Pendugaan Cadangan Karbon Serasah Pada Agroforestri Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis) di Desa Marjanji Asih Kabupaten Simalungun

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki areal kebun karet terluas di dunia,
tetapi produksinya lebih rendah dari Thailand yang merupakan negara produsen
utama getah karet. Rendahnya produktivitas karet Indonesia terutama karena
sebagian besar arealnya adalah karet rakyat yang dikelola secara tradisional yang
belum mendukung produktifitas misalnya kualitas sumber bahan tanaman yang
rendah, karena bibit karet diambil dari biji atau cabutan, penanganan pasca panen
yang tidak memperhatikan kualitas serta rendahnya pengetahuan petani mengenai
cara bercocok tanam karet yang tepat. Sebagian besar petani karet masih
menerapkan pengetahuan yang diperoleh secara turun-temurun dari leluhurnya.
Selain itu, faktor modal juga mejadi kendala dalam peremajaan kebun karet yang
sudah berumur tua (Stevanus dan Sahuri, 2014).
Berdasarkan statistik, untuk periode 1985-1995, luas lahan di Pulau
Sumatera mengalami penurunan sebesar 1,2% per tahun, sementara pertumbuhan
lahan pertanian pada periode yang sama adalah 1,4% per tahun (Tomich et al.,
1998). Dalam kaitan itu yang menarik perhatian adalah bahwa pembukaan hutan
menjadi kebun-kebun karet rakyat secara tradisional oleh masyarakat setempat

diantaranya terdapat pola-pola pencampuran atau kombinasi penanaman antara
tanaman karet sebagai tanaman pokok dengan tanaman semusim (padi, palawija,
dan lain-lain), maupun dengan tanaman keras lainnya (kayu-kayuan dan buahbuahan).Disamping

itu

ada

pula

pola

monokultur

karet

yang

hanya


mengkonsentrasikan pada tanaman karet saja tanpa pencampuran dengan tanaman
lainnya. Hal ini biasanya dilakukan oleh masyarakat yang lebih maju, seperti para
1

Universitas Sumatera Utara

2

transmigran maupun masyarakat lokal melalui pola-pola Perkebunan Inti
Rakyat (PIR) (Sudibjo, 1999).
Salah satu tawaran untuk meningkatkan cadangan C terutama pada tanahtanah terdegradasi adalah melalui usaha Agroforestri, suatu sistem pertanian
berbasis pepohonan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan
mempertahankan kelestarian alam.Di Indonesia terdapat berbagai macam
agroforestri yang berkembang mulai dari bentuk yang sederhana (misalnya
budidaya pagar) hingga kompleks (misalnya hutan karet dan damar di
Sumatera).Bila ditinjau dari cadangan C, sistem agroforestri ini lebih
menguntungkan daripada sistem pertanian berbasis tanaman semusim.Hal ini
disebabkan oleh adanya pepohonan yang memiliki biomasa tinggi dan masukan
serasah yang bermacam-macam kualitasnya dan terjadi secara terus menerus.
Agroforestri sangat berperan dalam menanggulangi masalah kerusakan

hutan baik upaya pencegahan maupun rehabilitasi.Peran agroforestri yang utama
pada fungsinya memproduksi barang dan jasa untuk kesejahteraan petani atau
masyarakat dan kelestarian hutan dan lahan serta ekosistemnya.Agroforestri dapat
memberikan manfaat multiguna bagi petani/masyarakat dan lahan, karena
agroforestri dapat menghasilkan produk atau barang berupa kayu, pangan,
makanan ternak, obat-obatan, dan lain-lain, dan jasa lingkungan berupa
menyuburkan tanah dan pengendalian erosi, perbaikan lingkungan, menambah
estetika dan lain-lain.Salah satu produk hasil agroforestri yaitu karet.

Universitas Sumatera Utara

1

Tujuan Penelitian
1. Menganalisis struktur dan komposisi tegakan agroforestri karet di Desa
Marjanji Asih yang terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera
Utara.
2. Mendapatkan cadangan karbon serasahpada agroforestri karet di Desa
Marjanji Asih yang terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera
Utara.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi dan bahan
pertimbangan bagi masyarakat Desa Marjanji Asih yang terletak di Kabupaten
Simalungun dalam melakukan agroforestry karet yang berfungsi sebagai
penyerapan karbon

di Desa Marjanji Asih yang terletak di Kabupaten

Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara