Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan 1
PT Industri Karet Nusantara didirikan pada tahun 1965 dan dikelola oleh

Yayasan Dana Tanaman Keras (DATAK) Sumatera Utara dengan nama Pabrik
Ban Sepeda TAVIP yang memproduksi ban luar dan ban dalam sepeda.
Sejak mulai berdiri hingga saat ini, PT Industri Karet Nusantara beberapa kali
mengalami pengalihan pengelolaan mulai dari pertengahan tahun 1968, hingga
awal tahun 1971 pengelolaannya dialihkan dari DATAK kepada PT Perkebunan
II (Persero) Tanjung Morawa sesuai SK Mentan No.175/Kpts/OP/8/68 dengan
Industri Karet TAFIKA yang memproduksi ban sepeda dan karet gelang.
Sampai dengan pertengahan tahun 1971 berdasarkan SK perwakilan
B.C/PT Perkebunan III (Persero) dengan produk yang dihasilkan berupa Rubber
Article, karet gelang dan ban sepeda, itupun hanya beberapa bulan saja, karena
pada tahun

1971


sesuai

SK

Dirjenbun

No.76/BCU.KPB/Kpts/1971,

pengelolaannya beralih kepada KPB.PNP/PT Perkebunan III (Persero) I-IX
Sumut-Aceh sampai dengan tahun 1977.
Pada awal 1978 sesuai dengan SK. Mentan No.12/Kpts/UM/1978
pengelolaannya dialihkan kembali kepada PT Perkebunan

III (Persero)

hingga 13 Februari 1996, dan sejak saat itu PT Industri Karet Nusantara ini tidak
memproduksi ban sepeda, akan tetapi menambah jenis produk yaitu sarung
1


Sumber: PT. Industri Karet Nusantara

Universitas Sumatera Utara

tangan karet, dock fender, dan conveyer belt.
Pada Januari 2003 hingga Desember 2004, Pabrik Karet Nusantara
PTPN-III berdasarkan KPTS Direksi No.III.10/SKPTS/R/)&/A/2003 tanggal 27
Januari 2003 mengurangi unit usahanya yaitu sarung tangan karet dan karet
gelang. Sehingga pada saat itu Pabrik Industri Karet Nusantara hanya
memproduksi Rubber Article (dock fender, conveyer belt) dan benang karet.
Pada Januari 2005 hingga 20 Juni 2006, Pabrik Industri Karet
Nusantara PTPN-III sesuai dengan SKPTS No.3.08/SKPTS/R/01/2005 tanggal
10 Januari 2005 berubah nama menjadi PRTRA (Pabrik Rubber Thread dan
Rubber Article). Akan tetapi pada tanggal 1 Juli 2006 sampai saat ini, Pabrik
Rubber Thread dan Rubber Article (PRTA)

PTPN-III

berdasarkan Surat


Edaran IKN No. IKN/SE/01/2006 tanggal 27 Juni 2006 berubah nama menjadi
PRTA PT Industri Karet Nusantara, produk yang dihasilkan masih tetap yaitu
Rubber Article (dock fender, conveyer belt) dan Rubber Thread (benang karet).

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pabrik Rubber Thread and Rubber Article PT Industri Karet Nusantara

adalah suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pengolahan
lateks menjadi produk jadi. Perusahaan ini terdiri dari 2 buah unit pabrik yang
menghasilkan produk yang berbeda yaitu:
1. Rubber Article Factory (RAF)
Produk-produk yang dihasilkan oleh Rubber Article Factory (RAF) adalah
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

a. Rubber band (karet gelang) dengan empat warna yaitu merah, kuning, hijau
dan non pigmen.

b. Rubber mat (karet untuk alas) dengan empat warna yaitu merah, merah
muda, hijau dan hitam.
c. Rubber cowmat (karet untuk alas sapi).
d. Master batch (karet untuk campuran utama).
e. Dock fender (bantalan dermaga).
2. Rubber Thread Factory
Produk-produk yang dhasilkan oleh Rubber Thread Factory adalah Rubber
thread (benang karet) yang berupa produk setengah jadi. Rubber thread yang
dihasilkan adalah jenis talcum round section.

2.3.

Organisasi dan Manajemen
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-

orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja dan struktur

tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

2.3.1.

Struktur Organisasi

Universitas Sumatera Utara

Struktur organisasi PT Industri Karet Nusantara menggunakan bentuk
organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan
adanya pemisahan/pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan
tanggung jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu asisten pengolahan, asisten
laboratorium dan asisten teknik berdasarkan fungsinya masing-masing dalam
struktur organisasinya. Hal ini dibuat sesuai dengan kebutuhan serta kelancaran
dan kemajuan usaha organisasi dalam mencapai tjuan perusahaan.
Struktur organisasi PT Industri Karet Nusantara dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Industri Karet Nusantara

Keterangan:
2.3.2. UraianHubungan
Tugas danperintah
Tanggung Jawab
Hubungan Fungsional
PT Industri Karet Nusantara mempunyai pembagian tugas dan wewenang
untuk masing-masing jabatan sebagai berikut:
1.

Manajer
a) Memimpin rapat manajemen dan rapat kerja.
b) Meninjau kontrak dari pelanggan.

Universitas Sumatera Utara

c) Menilai dan mengevaluasi laporan pekerjaan, produksi, administrasi,
teknik dan personalia.
d) Mengevaluasi laporan biaya produksi dan laporan manajemen.
e) Menandatangani seluruh surat-surat keluar.
f) Memberi disposisi untuk seluruh surat masuk, baik internal maupun

eksternal.
g) Melaporkan kinerja sistem manajemen kepada direksi.
h) Merancang struktur organisasi sistem.
i) Menentukan tujuan dan sasaran berdasarkan kebijaksanaan.
2.

Masinis Kepala
a) Mengevaluasi dan meninjau laporan kebutuhan bahan dan produksi.
b) Memimpin rapat kerja bulanan.
c) Memantau kegiatan produksi dan perawatan mesin serta alat-alat produksi.
d) Memberikan pelatihan manajemen,mutu, produksi dan teknik kepada staf
baru.
e) Mengkoordidir kegiatan harian kepala pabrik dan asisten teknik.
f) Mengawasi dan mengkoordinir dalam penerapan sistem manajemen
lingkungan.

3.

Kepala Perwira/Pengamanan
a) Menandatangani surat perintah tugas.

b) Menandatangani jadwal tugas jaga.
c) Menandatangani surat pengantar barang (SPB).
d) Menandatangani jurnal data hubungan lateks dan minyak solar.

Universitas Sumatera Utara

e) Menandatangani jurnal keluar masuk barang.
f) Menandatangani lembaran asisten.
g) Menandatangani rekap hari kerja.
h) Menandatangani lembur anggota.
i) Menandatangani badan administrasi pemeriksaan dan resume.
4.

Asisten Personalia dan Umum
a) Melaksanakan administrasi bidang kepersonaliaan dan kependudukan.
b) Mengurus penerimaan, penempatan dan perpindahan karyawan termasuk
penerimaan dan pemulangan kerja antar daerah.
c) Mengerjakan daftar penilaian karyawan setiap periode.
d) Menyiapkan dan memelihara data dokumen yang berkenaan dengan surat
teguran dan surat peringatan serta keberhasilan/prestasi karyawan.

e) Mengurus pengajuan karyawan untuk mendapatkan penghargaan masa
kerja dan pemberian tanda penghargaan lainnya.
f) Menyelesaikan surat pemberian sanksi/hukuman kepada karyawan yang
melanggar disiplin perusahaan sesuai prosedur yang berlaku.
g) Menginventaris dan mengawasi pengaturan cuti karyawan secara secara
periodik melakukan sensus.
h) Mengurus dan menyelesaikan usulan pensiun.

5.

Asisten Tata Usaha
a) Memeriksa dan menandatangani memo, permintaan (BP 16) order
pembelian lokal dan kebutuhan penawaran barang.

Universitas Sumatera Utara

b) Memeriksa dan mengevaluasi masing-masing barang yang dibutuhkan
dalam bon permintaan barang dengan permintaan anggaran.
c) Mengidentifikasi kebutuhan training untuk semua personil di bagian tata
usaha.

d) Melakukan tindakan koreksi atas ketidaksesuaian dari temuan audit mutu
internal.
e) Memelihara semua dokumen yang ada di bagian pembelian seperti
prosedur, instruksi kerja, dokumen pendukung dan catatan mutu.
f) Menginformasikan bahwa bahan lateks yang dirolak kepada supplier.
g) Melaksanakan tugas-tugas yang diinstruksikan manajer.
h) Mengkomunikasikan prosedur dan instruksi kerja kepada bawahannya
serta mengkoordinir penerapan di lapangan.
i) Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan K3.

6.

Asisten Teknik RTF
a) Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, diketahui, dipelihara
dan diterapkan oleh seluruh personil yang ada pada bagian teknik
maintenance.
b) Menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan pada kegiatan maintenance
sesuai dengan prosedur, instruksi kerja dan hasilnya dicatat dan
didokumentasikan.
c) Meninjau dan memeriksa prosedur preventive maintenance, emergency

maintenance, major maintenance dan kalibrasi peralatan.

Universitas Sumatera Utara

d) Menjamin dan memeriksa rencana serta hasil kegiatan maintenance.
e) Bertanggung jawab terhadap penggunaan spare part dan mencatatnya ke
dalam kartu penggunaan onderdil untuk mesin produksi.
f) Menandatangani bon kebutuhan dan penerimaan barang yang digunakan
pada kegiatan maintenance dan laporan emergency maintenance.
g) Membuat laporan bulanan dan emergency maintenance.
h) Membuat kebutuhan teknik maintenance.
7.

Asisten Proses
a) Membuat rencana produksi mingguan di compound dan ekstrusi section
sesuai dengan planning yang diterima dari kepala pabrik.
b) Mempersiapkan mesin-mesin yang akan digunakan untuk proses produksi.
c) Mengevaluasi pelaksanaan

pekerjaan

di

bagian

proses

termasuk

pemakaian bahan baku, bahan kimia dan bahan penolong.
d) Mempertanggungjawabkan laporan harian, mingguan, bulanan dibantu
oleh supervisor dan admin shift.
e) Memelihara seluruh dokumen yang ada di bagian proses seperti catatan
mutu, spesifikasi teknik, prosedur, instruksi kerja dan sub-penting
dokumen.
f) Menandatangani check sheet dan form-form yang sesuai dengan yang
diisyaratkan dalam prosedur.
g) Menjamin kebersihan lingkungan di area kerja.
h) Mengkoordinasi pelaksanaan pertemuan/briefing tentang produk dan
lingkungan instruksi lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

i) Membuat permintaan kebutuhan peralatan.
8.

Asisten Laboratorium Fisika
a) Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, diketahui, dipelihara
dan diterapkan oleh seluruh personil di bawah pengawasan asisten
laboratorium fisika.
b) Menjamin segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh setiap
personil yang dikoordinir oleh asisten laboratorium fisika sesuai dengan
prosedur dan instruksi kerja.
c) Meninjau laporan mutu hasil akhir produksi dan seluruh laporan analisa.
d) Meninjau laporan di bagian ekstrusi penyesuaian mutu pada produk.
e) Bertanggung jawab terhadap mutu hasil akhir.
f) Melakukan tindakan koreksi ketidaksesuaian temuan audit pada mutu
internal.
g) Bertanggung jawab terhadap perlengkapan yang ada pada laboratorium
fisika.
h) Mengidentifikasi latihan yang dibutuhkan untuk seluruh personil pada
laboratorium fisika.
i) Memeriksa proposal tahunan pekerja kimia dan perlengkapan yang
dibutuhkan laboratorium fisika.

9.

Asisten Laboratorium Kimia
a) Mengkoordinir pemeriksaan produksi pabrik bersama-sama dengan asisten
proses.

Universitas Sumatera Utara

b) Memelihara/mengecek hasil dari bahan kimia. Lateks sentrifugal dan
bahan pembantu analisa compound.
c) Memeriksa pada formulasi compound.
d) Memeriksa dan menguji hasil analisa untuk penyelesaian disperse, emulsi
dan solusi.
e) Mengecek ulang pengawasan air limbah.
f) Memeriksa hasil pengecekan pada laporan harian analisa pengolahan
limbah.
g) Mengevaluasi ulang dari bahan kimia dan bahan penunjang pada
laboratorium kimia, pengolahan air dan pengolahan air limbah.
10. Kepala Supervisor Compound
a) Menjalankan kebijakan mutu dari pimpinan dan kebijakan security.
b) Melaksanakan setiap rencana produksi dari pimpinan.
c) Mengawasi produksi compound menurut rencana bersama dengan
supervisor compound.
d) Mengecek ulang seluruh rencana pada compound section dan koordinat
produksi compound.
e) Bertanggung jawab terhadap produktivitas efektif dan efisiensi kualitas
dan compound section.
f) Memeriksa setiap laporan pada bahan baku, bahan pendukung dan hasil
dari produksi compound.
g) Mengawasi latihan kerja pada setiap pekerja yang ada di compound
section.

Universitas Sumatera Utara

11. Supervisor Compound
a) Mengawasi proses compounding dan penimbangan.
b) Membuat laporan harian pembuatan compound.
c) Mempersiapkan bahan baku karet, bahan kimia dan bahan-bahan penolong
untuk pembuatan formulasi compound.
d) Menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan teratur.
e) Melaksanakan tugas-tugas yang diinstruksikan oleh asisten proses.
12. Supervisor Ekstrusion
a) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan di bagian
ekstrusi.
b) Mengecek seluruh peralatan yang akan digunakan untuk proses produksi
di ekstrusion section.
c) Membuat rencana ribboning sesuai dengan rencana produksi mingguan
dari processing assistance.
d) Bekerja sama dengan administrasi pabrik dalam penyajikan laporan harian,
mingguan, bulanan dan dibantu oleh admin shift.
e) Menjalankan pelaksanaan quality prosedur.
f) Mengontrol tugas-tugas operator ekstrusi section.
13. Supervisor Administrasi
a) Memeriksa laporan bulanan fisik aktivitas manajemen dalam rubber
thread factory.
b) Mengkoordinir dan mengawasi pengangkutan, penyusunan hasil produksi
jadi dalam gudang produksi dan pembuatan plat identifikasi produksi.

Universitas Sumatera Utara

c) Mengkoordinir dan mengawasi pengiriman barang sesuai dengan
permintaan konsumen.
d) Mengkoordinir, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
kerja dari production clerk, administrasi dan petugas kantin.
14. Kepala Analisa Laboratorium Kimia
a) Menjalankan kebijakan mutu dari pimpinan dan kebijakan yang menjamin
aplikasi, penggunaan peralatan oleh seluruh bagian.
b) Memelihara kelancaran kerja pada laboratorium kimia.
c) Menjaga peralatan dan membersihkan ruangan pada laboratorium kimia.
d) Mengawasi dan membantu dalam pengkalibrasian peralatan laboratorium.
e) Mengecek dan menguji hasil analisa untuk penyesuaian disperse, emulsi
dan solusi.
f) Melaporkan hasil laporan analisa yang tidak sesuai kepada quality control
asisten.
g) Memberikan masukan mengenai penanggulangan spesifikasi hasil analisa
yang tidak sesuai kepada asisten quality control.
h) Memeriksa laporan dari test bahan baku compound yang kemudian
diserahkan kepada asisten quality control.
15. Kepala Analisa Laboratorium Fisika
a) Mengawasi dan membantu petugas analisa memeriksa kualitas dari produk
benang karet.
b) Memelihara kelancaran kerja pada laboratorium fisika.
c) Mengawasi dan membantu dalam pengkalibrasian peralatan laboratorium.

Universitas Sumatera Utara

d) Membantu menganalisis cacat/kerusakan yang terjadi pada benang karet.
e) Membuat laporan mengenai hasil dari laboratorium physical kepada
asisten laboratorium fisika.
16. Operator Dispersi
a) Mengoperasikan disperse tepat waktu sesuai dengan instruksi kerja.
b) Mengidentifikasi kode setiap compound.
c) Menyusun dan mengatur peletakan compound.
d) Membuat compound sesuai dengan instruksi kerja.
17. Operator/Petugas Pengomponan
a) Mencampurkan bahan kimia dengan lateks yang dipakai untuk pengolahan
benang karet (rubber thread).
b) Menandatangani form (formulasi) yang dipakai di bagian pengomponan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
c) Mencuci tangki penyimpanan lateks, rolly (bak) bahan kimia, in active
tank dan active tank yang dipakai di bagian pengomponan.
d) Menjaga kebersihan lokasi penyimpanan lateks, lokasi pengomponan dan
peralatan-peralatan yang dipakai di bagian pengomponan.
18. Operator ekstrusi Wet Area
a) Mengecek konsentrasi asam asetat selama produksi.
b) Mengecek temperatur acid bath dan water bath.
c) Mengecek level compound pada bottom service tank pompa, bottom filter,
top filter dan cooling tank agar compound bebas dari kendala proses.

Universitas Sumatera Utara

d) Mengecek speed roller acid bath dan water bath setiap 2 jam sesuai
denga planning ekstrusi section.
e) Menukar

pipa capillary

bila terjadi big

thin

thread

termasuk

kebersihannya.
f) Membersihkan roller acid bath dan water bath selama proses produksi
berjalan dan proses produksi berhenti.
19. Operator Ekstrusi Talcum Area
a) Memeiksa benang karet yang lengket dan putus di talcum area.
b) Menghitung jumlah benang karet dari setiap ribboning yang diproses.
c) Memeriksa dan mengisi level talcum powder dan talcum bath.
d) Mencatat pemakaian talcum powder per shiftnya dan disampaikan kepada
supervisor.
e) Membersihkan sarana/peralatan proses di lingkungan di talcum area.
f) Membantu supervisor dalam mempersiapkan kebutuhan di talcum area.
20. Operator Packing Area
a) Mengisi box sesuai dengan count dan warna yang diproduksi.
b) Menghitung jumlah benang dari setiap pita karet yang dimasukkan ke
dalam box yang telah dipersiapkan.
c) Mengontrol langsung mutu dari benang karet di packing area.
d) Menimbang dan memprint benang karet dengan teliti dari setiap box
termasuk mempacking hasil produksi (pallet form).
e) Mencatat produksi benang karet ke dalam produksi form.

Universitas Sumatera Utara

f) Membersihkan sarana-sarana dan mesin-mesin serta lingkungan di packing
area.

2.3.3.

Tenaga Kerja dan Jam kerja
Jumlah tenaga kerja pada pabrik karet (Rubber Thread Factory) PTPN-

III Tanjung Morawa adalah sebanyak 164 karyawan.
Pengaturan jam kerja disesuaikan dengan pengaturan Depnaker dan
Perjanjian Serikat Pekerja (PSK) antara perusahaan dan wakil karyawan PTPNIII, dimana normal jam kerja karywan adalah 40 jam per minggu dan selebihnya
diperkirakan sebagai jam kerja lembur.
Pengaturan jam kerja normal untuk karyawan adalah sebagi berikut:
1. Bagian Administrasi
Senin-Jumat
− Pukul 08.00-12.00

: waktu kerja

− Pukul 12.00-13.00

: waktu istirahat

− Pukul 13.00-16.00

: waktu kerja

Sabtu
− Pukul 08.00-12.00

: waktu kerja

2. Karyawan Shift
Senin-Kamis
− Shift I

: 07.30-15.00

− Shift II

: 15.00-22.00

− Shift III

: 22.00-07.30

Universitas Sumatera Utara

Jumat-Sabtu
− Shift I

: 07.30-20.00

− Shift II

: 20.00-07.30

Di luar ketentuan jam kerja di atas dihitung sebagai jam kerja lembur. Jam
kerja lembur maksimum adalah 50 jam/bulan/orang.

2.3.4.

Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
Kesejahteraan merupakan faktor yang ikut menunjang produktivitas
pekerja.

Pemberian gaji atau upah yang memadai merupakan upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja. Sistem pengupahan yang diterapkan oleh PTPN-III
khususnya Rubber Thread Factory berpedoman pada ketentuan. Upah Minimum
Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan pemerintah.

Sistem pengupahan yang diterapkan dibedakan atas golongan yaitu:
1. Gaji pokok
a. Gol IA s/d ID

: Rp 737.795,00 – Rp 1.106.691,00

b. Gol IIA s/d IID

: Rp 1.118.403,00 – Rp 1.759.581,00

c. Gol IIIA s/d IIID

: Rp 1.831.837,00 – Rp 2.796.603,00

d. Gol IVA s/d IVD

: Rp 3.429.603,00 – Rp 5.145.424,00

2. Tunjangan khusus
a. Gol IA s/d ID

: Rp 405.985,00 – Rp 530.709,00

b. Gol IIA s/d IID

: Rp 580.219,00 – Rp 807.203,00

Universitas Sumatera Utara

c. Gol IIIA s/d IIID dan Gol IVA s/d IVD memiliki ketentuan khusus.
Selain gaji pokok tersebut dan tunjangan khusus di atas, perusahaan juga
memberikan tunjangan lain, yaitu berupa:
1. Upah lembur
Diberikan apabila pekerja harus bekerja melebihi jam kerja yang telah
ditetapkan.
2. Tunjangan hari besar keagamaan (THR)
Besarnya tunjangan ditentukan berdasarkan ketentuan dari perusahaan.
3. Tunjangan santunan sosial
Berupa pemberian sewa rumah, air, listrik dan transport dengan jumlah
berdasarkan ketentuan dari perusahaan.
4. Tunjangan dinas
Diberikan kepada karyawan yang melakukan dinas demi kemajuan perusahaan
atau karena ditugaskan ke luar kota untuk jangka waktu tertentu.
5. Tunjangan anak sekolah
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang memiliki anak yang sedang
melaksanakan pendidikan. Besarnya adalah sebagai berikut:
a. SMP

: Rp 85.000/bulan

b. SMU

: Rp 115.000/bulan

c. Kuliah : Rp 170.000/bulan
6. Bonus
Diberikan akhir tahun tergantung kepada tingkat keuntungan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Di samping pemberian gaji pokok dan tunjangan-tunjangan tersebut,
usaha-usaha lain yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerja yaitu:
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Diberikan kepada seluruh pekerja berupa:
a. Jaminan pemeliharaan kesehatan
b. Jaminan kematian
c. Jaminan kecelakaan kerja
d. Jaminan hari tua
2. Cuti
Cuti diberikan perusahaan kepada pekerja berupa:
a. Cuti tahunan
b. Cuti hamil dan melahirkan

3. Dispensasi
Diberikan kepada semua pekerja untuk kepentingan tertentu, misalnya adanya
tugas khusus, menikahkan anak, kemalangan dan lain-lain.

2.4.

Proses Produksi

2.4.1.

Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi rubber article pada

PT Industri Karet Nusantara dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Bahan Baku

Universitas Sumatera Utara

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses
produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun
kimiawi dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan baku
dalam produksi rubber article yang digunakan adalah karet alam dan karet
sintetis, yaitu karet slab yang berasal dari lateks cair yang dikeringkan, SIR
(Standar Indonesian Rubber) dan RSS (Rubber Smoke Sheets) tipe I dan karet
sintetis berupa SBR (Styrine Butadine Rubber) 1502. Salah satu bahan yang
paling sering digunakan adalah karet slab yang berasal dari lateks yang
dikeringkan. Bahan baku lateks yang diperoleh berasal dari kebun PTPN III
Rambutan Tebing Tinggi. Spesifikasi dari bahan baku yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 2.1. Spesifikasi Bahan Baku
No
1
2
3
4
5
6

Faktor
Kadar air
Protein dan senyawa nitrogen
Lipid dan terpen
Senyawa anorganik
Karbohidrat
pH

Kadar
60-70%
1,0-1,5%
1,0-1,5%
0,1-0,5%
1,0-2,0%
6,7-7,5%

Sumber: PT Industri Karet Nusantara

Pemeriksaan bahan baku selalu dilakukan oleh pihak perusahaan sebelum
melakukan proses produksi di chemical laboratory. Apabila terjadi penerimaan

Universitas Sumatera Utara

bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, maka bahan
baku tersebut akan diganti dengan bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi.
2. Bahan penolong
Bahan

penolong

adalah

bahan

yang

digunakan

untuk

membantu/mempermudah proses produksi, tetapi tidak Nampak di bagian
akhir produk. Bahan penolong yang digunakan berupa larutan-larutan kimia
dengan konsentrat yang sudah diformulasi sebelumnya dan digunakan
berdasarkan permintaan dari konsumen. Bahan penolong yang digunakan
adalah:
a. Activator, berfungsi untuk mengaktifkan lateks. Zat activator yang
digunakan adalah Stearic Acid dan ZnO 60%.
b. Accelerator, berfungsi untuk mempersingkat waktu vulkanisasi. Zat kimia
yang digunakan adalah ZnMBT 50% dan ZDBC 50%.
c. MBTS berfungsi sebagai bahan akselerator untuk mempercepat reaksi atau
vulkanisasi dan merupakan bahan akselerator primer.
d. TMTD berfungsi sebagai bahan akselerator tapi akselerator golongan
sekunder.
3. Bahan tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses/produk untuk
meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang
digunakan adalah:
a. Carbon Black, bahan yang memberikan warna hitam pada compound yakni
bahan filter yang bersifat penguat dan berfungsi untuk meningkatkan sifat

Universitas Sumatera Utara

fisik karet dan menurunkan biaya. Karena adanya carbon black pemakaian
karet dapat dikurangi di samping itu harga carbon black relatif murah.
b. Sulfur 60%, berfungsi mengikat ion-ion pada produk ketika memasuki
proses vulkanisasi agar compound mudah untuk dicetak.
c. Talcum, digunakan sebagai anti perekat pada rubber article, yaitu
magnesium.
d. Minarex B (+ 30%), lartan ini berfungsi sebagai pelunak bahan baku SIR
sebelum dimasukkan ke roll mix pada mesin mix mill.
e. CaCO3 atau kalsium karbonat, berfungsi untuk memberikan kekerasan pada
senyawa karet (hardness), yang mana kekerasan tersebut bervariasi sesuai
persentase larutan yang dipakai. Zat ini juga berfungsi sebagai filler.
f. Filler, berfungsi sebagai bahan pengisi dan menambah berat produk. Zat
kimia yang digunakan sebagai filler adalah TiO2 70% dan kaolin 50%.

2.4.2.

Uraian Proses Produksi
Uraian proses produksi produk packing rebusan pada PT Industri Karet

Nusantara terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Compound section
Compound adalah bahan baku RSS dan SBR yang dicampurkan dengan bahan
kimia

seperti

filler,

akselerator,

activator

dan

vulkanisator

dengan

menggunakan mesin mix mill. Berikut ini uraian proses dari compound:
a. Dimasukkan bahan karet RSS (Rubber Smoked Sheet) dan SBR 1502 (karet
sintetis) sesuai dengan formula ke dalam celah roll mix mill.

Universitas Sumatera Utara

b. Digiling bahan karet RSS (Rubber Smoked Sheet) dan SBR 1502 selama 1015 menit dengan jarak roll mix mill 0,5-0,8 cm.
c. Dimasukkan campuran bahan-bahan kimia, seperti Minarex B, activator dan
akselerator hingga dicapai keadaan mastikasi.
d. Setelah mastikasi (pencampuran karet dan bahan kimia) tercapai dimana
compound menjadi lunak, dimasukkan bahan filler yang berupa CaCO3,
TiO2, kaolin dan carbon black ke dalam penggilingan. Pencampuran
berlangsung 15-30 menit diatur kerapatan mesin roll mix mill menjadi 3-5
mm.
e. Ditambahkan bahan vulkanisator berupa sulfur samapi merata pada hasil
penggilingan akhir selama 5-10 menit dengan kerapatan roll mix mill yang
sama.
f. Setelah merata, diatur kerapatan roll mix mill (2-7,5 mm) atau menurut
spesifikasi ketebalan lembaran compound dan digiling selama 5 menit.
2. Pengambilan sampel dan pengujian hardness
a. Sampel packing pintu rebusan dipotong dengan gunting.
b. Sampel yang sudah diambil dilakukan proses vulkanisasi.
c. Sampel dibawa ke laboratorium fisika untuk pengujian hardness.
d. Sampel uji diletakkan pada alat harness tester.
e. Cover of indentor digeser sesuai dengan ukuran dari sampel uji. Cover of
indentor berfungsi untuk melindungi indentor (jarum) pada alat hardness
tester.
f. Alat hardness tester ditekan hingga menyentuh sampel uji.

Universitas Sumatera Utara

g. Pembacaan skalla pada akat hardness tester.
3. Perakitan dan pengendalian packing pintu rebusan
a. Persiapan compound dan moulding
Persiapan compound yang telah diuji di laboratorium fisika oleh bagian
quality control. Kemudian compound diberikan kepada operator mix mill
dan dipotong dengan ukuran ketebalan yang telah ditentukan, lalu dipasang,
panjang dan lebarnya sesuai dengan ukurannya.
b. Penyusunan compound ke moulding
Compound yang telah dipotong menurut ukurnnya kemudian dirakit ke
moulding. Kemudian dibalut dengan kain berbentuk lingkaran lalu
divulkanisasi.
4. Proses vulkanisasi
a. Pengoperasian square press
Pengoperasian square press terdiri dari:
1) Mould yang telah berisi compound diletakkan pada mesin square press.
2) Penekan square press diputar searah dengan jarum jam hingga maksimal.
3) Dibiarkan selama beberapa menit sesuai dengan waktu vulkanisasi yang
telah ditentukan.
b. Pengendalian mesin square press
Temperatur elemen listrik pada mesin square press diatur, bila terjadi
kekurangan kematangan pada produk, maka temperatur dinaikkan sebesar
100C dari temperatur semula.
c. Mesin square press setelah beroperasi

Universitas Sumatera Utara

1) Penekan square press diputar berlawanan dengan arah jarum jam.
2) Tombol power berwarna merah ditekan.
3) Pintu panel ketiga dibuka dan tekan breaker ke bawah (posisi OFF) dan
kemudian pintu panel ditutup.
5. Pasca vulkanisasi
Dilakukan pendinginan selama 30 menit dengan demikian packing pintu
rebusan siap untuk dikeluarkan dari square press. Selanjutnya packing pintu
rebusan dikeluarkan dari mould.
6. Finishing
Memotong sisa waste yang terdapat pada packing pintu rebusan dan kemudian
packing pintu rebusan siap untuk dikemas.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2. Mesin-mesin Produksi
No

Nama Mesin

Fungsi Mesin

1.

Boiler Mechmar

Alat pembangkit
tenaga uap

Square press

Alat untuk
vulkanisasi dan
pengepresan

Calender Roll
Machine

Alat untuk
melekatkan
compound
dengan
compound

Autoclave

Sebagai rumah
pengasapan
untuk
memberikan
kekerasan pada
compound

Rumah
- panjang 7 cm
- diameter 2 m
Safety Valve
- Maksimal tekanan 8 kg/cm2

Alat utnuk
membuat
compound/
pencampuran
bahan kimia
dengan karet

Electro motor
- 24,6 kW
- 1450 rpm
- 380 Volt
- Phase 3
Roll (2 buah)
- panjang 1,2 m
- diameter 45 cm
- kapasitas 40 kg

2.

3.

4.

5.

Mix Mill

Spesifikasi
Electro motor
- 11 kW
- 2910 rpm
- 380 Volt
- Phase 3
Electro motor
- 41 kW
- 1440 rpm
- 380 Volt
- Phase 3
Pompa minyak
-Tekanan 0 – 250 kg/cm2
Electro motor
- 16,4 kW
- 1440 rpm
- 380 Volt
- Phase 3
Roll besar (11 buah)
- panjang 1 m
- diameter 30 cm
Roll kecil
- panjang 1 m
- diameter 10 cm

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2. Mesin-mesin Produksi (Lanjutan)
No

6

7

8

Nama Mesin

Fungsi Mesin

Spesifikasi
Electro motor
- 5,5 kW
- 1450 rpm
- 380 Volt
- Phase 3
Pisau potong
- panjang 77 cm
- lebar 10 cm
- tebal 24 cm

Bale cutting

Alat untuk
memotong karet
(SIR)

Sand blasting

Alat untuk
membersihkan
metal/ mengasah
permukaan metal

Tabung
- tinggi 1,5 m
- kapasitas 200 kg

Alat untuk
vulkanisasi dan
pengepresan

Electro motor
- 22 kW
- 1440 rpm
- 380 Volt
- Phase 3
- Tekanan 0 – 250 kg/cm2

Hand press

Sumber: PT Industri Karet Nusantara

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi dengan 5S dalam Konsep Kaizen Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT.Apindowaja Ampuh Persada

10 126 140

IMPLEMENTASI INSPEKSI K3 DI BAGIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PT PUPUK KUJANG SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA.

1 2 11

Kesehatan dan Kesetan Kerja (K3) Di Indonesia

0 0 3

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

0 0 19

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

0 0 1

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

0 0 10

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara Chapter III VII

0 1 99

Analisis Penerapan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bagian Produksi dengan Metode 5S sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Industri Karet Nusantara

0 4 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi dengan 5S dalam Konsep Kaizen Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT.Apindowaja Ampuh Persada

0 2 20

Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi dengan 5S dalam Konsep Kaizen Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT.Apindowaja Ampuh Persada

0 0 20