Iklim Dunia Bergantung Hutan Indonesia O

Iklim Dunia Bergantung Hutan Indonesia
Oleh : Presli Panusunan Simanjuntak
Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Hutan dan pohon berperan besar dalam memberikan perlindungan kepada manusia.
Hutan dan pohon menyediakan udara bersih dan air, menjaga keanekaragaman hayati dan
mencegah perubahan iklim. Bagi banyak orang, hutan dan pohon juga menawarkan makanan,
tempat tinggal dan pekerjaan. Hutan juga menjadi habitat dan tempat hidup berbagai jenis
tumbuhan dan hewan (termasuk tumbuhan dan hewan langka).
Luas hutan di Indonesia mencapai 133 juta hektar yang membuat Indonesia naik
podium di 3 besar luas Hutan tropis terbesar di dunia. Indonesia sebagai negara dengan hutan
tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire. Namun hal ini dicoreng dengan buku
Rekor Dunia Guinness yang menempatkan Indonesia menjadi negara dengan lajukerusakan
hutan tercepat di dunia. Akibat kerusakan hutan tersebut, dari 133 juta ha luas hutan
Indonesia, hanya 23 % saja yang masih berupa hutan primer dan terbebas dari kerusakan.
Kerusakan itu sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan industri (terutama kayu) dan
pengalihan fungsi hutan menjadi perkebunan melalui perambahan liar maupunpembakaran
hutan (kebakaran hutan yang disengaja).
Deforestasi menyebabkan hilangnya ekosistem di dalamnya, termasuk spesies
tumbuhan dan hewan langka. Padahal 80% keanekaragaman hayati terdapat di dalam hutan.
Deforestasi juga menyebabkan berkurangnya kemampuan menyerap emisi karbon dunia yang
tentunya berimbas pada meningkatnya ancaman pemanasan global.

Tiap Menit, Indonesia Kehilangan Hutan Seluas Tiga Kali Lapangan Bola

Nasib hutan di Indonesia, bak telur di ujung tanduk alias sungguh memprihatinkan.
Periode 2009-2013, negeri ini kehilangan tutupan hutan alian mengalami deforestasi sebesar
4,5 juta hektar atau 1,13 juta hektar per tahun. Fakta ini terungkap dalam laporan Forest
Watch Indonesia dalam buku berjudul Potret Keadaan Hutan Indonesia periode 2009-2013
yang dirilis Tahun 2014.
Forest Watch Indonesia (FWI) mengungkap fakta mencengangkan bahwa Hutan
Indonesia berkurang secara drastis. Dalam kurun waktu 2009-2013, Indonesia kehilangan
hutan seluas 4,6 juta hektar atau seluas Provinsi Sumatera Barat, tujuh kali luas Provinsi DKI
Jakarta. Dalam kurun waktu itu dapat dikatakan dengan kasarnya bahwa Indonesia
kehilangan hutan seluas tiga kali lapangan sepakbola dalam waktu hanya 1 menit saja.
Sungguh fakta yang dapat membuat jantung kita hampir copot tentunya.
Indonesia mengalahkan Brasil dalam perebutan jawara kehilangan hutan terbesar
didunia, Di Brazil sebanyak 460 ribu hektare hutan hilang, sedangkan Indonesia mencapai
hampir tiga kali lipatnya , yakni 1,13 juta hektar per tahun. Area hutan di Indonesia mencapai
seperempat hutan hujan tropis di Amazon, Brasil.

Berdasarkan data itu, laman The Age memberikan Indonesia gelar sebagai negara
dengan kehilangan hutan terbesar di dunia.


Hutan Indonesia Paru-Paru Dunia
Apa jadinya jika paru-paru manusia telah rusak ? Atau bahkan , telah kehilangan
fungsinya ? Sungguh sangat dapat ditebak, manusia itu tidak akan bertahan lama untuk hidup.
Indonesia mengklaim dirinya adalah paru-paru dunia lewat hutannya dan hal itu
dibenarkan oleh PBB lewat FAO dan Greenpeace. Lalu jika Indonesia telah banyak
kehilangan hutan- hutannya, apa yang akan terjadi ?
Deforestasi juga mengarah pada meningkatnya perubahan iklim. Sebab, pohon yang
telah lama tumbuh mampu menyimpan emisi karbon lebih banyak ketimbang pohon baru.
Gas tersebut, juga bisa disimpan dalam kurun yang lama, serta mampu mengurangi
pemanasan global.
Degradasi hutan dan deforestasi memicu peningkatan emisi gas rumah kaca. Menurut
Bank Dunia, rata-rata kerusakan hutan di Indonesia yang berlangsung sangat cepat akan
membuat negara ini memiliki gelar baru, sebagai produsen emisi gas rumah kaca terbesar
ketiga, di bawah Tiongkok dan Amerika.
"Hutan hujan adalah paru-paru bumi. Anda memiliki paru-paru untuk bernapas dan
jika Anda menyingkirkan paru-paru itu, bumi akan menderita," ujar Matthew Hansen,
anggota tim penulis lainnya dalam jurnal Bank Dunia tersebut.

PBB: Perubahan Iklim Dunia Bergantung Hutan Indonesia

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti tingkat deforestasi atau penebangan hutan Indonesia yang
tertinggi di dunia, yakni mencapai sekitar 1 juta hektare per tahun.
Dunia kembali menaruh perhatian pada tingkat deforestasi dan degradasi lahan
Indonesia yang cukup mengkhawatirkan. Setengah dari daratan di Indonesia adalah hutan.
Kondisi itu meletakkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan hutan tropis
terpenting di dunia, yang secara signifikan menyuplai oksigen yang cukup besar pada Bumi.
Hutan Indonesia juga berperan penting di saat negeri ini semakin rentan terhadap perubahan
iklim.
"Tidak mungkin kita dapat memenangkan perang melawan perubahan iklim tanpa
melipatgandakan upaya kita untuk mengurangi deforestasi di Indonesia," kata Kepala
Perwakilan FAO di Indonesia, Mark Smulders.
Pada tahun 2009, pemerintah Indonesia berjanji mengurangi emisi gas rumah kaca
sebesar 26 persen secara mandiri dan sebesar 41 persen dengan dukungan internasional pada
tahun 2020. Pemerintah Indonesia menegaskan kembali janji itu dalam sebuah pertemuan

pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan perwakilan dari lembaga
internasional.
FAO telah setuju memberi bantuan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan berupa tenaga ahli dan juga dalam hal keuangan. FAO sangat berharap melalui

hutan Indonesia peruhabaan Iklim dapat ditekan.
FAO telah mengembangkan sebuah pendekatan yang disebut climate smart
agriculture, forestry and fisheries atau pemberdayaan pertanian, kehutanan dan perikanan
yang bijak). Pendekatan ini menggabungkan upaya peningkatan produktivitas dengan
mengadaptasi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
FAO telah memberi pelatihan kepada pegawai negeri dan petani di Kalimantan
Tengah agar bisa menerapkan konsep itu, di antaranya, untuk mencegah kebakaran hutan.

Ayo memulai !
Pohon sebagai salah satu sumber hidup dalam kehidupan kita memiliki peran penting
untuk menjaga keseimbangan yang berlangsung dalam kehidupan di bumi. Karena, setiap
tahun satu pohon saja bisa menghasilkan 260 pon O2. Selain itu, pohon juga bisa menyerap
gas CO2 sebanyak satu ton tiap tahun. Menanam pohon merupakan kontribusi kita terhadap
lingkungan. Pohon bisa membantu menurunkan emisi gas rumah kaca, sehingga turut
membantu menurunkan pengaruh global warming.
Hal itu harusnya tidak hanya dilakukan saat Peringatan Hari Pohon Sedunia atau
Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia setiap 28 November. Tetapi harus setiap saat
ditingkatkan kesadaran akan pentingnya hutan, karena dengan dilestarikannya pohon-pohon
dan hutan akan terjadi keharmonisan serta keseimbangan ekologis yang manfaatnya tentu
saja kembali kepada manusia.

Di tengah kondisi hutan Indonesia yang kini benar-benar sakit, tidak perlu terlalu
muluk.
Dimulai dari diri sendiri, setiap warga Negara Indonesia berkontribusi satu pohon saja
di pekarangan rumah masing-masing dan lingkungan umum di sekitar. Tindakan sederhana
ini akan jadi suatu sumbangsih yang sangat berarti bagi masa depan hutan dan generasi kita.
Jadikan Hutan Indonesia Paru-paru yang sehat !
Dari data- data dan fakta-fakta yang mencengangkan tersebut, Mari kita menjadikan
Indonesia sebagai paru- paru dunia. Kita harus dapat mebuktikan Indonesia bisa menjadi
penopang kehidupan di dunia ini walaupun dari aspek lain seperti ilmu dan teknologi kita
masih sedag berkembang. Mari kita tunjukkan bahwa Indonesia dapat menjadi penopang
dunia. Pemerintah dan kita harus saling bersinergi menciptkan hutan dengan bantuan dari
negara lain tentunya.
#saveourforest

Sumber :
1.
2.
3.
4.


VIVA.co.id , Sabtu, 21 Maret 2015
www.fao.org/forestry/international-day-of-forests/en;
logo : www.fao.org/forestry/81927/en
Forest Watch Indonesia
Mongabay.co.id, 13 Desember 2014

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Efisiensi pemasaran kayu jenis sengon (paraserianthes falcataria) (studi kasus Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor)

17 93 118

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157