Asih Village, District of
Simalungun. Guided by MUHDI and DIANA SOFIA HANAFIAH.
Agroforestry is instrumental in tackling the problem of forest destruction
both prevention and rehabilitation that play a role in economic and ecology.
Measurement of biomass and carbon is important to estimate how much carbon is
stored in parts of plants that have died. This study aims to analyze the structure
and composition of agroforestry stands and monoculture of rubber and obtain
carbon stocks litter on agroforestry and monoculture. The measurement method
used is destructive sampling that is by way of harvesting/retrieving litter which is
in the sample plot 1m x 1 m as much as 18 plots of sample.
The result of vegetation analysis showed that the dominant tree species in
agroforestry were rubber with Import Value Index (INP) of 208,05%, then durian
INP = 75,55%, jengkol INP = 8,26%, and petai INP = 8,13% . While on the
monoculture land obtained Import Value Index (INP) rubber of 300%. The
average total potential of dry mass of litter on rubber agroforestry is 2.71 tons /
ha and on monoculture stands is 3.05 tons / ha. The average total potential of
litter carbon on agroforestry is 0.56 ton / ha while in rubber monoculture is 0.71
ton / ha. Based on the statistical test, litter carbon stock in Rubber Agroforestry
and Rubber Monoculture didn’t difference significantly.
Keywords: agroforestry, rubber, litter, biomass, carbon
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
SYAFITRIANI SILALAHI: Pendugaan Cadangan Karbon Serasah
Pada
Agroforestri Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis) Di Desa Marjanji Asih
Kabupaten Simalungun. Di bawah bimbingan MUHDI dan DIANA SOFIA
HANAFIAH.
Agroforestri sangat berperan dalam menanggulangi masalah kerusakan
hutan baik upaya pencegahan maupun rehabilitasi yang berperan dalam bidang
ekonomi maupun ekologi. Pengukuran massa kering dan karbon sangat penting
untuk menduga seberapa besar jumlah karbon yang tersimpan pada bagian
tumbuhan yang sudah mati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur
dan komposisi tegakan agroforestri dan monokultur karet serta mendapatkan
cadangan karbon serasahpada agroforestri dan monokultur. Metode pengukuran
yang
digunakan
adalah
destructivesampling
yaitu
dengan
cara
pemanenan/pengambilan serasah yang berada pada petak contoh 1m x 1m
sebanyak 18 petak contoh.
Hasil analisis vegetasi menunjukkan jenis pohon yang mendominasi pada
agroforestri adalah karet dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 208,05 %,
kemudian durian INP= 75,55 %, jengkol INP= 8,26 %, dan petai INP= 8,13 %.
Sedangkan pada lahan monokultur diperoleh Indeks Nilai Penting (INP) karet
sebesar 300 %. Potensi rata- rata total massa kering serasah pada agroforestri
karet sebesar 2,71 ton/ha dan pada tegakan monokultur yaitu sebesar 3,05 ton/ha.
Potensi rata-rata total karbon serasah pada agroforestri yaitu sebesar 0,56 ton/ha
sedangkan pada monokultur karet sebesar 0,71 ton/ha. Berdasarkan hasil uji
statistik, cadangan karbon serasah pada Agroforestri Karet dan pada Monokultur
karet tidak berbeda secara nyata.
Kata kunci: agroforestri, karet, serasah, massa kering, karbon
ii
Universitas Sumatera Utara