Analisis Karbohidrat pada makanan dan mi
ANALISIS
KARBOHIDRAT
KELOMPOK III
FIKI FAKKIHAH
1. Apakah terdapat pembuatan pereaksi (larutan) pada analisis karbohidrat
dengan metode analisis kuantitatif lain (somogyl Nelson) seperti pada
analisis metode Luff Schoorl yang dibuat larutan luff schoorl?
Jawab:
ya, selain pembuatan pereaksi pada metode luff schoorl juga terdapat
pembuatan pereaksi (larutan) pada analisis kuantitatif (somogyl Nelson).
Pada metode somogyl nelson dibuat dahulu pereaksi atau larutannya.
Pembuatan Pereaksi:
Dengan melarutkan 28 gr Na2SO4 anhidrat dan 40 gr K-Na-Tartrat dalam
700 ml aquadest kemudian ditambahkan 100 ml NaOH 1 N, lalu
dicampur. Dengan pengadukan cepat tambahkan 80 ml CuSO4 10%
kemudian tambahkan 180 gram Na2SO4 anhidrat. Setelah tercampur
sempurna tambahkan dengan aquadest hingga volume 1000 ml.
2. Alasan penambahan Kalium Heksasianoferat II?
Jawab:
Kalium heksasianoferat sebagai pengidentifikasi adanya kation besi (Fe 2+) dalam
sampel. Dan juga untuk mengkristalkan kandungan senyawa yang terdapat pada
sampel sehingga hasil penyaringan lebih baik.
3. Kelebihan metode Luff Schoorl?
Jawab:
1. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan
bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode
tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat
dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.
2.Salah satu metode yang paling mudah
pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya
mahal adalah metode Luff Schoorl.
3.Metode Luff-Schoorl dapat diaplikasikan untuk
produk pangan yang mengandung gula dengan
bobot molekul yang rendah dan pati alami atau
modifikasi.
FITRI
1. Mengapa dititrasi kembali?
Jawab:
Pada dasarnya prinsip metode luff schoorl adalah iodometri. Karena
kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar
penetapan kadar. Karena pada saat CuO berlebih direduksi dengan
KI, I2 akan dilepaskan. I2 akan tereduksi sehingga dititrasi lagi
dengan Na2S2O3 sehingga I2 ini dapat berikatan dengan Na2S2O3
menghasilkan larutan biru berubah warna menjadi putih.
2. Apakah Viskositas mempengaruh kadar karbohidrat?
Jawab:
Ya, karena semakin banyak kandungan gugus sakarida yang
terkandung dalam sampel maka akan semakin tinggi viskositasnya.
3. Sirup DHT masuk dalam golongan karbohidrat apa?
Jawab: Golongan disakarida
ARNI
1. Bagaimana
rumus
penentuan
karbohidrat? I-L atau L-I?
Jawab:
kadar
2. Apakah kadar sukrosa roti telah sesuai
dengan SNI?
Jawab:
Kadar sukrosa roti hasil praktikum yang kami
dapat
adalah
2,5728%
(257,28
mg)
Sementara menurut SNI batas maksimum
penggunaan sukrosa dalam makanan adalah
500mg/kg. Sehingga kadar yang diperoleh
telah sesuai dengan SNI.
AGON
Mengapa pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar
sebelum dan setelah inversi?
Jawab:
Karena sampel yang hendak diteliti (sirup dan roti)
merupakan golongan disakarida, dimana Sukrosa tidak
memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan
kadar sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu
menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa). Kandungan
glukosa inilah yang akan direaksikan dengan larutan luff
schoorl untuk dapat menetapkan kadar sukrosanya (dalam
hal ini dilakukan penetapan setelah inversi).
AYU
1. Untuk apa didiamkan di tempat gelap selama 10
menit?
Jawab:
Didiamkan 10 menit bertujuan mencegah terjadinya
oksidasi. Karena dengan terjadinya oksidasi dapat
mempengaruhi hasil titrasi terlalu tinggi.
2. Untuk apa ditambahkan HCl dan mengapa
dipanaskan lagi?
Jawab:
HCl bertujuan untuk mengasamkan dan dipanaskan
lagi untuk membantu larutnya gula pereduksi.
Neni
Dalam larutan luff schoorl terdiri dari CuSO4,
dan Na2CO3, Asam sitrat, dan aquadest.
Kemana senyawa yang terdapat dalam luff
schoorl?
Jawab:
Kak DENNY
Berdasarkan kompleksitasnya dapat di bagi
menjadi 3 golongan yaitu :
Monosakarida : karbohidrat tunggal.
Disakarida tersusun dari 2 monosakarida.
Contoh : sukrosa, laktosa
Oligosakarida tersusun dari 3 atau lebih
hingga 60 monosakarida. Contoh : raffinosa
(trisakarida), stakiosa (tetrasakarida)
Polisakarida tersusun lebih dari 60
monosakarida. Contoh : pati, glikogen
Kak Almi
Reaksi sebelum inversi dan setelah inversi?
Jawab:
Reaksi Sebelum Inversi
Setelah inversi:
KARBOHIDRAT
KELOMPOK III
FIKI FAKKIHAH
1. Apakah terdapat pembuatan pereaksi (larutan) pada analisis karbohidrat
dengan metode analisis kuantitatif lain (somogyl Nelson) seperti pada
analisis metode Luff Schoorl yang dibuat larutan luff schoorl?
Jawab:
ya, selain pembuatan pereaksi pada metode luff schoorl juga terdapat
pembuatan pereaksi (larutan) pada analisis kuantitatif (somogyl Nelson).
Pada metode somogyl nelson dibuat dahulu pereaksi atau larutannya.
Pembuatan Pereaksi:
Dengan melarutkan 28 gr Na2SO4 anhidrat dan 40 gr K-Na-Tartrat dalam
700 ml aquadest kemudian ditambahkan 100 ml NaOH 1 N, lalu
dicampur. Dengan pengadukan cepat tambahkan 80 ml CuSO4 10%
kemudian tambahkan 180 gram Na2SO4 anhidrat. Setelah tercampur
sempurna tambahkan dengan aquadest hingga volume 1000 ml.
2. Alasan penambahan Kalium Heksasianoferat II?
Jawab:
Kalium heksasianoferat sebagai pengidentifikasi adanya kation besi (Fe 2+) dalam
sampel. Dan juga untuk mengkristalkan kandungan senyawa yang terdapat pada
sampel sehingga hasil penyaringan lebih baik.
3. Kelebihan metode Luff Schoorl?
Jawab:
1. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan
bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode
tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat
dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.
2.Salah satu metode yang paling mudah
pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya
mahal adalah metode Luff Schoorl.
3.Metode Luff-Schoorl dapat diaplikasikan untuk
produk pangan yang mengandung gula dengan
bobot molekul yang rendah dan pati alami atau
modifikasi.
FITRI
1. Mengapa dititrasi kembali?
Jawab:
Pada dasarnya prinsip metode luff schoorl adalah iodometri. Karena
kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar
penetapan kadar. Karena pada saat CuO berlebih direduksi dengan
KI, I2 akan dilepaskan. I2 akan tereduksi sehingga dititrasi lagi
dengan Na2S2O3 sehingga I2 ini dapat berikatan dengan Na2S2O3
menghasilkan larutan biru berubah warna menjadi putih.
2. Apakah Viskositas mempengaruh kadar karbohidrat?
Jawab:
Ya, karena semakin banyak kandungan gugus sakarida yang
terkandung dalam sampel maka akan semakin tinggi viskositasnya.
3. Sirup DHT masuk dalam golongan karbohidrat apa?
Jawab: Golongan disakarida
ARNI
1. Bagaimana
rumus
penentuan
karbohidrat? I-L atau L-I?
Jawab:
kadar
2. Apakah kadar sukrosa roti telah sesuai
dengan SNI?
Jawab:
Kadar sukrosa roti hasil praktikum yang kami
dapat
adalah
2,5728%
(257,28
mg)
Sementara menurut SNI batas maksimum
penggunaan sukrosa dalam makanan adalah
500mg/kg. Sehingga kadar yang diperoleh
telah sesuai dengan SNI.
AGON
Mengapa pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar
sebelum dan setelah inversi?
Jawab:
Karena sampel yang hendak diteliti (sirup dan roti)
merupakan golongan disakarida, dimana Sukrosa tidak
memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan
kadar sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu
menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa). Kandungan
glukosa inilah yang akan direaksikan dengan larutan luff
schoorl untuk dapat menetapkan kadar sukrosanya (dalam
hal ini dilakukan penetapan setelah inversi).
AYU
1. Untuk apa didiamkan di tempat gelap selama 10
menit?
Jawab:
Didiamkan 10 menit bertujuan mencegah terjadinya
oksidasi. Karena dengan terjadinya oksidasi dapat
mempengaruhi hasil titrasi terlalu tinggi.
2. Untuk apa ditambahkan HCl dan mengapa
dipanaskan lagi?
Jawab:
HCl bertujuan untuk mengasamkan dan dipanaskan
lagi untuk membantu larutnya gula pereduksi.
Neni
Dalam larutan luff schoorl terdiri dari CuSO4,
dan Na2CO3, Asam sitrat, dan aquadest.
Kemana senyawa yang terdapat dalam luff
schoorl?
Jawab:
Kak DENNY
Berdasarkan kompleksitasnya dapat di bagi
menjadi 3 golongan yaitu :
Monosakarida : karbohidrat tunggal.
Disakarida tersusun dari 2 monosakarida.
Contoh : sukrosa, laktosa
Oligosakarida tersusun dari 3 atau lebih
hingga 60 monosakarida. Contoh : raffinosa
(trisakarida), stakiosa (tetrasakarida)
Polisakarida tersusun lebih dari 60
monosakarida. Contoh : pati, glikogen
Kak Almi
Reaksi sebelum inversi dan setelah inversi?
Jawab:
Reaksi Sebelum Inversi
Setelah inversi: