06 BAB III up date_ok
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan
terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan
diikuti dengan pemberian sumbersumber penerimaan yang cukup kepada
daerah dengan mengacu pada peraturan perundangundangan (money
follow function). Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya
dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau
kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan
pembangunan daerah yang diwujudkan dalam APBD.
Analisis pengelolaan keuangan daerah penting dilakukan terhadap
APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. Dibutuhkan
pemahaman yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurang
kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya. Menganalisis pengelolaan keuangan
daerah dan kerangka pendanaan seperti pada Kabupaten Minahasa Selatan
terlebih dahulu harus memahami jenis obyek pendapatan, belanja dan
pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masingmasing
APBD.
Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah yaitu
pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan
daerah pada dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu
mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah. Berbagai objek
penerimaan daerah dianalisis untuk memahami perilaku atau karakteristik
penerimaan selama ini.
Selanjutnya, dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi pendapatan
daerah. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kapasitas
pendapatan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan, untuk
penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah.
Analisis dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah, antara lain:
III. 1
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
(1) Angka ratarata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu;
(2) Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi,
inflasi dan lainlain);
(3) Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah;
(4) Kebijakan dibidang keuangan negara.
3.1.
Kinerja Keuangan Masa Lalu
Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Minahasa Selatan
tahun 20052010 diselenggarakan sesuai dengan Undangundang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undangndang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 yang kemudian diubah dan dilengkapi dengan ketentuan
baru yang diatur dalam Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah
nomor 9 tahun 2006 yang mengatur tentang Pokokpokok Pengelolaan
Keuangan Daerah, Peraturan Bupati nomor 8 tahun 2009 tentang
Sistem Prosudur Pengelolaan keuangan daerah dan Peraturan Bupati
Nomor 4 tahun 2009 tentang kebijakan Akutansi.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
A. Pendapatan
Sumber Pendapatan Daerah yang dikelola oleh Pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan meliputi Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Perimbangan, dan LainLain Pendapatan Daerah
yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah/hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lainlain PAD
yang sah. Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Pajak
(DBHP), Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (DBHBP), lainlain PAD
yang sah yang meliputi Bagi Hasil Pajak Pemerintah Provinsi,
Dana Penyesuaian dan Lainlain yang sah.
III. 2
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Kebijakan pengelolaan Pendapatan Daerah yang dilakukan
pada kurun waktu 20052010 diarahkan pada intensifikasi dan
ekstensifikasi pengelolaan Pendapatan Daerah terutama sumber
penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk pajak
daerah dan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah,
serta penerimaan lainlain PAD yang sah. Kebijakan pengelolaan
Pendapatan Daerah juga dilakukan dengan mengoptimalkan
Dana Perimbangan termasuk dana alokasi khusus dan dana bagi
hasil.
Struktur Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten
Minahasa Selatan menunjukkan bahwa sumbangan PAD
terhadap Pendapatan Daerah ratarata sebesar 1,30 persen
pertahun selama periode 20082010, sementara sumbangan
Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah ratarata
sebesar 87,13 persen pertahun dan sumbangan lainlain
pendapatan ratarata sebesar 11,57 persen pertahun. Struktur
pendapatan tersebut menunjukkan ketergantungan yang sangat
tinggi terhadap Dana Perimbangan sebagai sumber utama
Pendapatan Daerah. Dengan demikian, tantangan dalam lima
tahun mendatang adalah perlunya optimalisasi PAD sebagai
sumber utama Pendapatan Daerah dengan memperhatikan
keberlanjutan fiskal dan prinsip pembangunan berkelanjutan.
III. 3
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Tabel 3.1.
Rerata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2008 s/d Tahun 2011
Kabupaten Minahasa Selatan
No
Uraian
2009
2010
2011
355.172.951
.955
425.904.804
.490
19,91
6.598.234.7
17
56,76
2.478.847.2
72
12,33
2.145.302.0
36
35,29
0
415.426.217
.730
-2,460
5.594.269.2
78
-15,22
2.174.947.2
22
-12,26
1.352.240.1
36
-36,97
113.693.947
515.891.352
.257
24,18
9.407.280.0
04
68,16
4.125.988.7
79
89,71
1.407.335.8
20
4,07
308.178.078
0
0
171,06
1.974.085.4
09
373,86
352.957.038
.922
11,46
16.357.674.
922
3,63
279.551.364
.000
18,46
57.048.000.
000
-12,12
66.349.530.
851
3.565.777.3
27
82,54
392.648.972
.741
11,13
16.347.166.
438
-11,24
330.854.571
.000
14,11
43.222.400.
000
-3,83
113.835.099
.512
0
0
1.953.387.9
73
-1,05
353.308.988
.314
0,10
18.416.537.
314
12,59
289.948.951
.000
3,72
44.943.500.
000
-21,22
56.522.960.
138
14,8103092
6
333.335.000
0
0
0
0
0
7.778.732.8
51
0
8.220.555.9
64
0
11.431.592.
952
81,54
5,68
39,06
58.570.798.
000
47.969.069.
174
102.403.506
.560
0
-18,10
113,48
0
0
0
-
-
-
1
PENDAPATAN
1.1
.
Pendapatan
Asli Daerah
1.1
.1
Pajak daerah
2.206.747.4
65
1.1
.2
Retribusi daerah
1.585.707.5
09
1.1
.3
Hasil
pengelolaan
keuangan daerah
yang dipisahkan
1.1
.4
Lain-lain PAD
yang sah
1.2
.
Dana
Perimbangan
1.2
.1
Dana bagi hasil
pajak /bagi hasil
bukan pajak
1.2
.2
Dana alokasi
umum
1.2
.3
Dana alokasi
khusus
1.3
.
Lain-Lain
Pendapatan
Daerah yang
Sah
1.3
.1
Hibah
1.3
.2
Dana darurat
1.3
.3
1.3
.4
1.3
.5
Dana bagi hasil
pajak dari
provinsi dan
Pemerintah
Daerah lainnya
***)
Dana
penyesuaian dan
otonomi
khusus****)
Bantuan
keuangan dari
provinsi atau
Pemerintah
Daerah lainnya
Rerata
Pertumb
uhan (%)
2008
4.209.053.9
38
0
416.598.964
316.679.036
.457
15.784.036.
457
235.981.000
.000
64.914.000.
000
34.284.861.
560
93,5242781
6
0
30.000.000.
000
4.284.861.5
60
13,88
36,57
29,93
0,80
85,53
151,78
7,56
1,66
12,10
-12,39
60,04
101,39621
0
0
-
42,09
0
0
47,69
-
Rerata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Minahasa Selatan
selama tahun 20082011 sebesar 13,88%. LainLain Pendapatan Daerah
Yang Sah memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
III. 4
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Pendapatan Daerah sebesar 60,04%, diikuti Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sebesar 36,57%, dan terakhir Dana Perimbangan sebesar 7,56%.
Kontribusi terbesar pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah berasal dari
LainLain PAD Yang Sah sebesar 151,78% disusul Hasil Pengelolaan
Keuangan Daerah Yang Dipisahkan dengan rerata pertumbuhan sebesar
85,53%. Rerata pertumbuhan Rerata Pajak Daerah cukup baik sebesar
29,93% sebaliknya Retribusi Daerah hanya menyubang 0,80%.
Kontribusi terbesar pertumbuhan Dana Perimbangan berasal dari
Dana Alokasi Umum sebesar 12,10% sebaliknya Dana Alokasi Khusus
mengalami perurunan dengan rerata sebesar 12,39%. Sementara kontribusi
terbesar LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah berasal dari Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 47,69% dan Dana Bagi Hasil
Pajak Dari Provinsi dan Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya sebesar
42,09% (Tabel 3.1).
Gambar 3.1.
Kontribusi SumberSumber Pendapatan Berdasarkan Struktur
Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah
Tahun 2008 – 2011
(Dalam Persentase)
15.83
1.51
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah
82.67
Berdasarkan persentase dari total pendapatan daerah dari tahun 2008
sampai 2011, proporsi terbesar berasal dari Dana Perimbangan, yaitu
sebesar 82,67%, diikuti LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar
15,83. Pendapatan Asli Daerah memberikan kontribusi terkecil, yaitu hanya
sebesar 1,51% (Gambar 3.1).
III. 5
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Gambar 3.2.
Perkembangan Realisasi Pendapatan Berdasarkan Struktur Pendapatan
Kebupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
450,000,000,000
353,898,509
,109
400,000,000,000
350,000,000,000
Pendapatan Asli
Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
300,000,000,000
250,000,000,000
200,000,000,000
150,000,000,000
67,748,113,
015
100,000,000,000
50,000,000,000
6,452,209,484
0
2008
2009
2010
2011
Rerata
Realisasi rerata pendapatan berdasarkan struktur pendapatan
terbesar disumbangkan dari Dana Perimbangan sebesar Rp.
353.898.509.109 diikuti LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah
sebesar Rp. 67.748.113.015 dan Pendapatan Asi Daerah sebesar Rp.
6.452.209.484 (Gambar 3.1).
III. 6
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Tabel 3.2.
Perkembangan Realisasi Struktur Pendapatan Daerah
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 20082011
III. 7
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
2008
No
Uraian
1
PENDAPATA
N
1.1.
Pendapatan
Asli Daerah
1.1.1
Pajak daerah
1.1.2
Retribusi
daerah
1.1.3
1.1.4
1.2.
1.2.1
Hasil
pengelolaan
keuangan
daerah yang
dipisahkan
Lainlain
PAD yang
sah
Dana
Perimbanga
n
Dana bagi
hasil
pajak /bagi
hasil bukan
pajak
APBD
Perubahan
2009
APBD
Realisasi
APBD
Perubahan
2010
APBD
Realisasi
APBD
Anggaran
2011
APBD
Realisasi
APBD
Anggaran
APBD
Realisasi
369.891.401. 355.172.951.
238
955
96,02
8.220.726.00 4.209.053.93
0
8
51,20
2.143.460.00 2.206.747.46
0
5
102,95
1.906.936.00 1.585.707.50
0
9
83,15
0
0
434.134.596. 425.904.804.
344
490
98,10
9.409.193.30 6.598.234.71
0
7
70,13
2.366.637.50 2.478.847.27
0
2
104,74
2.322.835.60 2.145.302.03
0
6
92,36
250.000.000
0
369.019.686. 415.426.217.
300
730
112,58
7.596.512.50 5.594.269.27
0
8
73,64
2.281.437.50 2.174.947.22
0
2
95,33
2.065.075.00 1.352.240.13
0
6
65,48
250.000.000 113.693.947
408.616.671. 515.891.352.
300
257
126,25
8.073.237.50 9.407.280.00
0
4
116,52
2.401.437.50 4.125.988.77
0
9
171,81
2.421.800.00 1.407.335.82
0
0
58,11
250.000.000 308.178.078
45,48
123,27
4.170.330.00
416.598.964
0
9,99
323.984.634. 316.679.036.
238
457
97,75
23.089.976.2 15.784.036.4
38
57
4.469.720.20 1.974.085.40
0
9
44,17
358.345.839. 352.957.038.
044
922
98,50
21.746.475.0 16.357.674.9
44
22
3.000.000.00 1.953.387.97
0
3
65,11
353.638.928. 353.308.988.
800
314
99,91
18.746.477.8 18.416.537.3
00
14
3.000.000.00 3.565.777.32
0
7
118,86
392.759.188. 392.648.972.
800
741
99,97
18.459.514.8 16.347.166.4
00
38
68,36
75,22
98,24
88,56
Rerata
Capaian
Target
dan
Realisasi
(%)
108,24
77,87
118,71
74,78
42,19
59,53
99,03
82,59
No
Uraian
1.2.2
Dana alokasi
umum
1.2.3
Dana alokasi
khusus
1.3.
LainLain
Pendapatan
Daerah yang
Sah
1.3.1
Hibah
1.3.2
Dana
darurat
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Dana bagi
hasil pajak
dari provinsi
dan
Pemerintah
Daerah
lainnya ***)
Dana
penyesuaian
dan otonomi
khusus****)
Bantuan
keuangan
dari provinsi
atau
Pemerintah
Daerah
2008
2009
2010
2011
APBD
APBD
Perubahan
Realisasi
235.980.658. 235.981.000.
000
000
100,00
64.914.000.0 64.914.000.0
00
00
100,00
37.686.041.0 34.284.861.5
00
60
APBD
APBD
Perubahan
Realisasi
279.551.364. 279.551.364.
000
000
100,00
57.048.000.0 57.048.000.0
00
00
100,00
66.379.564.0 66.349.530.8
00
51
APBD
APBD
Anggaran
Realisasi
289.948.951. 289.948.951.
000
000
100,00
44.943.500.0 44.943.500.0
00
00
100,00
7.784.245.00 56.522.960.1
0
38
APBD
APBD
Anggaran
Realisasi
331.072.211. 330.854.571.
000
000
99,93
42.940.500.0 43.222.400.0
00
00
100,66
7.784.245.00 113.835.099.
0
512
90,97
99,95
726,12
1462,38
0
0
0
0
0
333.335.000
0
0
30.000.000.0 30.000.000.0
00
00
100,00
7.686.041.00 4.284.861.56
0
0
0,00
7.686.041.00 7.778.732.85
0
1
0,00
7.784.245.00 8.220.555.96
0
4
0,00
7.784.245.00 11.431.592.9
0
52
55,75
101,21
105,61
146,86
0
0
0
58.693.523.0
00
0,00
0
58.570.798.0
00
0
0
99,79
0
0,00
0
0
47.969.069.1
74
0
0
0,00
0
0,00
0
0
102.403.506.
560
0
0
0,00
99,98
100,16
594,86
25,00
102,35
0,00
0
0,00
0
Rerata
Capaian
Target
dan
24,95
2008
No
Uraian
lainnya
APBD
Perubahan
2009
APBD
Realisasi
APBD
Perubahan
2010
APBD
Realisasi
APBD
Anggaran
2011
APBD
Realisasi
APBD
Anggaran
APBD
Realisasi
Rerata
Capaian
Target
dan
Secara total rerata realisasi Pendapatan Daerah selama periode 2008
2011 sebesar 108,24 dari rencana Pendapatan Daerah yang ditetapkan
dalam PERDA. Realisasi Pendapatan Daerah selama 20082011 mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2010
dan 2011 melebihi target penerimaan, masingmasing sebesar 112,58% dan
126,25%.
Pencapaian realisasi tertinggi terjadi pada LainLain Pendapatan
Daerah Yang Sah dengan rerata realisasi sebesar 594,58%. Rerata realisasi
Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah masingmasing sebesar
99,03 dan 77,87%.
Rerata realisasi Pajak Daerah tertinggi dari Pendapatan Asli Daerah
sebesar 118,71%, dan Dana Alokasi Khusus tertinggi dari Dana
Perimbangan sebesar 100,16% serta Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 102,35% (Tabel 3.2).
Tabel 3.3.
Realisasi Struktur Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 20082011
Tah
un
200
8
200
9
201
0
201
1
Pajak Daerah
(Rp)
2.206.747
.465
2.478.847
.272
2.174.947
.222
4.125.988
.779
%
52,
43
37,
57
38,
88
43,
86
Retribusi
Daerah
(Rp)
1.585.707
.509
2.145.302
.036
1.352.240
.136
1.407.335
.820
%
37,
67
32,
51
24,
17
14,
96
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
Yang
Dipisahkan
(Rp)
%
0
0,
00
0
0,
00
113.693 2,
.947
03
308.178 3,
.078
28
Lain-Lain PAD
Yang Sah
(Rp)
416.598.9
64
1.974.085
.409
1.953.387
.973
3.565.777
.327
%
9,9
0
29,
92
34,
92
37,
90
Total
(Rp)
4.209.053
.938
6.598.234
.717
5.594.269
.278
9.407.280
.004
Sumber: DPKPAD Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2010
Berdasarkan realisasi struktur Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah memiliki proporsi terbesar selang tahun 20082011
sekalipun mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sementara LainLain
PAD Yang Sah semula pada tahun 2008 proporsi realisasinya hanya 9,90%
meningkat menjadi 37,90% pada tahun 2011 (Tabel 3.3).
Struktur PAD tersebut menunjukkan bahwa pajak daerah, retirbusi
daerah dan lainlain PAD yang sah menjadi sumber utama pendapatan asli
daerah. Hal ini sejalan dengan berkembangnya transakasi ekonomi yang dapat
menumbuhkan potensi penerimaan pajak, retribusi dan lainlain PAD yang
sah. Oleh sebab itu, dalam lima tahun mendatang tantangan yang harus
diatasi antara lain adalah perlunya percepatan pembangunan ekonomi untuk
menumbuhkan potensi pajak, intensfikasi pendataan dan penataan pajak
daerah, pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan pelayanan
perpajakan, sosialiasi dan penyuluhan pajak untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam membayar pajak. Selain itu, tantangan yang perlu dihadapi
adalah meningkatkan pelayanan publik, mengoptimalkan pengelolaan
kekayaan dan asset daerah, dan memberikan kemudahan perijinan usaha.
Langkah lain yang perlu dilakukan adalah penguatan koordinasi antar
dinas/instansi pemungut retribus daerah. Berbagai langkah tersebut secara
bertahap diharapkan akan meningkatkan PAD Kabupaten Minahasa Selatan.
Tabel 3.4.
Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
Tah
un
20
08
20
09
20
10
20
11
Dana Bagi
Hasil
Pajak/Bagi
Hasil Bukan
Pajak
(Rp)
%
15.784.03 4,
6.457
9
8
16.357.67 4,
4.922
6
3
18.416.53 5,
7.314
2
1
16.347.16 4,
6.438
1
6
Dana Alokasi
Umum
(Rp)
235.981.0
00.000
279.551.3
64.000
289.948.9
51.000
330.854.5
71.000
%
74
,5
2
79
,2
0
82
,0
7
84
,2
6
Dana Alokasi
Khusus
(Rp)
64.914.00
0.000
57.048.00
0.000
44.943.50
0.000
43.222.40
0.000
%
20
,5
0
16
,1
6
12
,7
2
11
,0
1
Total
(Rp)
316.679.0
36.457
352.957.0
38.922
353.308.9
88.314
392.648.9
72.741
Sumber: DPKPAD Kab. Minahasa Selatan 2010
Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Minahasa Selatan
juga berasal dari dari Dana Perimbangan. Dari segi pertumbuhan
realisasi selama periode 20082010, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus memberikan kontribusi terbesar dari total
Dana Perimbangan. Dana Alokasi Umum memiliki trend
meningkat dari Rp. 235.981.000.000 pada tahun 2008 menjadi
Rp. 330.854.571.000 pada tahun 2011 sebaliknya Dana Alokasi
Khusus memiliki trend menurun dari Rp. 64.914.000.000 pada
tahun 2008 menjadi Rp. 43.222.400.000 pada tahun 2011 (Tabel
3.4).
Tabel 3.5.
Realisasi LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah
Tahun 20082011
Tahu
n
Hibah
(Rp)
2008
0
2009
0
2010
333.335.
000
2011
0
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil
Pajak Dari
Provinsi dan
Pemerintah
Daerah Lainnya
***)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
0,
00
0,
00
0,
59
0,
00
30.000.00
0.000
87,
50
0,0
0
0,0
0
0,0
0
4.284.861.
560
7.778.732.
851
8.220.555.
964
11.431.59
2.952
12,
50
11,
72
14,
54
10,
04
0
0
0
Dana
Penyesuaian
dan Otonomi
Khusus****)
(Rp)
0
58.570.798.
000
47.969.069.
174
102.403.50
6.560
%
0,0
0
88,
28
84,
87
89,
96
Bantua
n
Keuang
an Dari
Provins
i atau
Pemeri
ntah
Daerah
Lainny
a
(R
%
p)
0,
0
00
0,
0
00
0,
0
00
0,
0
00
Total
(Rp)
34.284.861.
560
66.349.530.
851
56.522.960.
138
113.835.09
9.512
Sumber: DPKPAD Kab. Minahasa Selatan 2010
Dana Penyesuaian memiliki proporsi realisasi terbesar dari
total Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah selama tahun 2009
2011 dengan trend yang meningkat, yaitu Rp. 58.570.798.00 atau
88,28% pada tahun 2008 menjadi RP. 102.403.506.560 atau
89,96% pada tahun 2011. Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
secara konsisten setiap tahun selama tahun 20082011 juga
memberikan sumbangan terhadap total LainLain Pendapatan
Daerah Yang Sah sekalipun dengan kecenderungan menurun,
yaitu Rp. 4.284.861.560 atau 12% pada tahun 2008 menjadi Rp.
11.431.592.952 atau 10,04% (Tabel 3.5).
B. Pengelolaan Belanja dan Pegeluaran Pembiayaan Daerah
Analisis belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan
daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari
kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan
sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan
pengeluaran pembiayaan dimasa datang dalam rangka
peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari
pelaksaaan program pembangunan untuk mewujudkan visi, misi,
tujuan dan sasaran pembangunan. Kebijakan pengelolaan
belanja daerah secara bertahap didasarkan pada anggaran
berbasis kinerja dengan orientasi pada pencapaian hasil, dan
prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 beserta revisinya dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur belanja daerah
tahun dibedakan menjadi belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja tidak langsung diarahkan untuk pemenuhan
kebutuhan belanja pegawai, belanja bantuan sosial, belanja
bantuan keuangan kepada desa, serta belanja tidak terduga.
Sedangkan belanja langsung diarahkan untuk mendukung
terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran Pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 20052010.
Komponen belanja terbagi atas belanja Belanja Tidak
Langsung dan Belanja Langsung.
(1).
Kebijakan belanja tidak langsung diarahkan
untuk:
(a). Meningkatkan efisiensi, efektivitas mutu dan nilai
tambah dalam pelayanan umum dan administrasi
pemerintahan;
(b). Melaksanakan kegiatan tugas pokok dan fungsi SKPD
yang memenuhi kriteria kesesuaian antara masukan dan
daya dukung setiap unit kerja, antara keluaran dan
manfaat yang dirasakan masyarakat, serta antara
dampak dan nilai tambah bagi kemajuan daerah;
(c). Meningkatkan efektivitas organisasi dengan kriteria
kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit
kerja, tidak terjadi tumpang tindih, dan dapat mendorong
keterpaduan tindakan antarunit.
(2).
Kebijakan Belanja Langsung diarahkan untuk:
(a). Mempercepat terwujudnya visi, misi dan tujuan dan
sasaran pembangunan 20052010 terutama peningkatan
mutu sumberdaya manusia melalui penyediaan layanan
pendidikan dan kesehatan, serta mendorong peningkatan
perekonomian masyarakat;
(b). Mendorong
pengembangan
ekonomi lokal melalui
percepatan pembangunan ekonomi berbasis kepulauan,
dan memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat;
(c). Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana
daerah untuk meningkatkan daya saing daerah dan
mendorong pemerataan pembangunan.
Tabel 3.6.
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten
Minahasa Selatan Tahun 20082011
N
o
Uraian
A
Belanja
Tidak
Langsung
1
Belanja
Pegawai
2
Belanja
Bunga
3
Belanja
Subsidi
4
5
6
7
8
B
1
2
3
Belanja
Hibah
Belanja
Bantuan
Sosial
Belanja
Bagi
Hasil
Kepada
Provinsi/K
ab/Kota
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Provinsi/K
ab/Kota
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja
Langsung
Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
dan Jasa
Belanja
Modal
2008
Anggar Realisa
an
si
182.72
174.91
0.583.8 1.858.5
82
29
95,73
156.91
154.24
6.831.3 0.803.1
82
14
98,29
0
0
500.00
500.00
0.000
0.000
100,00
3.300.0 1.000.0
00.000
00.000
30,30
21.053. 19.156.
752.50
942.50
0
0
90,99
2009
Anggar
Realisa
an
si
2010
Anggar
Realisa
an
si
2011
Anggar
Realisa
an
si
219.190.
769.630
242.446.
094.800
267.074.
629.900
212.110.
263.069
96,77
188.035.
803.030
267.522.
245.856
110,34
182.399.
677.469
200.771.
094.800
97,00
305.771.
195.238
114,49
221.546.
348.556
237.574.
629.900
110,35
305.771.
195.238
128,71
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17.580.8
47.300
5.500.00
0.000
2.620.51 2.204.51
9.600
9.600
84,13
0
16.344.4
80.400
0
15.045.0
16.000
-
-
-
13.176.2
50.000
92,05
0
7.000.00
0.000
-
0
-
0
0
0
0
0
0
15.000.0
00.000
0
0
0
11.939.9
66.600
12.411.0
50.000
0
15.218.8
00.000
2.000.00
0.000
0
-
103,95
950.00 14.112.
0.000
915
1,49
191.31
184.09
8.397.2 4.337.0
56
30
96,22
20.236. 18.595.
432.20
533.20
0
0
91,89
57.733. 57.129.
620.72
724.79
8
6
98,95
113.34
108.36
8.344.3 9.079.0
28
34
95,61
250.000. 50.000.0
000
00
20,00
215.258.
163.100
173.390.
145.273
80,55
17.277.8
45.088
15.891.1
27.350
91,97
74.847.4
77.257
65.246.1
01.211
87,17
123.132.
840.755
92.252.9
16.712
74,92
-
-
0
0
0
0
126.758.
091.500
111.434.
910.588
142.927.
758.000
87,91
13.461.3
58.600
15.326.6
34.867
249,13
15.784.0
36.000
113,86
67.941.9
28.100
64.128.7
44.178
31.979.5
31.543
18.774.1
22.664
118,94
70.553.7
11.200
94,39
45.354.8
04.800
356.072.
166.658
74.872.7
86.014
106,12
56.590.0
10.800
70,50969
*)
Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
**)
Diisi sesuai dengan ketersediaan data.
84.389.1
74.651
149,12
Realisasi pencapaian Belanja Tidak Langung dari tahun ke 20082011
meningkat, dan bahkan pada tahun anggaran 2010 mencapai 110,34%,
demikian peningkatan terjadi pada tahun 2011 sebesar 114,49%.
Peningkatan realisasi pencapaian juga terjadi pada Belanja Langsung yang
cukup signifikan, dari tahun 2008 hanya 96,22% meningkat mencapai
249,13% pada tahun anggaran 2011. Secara keseluruhan untuk realisasi
Belanja Langsung, yang terdiri dari Belanja Pegawa, Belanja Barang dan
Jasa, serta Belanja Modal memiliki kecenderungan yang meningkat dari
tahun 20082011, dan khusus pada tahun 2011 mencapai lebih 100%.
Demikian juga dengan Belanja Tak Langsung untuk Belanja Pegawai
memiliki trend yang meningkat, dan pada tahun 2011 peningkatannya
mencapai 128,71% (Tabel 3.6).
Tabel 3.7.
Perkembangan Proporsi Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
N
o
A
1
2
3
4
5
6
7
8
B
Uraian
Belanja
Tidak
Langsun
g
Belanja
Pegawai
Belanja
Bunga
Belanja
Subsidi
Belanja
Hibah
Belanja
Bantuan
Sosial
Belanja
Bagi
Hasil
Kepada
Provinsi/
Kab/Kota
Belanja
Bantuan
Keuanga
n
Kepada
Provinsi/
Kab/Kota
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja
Langsun
g
2008
(Rp)
%
2009
(Rp)
%
2010
(Rp)
%
2011
(Rp)
%
174.911
.858.52
9
48,
72
212.110
.263.06
9
55,
02
267.522
.245.85
6
70,
59
305.771
.195.23
8
63,
20
154.240
.803.11
4
42,
96
182.399
.677.46
9
47,
32
221.546
.348.55
6
58,
46
305.771
.195.23
8
63,
20
500.000
.000
1.000.0
00.000
0,0
0
0,1
4
0,2
8
2.204.5
19.600
0,0
0
0,0
0
0,5
7
17.580.
847.300
0,0
0
0,0
0
4,6
4
19.156.
942.500
5,3
4
15.045.
016.000
3,9
0
13.176.
250.000
3,4
8
0
0,0
0
0
0,0
0
0
0,0
0
0
0,0
0
0
0,0
0
0
0,0
0
12.411.
050.000
3,2
2
15.218.
800.000
4,0
2
0
0,0
0
14.112.
915
0,0
0
50.000.
000
0,0
1
0
0,0
0
0
0,0
0
184.094
.337.03
0
51,
28
173.390
.145.27
3
44,
98
111.434
.910.58
8
29,
41
178.036
.083.32
9
36,
80
0
0
0
0
0
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
1
2
Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
dan Jasa
3
Belanja
Modal
C
Total
Belanja
18.595.
533.200
5,1
8
15.891.
127.350
4,1
2
15.326.
634.867
4,0
4
18.774.
122.664
3,8
8
57.129.
724.796
15,
91
65.246.
101.211
16,
93
64.128.
744.178
16,
92
74.872.
786.014
15,
48
30,
19
92.252.
916.712
23,
93
31.979.
531.543
8,4
4
84.389.
174.651
17,
44
10
0,0
0
385.500
.408.34
2
10
0,0
0
378.957
.156.44
4
10
0,0
0
483.807
.278.56
7
10
0,0
0
108.369
.079.03
4
359.006
.195.55
9
Realisasi APBD 20082011 Kabupaten Minahasa Selatan
Secara keseluruhan alokasi Belanja Langsung Pegawai, Belanja
Barang dan Jasa, serta Belanja Barang Modal memiliki proporsi terbesar
dari total alokasi Belanja Daerah selama tahun 20082011. Belanja
Langsung Pegawai maupun Belanja Barang dan Jasa memiliki trend yang
meningkat, sebaliknya Belanja Modal memiliki trend yang menurun (Tabel
3.7).
Gambar 3.3.
Persentase Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
80.00
70.59
70.00
60.00
50.00
51.28
48.72
55.02
53.80
44.98
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Langsung
40.00
29.41
30.00
20.00
10.00
0.00
2008
2009
2010
46.20
2011
Proporsi Belanja Daerah pada tahun 2011 mengalami
perubahan, yang semula dengan proporsi terbesar adalah Belanja
Tidak Langsung menjadi Belanja Langsung. Proporsi Belanja Langsung
yang semula 48,72% pada tahun 2008 dan mengalami penurunan dua
tahun berikutnya sampai terendah sebesar 29,41% pada tahun 2010,
namun untuk pertama kalinya proporsi Belanja Langsung melampaui
proporsi Belanja Tidak Langsung pada Tahun 2011, yaitu sebesar
53,80% (Gambar 3.3.).
Gambar 3.4.
Persentase Proporsi Belanja Pegawai Terhadap Belanja Tidak Langsung
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
100%
90%
11.82 14.01 17.19
0.00
10.75
80%
70%
60%
50%
40%
100.00
88.18
85.99
82.81
2008
2009
2010
89.25
30%
Belanja Tidak
Langsung (LainLain)
Belanja Tidak
Langsung (Pegawai)
20%
10%
0%
2011
Rerata
Proporasi alokasi Belanja Pegawai Tidak Langsung untuk Belanja
Pegawai memiliki proporsi yang sangat besar dengan trend yang meningkat
dari tahun 20082011. Rerata alokasi Belanja Tidak Langsung untuk
Belanja Pegawai sebesar 89,25%. Pada tahun 2010 alokasi Belanja Tidak
Langsung untuk Belanja Pegawai mencapai 100% (Gambar 3.4).
Gambar 3.5.
Persentase Proporsi Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa,
Belanja Pegawai Terhadap Belanja Langsung
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
100%
90%
28.70
80%
70%
58.87
47.40 47.04
53.21
60%
50%
57.55
40%
30%
20%
10%
0%
42.05 42.07
31.03 37.63
10.10
9.16
2008
2009
Belanja Modal
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Pegawai
13.75 10.55 10.89
2010
2011
Rerata
Proporasi alokasi pada Belanja Langsung selang tahun 2008
2011 didominasi oleh Belanja Modal dengan rerata 47,04% sementara
Belanja Barang dan Jasa sebesar 42,07% (Gambar 3.5).
Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan
belanja daerah antara lain adalah:
(1). Belum adanya konsistensi peraturan perundangundangan
yang mengatur tentang struktur keuangan daerah. Selain
itu, peraturan perundangundangan tentang pengelolaan
keuangan daerah terus mengalami perubahan yang
menyebabkan keterlambatan dalam proses penyusunan
anggaran, mengganggu kelancaran dalam pelaksanaan
anggaran dan menghambat kecepatan dalam pelaporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;
(2). Adanya perubahan peraturan perundangan yang sangat
cepat tanpa diikuti oleh sosialisasi juga telah menyebabkan
keterlambatan penyesuaian terhadap peraturan yang baru
dan berdampak terhadap kurang optimalnya penyerapan
belanja daerah;
(3). Terbatasnya pemahaman aparatur terhadap teknis
penyusunan anggaran dan teknis pengalokasian dana
terutama dalam penentuan prioritas belanja dengan
mengacu pada prinsip anggaran berbasis kinerja;
(4). Belum adanya standar pelayanan minimal sebagai acuan
dalam mengalokasikan anggaran belanja daerah;
(5). Belum adanya standar analisis belanja sebagai acuan yang
digunakan untuk mengukur tingkat kewajaran belanja dan
beban kerja;
(6). Belum semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik
Dinas, Kantor, Badan maupun Bagian menggunakan
anggaran berbasis kinerja sebagai dasar penyusunan
anggaran. Kondisi ini menyebabkan kesulitan dalam
menetapkan indikator kinerja program dan kegiatan setiap
SKPD dan ketidaktepatan dalam mengalokasikan belanja
daerah untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
pembangunan.
Tabel 3.8.
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Minahasa Selatan
20082011
N
o
A
1
2
3
4
B
1
2
3
4
5
6
Uraian
Belanja
Tidak
Langsung
Belanja Gaji
dan
Tunjangan
Belanja
Tambahan
Penghasilan
**)
Belanja
Penerimaan
Anggota
dan
Pimpinan
DPRD serta
Operasional
KDH/WKDH
Belanja
pemunguta
n Pajak
Daerah**)
Belanja
Langsung
Belanja
Honorarium
PNS**)
Belanja
Uang
Lembur**)
Belanja
Beasiswa
Pendidikan
PNS
Belanja
Kursus,
Pelatihan,
Sosialisasi
dan
Bimbingan
Teknis
PNS**)
Belanja
premi
asuransi
kesehatan
Belanja
makanan
dan
minuman
pegawai***
)
Belanja
pakaian
2008
2009
2010
2011
174.911.858. 212.110.263. 267.522.245. 305.771.195.
529
069
856
238
154.240.803. 182.399.677. 221.546.348. 305.771.195.
114
469
556
238
18.595.533.2 15.891.127.3 15.326.634.8 18.774.122.6
00
50
67
64
4.870.651.56 5.932.318.13
9
1
5.736.367. 6.432.937.60
617
0
39.485.692.5 48.687.942.6 67.673.952.4 17.304.480.7
97
28
48
28
184.094.337. 215.258.163. 126.758.091. 142.927.758.
030
100
500
000
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
*) Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
**) Diisi sesuai dengan ketersediaan data.
***) Dapat ditetapkan menjadi prioritas untuk dilakukan efisiensi
Tabel 3.9.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
No
.
Uraian
Tahun
1.
anggaran
2008
Tahun
2.
anggaran
2009
Tahun
3.
anggaran
2010
Tahun
4.
anggaran
Total Belanja
Untuk
Pemenuhan
Kebutuhan
Aparatur
(Rp)
Total
Pengeluaran
(Belanja +
Pembiayaan
Pengeluaran)
(Rp)
Prosentas
e
(a)
(b)
(a) / (b) x
100%
172.836.336.31 359.006.195.55
4
9
198.290.804.81 423.914.627.54
9
4
236.872.983.42 418.076.938.28
3
9
324.545.317.90 494.158.673.52
2
9
48,14
46,78
56,66
65,68
2011
Sumber : Diolah dari Buku Laporan Keuangan Daerah Tahun 2008
2010
Selama periode tahun 20082011, ratarata belanja untuk memenuhi
kebutuhan aparatur adalah 54,31%. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi
belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur relatif besar persentasenya
apabila dibandingkan dengan belanja untuk masyarakat yang hanya 45,69%
(belanja publik). Jumlah PNS yang relative besar dan masih banyaknya
tenaga honorer yang dibiayai oleh APBD menyebabkan pengeluaran belanja
aparatur menjadi besar disamping operasional SKPD itu sendiri.
Proporsi Total Belanja Daerah untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
terhadap total pengeluaran (Total Belanja + Total Pembiayaan Pengeluaran)
dari tahun 20082011 memiliki trend yang meningkat. Tahun 2008 dengan
proporsi sebesar 48,14% meningkat menjadi 65% pada tahun 2011. Kondisi
ini mencerminkan alokasi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
melebihi porsi alokasi belanja publik atau belanja yang diperuntukan untuk
pelayanan kepada masyarakat (Tabel 3.9).
3.1.2. Neraca Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001, Neraca
Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi
pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masingmasing
pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada
tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan ekuitas
dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi
menjadi sub rekening sampai level rincian obyek.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah
merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh
Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen
pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban
peraturan perundangundangan yang berlaku saja, tetapi juga
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam
rangka pengelolaan sumbersumber daya ekonomi yang dimiliki oleh
daerah secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Daerah Pemerintah
Daerah Kabupaten Minahasa Selatan selama kurun waktu 2006
2009 seperti terlihat pada Tabel 3.10 dan dapat dijelaskan secara
rinci, sebagai berikut:
Tabel 3.10.
Perkembangan Neraca Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Selatan
20062009
No
Uraian
2006
2007
2008
2009
Rerata
Pertum
buhan
1.
ASET
1.
1.
1.1
.1.
1.1
.2.
1.1
.3.
1.
2.
1.2
.1.
ASET
LANCAR
1.2
.2.
1.2
.3.
1.2
.4.
1.2
.5.
1.2
.6.
1.2
.7.
1.
3.
1.3
.1.
1.3
.2.
1.3
.3.
1.3
.4.
∑
Kas
Piutang
Persedia
an
ASET
TETAP
Tanah
Peralata
n dan
Mesin
Gedung
dan
Banguna
n
Jalan,
Irigasi,
dan
Jaringan
Aset
Tetap
Lainnya
Konstruk
si Dalam
Pengerja
an
Akumula
si
Penyusut
an
ASET
LAINNY
A
Tagihan
Penjuala
n
Angsura
n
Tagihan
Tuntutan
Ganti
Kerugian
Daerah
Kemitraa
n
Dengan
Pihak
Kedua/
Penyerta
an Modal
Pada
Bank
Sulut
Aset Tak
Berwuju
d
JUMLAH
ASET
182.898.
359.721
7.124.30
3.249
7.124.303.
249
278.092.
144.433
4.147.57
9.990
4.147.579.
990
273.434.
564.443
44.830.70
2.214
386.952.
178.293
4.492.96
7.719
314.336.2
97
2.575.634.
260
1.602.997.
162
381.949.
210.574
46.035.82
1.261
516.864.
869.925
6.012.21
0.863
3.183.970.
314
1.844.667.
863
983.572.6
86
509.842.
659.062
46.235.21
7.061
-
-
-
-
175.774.
056.472
37.764.73
3.314
6.903.300.
000
14.021.41
2.150
49.997.12
2.158
71.672.32
8.819
17.591.65
7.000
138.619.7
16.340
165.958.7
83.995
199.088.8
11.207
104.723.4
19.000
54.065.53
1.985
111.158.3
78.270
179.675.0
24.699
39,62
8.790.947.
158
21.897.20
1.754
8.799.104.
890
9.917.422.
391
33,99
-
-
-
-
-
-
-
-
3.253.854.
885
-
510.000.
000
510.000.
000
1.010.00
0.000
98,04
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
510.000.0
00
510.000.0
00
510.000.0
00
-
-
-
-
182.898.
359.721
278.092.
144.433
386.952.
178.293
516.864.
869.925
-
0,12
259,57
(9,46)
(12,88)
42,91
7,28
134,35
98,04
41,59
2.
2.
1.
2.1
.1
2.1
.2.
2.1
.3.
2.1
.4.
2.1
.5
3.
3.
1.
3.1
.2.
3.1
.3.
3.1
.4.
3.1
.5.
3.
2.
3.2
.1.
3.2
.2.
3.2
.3.
3.2
.4.
∑
KEWAJI
BAN
KEWAJI
BAN
JANGKA
PENDEK
Utang
Perhitun
gan
Pihak
Ketiga
Uang
Muka
Dari Kas
Daerah
Pendapa
tan
Diterima
Dimuka
Utang
Jangka
Hutang
Jangka
Panjang
EKUITA
S DANA
EKUITA
S DANA
LANCAR
SILPA
Cadanga
n
Piutang
Cadanga
n
Persedia
an
Utang
Jangka
Pendek
EKUITA
S DANA
INVEST
ASI
Diinvest
asikan
Dalam
Aset
Tetap
Diivestas
ikan
Dalam
Aset
Lainnya
Diinvest
asikan
Dalam
Investasi
jangka
Panjang
Utang
Jangka
Panjang
JUMLAH
KEWAJI
0
0
67.417.3
01.319
55.247.8
19.424
(18,05)
0
0
67.417.3
01.319
55.247.8
19.424
(18,05)
-
-
10.533.83
7.068
10.884.64
4.717
1,11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
56.883.46
4.251
(38,36)
-
-
-
35.063.17
4.707
9.300.000.
000
182.898.
359.721
278.602.
144.433
4.147.57
9.990
7.124.303.
249
4.147.579.
990
461.617.
050.501
39.935.6
08.561
7.700.674.
403
(565,15
)
7.124.30
3.249
319.534.
876.974
62.924.3
33.596
10.219.50
0.767
-
-
2.575.634.
260
1.844.667.
863
(28,38)
-
-
1.602.997.
162
983.572.6
86
(38,64)
-
-
56.883.46
4.251
35.063.17
4.707
(38,36)
175.774.
056.472
274.454.
564.443
382.459.
210.570
501.552.
659.062
42,20
175.774.0
56.472
273.944.5
64.443
381.949.2
10.570
509.842.6
59.062
42,91
-
510.000.0
00
-
-
-
-
510.000.0
00
1.010.000.
000
-
-
-
182.898.
359.721
278.602.
144.433
386.952.
178.293
9.300.000.
000
516.864.
869.925
-
(565,15
)
(137,61)
-
98,04
37,14
BAN
Dan
EKUITA
S DANA
Ekuitas Dana yang meliputi Dana Lancar, Dana Investasi, dan
Dana Cadangan, merupakan selisih antara aset dengan kewajiban
pemerintah daerah. Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Minahasa
Selatan selama kurun waktu 3 tahun mengalami peningkatan rata
rata sebesar 37,14%. yang merupakan akumulasi dari ekuitas dana
lancar dan ekuitas dana yang investasikan.
Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah
dapat diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara
kelompok/elemen laporan keuangan yang satu dengan kelompok
yang lain. Beberapa rasio yang dapat diterapkan di sektor publik
adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio utang. Rasio
likuiditas terdiri rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio) dan
rasio cepat (quick ratio). Sedangkan rasio lancar (current ratio) adalah
rasio standar untuk menilai kesehatan organisasi. Rasio ini
menunjukkan apakah pemerintah daerah memiliki aset yang cukup
untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo. Kualitas pengelolaan
keuangan daerah dikategorikan baik apabila nilai rasio lebih dari
satu (Tabel 3.11).
Tabel 3.11.
Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20072009
(%Hari)
N
Uraian
2007
2008
2009
O
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
4,147
0,07
13,09
2. Rasio Quick (Quick Ratio)
4,14
4,29
11
Rasio Total Hutang Terhadap
3.
Total Asset
0
0,21
0,12
4. Rasio Hutang Terhadap Modal
0
0,21
0,10
5. Rerata Umur Piutang
1
1
1
6. Rerata Umur Persediaan
1
1
1
Sumber : Diolah dari Buku Laporan Keuangan Daerah Tahun 20072009
3.2.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.3.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi penggunaan anggaran untuk setiap sektor atau Satuan
Kerja Perangka Daerah selama tahun 20082009 dialokasikan sesuai
dengan amanat UndangUndang, khususnya
untuk
Urusan
Pendidikan sekurangkurangnya 20% dari APBD termasuk Gaji dan
tunjangan tenaga pendidik.
Selama tahun 20082011 proporsi anggaran pendidikan
memiliki kecenderungan yang meningkat dengan rerata sebesar
37,89% dari Total Pendapatan APBD. Pada tahun 2008 alokasi
anggaran pendidikan sebesar Rp. 125.330.479.587 atau sebesar
35,43% meningkat menjadi sebesar Rp. 209.986.147.930 atau
43,40%. Kondisi yang berbeda untuk Urusan Kesehatan yang
mengalami penurunan secara prosentase sekalipun secara nominal
meningkat dengan rerata alokasi sebesar 5,82% dari Total
Pendapatan APBD selama periode tersebut. Terdapat beberapa SKPD
yang memiliki alokasi anggaran diatas 10% dari Total Pendapatan
APBD selain Dinas Pendidikan dan Olahraga, yaitu Dinas
Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset dengan rerata 12,76%
dan Dinas Pekerjaan Umum dengan rerata 12,09% (Tabel 3.12).
Tabel 3.12.
Proporsi Alokasi Belanja Berdasarkan SKPD
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
Uraian
Dinas
Pendidikan dan
Olahraga
Dinas Kesehatan
RSUD
Dinas Pekerjaan
Umum
BAPPEDA
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika
Kantor
Lingkungan
Hidup/Dinas
Pengelolaan
Kebersihan dan
Pertamanan
Dinas
Pengelolaan
Kebersihan dan
Pertamanan
Dinas
Kependudukan
dan Catatan Sipil
Badan Keluarga
Berencana,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan
Anak
Dinas Sosial,
tenaga Kerja dan
transmigrasi
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
Pelaksana Harian
Badan Narkotika
Rer
ata
2008
2009
2010
2011
125.330.4
79.587
(35,43%)
20.489.88
9.225
(5,79%)
2.809.895.
700
(0,79%)
60.960.49
0.723
(17,24%)
2.344.202.
790
(0,66%)
128.710.4
62.494
(33,73%)
29.390.01
2.252
(7,70%)
1.455.838.
554
(0,38%)
55.265.71
6.551
(14,48%)
3.212.686.
679
(0,84%)
147.643.4
75.259
(38,98%)
18.447.32
9.907
(4,87%)
2.508.997.
491
(0,66%)
19.329.66
9.613
(5,10%)
2.748.560.
575
(0,73%)
209.986.1
47.930
(43,40%)
23.845.17
4.657
(4,93%)
2.811.816.
224
(0,58%)
55.819.86
8.820
(11,54%)
2.861.183.
444
(0,59%)
2.055.158.
007
(0,58%)
2.484.441.
117
(0,65%)
2.464.813.
910
(0,65%)
3.082.914.
371 0,63
(0,64%)
1.203.488.
032
(0,34%)
843.789.3
10
(0,22%)
1.008.741.
779
(0,27%)
730.687.6
05 0,24
(0,15%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
576.658.0
00
(0,15%)
1.518.010.
563 0,12
(0,31%)
866.460.7
80
(0,24%)
1.313.127.
358
(0,34%)
2.470.595.
058
(0,65%)
1.387.483.
529 0,38
(0,29%)
2.908.819.
336
(0,82%)
2.052.715.
412
(0,54%)
5.149.400.
018
(1,36%)
3.180.438.
375 0,84
(0,66%)
1.726.829.
354
(0,49%)
2.365.285.
528
(0,62%)
126.999.0
00
(0,03%)
391.452.2
60
(0,10%)
1.969.64
1.503
(0,52%)
740.87
4.348
(0,20%)
734.8
30.556
(0,19%)
2.262.100.
731 0,52
(0,47%)
1.064.903.
289 0,11
(0,22%)
981.260.3
65 0,12
(0,20%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
37,8
9
5,82
0,60
12,0
9
0,71
Kantor
Penanaman
Modal
Kantor
Pelayanan
Terpadu satu
Pintu
Badan Kesatuan
Bangsa, Politik
dan
Perlindungan
Masyarakat
Kantor Satuan
Polisi Pamong
Praja
Dewan
Perwakilan
Daerah
Kepala Daerah &
Wakil Kepala
Daerah
Sekretariat
Daerah
Sekretariat
DPRD
Dinas Pengelola
Keuangan,
Pendapatan dan
Aset
Inspektorat
Daerah
Pemerintah
Kecamatan
Badan
Kepegawaian dan
Diklat Daerah
Badan
Ketahanan
Pangan
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan
Pemerintah Desa
Kantor
Perpustakaan
dan Arsip Daerah
Kantor Statistik
Daerah
Dinas
153.725.0
00
(0,04%)
473.928.7
58
(0,12%)
694.9
35.803
(0,18%)
845.695.1
15 0,13
(0,17%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
363.6
46.700
(0,10%)
676.658.8
51 0,06
(0,14%)
1.518.631.
556
(0,43%)
2.441.164.
602
(0,64%)
1.926.006.
281
(0,51%)
1.448.331.
811 0,47
(0,30%)
2.245.347.
700
(0,63%)
4.575.722.
037
(1,29%)
294.929.5
32
(0,08%)
33.497.06
1.643
(9,47%)
12.532.58
5.449
(3,54%)
2.330.094.
594
(0,61%)
5.637.388.
599
(1,48%)
294.929.5
32
(0,08%)
37.421.12
3.941
(9,81%)
15.169.66
7.615
(3,98%)
1.830.7
73.964
(0,48%)
5.497.90
2.689
(1,45%)
238.4
64.928
(0,06%)
32.186.61
6.298
(8,50%)
19.986.9
77.508
(5,28%)
2.165.090.
476
(0,45%)
5.611.021.
776
(1,16%)
290.357.6
52
(0,06%)
36.431.38
0.049
(7,53%)
19.385.67
7.400
(4,01%)
39.485.69
2.597
(11,16%)
48.687.94
2.628
(12,76%)
67.673.9
52.448
(17,87%)
1.605.568.
270
(0,45%)
8.395.753.
281
(2,37%)
2.170.395.
134
(0,61%)
1.464.234.
300
(0,41%)
2.169.981.
068
(0,57%)
10.349.76
1.938
(2,71%)
2.627.918.
546
(0,69%)
1.808.743.
961
(0,47%)
1.816.53
9.377
(0,48%)
13.711.0
04.584
(3,62%)
3.929.900
.870
(1,04%)
1.757.92
6.143
(0,46%)
1.936.209.
189
(0,40%)
17.830.54
6.996
(3,69%)
2.756.620.
674
(0,57%)
1.939.434.
050
(0,40%)
8.555.814.
184
(2,42%)
3.214.823.
800
(0,84%)
2.689.05
5.219
(0,71%)
9.318.684.
803 1,47
(1,93%)
75.000.00
0
(0,02%)
528.067.2
84
(0,14%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
3.217.558.
3.488.121.
607.6
33.129
(0,16%)
0
(0,00%)
4.358.8
673.654.1
72 0,11
(0,14%)
5.383.645.
534 0,28
(1,11%)
5.042.448. 1,00
0,54
1,35
0,07
8,83
4,20
44.706.99
12,7
4.208
6
(9,24%)
0,48
3,10
0,73
0,44
Perkebunan
Badan
Pelaksanan
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan dan
Kehutanan
Dinas Kehutanan
Dinas
Pertambangan
dan Energi
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Dinas Kelautan
dan Perikanan
Dinas Koperasi,
UKM, Pasar,
Perindustrian
dan Perdagangan
948
(0,91%)
666
(0,91%)
74.119
(1,15%)
684
(1,04%)
3.138.537.
698
(0,89%)
5.668.411.
323
(1,49%)
3.746.4
70.363
(0,99%)
5.247.319.
033 1,11
(1,08%)
1.207.473.
950
(0,34%)
850.599.0
48
(0,24%)
Minahasa Selatan]
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan
terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan
diikuti dengan pemberian sumbersumber penerimaan yang cukup kepada
daerah dengan mengacu pada peraturan perundangundangan (money
follow function). Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya
dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau
kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan
pembangunan daerah yang diwujudkan dalam APBD.
Analisis pengelolaan keuangan daerah penting dilakukan terhadap
APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. Dibutuhkan
pemahaman yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurang
kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya. Menganalisis pengelolaan keuangan
daerah dan kerangka pendanaan seperti pada Kabupaten Minahasa Selatan
terlebih dahulu harus memahami jenis obyek pendapatan, belanja dan
pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masingmasing
APBD.
Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah yaitu
pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan
daerah pada dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu
mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah. Berbagai objek
penerimaan daerah dianalisis untuk memahami perilaku atau karakteristik
penerimaan selama ini.
Selanjutnya, dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi pendapatan
daerah. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kapasitas
pendapatan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan, untuk
penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah.
Analisis dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah, antara lain:
III. 1
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
(1) Angka ratarata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu;
(2) Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi,
inflasi dan lainlain);
(3) Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah;
(4) Kebijakan dibidang keuangan negara.
3.1.
Kinerja Keuangan Masa Lalu
Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Minahasa Selatan
tahun 20052010 diselenggarakan sesuai dengan Undangundang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undangndang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 yang kemudian diubah dan dilengkapi dengan ketentuan
baru yang diatur dalam Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah
nomor 9 tahun 2006 yang mengatur tentang Pokokpokok Pengelolaan
Keuangan Daerah, Peraturan Bupati nomor 8 tahun 2009 tentang
Sistem Prosudur Pengelolaan keuangan daerah dan Peraturan Bupati
Nomor 4 tahun 2009 tentang kebijakan Akutansi.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
A. Pendapatan
Sumber Pendapatan Daerah yang dikelola oleh Pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan meliputi Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Perimbangan, dan LainLain Pendapatan Daerah
yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah/hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lainlain PAD
yang sah. Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Pajak
(DBHP), Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (DBHBP), lainlain PAD
yang sah yang meliputi Bagi Hasil Pajak Pemerintah Provinsi,
Dana Penyesuaian dan Lainlain yang sah.
III. 2
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Kebijakan pengelolaan Pendapatan Daerah yang dilakukan
pada kurun waktu 20052010 diarahkan pada intensifikasi dan
ekstensifikasi pengelolaan Pendapatan Daerah terutama sumber
penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk pajak
daerah dan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah,
serta penerimaan lainlain PAD yang sah. Kebijakan pengelolaan
Pendapatan Daerah juga dilakukan dengan mengoptimalkan
Dana Perimbangan termasuk dana alokasi khusus dan dana bagi
hasil.
Struktur Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten
Minahasa Selatan menunjukkan bahwa sumbangan PAD
terhadap Pendapatan Daerah ratarata sebesar 1,30 persen
pertahun selama periode 20082010, sementara sumbangan
Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah ratarata
sebesar 87,13 persen pertahun dan sumbangan lainlain
pendapatan ratarata sebesar 11,57 persen pertahun. Struktur
pendapatan tersebut menunjukkan ketergantungan yang sangat
tinggi terhadap Dana Perimbangan sebagai sumber utama
Pendapatan Daerah. Dengan demikian, tantangan dalam lima
tahun mendatang adalah perlunya optimalisasi PAD sebagai
sumber utama Pendapatan Daerah dengan memperhatikan
keberlanjutan fiskal dan prinsip pembangunan berkelanjutan.
III. 3
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Tabel 3.1.
Rerata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2008 s/d Tahun 2011
Kabupaten Minahasa Selatan
No
Uraian
2009
2010
2011
355.172.951
.955
425.904.804
.490
19,91
6.598.234.7
17
56,76
2.478.847.2
72
12,33
2.145.302.0
36
35,29
0
415.426.217
.730
-2,460
5.594.269.2
78
-15,22
2.174.947.2
22
-12,26
1.352.240.1
36
-36,97
113.693.947
515.891.352
.257
24,18
9.407.280.0
04
68,16
4.125.988.7
79
89,71
1.407.335.8
20
4,07
308.178.078
0
0
171,06
1.974.085.4
09
373,86
352.957.038
.922
11,46
16.357.674.
922
3,63
279.551.364
.000
18,46
57.048.000.
000
-12,12
66.349.530.
851
3.565.777.3
27
82,54
392.648.972
.741
11,13
16.347.166.
438
-11,24
330.854.571
.000
14,11
43.222.400.
000
-3,83
113.835.099
.512
0
0
1.953.387.9
73
-1,05
353.308.988
.314
0,10
18.416.537.
314
12,59
289.948.951
.000
3,72
44.943.500.
000
-21,22
56.522.960.
138
14,8103092
6
333.335.000
0
0
0
0
0
7.778.732.8
51
0
8.220.555.9
64
0
11.431.592.
952
81,54
5,68
39,06
58.570.798.
000
47.969.069.
174
102.403.506
.560
0
-18,10
113,48
0
0
0
-
-
-
1
PENDAPATAN
1.1
.
Pendapatan
Asli Daerah
1.1
.1
Pajak daerah
2.206.747.4
65
1.1
.2
Retribusi daerah
1.585.707.5
09
1.1
.3
Hasil
pengelolaan
keuangan daerah
yang dipisahkan
1.1
.4
Lain-lain PAD
yang sah
1.2
.
Dana
Perimbangan
1.2
.1
Dana bagi hasil
pajak /bagi hasil
bukan pajak
1.2
.2
Dana alokasi
umum
1.2
.3
Dana alokasi
khusus
1.3
.
Lain-Lain
Pendapatan
Daerah yang
Sah
1.3
.1
Hibah
1.3
.2
Dana darurat
1.3
.3
1.3
.4
1.3
.5
Dana bagi hasil
pajak dari
provinsi dan
Pemerintah
Daerah lainnya
***)
Dana
penyesuaian dan
otonomi
khusus****)
Bantuan
keuangan dari
provinsi atau
Pemerintah
Daerah lainnya
Rerata
Pertumb
uhan (%)
2008
4.209.053.9
38
0
416.598.964
316.679.036
.457
15.784.036.
457
235.981.000
.000
64.914.000.
000
34.284.861.
560
93,5242781
6
0
30.000.000.
000
4.284.861.5
60
13,88
36,57
29,93
0,80
85,53
151,78
7,56
1,66
12,10
-12,39
60,04
101,39621
0
0
-
42,09
0
0
47,69
-
Rerata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Minahasa Selatan
selama tahun 20082011 sebesar 13,88%. LainLain Pendapatan Daerah
Yang Sah memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
III. 4
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Pendapatan Daerah sebesar 60,04%, diikuti Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sebesar 36,57%, dan terakhir Dana Perimbangan sebesar 7,56%.
Kontribusi terbesar pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah berasal dari
LainLain PAD Yang Sah sebesar 151,78% disusul Hasil Pengelolaan
Keuangan Daerah Yang Dipisahkan dengan rerata pertumbuhan sebesar
85,53%. Rerata pertumbuhan Rerata Pajak Daerah cukup baik sebesar
29,93% sebaliknya Retribusi Daerah hanya menyubang 0,80%.
Kontribusi terbesar pertumbuhan Dana Perimbangan berasal dari
Dana Alokasi Umum sebesar 12,10% sebaliknya Dana Alokasi Khusus
mengalami perurunan dengan rerata sebesar 12,39%. Sementara kontribusi
terbesar LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah berasal dari Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 47,69% dan Dana Bagi Hasil
Pajak Dari Provinsi dan Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya sebesar
42,09% (Tabel 3.1).
Gambar 3.1.
Kontribusi SumberSumber Pendapatan Berdasarkan Struktur
Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah
Tahun 2008 – 2011
(Dalam Persentase)
15.83
1.51
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah
82.67
Berdasarkan persentase dari total pendapatan daerah dari tahun 2008
sampai 2011, proporsi terbesar berasal dari Dana Perimbangan, yaitu
sebesar 82,67%, diikuti LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar
15,83. Pendapatan Asli Daerah memberikan kontribusi terkecil, yaitu hanya
sebesar 1,51% (Gambar 3.1).
III. 5
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Gambar 3.2.
Perkembangan Realisasi Pendapatan Berdasarkan Struktur Pendapatan
Kebupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
450,000,000,000
353,898,509
,109
400,000,000,000
350,000,000,000
Pendapatan Asli
Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
300,000,000,000
250,000,000,000
200,000,000,000
150,000,000,000
67,748,113,
015
100,000,000,000
50,000,000,000
6,452,209,484
0
2008
2009
2010
2011
Rerata
Realisasi rerata pendapatan berdasarkan struktur pendapatan
terbesar disumbangkan dari Dana Perimbangan sebesar Rp.
353.898.509.109 diikuti LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah
sebesar Rp. 67.748.113.015 dan Pendapatan Asi Daerah sebesar Rp.
6.452.209.484 (Gambar 3.1).
III. 6
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
[PERUBAHAN RPJMD 2010 – 2015 Kab.
Minahasa Selatan]
Tabel 3.2.
Perkembangan Realisasi Struktur Pendapatan Daerah
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 20082011
III. 7
Bappeda Minahasa Selatan| 2014
2008
No
Uraian
1
PENDAPATA
N
1.1.
Pendapatan
Asli Daerah
1.1.1
Pajak daerah
1.1.2
Retribusi
daerah
1.1.3
1.1.4
1.2.
1.2.1
Hasil
pengelolaan
keuangan
daerah yang
dipisahkan
Lainlain
PAD yang
sah
Dana
Perimbanga
n
Dana bagi
hasil
pajak /bagi
hasil bukan
pajak
APBD
Perubahan
2009
APBD
Realisasi
APBD
Perubahan
2010
APBD
Realisasi
APBD
Anggaran
2011
APBD
Realisasi
APBD
Anggaran
APBD
Realisasi
369.891.401. 355.172.951.
238
955
96,02
8.220.726.00 4.209.053.93
0
8
51,20
2.143.460.00 2.206.747.46
0
5
102,95
1.906.936.00 1.585.707.50
0
9
83,15
0
0
434.134.596. 425.904.804.
344
490
98,10
9.409.193.30 6.598.234.71
0
7
70,13
2.366.637.50 2.478.847.27
0
2
104,74
2.322.835.60 2.145.302.03
0
6
92,36
250.000.000
0
369.019.686. 415.426.217.
300
730
112,58
7.596.512.50 5.594.269.27
0
8
73,64
2.281.437.50 2.174.947.22
0
2
95,33
2.065.075.00 1.352.240.13
0
6
65,48
250.000.000 113.693.947
408.616.671. 515.891.352.
300
257
126,25
8.073.237.50 9.407.280.00
0
4
116,52
2.401.437.50 4.125.988.77
0
9
171,81
2.421.800.00 1.407.335.82
0
0
58,11
250.000.000 308.178.078
45,48
123,27
4.170.330.00
416.598.964
0
9,99
323.984.634. 316.679.036.
238
457
97,75
23.089.976.2 15.784.036.4
38
57
4.469.720.20 1.974.085.40
0
9
44,17
358.345.839. 352.957.038.
044
922
98,50
21.746.475.0 16.357.674.9
44
22
3.000.000.00 1.953.387.97
0
3
65,11
353.638.928. 353.308.988.
800
314
99,91
18.746.477.8 18.416.537.3
00
14
3.000.000.00 3.565.777.32
0
7
118,86
392.759.188. 392.648.972.
800
741
99,97
18.459.514.8 16.347.166.4
00
38
68,36
75,22
98,24
88,56
Rerata
Capaian
Target
dan
Realisasi
(%)
108,24
77,87
118,71
74,78
42,19
59,53
99,03
82,59
No
Uraian
1.2.2
Dana alokasi
umum
1.2.3
Dana alokasi
khusus
1.3.
LainLain
Pendapatan
Daerah yang
Sah
1.3.1
Hibah
1.3.2
Dana
darurat
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Dana bagi
hasil pajak
dari provinsi
dan
Pemerintah
Daerah
lainnya ***)
Dana
penyesuaian
dan otonomi
khusus****)
Bantuan
keuangan
dari provinsi
atau
Pemerintah
Daerah
2008
2009
2010
2011
APBD
APBD
Perubahan
Realisasi
235.980.658. 235.981.000.
000
000
100,00
64.914.000.0 64.914.000.0
00
00
100,00
37.686.041.0 34.284.861.5
00
60
APBD
APBD
Perubahan
Realisasi
279.551.364. 279.551.364.
000
000
100,00
57.048.000.0 57.048.000.0
00
00
100,00
66.379.564.0 66.349.530.8
00
51
APBD
APBD
Anggaran
Realisasi
289.948.951. 289.948.951.
000
000
100,00
44.943.500.0 44.943.500.0
00
00
100,00
7.784.245.00 56.522.960.1
0
38
APBD
APBD
Anggaran
Realisasi
331.072.211. 330.854.571.
000
000
99,93
42.940.500.0 43.222.400.0
00
00
100,66
7.784.245.00 113.835.099.
0
512
90,97
99,95
726,12
1462,38
0
0
0
0
0
333.335.000
0
0
30.000.000.0 30.000.000.0
00
00
100,00
7.686.041.00 4.284.861.56
0
0
0,00
7.686.041.00 7.778.732.85
0
1
0,00
7.784.245.00 8.220.555.96
0
4
0,00
7.784.245.00 11.431.592.9
0
52
55,75
101,21
105,61
146,86
0
0
0
58.693.523.0
00
0,00
0
58.570.798.0
00
0
0
99,79
0
0,00
0
0
47.969.069.1
74
0
0
0,00
0
0,00
0
0
102.403.506.
560
0
0
0,00
99,98
100,16
594,86
25,00
102,35
0,00
0
0,00
0
Rerata
Capaian
Target
dan
24,95
2008
No
Uraian
lainnya
APBD
Perubahan
2009
APBD
Realisasi
APBD
Perubahan
2010
APBD
Realisasi
APBD
Anggaran
2011
APBD
Realisasi
APBD
Anggaran
APBD
Realisasi
Rerata
Capaian
Target
dan
Secara total rerata realisasi Pendapatan Daerah selama periode 2008
2011 sebesar 108,24 dari rencana Pendapatan Daerah yang ditetapkan
dalam PERDA. Realisasi Pendapatan Daerah selama 20082011 mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2010
dan 2011 melebihi target penerimaan, masingmasing sebesar 112,58% dan
126,25%.
Pencapaian realisasi tertinggi terjadi pada LainLain Pendapatan
Daerah Yang Sah dengan rerata realisasi sebesar 594,58%. Rerata realisasi
Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah masingmasing sebesar
99,03 dan 77,87%.
Rerata realisasi Pajak Daerah tertinggi dari Pendapatan Asli Daerah
sebesar 118,71%, dan Dana Alokasi Khusus tertinggi dari Dana
Perimbangan sebesar 100,16% serta Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 102,35% (Tabel 3.2).
Tabel 3.3.
Realisasi Struktur Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 20082011
Tah
un
200
8
200
9
201
0
201
1
Pajak Daerah
(Rp)
2.206.747
.465
2.478.847
.272
2.174.947
.222
4.125.988
.779
%
52,
43
37,
57
38,
88
43,
86
Retribusi
Daerah
(Rp)
1.585.707
.509
2.145.302
.036
1.352.240
.136
1.407.335
.820
%
37,
67
32,
51
24,
17
14,
96
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
Yang
Dipisahkan
(Rp)
%
0
0,
00
0
0,
00
113.693 2,
.947
03
308.178 3,
.078
28
Lain-Lain PAD
Yang Sah
(Rp)
416.598.9
64
1.974.085
.409
1.953.387
.973
3.565.777
.327
%
9,9
0
29,
92
34,
92
37,
90
Total
(Rp)
4.209.053
.938
6.598.234
.717
5.594.269
.278
9.407.280
.004
Sumber: DPKPAD Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2010
Berdasarkan realisasi struktur Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah memiliki proporsi terbesar selang tahun 20082011
sekalipun mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sementara LainLain
PAD Yang Sah semula pada tahun 2008 proporsi realisasinya hanya 9,90%
meningkat menjadi 37,90% pada tahun 2011 (Tabel 3.3).
Struktur PAD tersebut menunjukkan bahwa pajak daerah, retirbusi
daerah dan lainlain PAD yang sah menjadi sumber utama pendapatan asli
daerah. Hal ini sejalan dengan berkembangnya transakasi ekonomi yang dapat
menumbuhkan potensi penerimaan pajak, retribusi dan lainlain PAD yang
sah. Oleh sebab itu, dalam lima tahun mendatang tantangan yang harus
diatasi antara lain adalah perlunya percepatan pembangunan ekonomi untuk
menumbuhkan potensi pajak, intensfikasi pendataan dan penataan pajak
daerah, pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan pelayanan
perpajakan, sosialiasi dan penyuluhan pajak untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam membayar pajak. Selain itu, tantangan yang perlu dihadapi
adalah meningkatkan pelayanan publik, mengoptimalkan pengelolaan
kekayaan dan asset daerah, dan memberikan kemudahan perijinan usaha.
Langkah lain yang perlu dilakukan adalah penguatan koordinasi antar
dinas/instansi pemungut retribus daerah. Berbagai langkah tersebut secara
bertahap diharapkan akan meningkatkan PAD Kabupaten Minahasa Selatan.
Tabel 3.4.
Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
Tah
un
20
08
20
09
20
10
20
11
Dana Bagi
Hasil
Pajak/Bagi
Hasil Bukan
Pajak
(Rp)
%
15.784.03 4,
6.457
9
8
16.357.67 4,
4.922
6
3
18.416.53 5,
7.314
2
1
16.347.16 4,
6.438
1
6
Dana Alokasi
Umum
(Rp)
235.981.0
00.000
279.551.3
64.000
289.948.9
51.000
330.854.5
71.000
%
74
,5
2
79
,2
0
82
,0
7
84
,2
6
Dana Alokasi
Khusus
(Rp)
64.914.00
0.000
57.048.00
0.000
44.943.50
0.000
43.222.40
0.000
%
20
,5
0
16
,1
6
12
,7
2
11
,0
1
Total
(Rp)
316.679.0
36.457
352.957.0
38.922
353.308.9
88.314
392.648.9
72.741
Sumber: DPKPAD Kab. Minahasa Selatan 2010
Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Minahasa Selatan
juga berasal dari dari Dana Perimbangan. Dari segi pertumbuhan
realisasi selama periode 20082010, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus memberikan kontribusi terbesar dari total
Dana Perimbangan. Dana Alokasi Umum memiliki trend
meningkat dari Rp. 235.981.000.000 pada tahun 2008 menjadi
Rp. 330.854.571.000 pada tahun 2011 sebaliknya Dana Alokasi
Khusus memiliki trend menurun dari Rp. 64.914.000.000 pada
tahun 2008 menjadi Rp. 43.222.400.000 pada tahun 2011 (Tabel
3.4).
Tabel 3.5.
Realisasi LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah
Tahun 20082011
Tahu
n
Hibah
(Rp)
2008
0
2009
0
2010
333.335.
000
2011
0
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil
Pajak Dari
Provinsi dan
Pemerintah
Daerah Lainnya
***)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
0,
00
0,
00
0,
59
0,
00
30.000.00
0.000
87,
50
0,0
0
0,0
0
0,0
0
4.284.861.
560
7.778.732.
851
8.220.555.
964
11.431.59
2.952
12,
50
11,
72
14,
54
10,
04
0
0
0
Dana
Penyesuaian
dan Otonomi
Khusus****)
(Rp)
0
58.570.798.
000
47.969.069.
174
102.403.50
6.560
%
0,0
0
88,
28
84,
87
89,
96
Bantua
n
Keuang
an Dari
Provins
i atau
Pemeri
ntah
Daerah
Lainny
a
(R
%
p)
0,
0
00
0,
0
00
0,
0
00
0,
0
00
Total
(Rp)
34.284.861.
560
66.349.530.
851
56.522.960.
138
113.835.09
9.512
Sumber: DPKPAD Kab. Minahasa Selatan 2010
Dana Penyesuaian memiliki proporsi realisasi terbesar dari
total Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah selama tahun 2009
2011 dengan trend yang meningkat, yaitu Rp. 58.570.798.00 atau
88,28% pada tahun 2008 menjadi RP. 102.403.506.560 atau
89,96% pada tahun 2011. Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
secara konsisten setiap tahun selama tahun 20082011 juga
memberikan sumbangan terhadap total LainLain Pendapatan
Daerah Yang Sah sekalipun dengan kecenderungan menurun,
yaitu Rp. 4.284.861.560 atau 12% pada tahun 2008 menjadi Rp.
11.431.592.952 atau 10,04% (Tabel 3.5).
B. Pengelolaan Belanja dan Pegeluaran Pembiayaan Daerah
Analisis belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan
daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari
kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan
sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan
pengeluaran pembiayaan dimasa datang dalam rangka
peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari
pelaksaaan program pembangunan untuk mewujudkan visi, misi,
tujuan dan sasaran pembangunan. Kebijakan pengelolaan
belanja daerah secara bertahap didasarkan pada anggaran
berbasis kinerja dengan orientasi pada pencapaian hasil, dan
prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 beserta revisinya dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur belanja daerah
tahun dibedakan menjadi belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja tidak langsung diarahkan untuk pemenuhan
kebutuhan belanja pegawai, belanja bantuan sosial, belanja
bantuan keuangan kepada desa, serta belanja tidak terduga.
Sedangkan belanja langsung diarahkan untuk mendukung
terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran Pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 20052010.
Komponen belanja terbagi atas belanja Belanja Tidak
Langsung dan Belanja Langsung.
(1).
Kebijakan belanja tidak langsung diarahkan
untuk:
(a). Meningkatkan efisiensi, efektivitas mutu dan nilai
tambah dalam pelayanan umum dan administrasi
pemerintahan;
(b). Melaksanakan kegiatan tugas pokok dan fungsi SKPD
yang memenuhi kriteria kesesuaian antara masukan dan
daya dukung setiap unit kerja, antara keluaran dan
manfaat yang dirasakan masyarakat, serta antara
dampak dan nilai tambah bagi kemajuan daerah;
(c). Meningkatkan efektivitas organisasi dengan kriteria
kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit
kerja, tidak terjadi tumpang tindih, dan dapat mendorong
keterpaduan tindakan antarunit.
(2).
Kebijakan Belanja Langsung diarahkan untuk:
(a). Mempercepat terwujudnya visi, misi dan tujuan dan
sasaran pembangunan 20052010 terutama peningkatan
mutu sumberdaya manusia melalui penyediaan layanan
pendidikan dan kesehatan, serta mendorong peningkatan
perekonomian masyarakat;
(b). Mendorong
pengembangan
ekonomi lokal melalui
percepatan pembangunan ekonomi berbasis kepulauan,
dan memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat;
(c). Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana
daerah untuk meningkatkan daya saing daerah dan
mendorong pemerataan pembangunan.
Tabel 3.6.
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten
Minahasa Selatan Tahun 20082011
N
o
Uraian
A
Belanja
Tidak
Langsung
1
Belanja
Pegawai
2
Belanja
Bunga
3
Belanja
Subsidi
4
5
6
7
8
B
1
2
3
Belanja
Hibah
Belanja
Bantuan
Sosial
Belanja
Bagi
Hasil
Kepada
Provinsi/K
ab/Kota
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Provinsi/K
ab/Kota
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja
Langsung
Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
dan Jasa
Belanja
Modal
2008
Anggar Realisa
an
si
182.72
174.91
0.583.8 1.858.5
82
29
95,73
156.91
154.24
6.831.3 0.803.1
82
14
98,29
0
0
500.00
500.00
0.000
0.000
100,00
3.300.0 1.000.0
00.000
00.000
30,30
21.053. 19.156.
752.50
942.50
0
0
90,99
2009
Anggar
Realisa
an
si
2010
Anggar
Realisa
an
si
2011
Anggar
Realisa
an
si
219.190.
769.630
242.446.
094.800
267.074.
629.900
212.110.
263.069
96,77
188.035.
803.030
267.522.
245.856
110,34
182.399.
677.469
200.771.
094.800
97,00
305.771.
195.238
114,49
221.546.
348.556
237.574.
629.900
110,35
305.771.
195.238
128,71
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17.580.8
47.300
5.500.00
0.000
2.620.51 2.204.51
9.600
9.600
84,13
0
16.344.4
80.400
0
15.045.0
16.000
-
-
-
13.176.2
50.000
92,05
0
7.000.00
0.000
-
0
-
0
0
0
0
0
0
15.000.0
00.000
0
0
0
11.939.9
66.600
12.411.0
50.000
0
15.218.8
00.000
2.000.00
0.000
0
-
103,95
950.00 14.112.
0.000
915
1,49
191.31
184.09
8.397.2 4.337.0
56
30
96,22
20.236. 18.595.
432.20
533.20
0
0
91,89
57.733. 57.129.
620.72
724.79
8
6
98,95
113.34
108.36
8.344.3 9.079.0
28
34
95,61
250.000. 50.000.0
000
00
20,00
215.258.
163.100
173.390.
145.273
80,55
17.277.8
45.088
15.891.1
27.350
91,97
74.847.4
77.257
65.246.1
01.211
87,17
123.132.
840.755
92.252.9
16.712
74,92
-
-
0
0
0
0
126.758.
091.500
111.434.
910.588
142.927.
758.000
87,91
13.461.3
58.600
15.326.6
34.867
249,13
15.784.0
36.000
113,86
67.941.9
28.100
64.128.7
44.178
31.979.5
31.543
18.774.1
22.664
118,94
70.553.7
11.200
94,39
45.354.8
04.800
356.072.
166.658
74.872.7
86.014
106,12
56.590.0
10.800
70,50969
*)
Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
**)
Diisi sesuai dengan ketersediaan data.
84.389.1
74.651
149,12
Realisasi pencapaian Belanja Tidak Langung dari tahun ke 20082011
meningkat, dan bahkan pada tahun anggaran 2010 mencapai 110,34%,
demikian peningkatan terjadi pada tahun 2011 sebesar 114,49%.
Peningkatan realisasi pencapaian juga terjadi pada Belanja Langsung yang
cukup signifikan, dari tahun 2008 hanya 96,22% meningkat mencapai
249,13% pada tahun anggaran 2011. Secara keseluruhan untuk realisasi
Belanja Langsung, yang terdiri dari Belanja Pegawa, Belanja Barang dan
Jasa, serta Belanja Modal memiliki kecenderungan yang meningkat dari
tahun 20082011, dan khusus pada tahun 2011 mencapai lebih 100%.
Demikian juga dengan Belanja Tak Langsung untuk Belanja Pegawai
memiliki trend yang meningkat, dan pada tahun 2011 peningkatannya
mencapai 128,71% (Tabel 3.6).
Tabel 3.7.
Perkembangan Proporsi Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
N
o
A
1
2
3
4
5
6
7
8
B
Uraian
Belanja
Tidak
Langsun
g
Belanja
Pegawai
Belanja
Bunga
Belanja
Subsidi
Belanja
Hibah
Belanja
Bantuan
Sosial
Belanja
Bagi
Hasil
Kepada
Provinsi/
Kab/Kota
Belanja
Bantuan
Keuanga
n
Kepada
Provinsi/
Kab/Kota
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja
Langsun
g
2008
(Rp)
%
2009
(Rp)
%
2010
(Rp)
%
2011
(Rp)
%
174.911
.858.52
9
48,
72
212.110
.263.06
9
55,
02
267.522
.245.85
6
70,
59
305.771
.195.23
8
63,
20
154.240
.803.11
4
42,
96
182.399
.677.46
9
47,
32
221.546
.348.55
6
58,
46
305.771
.195.23
8
63,
20
500.000
.000
1.000.0
00.000
0,0
0
0,1
4
0,2
8
2.204.5
19.600
0,0
0
0,0
0
0,5
7
17.580.
847.300
0,0
0
0,0
0
4,6
4
19.156.
942.500
5,3
4
15.045.
016.000
3,9
0
13.176.
250.000
3,4
8
0
0,0
0
0
0,0
0
0
0,0
0
0
0,0
0
0
0,0
0
0
0,0
0
12.411.
050.000
3,2
2
15.218.
800.000
4,0
2
0
0,0
0
14.112.
915
0,0
0
50.000.
000
0,0
1
0
0,0
0
0
0,0
0
184.094
.337.03
0
51,
28
173.390
.145.27
3
44,
98
111.434
.910.58
8
29,
41
178.036
.083.32
9
36,
80
0
0
0
0
0
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
1
2
Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
dan Jasa
3
Belanja
Modal
C
Total
Belanja
18.595.
533.200
5,1
8
15.891.
127.350
4,1
2
15.326.
634.867
4,0
4
18.774.
122.664
3,8
8
57.129.
724.796
15,
91
65.246.
101.211
16,
93
64.128.
744.178
16,
92
74.872.
786.014
15,
48
30,
19
92.252.
916.712
23,
93
31.979.
531.543
8,4
4
84.389.
174.651
17,
44
10
0,0
0
385.500
.408.34
2
10
0,0
0
378.957
.156.44
4
10
0,0
0
483.807
.278.56
7
10
0,0
0
108.369
.079.03
4
359.006
.195.55
9
Realisasi APBD 20082011 Kabupaten Minahasa Selatan
Secara keseluruhan alokasi Belanja Langsung Pegawai, Belanja
Barang dan Jasa, serta Belanja Barang Modal memiliki proporsi terbesar
dari total alokasi Belanja Daerah selama tahun 20082011. Belanja
Langsung Pegawai maupun Belanja Barang dan Jasa memiliki trend yang
meningkat, sebaliknya Belanja Modal memiliki trend yang menurun (Tabel
3.7).
Gambar 3.3.
Persentase Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
80.00
70.59
70.00
60.00
50.00
51.28
48.72
55.02
53.80
44.98
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Langsung
40.00
29.41
30.00
20.00
10.00
0.00
2008
2009
2010
46.20
2011
Proporsi Belanja Daerah pada tahun 2011 mengalami
perubahan, yang semula dengan proporsi terbesar adalah Belanja
Tidak Langsung menjadi Belanja Langsung. Proporsi Belanja Langsung
yang semula 48,72% pada tahun 2008 dan mengalami penurunan dua
tahun berikutnya sampai terendah sebesar 29,41% pada tahun 2010,
namun untuk pertama kalinya proporsi Belanja Langsung melampaui
proporsi Belanja Tidak Langsung pada Tahun 2011, yaitu sebesar
53,80% (Gambar 3.3.).
Gambar 3.4.
Persentase Proporsi Belanja Pegawai Terhadap Belanja Tidak Langsung
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
100%
90%
11.82 14.01 17.19
0.00
10.75
80%
70%
60%
50%
40%
100.00
88.18
85.99
82.81
2008
2009
2010
89.25
30%
Belanja Tidak
Langsung (LainLain)
Belanja Tidak
Langsung (Pegawai)
20%
10%
0%
2011
Rerata
Proporasi alokasi Belanja Pegawai Tidak Langsung untuk Belanja
Pegawai memiliki proporsi yang sangat besar dengan trend yang meningkat
dari tahun 20082011. Rerata alokasi Belanja Tidak Langsung untuk
Belanja Pegawai sebesar 89,25%. Pada tahun 2010 alokasi Belanja Tidak
Langsung untuk Belanja Pegawai mencapai 100% (Gambar 3.4).
Gambar 3.5.
Persentase Proporsi Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa,
Belanja Pegawai Terhadap Belanja Langsung
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
100%
90%
28.70
80%
70%
58.87
47.40 47.04
53.21
60%
50%
57.55
40%
30%
20%
10%
0%
42.05 42.07
31.03 37.63
10.10
9.16
2008
2009
Belanja Modal
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Pegawai
13.75 10.55 10.89
2010
2011
Rerata
Proporasi alokasi pada Belanja Langsung selang tahun 2008
2011 didominasi oleh Belanja Modal dengan rerata 47,04% sementara
Belanja Barang dan Jasa sebesar 42,07% (Gambar 3.5).
Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan
belanja daerah antara lain adalah:
(1). Belum adanya konsistensi peraturan perundangundangan
yang mengatur tentang struktur keuangan daerah. Selain
itu, peraturan perundangundangan tentang pengelolaan
keuangan daerah terus mengalami perubahan yang
menyebabkan keterlambatan dalam proses penyusunan
anggaran, mengganggu kelancaran dalam pelaksanaan
anggaran dan menghambat kecepatan dalam pelaporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;
(2). Adanya perubahan peraturan perundangan yang sangat
cepat tanpa diikuti oleh sosialisasi juga telah menyebabkan
keterlambatan penyesuaian terhadap peraturan yang baru
dan berdampak terhadap kurang optimalnya penyerapan
belanja daerah;
(3). Terbatasnya pemahaman aparatur terhadap teknis
penyusunan anggaran dan teknis pengalokasian dana
terutama dalam penentuan prioritas belanja dengan
mengacu pada prinsip anggaran berbasis kinerja;
(4). Belum adanya standar pelayanan minimal sebagai acuan
dalam mengalokasikan anggaran belanja daerah;
(5). Belum adanya standar analisis belanja sebagai acuan yang
digunakan untuk mengukur tingkat kewajaran belanja dan
beban kerja;
(6). Belum semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik
Dinas, Kantor, Badan maupun Bagian menggunakan
anggaran berbasis kinerja sebagai dasar penyusunan
anggaran. Kondisi ini menyebabkan kesulitan dalam
menetapkan indikator kinerja program dan kegiatan setiap
SKPD dan ketidaktepatan dalam mengalokasikan belanja
daerah untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
pembangunan.
Tabel 3.8.
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Minahasa Selatan
20082011
N
o
A
1
2
3
4
B
1
2
3
4
5
6
Uraian
Belanja
Tidak
Langsung
Belanja Gaji
dan
Tunjangan
Belanja
Tambahan
Penghasilan
**)
Belanja
Penerimaan
Anggota
dan
Pimpinan
DPRD serta
Operasional
KDH/WKDH
Belanja
pemunguta
n Pajak
Daerah**)
Belanja
Langsung
Belanja
Honorarium
PNS**)
Belanja
Uang
Lembur**)
Belanja
Beasiswa
Pendidikan
PNS
Belanja
Kursus,
Pelatihan,
Sosialisasi
dan
Bimbingan
Teknis
PNS**)
Belanja
premi
asuransi
kesehatan
Belanja
makanan
dan
minuman
pegawai***
)
Belanja
pakaian
2008
2009
2010
2011
174.911.858. 212.110.263. 267.522.245. 305.771.195.
529
069
856
238
154.240.803. 182.399.677. 221.546.348. 305.771.195.
114
469
556
238
18.595.533.2 15.891.127.3 15.326.634.8 18.774.122.6
00
50
67
64
4.870.651.56 5.932.318.13
9
1
5.736.367. 6.432.937.60
617
0
39.485.692.5 48.687.942.6 67.673.952.4 17.304.480.7
97
28
48
28
184.094.337. 215.258.163. 126.758.091. 142.927.758.
030
100
500
000
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
Na
*) Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
**) Diisi sesuai dengan ketersediaan data.
***) Dapat ditetapkan menjadi prioritas untuk dilakukan efisiensi
Tabel 3.9.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
No
.
Uraian
Tahun
1.
anggaran
2008
Tahun
2.
anggaran
2009
Tahun
3.
anggaran
2010
Tahun
4.
anggaran
Total Belanja
Untuk
Pemenuhan
Kebutuhan
Aparatur
(Rp)
Total
Pengeluaran
(Belanja +
Pembiayaan
Pengeluaran)
(Rp)
Prosentas
e
(a)
(b)
(a) / (b) x
100%
172.836.336.31 359.006.195.55
4
9
198.290.804.81 423.914.627.54
9
4
236.872.983.42 418.076.938.28
3
9
324.545.317.90 494.158.673.52
2
9
48,14
46,78
56,66
65,68
2011
Sumber : Diolah dari Buku Laporan Keuangan Daerah Tahun 2008
2010
Selama periode tahun 20082011, ratarata belanja untuk memenuhi
kebutuhan aparatur adalah 54,31%. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi
belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur relatif besar persentasenya
apabila dibandingkan dengan belanja untuk masyarakat yang hanya 45,69%
(belanja publik). Jumlah PNS yang relative besar dan masih banyaknya
tenaga honorer yang dibiayai oleh APBD menyebabkan pengeluaran belanja
aparatur menjadi besar disamping operasional SKPD itu sendiri.
Proporsi Total Belanja Daerah untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
terhadap total pengeluaran (Total Belanja + Total Pembiayaan Pengeluaran)
dari tahun 20082011 memiliki trend yang meningkat. Tahun 2008 dengan
proporsi sebesar 48,14% meningkat menjadi 65% pada tahun 2011. Kondisi
ini mencerminkan alokasi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
melebihi porsi alokasi belanja publik atau belanja yang diperuntukan untuk
pelayanan kepada masyarakat (Tabel 3.9).
3.1.2. Neraca Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001, Neraca
Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi
pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masingmasing
pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada
tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan ekuitas
dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi
menjadi sub rekening sampai level rincian obyek.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah
merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh
Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen
pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban
peraturan perundangundangan yang berlaku saja, tetapi juga
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam
rangka pengelolaan sumbersumber daya ekonomi yang dimiliki oleh
daerah secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Daerah Pemerintah
Daerah Kabupaten Minahasa Selatan selama kurun waktu 2006
2009 seperti terlihat pada Tabel 3.10 dan dapat dijelaskan secara
rinci, sebagai berikut:
Tabel 3.10.
Perkembangan Neraca Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Selatan
20062009
No
Uraian
2006
2007
2008
2009
Rerata
Pertum
buhan
1.
ASET
1.
1.
1.1
.1.
1.1
.2.
1.1
.3.
1.
2.
1.2
.1.
ASET
LANCAR
1.2
.2.
1.2
.3.
1.2
.4.
1.2
.5.
1.2
.6.
1.2
.7.
1.
3.
1.3
.1.
1.3
.2.
1.3
.3.
1.3
.4.
∑
Kas
Piutang
Persedia
an
ASET
TETAP
Tanah
Peralata
n dan
Mesin
Gedung
dan
Banguna
n
Jalan,
Irigasi,
dan
Jaringan
Aset
Tetap
Lainnya
Konstruk
si Dalam
Pengerja
an
Akumula
si
Penyusut
an
ASET
LAINNY
A
Tagihan
Penjuala
n
Angsura
n
Tagihan
Tuntutan
Ganti
Kerugian
Daerah
Kemitraa
n
Dengan
Pihak
Kedua/
Penyerta
an Modal
Pada
Bank
Sulut
Aset Tak
Berwuju
d
JUMLAH
ASET
182.898.
359.721
7.124.30
3.249
7.124.303.
249
278.092.
144.433
4.147.57
9.990
4.147.579.
990
273.434.
564.443
44.830.70
2.214
386.952.
178.293
4.492.96
7.719
314.336.2
97
2.575.634.
260
1.602.997.
162
381.949.
210.574
46.035.82
1.261
516.864.
869.925
6.012.21
0.863
3.183.970.
314
1.844.667.
863
983.572.6
86
509.842.
659.062
46.235.21
7.061
-
-
-
-
175.774.
056.472
37.764.73
3.314
6.903.300.
000
14.021.41
2.150
49.997.12
2.158
71.672.32
8.819
17.591.65
7.000
138.619.7
16.340
165.958.7
83.995
199.088.8
11.207
104.723.4
19.000
54.065.53
1.985
111.158.3
78.270
179.675.0
24.699
39,62
8.790.947.
158
21.897.20
1.754
8.799.104.
890
9.917.422.
391
33,99
-
-
-
-
-
-
-
-
3.253.854.
885
-
510.000.
000
510.000.
000
1.010.00
0.000
98,04
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
510.000.0
00
510.000.0
00
510.000.0
00
-
-
-
-
182.898.
359.721
278.092.
144.433
386.952.
178.293
516.864.
869.925
-
0,12
259,57
(9,46)
(12,88)
42,91
7,28
134,35
98,04
41,59
2.
2.
1.
2.1
.1
2.1
.2.
2.1
.3.
2.1
.4.
2.1
.5
3.
3.
1.
3.1
.2.
3.1
.3.
3.1
.4.
3.1
.5.
3.
2.
3.2
.1.
3.2
.2.
3.2
.3.
3.2
.4.
∑
KEWAJI
BAN
KEWAJI
BAN
JANGKA
PENDEK
Utang
Perhitun
gan
Pihak
Ketiga
Uang
Muka
Dari Kas
Daerah
Pendapa
tan
Diterima
Dimuka
Utang
Jangka
Hutang
Jangka
Panjang
EKUITA
S DANA
EKUITA
S DANA
LANCAR
SILPA
Cadanga
n
Piutang
Cadanga
n
Persedia
an
Utang
Jangka
Pendek
EKUITA
S DANA
INVEST
ASI
Diinvest
asikan
Dalam
Aset
Tetap
Diivestas
ikan
Dalam
Aset
Lainnya
Diinvest
asikan
Dalam
Investasi
jangka
Panjang
Utang
Jangka
Panjang
JUMLAH
KEWAJI
0
0
67.417.3
01.319
55.247.8
19.424
(18,05)
0
0
67.417.3
01.319
55.247.8
19.424
(18,05)
-
-
10.533.83
7.068
10.884.64
4.717
1,11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
56.883.46
4.251
(38,36)
-
-
-
35.063.17
4.707
9.300.000.
000
182.898.
359.721
278.602.
144.433
4.147.57
9.990
7.124.303.
249
4.147.579.
990
461.617.
050.501
39.935.6
08.561
7.700.674.
403
(565,15
)
7.124.30
3.249
319.534.
876.974
62.924.3
33.596
10.219.50
0.767
-
-
2.575.634.
260
1.844.667.
863
(28,38)
-
-
1.602.997.
162
983.572.6
86
(38,64)
-
-
56.883.46
4.251
35.063.17
4.707
(38,36)
175.774.
056.472
274.454.
564.443
382.459.
210.570
501.552.
659.062
42,20
175.774.0
56.472
273.944.5
64.443
381.949.2
10.570
509.842.6
59.062
42,91
-
510.000.0
00
-
-
-
-
510.000.0
00
1.010.000.
000
-
-
-
182.898.
359.721
278.602.
144.433
386.952.
178.293
9.300.000.
000
516.864.
869.925
-
(565,15
)
(137,61)
-
98,04
37,14
BAN
Dan
EKUITA
S DANA
Ekuitas Dana yang meliputi Dana Lancar, Dana Investasi, dan
Dana Cadangan, merupakan selisih antara aset dengan kewajiban
pemerintah daerah. Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Minahasa
Selatan selama kurun waktu 3 tahun mengalami peningkatan rata
rata sebesar 37,14%. yang merupakan akumulasi dari ekuitas dana
lancar dan ekuitas dana yang investasikan.
Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah
dapat diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara
kelompok/elemen laporan keuangan yang satu dengan kelompok
yang lain. Beberapa rasio yang dapat diterapkan di sektor publik
adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio utang. Rasio
likuiditas terdiri rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio) dan
rasio cepat (quick ratio). Sedangkan rasio lancar (current ratio) adalah
rasio standar untuk menilai kesehatan organisasi. Rasio ini
menunjukkan apakah pemerintah daerah memiliki aset yang cukup
untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo. Kualitas pengelolaan
keuangan daerah dikategorikan baik apabila nilai rasio lebih dari
satu (Tabel 3.11).
Tabel 3.11.
Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20072009
(%Hari)
N
Uraian
2007
2008
2009
O
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
4,147
0,07
13,09
2. Rasio Quick (Quick Ratio)
4,14
4,29
11
Rasio Total Hutang Terhadap
3.
Total Asset
0
0,21
0,12
4. Rasio Hutang Terhadap Modal
0
0,21
0,10
5. Rerata Umur Piutang
1
1
1
6. Rerata Umur Persediaan
1
1
1
Sumber : Diolah dari Buku Laporan Keuangan Daerah Tahun 20072009
3.2.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.3.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi penggunaan anggaran untuk setiap sektor atau Satuan
Kerja Perangka Daerah selama tahun 20082009 dialokasikan sesuai
dengan amanat UndangUndang, khususnya
untuk
Urusan
Pendidikan sekurangkurangnya 20% dari APBD termasuk Gaji dan
tunjangan tenaga pendidik.
Selama tahun 20082011 proporsi anggaran pendidikan
memiliki kecenderungan yang meningkat dengan rerata sebesar
37,89% dari Total Pendapatan APBD. Pada tahun 2008 alokasi
anggaran pendidikan sebesar Rp. 125.330.479.587 atau sebesar
35,43% meningkat menjadi sebesar Rp. 209.986.147.930 atau
43,40%. Kondisi yang berbeda untuk Urusan Kesehatan yang
mengalami penurunan secara prosentase sekalipun secara nominal
meningkat dengan rerata alokasi sebesar 5,82% dari Total
Pendapatan APBD selama periode tersebut. Terdapat beberapa SKPD
yang memiliki alokasi anggaran diatas 10% dari Total Pendapatan
APBD selain Dinas Pendidikan dan Olahraga, yaitu Dinas
Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset dengan rerata 12,76%
dan Dinas Pekerjaan Umum dengan rerata 12,09% (Tabel 3.12).
Tabel 3.12.
Proporsi Alokasi Belanja Berdasarkan SKPD
Kabupaten Minahasa Selatan
Tahun 20082011
Uraian
Dinas
Pendidikan dan
Olahraga
Dinas Kesehatan
RSUD
Dinas Pekerjaan
Umum
BAPPEDA
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika
Kantor
Lingkungan
Hidup/Dinas
Pengelolaan
Kebersihan dan
Pertamanan
Dinas
Pengelolaan
Kebersihan dan
Pertamanan
Dinas
Kependudukan
dan Catatan Sipil
Badan Keluarga
Berencana,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan
Anak
Dinas Sosial,
tenaga Kerja dan
transmigrasi
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
Pelaksana Harian
Badan Narkotika
Rer
ata
2008
2009
2010
2011
125.330.4
79.587
(35,43%)
20.489.88
9.225
(5,79%)
2.809.895.
700
(0,79%)
60.960.49
0.723
(17,24%)
2.344.202.
790
(0,66%)
128.710.4
62.494
(33,73%)
29.390.01
2.252
(7,70%)
1.455.838.
554
(0,38%)
55.265.71
6.551
(14,48%)
3.212.686.
679
(0,84%)
147.643.4
75.259
(38,98%)
18.447.32
9.907
(4,87%)
2.508.997.
491
(0,66%)
19.329.66
9.613
(5,10%)
2.748.560.
575
(0,73%)
209.986.1
47.930
(43,40%)
23.845.17
4.657
(4,93%)
2.811.816.
224
(0,58%)
55.819.86
8.820
(11,54%)
2.861.183.
444
(0,59%)
2.055.158.
007
(0,58%)
2.484.441.
117
(0,65%)
2.464.813.
910
(0,65%)
3.082.914.
371 0,63
(0,64%)
1.203.488.
032
(0,34%)
843.789.3
10
(0,22%)
1.008.741.
779
(0,27%)
730.687.6
05 0,24
(0,15%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
576.658.0
00
(0,15%)
1.518.010.
563 0,12
(0,31%)
866.460.7
80
(0,24%)
1.313.127.
358
(0,34%)
2.470.595.
058
(0,65%)
1.387.483.
529 0,38
(0,29%)
2.908.819.
336
(0,82%)
2.052.715.
412
(0,54%)
5.149.400.
018
(1,36%)
3.180.438.
375 0,84
(0,66%)
1.726.829.
354
(0,49%)
2.365.285.
528
(0,62%)
126.999.0
00
(0,03%)
391.452.2
60
(0,10%)
1.969.64
1.503
(0,52%)
740.87
4.348
(0,20%)
734.8
30.556
(0,19%)
2.262.100.
731 0,52
(0,47%)
1.064.903.
289 0,11
(0,22%)
981.260.3
65 0,12
(0,20%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
37,8
9
5,82
0,60
12,0
9
0,71
Kantor
Penanaman
Modal
Kantor
Pelayanan
Terpadu satu
Pintu
Badan Kesatuan
Bangsa, Politik
dan
Perlindungan
Masyarakat
Kantor Satuan
Polisi Pamong
Praja
Dewan
Perwakilan
Daerah
Kepala Daerah &
Wakil Kepala
Daerah
Sekretariat
Daerah
Sekretariat
DPRD
Dinas Pengelola
Keuangan,
Pendapatan dan
Aset
Inspektorat
Daerah
Pemerintah
Kecamatan
Badan
Kepegawaian dan
Diklat Daerah
Badan
Ketahanan
Pangan
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan
Pemerintah Desa
Kantor
Perpustakaan
dan Arsip Daerah
Kantor Statistik
Daerah
Dinas
153.725.0
00
(0,04%)
473.928.7
58
(0,12%)
694.9
35.803
(0,18%)
845.695.1
15 0,13
(0,17%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
363.6
46.700
(0,10%)
676.658.8
51 0,06
(0,14%)
1.518.631.
556
(0,43%)
2.441.164.
602
(0,64%)
1.926.006.
281
(0,51%)
1.448.331.
811 0,47
(0,30%)
2.245.347.
700
(0,63%)
4.575.722.
037
(1,29%)
294.929.5
32
(0,08%)
33.497.06
1.643
(9,47%)
12.532.58
5.449
(3,54%)
2.330.094.
594
(0,61%)
5.637.388.
599
(1,48%)
294.929.5
32
(0,08%)
37.421.12
3.941
(9,81%)
15.169.66
7.615
(3,98%)
1.830.7
73.964
(0,48%)
5.497.90
2.689
(1,45%)
238.4
64.928
(0,06%)
32.186.61
6.298
(8,50%)
19.986.9
77.508
(5,28%)
2.165.090.
476
(0,45%)
5.611.021.
776
(1,16%)
290.357.6
52
(0,06%)
36.431.38
0.049
(7,53%)
19.385.67
7.400
(4,01%)
39.485.69
2.597
(11,16%)
48.687.94
2.628
(12,76%)
67.673.9
52.448
(17,87%)
1.605.568.
270
(0,45%)
8.395.753.
281
(2,37%)
2.170.395.
134
(0,61%)
1.464.234.
300
(0,41%)
2.169.981.
068
(0,57%)
10.349.76
1.938
(2,71%)
2.627.918.
546
(0,69%)
1.808.743.
961
(0,47%)
1.816.53
9.377
(0,48%)
13.711.0
04.584
(3,62%)
3.929.900
.870
(1,04%)
1.757.92
6.143
(0,46%)
1.936.209.
189
(0,40%)
17.830.54
6.996
(3,69%)
2.756.620.
674
(0,57%)
1.939.434.
050
(0,40%)
8.555.814.
184
(2,42%)
3.214.823.
800
(0,84%)
2.689.05
5.219
(0,71%)
9.318.684.
803 1,47
(1,93%)
75.000.00
0
(0,02%)
528.067.2
84
(0,14%)
0
(0,00%)
0
(0,00%)
3.217.558.
3.488.121.
607.6
33.129
(0,16%)
0
(0,00%)
4.358.8
673.654.1
72 0,11
(0,14%)
5.383.645.
534 0,28
(1,11%)
5.042.448. 1,00
0,54
1,35
0,07
8,83
4,20
44.706.99
12,7
4.208
6
(9,24%)
0,48
3,10
0,73
0,44
Perkebunan
Badan
Pelaksanan
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan dan
Kehutanan
Dinas Kehutanan
Dinas
Pertambangan
dan Energi
Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
Dinas Kelautan
dan Perikanan
Dinas Koperasi,
UKM, Pasar,
Perindustrian
dan Perdagangan
948
(0,91%)
666
(0,91%)
74.119
(1,15%)
684
(1,04%)
3.138.537.
698
(0,89%)
5.668.411.
323
(1,49%)
3.746.4
70.363
(0,99%)
5.247.319.
033 1,11
(1,08%)
1.207.473.
950
(0,34%)
850.599.0
48
(0,24%)