06 BAB III up date_ok

[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
Keuangan   daerah   adalah   semua   hak   dan   kewajiban   daerah   dalam
rangka   penyelenggaraan   pemerintahan   daerah   yang   dapat   dinilai   dengan
uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban   daerah.   Penyelenggaraan   fungsi   pemerintahan   daerah   akan
terlaksana   secara   optimal   apabila   penyelenggaraan   urusan   pemerintahan
diikuti dengan pemberian sumber­sumber penerimaan yang cukup kepada
daerah   dengan   mengacu   pada   peraturan   perundang­undangan   (money
follow   function).  Analisis   pengelolaan   keuangan   daerah   pada   dasarnya
dimaksudkan   untuk   menghasilkan   gambaran   tentang   kapasitas   atau
kemampuan   keuangan   daerah   dalam

 mendanai   penyelenggaraan

pembangunan daerah yang diwujudkan dalam APBD. 
Analisis   pengelolaan   keuangan   daerah   penting   dilakukan   terhadap

APBD   dan   laporan   keuangan   daerah   pada   umumnya.   Dibutuhkan
pemahaman yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurang­
kurangnya 5 (lima) tahun  sebelumnya.  Menganalisis pengelolaan keuangan
daerah dan kerangka pendanaan seperti pada Kabupaten Minahasa Selatan
terlebih   dahulu   harus   memahami   jenis   obyek   pendapatan,   belanja   dan
pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masing­masing
APBD. 
Selanjutnya,   analisis   dilakukan   terhadap   penerimaan   daerah   yaitu
pendapatan   dari   penerimaan   pembiayaan   daerah.   Kapasitas   keuangan
daerah   pada   dasarnya   ditempatkan   sejauh   mana   daerah   mampu
mengoptimalkan   penerimaan   dari   pendapatan   daerah.   Berbagai   objek
penerimaan daerah dianalisis untuk memahami perilaku atau karakteristik
penerimaan selama ini.
Selanjutnya, dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi pendapatan
daerah.   Analisis   ini   dilakukan   untuk   memperoleh   gambaran   kapasitas
pendapatan   daerah   dengan   proyeksi   5   (lima)   tahun   kedepan,   untuk
penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah. 
Analisis   dilakukan   berdasarkan   pada   data   dan   informasi   yang   dapat
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah, antara lain:


III. 1

Bappeda Minahasa Selatan| 2014

[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]

(1) Angka rata­rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu;
(2) Asumsi   indikator   makro   ekonomi   (PDRB/laju   pertumbuhan   ekonomi,
inflasi dan lain­lain); 
(3) Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah;
(4) Kebijakan dibidang keuangan negara.
3.1.

Kinerja Keuangan Masa Lalu
Pengelolaan   keuangan   daerah   Kabupaten   Minahasa   Selatan
tahun  2005­2010  diselenggarakan   sesuai   dengan   Undang­undang
Nomor   17   Tahun   2003   tentang   Keuangan   Negara,   Undang­undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang­ndang
Nomor   32   Tahun   2004   tentang   Pemerintahan   Daerah,   Peraturan

Pemerintah   Nomor   58   Tahun   2005   tentang   Pengelolaan   Keuangan
Daerah,     Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   (Permendagri)   Nomor   13
Tahun 2006 yang kemudian diubah dan dilengkapi dengan ketentuan
baru yang diatur dalam Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman   Pengelolaan   Keuangan   Daerah,   serta   Peraturan   Daerah
nomor 9 tahun 2006 yang mengatur tentang Pokok­pokok Pengelolaan
Keuangan   Daerah,   Peraturan   Bupati   nomor   8   tahun   2009   tentang
Sistem Prosudur Pengelolaan keuangan daerah dan Peraturan Bupati
Nomor 4 tahun 2009 tentang kebijakan Akutansi.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
A. Pendapatan
Sumber   Pendapatan   Daerah   yang   dikelola   oleh   Pemerintah
Kabupaten   Minahasa   Selatan   meliputi   Pendapatan   Asli   Daerah
(PAD),   Dana   Perimbangan,   dan   Lain­Lain   Pendapatan   Daerah
yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah,
retribusi   daerah,   bagian   laba   perusahaan   milik   daerah/hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain­lain PAD
yang sah. Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Pajak

(DBHP),  Dana   Bagi  Hasil   Bukan  Pajak  (DBHBP),    lain­lain  PAD
yang   sah   yang   meliputi   Bagi   Hasil   Pajak   Pemerintah   Provinsi,
Dana Penyesuaian dan Lain­lain yang sah. 

III. 2

Bappeda Minahasa Selatan| 2014

[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]

Kebijakan   pengelolaan   Pendapatan   Daerah   yang   dilakukan
pada kurun waktu 2005­2010 diarahkan pada intensifikasi dan
ekstensifikasi pengelolaan Pendapatan Daerah terutama sumber
penerimaan  dari  Pendapatan  Asli Daerah  (PAD) termasuk pajak
daerah dan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah,
serta penerimaan lain­lain PAD yang sah. Kebijakan pengelolaan
Pendapatan   Daerah   juga   dilakukan   dengan   mengoptimalkan
Dana Perimbangan termasuk dana alokasi khusus dan dana bagi
hasil.

Struktur   Pendapatan   Daerah   Pemerintah   Kabupaten
Minahasa   Selatan   menunjukkan   bahwa   sumbangan   PAD
terhadap   Pendapatan   Daerah   rata­rata   sebesar   1,30   persen
pertahun   selama   periode   2008­2010,   sementara   sumbangan
Dana   Perimbangan   terhadap   Pendapatan   Daerah   rata­rata
sebesar   87,13   persen   pertahun   dan   sumbangan   lain­lain
pendapatan   rata­rata   sebesar   11,57   persen   pertahun.   Struktur
pendapatan tersebut menunjukkan ketergantungan yang sangat
tinggi   terhadap   Dana   Perimbangan   sebagai   sumber   utama
Pendapatan   Daerah.   Dengan   demikian,   tantangan   dalam   lima
tahun   mendatang   adalah   perlunya   optimalisasi   PAD   sebagai
sumber   utama   Pendapatan   Daerah   dengan   memperhatikan
keberlanjutan fiskal dan prinsip pembangunan berkelanjutan.

III. 3

Bappeda Minahasa Selatan| 2014

[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]


Tabel 3.1.
Rerata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2008 s/d Tahun 2011
Kabupaten Minahasa Selatan
No

Uraian

2009

2010

2011

355.172.951
.955

425.904.804
.490

19,91
6.598.234.7
17
56,76
2.478.847.2
72
12,33
2.145.302.0
36
35,29
0

415.426.217
.730
-2,460
5.594.269.2
78
-15,22
2.174.947.2
22

-12,26
1.352.240.1
36
-36,97
113.693.947

515.891.352
.257
24,18
9.407.280.0
04
68,16
4.125.988.7
79
89,71
1.407.335.8
20
4,07
308.178.078


0

0

171,06

1.974.085.4
09
373,86
352.957.038
.922
11,46
16.357.674.
922
3,63
279.551.364
.000
18,46
57.048.000.
000

-12,12
66.349.530.
851

3.565.777.3
27
82,54
392.648.972
.741
11,13
16.347.166.
438
-11,24
330.854.571
.000
14,11
43.222.400.
000
-3,83
113.835.099

.512

0
0

1.953.387.9
73
-1,05
353.308.988
.314
0,10
18.416.537.
314
12,59
289.948.951
.000
3,72
44.943.500.
000
-21,22
56.522.960.
138
14,8103092
6
333.335.000
0

0

0

0

0
7.778.732.8
51

0
8.220.555.9
64

0
11.431.592.
952

81,54

5,68

39,06

58.570.798.
000

47.969.069.
174

102.403.506
.560

0

-18,10

113,48

0

0

0

-

-

-

1

PENDAPATAN

1.1
.

Pendapatan
Asli Daerah

1.1
.1

Pajak daerah

2.206.747.4
65

1.1
.2

Retribusi daerah

1.585.707.5
09

1.1
.3

Hasil
pengelolaan
keuangan daerah
yang dipisahkan

1.1
.4

Lain-lain PAD
yang sah

1.2
.

Dana
Perimbangan

1.2
.1

Dana bagi hasil
pajak /bagi hasil
bukan pajak

1.2
.2

Dana alokasi
umum

1.2
.3

Dana alokasi
khusus

1.3
.

Lain-Lain
Pendapatan
Daerah yang
Sah

1.3
.1

Hibah

1.3
.2

Dana darurat

1.3
.3

1.3
.4

1.3
.5

Dana bagi hasil
pajak dari
provinsi dan
Pemerintah
Daerah lainnya
***)
Dana
penyesuaian dan
otonomi
khusus****)
Bantuan
keuangan dari
provinsi atau
Pemerintah
Daerah lainnya

Rerata
Pertumb
uhan (%)

2008

4.209.053.9
38

0

416.598.964
316.679.036
.457
15.784.036.
457
235.981.000
.000
64.914.000.
000
34.284.861.
560

93,5242781
6
0
30.000.000.
000
4.284.861.5
60

13,88
36,57
29,93
0,80

85,53

151,78
7,56
1,66
12,10
-12,39

60,04
101,39621
0
0

-

42,09

0

0

47,69

-

Rerata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Minahasa Selatan
selama   tahun   2008­2011   sebesar   13,88%.   Lain­Lain   Pendapatan   Daerah
Yang   Sah   memberikan   kontribusi   terbesar   terhadap   pertumbuhan
III. 4

Bappeda Minahasa Selatan| 2014

[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]

Pendapatan Daerah sebesar 60,04%, diikuti Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sebesar 36,57%, dan terakhir Dana Perimbangan sebesar 7,56%.
Kontribusi terbesar pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah berasal dari
Lain­Lain   PAD   Yang   Sah   sebesar   151,78%   disusul   Hasil   Pengelolaan
Keuangan   Daerah   Yang   Dipisahkan   dengan   rerata   pertumbuhan   sebesar
85,53%.   Rerata   pertumbuhan   Rerata   Pajak   Daerah   cukup   baik   sebesar
29,93% sebaliknya Retribusi Daerah hanya menyubang 0,80%.
Kontribusi   terbesar   pertumbuhan   Dana   Perimbangan   berasal   dari
Dana   Alokasi   Umum   sebesar   12,10%   sebaliknya   Dana   Alokasi   Khusus
mengalami perurunan dengan rerata sebesar 12,39%. Sementara kontribusi
terbesar   Lain­Lain   Pendapatan   Daerah   Yang   Sah   berasal   dari   Dana
Penyesuaian   dan   Otonomi   Khusus   sebesar   47,69%   dan   Dana   Bagi   Hasil
Pajak   Dari  Provinsi   dan  Provinsi   dan   Pemerintah   Daerah   Lainnya  sebesar
42,09% (Tabel 3.1).
Gambar 3.1.
Kontribusi Sumber­Sumber Pendapatan Berdasarkan Struktur
Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah
Tahun 2008 – 2011
(Dalam Persentase)

15.83

1.51
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah

82.67

Berdasarkan persentase dari total pendapatan daerah dari tahun 2008
sampai   2011,   proporsi   terbesar   berasal   dari   Dana   Perimbangan,   yaitu
sebesar   82,67%,   diikuti   Lain­Lain   Pendapatan   Daerah   Yang   Sah   sebesar
15,83. Pendapatan Asli Daerah memberikan kontribusi terkecil, yaitu hanya
sebesar 1,51% (Gambar 3.1).

III. 5

Bappeda Minahasa Selatan| 2014

[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]

Gambar 3.2.
Perkembangan Realisasi Pendapatan Berdasarkan Struktur Pendapatan
Kebupaten Minahasa Selatan
Tahun 2008­2011
450,000,000,000
353,898,509
,109

400,000,000,000
350,000,000,000

Pendapatan Asli
Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah

300,000,000,000
250,000,000,000
200,000,000,000
150,000,000,000

67,748,113,
015

100,000,000,000
50,000,000,000

6,452,209,484

0
2008

2009

2010

2011

Rerata

Realisasi   rerata   pendapatan   berdasarkan   struktur   pendapatan
terbesar   disumbangkan   dari   Dana   Perimbangan   sebesar   Rp.
353.898.509.109   diikuti   Lain­Lain   Pendapatan   Daerah   Yang   Sah
sebesar   Rp.   67.748.113.015   dan   Pendapatan   Asi   Daerah   sebesar   Rp.
6.452.209.484 (Gambar 3.1).

III. 6

Bappeda Minahasa Selatan| 2014

[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]

Tabel 3.2.
Perkembangan Realisasi Struktur Pendapatan Daerah 
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2008­2011 

III. 7

Bappeda Minahasa Selatan| 2014

2008
No

Uraian

1

PENDAPATA
N

1.1.

Pendapatan 
Asli Daerah

1.1.1

Pajak daerah

1.1.2

Retribusi 
daerah

1.1.3

1.1.4

1.2.

1.2.1

Hasil 
pengelolaan 
keuangan 
daerah yang 
dipisahkan
Lain­lain 
PAD yang 
sah
Dana 
Perimbanga
n
Dana bagi 
hasil 
pajak /bagi 
hasil bukan 
pajak

APBD
Perubahan

2009
APBD
Realisasi

APBD
Perubahan

2010
APBD
Realisasi

APBD
Anggaran

2011
APBD
Realisasi

APBD
Anggaran

APBD
Realisasi

369.891.401. 355.172.951.
238
955
96,02
8.220.726.00 4.209.053.93
0
8
51,20
2.143.460.00 2.206.747.46
0
5
102,95
1.906.936.00 1.585.707.50
0
9
83,15
0
0

434.134.596. 425.904.804.
344
490
98,10
9.409.193.30 6.598.234.71
0
7
70,13
2.366.637.50 2.478.847.27
0
2
104,74
2.322.835.60 2.145.302.03
0
6
92,36
250.000.000
0

369.019.686. 415.426.217.
300
730
112,58
7.596.512.50 5.594.269.27
0
8
73,64
2.281.437.50 2.174.947.22
0
2
95,33
2.065.075.00 1.352.240.13
0
6
65,48
250.000.000 113.693.947

408.616.671. 515.891.352.
300
257
126,25
8.073.237.50 9.407.280.00
0
4
116,52
2.401.437.50 4.125.988.77
0
9
171,81
2.421.800.00 1.407.335.82
0
0
58,11
250.000.000 308.178.078

­

­

45,48

123,27

4.170.330.00
416.598.964
0
9,99
323.984.634. 316.679.036.
238
457
97,75
23.089.976.2 15.784.036.4
38
57

4.469.720.20 1.974.085.40
0
9
44,17
358.345.839. 352.957.038.
044
922
98,50
21.746.475.0 16.357.674.9
44
22

3.000.000.00 1.953.387.97
0
3
65,11
353.638.928. 353.308.988.
800
314
99,91
18.746.477.8 18.416.537.3
00
14

3.000.000.00 3.565.777.32
0
7
118,86
392.759.188. 392.648.972.
800
741
99,97
18.459.514.8 16.347.166.4
00
38

68,36

75,22

98,24

88,56

Rerata
Capaian
Target
dan
Realisasi
(%)
108,24

77,87
118,71
74,78

42,19

59,53

99,03

82,59

No

Uraian

1.2.2

Dana alokasi
umum

1.2.3

Dana alokasi
khusus

1.3.

Lain­Lain 
Pendapatan 
Daerah yang
Sah

1.3.1

Hibah

1.3.2

Dana 
darurat

1.3.3

1.3.4
1.3.5

Dana bagi 
hasil pajak 
dari provinsi 
dan 
Pemerintah 
Daerah 
lainnya ***)
Dana 
penyesuaian 
dan otonomi 
khusus****)
Bantuan 
keuangan 
dari provinsi 
atau 
Pemerintah 
Daerah 

2008

2009

2010

2011

APBD
APBD
Perubahan
Realisasi
235.980.658. 235.981.000.
000
000
100,00
64.914.000.0 64.914.000.0
00
00
100,00
37.686.041.0 34.284.861.5
00
60

APBD
APBD
Perubahan
Realisasi
279.551.364. 279.551.364.
000
000
100,00
57.048.000.0 57.048.000.0
00
00
100,00
66.379.564.0 66.349.530.8
00
51

APBD
APBD
Anggaran
Realisasi
289.948.951. 289.948.951.
000
000
100,00
44.943.500.0 44.943.500.0
00
00
100,00
7.784.245.00 56.522.960.1
0
38

APBD
APBD
Anggaran
Realisasi
331.072.211. 330.854.571.
000
000
99,93
42.940.500.0 43.222.400.0
00
00
100,66
7.784.245.00 113.835.099.
0
512

90,97

99,95

726,12

1462,38

0

0

0

0

­

0

­

333.335.000

0

­

0
­

30.000.000.0 30.000.000.0
00
00
100,00
7.686.041.00 4.284.861.56
0
0

0,00
7.686.041.00 7.778.732.85
0
1

0,00
7.784.245.00 8.220.555.96
0
4

0,00
7.784.245.00 11.431.592.9
0
52

55,75

101,21

105,61

146,86

0

0

0

58.693.523.0
00

0,00
0

58.570.798.0
00

0

0

99,79
0

0,00

0

0

47.969.069.1
74

0

0

0,00
0

0,00

0

0

102.403.506.
560

0

0

0,00

99,98
100,16

594,86

­
25,00

102,35

0,00
0

0,00

0

Rerata
Capaian
Target
dan

24,95
­

2008
No

Uraian
lainnya

APBD
Perubahan

2009
APBD
Realisasi

APBD
Perubahan

2010
APBD
Realisasi

APBD
Anggaran

2011
APBD
Realisasi

APBD
Anggaran

APBD
Realisasi

Rerata
Capaian
Target
dan

Secara total rerata realisasi Pendapatan Daerah selama periode 2008 ­
2011  sebesar  108,24  dari   rencana   Pendapatan   Daerah   yang   ditetapkan
dalam PERDA.  Realisasi Pendapatan Daerah selama 2008­2011 mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2010
dan 2011 melebihi target penerimaan, masing­masing sebesar 112,58% dan
126,25%.
Pencapaian   realisasi   tertinggi   terjadi   pada   Lain­Lain   Pendapatan
Daerah Yang Sah dengan rerata realisasi sebesar 594,58%. Rerata realisasi
Dana   Perimbangan   dan   Pendapatan   Asli   Daerah   masing­masing   sebesar
99,03 dan 77,87%.
Rerata   realisasi   Pajak   Daerah   tertinggi  dari   Pendapatan  Asli   Daerah
sebesar   118,71%,   dan   Dana   Alokasi   Khusus   tertinggi   dari   Dana
Perimbangan sebesar 100,16% serta Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 102,35% (Tabel 3.2).  
Tabel 3.3.
Realisasi Struktur Pendapatan Asli Daerah 
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2008­2011
Tah
un

200
8
200
9
201
0
201
1

Pajak Daerah

(Rp)
2.206.747
.465
2.478.847
.272
2.174.947
.222
4.125.988
.779

%
52,
43
37,
57
38,
88
43,
86

Retribusi
Daerah
(Rp)
1.585.707
.509
2.145.302
.036
1.352.240
.136
1.407.335
.820

%
37,
67
32,
51
24,
17
14,
96

Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
Yang
Dipisahkan
(Rp)
%
0
0,
00
0
0,
00
113.693 2,
.947
03
308.178 3,
.078
28

Lain-Lain PAD
Yang Sah
(Rp)
416.598.9
64
1.974.085
.409
1.953.387
.973
3.565.777
.327

%
9,9
0
29,
92
34,
92
37,
90

Total

(Rp)
4.209.053
.938
6.598.234
.717
5.594.269
.278
9.407.280
.004

Sumber: DPKPAD Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2010

Berdasarkan realisasi struktur Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah
dan   Retribusi   Daerah   memiliki   proporsi   terbesar   selang   tahun   2008­2011
sekalipun  mengalami   penurunan  dari  tahun   ke   tahun.   Sementara   Lain­Lain
PAD   Yang   Sah   semula   pada   tahun   2008   proporsi   realisasinya   hanya   9,90%
meningkat menjadi 37,90% pada tahun 2011 (Tabel 3.3).
Struktur   PAD   tersebut   menunjukkan   bahwa   pajak   daerah,   retirbusi
daerah  dan  lain­lain   PAD   yang   sah   menjadi  sumber   utama   pendapatan  asli
daerah. Hal ini sejalan dengan berkembangnya transakasi ekonomi yang dapat
menumbuhkan   potensi   penerimaan   pajak,   retribusi   dan   lain­lain   PAD   yang
sah.   Oleh   sebab   itu,   dalam   lima   tahun   mendatang   tantangan   yang   harus

diatasi antara lain adalah perlunya percepatan pembangunan ekonomi untuk
menumbuhkan   potensi   pajak,   intensfikasi   pendataan   dan   penataan   pajak
daerah,   pembenahan   administrasi   perpajakan,   perbaikan   pelayanan
perpajakan, sosialiasi dan penyuluhan pajak untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam membayar pajak. Selain itu, tantangan yang perlu dihadapi
adalah   meningkatkan   pelayanan   publik,   mengoptimalkan   pengelolaan
kekayaan   dan   asset   daerah,   dan   memberikan   kemudahan   perijinan   usaha.
Langkah   lain   yang   perlu   dilakukan   adalah   penguatan   koordinasi   antar
dinas/instansi   pemungut   retribus   daerah.   Berbagai   langkah   tersebut   secara
bertahap diharapkan akan meningkatkan PAD Kabupaten Minahasa Selatan. 

Tabel 3.4.
Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 2008­2011
Tah
un
20
08
20
09
20
10
20
11

Dana Bagi
Hasil
Pajak/Bagi
Hasil Bukan
Pajak
(Rp)
%
15.784.03 4,
6.457
9
8
16.357.67 4,
4.922
6
3
18.416.53 5,
7.314
2
1
16.347.16 4,
6.438
1
6

Dana Alokasi
Umum
(Rp)
235.981.0
00.000
279.551.3
64.000
289.948.9
51.000
330.854.5
71.000

%
74
,5
2
79
,2
0
82
,0
7
84
,2
6

Dana Alokasi
Khusus
(Rp)
64.914.00
0.000
57.048.00
0.000
44.943.50
0.000
43.222.40
0.000

%
20
,5
0
16
,1
6
12
,7
2
11
,0
1

Total
(Rp)
316.679.0
36.457
352.957.0
38.922
353.308.9
88.314
392.648.9
72.741

Sumber: DPKPAD Kab. Minahasa Selatan 2010
Sumber   Pendapatan   Daerah   Kabupaten   Minahasa   Selatan
juga berasal dari dari Dana Perimbangan. Dari segi pertumbuhan
realisasi  selama   periode   2008­2010,  Dana   Alokasi   Umum   dan
Dana Alokasi Khusus memberikan kontribusi terbesar dari total
Dana   Perimbangan.   Dana   Alokasi   Umum   memiliki   trend
meningkat   dari  Rp.   235.981.000.000   pada   tahun  2008   menjadi
Rp. 330.854.571.000 pada tahun 2011 sebaliknya Dana Alokasi
Khusus   memiliki   trend   menurun   dari   Rp.  64.914.000.000   pada
tahun 2008 menjadi Rp. 43.222.400.000 pada tahun 2011 (Tabel
3.4).

Tabel 3.5.
Realisasi Lain­Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Tahun 2008­2011

Tahu
n

Hibah

(Rp)

2008

0

2009

0

2010

333.335.
000

2011

0

Dana Darurat

Dana Bagi Hasil
Pajak Dari
Provinsi dan
Pemerintah
Daerah Lainnya
***)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

0,
00
0,
00
0,
59
0,
00

30.000.00
0.000

87,
50
0,0
0
0,0
0
0,0
0

4.284.861.
560
7.778.732.
851
8.220.555.
964
11.431.59
2.952

12,
50
11,
72
14,
54
10,
04

0
0
0

Dana
Penyesuaian
dan Otonomi
Khusus****)

(Rp)
0
58.570.798.
000
47.969.069.
174
102.403.50
6.560

%
0,0
0
88,
28
84,
87
89,
96

Bantua
n
Keuang
an Dari
Provins
i atau
Pemeri
ntah
Daerah
Lainny
a
(R
%
p)
0,
0
00
0,
0
00
0,
0
00
0,
0
00

Total

(Rp)
34.284.861.
560
66.349.530.
851
56.522.960.
138
113.835.09
9.512

Sumber: DPKPAD Kab. Minahasa Selatan 2010
Dana   Penyesuaian   memiliki   proporsi   realisasi   terbesar   dari
total Lain­lain Pendapatan Daerah Yang Sah selama tahun 2009­
2011 dengan trend yang meningkat, yaitu Rp. 58.570.798.00 atau
88,28%   pada   tahun   2008   menjadi   RP.   102.403.506.560   atau
89,96%   pada   tahun  2011.   Dana   Bagi   Hasil   Pajak   Dari   Provinsi
secara   konsisten   setiap   tahun   selama   tahun   2008­2011   juga
memberikan   sumbangan   terhadap   total   Lain­Lain   Pendapatan
Daerah   Yang   Sah   sekalipun   dengan   kecenderungan   menurun,
yaitu Rp. 4.284.861.560 atau 12% pada tahun 2008 menjadi Rp.
11.431.592.952 atau 10,04% (Tabel 3.5).
B. Pengelolaan Belanja dan Pegeluaran Pembiayaan Daerah
Analisis   belanja   daerah   dan   pengeluaran   pembiayaan
daerah   bertujuan   untuk   memperoleh   gambaran   realisasi   dari
kebijakan   pembelanjaan   dan   pengeluaran   pembiayaan   daerah
pada   periode   tahun   anggaran   sebelumnya   yang   digunakan
sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan
pengeluaran   pembiayaan   dimasa   datang   dalam   rangka
peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Pengelolaan   belanja   daerah   merupakan   bagian   dari
pelaksaaan program pembangunan untuk mewujudkan visi, misi,

tujuan   dan   sasaran   pembangunan.   Kebijakan   pengelolaan
belanja   daerah   secara   bertahap   didasarkan   pada   anggaran
berbasis   kinerja   dengan   orientasi   pada   pencapaian   hasil,   dan
prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. 
Berdasarkan   Peraturan   Pemerintah   Nomor   58   Tahun   2005
tentang   Pengelolaan   Keuangan   Daerah,   dan   Peraturan   Menteri
Dalam   Negeri   Nomor   13   Tahun   2006   beserta   revisinya   dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur belanja daerah
tahun   dibedakan   menjadi   belanja   langsung   dan   belanja   tidak
langsung.   Belanja   tidak   langsung   diarahkan   untuk   pemenuhan
kebutuhan   belanja   pegawai,   belanja   bantuan   sosial,   belanja
bantuan   keuangan   kepada   desa,   serta   belanja   tidak   terduga.
Sedangkan   belanja   langsung   diarahkan   untuk   mendukung
terwujudnya   visi,   misi,   tujuan   dan   sasaran   Pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2005­2010. 
Komponen   belanja  terbagi  atas   belanja   Belanja   Tidak
Langsung dan Belanja Langsung. 
(1).

Kebijakan   belanja   tidak   langsung   diarahkan
untuk:
(a). Meningkatkan   efisiensi,   efektivitas   mutu   dan   nilai
tambah   dalam   pelayanan   umum   dan   administrasi
pemerintahan;
(b). Melaksanakan   kegiatan   tugas   pokok   dan   fungsi   SKPD
yang memenuhi kriteria kesesuaian antara masukan dan
daya   dukung   setiap   unit   kerja,   antara   keluaran   dan
manfaat   yang   dirasakan   masyarakat,   serta   antara
dampak dan nilai tambah bagi kemajuan daerah;
(c). Meningkatkan   efektivitas   organisasi   dengan   kriteria
kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit
kerja, tidak terjadi tumpang tindih, dan dapat mendorong
keterpaduan tindakan antarunit.

(2).

Kebijakan Belanja Langsung diarahkan untuk:
(a). Mempercepat  terwujudnya   visi,   misi   dan   tujuan   dan
sasaran pembangunan 2005­2010 terutama peningkatan
mutu sumberdaya manusia melalui penyediaan layanan

pendidikan dan kesehatan, serta mendorong peningkatan
perekonomian masyarakat;
(b). Mendorong

 pengembangan 

ekonomi   lokal   melalui

percepatan   pembangunan   ekonomi   berbasis   kepulauan,
dan memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat;
(c). Meningkatkan  pembangunan  prasarana   dan   sarana
daerah   untuk   meningkatkan   daya   saing   daerah   dan
mendorong pemerataan pembangunan. 

Tabel 3.6.
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten
Minahasa Selatan Tahun 2008­2011
N
o

Uraian

A

Belanja
Tidak
Langsung

1

Belanja
Pegawai

2

Belanja
Bunga

3

Belanja
Subsidi

4

5

6

7

8

B

1

2

3

Belanja
Hibah
Belanja
Bantuan
Sosial
Belanja
Bagi
Hasil
Kepada
Provinsi/K
ab/Kota
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Provinsi/K
ab/Kota
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja
Langsung

Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
dan Jasa
Belanja
Modal

2008
Anggar Realisa
an
si
182.72
174.91
0.583.8 1.858.5
82
29
95,73
156.91
154.24
6.831.3 0.803.1
82
14
98,29
0

0

500.00
500.00
0.000
0.000
100,00
3.300.0 1.000.0
00.000
00.000
30,30
21.053. 19.156.
752.50
942.50
0
0
90,99

2009
Anggar
Realisa
an
si

2010
Anggar
Realisa
an
si

2011
Anggar
Realisa
an
si

219.190.
769.630

242.446.
094.800

267.074.
629.900

212.110.
263.069

96,77
188.035.
803.030

267.522.
245.856

110,34

182.399.
677.469

200.771.
094.800

97,00

305.771.
195.238

114,49

221.546.
348.556

237.574.
629.900

110,35

305.771.
195.238

128,71

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17.580.8
47.300

5.500.00
0.000

2.620.51 2.204.51
9.600
9.600
84,13

0

16.344.4
80.400

0

15.045.0
16.000

-

-

-

13.176.2
50.000

92,05

0

7.000.00
0.000

-

0
-

0

0

0

0

0

0

15.000.0
00.000

0

0

0

11.939.9
66.600

12.411.0
50.000

0

15.218.8
00.000

2.000.00
0.000

0

-

103,95

950.00 14.112.
0.000
915
1,49
191.31
184.09
8.397.2 4.337.0
56
30
96,22
20.236. 18.595.
432.20
533.20
0
0
91,89
57.733. 57.129.
620.72
724.79
8
6
98,95
113.34
108.36
8.344.3 9.079.0
28
34
95,61

250.000. 50.000.0
000
00
20,00
215.258.
163.100

173.390.
145.273

80,55
17.277.8
45.088

15.891.1
27.350

91,97
74.847.4
77.257

65.246.1
01.211

87,17
123.132.
840.755

92.252.9
16.712

74,92

-

-

0

0

0

0

126.758.
091.500

111.434.
910.588

142.927.
758.000

87,91
13.461.3
58.600

15.326.6
34.867

249,13
15.784.0
36.000

113,86
67.941.9
28.100

64.128.7
44.178

31.979.5
31.543

18.774.1
22.664

118,94
70.553.7
11.200

94,39
45.354.8
04.800

356.072.
166.658

74.872.7
86.014

106,12
56.590.0
10.800

70,50969

*)
Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
**) 
Diisi sesuai dengan ketersediaan data.

84.389.1
74.651

149,12

Realisasi pencapaian Belanja Tidak Langung dari tahun ke 2008­2011
meningkat,   dan   bahkan   pada   tahun   anggaran   2010   mencapai   110,34%,
demikian   peningkatan   terjadi   pada   tahun   2011   sebesar   114,49%.
Peningkatan realisasi pencapaian juga terjadi pada Belanja Langsung yang
cukup   signifikan,   dari   tahun   2008   hanya   96,22%   meningkat   mencapai
249,13%   pada   tahun   anggaran   2011.   Secara   keseluruhan   untuk   realisasi
Belanja   Langsung,   yang   terdiri   dari   Belanja   Pegawa,   Belanja   Barang   dan
Jasa,   serta   Belanja   Modal   memiliki   kecenderungan   yang   meningkat   dari
tahun   2008­2011,   dan   khusus   pada   tahun   2011   mencapai   lebih   100%.
Demikian   juga   dengan   Belanja   Tak   Langsung   untuk   Belanja   Pegawai
memiliki   trend     yang   meningkat,   dan   pada   tahun   2011   peningkatannya
mencapai 128,71% (Tabel 3.6).
Tabel 3.7.
Perkembangan Proporsi Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 2008­2011
N
o
A

1
2
3
4
5

6

7

8
B

Uraian
Belanja
Tidak
Langsun
g
Belanja
Pegawai
Belanja
Bunga
Belanja
Subsidi
Belanja
Hibah
Belanja
Bantuan
Sosial
Belanja
Bagi
Hasil
Kepada
Provinsi/
Kab/Kota
Belanja
Bantuan
Keuanga
n
Kepada
Provinsi/
Kab/Kota
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja
Langsun
g

2008
(Rp)
%

2009
(Rp)
%

2010
(Rp)
%

2011
(Rp)
%

174.911
.858.52
9

48,
72

212.110
.263.06
9

55,
02

267.522
.245.85
6

70,
59

305.771
.195.23
8

63,
20

154.240
.803.11
4

42,
96

182.399
.677.46
9

47,
32

221.546
.348.55
6

58,
46

305.771
.195.23
8

63,
20

500.000
.000
1.000.0
00.000

0,0
0
0,1
4
0,2
8

2.204.5
19.600

0,0
0
0,0
0
0,5
7

17.580.
847.300

0,0
0
0,0
0
4,6
4

19.156.
942.500

5,3
4

15.045.
016.000

3,9
0

13.176.
250.000

3,4
8

0

0,0
0

0

0,0
0

0

0,0
0

0

0,0
0

0

0,0
0

0

0,0
0

12.411.
050.000

3,2
2

15.218.
800.000

4,0
2

0

0,0
0

14.112.
915

0,0
0

50.000.
000

0,0
1

0

0,0
0

0

0,0
0

184.094
.337.03
0

51,
28

173.390
.145.27
3

44,
98

111.434
.910.58
8

29,
41

178.036
.083.32
9

36,
80

0

0
0

0
0

0
0
0

0,0
0
0,0
0
0,0
0

1
2

Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
dan Jasa

3

Belanja
Modal

C

Total
Belanja

18.595.
533.200

5,1
8

15.891.
127.350

4,1
2

15.326.
634.867

4,0
4

18.774.
122.664

3,8
8

57.129.
724.796

15,
91

65.246.
101.211

16,
93

64.128.
744.178

16,
92

74.872.
786.014

15,
48

30,
19

92.252.
916.712

23,
93

31.979.
531.543

8,4
4

84.389.
174.651

17,
44

10
0,0
0

385.500
.408.34
2

10
0,0
0

378.957
.156.44
4

10
0,0
0

483.807
.278.56
7

10
0,0
0

108.369
.079.03
4
359.006
.195.55
9

Realisasi APBD 2008­2011 Kabupaten Minahasa Selatan
Secara   keseluruhan   alokasi   Belanja   Langsung   Pegawai,   Belanja
Barang   dan   Jasa,   serta   Belanja   Barang   Modal   memiliki   proporsi   terbesar
dari   total   alokasi   Belanja   Daerah   selama   tahun   2008­2011.   Belanja
Langsung  Pegawai maupun Belanja Barang  dan Jasa memiliki trend yang
meningkat, sebaliknya Belanja Modal memiliki trend yang menurun (Tabel
3.7).
Gambar 3.3.
Persentase Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung 
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 2008­2011
80.00

70.59

70.00
60.00
50.00

51.28
48.72

55.02

53.80

44.98
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Langsung

40.00
29.41

30.00
20.00
10.00
0.00
2008

2009

2010

46.20
2011

Proporsi   Belanja   Daerah   pada   tahun   2011   mengalami
perubahan,   yang   semula   dengan   proporsi   terbesar   adalah   Belanja
Tidak Langsung menjadi Belanja Langsung. Proporsi Belanja Langsung
yang semula 48,72% pada tahun 2008 dan mengalami penurunan dua
tahun berikutnya sampai terendah sebesar 29,41% pada tahun 2010,
namun untuk pertama kalinya proporsi Belanja Langsung melampaui
proporsi   Belanja   Tidak   Langsung   pada   Tahun   2011,   yaitu   sebesar
53,80% (Gambar 3.3.).
Gambar 3.4.
Persentase Proporsi Belanja Pegawai Terhadap Belanja Tidak Langsung 

Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 2008­2011
100%
90%

11.82 14.01 17.19

0.00

10.75

80%
70%
60%
50%
40%

100.00

88.18

85.99

82.81

2008

2009

2010

89.25

30%

Belanja Tidak
Langsung (LainLain)
Belanja Tidak
Langsung (Pegawai)

20%
10%
0%
2011

Rerata

Proporasi   alokasi   Belanja   Pegawai   Tidak   Langsung   untuk   Belanja
Pegawai memiliki proporsi yang sangat besar dengan trend yang meningkat
dari   tahun   2008­2011.   Rerata   alokasi   Belanja   Tidak   Langsung   untuk
Belanja   Pegawai   sebesar   89,25%.   Pada   tahun   2010   alokasi   Belanja   Tidak
Langsung untuk Belanja Pegawai mencapai 100% (Gambar 3.4).

Gambar  3.5.
Persentase Proporsi Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa,
Belanja Pegawai Terhadap Belanja Langsung 
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 2008­2011
100%
90%

28.70

80%
70%

58.87

47.40 47.04

53.21

60%
50%
57.55

40%
30%
20%
10%
0%

42.05 42.07

31.03 37.63

10.10

9.16

2008

2009

Belanja Modal
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Pegawai

13.75 10.55 10.89
2010

2011

Rerata

Proporasi   alokasi   pada   Belanja   Langsung   selang   tahun   2008­
2011 didominasi oleh Belanja Modal dengan rerata 47,04% sementara
Belanja Barang dan Jasa sebesar 42,07% (Gambar 3.5).
Berbagai   permasalahan   yang   dihadapi   dalam   pengelolaan
belanja daerah antara lain adalah:
(1). Belum   adanya   konsistensi   peraturan   perundang­undangan
yang   mengatur   tentang   struktur   keuangan   daerah.   Selain
itu,   peraturan   perundang­undangan   tentang   pengelolaan
keuangan   daerah   terus   mengalami   perubahan   yang
menyebabkan   keterlambatan   dalam   proses   penyusunan
anggaran,   mengganggu   kelancaran   dalam   pelaksanaan
anggaran   dan   menghambat   kecepatan   dalam   pelaporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;
(2). Adanya   perubahan   peraturan   perundangan   yang   sangat
cepat tanpa diikuti oleh sosialisasi juga telah menyebabkan
keterlambatan   penyesuaian   terhadap   peraturan   yang   baru
dan   berdampak   terhadap   kurang   optimalnya   penyerapan
belanja daerah; 
(3). Terbatasnya   pemahaman   aparatur   terhadap   teknis
penyusunan   anggaran   dan   teknis   pengalokasian   dana

terutama   dalam   penentuan   prioritas   belanja   dengan
mengacu pada prinsip anggaran berbasis kinerja;
(4). Belum   adanya   standar   pelayanan   minimal   sebagai   acuan
dalam mengalokasikan anggaran belanja daerah;
(5). Belum adanya standar analisis belanja sebagai acuan yang
digunakan untuk mengukur tingkat kewajaran belanja dan
beban kerja;
(6). Belum   semua   Satuan   Kerja   Perangkat   Daerah   (SKPD)   baik
Dinas,   Kantor,   Badan   maupun   Bagian   menggunakan
anggaran   berbasis   kinerja   sebagai   dasar   penyusunan
anggaran.   Kondisi   ini   menyebabkan   kesulitan   dalam
menetapkan   indikator   kinerja   program   dan   kegiatan   setiap
SKPD   dan   ketidaktepatan   dalam   mengalokasikan   belanja
daerah   untuk   mewujudkan   tujuan   dan   sasaran
pembangunan.

Tabel 3.8.
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Minahasa Selatan
2008­2011

N
o
A
1

2

3

4
B
1
2

3

4

5

6

Uraian
Belanja
Tidak
Langsung
Belanja Gaji
dan
Tunjangan
Belanja
Tambahan
Penghasilan
**)
Belanja
Penerimaan
Anggota
dan
Pimpinan
DPRD serta
Operasional
KDH/WKDH
Belanja
pemunguta
n Pajak
Daerah**)
Belanja
Langsung
Belanja
Honorarium
PNS**)
Belanja
Uang
Lembur**)
Belanja
Beasiswa
Pendidikan
PNS
Belanja
Kursus,
Pelatihan,
Sosialisasi
dan
Bimbingan
Teknis
PNS**)
Belanja
premi
asuransi
kesehatan
Belanja
makanan
dan
minuman
pegawai***
)
Belanja
pakaian

2008

2009

2010

2011

174.911.858. 212.110.263. 267.522.245. 305.771.195.
529
069
856
238
154.240.803. 182.399.677. 221.546.348. 305.771.195.
114
469
556
238
18.595.533.2 15.891.127.3 15.326.634.8 18.774.122.6
00
50
67
64

4.870.651.56 5.932.318.13
9
1

5.736.367. 6.432.937.60
617
0

39.485.692.5 48.687.942.6 67.673.952.4 17.304.480.7
97
28
48
28
184.094.337. 215.258.163. 126.758.091. 142.927.758.
030
100
500
000
Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

Na

*)  Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
**)  Diisi sesuai dengan ketersediaan data. 
***) Dapat ditetapkan menjadi prioritas untuk dilakukan efisiensi

Tabel 3.9.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

No
.

Uraian

Tahun
1.

anggaran
2008
Tahun

2.

anggaran
2009
Tahun

3.

anggaran
2010
Tahun

4.

anggaran

Total Belanja
Untuk
Pemenuhan
Kebutuhan
Aparatur
(Rp)

Total
Pengeluaran
(Belanja +
Pembiayaan
Pengeluaran)
(Rp)

Prosentas
e

(a)

(b)

(a) / (b) x
100%

172.836.336.31 359.006.195.55
4

9

198.290.804.81 423.914.627.54
9

4

236.872.983.42 418.076.938.28
3

9

324.545.317.90 494.158.673.52
2

9

48,14

46,78

56,66

65,68

2011
Sumber : Diolah dari Buku Laporan Keuangan Daerah Tahun 2008­
2010
Selama   periode  tahun  2008­2011,   rata­rata   belanja   untuk  memenuhi
kebutuhan   aparatur   adalah   54,31%.   Hal   ini   menunjukkan   bahwa   alokasi
belanja   untuk   memenuhi   kebutuhan   aparatur   relatif   besar   persentasenya
apabila dibandingkan dengan belanja untuk masyarakat yang hanya 45,69%
(belanja   publik).   Jumlah   PNS   yang   relative   besar   dan   masih   banyaknya

tenaga honorer yang dibiayai oleh APBD menyebabkan pengeluaran belanja
aparatur menjadi besar disamping operasional SKPD itu sendiri. 
Proporsi Total Belanja Daerah untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
terhadap total pengeluaran (Total Belanja + Total Pembiayaan Pengeluaran)
dari tahun 2008­2011 memiliki trend yang meningkat. Tahun 2008 dengan
proporsi sebesar 48,14% meningkat menjadi 65% pada tahun 2011. Kondisi
ini   mencerminkan   alokasi   belanja   untuk   pemenuhan   kebutuhan   aparatur
melebihi porsi alokasi belanja publik atau belanja yang diperuntukan untuk
pelayanan kepada masyarakat (Tabel 3.9).
3.1.2. Neraca Daerah
Menurut  Peraturan  Pemerintah   Nomor   11  tahun  2001,  Neraca
Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi
pemerintah   secara   bertahap   sesuai   dengan   kondisi   masing­masing
pemerintah.   Neraca   Daerah   memberikan   informasi   mengenai   posisi
keuangan   berupa   aset,   kewajiban   (utang),   dan   ekuitas   dana   pada
tanggal   neraca   tersebut   dikeluarkan.   Aset,   kewajiban,   dan   ekuitas
dana   merupakan   rekening   utama   yang   masih   dapat   dirinci   lagi
menjadi sub rekening sampai level rincian obyek. 
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
2005   tentang   Standar   Akuntasi   Pemerintah,   Neraca   Daerah
merupakan   salah   satu   laporan   keuangan   yang   harus   dibuat   oleh
Pemerintah   Daerah.   Laporan   ini   sangat   penting   bagi   manajemen
pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban
peraturan   perundang­undangan   yang   berlaku   saja,   tetapi   juga
sebagai   dasar   untuk   pengambilan   keputusan   yang   terarah   dalam
rangka pengelolaan sumber­sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh
daerah secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Daerah Pemerintah
Daerah   Kabupaten   Minahasa   Selatan   selama   kurun   waktu   2006­
2009   seperti   terlihat   pada   Tabel   3.10  dan   dapat   dijelaskan   secara
rinci, sebagai berikut:
Tabel 3.10.
Perkembangan Neraca Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Selatan
2006­2009
No

Uraian

2006

2007

2008

2009

Rerata

Pertum
buhan
1.

ASET

1.
1.
1.1
.1.
1.1
.2.
1.1
.3.
1.
2.
1.2
.1.

ASET
LANCAR

1.2
.2.
1.2
.3.
1.2
.4.
1.2
.5.
1.2
.6.
1.2
.7.
1.
3.
1.3
.1.

1.3
.2.

1.3
.3.

1.3
.4.


Kas
Piutang
Persedia
an
ASET
TETAP
Tanah
Peralata
n dan
Mesin
Gedung
dan
Banguna
n
Jalan,
Irigasi,
dan
Jaringan
Aset
Tetap
Lainnya
Konstruk
si Dalam
Pengerja
an
Akumula
si
Penyusut
an
ASET
LAINNY
A
Tagihan
Penjuala
n
Angsura
n
Tagihan
Tuntutan
Ganti
Kerugian
Daerah
Kemitraa
n
Dengan
Pihak
Kedua/
Penyerta
an Modal
Pada
Bank
Sulut
Aset Tak
Berwuju
d
JUMLAH
ASET

182.898.
359.721
7.124.30
3.249
7.124.303.
249

278.092.
144.433
4.147.57
9.990
4.147.579.
990

273.434.
564.443
44.830.70
2.214

386.952.
178.293
4.492.96
7.719
314.336.2
97
2.575.634.
260
1.602.997.
162
381.949.
210.574
46.035.82
1.261

516.864.
869.925
6.012.21
0.863
3.183.970.
314
1.844.667.
863
983.572.6
86
509.842.
659.062
46.235.21
7.061

-

-

-

-

175.774.
056.472
37.764.73
3.314
6.903.300.
000

14.021.41
2.150

49.997.12
2.158

71.672.32
8.819

17.591.65
7.000

138.619.7
16.340

165.958.7
83.995

199.088.8
11.207

104.723.4
19.000

54.065.53
1.985

111.158.3
78.270

179.675.0
24.699

39,62

8.790.947.
158

21.897.20
1.754

8.799.104.
890

9.917.422.
391

33,99

-

-

-

-

-

-

-

-

3.253.854.
885

-

510.000.
000

510.000.
000

1.010.00
0.000

98,04

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

510.000.0
00

510.000.0
00

510.000.0
00

-

-

-

-

182.898.
359.721

278.092.
144.433

386.952.
178.293

516.864.
869.925

-

0,12
259,57
(9,46)
(12,88)
42,91
7,28
134,35

98,04

41,59

2.
2.
1.

2.1
.1

2.1
.2.
2.1
.3.
2.1
.4.
2.1
.5
3.
3.
1.
3.1
.2.
3.1
.3.
3.1
.4.
3.1
.5.
3.
2.

3.2
.1.

3.2
.2.

3.2
.3.

3.2
.4.


KEWAJI
BAN
KEWAJI
BAN
JANGKA
PENDEK
Utang
Perhitun
gan
Pihak
Ketiga
Uang
Muka
Dari Kas
Daerah
Pendapa
tan
Diterima
Dimuka
Utang
Jangka
Hutang
Jangka
Panjang
EKUITA
S DANA
EKUITA
S DANA
LANCAR
SILPA
Cadanga
n
Piutang
Cadanga
n
Persedia
an
Utang
Jangka
Pendek
EKUITA
S DANA
INVEST
ASI
Diinvest
asikan
Dalam
Aset
Tetap
Diivestas
ikan
Dalam
Aset
Lainnya
Diinvest
asikan
Dalam
Investasi
jangka
Panjang
Utang
Jangka
Panjang
JUMLAH
KEWAJI

0

0

67.417.3
01.319

55.247.8
19.424

(18,05)

0

0

67.417.3
01.319

55.247.8
19.424

(18,05)

-

-

10.533.83
7.068

10.884.64
4.717

1,11

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

56.883.46
4.251

(38,36)

-

-

-

35.063.17
4.707
9.300.000.
000

182.898.
359.721

278.602.
144.433
4.147.57
9.990

7.124.303.
249

4.147.579.
990

461.617.
050.501
39.935.6
08.561
7.700.674.
403

(565,15
)

7.124.30
3.249

319.534.
876.974
62.924.3
33.596
10.219.50
0.767

-

-

2.575.634.
260

1.844.667.
863

(28,38)

-

-

1.602.997.
162

983.572.6
86

(38,64)

-

-

56.883.46
4.251

35.063.17
4.707

(38,36)

175.774.
056.472

274.454.
564.443

382.459.
210.570

501.552.
659.062

42,20

175.774.0
56.472

273.944.5
64.443

381.949.2
10.570

509.842.6
59.062

42,91

-

510.000.0
00

-

-

-

-

510.000.0
00

1.010.000.
000

-

-

-

182.898.
359.721

278.602.
144.433

386.952.
178.293

9.300.000.
000
516.864.
869.925

-

(565,15
)
(137,61)

-

98,04

37,14

BAN
Dan
EKUITA
S DANA

Ekuitas Dana yang   meliputi Dana Lancar, Dana Investasi, dan
Dana   Cadangan,   merupakan   selisih   antara   aset   dengan   kewajiban
pemerintah daerah. Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Minahasa
Selatan selama kurun waktu 3 tahun mengalami peningkatan rata­
rata sebesar 37,14%. yang merupakan akumulasi dari ekuitas dana
lancar dan ekuitas dana yang investasikan.
Selanjutnya,   tingkat  kualitas  pengelolaan   keuangan   daerah
dapat diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara
kelompok/elemen   laporan   keuangan   yang   satu   dengan   kelompok
yang   lain.   Beberapa   rasio   yang   dapat   diterapkan   di   sektor   publik
adalah   rasio   likuiditas,   rasio   solvabilitas   dan   rasio   utang.   Rasio
likuiditas terdiri rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio) dan
rasio cepat (quick ratio). Sedangkan rasio lancar (current ratio) adalah
rasio   standar   untuk   menilai   kesehatan   organisasi.   Rasio   ini
menunjukkan apakah pemerintah daerah memiliki aset yang cukup
untuk   melunasi   kewajiban   yang   jatuh   tempo.   Kualitas   pengelolaan
keuangan   daerah   dikategorikan   baik   apabila   nilai   rasio   lebih   dari
satu (Tabel 3.11). 

Tabel 3.11.
Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan 
Tahun 2007­2009
(%­Hari)
N
Uraian
2007
2008
2009
O
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
4,147
0,07
13,09
2. Rasio Quick (Quick Ratio)
4,14
4,29
11
Rasio   Total   Hutang   Terhadap
3.
Total Asset
0
0,21
0,12
4. Rasio Hutang Terhadap Modal
0
0,21
0,10
5. Rerata Umur Piutang
1
1
1
6. Rerata Umur Persediaan
1
1
1
    Sumber : Diolah dari Buku Laporan Keuangan Daerah Tahun 2007­2009
3.2.

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

3.3.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi penggunaan anggaran untuk setiap sektor atau Satuan
Kerja Perangka Daerah selama tahun 2008­2009 dialokasikan sesuai
dengan  amanat   Undang­Undang,   khususnya

 untuk

 Urusan

Pendidikan sekurang­kurangnya 20% dari APBD termasuk Gaji dan
tunjangan tenaga pendidik. 
Selama   tahun   2008­2011  proporsi   anggaran   pendidikan
memiliki   kecenderungan   yang   meningkat   dengan   rerata  sebesar
37,89%   dari   Total   Pendapatan   APBD.   Pada   tahun   2008   alokasi
anggaran   pendidikan   sebesar   Rp.   125.330.479.587   atau   sebesar
35,43%   meningkat   menjadi   sebesar   Rp.   209.986.147.930   atau
43,40%.   Kondisi   yang   berbeda   untuk   Urusan   Kesehatan   yang
mengalami penurunan  secara  prosentase   sekalipun  secara   nominal
meningkat   dengan   rerata   alokasi   sebesar   5,82%   dari   Total
Pendapatan APBD selama periode tersebut. Terdapat beberapa SKPD
yang   memiliki   alokasi   anggaran   diatas   10%   dari   Total   Pendapatan
APBD   selain   Dinas   Pendidikan   dan   Olahraga,   yaitu   Dinas
Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset dengan rerata 12,76%
dan Dinas Pekerjaan Umum dengan rerata 12,09% (Tabel 3.12).

Tabel 3.12.
Proporsi Alokasi Belanja Berdasarkan SKPD
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 2008­2011
Uraian
Dinas 
Pendidikan dan 
Olahraga
Dinas Kesehatan
RSUD
Dinas Pekerjaan 
Umum
BAPPEDA
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi   dan
Informatika
Kantor 
Lingkungan 
Hidup/Dinas 
Pengelolaan 
Kebersihan dan 
Pertamanan
Dinas 
Pengelolaan 
Kebersihan dan 
Pertamanan
Dinas
Kependudukan
dan Catatan Sipil
Badan   Keluarga
Berencana,
Pemberdayaan
Perempuan   dan
Perlindungan
Anak
Dinas   Sosial,
tenaga Kerja dan
transmigrasi
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
Pelaksana Harian
Badan Narkotika

Rer
ata

2008

2009

2010

2011

125.330.4
79.587
(35,43%)
20.489.88
9.225
(5,79%)
2.809.895.
700
(0,79%)
60.960.49
0.723
(17,24%)
2.344.202.
790
(0,66%)

128.710.4
62.494
(33,73%)
29.390.01
2.252
(7,70%)
1.455.838.
554
(0,38%)
55.265.71
6.551
(14,48%)
3.212.686.
679
(0,84%)

147.643.4
75.259
(38,98%) 
18.447.32
9.907
(4,87%)
2.508.997.
491
(0,66%)
19.329.66
9.613 
(5,10%)
2.748.560.
575
(0,73%)

209.986.1
47.930
(43,40%)
23.845.17
4.657
(4,93%)
2.811.816.
224
(0,58%)
55.819.86
8.820
(11,54%)
2.861.183.
444
(0,59%)

2.055.158.
007
(0,58%)

2.484.441.
117
(0,65%)

2.464.813.
910
(0,65%)

3.082.914.
371 0,63
(0,64%)

1.203.488.
032
(0,34%)

843.789.3
10
(0,22%)

1.008.741.
779
(0,27%) 

730.687.6
05 0,24
(0,15%)

0
(0,00%)

0
(0,00%)

576.658.0
00
(0,15%)

1.518.010.
563 0,12
(0,31%)

866.460.7
80
(0,24%)

1.313.127.
358
(0,34%)

2.470.595.
058
(0,65%)

1.387.483.
529 0,38
(0,29%)

2.908.819.
336
(0,82%)

2.052.715.
412
(0,54%)

5.149.400.
018
(1,36%)

3.180.438.
375 0,84
(0,66%)

1.726.829.
354
(0,49%)

2.365.285.
528
(0,62%)
126.999.0
00
(0,03%)
391.452.2
60
(0,10%)

   1.969.64
1.503
(0,52%)
      740.87
4.348
(0,20%)
       734.8
30.556
(0,19%)

2.262.100.
731 0,52
(0,47%)
1.064.903.
289 0,11
(0,22%)
981.260.3
65 0,12
(0,20%)

0
(0,00%)
0
(0,00%)

37,8
9
5,82
0,60
12,0
9
0,71

Kantor
Penanaman
Modal
Kantor
Pelayanan
Terpadu   satu
Pintu
Badan   Kesatuan
Bangsa,   Politik
dan
Perlindungan
Masyarakat
Kantor Satuan 
Polisi Pamong 
Praja
Dewan
Perwakilan
Daerah
Kepala Daerah &
Wakil   Kepala
Daerah
Sekretariat
Daerah 
Sekretariat
DPRD
Dinas   Pengelola
Keuangan,
Pendapatan   dan
Aset
Inspektorat 
Daerah
Pemerintah 
Kecamatan
Badan
Kepegawaian dan
Diklat Daerah
Badan
Ketahanan
Pangan
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat   Dan
Pemerintah Desa
Kantor 
Perpustakaan 
dan Arsip Daerah
Kantor   Statistik
Daerah
Dinas

153.725.0
00
(0,04%)

473.928.7
58
(0,12%)

       694.9
35.803
(0,18%)

845.695.1
15 0,13
(0,17%)

0
(0,00%)

0
(0,00%)

       363.6
46.700
(0,10%)

676.658.8
51 0,06
(0,14%)

1.518.631.
556
(0,43%)

2.441.164.
602
(0,64%)     

1.926.006.
281
(0,51%)

1.448.331.
811 0,47
(0,30%)

2.245.347.
700
(0,63%)
4.575.722.
037
(1,29%)
294.929.5
32
(0,08%)
33.497.06
1.643
(9,47%)
12.532.58
5.449
(3,54%)

2.330.094.
594
(0,61%)
5.637.388.
599
(1,48%)
294.929.5
32
(0,08%)
37.421.12
3.941
(9,81%)
15.169.66
7.615
(3,98%)

    1.830.7
73.964
(0,48%)
  5.497.90
2.689
(1,45%)
       238.4
64.928
(0,06%)
 32.186.61
6.298
(8,50%) 
  19.986.9
77.508
(5,28%)

2.165.090.
476
(0,45%)
5.611.021.
776
(1,16%)
290.357.6
52
(0,06%)
36.431.38
0.049
(7,53%)
19.385.67
7.400
(4,01%)

39.485.69
2.597
(11,16%)

48.687.94
2.628
(12,76%)

  67.673.9
52.448
(17,87%)

1.605.568.
270
(0,45%)
8.395.753.
281
(2,37%)
2.170.395.
134
(0,61%)
1.464.234.
300
(0,41%)

2.169.981.
068
(0,57%)
10.349.76
1.938
(2,71%)
2.627.918.
546
(0,69%)
1.808.743.
961
(0,47%)

   1.816.53
9.377
(0,48%) 
  13.711.0
04.584
(3,62%)
 3.929.900
.870
(1,04%) 
   1.757.92
6.143
(0,46%) 

1.936.209.
189
(0,40%)
17.830.54
6.996
(3,69%)
2.756.620.
674
(0,57%)
1.939.434.
050
(0,40%)

8.555.814.
184
(2,42%)

3.214.823.
800
(0,84%)

   2.689.05
5.219
(0,71%) 

9.318.684.
803 1,47
(1,93%)

75.000.00
0
(0,02%)

528.067.2
84
(0,14%)

0
(0,00%)

0
(0,00%)

3.217.558.

3.488.121.

       607.6
33.129
(0,16%) 
 
0
(0,00%) 
    4.358.8

673.654.1
72 0,11
(0,14%)
5.383.645.
534 0,28
(1,11%)
5.042.448. 1,00

0,54
1,35
0,07
8,83
4,20

44.706.99
12,7
4.208
6
(9,24%)
0,48
3,10
0,73
0,44

Perkebunan
Badan
Pelaksanan
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan   dan
Kehutanan
Dinas Kehutanan
Dinas
Pertambangan
dan Energi
Dinas
Kebudayaan   dan
Pariwisata
Dinas   Kelautan
dan Perikanan
Dinas   Koperasi,
UKM,   Pasar,
Perindustrian
dan Perdagangan

948
(0,91%)

666
(0,91%)

74.119
(1,15%) 

684
(1,04%)

3.138.537.
698
(0,89%)

5.668.411.
323
(1,49%)

    3.746.4
70.363
(0,99%) 

5.247.319.
033 1,11
(1,08%)

1.207.473.
950
(0,34%)
850.599.0
48
(0,24%)