03 BAB II up date_ok B_ok
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Tabel 2.37
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Tahun 2007 s/d 2010
NO
4
1.1.
1.2.
1.3.
5
2.1.
2.2.
2.3.
6
3.1
3.2
3.3
Jenjang Pendidikan
SMA
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio
SMK
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio
2007 2008 2009 2010
1504
2509
7
16,6
9
1426
2504
6
17,5
6
1466
2455
2
16,7
5
1501
2481
7
16,5
3
684
1065
8
15,5
8
679
1098
2
16,1
7
897
1067
4
11,9
0
1004
1096
7
10,9
2
PENDIDIKAN
MENENGAH
Jumlah Guru
Jumlah Murid
397
470
557
625
4839 6290 6600 7395
12,1 13,3 11,8 11,8
Rasio
9
8
5
3
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa
Selatan, 2010
Rasio Gurumurid menunjukkan angka yang semakin menurun, ini
sangat baik karena semakin sedikit murid yang dilayani per satu orang
guru.
Tabel 2.38
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2010 menurut Kecamatan
N
O
KECAMATAN
Jumla
SD/MI
Jumla
h
Guru
h
Murid
Rasio
1641
1474
46
45
913
512
(8=6/7
)
503.83
878.91
120
1569
764.82
41
619
662.36
120
89
1647
1123
728.60
792.52
71
39
902
536
77
1113
691.82
42
186
787.14
727.61
2258.0
6
(4)
1
2
MODOINDING
MAESAAN
TOMPASO
BARU
RANOYAPO
MOTOLING
MOTOLING
BARAT
98
114
II. 78
h
Murid
(7)
(3)
6
h
Guru
(6)
(2)
4
5
Rasio
(5=3/4
)
597.20
773.41
(1)
3
SMP/MTs
Jumla Jumla
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
MOTOLING
TIMUR
KUMELEMBU
8
AI
9 TENGA
SINONSAYAN
10
G
AMURANG
11
BARAT
7
12 AMURANG
AMURANG
TIMUR
14 TUMPAAN
13
15 TATAPAAN
16
SULUUN
TARERAN
17 TARERAN
Jumlah
95
84
161
127
123
117
117
103
72
92
164
1873
1177
965
2350
2023
1746
2188
1641
2094
1274
857
1357
26239
807.14
33
192
1718.7
5
870.47
685.11
36
72
747
1227
481.93
586.80
627.78
56
1272
704.47
70
367
534.73
96
953
712.98
491.88
56
68
388
901
565.15
1073.5
1
1208.5
5
713.8
30
181
42
163
440.25
1907.3
6
1007.3
5
1443.3
0
754.72
1657.4
6
2576.6
9
81
909
891.09
842.4
10968
2
924
5
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa Selatan,
Tahun 2010
Untuk pendidikan dasar, rasio gurumurid masih tinggi, ini
menunjukkan bahwa jumlah guru perlu ditambah.
Tabel 2.39 Angka Melek Huruf di Minahasa Selatan
Tahun
Angka Melek Huruf (%)
2011
99.45
2010
99.45
2009
99.41
2008
99.31
2007
99.30
Sumber :Data Pea Update Sulut, 2013
Angka melek huruf termasuk tinggi di Minahasa Selatan, itu berarti
hampir semua penduduk bisa membaca.
Tabel 2.40. Angka Drop Out (putus Sekolah) Minsel
II. 79
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Keterangan
2011 2010
2009 2008
Angka DO (drop out) SD 67
58
Angka DO (drop out)
SMP
3
5
Angka DO (drop out)
SMA
17
26
Sumber :Data Pea Update Sulut, 2013
2007
101
3
5
Tingkat DO menunjukkan angka yan relatif menurun dari tahun ke
tahun.
Tabel 2.41. Penduduk 10 tahun keatas yang Tidak atau belum Pernah Sekolah
Provinsi / Daerah 2011
2010
2009
2008
2007
Minahasa Selatan
0.49
0.29
0.52
0.62
0.97
Sulawesi Utara
0.70
0.91
1.10
0.77
0.9
Sumber : data pea Update Sulut, 2013
Jumlah Penduduk 10 tahun keatas yang Tidak atau belum Pernah
Sekolah di Minahasa Selatan masih relatif kecil.
Tabel 2.42. Angka Kelulusan Di Minahasa Selatan
Ket
2008/200 2010/201 2011/201
9
1
2
SD + MI
3,789
3,687
3,957
SMP + MT
2,856
3,538
3,175
SMA + MI
1,118
2,090
2,154
Sumber : data pea Update Sulut, 2013
Angka kelulusan di Minahasa Selatan, masih termasuk tinggi dan
cenderung meningkat untuk level SD dan SMA namun menurun pada
tingkat pendidikan SMP.
Tabel 2.43. Angka Melanjutkan Sekolah Di Minahasa Selatan
2008/200 2010/201 2011/201
Ket
II. 80
9
1
2
SD + MI
4,557
4,557
4,745
SMP + MT
3,749
3,749
3,541
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
SMA + MI
1,303
2,103
3,390
Sumber : data pea Update Sulut, 2013
Angka melanjutkan sekolah di Minahasa Selatan, masih termasuk
tinggi dan cenderung meningkat untuk level SD dan SMA namun
menurun pada tingkat pendidikan SMP.
Tabel 2.44. Rasio Murid terhadap Ruang Belajar di Minsel
Provinsi / Daerah 2011 2010
Rasio murid thd Ruang
belajar SD
Rasio murid thd Ruang
belajar SMP
Rasio murid thd Ruang
belajar SMA
Sumber : diknas Sulut
2009
2008
2007
19
19
38
38
29
29
Rasio Murid terhadap Ruang Belajar di Minsel masih cukup tinggi
pada level SMP dan SMA, itu berarti di Minahasa Selatan masih
kekurangan ruang kelas untuk level pendidikan SMP dan SMA.
Tabel 2.45. Rasio Murid terhadap Sekolah di Minsel
Provinsi / Daerah 2011
Rasio Murid terhadap
Sekolah SD
Rasio Murid terhadap
Sekolah SMP
Rasio Murid terhadap
Sekolah SMA
Sumber : diknas Sulut
2010
2009
2008
2007
119
113
132
150
240
232
Rasio Murid terhadap sekolah di Minsel masih cukup tinggi pada
level SMP dan SMA, itu berarti di Minahasa Selatan masih kekurangan
jumlah sekolah untuk level pendidikan SMP dan SMA.
Tabel 2.46. Rata rata pengeluaran Untuk Biaya Pendidikan di Minahasa selatan
Provinsi / Daerah
2011
2010
2009
2008
2007
Minahasa Selatan
2.74
4.15
2.49
2.67
Sulawesi Utara
2.66
2.41
2.15
7.25
Sumber : susenas 20072011
II. 81
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Rata rata pengeluaran Untuk Biaya Pendidikan di Minahasa selatan
masih diatas sulawesi Utara secara rata rata, khususnya pada tahun
2011. Ini menunjukkan biaya pendidikan di Minahasa Selatan memiliki
kecenderungan meningkat.
2.
Kesehatan
Secara umum, tingkat kesehatan di Minahasa Utara cukup baik. Hal
ini ditunjukkan dengan meningkatnya fasilitas kesehatan dan aspek
kesehatan lainnya.
Tabel 2.47
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2006 s.d 2010
NO
Uraian
2006 2007 2008 2009 2010
.
1. Jumlah
301
286
311
215
208
posyandu
2. Jumlah
27.94 26.63 25.94 16.70 17.37
balita
5
2
1
6
4
3. Rasio
92,84 93,11 83,41 77,70 83,52
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
Rasio posyandu dan balita menurun yang lebih disebabkan karena
jumalh posyandu yang semakin menurun.
Tabel 2.48
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2010
Menurut Kecamatan
II. 82
NO.
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Tareran
Suluun Tareran
Tatapaan
Tumpaan
Amurang Timur
Amurang
Amurang Barat
Tenga
Sinonsayang
Kumelembuai
Motoling Timur
Motoling
Motoling Barat
Ranoyapo
Jumlah
Posyandu
18
7
15
19
13
11
12
18
13
7
8
7
8
11
Jumlah
Balita
867
604
1130
1363
1090
1050
1397
1474
1010
539
662
277
675
1061
Rasio
48.1667
86.2857
75.3333
71.7368
83.8462
95.4545
116.4167
81.8889
77.6923
77.0000
82.7500
39.5714
84.3750
96.4545
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
15.
16.
17.
Tompaso Baru
13
1012
77.8462
Maesaan
11
821
74.6364
Modoinding
17
970
57.0588
Jumlah
208
16.002
76.9327
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
Ratio posyandu / balita terendah di Motoling dan tertinggi di
Amurang barat.
Tabel 2.49 Jumlah Puskesman
Menurut Kecamatan Tahun 2010
Puskesmas
Jumlah
Rasio
Penduduk
(1)
(2)
(3)
(4)
(5=4/3)
1. Tareran
14.766
1
0.06
2. Suluun Tareran
8.337
1
0.11
3. Tatapaan
9.676
1
0.10
4. Tumpaan
16.518
1
0.05
5. Amurang Timur
13.054
1
0.07
6. Amurang
16.322
1
0.06
7. Amurang Barat
14.293
1
0.06
8. Tenga
17.365
1
0.05
9. Sinonsayang
15.792
1
0.06
10. Kumelembuai
7.266
1
0.13
11. Motoling Timur
9.944
1
0.10
12. Motoling
7.043
1
0.14
13. Motoling Barat
8.343
1
0.11
14. Ranoyapo
12.149
1
0.08
15. Tompaso Baru
12.478
1
0.08
16. Maesaan
10.812
1
0.19
17. Modoinding
11.892
1
0.08
Jumlah
206.05
17
1.53
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
NO.
Kecamatan
Jumlah
Saat ini di Kabupaten Minahasa Selatan terdapat 2 Rumah Sakit
Umum Swasta dan sebuah Rumah Sakit Umum Daerah. Dari 17
kecamatan yang ada, 14 kecamatan telah memiliki Puskesmas dengan
kendaraan operasional dan 7 (tujuh) Puskesmas telah mengadakan
pelayanan rawat inap. Namun demikian, sangat dibutuhkan Rumah
Sakit Umum yang representatif untuk pasien yang kondisinya berat dan
dokter spesialis beserta tenaga kesehatan lainnya. Hal ini juga untuk
mengatisipasi apabila pelabuhan perintis dan pelabuhan umum di
Kabupaten Minahasa Selatan dioperasionalkan. Untuk Puskesmas dan
sarana kesehatan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan dapat
dilihat pada Tabel 2.25 dan Tabel 2.26.
Tabel 2.50. Puskesmas
II. 83
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nama
Puskesmas
Lokasi
Kecamatan
Amurang
Timur
Tumpaan
Amurang
Amurang
Barat
Tenga
Ongkaw
Motoling
Kumelembua
i
Poopo
Tompaso
Baru
Modoinding
Amurang
Timur
Tumpaan
Amurang
Amurang
Barat
Tenga
Sinonsayang
Motoling
Kumelembua
i
Ranoyapo
Tompaso
Baru
Modoinding
Sifat
Pelayanan
Jumlah
Kendaraan
Operasional
Rawat Inap
1 Unit
Rawat Inap
Rawat Jalan
1 Unit
1 Unit
Rawat Jalan
1 Unit
Rawat Inap
Rawat Jalan
Rawat Inap
1 Unit
1 Unit
1 Unit
Rawat Jalan
1 Unit
Rawat Jalan
1 Unit
Rawat Inap
1 Unit
11
Rawat Inap
1 Unit
.
12 Tareran
Tareran
Rawat Inap
1 Unit
.
13 Suluun
SuluunTarer
Rawat Jalan
1 Unit
.
an
14 Maesaan
Maesaan
Rawat Jalan
1 Unit
.
Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan
Banyak puskesmas di minahasa Selatan memiliki fasilitas rawat
nginap. Ini menunjukkan kualitas puskesmas dalam melayani pasien
cukup tinggi.
Tabel 2.51 Sarana Kesehatan
No
Jenis Sarana
Jumla
h
1.
Rumah Sakit Umum Daerah
1
(RSUD)
2.
Rumah Sakit Umum Swasta
2
3.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
156
4.
Puskesmas Pembantu (Pustu)
85
5.
Apotik
3
6.
Toko Obat
2
7.
Optik
2
8.
Balai Pengobatan
3
9.
Rumah Bersalin
19
10. Posyandu
185
Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa
Selata
II. 84
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Sedangkan jumlah tenaga kesehatan atau tenaga medis di
Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.52.
Tabel 2.52
Tenaga Kesehatan
II. 85
Jumlah
Jenis Tenaga Kesehatan
No
(Orang)
1.
Dokter Spesialis
2.
Dokter Umum
3.
Dokter Gigi
3
4.
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
(M.Kes)
2
5.
Apoteker
4
6.
Sarjana Farmasi
5
7.
Sarjana Kesehatan Masyarakat
11
8.
Sarjana Keperawatan
11
9.
Sarjana Ilmu Terapan (D IV
Kebidanan)
2
10
.
Sarjana Ilmu Terapan (D IV Gizi)
1
11
.
Sarjana Sanitarian
3
12
.
Ahli Madya Keperawatan
49
13
.
Ahli Madya Kebidanan
46
14
.
Ahli Madya Gizi
13
15
.
Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
10
16
.
Ahli Madya Fisioterapi
2
17
.
Ahli Madya Perawat Gigi
4
18
.
Ahli Madya Sanitarian
5
19
.
Perawat (SPR dan SPK)
180
20
.
Bidan Diploma 1
112
69
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
21
.
Perawat Gigi
16
22
.
Sanitarian (SPPH)
15
23
.
Asisten Apoteker (SMF)
24
.
Pekarya Kesehatan
4
17
J u m l a h
Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan
Tabel 2.53.
Jamkesmas dan Jamkesda
No.
Uraian
1.
2
Jamkesmas
Jamkesda
Jumlah Peserta (Jiwa)
2008
2009
2010
36.533
36.533
36.533
5.000
Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa
Selatan
Jumlah peserta Jamkesmas relatif konstant setiap tahun sedangkan
Jamkesda dimulai pada tahun 2010.
Tabel 2.54. Rasio dokter / per 100.000 penduduk
Tahun
Jumlah
2012
38
2011
27.4
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
Rasio dokter / per 100.000 penduduk mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya.
Tabel 2.55 Rasio tenaga medis/ 100.000 penduduk
Tahun
Jumlah
2012
137
2011
170.6
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
II. 86
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Rasio tenaga medis / per 100.000 penduduk mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya.
Tabel 2.56 Data persalinan dibantu dokter / non dokter
Tahun
Jumlah
2012
88.6 %
2011
74.3 %
2010
87 %
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
Persalinan yang dibantu dokter / non dokter meningkat di tahun
2012 dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya. Ini menunjukkan
kesadaran ibu hamil atas bantuan dokter semakin tinggi.
Tabel 2.57 Data sebaran imunisasi (campak)
Tahun
Jumlah
2012
97.4 %
2011
84.5 %
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
Untuk sebaran imunisasi (campak) meningkat dari tahun 2011.
Sedangkan untuk jenis faksin yang diberikan kepada Bayi tahun 2010
dapat dilihat pada tabel 2.58.
Tabel 2.58 BAYI YANG DIIMUNISASI TAHUN 2010
II. 87
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
Tabel 2.59 Penyakit umum yang diderita (TAHUN 2011)
Jenis Penyakit
Jumlah
Sakit gigi
164
Penyakit mata
78
Penyakit dalam
49
Kesehatan anak
34
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 2013
Sakit gigi merupakan penyakit paling banyak di Minahasa Selatan
kemudian penyakit mata, kemudian penyakit dalam dan kesehatan
anak. Ini merupakan empat penyakit umum yan diderita masyarakat
Minahasa Selatan.
3.
Pekerjaan Umum
a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Jalan merupakan sarana yang strategis dan penting dalam
menunjang perekonomian suatu daerah. Semua ruas jalan yang
menghubungkan antar kecamatan di wilayah Kabupaten Minahasa
Selatan telah disentuh dengan aspal. Namun di beberapa ruas
jalan yang menghubungkan desa dan kecamatan belum diaspal,
padahal merupakan sentra ekonomi. Kabupaten Minahasa Selatan
diduduki oleh 75 buah jembatan, baik ukuran kecil maupun besar
dengan panjang keseluruhan 670 m. .
Tabel 2.60.
II. 88
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Ruas Ruas Jalan
1.
2.
Ruas Jalan Nasional
Panjang
Ruas
(Km)
166,45
Ruas Jalan Propinsi
40,30
3.
Ruas Jalan Kabupaten
No
Nama Ruas Jalan
467,94
674,69
T o t a l
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Minahasa Selatan
Wilayah darat Kabupaten Minahasa Selatan dilewati oleh ruas
ruas jalan, baik ruas jalan Nasional, Propinsi maupun Kabupaten.
Tabel 2.61
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Tahun 2006 s.d 2010
NO
Kondisi Jalan
1
Kondisi Baik
Kondisi Rusak
2
3
4
5
Sedang
Kondisi Rusak
Ringan
Kondisi Rusak
Berat
Jalan
2006
36.39
Panjang Jalan (km)
2007
2008
2009
2010
56.33 79.39 101.36 126.99
54.51
52.57
111.94 106.94
51.50
47.53
44.53
96.95
88.95
81.31
259.91 246.91 234.91 224.91 209.92
secara
462.75 462.75 462.75 462.75 462.75
keseluruhan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun
2010
Jalan dengan rusah berat cukup banyak di Minahasa Selatan,
hampir setengah jalan berada pada kondisi rusak berat.
Tabel 2.62
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Menurut Kecamatan tahun 2010
II. 89
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Kondisi
NO
Kecamatan
Baik
Sedan
g
Rusak
Ringa
n
Rusak
Berat
Jalan
secara
keseluruha
n
Kecamatan
6.10
10.00
4.10
20.20
Modoinding
2 Kecamatan Maesaan
1.00
4.00
2.30
7.30
Kecamatan Tompaso
3
3.50
1.00
24.30
28.80
Baru
4 Kecamatan Ranoyapo
6.00
5.00
25.00
36.00
5 Kecamatan Motoling
5.80
5.00
5.20
16.00
Kecamatan Motoling
6
4.00
9.60
11.10
24.70
Barat
Kecamatan Motoling
7
4.50
5.25
15.25
25.00
Timur
Kecamatan
8
12.00
4.50
6.00
12.70
35.20
Kumelembuay
Kecamatan
9
10.00
8.50
7.00
8.00
33.50
Sinonsayang
10 Kecamatan Tenga
18.27
3.63
9.00
28.40
59.30
Kecamatan Amurang
11
6.00
3.00
16.00
25.00
Barat
12 Kecamatan Amurang
8.00
12.00
20.00
Kecamatan Amurang
13
21.99
3.00
15.00
39.99
Timur
14 Kecamatan Tumpaan
6.50
2.50
9.00
18.00
15 Kecamatan Tatapaan
2.00
5.00
7.00
16 Kecamatan Sultra
9.20
5.90
2.26
15.57
31.42
17 Kecamatan Tareran
13.63
2.00
5.20
13.00
33.83
126.9 44.53 81.31 209.9
Jumlah
462.75
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
9
2
1
Ruas jalan Nasional, Propinsi dan Kabupaten terdiri dari
beberapa ruas dengan panjang dan kecamatankecamatan yang
dilalui sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.63, Tabel 2.64 dan
Tabel 2.65.
Tabel 2.63
Ruas Jalan Nasional
Nomor
II. 90
Nama Ruas
Kecamatan Yang Dilalui
Panjang
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Ur
Rua
ut
1.
s
009
,1
2.
Ruas
Jalan
(Km)
37,70
WoroticanPoopo
Amurang Barat, Motoling
Timur, Motoling, Ranoyapo
009
,2
PoopoSinisir
Ranoyapo, Tompaso Baru,
Maesaan, Modoinding
38,00
3.
010
Kawangkoan
Worotican
Kawangkoan, Tareran,
Tumpaan, Amurang Timur,
Amurang, Amurang Barat
33,80
4.
023
,1
Worotican
Poigar
Amurang Barat, Tenga,
Sinonsayang
41,70
5.
036
Manado
Tumpaan
Manado, Tombariri, Tumpaan
15,25
J u m l a h
166,45
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Tabel 2.64
Ruas Jalan Propinsi
Nomor
Uru Ruas
Nama Ruas
Panjang
Kecamatan Yang
Ruas
(Km)
28,30
Dilalui
t
1.
076
Popontolen
Sondaken
2.
077
Spt. MunteTincep Tumpaan
6,00
3.
0,40
Amurang
Ranoketang
6,00
Tumpaan, Tatapaan
Amurang
J u m l a h
40,30
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Tabel 2.65
Kondisi Ruas Jalan Kabupaten
Panjan Lebar
No
Nama Ruas Jalan
.
1
2
1. Rumoong Lansot
Suluun
2. Rumoong Lansot
Kaneyan
3. Spt. Kaneyan
II. 91
Panjang Tiap Kondisi Ruas
g
Ruas
Rata
Rata
(Km)
3
11,20
(m)
4
3,50
10,20
3,50
4,00
6,20
3,00
3,50
2,00
1,00
Baik
5
4,00
(Km)
Rusak Rusak
Sedang Ringan Berat
6
2,00
7
5,20
8
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Kaneyan
4. KaneyanRitey
5,00
3,50
5,00
5. Suluun
Pinamorongan
7,90
3,50
7,90
6. SuluunTangkuney
2,50
3,50
2,50
7. SuluunLelema
6,50
3,50
5,00
1,50
8. Pinapalangkow
Lelema
5,00
3,50
1,40
3,60
9. KapoyaWuwuk
5,00
3,50
5,00
1 MataniKapoya
0.
7,10
3,50
2,50
4,60
1 LopanaMaliku
1.
8,00
4,00
8,00
1 MalikuKota
2. Menara
8,00
3,50
3,00
5,00
1 Spt. Wawona
3. Wawona
6,00
3,50
5,00
1,00
1 Spt. PinalingBkt.
4. Doa Pinaling
4,99
3,50
4,99
1 PondosRumoong
5. Bawah
13,50
3,50
2,00
11,50
1 WakanPondos
6.
4,00
4,00
4,00
1 Spt. Tawaang
7. Tenga
4,50
3,50
3,50
1,00
10,00
4,00
10,00
1 TawaangMakasili
9.
9,00
3,50
9,00
2 RadeyMolinow
0.
2,00
3,50
2,00
2 TengaPakuure
1.
5,85
3,50
5,85
2 PakuweruSapa
2.
5,00
3,50
2,00
3,00
14,50
3,50
6,00
2,50
3,50
2,50
2 Spt. Kumelembuai 15,00
4. Pakuure
3,50
8,00
7,00
2 SP. Kumelembuai
5. Motoling
10,20
3,50
4,00
1,50
4,70
2 Kumelembuai
6. Karimbow
2,00
3,50
0,50
1,50
2
5,30
3,50
3,00
2,30
1 TawaangPondos
8.
2 Boyong Pante
3. Pakuure
II. 92
Spt. TokinTokin
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
7.
2 Pert. Tokin
8. Karimbow
5,50
3,50
4,00
1,50
2 WangaLompad
9.
10,70
3,50
2,90
2,20
1,75
3,85
3 MotolingOngkaw
0.
24,50
3,50
6,50
10,00
8,00
3 SP. Motoling
1. Lalumpe
5,00
3,50
5,00
3 Raanan Baru
2. Toyopon
9,40
3,50
5,00
4,40
3 Raanan Baru
3. Keroit
7,80
3,50
4,00
3,80
3 TondeyPelita
4.
5,00
3,50
5,00
3 LompadLompad
5. Baru
2,50
3,50
2,50
3 LompadPowalutan
6.
8,00
3,50
8,00
3 PontakLompad
7.
2,50
3,50
2,50
15,00
3,50
4,00
5,00
3,50
0,50
2,50
10,30
3,50
10,30
4 Tompaso Baru
1. Kinalawiran
1,00
3,50
1,00
4 Tompaso Baru
2. LowianTumani
6,00
3,50
2,00
2,00
2,00
4 SionTemboan
3. Lowian
5,00
3,50
5,00
4 SP. Bojonegoro
4. Kinamang
2,20
3,50
1,00
1,20
4 SP. Bojonegoro
5. Bojonegoro
1,10
3,50
1,10
4 Sinisir
6. Pinasungkulan
4,10
3,50
4,10
4 SinisirBukit Doa
7. Modoinding
4,00
3,50
4,00
4 PalelonInsil
8.
1,10
3,50
0,10
1,00
4
5,00
3,50
3,00
2,00
3 PontakSuhuyon *)
8.
3 PoopoKeroit
9.
4 TouroutLiandok
0.
II. 93
Dalam Kota
11,00
2,00
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
9. Tareran
5 Dalam Kota
0. Suluun Tareran
5,00
3,50
5,00
5 Dalam Kota
1. Tumpaan
7,00
3,50
4,00
3,00
5 Dalam Kota
2. Tatapaan
4,00
3,50
4,00
5 Dalam Kota
3. Amurang Timur
20,00
4,00
4,00
3,00
13,00
5 Dalam Kota
4. Amurang
22,00
5,00
8,00
5 Dalam Kota
5. Amurang Barat
8,00
3,50
8,00
5 Dalam Kota Tenga
6.
8,00
3,50
3,00
2,00
3,00
5 Dalam Kota
7. Sinonsayang
7,00
3,50
7,00
5 Dalam Kota
8. Kumelembuai
6,00
3,50
6,00
5 Dalam Kota
9. Motoling Timur
3,50
3,50
3,50
12,00
3,50
3,30
8,70
6 Dalam Kota
1. Motoling Barat
3,50
3,50
3,50
6 Dalam Kota
2. Ranoyapo
5,00
3,50
5,00
6 Dalam Kota
3. Tompaso Baru
7,00
3,50
1,50
2,00
3,50
6 Dalam Kota
4. Maesaan
6,00
3,50
6,00
6 Dalam Kota
5. Modoinding
9,00
3,50
9,00
6 PicuanPicuan
6. Baru
3,00
3,50
0,50
2,50
6 Dalam Kota
0. Motoling
T o t a l
14,00
149,24 119,10
*) akan diusulkan menjadi jalan provinsi
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Dari tabel tersebut di atas, panjang total jalan Kabupaten Minahasa
Selatan sebesar 467,94 km, dalam kondisi baik sebesar 149,24 km
atau 31,9 %, kondisi sedang sepanjang 119,10 km atau 25,4 % dan
II. 94
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
kondisi jalan rusak ringan sepanjang 54,05 km atau sebesar 11,6
% serta dalam kondisi rusak berat sepanjang 145,55 km atau
sebesar 31,1 %. Pada umumnya semua ruas jalan di Kabupaten
Minahasa Selatan sudah pernah di aspal.
b. Sumber Daya Air
Pengembangan Sistem Jaringan Sumber daya air dikembangkan
pada daerah yang berpotensi tinggi untuk pengembangan pertanian
tanaman pangan lahan. Menurut Peraturan Menteri PU No.
11A/PRT/M/2006
1. Sistem Wilayah Sungai
Daerah potensi persawahan beririgasi di Kabupaten Minahasa
Selatan berada di :
Ranoyapo Maesaan dan Tompaso Baru
Poigar
Sinonsayang dan Tenga
Maruasey Tumpaan dan Tatapaan
Daerah datar yang berada di sekitar sungaisungai utama
tersebut sangat potensial untuk dijadikan lahan persawahan.
Potensi terbesar areal persawahan tersebar di sepanjang
wilayah Utara dan Selatan Kabupaten Minahasa Selatan.
Rencana Sistem Prasarana Pengairan
2. Rencana Sistem Jaringan Pengairan
Iklim di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Pola pertanian yang ada sekarang,
yaitu lahan kering dan lahan basah. Untuk mengairi pertanian
lahan basah sampai saat ini diupayakan dengan pengembangan
sistem pengairan Irigasi Teknis dan Semi Teknis.
Berdasarkan hal tersebut di atas, pengembangan dan
pembangunan pengairan sistem irgasi teknis diprioritaskan
pada wilayah kabupaten dengan kriteriakriteria sebagai
berikut :
1) Mempunyai produktiftas besar;
2) Mempunyai luas lahan besar dan potensial;
3) Mempunyai sumber mata air;
4) Berdasarkan analisa potensi untuk pengembangan pertanian
lahan basah.
II. 95
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Pengembangan pertanian lahan basah dikembangkan pada
kecamatan kecamatan yang mempunyai potensi untuk
pencetakan lahan basah dengan luasan yang sesuai dengan
tingkat irigasi teknis yang akan dikembangkan, produksi dan
sumber mata air pengembanganya. Kegiatan prioritas
pembangunan sumberdaya air dan irigasi diarahkan pada :
1) Irigasi teknis : peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
2) Irigasi semi teknis : peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
3) Embung irigasi :
1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
2. Pembangunan.
4) Jaringan irigasi air tanah :
1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
2. Pembangunan.
3. Pembinaan kelembagaan.
5) Waduk
1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
2. Studi kelayakan.
3. Rencana Fungsi dan Pelayanan Prasarana Pengairan
A. Arahan Pengembangan Wilayah Sungai
a. Pemeliharaan daerah hulu sungai dilakukan dengan
langkahlangkah pelestarian kawasan, pengamanan
kawasan penyangga, pelestarian dan pengamanan
sumberdaya air, pencegahan erosi dan pencegahan
pencemaran air.
b. Pengamanan daerah tengah sungai melalui langlah
langkah pelestarian air, pengembangan irigasi,
penyediaan air baku, pelestarian air pada badan sungai
dan pencegahan banjir.
c. Pemeliharaan daerah hilir sungai melalui langkah
langkah pengembangan irigasi, penyediaan air baku,
pengendalian banjir, pelaksanaan sistem drainase,
pencegahan pencemaran air, dan pengamanan daerah
pantai.
II. 96
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
B. Arahan Pengembangan Bendungan
a. Pengembangan kesejahteraan dan keselamatan umum
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan BUMN/BUMD
berdasarkan standar teknis yang ditentukan oleh
Menteri
b. Pengawasan bendungan dilakukan berdasarkan standar
teknis yang telah ditentukan oleh Menteri.
C. Arahan Pengembangan Sistem Jaringan Irigasi
a. Pengambil keputusan dan pelaku utama pengelolaan
irigasi adalah lembaga perkumpulan petani pemakai air
melalui penyerahan kewenangan dari Pemerintah
Daerah.
b. Satu sistem irigasi satu kesatuan pengelolaan dengan
memperhatikan kepentingan pengguna di hulu, tengah,
dan hilir secara seimbang.
c. Pembentukan forum koordinasi pengelolaan irigasi
dalam rangka koordinasi pengelolaan di daerah irigasi
yang jaringan utamanya berfungsi multiguna
d. Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengupayakan
ketersediaan, pengendalian dan perbaikan mutu air
irigasi.
e. Pembangunan jaringan irigasi disertai dengan
pembangunan jaringan drainase yang menjadi satu
kesatuan dengan jaringan irigasi yang ada.
f. Rencana Induk Pengembangan Irigasi Kabupaten
disusun berdasarkan rencana pengembangan
sumberdaya air dan RTRW serta memperhatikan
pelestarian sumberdaya air dan ditetapkan dengan
Perda.
g. Pembiayaan pengelolaan dilakukan perkumpulan petani
pemakai air di wilayah kerjanya secara otonom yang
dibantu dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berdasarkan kesepakatan dengan perkumpulan petani.
h. Pengaturan daerah irigasi menjadi kewenangan masing
masing propinsi dan pelaksanaannya dilakukan kerja
sama antar propinsi.
4. Rencana Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Rencana P emeliharaan
Saluran Irigasi meliputi:
Saluran irigasi Tompaso Baru, sepanjang 4 km (1.200 ha);
II. 97
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Saluran irigasi Amurang, sepanjang 4 (1.200 ha) km;
Di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan terdapat lahan irigasi
dengan luas potensial 9.189 ha, yang terdiri dari :
1.
Di bawah kewenangan propinsi, luasnya 2.059 ha.
2.
Di bawah kewenangan kabupaten, luasnya 7.130 ha,
yang terbagi atas :
a. Irigasi Pemerintah, terdiri dari 48 Daerah Irigasi (DI)
dengan luas potensial 6.409 ha.
b. Irigasi Masyarakat, terdiri dari 26 Irigasi Desa (ID)
dengan luas potensial 721 ha.
Untuk prasarana irigasi dan keadaan prasarana irigasi, baik di
bawah kewenangan propinsi maupun di bawah kewenangan
kabupaten.
Tabel 2.66
Data Dasar Prasarana Irigasi
No
.
Luas (Ha)
Daera
h
Nama
Irigas
i
Daerah Irigasi
2
3
1
Kewenangan
Propinsi
Daera
h
Irigasi
Areal
Tanam
4
5
2.059
1.971
2.059
1.971
Indeks
Pertana
m
Produks
i
(IP) (%)
(Ton/Ha
)
6
7
0
50
T. Baru RD 08
1.
Ranoyapo
50
J.I. Ranoyapo 1
489
J.I. Ranoyapo 2
256
J.I. Ranoyapo 3,4
289
J.I. Polimaan
496
J.I. Moyondok
529
119
100
150
4,5
1.
2
Kewenangan
Kabupaten
Amurang RD 07
Kaluntai Atas
2.
3
Kaluntai Bawah
325
134
150
4,5
3.
8
Motondong
157
105
200
4,5
4.
12
Pinsan
250
105
200
4,5
5.
16
Tongop
861
677
300
5,0
J.I. Tongop
144
II. 98
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
J.I. Molinow Bawah
Kiri
135
J.I. Molinow Bawah
Kanan
257
J.I. Molinow Atas
180
J.I. Pakuweru
145
6.
18
Waadan
60
40
150
4,5
7.
22
Moinit
40
25
150
4,5
8.
13
Ranotuana
316
300
250
4,5
9.
11
Pentu
245
158
200
4,5
10
.
15
Sulupaslaten
543
420
300
5,0
11
.
20
Aser Liwasen
30
30
200
4,5
T. Baru RD 08
12
.
1
Kakenturan
150
79
200
4,5
13
.
17
Tumicakal
212
182
150
4,5
14
.
5
Konarom
100
80
200
4,5
15
.
10
Pangian
70
70
200
4,5
16
.
9
Moyombong
93
52
200
4,5
17
.
7
Mopolo
178
68
150
4,5
18
.
4
Karowa
258
180
200
4,5
19
.
6
Lindangan
258
208
200
4,5
20
.
24
Tumaluntung
35
35
150
4,5
21
.
21
Liandok
49
49
150
4,5
22
.
19
Wuwungayo
126
60
150
4,5
23
.
23
Sinduan
37
37
200
4,5
24
.
14
Sigitoy
70
37
200
4,5
25
.
25
Ranomea
80
5
200
4,0
II. 99
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
26
.
26
Sapa
30
30
200
4,0
27
.
27
Paku Ure
50
25
200
4,0
28
.
28
Maliku
35
10
200
4,0
29
.
29
Kosokowal/Ritey
30
30
200
4,0
30
.
30
Ranoketang
30
25
200
4,0
31
.
31
Kanean
50
10
200
4,0
32
.
32
Tinana
40
10
200
4,0
33
.
33
Ulunow/Tangkunei
57
35
200
4,0
34
.
34
Makakilu
25
3
200
4,0
35
.
35
Potote
23
5
200
4,0
36
.
36
Tualan Bawah
40
30
200
4,0
37
.
37
Kolibatu/Lotung
60
25
200
4,0
38
.
38
Dolimaan/Raraatean
24
20
200
4,0
39
.
39
Asam
25
12
200
4,0
40
.
40
Liandok Weru
32
30
200
4,0
41
.
41
Lowian
30
30
200
4,0
42
.
42
Lalumpe
60
34
200
4,0
43
.
43
Tewalen
60
18
200
4,0
44
.
44
Wasian
20
15
200
4,0
45
.
45
Wanga
35
12
200
4,0
46
.
46
Makasili
25
10
200
4,0
47
.
47
Moat/Koladon
55
25
200
4,0
II. 100
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
48
.
48
Linelean
50
25
Jumlah
6.409
3.705
200
9.400
4,0
205
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Berdasarkan data pada tabel di atas nampak bahwa terdapat
areal irigasi seluas 2.704 ha yang tidak berfungsi disebabkan
karena debit air yang berkurang, kerusakan saluran irigasi
maupun kerusakan bendung dan terbatasnya dana pemeliharaan
saluran maupun bendung.
II. 101
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
Tabel 2.67
Data Dasar Keadaan Prasarana Irigasi
Kondisi ( M’ )
No
1
1.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Luas
Daerah Irigasi
(Ha)
2
Kewenangan
Propinsi
T. Baru RD 08
Ranoyapo
J.I. Ranoyapo 1
J.I. Ranoyapo 2
J.I. Ranoyapo 3,4
J.I. Polimaan
J.I. Moyondok
Kewenangan
Kabupaten
Amurang RD 07
Kaluntai Atas
Kaluntai Bawah
Motondong
Pinsan
Tongop
J.I. Tongop
J.I. Molinow Bawah
Baik
3
4
2.059
489
256
289
496
529
4.445
1.025
1.255
1.255
452
458
119
325
157
250
861
144
135
50
60
85
95
557
102
97
Sedan
g
5
Saluran ( M’ )
Rusak
Sekund
Ringa Berat Primer
Tersier
er
n
6
7
8
9
10
28
5
5
7
5
111
20
20
25
16
30
5
1
1
1
1
1
8
9
13
14
84
15
15
50
74
20
10
120
18
25
19
191
52
145
184
88
12
14
15
28
19
Jml. Bangunan
(Unit)
Bagi
Ben
Lainny
/Sad
dung
a
ap
11
12
13
4.924
1.212
1.231
598
986
897
19.728
5.680
2.546
2.356
1.325
7.821
5
1
1
1
1
1
0
3.940
0
2.057
1.750
1.300
1.392 14.278
325
2.500
320
4.750
2.500
13.754
59.052
12.500
9.705
1
1
1
1
5
1
1
3
7
3
2
13
2
3
12
27
24
8
25
4
1
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
Kiri
J.I. Molinow Bawah
Kanan
J.I. Molinow Atas
J.I. Pakuweru
Waadan
Moinit
Ranotuana
Pentu
Sulupaslaten
257
99
19
18
55
280
4.500
16.500
1
3
5
180
145
60
40
316
245
543
98
161
30
20
290
120
340
25
10
5
3
44
18
51
35
24
10
5
10
38
80
64
65
20
15
16
87
123
275
192
0
1
550
2.175
1.278
1.250
1
1.740
4.870
3.187
5.090
7.795
12.552
11.175
3.650
48.880
2
1
1
2
1
1
2
3
2
1
4
4
4
7
8
3
14
28
30
30
25
4
5
2.175
5.090
48.880
1
4
30
Kakenturan
150
20
3
59
71
2.270
1.100
4
1
6
Tumicakal
212
170
26
12
30
1
2.410
1.150
1
3
1
Konarom
100
40
6
40
20
1
1
2
8
Pangian
70
60
9
10
1.000
1
2
2
3
Moyombong
93
42
6
10
41
1
1.181
1
2
3
5
Mopolo
178
60
9
8
110
0
2.460
17.928
1
7
18
Karowa
258
180
27
78
1.075
2.521
5.350
1
6
27
Lindangan
258
200
30
8
50
0
3.971
7.250
1
4
16
Aser Liwasen
T. Baru RD 08
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
21
.
22
.
23
.
24
.
25
.
26
.
27
.
28
.
29
.
30
.
31
.
32
.
33
.
Tumaluntung
35
30
5
5
200
500
3
3
Liandok
49
40
6
9
100
800
1
2
2
126
30
5
30
66
1.400
1.300
1
5
3
Sinduan
37
30
5
7
200
500
4
4
Sigitoy
70
15
2
12
43
150
600
3
4
6
Ranomea
80
5
75
1.000
1.500
1
1
1
Sapa
30
23
3
2
2
100
400
1
2
3
Paku Ure
50
15
2
10
23
150
350
1
2
3
Maliku
35
10
2
8
16
100
650
1
2
3
Kosokowal/Ritey
30
20
3
5
2
300
600
1
2
3
Ranoketang
30
15
2
9
4
1.160
470
1
2
3
Kanean
50
10
2
15
24
600
650
1
2
3
Tinana
40
10
2
20
9
650
650
1
2
3
Ulunow/Tangkunei
57
35
5
15
2
1.200
800
1
2
3
Wuwungayo
34
.
35
.
36
.
37
.
38
.
39
.
40
.
41
.
42
.
43
.
44
.
45
.
46
.
47
.
48
Makakilu
25
3
0
10
12
1.600
650
1
2
3
Potote
23
5
1
10
7
1.200
650
1
2
3
Tualan Bawah
40
30
5
5
1
1.200
750
1
2
3
Kolibatu/Lotung
60
25
4
15
16
1.300
1.800
1
2
3
Dolimaan/Raraatean
24
19
3
2
0
850
1.100
1
4
3
Asam
25
12
2
7
4
600
1.400
1
3
3
Liandok Weru
32
5
1
6
20
1.400
600
2
2
3
Lowian
30
20
3
5
2
700
450
1
3
2
Lalumpe
60
34
5
8
13
1.200
800
1
2
4
Tewalen
60
18
3
10
29
1.600
350
3
2
3
Wasian
20
15
2
3
(0)
600
950
1
3
5
Wanga
35
12
2
5
16
300
500
1
2
2
Makasili
25
10
2
10
4
1.400
750
1
3
4
Moat/Koladon
55
25
4
7
19
2.300
600
1
3
4
Linelean
50
25
4
6
15
2.500
800
1
2
5
.
Jumlah
6.40
3.54
532
945
1.85
10.51
97.70
9
7
8
2
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Selatan
5
301.64
3
71
160
403
Tabel 2.68
Rasio Jaringan Irigasi
Tahun 2006 s.d 2010
NO
1
2
3
4
5
Jaringan Irigasi
Panjang Jaringan (M)
2006
8,471
2007
8,655
2008
8,840
2009
9,024
2010
9,208
Jaringan primer
Jaringan
84,816
85,700
86,584
87,467
88,351
Sekunder
Jaringan Tersier
213,660 224,906 236,743 249,203 262,319
Luas lahan
5,517
5,557
5,597
5,636
5,676
budidaya
Rasio
1.80
1.74
1.68
1.63
1.58
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Sedangkan prasarana irigasi desa dan kondisi irigasi desa di
Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.69.
Tabel 2.69
Data Dasar dan Kondisi Prasarana Irigasi Desa
Luas (Ha)
No
Nama
.
Daerah Irigasi
1
2
Amurang RD 07
Kec. Tenga
Aser/Liwasen
Teluan
Sapa
Kec. Amurang
Timur
Pale
Kec. Tumpaan
Pondano
Sosogian
Matunem Kiri
Kanan
Kec. Tatapaan
RapRap
Marege Maasin
Kec.
Suluun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Tareran
Pinapalangkow
Daera
Areal
h
Irigasi
Tana
m
4
448
185
65
60
60
35
5
222
55
5
20
30
30
35
160
47
58
55
30
92
47
15
30
Sondaken
Paslaten
30
10
20
38
25
5
20
20
Pinapalangk
38
20
Nama Desa
3
Teep
Tawaang
Sapa
Pinaling
Popontolen
Tumpaan II
Lelema
Kondisi (Ha)
Indeks
Rusak
Berat/Tid
Pertanam (IP)
Baik Ringa
ak
(%)
n
Berfungsi
6
7
8
9
200
100
200
200
100
200
150
30
30
30
30
62
27
15
20
200
200
25
5
20
20
200
20
25
5
20
30
20
10
135
55
20
60
5
5
68
43
25
Produksi
(Ton/Ha/
Panen)
10
5
5
18
18
.
ow
T. Baru RD 08
Kec. Tompaso
11
.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
21
.
22
153
100
90
10
53
10
5
15
5
Baru
Tualan Atas
Kinalawiran
15
10
200
Mangali
Ranoyapo
20
15
200
Mobulat
25
15
200
15
10
Kinatungkaan
Tomp. Baru
I
Raraatean
30
10
100
10
20
Dinobian
Torout
43
30
150
20
10
13
Kinalawiran
Kinalawiran
20
20
200
20
100
50
63
25
49
175
14
5
37
25
9
9
3
30
140
50
20
10
Kec. Maesaan
Sinayap
Kinamang
Tombioi
Lowian
29
20
150
Konarom
Lowian
21
18
200
260
100
120
50
200
30
10
200
30
20
200
Kec. Ranoyapo
Agga
Luwak
Tumicakal Kiri
Lompad
Lama
Lompad
Lama
Poopo
20
11
18
90
50
10
20
.
23
.
24
.
25
.
26
.
Moyomboong
Pontak
100
40
200
Kec. Motoling
WatuWatu
Lalumpe
20
20
20
20
150
150
Rendang Wuwuk
Moyomboong
10
15
15
30
60
5
5
Raanan
Baru
Raanan
Lama
Jumlah
721
405
792
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Selatan
230
787
4.
Perumahan
Kinerja Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan urusan
perumahan dinilai berdasarkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Kunci
(IKK) yaitu Rumah tangga yang menggunakan air bersih, luasan
lingkungan permukiman kumuh dan rumah layak huni.
Untuk menilai Indikator yang pertama yaitu rumah tangga
yang menggunakan air bersih didapat dengan membandingkan
antara jumlah rumah tangga pengguna air bersih dengan jumlah
seluruh rumah tangga. Dari total jumlah rumah tangga di
Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2009 yaitu sebanyak
37.614 rumah tangga, 18.775 rumah tangga diantaranya
merupakan pengguna air bersih, sehingga capaian kinerja dari
Indikator rumah tangga yang menggunakan air bersih di Kabupaten
Minahasa Selatan pada tahun 2009 mencapai 49 %. Jumlah
Rumah Tangga pengguna air bersih dimaksud adalah jumlah
rumah tangga pelanggan air bersih dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Minahasa Selatan. Sedangkan rumah
tangga pengguna air bersih dari sumur maupun sumber lainnya
belum termasuk didalamnya.
Apabila ditinjau dari indikator luasan lingkungan permukiman
kumuh, maka dari total luas wilayah permukiman Kabupaten
Minahasa Selatan seluas 114.300 ha, luas lingkungan permukiman
kumuh di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan seluas 60 Ha.
berdasarkan data tersebut maka capaian kinerja dari indikator
luasan lingkungan permukiman kumuh di Kabupaten Minahasa
Selatan adalah 5,25 %. Yang dimaksud dengan lingkungan
permukiman kumuh di Kabupaten Minahasa Selatan adalah
lingkungan yang mempunyai permasalahan ketidakteraturan
sarana dan prasarana dasar. Kondisi ini disebabkan tingginya
kepadatan penduduk di kawasan kumuh. Hal yang dibutuhkan
dalam penanganan permasalahan ini adalah penataan
permukiman.
Sedangkan apabila ditinjau dari Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang
ketiga yaitu rumah layak huni, dari seluruh rumah di wilayah
Kabupaten Minahasa Selatan yaitu sebanyak 37.614 buah,
sebagian besar atau sebanyak 24.408 buah diantaranya merupakan
rumah layak huni. Dengan demikian capaian kinerja dari Indikator
Kinerja Kunci (IKK) rasio rumah layak huni di Kabupaten Minahasa
Selatan adalah sebesar 65%.
Tabel 2.70
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan
Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010
NO
Kecamatan
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
(2)
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Motoling
Kumelembuai
Ranoiapo
Tenga
Sinonsayang
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tareran
Tumpaan
Tatapaan
Motoling Barat
Motoling Timur
Sulta
Jumlah
Jumlah penduduk
Jumlah
yangmendapatkan
penduduk
akses air minum
(3)
(4)
11.892
4.995
12.478
4.367
10.812
3.784
7.042
2.958
7.266
3.052
12.149
4.252
17.365
7.293
15.792
6.791
14.293
6.432
16.322
7.345
13.054
5.874
14.766
6.645
16.518
6.938
9.676
3.387
8.343
2.920
9.944
3.480
8.337
2.918
206.049
83.430
Persentas
e
(5=4/3)
0.4200
0.3499
0.3499
0.4200
0.4200
0.3499
0.4199
0.4300
0.4500
0.4500
0.4499
0.4500
0.4200
0.3500
0.3499
0.3499
0.8865
0.4049
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
Tabel 2.71
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan
Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2010
NO
Uraian
2010
Sumber
data
1.
Jumlah penduduk yang mendapatkan akses
83.430 Cipta Karya
air minum
2. Jumlah penduduk
206.049 Cipta Karya
3. Persentase penduduk berakses air bersih
40.49%
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun
2010
Berdasarkan datadata tabel tersebut diatas ternyata tingkat
pelayanan air bersih baru mencapai 40,49 % masyarakan yang
terlayani dengan fasilitas air bersih melalui sistem perpipaan.
Umumya yang belum terlayani air bersih yaitu masyarakat yang
bermukim pada daerah ketinggian serta masyarakat pesisir pantai.
Tabel 2.72
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum
dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010
Jumlah penduduk yang
Jumlah
NO
Kecamatan
mendapatkan akses air
penduduk
minum
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Modoinding
11.892
4.995
2 Tompasobaru
12.478
4.367
3 Maesaan
10.812
3.784
4 Motoling
7.042
2.958
5 Kumelembuai
7.266
3.052
6 Ranoiapo
12.149
4.252
7 Tenga
17.365
7.293
8 Sinonsayang
15.792
6.791
9 Amurang Barat
14.293
6.432
10 Amurang
16.322
7.345
11 Amurang Timur
13.054
5.874
12 Tareran
14.766
6.645
13 Tumpaan
16.518
6.938
14 Tatapaan
9.676
3.387
15 Motoling Barat
8.343
2.920
16 Motoling Timur
9.944
3.480
17
Sulta
8.337
2.918
206.049
Jumlah
83.430
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan,
Tahun 2010
Tabel 2.73
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Tahun 2010
N
Uraian
O
1.
2010
Jumlah rumah tinggal berakses
48.404
sanitasi
2. Jumlah rumah tinggal
58.121
3. Persentase
83.28%
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
Rumah tinggal yang bersanitasi di Minahasa Selatan cukup
tingi yaitu mencapai 83%. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat
tentang sanitasi cukup tinggi. Secara detail per kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 2.74.
Tabel 2.74
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Menurut Kecamatan Tahun 2008 s/d 2010
NO
.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
(2)
Modoinding
Tompasobar
u
Maesaan
Motoling
Kumelembua
i
Ranoiapo
Tenga
(3)
3.372
Jumlah
Rumah
yang
mempunyai
Sarana
Sanitasi
(4)
2.934
3.537
3.077
4
3.738
2.191
3.364
1.972
4
4.264
3.326
4.892
4.366
4.647
3.318
Jumla
h
Rumah
Tahu
n
2008
Tahu
n
2009
Tahu
n
2010
(8)
(9)
(10)
4
3
8
8
Sinonsayang
4.499
3.015
4
4
8
Amurang
9
4.222
4.011
2
Barat
10 Amurang
2.132
2.025
Amurang
11
3.091
2.937
Timur
12 Tareran
4.155
3.532
4
13 Tumpaan
3.507
2.981
4
14 Tatapaan
2.652
1.459
4
Motoling
15
2.157
1.402
2
5
Barat
Motoling
16
2.771
2.217
5
Timur
17 Sulta
2.573
2.187
Jumlah
58.121
48.404
28
7
26
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun
2010
Tabel 2.75. Rumah tangga pengguna listrik
Tahun
Jumlah
2011
20.669
2010
20.669
2009
20.669
2008
20.669
Sumber : Minsel dalam angka, 20132010
Rumah tangga pengguna listrik cenderung konstant dari tahun
ke tahun.
Tabel 2.76 Lingkungan pemukiman kumuh
Tahun
Jumlah
2011
9.661 kk
2010
9.518 kk
2009
10.657 kk
2008
10.584 kk
Ket : (diproxy dengan keluarga pra sejahtera)
Sumber : BPS dan data olahan
Lingkungan pemukiman kumuh, yang diproxy dengan keluarga
pra sejahtera mengalami penurunan dari tahun ketahun.
Tabel 2.77 Rumah layak huni
Tahun
Jumlah
2011
49.095 kk
2010
48.356 kk
2009
46.068 kk
2008
46.188 kk
Ket : (diproxy dengan keluarga sejahtera tahap 1, 2, 3 dan 3+)
Sumber : BPS dan data olahan
Sedangkan rumah layak huni yang diproksi dengan keluarga
sejahtera tahap 1, 2, 3 dan 3+, mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun.
5.
Penataan Ruang
Dengan terbentuknya Kabupaten Minahasa Selatan yang telah
diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2003 maka Penyelenggaraan
Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan didukung
sepenuhnya baik oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan
respon masyarakat. Pelaksanaan Pembangunan di Kabupaten
Minahasa Selatan perlu didukung oleh Perencanaan Penataan
Ruang Wilayah yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat
dengan memperhatikan pembangunan lingkungan yang
berkelanjutan, penataan ruang juga menjadi acuan dasar dalam
pelaksanaan pembangunan.
Tahun 2005 Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan telah
menetapkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 29 tanggal 2005
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Minahasa
Selatan sebagai dasar legalitas perencanaan di Daerah. Seiring
dengan Perkembangan Daerah dengan adanya Pemekaran Daerah
Kabupaten Minahasa Tenggara dan Perubahan UndangUndang
Penataan Ruang, maka Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan
telah melakukan peninjauan kembali (Review) Rencana Tata Ruang
Kabupaten Minahasa Selatan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan
disusun dengan memperhatikan perkembangan wilayah Kecamatan
dan Desa serta penentuan Kawasan Strategis sesuai potensi lahan,
wilayah cepat tumbuh dan rencana pengembangan wilayah rencana
infrastruktur daerah dalam mendorong perkembangan
pembangunan daerah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan
20112015 dapat menjadi acuan dalam hal penyusunan RPJMD
setelah ditetapkan dengan PERDA terdapat beberapa
penyesuaian/penyempurnaan (sumber Kementerian Dalam Negeri RI
nomor 050/915/II/Bangda tanggal 03 maret 2011).
Kawasan Strategis
Kawasan strategis Kabupaten merupakan bagian wilayah
Kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena
mempunyai pengaruh sangat penting
mengembangkan,
melestarikan,
dengan fungsi
melindungi,
dan/atau
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan yang memiliki nilai
strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan
ruang wilayah Kabupaten, sebagai alokas
Tabel 2.37
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Tahun 2007 s/d 2010
NO
4
1.1.
1.2.
1.3.
5
2.1.
2.2.
2.3.
6
3.1
3.2
3.3
Jenjang Pendidikan
SMA
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio
SMK
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio
2007 2008 2009 2010
1504
2509
7
16,6
9
1426
2504
6
17,5
6
1466
2455
2
16,7
5
1501
2481
7
16,5
3
684
1065
8
15,5
8
679
1098
2
16,1
7
897
1067
4
11,9
0
1004
1096
7
10,9
2
PENDIDIKAN
MENENGAH
Jumlah Guru
Jumlah Murid
397
470
557
625
4839 6290 6600 7395
12,1 13,3 11,8 11,8
Rasio
9
8
5
3
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa
Selatan, 2010
Rasio Gurumurid menunjukkan angka yang semakin menurun, ini
sangat baik karena semakin sedikit murid yang dilayani per satu orang
guru.
Tabel 2.38
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2010 menurut Kecamatan
N
O
KECAMATAN
Jumla
SD/MI
Jumla
h
Guru
h
Murid
Rasio
1641
1474
46
45
913
512
(8=6/7
)
503.83
878.91
120
1569
764.82
41
619
662.36
120
89
1647
1123
728.60
792.52
71
39
902
536
77
1113
691.82
42
186
787.14
727.61
2258.0
6
(4)
1
2
MODOINDING
MAESAAN
TOMPASO
BARU
RANOYAPO
MOTOLING
MOTOLING
BARAT
98
114
II. 78
h
Murid
(7)
(3)
6
h
Guru
(6)
(2)
4
5
Rasio
(5=3/4
)
597.20
773.41
(1)
3
SMP/MTs
Jumla Jumla
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
MOTOLING
TIMUR
KUMELEMBU
8
AI
9 TENGA
SINONSAYAN
10
G
AMURANG
11
BARAT
7
12 AMURANG
AMURANG
TIMUR
14 TUMPAAN
13
15 TATAPAAN
16
SULUUN
TARERAN
17 TARERAN
Jumlah
95
84
161
127
123
117
117
103
72
92
164
1873
1177
965
2350
2023
1746
2188
1641
2094
1274
857
1357
26239
807.14
33
192
1718.7
5
870.47
685.11
36
72
747
1227
481.93
586.80
627.78
56
1272
704.47
70
367
534.73
96
953
712.98
491.88
56
68
388
901
565.15
1073.5
1
1208.5
5
713.8
30
181
42
163
440.25
1907.3
6
1007.3
5
1443.3
0
754.72
1657.4
6
2576.6
9
81
909
891.09
842.4
10968
2
924
5
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa Selatan,
Tahun 2010
Untuk pendidikan dasar, rasio gurumurid masih tinggi, ini
menunjukkan bahwa jumlah guru perlu ditambah.
Tabel 2.39 Angka Melek Huruf di Minahasa Selatan
Tahun
Angka Melek Huruf (%)
2011
99.45
2010
99.45
2009
99.41
2008
99.31
2007
99.30
Sumber :Data Pea Update Sulut, 2013
Angka melek huruf termasuk tinggi di Minahasa Selatan, itu berarti
hampir semua penduduk bisa membaca.
Tabel 2.40. Angka Drop Out (putus Sekolah) Minsel
II. 79
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Keterangan
2011 2010
2009 2008
Angka DO (drop out) SD 67
58
Angka DO (drop out)
SMP
3
5
Angka DO (drop out)
SMA
17
26
Sumber :Data Pea Update Sulut, 2013
2007
101
3
5
Tingkat DO menunjukkan angka yan relatif menurun dari tahun ke
tahun.
Tabel 2.41. Penduduk 10 tahun keatas yang Tidak atau belum Pernah Sekolah
Provinsi / Daerah 2011
2010
2009
2008
2007
Minahasa Selatan
0.49
0.29
0.52
0.62
0.97
Sulawesi Utara
0.70
0.91
1.10
0.77
0.9
Sumber : data pea Update Sulut, 2013
Jumlah Penduduk 10 tahun keatas yang Tidak atau belum Pernah
Sekolah di Minahasa Selatan masih relatif kecil.
Tabel 2.42. Angka Kelulusan Di Minahasa Selatan
Ket
2008/200 2010/201 2011/201
9
1
2
SD + MI
3,789
3,687
3,957
SMP + MT
2,856
3,538
3,175
SMA + MI
1,118
2,090
2,154
Sumber : data pea Update Sulut, 2013
Angka kelulusan di Minahasa Selatan, masih termasuk tinggi dan
cenderung meningkat untuk level SD dan SMA namun menurun pada
tingkat pendidikan SMP.
Tabel 2.43. Angka Melanjutkan Sekolah Di Minahasa Selatan
2008/200 2010/201 2011/201
Ket
II. 80
9
1
2
SD + MI
4,557
4,557
4,745
SMP + MT
3,749
3,749
3,541
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
SMA + MI
1,303
2,103
3,390
Sumber : data pea Update Sulut, 2013
Angka melanjutkan sekolah di Minahasa Selatan, masih termasuk
tinggi dan cenderung meningkat untuk level SD dan SMA namun
menurun pada tingkat pendidikan SMP.
Tabel 2.44. Rasio Murid terhadap Ruang Belajar di Minsel
Provinsi / Daerah 2011 2010
Rasio murid thd Ruang
belajar SD
Rasio murid thd Ruang
belajar SMP
Rasio murid thd Ruang
belajar SMA
Sumber : diknas Sulut
2009
2008
2007
19
19
38
38
29
29
Rasio Murid terhadap Ruang Belajar di Minsel masih cukup tinggi
pada level SMP dan SMA, itu berarti di Minahasa Selatan masih
kekurangan ruang kelas untuk level pendidikan SMP dan SMA.
Tabel 2.45. Rasio Murid terhadap Sekolah di Minsel
Provinsi / Daerah 2011
Rasio Murid terhadap
Sekolah SD
Rasio Murid terhadap
Sekolah SMP
Rasio Murid terhadap
Sekolah SMA
Sumber : diknas Sulut
2010
2009
2008
2007
119
113
132
150
240
232
Rasio Murid terhadap sekolah di Minsel masih cukup tinggi pada
level SMP dan SMA, itu berarti di Minahasa Selatan masih kekurangan
jumlah sekolah untuk level pendidikan SMP dan SMA.
Tabel 2.46. Rata rata pengeluaran Untuk Biaya Pendidikan di Minahasa selatan
Provinsi / Daerah
2011
2010
2009
2008
2007
Minahasa Selatan
2.74
4.15
2.49
2.67
Sulawesi Utara
2.66
2.41
2.15
7.25
Sumber : susenas 20072011
II. 81
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Rata rata pengeluaran Untuk Biaya Pendidikan di Minahasa selatan
masih diatas sulawesi Utara secara rata rata, khususnya pada tahun
2011. Ini menunjukkan biaya pendidikan di Minahasa Selatan memiliki
kecenderungan meningkat.
2.
Kesehatan
Secara umum, tingkat kesehatan di Minahasa Utara cukup baik. Hal
ini ditunjukkan dengan meningkatnya fasilitas kesehatan dan aspek
kesehatan lainnya.
Tabel 2.47
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2006 s.d 2010
NO
Uraian
2006 2007 2008 2009 2010
.
1. Jumlah
301
286
311
215
208
posyandu
2. Jumlah
27.94 26.63 25.94 16.70 17.37
balita
5
2
1
6
4
3. Rasio
92,84 93,11 83,41 77,70 83,52
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
Rasio posyandu dan balita menurun yang lebih disebabkan karena
jumalh posyandu yang semakin menurun.
Tabel 2.48
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2010
Menurut Kecamatan
II. 82
NO.
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Tareran
Suluun Tareran
Tatapaan
Tumpaan
Amurang Timur
Amurang
Amurang Barat
Tenga
Sinonsayang
Kumelembuai
Motoling Timur
Motoling
Motoling Barat
Ranoyapo
Jumlah
Posyandu
18
7
15
19
13
11
12
18
13
7
8
7
8
11
Jumlah
Balita
867
604
1130
1363
1090
1050
1397
1474
1010
539
662
277
675
1061
Rasio
48.1667
86.2857
75.3333
71.7368
83.8462
95.4545
116.4167
81.8889
77.6923
77.0000
82.7500
39.5714
84.3750
96.4545
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
15.
16.
17.
Tompaso Baru
13
1012
77.8462
Maesaan
11
821
74.6364
Modoinding
17
970
57.0588
Jumlah
208
16.002
76.9327
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
Ratio posyandu / balita terendah di Motoling dan tertinggi di
Amurang barat.
Tabel 2.49 Jumlah Puskesman
Menurut Kecamatan Tahun 2010
Puskesmas
Jumlah
Rasio
Penduduk
(1)
(2)
(3)
(4)
(5=4/3)
1. Tareran
14.766
1
0.06
2. Suluun Tareran
8.337
1
0.11
3. Tatapaan
9.676
1
0.10
4. Tumpaan
16.518
1
0.05
5. Amurang Timur
13.054
1
0.07
6. Amurang
16.322
1
0.06
7. Amurang Barat
14.293
1
0.06
8. Tenga
17.365
1
0.05
9. Sinonsayang
15.792
1
0.06
10. Kumelembuai
7.266
1
0.13
11. Motoling Timur
9.944
1
0.10
12. Motoling
7.043
1
0.14
13. Motoling Barat
8.343
1
0.11
14. Ranoyapo
12.149
1
0.08
15. Tompaso Baru
12.478
1
0.08
16. Maesaan
10.812
1
0.19
17. Modoinding
11.892
1
0.08
Jumlah
206.05
17
1.53
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
NO.
Kecamatan
Jumlah
Saat ini di Kabupaten Minahasa Selatan terdapat 2 Rumah Sakit
Umum Swasta dan sebuah Rumah Sakit Umum Daerah. Dari 17
kecamatan yang ada, 14 kecamatan telah memiliki Puskesmas dengan
kendaraan operasional dan 7 (tujuh) Puskesmas telah mengadakan
pelayanan rawat inap. Namun demikian, sangat dibutuhkan Rumah
Sakit Umum yang representatif untuk pasien yang kondisinya berat dan
dokter spesialis beserta tenaga kesehatan lainnya. Hal ini juga untuk
mengatisipasi apabila pelabuhan perintis dan pelabuhan umum di
Kabupaten Minahasa Selatan dioperasionalkan. Untuk Puskesmas dan
sarana kesehatan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan dapat
dilihat pada Tabel 2.25 dan Tabel 2.26.
Tabel 2.50. Puskesmas
II. 83
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nama
Puskesmas
Lokasi
Kecamatan
Amurang
Timur
Tumpaan
Amurang
Amurang
Barat
Tenga
Ongkaw
Motoling
Kumelembua
i
Poopo
Tompaso
Baru
Modoinding
Amurang
Timur
Tumpaan
Amurang
Amurang
Barat
Tenga
Sinonsayang
Motoling
Kumelembua
i
Ranoyapo
Tompaso
Baru
Modoinding
Sifat
Pelayanan
Jumlah
Kendaraan
Operasional
Rawat Inap
1 Unit
Rawat Inap
Rawat Jalan
1 Unit
1 Unit
Rawat Jalan
1 Unit
Rawat Inap
Rawat Jalan
Rawat Inap
1 Unit
1 Unit
1 Unit
Rawat Jalan
1 Unit
Rawat Jalan
1 Unit
Rawat Inap
1 Unit
11
Rawat Inap
1 Unit
.
12 Tareran
Tareran
Rawat Inap
1 Unit
.
13 Suluun
SuluunTarer
Rawat Jalan
1 Unit
.
an
14 Maesaan
Maesaan
Rawat Jalan
1 Unit
.
Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan
Banyak puskesmas di minahasa Selatan memiliki fasilitas rawat
nginap. Ini menunjukkan kualitas puskesmas dalam melayani pasien
cukup tinggi.
Tabel 2.51 Sarana Kesehatan
No
Jenis Sarana
Jumla
h
1.
Rumah Sakit Umum Daerah
1
(RSUD)
2.
Rumah Sakit Umum Swasta
2
3.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
156
4.
Puskesmas Pembantu (Pustu)
85
5.
Apotik
3
6.
Toko Obat
2
7.
Optik
2
8.
Balai Pengobatan
3
9.
Rumah Bersalin
19
10. Posyandu
185
Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa
Selata
II. 84
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Sedangkan jumlah tenaga kesehatan atau tenaga medis di
Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.52.
Tabel 2.52
Tenaga Kesehatan
II. 85
Jumlah
Jenis Tenaga Kesehatan
No
(Orang)
1.
Dokter Spesialis
2.
Dokter Umum
3.
Dokter Gigi
3
4.
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
(M.Kes)
2
5.
Apoteker
4
6.
Sarjana Farmasi
5
7.
Sarjana Kesehatan Masyarakat
11
8.
Sarjana Keperawatan
11
9.
Sarjana Ilmu Terapan (D IV
Kebidanan)
2
10
.
Sarjana Ilmu Terapan (D IV Gizi)
1
11
.
Sarjana Sanitarian
3
12
.
Ahli Madya Keperawatan
49
13
.
Ahli Madya Kebidanan
46
14
.
Ahli Madya Gizi
13
15
.
Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
10
16
.
Ahli Madya Fisioterapi
2
17
.
Ahli Madya Perawat Gigi
4
18
.
Ahli Madya Sanitarian
5
19
.
Perawat (SPR dan SPK)
180
20
.
Bidan Diploma 1
112
69
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
21
.
Perawat Gigi
16
22
.
Sanitarian (SPPH)
15
23
.
Asisten Apoteker (SMF)
24
.
Pekarya Kesehatan
4
17
J u m l a h
Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan
Tabel 2.53.
Jamkesmas dan Jamkesda
No.
Uraian
1.
2
Jamkesmas
Jamkesda
Jumlah Peserta (Jiwa)
2008
2009
2010
36.533
36.533
36.533
5.000
Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa
Selatan
Jumlah peserta Jamkesmas relatif konstant setiap tahun sedangkan
Jamkesda dimulai pada tahun 2010.
Tabel 2.54. Rasio dokter / per 100.000 penduduk
Tahun
Jumlah
2012
38
2011
27.4
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
Rasio dokter / per 100.000 penduduk mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya.
Tabel 2.55 Rasio tenaga medis/ 100.000 penduduk
Tahun
Jumlah
2012
137
2011
170.6
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
II. 86
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Rasio tenaga medis / per 100.000 penduduk mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya.
Tabel 2.56 Data persalinan dibantu dokter / non dokter
Tahun
Jumlah
2012
88.6 %
2011
74.3 %
2010
87 %
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
Persalinan yang dibantu dokter / non dokter meningkat di tahun
2012 dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya. Ini menunjukkan
kesadaran ibu hamil atas bantuan dokter semakin tinggi.
Tabel 2.57 Data sebaran imunisasi (campak)
Tahun
Jumlah
2012
97.4 %
2011
84.5 %
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
Untuk sebaran imunisasi (campak) meningkat dari tahun 2011.
Sedangkan untuk jenis faksin yang diberikan kepada Bayi tahun 2010
dapat dilihat pada tabel 2.58.
Tabel 2.58 BAYI YANG DIIMUNISASI TAHUN 2010
II. 87
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 20132010
Tabel 2.59 Penyakit umum yang diderita (TAHUN 2011)
Jenis Penyakit
Jumlah
Sakit gigi
164
Penyakit mata
78
Penyakit dalam
49
Kesehatan anak
34
Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 2013
Sakit gigi merupakan penyakit paling banyak di Minahasa Selatan
kemudian penyakit mata, kemudian penyakit dalam dan kesehatan
anak. Ini merupakan empat penyakit umum yan diderita masyarakat
Minahasa Selatan.
3.
Pekerjaan Umum
a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Jalan merupakan sarana yang strategis dan penting dalam
menunjang perekonomian suatu daerah. Semua ruas jalan yang
menghubungkan antar kecamatan di wilayah Kabupaten Minahasa
Selatan telah disentuh dengan aspal. Namun di beberapa ruas
jalan yang menghubungkan desa dan kecamatan belum diaspal,
padahal merupakan sentra ekonomi. Kabupaten Minahasa Selatan
diduduki oleh 75 buah jembatan, baik ukuran kecil maupun besar
dengan panjang keseluruhan 670 m. .
Tabel 2.60.
II. 88
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Ruas Ruas Jalan
1.
2.
Ruas Jalan Nasional
Panjang
Ruas
(Km)
166,45
Ruas Jalan Propinsi
40,30
3.
Ruas Jalan Kabupaten
No
Nama Ruas Jalan
467,94
674,69
T o t a l
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Minahasa Selatan
Wilayah darat Kabupaten Minahasa Selatan dilewati oleh ruas
ruas jalan, baik ruas jalan Nasional, Propinsi maupun Kabupaten.
Tabel 2.61
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Tahun 2006 s.d 2010
NO
Kondisi Jalan
1
Kondisi Baik
Kondisi Rusak
2
3
4
5
Sedang
Kondisi Rusak
Ringan
Kondisi Rusak
Berat
Jalan
2006
36.39
Panjang Jalan (km)
2007
2008
2009
2010
56.33 79.39 101.36 126.99
54.51
52.57
111.94 106.94
51.50
47.53
44.53
96.95
88.95
81.31
259.91 246.91 234.91 224.91 209.92
secara
462.75 462.75 462.75 462.75 462.75
keseluruhan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun
2010
Jalan dengan rusah berat cukup banyak di Minahasa Selatan,
hampir setengah jalan berada pada kondisi rusak berat.
Tabel 2.62
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Menurut Kecamatan tahun 2010
II. 89
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Kondisi
NO
Kecamatan
Baik
Sedan
g
Rusak
Ringa
n
Rusak
Berat
Jalan
secara
keseluruha
n
Kecamatan
6.10
10.00
4.10
20.20
Modoinding
2 Kecamatan Maesaan
1.00
4.00
2.30
7.30
Kecamatan Tompaso
3
3.50
1.00
24.30
28.80
Baru
4 Kecamatan Ranoyapo
6.00
5.00
25.00
36.00
5 Kecamatan Motoling
5.80
5.00
5.20
16.00
Kecamatan Motoling
6
4.00
9.60
11.10
24.70
Barat
Kecamatan Motoling
7
4.50
5.25
15.25
25.00
Timur
Kecamatan
8
12.00
4.50
6.00
12.70
35.20
Kumelembuay
Kecamatan
9
10.00
8.50
7.00
8.00
33.50
Sinonsayang
10 Kecamatan Tenga
18.27
3.63
9.00
28.40
59.30
Kecamatan Amurang
11
6.00
3.00
16.00
25.00
Barat
12 Kecamatan Amurang
8.00
12.00
20.00
Kecamatan Amurang
13
21.99
3.00
15.00
39.99
Timur
14 Kecamatan Tumpaan
6.50
2.50
9.00
18.00
15 Kecamatan Tatapaan
2.00
5.00
7.00
16 Kecamatan Sultra
9.20
5.90
2.26
15.57
31.42
17 Kecamatan Tareran
13.63
2.00
5.20
13.00
33.83
126.9 44.53 81.31 209.9
Jumlah
462.75
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
9
2
1
Ruas jalan Nasional, Propinsi dan Kabupaten terdiri dari
beberapa ruas dengan panjang dan kecamatankecamatan yang
dilalui sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.63, Tabel 2.64 dan
Tabel 2.65.
Tabel 2.63
Ruas Jalan Nasional
Nomor
II. 90
Nama Ruas
Kecamatan Yang Dilalui
Panjang
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Ur
Rua
ut
1.
s
009
,1
2.
Ruas
Jalan
(Km)
37,70
WoroticanPoopo
Amurang Barat, Motoling
Timur, Motoling, Ranoyapo
009
,2
PoopoSinisir
Ranoyapo, Tompaso Baru,
Maesaan, Modoinding
38,00
3.
010
Kawangkoan
Worotican
Kawangkoan, Tareran,
Tumpaan, Amurang Timur,
Amurang, Amurang Barat
33,80
4.
023
,1
Worotican
Poigar
Amurang Barat, Tenga,
Sinonsayang
41,70
5.
036
Manado
Tumpaan
Manado, Tombariri, Tumpaan
15,25
J u m l a h
166,45
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Tabel 2.64
Ruas Jalan Propinsi
Nomor
Uru Ruas
Nama Ruas
Panjang
Kecamatan Yang
Ruas
(Km)
28,30
Dilalui
t
1.
076
Popontolen
Sondaken
2.
077
Spt. MunteTincep Tumpaan
6,00
3.
0,40
Amurang
Ranoketang
6,00
Tumpaan, Tatapaan
Amurang
J u m l a h
40,30
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Tabel 2.65
Kondisi Ruas Jalan Kabupaten
Panjan Lebar
No
Nama Ruas Jalan
.
1
2
1. Rumoong Lansot
Suluun
2. Rumoong Lansot
Kaneyan
3. Spt. Kaneyan
II. 91
Panjang Tiap Kondisi Ruas
g
Ruas
Rata
Rata
(Km)
3
11,20
(m)
4
3,50
10,20
3,50
4,00
6,20
3,00
3,50
2,00
1,00
Baik
5
4,00
(Km)
Rusak Rusak
Sedang Ringan Berat
6
2,00
7
5,20
8
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Kaneyan
4. KaneyanRitey
5,00
3,50
5,00
5. Suluun
Pinamorongan
7,90
3,50
7,90
6. SuluunTangkuney
2,50
3,50
2,50
7. SuluunLelema
6,50
3,50
5,00
1,50
8. Pinapalangkow
Lelema
5,00
3,50
1,40
3,60
9. KapoyaWuwuk
5,00
3,50
5,00
1 MataniKapoya
0.
7,10
3,50
2,50
4,60
1 LopanaMaliku
1.
8,00
4,00
8,00
1 MalikuKota
2. Menara
8,00
3,50
3,00
5,00
1 Spt. Wawona
3. Wawona
6,00
3,50
5,00
1,00
1 Spt. PinalingBkt.
4. Doa Pinaling
4,99
3,50
4,99
1 PondosRumoong
5. Bawah
13,50
3,50
2,00
11,50
1 WakanPondos
6.
4,00
4,00
4,00
1 Spt. Tawaang
7. Tenga
4,50
3,50
3,50
1,00
10,00
4,00
10,00
1 TawaangMakasili
9.
9,00
3,50
9,00
2 RadeyMolinow
0.
2,00
3,50
2,00
2 TengaPakuure
1.
5,85
3,50
5,85
2 PakuweruSapa
2.
5,00
3,50
2,00
3,00
14,50
3,50
6,00
2,50
3,50
2,50
2 Spt. Kumelembuai 15,00
4. Pakuure
3,50
8,00
7,00
2 SP. Kumelembuai
5. Motoling
10,20
3,50
4,00
1,50
4,70
2 Kumelembuai
6. Karimbow
2,00
3,50
0,50
1,50
2
5,30
3,50
3,00
2,30
1 TawaangPondos
8.
2 Boyong Pante
3. Pakuure
II. 92
Spt. TokinTokin
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
7.
2 Pert. Tokin
8. Karimbow
5,50
3,50
4,00
1,50
2 WangaLompad
9.
10,70
3,50
2,90
2,20
1,75
3,85
3 MotolingOngkaw
0.
24,50
3,50
6,50
10,00
8,00
3 SP. Motoling
1. Lalumpe
5,00
3,50
5,00
3 Raanan Baru
2. Toyopon
9,40
3,50
5,00
4,40
3 Raanan Baru
3. Keroit
7,80
3,50
4,00
3,80
3 TondeyPelita
4.
5,00
3,50
5,00
3 LompadLompad
5. Baru
2,50
3,50
2,50
3 LompadPowalutan
6.
8,00
3,50
8,00
3 PontakLompad
7.
2,50
3,50
2,50
15,00
3,50
4,00
5,00
3,50
0,50
2,50
10,30
3,50
10,30
4 Tompaso Baru
1. Kinalawiran
1,00
3,50
1,00
4 Tompaso Baru
2. LowianTumani
6,00
3,50
2,00
2,00
2,00
4 SionTemboan
3. Lowian
5,00
3,50
5,00
4 SP. Bojonegoro
4. Kinamang
2,20
3,50
1,00
1,20
4 SP. Bojonegoro
5. Bojonegoro
1,10
3,50
1,10
4 Sinisir
6. Pinasungkulan
4,10
3,50
4,10
4 SinisirBukit Doa
7. Modoinding
4,00
3,50
4,00
4 PalelonInsil
8.
1,10
3,50
0,10
1,00
4
5,00
3,50
3,00
2,00
3 PontakSuhuyon *)
8.
3 PoopoKeroit
9.
4 TouroutLiandok
0.
II. 93
Dalam Kota
11,00
2,00
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
9. Tareran
5 Dalam Kota
0. Suluun Tareran
5,00
3,50
5,00
5 Dalam Kota
1. Tumpaan
7,00
3,50
4,00
3,00
5 Dalam Kota
2. Tatapaan
4,00
3,50
4,00
5 Dalam Kota
3. Amurang Timur
20,00
4,00
4,00
3,00
13,00
5 Dalam Kota
4. Amurang
22,00
5,00
8,00
5 Dalam Kota
5. Amurang Barat
8,00
3,50
8,00
5 Dalam Kota Tenga
6.
8,00
3,50
3,00
2,00
3,00
5 Dalam Kota
7. Sinonsayang
7,00
3,50
7,00
5 Dalam Kota
8. Kumelembuai
6,00
3,50
6,00
5 Dalam Kota
9. Motoling Timur
3,50
3,50
3,50
12,00
3,50
3,30
8,70
6 Dalam Kota
1. Motoling Barat
3,50
3,50
3,50
6 Dalam Kota
2. Ranoyapo
5,00
3,50
5,00
6 Dalam Kota
3. Tompaso Baru
7,00
3,50
1,50
2,00
3,50
6 Dalam Kota
4. Maesaan
6,00
3,50
6,00
6 Dalam Kota
5. Modoinding
9,00
3,50
9,00
6 PicuanPicuan
6. Baru
3,00
3,50
0,50
2,50
6 Dalam Kota
0. Motoling
T o t a l
14,00
149,24 119,10
*) akan diusulkan menjadi jalan provinsi
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Dari tabel tersebut di atas, panjang total jalan Kabupaten Minahasa
Selatan sebesar 467,94 km, dalam kondisi baik sebesar 149,24 km
atau 31,9 %, kondisi sedang sepanjang 119,10 km atau 25,4 % dan
II. 94
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
kondisi jalan rusak ringan sepanjang 54,05 km atau sebesar 11,6
% serta dalam kondisi rusak berat sepanjang 145,55 km atau
sebesar 31,1 %. Pada umumnya semua ruas jalan di Kabupaten
Minahasa Selatan sudah pernah di aspal.
b. Sumber Daya Air
Pengembangan Sistem Jaringan Sumber daya air dikembangkan
pada daerah yang berpotensi tinggi untuk pengembangan pertanian
tanaman pangan lahan. Menurut Peraturan Menteri PU No.
11A/PRT/M/2006
1. Sistem Wilayah Sungai
Daerah potensi persawahan beririgasi di Kabupaten Minahasa
Selatan berada di :
Ranoyapo Maesaan dan Tompaso Baru
Poigar
Sinonsayang dan Tenga
Maruasey Tumpaan dan Tatapaan
Daerah datar yang berada di sekitar sungaisungai utama
tersebut sangat potensial untuk dijadikan lahan persawahan.
Potensi terbesar areal persawahan tersebar di sepanjang
wilayah Utara dan Selatan Kabupaten Minahasa Selatan.
Rencana Sistem Prasarana Pengairan
2. Rencana Sistem Jaringan Pengairan
Iklim di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Pola pertanian yang ada sekarang,
yaitu lahan kering dan lahan basah. Untuk mengairi pertanian
lahan basah sampai saat ini diupayakan dengan pengembangan
sistem pengairan Irigasi Teknis dan Semi Teknis.
Berdasarkan hal tersebut di atas, pengembangan dan
pembangunan pengairan sistem irgasi teknis diprioritaskan
pada wilayah kabupaten dengan kriteriakriteria sebagai
berikut :
1) Mempunyai produktiftas besar;
2) Mempunyai luas lahan besar dan potensial;
3) Mempunyai sumber mata air;
4) Berdasarkan analisa potensi untuk pengembangan pertanian
lahan basah.
II. 95
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Pengembangan pertanian lahan basah dikembangkan pada
kecamatan kecamatan yang mempunyai potensi untuk
pencetakan lahan basah dengan luasan yang sesuai dengan
tingkat irigasi teknis yang akan dikembangkan, produksi dan
sumber mata air pengembanganya. Kegiatan prioritas
pembangunan sumberdaya air dan irigasi diarahkan pada :
1) Irigasi teknis : peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
2) Irigasi semi teknis : peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
3) Embung irigasi :
1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
2. Pembangunan.
4) Jaringan irigasi air tanah :
1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
2. Pembangunan.
3. Pembinaan kelembagaan.
5) Waduk
1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi.
2. Studi kelayakan.
3. Rencana Fungsi dan Pelayanan Prasarana Pengairan
A. Arahan Pengembangan Wilayah Sungai
a. Pemeliharaan daerah hulu sungai dilakukan dengan
langkahlangkah pelestarian kawasan, pengamanan
kawasan penyangga, pelestarian dan pengamanan
sumberdaya air, pencegahan erosi dan pencegahan
pencemaran air.
b. Pengamanan daerah tengah sungai melalui langlah
langkah pelestarian air, pengembangan irigasi,
penyediaan air baku, pelestarian air pada badan sungai
dan pencegahan banjir.
c. Pemeliharaan daerah hilir sungai melalui langkah
langkah pengembangan irigasi, penyediaan air baku,
pengendalian banjir, pelaksanaan sistem drainase,
pencegahan pencemaran air, dan pengamanan daerah
pantai.
II. 96
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
B. Arahan Pengembangan Bendungan
a. Pengembangan kesejahteraan dan keselamatan umum
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan BUMN/BUMD
berdasarkan standar teknis yang ditentukan oleh
Menteri
b. Pengawasan bendungan dilakukan berdasarkan standar
teknis yang telah ditentukan oleh Menteri.
C. Arahan Pengembangan Sistem Jaringan Irigasi
a. Pengambil keputusan dan pelaku utama pengelolaan
irigasi adalah lembaga perkumpulan petani pemakai air
melalui penyerahan kewenangan dari Pemerintah
Daerah.
b. Satu sistem irigasi satu kesatuan pengelolaan dengan
memperhatikan kepentingan pengguna di hulu, tengah,
dan hilir secara seimbang.
c. Pembentukan forum koordinasi pengelolaan irigasi
dalam rangka koordinasi pengelolaan di daerah irigasi
yang jaringan utamanya berfungsi multiguna
d. Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengupayakan
ketersediaan, pengendalian dan perbaikan mutu air
irigasi.
e. Pembangunan jaringan irigasi disertai dengan
pembangunan jaringan drainase yang menjadi satu
kesatuan dengan jaringan irigasi yang ada.
f. Rencana Induk Pengembangan Irigasi Kabupaten
disusun berdasarkan rencana pengembangan
sumberdaya air dan RTRW serta memperhatikan
pelestarian sumberdaya air dan ditetapkan dengan
Perda.
g. Pembiayaan pengelolaan dilakukan perkumpulan petani
pemakai air di wilayah kerjanya secara otonom yang
dibantu dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berdasarkan kesepakatan dengan perkumpulan petani.
h. Pengaturan daerah irigasi menjadi kewenangan masing
masing propinsi dan pelaksanaannya dilakukan kerja
sama antar propinsi.
4. Rencana Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Rencana P emeliharaan
Saluran Irigasi meliputi:
Saluran irigasi Tompaso Baru, sepanjang 4 km (1.200 ha);
II. 97
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Saluran irigasi Amurang, sepanjang 4 (1.200 ha) km;
Di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan terdapat lahan irigasi
dengan luas potensial 9.189 ha, yang terdiri dari :
1.
Di bawah kewenangan propinsi, luasnya 2.059 ha.
2.
Di bawah kewenangan kabupaten, luasnya 7.130 ha,
yang terbagi atas :
a. Irigasi Pemerintah, terdiri dari 48 Daerah Irigasi (DI)
dengan luas potensial 6.409 ha.
b. Irigasi Masyarakat, terdiri dari 26 Irigasi Desa (ID)
dengan luas potensial 721 ha.
Untuk prasarana irigasi dan keadaan prasarana irigasi, baik di
bawah kewenangan propinsi maupun di bawah kewenangan
kabupaten.
Tabel 2.66
Data Dasar Prasarana Irigasi
No
.
Luas (Ha)
Daera
h
Nama
Irigas
i
Daerah Irigasi
2
3
1
Kewenangan
Propinsi
Daera
h
Irigasi
Areal
Tanam
4
5
2.059
1.971
2.059
1.971
Indeks
Pertana
m
Produks
i
(IP) (%)
(Ton/Ha
)
6
7
0
50
T. Baru RD 08
1.
Ranoyapo
50
J.I. Ranoyapo 1
489
J.I. Ranoyapo 2
256
J.I. Ranoyapo 3,4
289
J.I. Polimaan
496
J.I. Moyondok
529
119
100
150
4,5
1.
2
Kewenangan
Kabupaten
Amurang RD 07
Kaluntai Atas
2.
3
Kaluntai Bawah
325
134
150
4,5
3.
8
Motondong
157
105
200
4,5
4.
12
Pinsan
250
105
200
4,5
5.
16
Tongop
861
677
300
5,0
J.I. Tongop
144
II. 98
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
J.I. Molinow Bawah
Kiri
135
J.I. Molinow Bawah
Kanan
257
J.I. Molinow Atas
180
J.I. Pakuweru
145
6.
18
Waadan
60
40
150
4,5
7.
22
Moinit
40
25
150
4,5
8.
13
Ranotuana
316
300
250
4,5
9.
11
Pentu
245
158
200
4,5
10
.
15
Sulupaslaten
543
420
300
5,0
11
.
20
Aser Liwasen
30
30
200
4,5
T. Baru RD 08
12
.
1
Kakenturan
150
79
200
4,5
13
.
17
Tumicakal
212
182
150
4,5
14
.
5
Konarom
100
80
200
4,5
15
.
10
Pangian
70
70
200
4,5
16
.
9
Moyombong
93
52
200
4,5
17
.
7
Mopolo
178
68
150
4,5
18
.
4
Karowa
258
180
200
4,5
19
.
6
Lindangan
258
208
200
4,5
20
.
24
Tumaluntung
35
35
150
4,5
21
.
21
Liandok
49
49
150
4,5
22
.
19
Wuwungayo
126
60
150
4,5
23
.
23
Sinduan
37
37
200
4,5
24
.
14
Sigitoy
70
37
200
4,5
25
.
25
Ranomea
80
5
200
4,0
II. 99
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
26
.
26
Sapa
30
30
200
4,0
27
.
27
Paku Ure
50
25
200
4,0
28
.
28
Maliku
35
10
200
4,0
29
.
29
Kosokowal/Ritey
30
30
200
4,0
30
.
30
Ranoketang
30
25
200
4,0
31
.
31
Kanean
50
10
200
4,0
32
.
32
Tinana
40
10
200
4,0
33
.
33
Ulunow/Tangkunei
57
35
200
4,0
34
.
34
Makakilu
25
3
200
4,0
35
.
35
Potote
23
5
200
4,0
36
.
36
Tualan Bawah
40
30
200
4,0
37
.
37
Kolibatu/Lotung
60
25
200
4,0
38
.
38
Dolimaan/Raraatean
24
20
200
4,0
39
.
39
Asam
25
12
200
4,0
40
.
40
Liandok Weru
32
30
200
4,0
41
.
41
Lowian
30
30
200
4,0
42
.
42
Lalumpe
60
34
200
4,0
43
.
43
Tewalen
60
18
200
4,0
44
.
44
Wasian
20
15
200
4,0
45
.
45
Wanga
35
12
200
4,0
46
.
46
Makasili
25
10
200
4,0
47
.
47
Moat/Koladon
55
25
200
4,0
II. 100
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
PERUBAHAN [RPJMD 2010 – 2015 Kab.
48
.
48
Linelean
50
25
Jumlah
6.409
3.705
200
9.400
4,0
205
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Berdasarkan data pada tabel di atas nampak bahwa terdapat
areal irigasi seluas 2.704 ha yang tidak berfungsi disebabkan
karena debit air yang berkurang, kerusakan saluran irigasi
maupun kerusakan bendung dan terbatasnya dana pemeliharaan
saluran maupun bendung.
II. 101
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
Tabel 2.67
Data Dasar Keadaan Prasarana Irigasi
Kondisi ( M’ )
No
1
1.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Luas
Daerah Irigasi
(Ha)
2
Kewenangan
Propinsi
T. Baru RD 08
Ranoyapo
J.I. Ranoyapo 1
J.I. Ranoyapo 2
J.I. Ranoyapo 3,4
J.I. Polimaan
J.I. Moyondok
Kewenangan
Kabupaten
Amurang RD 07
Kaluntai Atas
Kaluntai Bawah
Motondong
Pinsan
Tongop
J.I. Tongop
J.I. Molinow Bawah
Baik
3
4
2.059
489
256
289
496
529
4.445
1.025
1.255
1.255
452
458
119
325
157
250
861
144
135
50
60
85
95
557
102
97
Sedan
g
5
Saluran ( M’ )
Rusak
Sekund
Ringa Berat Primer
Tersier
er
n
6
7
8
9
10
28
5
5
7
5
111
20
20
25
16
30
5
1
1
1
1
1
8
9
13
14
84
15
15
50
74
20
10
120
18
25
19
191
52
145
184
88
12
14
15
28
19
Jml. Bangunan
(Unit)
Bagi
Ben
Lainny
/Sad
dung
a
ap
11
12
13
4.924
1.212
1.231
598
986
897
19.728
5.680
2.546
2.356
1.325
7.821
5
1
1
1
1
1
0
3.940
0
2.057
1.750
1.300
1.392 14.278
325
2.500
320
4.750
2.500
13.754
59.052
12.500
9.705
1
1
1
1
5
1
1
3
7
3
2
13
2
3
12
27
24
8
25
4
1
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
Kiri
J.I. Molinow Bawah
Kanan
J.I. Molinow Atas
J.I. Pakuweru
Waadan
Moinit
Ranotuana
Pentu
Sulupaslaten
257
99
19
18
55
280
4.500
16.500
1
3
5
180
145
60
40
316
245
543
98
161
30
20
290
120
340
25
10
5
3
44
18
51
35
24
10
5
10
38
80
64
65
20
15
16
87
123
275
192
0
1
550
2.175
1.278
1.250
1
1.740
4.870
3.187
5.090
7.795
12.552
11.175
3.650
48.880
2
1
1
2
1
1
2
3
2
1
4
4
4
7
8
3
14
28
30
30
25
4
5
2.175
5.090
48.880
1
4
30
Kakenturan
150
20
3
59
71
2.270
1.100
4
1
6
Tumicakal
212
170
26
12
30
1
2.410
1.150
1
3
1
Konarom
100
40
6
40
20
1
1
2
8
Pangian
70
60
9
10
1.000
1
2
2
3
Moyombong
93
42
6
10
41
1
1.181
1
2
3
5
Mopolo
178
60
9
8
110
0
2.460
17.928
1
7
18
Karowa
258
180
27
78
1.075
2.521
5.350
1
6
27
Lindangan
258
200
30
8
50
0
3.971
7.250
1
4
16
Aser Liwasen
T. Baru RD 08
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
21
.
22
.
23
.
24
.
25
.
26
.
27
.
28
.
29
.
30
.
31
.
32
.
33
.
Tumaluntung
35
30
5
5
200
500
3
3
Liandok
49
40
6
9
100
800
1
2
2
126
30
5
30
66
1.400
1.300
1
5
3
Sinduan
37
30
5
7
200
500
4
4
Sigitoy
70
15
2
12
43
150
600
3
4
6
Ranomea
80
5
75
1.000
1.500
1
1
1
Sapa
30
23
3
2
2
100
400
1
2
3
Paku Ure
50
15
2
10
23
150
350
1
2
3
Maliku
35
10
2
8
16
100
650
1
2
3
Kosokowal/Ritey
30
20
3
5
2
300
600
1
2
3
Ranoketang
30
15
2
9
4
1.160
470
1
2
3
Kanean
50
10
2
15
24
600
650
1
2
3
Tinana
40
10
2
20
9
650
650
1
2
3
Ulunow/Tangkunei
57
35
5
15
2
1.200
800
1
2
3
Wuwungayo
34
.
35
.
36
.
37
.
38
.
39
.
40
.
41
.
42
.
43
.
44
.
45
.
46
.
47
.
48
Makakilu
25
3
0
10
12
1.600
650
1
2
3
Potote
23
5
1
10
7
1.200
650
1
2
3
Tualan Bawah
40
30
5
5
1
1.200
750
1
2
3
Kolibatu/Lotung
60
25
4
15
16
1.300
1.800
1
2
3
Dolimaan/Raraatean
24
19
3
2
0
850
1.100
1
4
3
Asam
25
12
2
7
4
600
1.400
1
3
3
Liandok Weru
32
5
1
6
20
1.400
600
2
2
3
Lowian
30
20
3
5
2
700
450
1
3
2
Lalumpe
60
34
5
8
13
1.200
800
1
2
4
Tewalen
60
18
3
10
29
1.600
350
3
2
3
Wasian
20
15
2
3
(0)
600
950
1
3
5
Wanga
35
12
2
5
16
300
500
1
2
2
Makasili
25
10
2
10
4
1.400
750
1
3
4
Moat/Koladon
55
25
4
7
19
2.300
600
1
3
4
Linelean
50
25
4
6
15
2.500
800
1
2
5
.
Jumlah
6.40
3.54
532
945
1.85
10.51
97.70
9
7
8
2
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Selatan
5
301.64
3
71
160
403
Tabel 2.68
Rasio Jaringan Irigasi
Tahun 2006 s.d 2010
NO
1
2
3
4
5
Jaringan Irigasi
Panjang Jaringan (M)
2006
8,471
2007
8,655
2008
8,840
2009
9,024
2010
9,208
Jaringan primer
Jaringan
84,816
85,700
86,584
87,467
88,351
Sekunder
Jaringan Tersier
213,660 224,906 236,743 249,203 262,319
Luas lahan
5,517
5,557
5,597
5,636
5,676
budidaya
Rasio
1.80
1.74
1.68
1.63
1.58
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa
Selatan
Sedangkan prasarana irigasi desa dan kondisi irigasi desa di
Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.69.
Tabel 2.69
Data Dasar dan Kondisi Prasarana Irigasi Desa
Luas (Ha)
No
Nama
.
Daerah Irigasi
1
2
Amurang RD 07
Kec. Tenga
Aser/Liwasen
Teluan
Sapa
Kec. Amurang
Timur
Pale
Kec. Tumpaan
Pondano
Sosogian
Matunem Kiri
Kanan
Kec. Tatapaan
RapRap
Marege Maasin
Kec.
Suluun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Tareran
Pinapalangkow
Daera
Areal
h
Irigasi
Tana
m
4
448
185
65
60
60
35
5
222
55
5
20
30
30
35
160
47
58
55
30
92
47
15
30
Sondaken
Paslaten
30
10
20
38
25
5
20
20
Pinapalangk
38
20
Nama Desa
3
Teep
Tawaang
Sapa
Pinaling
Popontolen
Tumpaan II
Lelema
Kondisi (Ha)
Indeks
Rusak
Berat/Tid
Pertanam (IP)
Baik Ringa
ak
(%)
n
Berfungsi
6
7
8
9
200
100
200
200
100
200
150
30
30
30
30
62
27
15
20
200
200
25
5
20
20
200
20
25
5
20
30
20
10
135
55
20
60
5
5
68
43
25
Produksi
(Ton/Ha/
Panen)
10
5
5
18
18
.
ow
T. Baru RD 08
Kec. Tompaso
11
.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
21
.
22
153
100
90
10
53
10
5
15
5
Baru
Tualan Atas
Kinalawiran
15
10
200
Mangali
Ranoyapo
20
15
200
Mobulat
25
15
200
15
10
Kinatungkaan
Tomp. Baru
I
Raraatean
30
10
100
10
20
Dinobian
Torout
43
30
150
20
10
13
Kinalawiran
Kinalawiran
20
20
200
20
100
50
63
25
49
175
14
5
37
25
9
9
3
30
140
50
20
10
Kec. Maesaan
Sinayap
Kinamang
Tombioi
Lowian
29
20
150
Konarom
Lowian
21
18
200
260
100
120
50
200
30
10
200
30
20
200
Kec. Ranoyapo
Agga
Luwak
Tumicakal Kiri
Lompad
Lama
Lompad
Lama
Poopo
20
11
18
90
50
10
20
.
23
.
24
.
25
.
26
.
Moyomboong
Pontak
100
40
200
Kec. Motoling
WatuWatu
Lalumpe
20
20
20
20
150
150
Rendang Wuwuk
Moyomboong
10
15
15
30
60
5
5
Raanan
Baru
Raanan
Lama
Jumlah
721
405
792
Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Selatan
230
787
4.
Perumahan
Kinerja Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan urusan
perumahan dinilai berdasarkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Kunci
(IKK) yaitu Rumah tangga yang menggunakan air bersih, luasan
lingkungan permukiman kumuh dan rumah layak huni.
Untuk menilai Indikator yang pertama yaitu rumah tangga
yang menggunakan air bersih didapat dengan membandingkan
antara jumlah rumah tangga pengguna air bersih dengan jumlah
seluruh rumah tangga. Dari total jumlah rumah tangga di
Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2009 yaitu sebanyak
37.614 rumah tangga, 18.775 rumah tangga diantaranya
merupakan pengguna air bersih, sehingga capaian kinerja dari
Indikator rumah tangga yang menggunakan air bersih di Kabupaten
Minahasa Selatan pada tahun 2009 mencapai 49 %. Jumlah
Rumah Tangga pengguna air bersih dimaksud adalah jumlah
rumah tangga pelanggan air bersih dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Minahasa Selatan. Sedangkan rumah
tangga pengguna air bersih dari sumur maupun sumber lainnya
belum termasuk didalamnya.
Apabila ditinjau dari indikator luasan lingkungan permukiman
kumuh, maka dari total luas wilayah permukiman Kabupaten
Minahasa Selatan seluas 114.300 ha, luas lingkungan permukiman
kumuh di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan seluas 60 Ha.
berdasarkan data tersebut maka capaian kinerja dari indikator
luasan lingkungan permukiman kumuh di Kabupaten Minahasa
Selatan adalah 5,25 %. Yang dimaksud dengan lingkungan
permukiman kumuh di Kabupaten Minahasa Selatan adalah
lingkungan yang mempunyai permasalahan ketidakteraturan
sarana dan prasarana dasar. Kondisi ini disebabkan tingginya
kepadatan penduduk di kawasan kumuh. Hal yang dibutuhkan
dalam penanganan permasalahan ini adalah penataan
permukiman.
Sedangkan apabila ditinjau dari Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang
ketiga yaitu rumah layak huni, dari seluruh rumah di wilayah
Kabupaten Minahasa Selatan yaitu sebanyak 37.614 buah,
sebagian besar atau sebanyak 24.408 buah diantaranya merupakan
rumah layak huni. Dengan demikian capaian kinerja dari Indikator
Kinerja Kunci (IKK) rasio rumah layak huni di Kabupaten Minahasa
Selatan adalah sebesar 65%.
Tabel 2.70
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan
Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010
NO
Kecamatan
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
(2)
Modoinding
Tompasobaru
Maesaan
Motoling
Kumelembuai
Ranoiapo
Tenga
Sinonsayang
Amurang Barat
Amurang
Amurang Timur
Tareran
Tumpaan
Tatapaan
Motoling Barat
Motoling Timur
Sulta
Jumlah
Jumlah penduduk
Jumlah
yangmendapatkan
penduduk
akses air minum
(3)
(4)
11.892
4.995
12.478
4.367
10.812
3.784
7.042
2.958
7.266
3.052
12.149
4.252
17.365
7.293
15.792
6.791
14.293
6.432
16.322
7.345
13.054
5.874
14.766
6.645
16.518
6.938
9.676
3.387
8.343
2.920
9.944
3.480
8.337
2.918
206.049
83.430
Persentas
e
(5=4/3)
0.4200
0.3499
0.3499
0.4200
0.4200
0.3499
0.4199
0.4300
0.4500
0.4500
0.4499
0.4500
0.4200
0.3500
0.3499
0.3499
0.8865
0.4049
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
Tabel 2.71
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan
Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2010
NO
Uraian
2010
Sumber
data
1.
Jumlah penduduk yang mendapatkan akses
83.430 Cipta Karya
air minum
2. Jumlah penduduk
206.049 Cipta Karya
3. Persentase penduduk berakses air bersih
40.49%
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun
2010
Berdasarkan datadata tabel tersebut diatas ternyata tingkat
pelayanan air bersih baru mencapai 40,49 % masyarakan yang
terlayani dengan fasilitas air bersih melalui sistem perpipaan.
Umumya yang belum terlayani air bersih yaitu masyarakat yang
bermukim pada daerah ketinggian serta masyarakat pesisir pantai.
Tabel 2.72
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum
dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010
Jumlah penduduk yang
Jumlah
NO
Kecamatan
mendapatkan akses air
penduduk
minum
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Modoinding
11.892
4.995
2 Tompasobaru
12.478
4.367
3 Maesaan
10.812
3.784
4 Motoling
7.042
2.958
5 Kumelembuai
7.266
3.052
6 Ranoiapo
12.149
4.252
7 Tenga
17.365
7.293
8 Sinonsayang
15.792
6.791
9 Amurang Barat
14.293
6.432
10 Amurang
16.322
7.345
11 Amurang Timur
13.054
5.874
12 Tareran
14.766
6.645
13 Tumpaan
16.518
6.938
14 Tatapaan
9.676
3.387
15 Motoling Barat
8.343
2.920
16 Motoling Timur
9.944
3.480
17
Sulta
8.337
2.918
206.049
Jumlah
83.430
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan,
Tahun 2010
Tabel 2.73
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Tahun 2010
N
Uraian
O
1.
2010
Jumlah rumah tinggal berakses
48.404
sanitasi
2. Jumlah rumah tinggal
58.121
3. Persentase
83.28%
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010
Rumah tinggal yang bersanitasi di Minahasa Selatan cukup
tingi yaitu mencapai 83%. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat
tentang sanitasi cukup tinggi. Secara detail per kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 2.74.
Tabel 2.74
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Menurut Kecamatan Tahun 2008 s/d 2010
NO
.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
(2)
Modoinding
Tompasobar
u
Maesaan
Motoling
Kumelembua
i
Ranoiapo
Tenga
(3)
3.372
Jumlah
Rumah
yang
mempunyai
Sarana
Sanitasi
(4)
2.934
3.537
3.077
4
3.738
2.191
3.364
1.972
4
4.264
3.326
4.892
4.366
4.647
3.318
Jumla
h
Rumah
Tahu
n
2008
Tahu
n
2009
Tahu
n
2010
(8)
(9)
(10)
4
3
8
8
Sinonsayang
4.499
3.015
4
4
8
Amurang
9
4.222
4.011
2
Barat
10 Amurang
2.132
2.025
Amurang
11
3.091
2.937
Timur
12 Tareran
4.155
3.532
4
13 Tumpaan
3.507
2.981
4
14 Tatapaan
2.652
1.459
4
Motoling
15
2.157
1.402
2
5
Barat
Motoling
16
2.771
2.217
5
Timur
17 Sulta
2.573
2.187
Jumlah
58.121
48.404
28
7
26
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun
2010
Tabel 2.75. Rumah tangga pengguna listrik
Tahun
Jumlah
2011
20.669
2010
20.669
2009
20.669
2008
20.669
Sumber : Minsel dalam angka, 20132010
Rumah tangga pengguna listrik cenderung konstant dari tahun
ke tahun.
Tabel 2.76 Lingkungan pemukiman kumuh
Tahun
Jumlah
2011
9.661 kk
2010
9.518 kk
2009
10.657 kk
2008
10.584 kk
Ket : (diproxy dengan keluarga pra sejahtera)
Sumber : BPS dan data olahan
Lingkungan pemukiman kumuh, yang diproxy dengan keluarga
pra sejahtera mengalami penurunan dari tahun ketahun.
Tabel 2.77 Rumah layak huni
Tahun
Jumlah
2011
49.095 kk
2010
48.356 kk
2009
46.068 kk
2008
46.188 kk
Ket : (diproxy dengan keluarga sejahtera tahap 1, 2, 3 dan 3+)
Sumber : BPS dan data olahan
Sedangkan rumah layak huni yang diproksi dengan keluarga
sejahtera tahap 1, 2, 3 dan 3+, mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun.
5.
Penataan Ruang
Dengan terbentuknya Kabupaten Minahasa Selatan yang telah
diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2003 maka Penyelenggaraan
Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan didukung
sepenuhnya baik oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan
respon masyarakat. Pelaksanaan Pembangunan di Kabupaten
Minahasa Selatan perlu didukung oleh Perencanaan Penataan
Ruang Wilayah yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat
dengan memperhatikan pembangunan lingkungan yang
berkelanjutan, penataan ruang juga menjadi acuan dasar dalam
pelaksanaan pembangunan.
Tahun 2005 Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan telah
menetapkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 29 tanggal 2005
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Minahasa
Selatan sebagai dasar legalitas perencanaan di Daerah. Seiring
dengan Perkembangan Daerah dengan adanya Pemekaran Daerah
Kabupaten Minahasa Tenggara dan Perubahan UndangUndang
Penataan Ruang, maka Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan
telah melakukan peninjauan kembali (Review) Rencana Tata Ruang
Kabupaten Minahasa Selatan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan
disusun dengan memperhatikan perkembangan wilayah Kecamatan
dan Desa serta penentuan Kawasan Strategis sesuai potensi lahan,
wilayah cepat tumbuh dan rencana pengembangan wilayah rencana
infrastruktur daerah dalam mendorong perkembangan
pembangunan daerah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan
20112015 dapat menjadi acuan dalam hal penyusunan RPJMD
setelah ditetapkan dengan PERDA terdapat beberapa
penyesuaian/penyempurnaan (sumber Kementerian Dalam Negeri RI
nomor 050/915/II/Bangda tanggal 03 maret 2011).
Kawasan Strategis
Kawasan strategis Kabupaten merupakan bagian wilayah
Kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena
mempunyai pengaruh sangat penting
mengembangkan,
melestarikan,
dengan fungsi
melindungi,
dan/atau
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan yang memiliki nilai
strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan
ruang wilayah Kabupaten, sebagai alokas