Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk

menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan sehingga dapat melindungi dan menghindarkan pekerja dari
kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa dan
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan. Sejalan dengan itu, maka
disusunlah UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan [1]. Dalam pasal 86
UU No. 13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral
dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilainilai agama [2].
Terjadinya kecelakaan kerja dimulai dari disfungsi manajemen dalam
upaya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Ketimpangan tersebut
menjadi penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja. Semakin meningkatnya

kasus kecelakaan kerja dan kerugian akibat kecelakaan kerja, serta meningkatnya
potensi bahaya dalam proses produksi, dibutuhkan pengelolaan K3 secara efektif,
menyeluruh dan terintegrasi dalam manajemen perusahaan [3]. Data kecelakaan
kerja yang diperoleh dari PT. Jamsostek menunjukkan pada tahun 2011 telah

Universitas Sumatera Utara

terjadi 9.891 kasus, tahun 2012 sebanyak 21.735, tahun 2013 sebanyak 35.917
kasus , tahun 2014 sebanyak 24.910 kasus [4] dan data kecelakaan kerja yang
diperoleh dari BPJS Ketenagakerjaan tahun 2015 sebanyak 50.089 kasus [5].
Sejalan dengan hal itu, maka perusahaan atau industri harus menerapkan program
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (Sistem Manajemen K3)
sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 [6].
Menurut International Labour Organization (ILO), keselamatan dan
kesehatan kerja adalah disiplin ilmu dengan cakupan yang luas meliputi promosi
dan perawatan tingkatan fisik tertinggi, mental dan sosial yang baik dari pekerja
di semua pekerjaan; pencegahan kecelakaan untuk pekerja yang berdampak pada
kesehatan terhadap kondisi bekerjanya; melindungi pekerja di dalam pekerjaannya
dari resiko yang merugikan kesehatan; menempatkan dan merawat pekerja di
dalam lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan mental dan fisiknya;

dan beradaptasi dengan pekerjaannya [7].
Resiko kerja muncul hampir di setiap kegiatan manusia. Sehubungan
dengan keamanan mesin, resiko didefenisikan sebagai kombinasi potensi dari
adanya cedera dan probabilitas terjadinya cedera [8]. Pada sektor industri,
kecelakaan kerja sangat sering terjadi. Penyebabnya adalah kecerobohan dan
ketidakhati-hatian pekerja saat bekerja [9]. Kondisi keamanan yang buruk masih
sering terjadi di industri konstruksi. Walaupun sudah ada kebijakan program K3
namun pada kenyataannya tidak semua perusahaan menerapkan program tersebut
[10]. Petunjuk pembimbingan digunakan untuk mengeliminasi atau mengontrol
tanda kecelakaan dan menawarkan organisasi yang berpeluang untuk mendeteksi

Universitas Sumatera Utara

dan mengurangi resiko sebelum terjadi kecelakaan atau keadaan yang berbahaya
ditemukan [11].
Keselamatan

dan

kesehatan


kerja

memiliki

hubungan

antara

produktivitas kerja karyawan di dalam perusahaan. Semakin tinggi produktivitas
karyawan maka semakin tinggi pula tingkat keselamatan dan kesehatan kerja [12].
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat keselamatan dan kesehatan kerja
yaitu sumber daya manusia yang memiliki komitmen dalam bekerja dan pelatihan
K3 yang dilakukan di perusahaan [13].
Cara lain yang dilakukan untuk mengurangi jumlah kecelakaan kerja di
perusahaan adalah diterapkan budaya pelaporan terhadap setiap kecelakaan yang
terjadi. Peran semua pekerja dan pembuat kebijakan K3 dibutuhkan agar
terlaksananya budaya tersebut [14]. Hanya jaminan pembebasan dari tanggung
jawab dengan pengembalian investasi yang dapat mempengaruhi K3 secara
drastis [15].

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja mengakibatkan pengeluaran biaya
untuk pekerja dan berdampak pada kehidupan pribadi dan sosial masing-masing
individu [16]. Keuntungan dari memiliki program K3 di lingkungan kerja sangat
banyak. Keuntungannya yaitu dapat berkurangnya biaya yang harus dikeluarkan
akibat kecelakaan dan tercipta kondisi kerja yang baik [17].
Kecelakaan kerja yang terjadi dapat dihitung risiko dan biaya
pelaksanaan tindakan perbaikan untuk memperbaiki bahaya dengan menggunakan
metode William T. Fine. Metode ini menggabungkan skenario dari akibat,
eksposisi dan probabilitas terjadinya peristiwa yang berbahaya [18].

Universitas Sumatera Utara

Selain

melaksanakan

sistem

manajemen


K3,

perusahaan harus

melaksanakan MESH System (Management, Environment, Safety, and Health
System) sebagai wujud kesadaran akan pentingnya keadaan lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu cara untuk mengimplementasikan
MESH System adalah dengan melakukan penerapan housekeeping management
dari Jepang, yaitu: 5S yang terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke.
Sedangkan bila di artikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi 5R yaitu: Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Sistem Housekeeping ini harus diterapkan karena
terjadinya ketidakteraturan penempatan tools dan untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan di tempat kerja, khususnya pada departemen produksi [19].
Metode manajemen 5S merupakan seperangkat kegiatan yang bertujuan
untuk menghasilkan perbaikan produktivitas dan mendukung terciptanya
lingkungan kerja yang bersih [20]. Gerakan 5R/5S (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin) sangat berkaitan erat dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang
sesuai dengan standar OHSAS 18001 (Occupational Health and Safety
Assessment Series) [21].
Pada industri skala kecil, 5S berdampak pada kinerja pekerja.

Keefisienan dari penerapan 5S adalah perbaikan yang berkelanjutan terhadap
produktivitas di pabrik manufaktur [22]. Manfaat yang didapat dari penerapan 5S
yaitu area kerja yang digunakan menjadi lebih baik, mencegah kehilangan
peralatan kerja, mengurangi polusi dan meningkatnya kesadaran pekerja [23].
Implementasi program 5S merupakan hal yang mudah dilakukan dan
untuk menjaga keberlangsungannya merupakan tantangan dasar yang harus

Universitas Sumatera Utara

diterapkan pada banyak organisasi di perusahaan. Keuntungan yang diperoleh
adalah keamanan pekerja dapat diperbaiki, meningkatkan moral pekerja,
meningkatkan produktivitas dan persaingan [24].
PT Industri Karet Nusantara menganggap penting program keselamatan
dan kesehatan kerja. Hal tersebut dibuktikan dengan penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sistem Manajemen K3).
Meskipun Sistem Manajemen K3 telah ada, namun pelaksanaannya belum
dilakukan secara optimal. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang dilakukan sejak tahun 1998 masih belum optimal.
Hal ini ditunjukkan oleh masih terdapatnya beberapa kriteria pencapaian SMK3
yang belum dilaksanakan. Beberapa kriteria tersebut yaitu alat pelindung diri yang

tidak diperhatikan masa kadaluarsanya sehingga tidak selalu dalam kondisi layak
pakai, inspeksi tempat kerja dan cara kerja yang belum dilakukan secara teratur,
kurangnya pemantauan lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis,
radiasi dan psikologi serta tidak pelaporan sesuai perundang-undangan terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pekerja pada PT Industri Karet Nusantara banyak yang mengeluh karena
kondisi lingkungan yang tidak teratur atau ergonomis dan kondisi alat pelindung
diri yang tidak layak pakai. Tercecernya oli di lantai produksi membuat lantai
menjadi licin dan sering kali menyebabkan pekerja sering terpeleset. Peletakan
peralatan cetakan dari besi yang banyak berserakan di lantai produksi
mengakibatkan pekerja sering tersandung dan terjatuh saat lalu lalang dari satu
stasiun ke stasiun lainnya. Pada proses pemotongan bahan baku pekerja bekerja

Universitas Sumatera Utara

sambil bercerita dengan pekerja lain. Hal ini mengakibatkan tidak fokusnya
pekerja saat pisau pemotong memotong bahan baku. Akibat lain yang ditimbulkan
adalah terpotongnya jari pekerja karena ketidakfokusan saat bekerja. Pada uraian
di atas dijelaskan bahwa ada risiko kecelakaan kerja maka perlu dilakukan
penilaian risiko berdasarkan potensi bahaya yang ada.

Dari uraian tentang program K3 di PT Industri Karet Nusantara yang
diterapkan, masih terjadi kecelakaan kerja. Data kecelakaan kerja PT Industri
Karet Nusantara dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut.
Tabel 1.1. Jumlah Kecelakaan Kerja PT Industri Karet Nusantara dari
Tahun 2011-2015
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Jumlah Kecelakaan Kerja
3
5
2
4
5

Sumber: PT Industri Karet Nusantara


Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan untuk
menganalisis penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di bagian
produksi dengan metode 5S sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT
Industri Karet Nusantara.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan maka yang menjadi rumusan

permasalahan adalah: Bagaimana menganalisa penerapan program keselamatan

Universitas Sumatera Utara

dan kesehatan kerja bagian produksi dengan metode 5S untuk mencegah
kecelakaan kerja di PT Industri Karet Nusantara?

1.3.


Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan usulan perbaikan

penerapan program K3 sebagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di bagian
produksi PT Industri Karet Nusantara dengan metode 5S. Tujuan khusus
dilakukannya penelitian ini antara lain:
1. Menghitung tingkat frekuensi kecelakaan kerja, keparahan kecelakaan kerja
dan nilai T selamat.
2. Mengetahui hubungan keselamatan kerja dengan produktivitas.
3. Mengetahui risiko kecelakaan kerja dan penilaian risiko berdasarkan
identifikasi bahaya pada aktivitas produksi pembuatan packing pintu rebusan.
4. Mengkaji penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan
metode 5S di lantai produksi PT Industri Karet Nusantara.
5. Memberikan rekomendasi pengendalian untuk mencegah bahaya yang terjadi
pada tingkatan risiko tertinggi.
Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
diperoleh dari dunia akademis yang salah satunya adalah keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).


Universitas Sumatera Utara

b. Mengetahui penerapan program Manajemen Keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di PT Industri Karet Nusantara khususnya pada bagian produksi.
2. Manfaat bagi Perusahaan
Perusahaan dapat memperoleh informasi yang reliable dalam hal implementasi
program (K3), Hazards yang berpotensi menimbulkan kecelakaan serta
beberapa masukan yang dapat digunakan dalam mendukung proses
implementasi program (K3) selanjutnya.
3. Manfaat bagi Lembaga atau Institusi Pendidikan
a. Menambah literatur tentang K3 khususnya penanganan terhadap potensi
bahaya yang dijumpai di dalam perusahaan.
b. Sebagai tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh para mahasiswa dapat
menerapkan ilmunya di dalam perusahaan.
c. Dapat merangsang dan memberi informasi bagi mahasiswa/peneliti lain
yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

1.4.

Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian pada bagian produksi atau semua peralatan/mesin yang ada di
bagian produksi PT Industri Karet Nusantara.
2. Pembahasan yang dilakukan adalah mengenai bahaya-bahaya yang terjadi yang
disebabkan oleh manusia dan peralatan yang dipakai bekerja serta lingkungan
kerja termasuk kecelakaan-kecelakaan yang terjadi.

Universitas Sumatera Utara

3. Data kecelakaan kerja yang diambil adalah data kecelakaan kerja mulai dari
tahun 2011 sampai tahun 2015.
4. Pengukuran produktivitas dilakukan berdasarkan jumlah jam kerja yang hilang
dengan jumlah jam kerja karyawan.
5. Analisis hanya dilakukan untuk kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban
manusia (pekerja).
Asumsi-asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah :
1. Kondisi psikologi pekerja di lantai produksi dianggap sama.
2. Layout pabrik dan metode kerja tidak berubah saat penelitian dilakukan.
3. Alat yang digunakan dalam keadaan baik dan sesuai standar.

1.5.

Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN, Meliputi pembahasan mengenai latar belakang,
perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan
asumsi penelitian serta sistematika penulisan laporan.

BAB II

: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bab ini menjelaskan secara
ringkas mengenai perusahaan yang menjadi objek studi, sejarah
perusahaan, uraian mengenai bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan proses produksi serta struktur organisasi dan manajemen dari
perusahaan (PT Industri Karet Nusantara).

Universitas Sumatera Utara

BAB III : LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan secara singkat mengenai
teori-teori

yang

berkaitan

dan

mendukung

dalam

pemecahan

permasalahan.
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan tahapan–
tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian.
BAB V

: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Bab ini berisikan
tentang pengumpulan data yang diperoeh dari hasil pengamatan objek
kerja secara langsung dan hasil wawancara dari karyawan yang
berkaitan dengan bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, untuk
keperluan pengolahan data sebagai dasar pemecahan masalah dan
pembahasan analisis penerapan program keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH. Bab ini berisikan tentang
analisa pemecahan masalah dengan menggunakan hasil dari pengolahan
data yang telah dilakukan. Analisa dilakukan dengan mengacu pada
referensi dan literatur yang mendukung.
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini menguraikan tentang
kesimpulan berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran yang dapat
diberikan berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap data-data yang
telah diperoleh.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi dengan 5S dalam Konsep Kaizen Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT.Apindowaja Ampuh Persada

10 126 140

IMPLEMENTASI INSPEKSI K3 DI BAGIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PT PUPUK KUJANG SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA.

1 2 11

Kesehatan dan Kesetan Kerja (K3) Di Indonesia

0 0 3

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

0 0 19

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

0 0 1

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

0 0 26

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara Chapter III VII

0 1 99

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

0 4 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi dengan 5S dalam Konsep Kaizen Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT.Apindowaja Ampuh Persada

0 2 20

Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi dengan 5S dalam Konsep Kaizen Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT.Apindowaja Ampuh Persada

0 0 20