LK KPPU TA 2016 Audited
BAGIAN ANGGARAN
108.01.422810
LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016
TAHUN ANGGARAN 2016
Jl. Ir. H. Juanda No. 36, Jakarta Pusat 10120
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar
i
ii
Daftar Isi
Pernyataan Tanggung Jawab
iii
Ringkasan
1
I. Laporan Realisasi Anggaran
3
4
II. Neraca
5
III. Laporan Operasional
6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas
V. Catatan atas Laporan Keuangan
7
7
A. Penjelasan Umum
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
24
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
32
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
53
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
58
F. Pengungkapan Penting Lainnya
62
65
VI. Lampiran dan Daftar
Daftar Isi
ii
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk periode yang
berakhir tanggal 31 Desember 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
71
Tahun
2010
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang
sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara
anggaran
dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja
selama periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016.
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan Negara
Bukan Pajak sebesar Rp23.695.044.558 atau mencapai 22.566,71 persen dari
estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp105.000.000.
Realisasi Belanja Negara (neto) pada TA 2016 adalah sebesar Rp114.473.856.483
atau mencapai 82,09 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp139.452.216.000.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada 31 Desember 2016.
Nilai Aset pada TA 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp54.711.035.576 yang
terdiri
dari
Aset
Lancar
sebesar
Rp44.432.897.838;
Aset
Tetap
sebesar
Rp10.119.298.396; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0; dan Aset Lainnya
(neto) sebesar Rp158.839.342.
Nilai
Kewajiban
dan
Ekuitas
pada
TA
2016
masing-masing
berbagai
unsur
pendapatan-LO,
sebesar
Rp4.835.495.177 dan Rp49.875.540.399.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan
Operasional
surplus/defisit dari
menyajikan
operasi,
surplus/defisit dari
kegiatan
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan
non
beban,
operasional,
surplus/defisit-LO,
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai
dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp155.058.701.172, sedangkan jumlah
beban adalah sebesar Rp210.598.801.335 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan
Operasional senilai Rp55.540.100.163. Surplus Kegiatan Non Operasional dan
Ringkasan
-1-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Defisit Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp1.235.750.067 dan Rp0
sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp54.304.350.096.
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada
tanggal 1 Januari 2016 adalah sebesar Rp9.447.987.792, dikurangi Defisit-LO
sebesar Rp54.304.350.096, kemudian ditambah dengan koreksi-koreksi sebesar
Rp527.408.178
dan
ditambah
transaksi
antar
entitas
senilai
total
Rp94.204.494.525, sehingga Ekuitas Komisi Pengawas Persaingan Usaha pada
tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp49.875.540.399.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan
oleh
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
serta
pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk
TA 2016 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Ringkasan
-2-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN (NET T O)
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
JUMLAH PENDAPATAN
B.1
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
JUMLAH BELANJA
TA 2016
ANGGARAN
REALISASI
105,000,000
105,000,000
23,695,044,558
23,695,044,558
29,040,424,000
105,486,756,000
4,925,036,000
139,452,216,000
28,999,490,105
80,579,431,160
4,894,935,218
114,473,856,483
% thd Angg
TA 2015
REALISASI
22,566.71
22,566.71
16,277,700,519
16,277,700,519
99.86
76.39
99.39
82.09
21,563,599,302
65,257,685,511
3,522,074,350
90,343,359,163
B.2.
B.3
B.4
B.5
Laporan Realisasi Anggaran
An evaluation version of novaPDF was used to create this PDF file.
Purchase a license to generate PDF files without this notice.
-3-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
II. NERACA
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas Lainnya dan Setara Kas
Piutang Bukan Pajak
CATATAN
C.1
C.2
Bagian Lancar Tagihan Tunt ut an Perbendaharaan/ Tunt utan Ganti
Rugi
Penyisihan Piut ang Tidak Tert agih - Piut ang Lancar
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
C.3
C.4
C.5
31 DESEM BER 2016
31 DESEM BER 2015
184,430,476
188,373,759,460
561,454,068
(144,943,344,234)
256,598,068
44,432,897,838
3,966,855
157,722,938
51,010,439,624
461,559,282
(51,296,605,761)
401,487,315
738,570,253
PIUTANG JANGKA PANJANG
Piutang Tagihan Tuntut an Perbendaharaan/ Tuntut an Gant i Rugi
C.6
3,172,738
Penyisihan Piut ang Tidak Tert agih - Piut ang Jangka Panjang
C.7
(3,172,738)
Jumlah Piutang Jangka Panjang
-
ASET TETAP
Peralat an dan M esin
Aset Tet ap Lainnya
Akumulasi Penyusut an Aset Tet ap
Jumlah Aset Tetap
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud
Dana Penjaminan Pihak Ket iga Retensi
Aset Lain-lain
Akumulasi Penyusut an/ Amort isasi Aset Lainnya
Jumlah Aset Lainnya
JUM LAH ASET
C.8
C.9
C.10
27,079,597,877
2,145,021,102
(19,105,320,583)
10,119,298,396
C.11
658,349,163
80,543,134
(580,052,955)
158,839,342
54,711,035,576
C.12
C.13
KEW AJIBAN
KEW AJIBAN JANGKA PENDEK
Utang kepada Pihak Ketiga
Pendapatan Dit erima Dimuka
Uang M uka dari KPPN
Jumlah Kew ajiban Jangka Pendek
C.14
C.15
C.16
JUM LAH KEW AJIBAN
EKUITAS
Ekuit as
JUM LAH EKUITAS
JUM LAH KEW AJIBAN DAN EKUITAS
C.17
Neraca
15,544,255
(6,487,032)
9,057,223
26,499,523,861
2,474,517,748
(20,752,292,885)
8,221,748,724
658,349,163
73,750,000
732,099,163
9,701,475,363
88,195,701
4,562,869,000
184,430,476
4,835,495,177
249,520,716
3,966,855
253,487,571
4,835,495,177
253,487,571
49,875,540,399
49,875,540,399
54,711,035,576
9,447,987,792
9,447,987,792
9,701,475,363
-4-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
III. LAPORAN OPERASIONAL
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
2016
2015
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
Pendapatan Negara Bukan Pajak
D.1
JUM LAH PENDAPATAN
155.058.701.172
10.675.331.575
155.058.701.172
10.675.331.575
28.999.490.105
21.563.599.302
BEBAN
Beban Pegawai
D.2
Beban Persediaan
D.3
2.001.368.147
1.899.362.916
Beban Barang dan Jasa
D.4
36.334.992.560
32.839.006.596
Beban Pemeliharaan
D.5
2.746.100.516
2.890.837.789
Beban Perjalanan Dinas
D.6
43.123.770.614
30.660.330.160
Beban Barang untuk Diserahkan kepada M asyarakat
D.7
544.749.725
319.830.584
-
2.172.500
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan dan Amortisasi
D.8
3.204.905.489
3.264.913.051
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
D.9
93.643.424.179
7.207.469.136
JUM LAH BEBAN
210.598.801.335
100.647.522.034
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL
(55.540.100.163)
(89.972.190.459)
SURPLUS/ (DEFISIT) PELEPASAN ASET NON LANCAR
792.834.000
(6.336.326.299)
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar
792.834.000
5.700.000
-
6.342.026.299
SURPLUS/ (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL LAINNYA
442.916.067
261.685.183
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
471.371.429
261.685.183
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Beban Pelepasan Aset Non Lancar
Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
28.455.362
SURPLUS/ (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
1.235.750.067
(6.074.641.116)
(54.304.350.096)
(96.046.831.575)
Pendapatan Luar Biasa
-
-
Beban Luar Biasa
-
-
SURPLUS/ (DEFISIT) DARI POS LUAR BIASA
-
-
(54.304.350.096)
(96.046.831.575)
SURPLUS/ (DEFISIT) SEBELUM POS LUAR BIASA
D.10
POS LUAR BIASA
SURPLUS/ (DEFISIT) - LO
Laporan Operasional
-5-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
2016
2015
EKUITAS AW AL
E.1
9,447,987,792
28,015,837,848
SURPLUS/ DEFISIT - LO
E.2
(54,304,350,096)
(96,046,831,575)
DAM PAK KUM ULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
E.3
-
-
AKUNTANSI/ KESALAHAN M ENDASAR
KOREKSI YANG M ENAM BAH/ M ENGURANGI
EKUITAS
Penyesuaian Nilai Aset
E.4
E.4.1
527,408,178
11,379,088
-
10,596,087
Koreksi Nilai Persediaan
-
-
Koreksi Atas Nilai Aset Tetap
-
-
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
E.4.2
335,741,478
783,001
Koreksi Lain-Lain
E.4.3
191,666,700
-
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
E.5
94,204,494,525
77,467,602,431
E.5.1
114,473,856,483
90,343,359,163
Diterima dari Entitas Lain
E.5.2
(23,695,044,558)
(16,277,700,519)
Transfer Keluar
E.5.3
(625,317,400)
(66,038,907)
Transfer M asuk
E.5.4
-
-
Pengesahan Hibah Langsung
E.5.5
4,051,000,000
3,467,982,694
Pengembalian Hibah Langsung
E.5.5
Ditagihkan ke Entitas Lain
KENAIKAN/ PENURUNAN EKUITAS
EKUITAS AKHIR
E.6
Laporan Perubahan Ekuitas
40,427,552,607
(18,567,850,056)
49,875,540,399
9,447,987,792
-6-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A.
PENJELASAN UMUM
A.1 Profil dan Kebijakan Teknis Komisi Pengawas Persaingan
Usaha
Dasar
Komisi Pengawas Persaingan Usaha didirikan sebagai salah satu
Hukum
upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
Entitas dan
Rencana
Strategis
pengawasan kegiatan persaingan usaha yang sehat. Organisasi dan
tata
kerja
Komisi Pengawas
Persaingan
Usaha
diatur
dengan
Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas
Persaingan Usaha, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 80 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas Persaingan
Usaha. Struktur organisasi dan tugas pokok Komisi Pengawas
Persaingan
Usaha
diatur
dalam
Peraturan
Komisi
Pengawas
Persaingan Usaha Nomor 05 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor
01 Tahun
2014
Pengawas
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Komisi
Persaingan. Entitas berkedudukan di Gedung KPPU, Jalan Ir.H.
Juanda Nomor 36, Jakarta Pusat.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha mempunyai tugas dan fungsi
untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum persaingan
usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat. Melalui peran tersebut diharapkan dapat tercipta iklim
persaingan usaha yang sehat yang akan melahirkan efisiensi dan
mendorong
timbulnya
inovasi
yang
akan
berujung
pada
kesejahteraan rakyat.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, Komisi Pengawas Persaingan
Usaha berkomitmen dengan visi “t er wujudnya iklim persai ngan
usaha yang sehat dalam mendor ong ekonomi nasional yang
efisien dan berkeadilan unt uk meningk atk an kesejaht eraan
r akyat ”.
Untuk
mewujudkannya
dilakukan
beberapa
langkah-langkah
strategis sebagai berikut:
Menegakkan hukum persaingan usaha
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
-7-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Melakukan pengawasan sektoral
Melakukan harmonisasi kebijakan
Melakukan pengawasan kemitraan
Melakukan penguatan kelembagaan
Meningkatkan pemahaman pelaku usaha terhadap nilai-nilai
Audited
persaingan usaha yang sehat
Menginternalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat melalui
kebijakan dan regulasi (competition checklist)
Menginternalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat melalui
pendidikan
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terdiri atas:
1.
Komisioner
Komisioner memiliki fungsi penanggung jawab yang memimpin
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan
fungsi,
tugas
dan
wewenang KPPU.
2.
Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal
merupakan
penanggung
jawab
dalam
penyelenggaraan dukungan manajemen dan administratif di
KPPU.
3.
Deputi Bidang Pencegahan
Deputi Bidang Pencegahan merupakan penyelenggara teknis di
bidang pencegahan praktek monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat.
4.
Deputi Bidang Penegakan Hukum
Deputi Bidang Penegakan Hukum adalah unsur penyelenggara
teknis di bidang penegakan hukum persaingan usaha.
5.
Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal adalah unsur pengawas dalam lingkup
KPPU yang kedudukannya berada di bawah Komisioner.
6.
Kantor Perwakilan Daerah
Kantor Perwakilan Daerah merupakan unit kerja yang membantu
pelaksanaan tugas pokok dan wewenang Komisioner atas suatu
wilayah kerja tertentu.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
-8-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
7.
Audited
Kelompok Kerja
Kelompok Kerja adalah unsur pendukung Komisioner yang
terdiri daru individu-individu yang berpengalaman dan ahli
(profesional)
sesuai bidang masing-masing yang diperlukan
dalam menangani perkara tertentu.
8.
Kelompok Staf Ahli
Kelompok Staf Ahli adalah unsur pendukung Komisioner yang
terdiri dari individu-individu yang ahli dan berpengalaman di
bidang hukum, bidang ekonomi dan atau bidang lainnya yang
ditunjuk
untuk
memberikan
hukum,
ekonomi
atau
masukan
bidang
dan
lainnya
pertimbangan
terkait
dengan
pelaksanaan fungsi dan tugas KPPU.
9.
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan
fungsional tertentu yang terbagi dalam beberapa kelompok
sesuai dengan bidang keahliannya.
Implementasi
A.2 Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Akuntansi
Mulai Tahun
Pemerintahan
Berbasis
Akrual
2015
Komisi Pengawas
Persaingan
U saha
telah
mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan
laporan keuangannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pendekatan
A.3 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan
Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016
Laporan
Keuangan
ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan
yang dikelola oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Laporan
Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi
mulai dari pengumpulan data, pencatatan
dan
pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA)
dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
(SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan
Entitas
yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
-9-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan
SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap,
persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan Laporan
Operasional serta laporan barang milik negara
serta laporan
manajerial lainnya.
Basis
A.4 Basis Akuntansi
Akuntansi
Komisi Pengawas Persaingan Usaha menerapkan basis akrual dalam
penyusunan
dan
penyajian
Neraca,
Laporan
Operasional,
dan
Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan
penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis
kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruh transaksi
atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
A.5 Dasar Pengukuran
Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui
dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar
pengukuran yang diterapkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan
menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi
atau
sebesar
nilai wajar dari imbalan
yang diberikan
untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar
sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi
kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang
rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi
terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 10 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Kebijakan
A.6 Kebijakan Akuntansi
Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan per 31 Desember
Audited
2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Kebijakan
akuntansi
merupakan
prinsip-prinsip,
dasar-dasar,
konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang
dipilih
oleh
suatu
entitas
pelaporan
dalam
penyusunan
dan
penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan
dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang
ditetapkan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Di samping itu,
dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan
keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam
penyusunan Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
adalah sebagai berikut:
Pendapatan
-LRA
(1) Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat :
-
Pendapatan kas
diterima
pada
Rekening Kas
Umum
Negara/Daerah (RKUN/RKUD).
-
Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan
yang
hingga
tanggal
pelaporan
belum
disetorkan
ke
RKUN/RKUD, dengan ketentuan bendahara penerimaan
tersebut merupakan bagian dari BUN/BUD.
-
Pendapatan kas yang diterima satker/SKPD dan digunakan
langsung tanpa disetor ke RKUN/RKUD, dengan syarat
entitas penerimatelah melaporkan/mengesahkan kepada
BUN/BUD
,
dan
BUN/BUD
mengakuinya
sebagai
pendapatan.
-
Pendapatan Nonperpajakan-LRA diukur sebesar nominal
uang yang masuk ke kas negara/daerah sebagaimana
dokumen sumber bukti setornya. Akuntansi Pendapatan
Nonperpajakan-LRA dilaksanakan dengan menggunakan
asas
bruto,
brutonya
yaitu
tanpa
pendapatan
dicatat sebesar
dikurangi/dikompensasikan
nilai
dengan
belanja yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
tersebut.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 11 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA
disajikan
menurut
klasifikasi
sumber
pendapatan.
Pendapatan
- LO
(2) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui pada saat
timbulnya
hak
atas
pendapatan dan/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya
aliran masuk sumber daya ekonomi.
Berdasarkan Buletin Teknis Nomor 23 tentang Akuntansi
Pendapatan
Non
Perpajakan, pendapatan non
perpajakan
lainnya antara lain dapat berasal dari keuntungan penjualan,
denda
akibat
perjanjian/peraturan,
penerimaan
kembali
belanja tahun sebelumnya, putusan pengadilan/pelanggaran
hukum.
Pendapatan yang berasal dari keuntungan penjualan aset
diakui pada saat kas diterima oleh entitas.
Pendapatan yang berasal dari denda akibat perjanjian atau
peraturan diakui pada saat menjadi hak entitas.
Pendapatan yang berasal dari pengembalian kembali belanja
tahun sebelumnya diakui pada saat kas diterima oleh entitas.
Pendapatan yang berasal dari putusan pengadilan/pelanggaran
hukum dinilai sebesar penetapan putusan.
Secara
khusus
pengakuan
pendapatan-LO
pada
Komisi
Pengawas Persaingan Usaha adalah sebagai berikut:
Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan
Usaha diakui saat putusan telah berkekuatan hukum
tetap.
Pendapatan Denda Ikatan Dinas diakui setelah pegawai
yang bersangkutan menandatangani Surat Pernyataan
Kesanggupan Membayar Denda Ikatan Dinas.
Pendapatan
atas
Perbendaharaan/Tuntutan
pelunasan
Ganti
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
Rugi
Tuntutan
diakui
setelah
- 12 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
ditandatanganinya Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Mutlak oleh pegawai yang bersangkutan atau pada saat
diterbitkan Surat Keputusan Pembebanan.
Pendapatan Lain-lain diakui pada saat dikeluarkannya
surat
keputusan
denda
atau
dokumen
lain
yang
dipersamakan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja
(3) Belanja
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus
pengeluaran
melalui
bendahara
pengeluaran,
pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran
tersebut
disahkan
oleh
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja
dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi
akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban
(4) Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya
konsumsi aset, dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi
atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja
dan
selanjutnya
klasifikasi
berdasarkan
organisasi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset
Lainnya.
Aset Lancar
a. Aset Lancar
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 13 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal.
Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/
Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung
dengan
Surat
Keterangan
Tanggung
Jawab
Mutlak
dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat
peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung
dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan
kewajiban
secara
jelas serta
jumlahnya
bisa
diukur
dengan andal.
Pengukuran Piutang sesuai dengan Buletin Teknis Akuntansi
Piutang, dilakukan sebagai berikut:
-
Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh
tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam
12
(dua
belas)
bulan
ke
depan
berdasarkan
surat
ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan;
-
Disajikan sebagai piutang jangka panjang terhadap nilai
yang akan dilunasi di atas 12 (dua belas) bulan berikutnya.
Piutang
bukan
pajak
merupakan
hak
atau
pengakuan
pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang
telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya.
Termasuk dalam Piutang Bukan Pajak di KPPU antara lain
Piutang Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha.
Sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepada KPPU
melalui Undang-Undang Nomor
5
Tahun
1999
tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat
Pasal
47,
disebutkan
bahwa
Komisi
berwenang
menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap
pelaku usaha yang melanggar UU Nomor 5 Tahun 1999.
Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa
perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan atau
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 14 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
membatalkan perilaku yang telah terbukti melanggar hukum
persaingan usaha, penetapan ganti rugi dan dapat juga
berupa
denda
serendah-rendahnya
Rp1.000.000.000 dan
setinggi-tingginya Rp25.000.000.000 yang harus disetorkan
ke kas negara. Denda pelanggaran persaingan usaha yang
belum dibayarkan ke kas negara oleh pelaku usaha Terlapor
sesudah tanggal jatuh tempo denda dicatat dalam Neraca
Laporan Keuangan KPPU dalam akun Piutang Bukan Pajak.
Juknis Kebijakan Akuntansi masih dalam proses penyusunan
sehingga
pada
menggunakan
Tahun
Memo
516/SJ/M/XII/2015
Penyampaian
2016
kebijakan
Sekretaris
tanggal
Penyesuaian
18
akuntansi
Jenderal
Desember
Kebijakan
Nomor
2015
tentang
Akuntansi
Piutang
Denda Pelanggaran Persaingan Usaha dan Buletin Teknis
Nomor 23 tentang Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan.
Beberapa
hal
yang
perlu
dijelaskan
berkenaan
dengan
pengelolaan Piutang Bukan Pajak KPPU sebagai berikut:
-
Denda
pelanggaran persaingan
usaha
sebagai akibat
Putusan KPPU, Putusan Keberatan (Putusan Pengadilan
Negeri), Putusan Kasasi (Putusan
Mahkamah
Agung)
maupun Putusan Peninjauan Kembali (PK) yang telah
berkekuatan hukum tetap (inkracht) akan dicatat sebagai
piutang ke dalam Buku Piutang. Berdasarkan Buku
Piutang inilah dilakukan pengelolaan Piutang Negara
Bukan Pajak KPPU.
-
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang
timbul berdasarkan keputusan inkracht yaitu dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Piutang dicatat apabila tidak terdapat keberatan dari
pihak terlapor atas Putusan Perkara KPPU dalam
rentang waktu
14 (empat belas) hari kerja dari
diterimanya pemberitahuan petikan Putusan Perkara
KPPU kepada pihak terlapor.
2) Terhadap Putusan Perkara KPPU yang terdapat proses
keberatan dari pelaku usaha terlapor, maka piutang
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 15 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
dicatat pada
salinan
saat staf Bagian
putusan
dari
Audited
Litigasi menerima
Pengadilan
Negeri
yang
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST).
Dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 pasal 44 ayat (1) dijelaskan
bahwa “Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pelaku usaha
menerima pemberitahuan putusan Komisi, pelaku usaha wajib
melaksanakan
putusan
tersebut
dan
menyampaikan
pelaksanaannya kepada Komisi.” Berdasarkan pasal tersebut,
KPPU menginterpretasikan bahwa pelaku usaha yang dijatuhi
sanksi denda wajib melakukan pembayaran denda tersebut
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan
menerima pemberitahuan putusan Komisi (jatuh tempo) dan
pembayaran
tersebut dilakukan
secara sekaligus, bukan
mengangsur.
Definisi piutang jangka panjang dan piutang jangka pendek
berdasarkan
Perdirjen
Perbendaharaan
Nomor
PER-
82/PB/2011:
-
Piutang Jangka Panjang: piutang yang akan jatuh tempo
atau akan direalisasikan lebih dari 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal pelaporan.
-
Piutang Jangka Pendek: piutang yang akan jatuh tempo
dan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Dengan mengacu kepada definisi tersebut, piutang denda
pelanggaran persaingan usaha KPPU dapat dikategorikan ke
dalam piutang jangka pendek karena jatuh temponya selama
30 (tiga puluh) hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap.
Dalam Neraca, piutang denda tersebut dicatat dalam akun
Piutang Negara Bukan Pajak.
Piutang disajikan dalam neraca pada
nilai yang dapat
direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan
dengan
membentuk
penyisihan
piutang
tak
tertagih.
Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang
ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan
yang
dilakukan
pemerintah.
Perhitungan
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
penyisihannya
- 16 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
adalah sebagai berikut:
Kualitas Piutang
Uraian
Belum
Lancar
dilakukan
Penyisihan
pelunasan
s.d.
0.5%
tanggal jatuh tempo
Satu bulan terhitung sejak tanggal
Kurang Lancar
Surat
Tagihan
Pertama
tidak
10%
dilakukan pelunasan
Satu bulan terhitung sejak tanggal
Diragukan
Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan
50%
pelunasan
Satu bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan
pelunasan
Macet
Piutang
100%
telah
diserahkan
kepada
Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait dengan perhitungan
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih:
-
Berkenaan dengan mekanisme penagihan piutang, dalam
Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 pasal
5 ayat (1) dan (2) disebutkan bahwa:
1) Surat Penagihan (SPn) wajib diterbitkan untuk setiap
timbulnya piutang PNBP.
2) Timbulnya piutang PNBP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) apabila:
penyetoran penerimaan PNBP ditetapkan secara
angsuran;
wajib bayar sampai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran
belum
melunasi
penyetoran
penerimaan PNBP yang menjadi tanggung jawabnya.
-
Selanjutnya dalam pasal 8 dan pasal 9 Perdirjen tersebut
dijelaskan
piutang
bahwa
PNBP
pembayaran
setiap
sampai
pada
kewajiban
dengan
SPn
yang
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
penyetoran
tanggal
belum
jatuh
atas
tempo
diselesaikan
- 17 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
penyetorannya, pihak terutang wajib
Audited
diberikan Surat
Penagihan kedua dan ketiga.
-
Sejak tahun 2013, KPPU
Standar
Operasional
telah mengimplementasikan
Prosedur
(SOP)
Penatausahaan
Piutang Denda Persaingan Usaha yang diwadahi dalam
Keputusan
Sekretariat
186/SJ/Kep/XII/2011
KPPU
tentang
Nomor
Penetapan
Standard
Operating Procedure di Lingkungan KPPU. Dalam SOP
tersebut diatur mengenai mekanisme penagihan piutang
denda pelanggaran persaingan usaha sebagai berikut:
1) Surat Pemberitahuan I diterbitkan paling lambat 3
(tiga) hari kerja sejak timbulnya piutang dan diberikan
tenggang waktu pelunasan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja;
2) Surat Pemberitahuan II diterbitkan bagi setiap pelaku
usaha
yang
membayar
belum
denda
menyelesaikan
sampai
dengan
kewajibannya
jatuh
tempo
pembayaran pada Surat Pemberitahuan I dengan
tenggang waktu pelunasan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja;
3) Dalam hal sampai dengan
tanggal
jatuh
tempo
pembayaran setelah diterbitkan Surat Pemberitahuan
II
pelaku
usaha
belum
melakukan
pembayaran,
diterbitkan Surat Pemberitahuan III sebagai Surat
Pemberitahuan terakhir. Tenggang waktu pelunasan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja; dan
4) Apabila
sampai
dengan
tanggal
jatuh
tempo
pembayaran setelah diberikan Surat Pemberitahuan III
pihak terhutang belum melakukan pembayaran, maka
dilakukan
permohonan
eksekusi
piutang
ke
Pengadilan Negeri.
Penilaian kualitas piutang mengikuti aturan yang ditetapkan
dalam PMK Nomor 69/PMK.06/2014. Penggolongan kualitas
piutang merupakan salah satu dasar untuk menentukan
besaran tarif penyisihan piutang. Penilaian kualitas piutang
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 18 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
jatuh
tempo
Audited
dan
perkembangan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.
Kualitas piutang didasarkan pada kondisi piutang pada
tanggal pelaporan. Kualitas piutang ditetapkan dalam 4
(empat) golongan, yaitu kualitas lancar, kualitas kurang
lancar, kualitas diragukan, dan kualitas macet. Piutang KPPU
digolongkan dalam kualitas lancar apabila belum dilakukan
pelunasan
sampai
dengan
tanggal
jatuh
tempo
yang
ditetapkan. Kualitas kurang lancar apabila dalam jangka
waktu
1
(satu)
Pemberitahuan
diragukan
terhitung
I
apabila
sejak
bulan
terhitung
tidak
dilakukan
dalam
tanggal
jangka
Surat
sejak
tanggal
pelunasan.
waktu
1
Kualitas
(satu)
Pemberitahuan
Surat
II
bulan
tidak
dilakukan pelunasan. Kualitas macet apabila dalam jangka
waktu
1
(satu)
bulan
terhitung
sejak
tanggal
Surat
Pemberitahuan III tidak dilakukan pelunasan atau piutang
telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri.
Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan
jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik
pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga
pembelian terakhir, apabila
diperoleh dengan
pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi
sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila
diperoleh dengan cara lainnya.
Aset Tetap
b. Aset Tetap
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau
harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
a.
Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 19 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih
dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b.
Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya
sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta
rupiah);
c.
Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai
minimum
sebagai
kapitalisasi tersebut di atas,
beban
kecuali
diperlakukan
pengeluaran
untuk
tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya
berupa
koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah
yang
disebabkan
antara
lain
karena
aus,
ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi
yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan
rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya
telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset
Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,
dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan BMN/BMD.
Penyusutan
Aset Tetap
c.
Peny usutan Aset Tetap
Penyusutan
aset
tetap
adalah
penyesuaian
nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari
suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen
sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau
usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang
untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan
dilakukan
dan
pencatatan
Penyusutan
Aset
Tetap
setiap akhir semester tanpa memperhitungkan
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 20 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan
metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang
dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap
semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor:
59/KMK.06/2013
tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan
Barang
Milik
Pemerintah
Negara
Pusat.
berupa
Secara
Aset
umum
Tetap
tabel
pada
masa
Entitas
manfaat
adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap
Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin
2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan
10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi
5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik
4 tahun
Modern)
Piutang
d. Piutang Jangka Panjang
Jangka
Piutang
Panjang
Jangka
Panjang
adalah
piutang
yang
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu
lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan
Penjualan
Angsuran
Perbendaharaan/Tuntutan
(TPA),
Ganti
Rugi
Tagihan
Tuntutan
(TP/TGR)
dinilai
berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang
dapat direalisasikan.
Aset
Lainnya
e.
Aset Lainny a
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset
tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset
Lainnya
adalah
aset
tak
berwujud,
tagihan
penjualan
angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan,
aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 21 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto
yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi
amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan
dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas
ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan
amortisasi.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar
nilai
buku
yaitu
harga
perolehan
dikurangi
akumulasi
penyusutan.
Kewajiban
(6) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
- Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau
jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan.
- Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak
Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan
Diterima
di
Muka,
Bagian
Lancar
Utang
Jangka
Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
- Pendapatan Diterima Dimuka dapat diakui dengan
menggunakan
dua
pendekatan,
yaitu
pendekatan
kewajiban atau pendekatan pendapatan. Pendapatan
diterima dimuka
diakui pada saat terdapat/timbul
klaim diterima pemerintah dari pihak ketiga tetapi
belum ada penyerahan barang/jasa dari pemerintah
pada akhir periode pelaporan keuangan.
- Beban Barang yang Masih Harus Dibayar (Utang kepada
pihak ketiga) diakui pada saat terdapat klaim yang sah
dari pihak ketiga, yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk surat penagihan (invoice) kepada pemerintah
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 22 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
terkait
penerimaan
barang/jasa
yang
Audited
belum
diselesaikan pembayarannya oleh pemerintah. Utang
kepada pihak ketiga juga diakui apabila pada akhir
tahun masih terdapat dana yang berasal dari SPM-LS
kepada Bendahara Pengeluaran yang belum diserahkan
kepada Pihak yang berhak.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban
diklasifikasikan
sebagai
kewajiban
jangka
panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo
dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal
pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
kewajiban pemerintah pada
saat pertama
kali transaksi
berlangsung.
Ekuitas
(7) Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam
satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 23 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
B. PENJELASAN
ATAS
POS-POS
LAPORAN
Audited
REALISASI
ANGGARAN
Realisasi
B.1 Pendapatan
Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Rp23.695.044.558
Desember 2016 adalah sebesar Rp23.695.044.558. Rincian Estimasi
dan Realisasi Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
adalah sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
TA 2016
TA 2016
URAIAN
REALISASI
(Rp)
ANGGARAN (Rp)
Pendapatan dari Pengelolaan BMN
(Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan serta
Pendapatan dari Penjualan)
% REALISASI
ANGGARAN
0
792,834,000
-
105,000,000
22,330,616,682
21,267.25
Pendapatan Lain-lain (Pendapatan
Pelunasan Piutang dan Pendapatan
Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi
Non Bendahara)
0
145,708,868
-
Penerimaan Kembali Belanja Tahun
Anggaran Yang Lalu
0
425,885,008
-
Pendapatan Iuran dan Denda
Jumlah
105,000,000
23,695,044,558
22,566.71
Realisasi Pendapatan TA 2016 sebesar Rp23.695.044.558 atau
sebesar 22.566,71 persen dari estimasi pendapatan Tahun 2016
sebesar Rp105.000.000. Selanjutnya, Realisasi Pendapatan TA 2016
dibandingkan
dengan
realisasi pendapatan
TA
2015
terdapat
kenaikan sebesar 45,57 persen. Hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan pembayaran denda persaingan usaha.
Dalam Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu
termasuk di dalamnya adalah penyetoran kelebihan belanja sebesar
Rp38.495.774 sesuai dengan temuan Audit Berkelanjutan Tahun
2015 oleh Satuan Pengawas Internal.
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
- 24 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penerimaan Kembali Belanja TAYL Tahun 2016
URAIAN
Pengembalian Deposit Apartemen
NILAI
73,750,000
Pengembalian Kas dan Setara Kas Tahun 2015
atas kelebihan belanja perjalanan dinas Tahun
2015 yang baru disetorkan pada Tahun 2016
157,722,938
Penyetoran kelebihan pengembalian belanja
sesuai LHA SPI
38,495,774
Pengembalian Belanja Tahun 2015 yang baru
disetorkan pada Tahun 2016
155,916,296
Total Penerimaan Kembali Belanja TAYL
425,885,008
Perbandingan Realisasi Pendapatan
TA 2016 dan 2015
URAIAN
Pendapatan dari Pengelolaan BMN
(Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan serta
Pendapatan dari Penjualan)
REALISASI TA 2016
(Rp)
REALISASI TA 2015
(Rp)
NAIK
(TURUN) %
792,834,000
5,700,000
13,809.37
-
6,005,084
(100.00)
22,330,616,682
15,680,914,536
Pendapatan Lain-lain (Pendapatan
Pelunasan Piutang dan Pendapatan
Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi
Non bendahara)
145,708,868
424,255,199
Penerimaan Kembali Belanja Tahun
Anggaran Yang Lalu
425,885,008
Pendapatan Denda Keterlambatan
Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
Pendapatan Iuran dan Denda
Pendapatan Anggaran Lain-lain
Jumlah
-
23,695,044,558
42.41
(65.66)
108,237,064
293.47
52,588,636
(100.00)
16,277,700,519
45.57
Realisasi Belanja
B.2 Belanja
Rp114.473.856.483
Realisasi Belanja Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
adalah sebesar Rp114.473.856.483 atau 82,09 persen dari anggaran
belanja sebesar Rp139.452.216.000.
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
- 25 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran TA 2016, semula
pagu anggaran Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016 adalah
sebesar
Rp116.460.861.000.
Pada
bulan
Mei
2016,
Presiden
menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2016
tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja
Kemeterian/Lembaga
Dalam
Rangka
Pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara TA 2016. Dalam Inpres tersebut
Komisi
Pengawas
Persaingan
Usaha
dikenakan
pemotongan
anggaran sebesar Rp27.008.644.700. Namun melalui Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2015, Komisi Pengawas
Persaingan Usaha mendapatkan reward atas efisiensi anggaran TA
2015
sebesar
Rp25.000.000.000.
Selanjutnya
dalam
APBN
Perubahan TA 2016 Komisi Pengawas Persaingan U saha kembali
mendapatkan
tambahan
anggaran
sebesar
Rp25.000.000.000.
Dengan demikian pagu anggaran Komisi Pengawas Persaingan
Usaha TA 2016 menjadi Rp139.452.216.000. Namun dari pagu
anggaran tersebut, sebesar Rp20.997.000.000 tidak dapat dicairkan
karena pada bulan Agustus 2016 Presiden RI kembali menerbitkan
Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah
Penghematan
Belanja
Kemeterian/Lembaga
Dalam
Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
TA 2016. Dalam Inpres tersebut ditetapkan bahwa Komisi Pengawas
Persaingan Usaha dibebani penghematan sebesar Rp20.997.000.000
melalui
blokir
mandiri
(selfblocking)
dan/atau
menunda/menghentikan pencairan dana kegiatan-kegiatan yang
dikenai penghematan.
Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2016 tersaji sebagai
berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
- 26 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Rincian Estimasi, Realisasi dan Pengembalian Belanja TA 2016
URAIAN
ANGGARAN (Rp)
TA 2016
PENGEMBALIAN
% REAL.
REALISASI NETO (Rp)
BELANJA (Rp)
ANGGARAN
29.442.297
28.999.490.105
99,96
722.102.277
80.579.431.160
77,07
0
4.894.935.218
99,39
REALISASI (Rp)
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
29.040.424.000
105.486.756.000
4.925.036.000
29.028.932.402
81.301.533.437
4.894.935.218
Total Belanja
139.452.216.000
115.225.401.057
751.544.574
114.473.856.483
82,63
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik
berikut ini:
120.000.000.000
105.486.756.000
100.000.000.000
80.579.431.160
80.000.000.000
60.000.000.000
29.040.424.000
28.999.490.105
40.000.000.000
4.925.036.000
4.894.935.218
20.000.000.000
0
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja M odal
ribuan rupiah
ANGGARAN
REALISASI
Grafik A. Komposisi Realisasi Belanja Negara Neto
TA 2016
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program TA 2016 adalah
sebagai berikut:
PROGRAM
Program
Pengawasan
Persaingan U saha
T otal Belanja
T AHUN ANGGARAN 2016
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
%
139.452.216.000
114.473.856.483
82,09
139.452.216.000
114.473.856.483
82,09
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
- 27 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Dari sisi penyerapan anggaran, persentase realisasi belanja TA 2016
seolah-olah mengalami penurunan dibandingkan tahun anggaran
sebelumnya, yaitu hanya 82,09 persen. Hal ini disebabkan karena
anggaran
Komisi
Pengawas
Persaingan
Usaha
sebesar
Rp20.997.000.000 tidak dapat dicairkan sebagai konsekuensi dari
penghematan belanja (selfblocking) yang ditetapkan Presiden melalui
Inpres Nomor 8 Tahun 2016.
Realisasi Belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 26,71 persen
dibandingkan realisasi belanja TA 2015. Hal ini disebabkan antara
lain karena adanya peningkatan alokasi anggaran yang diterima oleh
Komisi Pengawas Persaingan Usaha terutama alokasi untuk belanja
pegawai berupa gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) serta
peningkatan alokasi belanja barang.
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan TA 2015
Belanja Pegawai
Rp28.999.490.105
NAIK
(TURUN)
%
URAIAN
REALISASI TA 2016
(Rp)
REALISASI TA 2015
(Rp)
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
28.999.490.105
80.579.431.160
4.894.935.218
21.563.599.302
65.257.685.511
3.522.074.350
34,48
23,48
38,98
Jumlah
114.473.856.483
90.343.359.163
26,71
B.3 Belanja Pegawai
Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk
uang maupun
barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah
yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan,
kecuali
pekerjaan
yang
berkaitan
dengan
pembentukan modal.
Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan TA 2015 adalah masingmasing
sebesar
Rp28.999.490.105 dan
Rp21.563.599.302
atau
terjadi kenaikan sebesar 34,48 persen.
Berdasarkan
Tabel
Perbandingan
Realisasi
Belanja
Pegawai,
kenaikan ini disebabkan antara lain karena adanya peningkatan
realisasi
belanja
pegawai berupa
pembayaran
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
gaji ke-13
dan
- 28 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Tunjangan Hari Raya (THR) serta dapat dibayarkannya Uang Makan
bagi pegawai KPPU mulai bulan Mei sampai dengan Desember 2016.
Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan TA 2015
URAIAN
Belanja Uang Makan PNS
Belanja Uang Honor Tetap
Jumlah Belanja Kotor
Pengembalian Belanja Pegawai
Jumlah Belanja
REALISASI TA 2016
(Rp)
REALISASI TA 2015
(Rp)
NAIK
(TURUN) %
771,480,000
28,257,452,402
29,028,932,402
(29,442,297)
21,571,016,989
21,571,016,989
(7,417,687)
100.00
31.00
34.57
296.92
28,999,490,105
21,563,599,302
34.48
Belanja Barang
B.4 Belanja Barang
Rp80.579.431.160
Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan TA 2015 adalah masingmasing sebesar Rp80.579.431.160 dan Rp65.257.685.511. Realisasi
Belanja Barang TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 23,48 persen
dari realisasi Belanja Barang TA 2015. Hal ini disebabkan antara
lain adanya kenaikan realisasi belanja perjalanan dinas.
Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan TA 2015
URAIAN
Belanja Barang Operasional
Belanja Barang Non Operasional
Belanja barang Persediaan
Belanja Jasa
Belanja Pemeliharaan
Belanja Perjalanan Dalam Negeri
Belanja Perjalanan Luar Negeri
Jumlah Belanja Kotor
Pengembalian Belanja
Jumlah Belanja
REALISASI TA 2016
(Rp)
REALIS
108.01.422810
LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016
TAHUN ANGGARAN 2016
Jl. Ir. H. Juanda No. 36, Jakarta Pusat 10120
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar
i
ii
Daftar Isi
Pernyataan Tanggung Jawab
iii
Ringkasan
1
I. Laporan Realisasi Anggaran
3
4
II. Neraca
5
III. Laporan Operasional
6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas
V. Catatan atas Laporan Keuangan
7
7
A. Penjelasan Umum
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
24
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
32
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
53
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
58
F. Pengungkapan Penting Lainnya
62
65
VI. Lampiran dan Daftar
Daftar Isi
ii
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk periode yang
berakhir tanggal 31 Desember 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
71
Tahun
2010
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang
sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara
anggaran
dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja
selama periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016.
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan Negara
Bukan Pajak sebesar Rp23.695.044.558 atau mencapai 22.566,71 persen dari
estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp105.000.000.
Realisasi Belanja Negara (neto) pada TA 2016 adalah sebesar Rp114.473.856.483
atau mencapai 82,09 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp139.452.216.000.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada 31 Desember 2016.
Nilai Aset pada TA 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp54.711.035.576 yang
terdiri
dari
Aset
Lancar
sebesar
Rp44.432.897.838;
Aset
Tetap
sebesar
Rp10.119.298.396; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0; dan Aset Lainnya
(neto) sebesar Rp158.839.342.
Nilai
Kewajiban
dan
Ekuitas
pada
TA
2016
masing-masing
berbagai
unsur
pendapatan-LO,
sebesar
Rp4.835.495.177 dan Rp49.875.540.399.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan
Operasional
surplus/defisit dari
menyajikan
operasi,
surplus/defisit dari
kegiatan
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan
non
beban,
operasional,
surplus/defisit-LO,
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai
dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp155.058.701.172, sedangkan jumlah
beban adalah sebesar Rp210.598.801.335 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan
Operasional senilai Rp55.540.100.163. Surplus Kegiatan Non Operasional dan
Ringkasan
-1-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Defisit Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp1.235.750.067 dan Rp0
sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp54.304.350.096.
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada
tanggal 1 Januari 2016 adalah sebesar Rp9.447.987.792, dikurangi Defisit-LO
sebesar Rp54.304.350.096, kemudian ditambah dengan koreksi-koreksi sebesar
Rp527.408.178
dan
ditambah
transaksi
antar
entitas
senilai
total
Rp94.204.494.525, sehingga Ekuitas Komisi Pengawas Persaingan Usaha pada
tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp49.875.540.399.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan
oleh
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
serta
pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk
TA 2016 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Ringkasan
-2-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN (NET T O)
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
JUMLAH PENDAPATAN
B.1
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
JUMLAH BELANJA
TA 2016
ANGGARAN
REALISASI
105,000,000
105,000,000
23,695,044,558
23,695,044,558
29,040,424,000
105,486,756,000
4,925,036,000
139,452,216,000
28,999,490,105
80,579,431,160
4,894,935,218
114,473,856,483
% thd Angg
TA 2015
REALISASI
22,566.71
22,566.71
16,277,700,519
16,277,700,519
99.86
76.39
99.39
82.09
21,563,599,302
65,257,685,511
3,522,074,350
90,343,359,163
B.2.
B.3
B.4
B.5
Laporan Realisasi Anggaran
An evaluation version of novaPDF was used to create this PDF file.
Purchase a license to generate PDF files without this notice.
-3-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
II. NERACA
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas Lainnya dan Setara Kas
Piutang Bukan Pajak
CATATAN
C.1
C.2
Bagian Lancar Tagihan Tunt ut an Perbendaharaan/ Tunt utan Ganti
Rugi
Penyisihan Piut ang Tidak Tert agih - Piut ang Lancar
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
C.3
C.4
C.5
31 DESEM BER 2016
31 DESEM BER 2015
184,430,476
188,373,759,460
561,454,068
(144,943,344,234)
256,598,068
44,432,897,838
3,966,855
157,722,938
51,010,439,624
461,559,282
(51,296,605,761)
401,487,315
738,570,253
PIUTANG JANGKA PANJANG
Piutang Tagihan Tuntut an Perbendaharaan/ Tuntut an Gant i Rugi
C.6
3,172,738
Penyisihan Piut ang Tidak Tert agih - Piut ang Jangka Panjang
C.7
(3,172,738)
Jumlah Piutang Jangka Panjang
-
ASET TETAP
Peralat an dan M esin
Aset Tet ap Lainnya
Akumulasi Penyusut an Aset Tet ap
Jumlah Aset Tetap
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud
Dana Penjaminan Pihak Ket iga Retensi
Aset Lain-lain
Akumulasi Penyusut an/ Amort isasi Aset Lainnya
Jumlah Aset Lainnya
JUM LAH ASET
C.8
C.9
C.10
27,079,597,877
2,145,021,102
(19,105,320,583)
10,119,298,396
C.11
658,349,163
80,543,134
(580,052,955)
158,839,342
54,711,035,576
C.12
C.13
KEW AJIBAN
KEW AJIBAN JANGKA PENDEK
Utang kepada Pihak Ketiga
Pendapatan Dit erima Dimuka
Uang M uka dari KPPN
Jumlah Kew ajiban Jangka Pendek
C.14
C.15
C.16
JUM LAH KEW AJIBAN
EKUITAS
Ekuit as
JUM LAH EKUITAS
JUM LAH KEW AJIBAN DAN EKUITAS
C.17
Neraca
15,544,255
(6,487,032)
9,057,223
26,499,523,861
2,474,517,748
(20,752,292,885)
8,221,748,724
658,349,163
73,750,000
732,099,163
9,701,475,363
88,195,701
4,562,869,000
184,430,476
4,835,495,177
249,520,716
3,966,855
253,487,571
4,835,495,177
253,487,571
49,875,540,399
49,875,540,399
54,711,035,576
9,447,987,792
9,447,987,792
9,701,475,363
-4-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
III. LAPORAN OPERASIONAL
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
2016
2015
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
Pendapatan Negara Bukan Pajak
D.1
JUM LAH PENDAPATAN
155.058.701.172
10.675.331.575
155.058.701.172
10.675.331.575
28.999.490.105
21.563.599.302
BEBAN
Beban Pegawai
D.2
Beban Persediaan
D.3
2.001.368.147
1.899.362.916
Beban Barang dan Jasa
D.4
36.334.992.560
32.839.006.596
Beban Pemeliharaan
D.5
2.746.100.516
2.890.837.789
Beban Perjalanan Dinas
D.6
43.123.770.614
30.660.330.160
Beban Barang untuk Diserahkan kepada M asyarakat
D.7
544.749.725
319.830.584
-
2.172.500
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan dan Amortisasi
D.8
3.204.905.489
3.264.913.051
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
D.9
93.643.424.179
7.207.469.136
JUM LAH BEBAN
210.598.801.335
100.647.522.034
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL
(55.540.100.163)
(89.972.190.459)
SURPLUS/ (DEFISIT) PELEPASAN ASET NON LANCAR
792.834.000
(6.336.326.299)
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar
792.834.000
5.700.000
-
6.342.026.299
SURPLUS/ (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL LAINNYA
442.916.067
261.685.183
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
471.371.429
261.685.183
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Beban Pelepasan Aset Non Lancar
Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
28.455.362
SURPLUS/ (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
1.235.750.067
(6.074.641.116)
(54.304.350.096)
(96.046.831.575)
Pendapatan Luar Biasa
-
-
Beban Luar Biasa
-
-
SURPLUS/ (DEFISIT) DARI POS LUAR BIASA
-
-
(54.304.350.096)
(96.046.831.575)
SURPLUS/ (DEFISIT) SEBELUM POS LUAR BIASA
D.10
POS LUAR BIASA
SURPLUS/ (DEFISIT) - LO
Laporan Operasional
-5-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
2016
2015
EKUITAS AW AL
E.1
9,447,987,792
28,015,837,848
SURPLUS/ DEFISIT - LO
E.2
(54,304,350,096)
(96,046,831,575)
DAM PAK KUM ULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
E.3
-
-
AKUNTANSI/ KESALAHAN M ENDASAR
KOREKSI YANG M ENAM BAH/ M ENGURANGI
EKUITAS
Penyesuaian Nilai Aset
E.4
E.4.1
527,408,178
11,379,088
-
10,596,087
Koreksi Nilai Persediaan
-
-
Koreksi Atas Nilai Aset Tetap
-
-
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
E.4.2
335,741,478
783,001
Koreksi Lain-Lain
E.4.3
191,666,700
-
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
E.5
94,204,494,525
77,467,602,431
E.5.1
114,473,856,483
90,343,359,163
Diterima dari Entitas Lain
E.5.2
(23,695,044,558)
(16,277,700,519)
Transfer Keluar
E.5.3
(625,317,400)
(66,038,907)
Transfer M asuk
E.5.4
-
-
Pengesahan Hibah Langsung
E.5.5
4,051,000,000
3,467,982,694
Pengembalian Hibah Langsung
E.5.5
Ditagihkan ke Entitas Lain
KENAIKAN/ PENURUNAN EKUITAS
EKUITAS AKHIR
E.6
Laporan Perubahan Ekuitas
40,427,552,607
(18,567,850,056)
49,875,540,399
9,447,987,792
-6-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A.
PENJELASAN UMUM
A.1 Profil dan Kebijakan Teknis Komisi Pengawas Persaingan
Usaha
Dasar
Komisi Pengawas Persaingan Usaha didirikan sebagai salah satu
Hukum
upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
Entitas dan
Rencana
Strategis
pengawasan kegiatan persaingan usaha yang sehat. Organisasi dan
tata
kerja
Komisi Pengawas
Persaingan
Usaha
diatur
dengan
Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas
Persaingan Usaha, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 80 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas Persaingan
Usaha. Struktur organisasi dan tugas pokok Komisi Pengawas
Persaingan
Usaha
diatur
dalam
Peraturan
Komisi
Pengawas
Persaingan Usaha Nomor 05 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor
01 Tahun
2014
Pengawas
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Komisi
Persaingan. Entitas berkedudukan di Gedung KPPU, Jalan Ir.H.
Juanda Nomor 36, Jakarta Pusat.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha mempunyai tugas dan fungsi
untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum persaingan
usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat. Melalui peran tersebut diharapkan dapat tercipta iklim
persaingan usaha yang sehat yang akan melahirkan efisiensi dan
mendorong
timbulnya
inovasi
yang
akan
berujung
pada
kesejahteraan rakyat.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, Komisi Pengawas Persaingan
Usaha berkomitmen dengan visi “t er wujudnya iklim persai ngan
usaha yang sehat dalam mendor ong ekonomi nasional yang
efisien dan berkeadilan unt uk meningk atk an kesejaht eraan
r akyat ”.
Untuk
mewujudkannya
dilakukan
beberapa
langkah-langkah
strategis sebagai berikut:
Menegakkan hukum persaingan usaha
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
-7-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Melakukan pengawasan sektoral
Melakukan harmonisasi kebijakan
Melakukan pengawasan kemitraan
Melakukan penguatan kelembagaan
Meningkatkan pemahaman pelaku usaha terhadap nilai-nilai
Audited
persaingan usaha yang sehat
Menginternalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat melalui
kebijakan dan regulasi (competition checklist)
Menginternalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat melalui
pendidikan
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terdiri atas:
1.
Komisioner
Komisioner memiliki fungsi penanggung jawab yang memimpin
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan
fungsi,
tugas
dan
wewenang KPPU.
2.
Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal
merupakan
penanggung
jawab
dalam
penyelenggaraan dukungan manajemen dan administratif di
KPPU.
3.
Deputi Bidang Pencegahan
Deputi Bidang Pencegahan merupakan penyelenggara teknis di
bidang pencegahan praktek monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat.
4.
Deputi Bidang Penegakan Hukum
Deputi Bidang Penegakan Hukum adalah unsur penyelenggara
teknis di bidang penegakan hukum persaingan usaha.
5.
Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal adalah unsur pengawas dalam lingkup
KPPU yang kedudukannya berada di bawah Komisioner.
6.
Kantor Perwakilan Daerah
Kantor Perwakilan Daerah merupakan unit kerja yang membantu
pelaksanaan tugas pokok dan wewenang Komisioner atas suatu
wilayah kerja tertentu.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
-8-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
7.
Audited
Kelompok Kerja
Kelompok Kerja adalah unsur pendukung Komisioner yang
terdiri daru individu-individu yang berpengalaman dan ahli
(profesional)
sesuai bidang masing-masing yang diperlukan
dalam menangani perkara tertentu.
8.
Kelompok Staf Ahli
Kelompok Staf Ahli adalah unsur pendukung Komisioner yang
terdiri dari individu-individu yang ahli dan berpengalaman di
bidang hukum, bidang ekonomi dan atau bidang lainnya yang
ditunjuk
untuk
memberikan
hukum,
ekonomi
atau
masukan
bidang
dan
lainnya
pertimbangan
terkait
dengan
pelaksanaan fungsi dan tugas KPPU.
9.
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan
fungsional tertentu yang terbagi dalam beberapa kelompok
sesuai dengan bidang keahliannya.
Implementasi
A.2 Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Akuntansi
Mulai Tahun
Pemerintahan
Berbasis
Akrual
2015
Komisi Pengawas
Persaingan
U saha
telah
mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan
laporan keuangannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pendekatan
A.3 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan
Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016
Laporan
Keuangan
ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan
yang dikelola oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Laporan
Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi
mulai dari pengumpulan data, pencatatan
dan
pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA)
dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
(SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan
Entitas
yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
-9-
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan
SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap,
persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan Laporan
Operasional serta laporan barang milik negara
serta laporan
manajerial lainnya.
Basis
A.4 Basis Akuntansi
Akuntansi
Komisi Pengawas Persaingan Usaha menerapkan basis akrual dalam
penyusunan
dan
penyajian
Neraca,
Laporan
Operasional,
dan
Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan
penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis
kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruh transaksi
atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
A.5 Dasar Pengukuran
Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui
dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar
pengukuran yang diterapkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan
menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi
atau
sebesar
nilai wajar dari imbalan
yang diberikan
untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar
sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi
kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang
rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi
terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 10 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Kebijakan
A.6 Kebijakan Akuntansi
Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan per 31 Desember
Audited
2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Kebijakan
akuntansi
merupakan
prinsip-prinsip,
dasar-dasar,
konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang
dipilih
oleh
suatu
entitas
pelaporan
dalam
penyusunan
dan
penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan
dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang
ditetapkan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Di samping itu,
dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan
keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam
penyusunan Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
adalah sebagai berikut:
Pendapatan
-LRA
(1) Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat :
-
Pendapatan kas
diterima
pada
Rekening Kas
Umum
Negara/Daerah (RKUN/RKUD).
-
Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan
yang
hingga
tanggal
pelaporan
belum
disetorkan
ke
RKUN/RKUD, dengan ketentuan bendahara penerimaan
tersebut merupakan bagian dari BUN/BUD.
-
Pendapatan kas yang diterima satker/SKPD dan digunakan
langsung tanpa disetor ke RKUN/RKUD, dengan syarat
entitas penerimatelah melaporkan/mengesahkan kepada
BUN/BUD
,
dan
BUN/BUD
mengakuinya
sebagai
pendapatan.
-
Pendapatan Nonperpajakan-LRA diukur sebesar nominal
uang yang masuk ke kas negara/daerah sebagaimana
dokumen sumber bukti setornya. Akuntansi Pendapatan
Nonperpajakan-LRA dilaksanakan dengan menggunakan
asas
bruto,
brutonya
yaitu
tanpa
pendapatan
dicatat sebesar
dikurangi/dikompensasikan
nilai
dengan
belanja yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
tersebut.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 11 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA
disajikan
menurut
klasifikasi
sumber
pendapatan.
Pendapatan
- LO
(2) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui pada saat
timbulnya
hak
atas
pendapatan dan/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya
aliran masuk sumber daya ekonomi.
Berdasarkan Buletin Teknis Nomor 23 tentang Akuntansi
Pendapatan
Non
Perpajakan, pendapatan non
perpajakan
lainnya antara lain dapat berasal dari keuntungan penjualan,
denda
akibat
perjanjian/peraturan,
penerimaan
kembali
belanja tahun sebelumnya, putusan pengadilan/pelanggaran
hukum.
Pendapatan yang berasal dari keuntungan penjualan aset
diakui pada saat kas diterima oleh entitas.
Pendapatan yang berasal dari denda akibat perjanjian atau
peraturan diakui pada saat menjadi hak entitas.
Pendapatan yang berasal dari pengembalian kembali belanja
tahun sebelumnya diakui pada saat kas diterima oleh entitas.
Pendapatan yang berasal dari putusan pengadilan/pelanggaran
hukum dinilai sebesar penetapan putusan.
Secara
khusus
pengakuan
pendapatan-LO
pada
Komisi
Pengawas Persaingan Usaha adalah sebagai berikut:
Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan
Usaha diakui saat putusan telah berkekuatan hukum
tetap.
Pendapatan Denda Ikatan Dinas diakui setelah pegawai
yang bersangkutan menandatangani Surat Pernyataan
Kesanggupan Membayar Denda Ikatan Dinas.
Pendapatan
atas
Perbendaharaan/Tuntutan
pelunasan
Ganti
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
Rugi
Tuntutan
diakui
setelah
- 12 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
ditandatanganinya Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Mutlak oleh pegawai yang bersangkutan atau pada saat
diterbitkan Surat Keputusan Pembebanan.
Pendapatan Lain-lain diakui pada saat dikeluarkannya
surat
keputusan
denda
atau
dokumen
lain
yang
dipersamakan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja
(3) Belanja
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus
pengeluaran
melalui
bendahara
pengeluaran,
pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran
tersebut
disahkan
oleh
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja
dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi
akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban
(4) Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya
konsumsi aset, dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi
atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja
dan
selanjutnya
klasifikasi
berdasarkan
organisasi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset
Lainnya.
Aset Lancar
a. Aset Lancar
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 13 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal.
Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/
Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung
dengan
Surat
Keterangan
Tanggung
Jawab
Mutlak
dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat
peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung
dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan
kewajiban
secara
jelas serta
jumlahnya
bisa
diukur
dengan andal.
Pengukuran Piutang sesuai dengan Buletin Teknis Akuntansi
Piutang, dilakukan sebagai berikut:
-
Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh
tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam
12
(dua
belas)
bulan
ke
depan
berdasarkan
surat
ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan;
-
Disajikan sebagai piutang jangka panjang terhadap nilai
yang akan dilunasi di atas 12 (dua belas) bulan berikutnya.
Piutang
bukan
pajak
merupakan
hak
atau
pengakuan
pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang
telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya.
Termasuk dalam Piutang Bukan Pajak di KPPU antara lain
Piutang Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha.
Sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepada KPPU
melalui Undang-Undang Nomor
5
Tahun
1999
tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat
Pasal
47,
disebutkan
bahwa
Komisi
berwenang
menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap
pelaku usaha yang melanggar UU Nomor 5 Tahun 1999.
Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa
perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan atau
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 14 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
membatalkan perilaku yang telah terbukti melanggar hukum
persaingan usaha, penetapan ganti rugi dan dapat juga
berupa
denda
serendah-rendahnya
Rp1.000.000.000 dan
setinggi-tingginya Rp25.000.000.000 yang harus disetorkan
ke kas negara. Denda pelanggaran persaingan usaha yang
belum dibayarkan ke kas negara oleh pelaku usaha Terlapor
sesudah tanggal jatuh tempo denda dicatat dalam Neraca
Laporan Keuangan KPPU dalam akun Piutang Bukan Pajak.
Juknis Kebijakan Akuntansi masih dalam proses penyusunan
sehingga
pada
menggunakan
Tahun
Memo
516/SJ/M/XII/2015
Penyampaian
2016
kebijakan
Sekretaris
tanggal
Penyesuaian
18
akuntansi
Jenderal
Desember
Kebijakan
Nomor
2015
tentang
Akuntansi
Piutang
Denda Pelanggaran Persaingan Usaha dan Buletin Teknis
Nomor 23 tentang Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan.
Beberapa
hal
yang
perlu
dijelaskan
berkenaan
dengan
pengelolaan Piutang Bukan Pajak KPPU sebagai berikut:
-
Denda
pelanggaran persaingan
usaha
sebagai akibat
Putusan KPPU, Putusan Keberatan (Putusan Pengadilan
Negeri), Putusan Kasasi (Putusan
Mahkamah
Agung)
maupun Putusan Peninjauan Kembali (PK) yang telah
berkekuatan hukum tetap (inkracht) akan dicatat sebagai
piutang ke dalam Buku Piutang. Berdasarkan Buku
Piutang inilah dilakukan pengelolaan Piutang Negara
Bukan Pajak KPPU.
-
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang
timbul berdasarkan keputusan inkracht yaitu dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Piutang dicatat apabila tidak terdapat keberatan dari
pihak terlapor atas Putusan Perkara KPPU dalam
rentang waktu
14 (empat belas) hari kerja dari
diterimanya pemberitahuan petikan Putusan Perkara
KPPU kepada pihak terlapor.
2) Terhadap Putusan Perkara KPPU yang terdapat proses
keberatan dari pelaku usaha terlapor, maka piutang
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 15 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
dicatat pada
salinan
saat staf Bagian
putusan
dari
Audited
Litigasi menerima
Pengadilan
Negeri
yang
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST).
Dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 pasal 44 ayat (1) dijelaskan
bahwa “Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pelaku usaha
menerima pemberitahuan putusan Komisi, pelaku usaha wajib
melaksanakan
putusan
tersebut
dan
menyampaikan
pelaksanaannya kepada Komisi.” Berdasarkan pasal tersebut,
KPPU menginterpretasikan bahwa pelaku usaha yang dijatuhi
sanksi denda wajib melakukan pembayaran denda tersebut
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan
menerima pemberitahuan putusan Komisi (jatuh tempo) dan
pembayaran
tersebut dilakukan
secara sekaligus, bukan
mengangsur.
Definisi piutang jangka panjang dan piutang jangka pendek
berdasarkan
Perdirjen
Perbendaharaan
Nomor
PER-
82/PB/2011:
-
Piutang Jangka Panjang: piutang yang akan jatuh tempo
atau akan direalisasikan lebih dari 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal pelaporan.
-
Piutang Jangka Pendek: piutang yang akan jatuh tempo
dan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Dengan mengacu kepada definisi tersebut, piutang denda
pelanggaran persaingan usaha KPPU dapat dikategorikan ke
dalam piutang jangka pendek karena jatuh temponya selama
30 (tiga puluh) hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap.
Dalam Neraca, piutang denda tersebut dicatat dalam akun
Piutang Negara Bukan Pajak.
Piutang disajikan dalam neraca pada
nilai yang dapat
direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan
dengan
membentuk
penyisihan
piutang
tak
tertagih.
Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang
ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan
yang
dilakukan
pemerintah.
Perhitungan
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
penyisihannya
- 16 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
adalah sebagai berikut:
Kualitas Piutang
Uraian
Belum
Lancar
dilakukan
Penyisihan
pelunasan
s.d.
0.5%
tanggal jatuh tempo
Satu bulan terhitung sejak tanggal
Kurang Lancar
Surat
Tagihan
Pertama
tidak
10%
dilakukan pelunasan
Satu bulan terhitung sejak tanggal
Diragukan
Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan
50%
pelunasan
Satu bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan
pelunasan
Macet
Piutang
100%
telah
diserahkan
kepada
Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait dengan perhitungan
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih:
-
Berkenaan dengan mekanisme penagihan piutang, dalam
Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 pasal
5 ayat (1) dan (2) disebutkan bahwa:
1) Surat Penagihan (SPn) wajib diterbitkan untuk setiap
timbulnya piutang PNBP.
2) Timbulnya piutang PNBP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) apabila:
penyetoran penerimaan PNBP ditetapkan secara
angsuran;
wajib bayar sampai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran
belum
melunasi
penyetoran
penerimaan PNBP yang menjadi tanggung jawabnya.
-
Selanjutnya dalam pasal 8 dan pasal 9 Perdirjen tersebut
dijelaskan
piutang
bahwa
PNBP
pembayaran
setiap
sampai
pada
kewajiban
dengan
SPn
yang
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
penyetoran
tanggal
belum
jatuh
atas
tempo
diselesaikan
- 17 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
penyetorannya, pihak terutang wajib
Audited
diberikan Surat
Penagihan kedua dan ketiga.
-
Sejak tahun 2013, KPPU
Standar
Operasional
telah mengimplementasikan
Prosedur
(SOP)
Penatausahaan
Piutang Denda Persaingan Usaha yang diwadahi dalam
Keputusan
Sekretariat
186/SJ/Kep/XII/2011
KPPU
tentang
Nomor
Penetapan
Standard
Operating Procedure di Lingkungan KPPU. Dalam SOP
tersebut diatur mengenai mekanisme penagihan piutang
denda pelanggaran persaingan usaha sebagai berikut:
1) Surat Pemberitahuan I diterbitkan paling lambat 3
(tiga) hari kerja sejak timbulnya piutang dan diberikan
tenggang waktu pelunasan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja;
2) Surat Pemberitahuan II diterbitkan bagi setiap pelaku
usaha
yang
membayar
belum
denda
menyelesaikan
sampai
dengan
kewajibannya
jatuh
tempo
pembayaran pada Surat Pemberitahuan I dengan
tenggang waktu pelunasan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja;
3) Dalam hal sampai dengan
tanggal
jatuh
tempo
pembayaran setelah diterbitkan Surat Pemberitahuan
II
pelaku
usaha
belum
melakukan
pembayaran,
diterbitkan Surat Pemberitahuan III sebagai Surat
Pemberitahuan terakhir. Tenggang waktu pelunasan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja; dan
4) Apabila
sampai
dengan
tanggal
jatuh
tempo
pembayaran setelah diberikan Surat Pemberitahuan III
pihak terhutang belum melakukan pembayaran, maka
dilakukan
permohonan
eksekusi
piutang
ke
Pengadilan Negeri.
Penilaian kualitas piutang mengikuti aturan yang ditetapkan
dalam PMK Nomor 69/PMK.06/2014. Penggolongan kualitas
piutang merupakan salah satu dasar untuk menentukan
besaran tarif penyisihan piutang. Penilaian kualitas piutang
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 18 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
jatuh
tempo
Audited
dan
perkembangan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.
Kualitas piutang didasarkan pada kondisi piutang pada
tanggal pelaporan. Kualitas piutang ditetapkan dalam 4
(empat) golongan, yaitu kualitas lancar, kualitas kurang
lancar, kualitas diragukan, dan kualitas macet. Piutang KPPU
digolongkan dalam kualitas lancar apabila belum dilakukan
pelunasan
sampai
dengan
tanggal
jatuh
tempo
yang
ditetapkan. Kualitas kurang lancar apabila dalam jangka
waktu
1
(satu)
Pemberitahuan
diragukan
terhitung
I
apabila
sejak
bulan
terhitung
tidak
dilakukan
dalam
tanggal
jangka
Surat
sejak
tanggal
pelunasan.
waktu
1
Kualitas
(satu)
Pemberitahuan
Surat
II
bulan
tidak
dilakukan pelunasan. Kualitas macet apabila dalam jangka
waktu
1
(satu)
bulan
terhitung
sejak
tanggal
Surat
Pemberitahuan III tidak dilakukan pelunasan atau piutang
telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri.
Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan
jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik
pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga
pembelian terakhir, apabila
diperoleh dengan
pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi
sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila
diperoleh dengan cara lainnya.
Aset Tetap
b. Aset Tetap
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau
harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
a.
Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 19 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih
dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b.
Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya
sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta
rupiah);
c.
Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai
minimum
sebagai
kapitalisasi tersebut di atas,
beban
kecuali
diperlakukan
pengeluaran
untuk
tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya
berupa
koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah
yang
disebabkan
antara
lain
karena
aus,
ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi
yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan
rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya
telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset
Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,
dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan BMN/BMD.
Penyusutan
Aset Tetap
c.
Peny usutan Aset Tetap
Penyusutan
aset
tetap
adalah
penyesuaian
nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari
suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen
sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau
usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang
untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan
dilakukan
dan
pencatatan
Penyusutan
Aset
Tetap
setiap akhir semester tanpa memperhitungkan
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 20 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan
metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang
dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap
semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor:
59/KMK.06/2013
tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan
Barang
Milik
Pemerintah
Negara
Pusat.
berupa
Secara
Aset
umum
Tetap
tabel
pada
masa
Entitas
manfaat
adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap
Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin
2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan
10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi
5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik
4 tahun
Modern)
Piutang
d. Piutang Jangka Panjang
Jangka
Piutang
Panjang
Jangka
Panjang
adalah
piutang
yang
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu
lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan
Penjualan
Angsuran
Perbendaharaan/Tuntutan
(TPA),
Ganti
Rugi
Tagihan
Tuntutan
(TP/TGR)
dinilai
berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang
dapat direalisasikan.
Aset
Lainnya
e.
Aset Lainny a
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset
tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset
Lainnya
adalah
aset
tak
berwujud,
tagihan
penjualan
angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan,
aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 21 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto
yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi
amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan
dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas
ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan
amortisasi.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar
nilai
buku
yaitu
harga
perolehan
dikurangi
akumulasi
penyusutan.
Kewajiban
(6) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
- Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau
jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan.
- Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak
Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan
Diterima
di
Muka,
Bagian
Lancar
Utang
Jangka
Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
- Pendapatan Diterima Dimuka dapat diakui dengan
menggunakan
dua
pendekatan,
yaitu
pendekatan
kewajiban atau pendekatan pendapatan. Pendapatan
diterima dimuka
diakui pada saat terdapat/timbul
klaim diterima pemerintah dari pihak ketiga tetapi
belum ada penyerahan barang/jasa dari pemerintah
pada akhir periode pelaporan keuangan.
- Beban Barang yang Masih Harus Dibayar (Utang kepada
pihak ketiga) diakui pada saat terdapat klaim yang sah
dari pihak ketiga, yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk surat penagihan (invoice) kepada pemerintah
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 22 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
terkait
penerimaan
barang/jasa
yang
Audited
belum
diselesaikan pembayarannya oleh pemerintah. Utang
kepada pihak ketiga juga diakui apabila pada akhir
tahun masih terdapat dana yang berasal dari SPM-LS
kepada Bendahara Pengeluaran yang belum diserahkan
kepada Pihak yang berhak.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban
diklasifikasikan
sebagai
kewajiban
jangka
panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo
dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal
pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
kewajiban pemerintah pada
saat pertama
kali transaksi
berlangsung.
Ekuitas
(7) Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam
satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pendahuluan
- 23 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
B. PENJELASAN
ATAS
POS-POS
LAPORAN
Audited
REALISASI
ANGGARAN
Realisasi
B.1 Pendapatan
Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Rp23.695.044.558
Desember 2016 adalah sebesar Rp23.695.044.558. Rincian Estimasi
dan Realisasi Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
adalah sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
TA 2016
TA 2016
URAIAN
REALISASI
(Rp)
ANGGARAN (Rp)
Pendapatan dari Pengelolaan BMN
(Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan serta
Pendapatan dari Penjualan)
% REALISASI
ANGGARAN
0
792,834,000
-
105,000,000
22,330,616,682
21,267.25
Pendapatan Lain-lain (Pendapatan
Pelunasan Piutang dan Pendapatan
Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi
Non Bendahara)
0
145,708,868
-
Penerimaan Kembali Belanja Tahun
Anggaran Yang Lalu
0
425,885,008
-
Pendapatan Iuran dan Denda
Jumlah
105,000,000
23,695,044,558
22,566.71
Realisasi Pendapatan TA 2016 sebesar Rp23.695.044.558 atau
sebesar 22.566,71 persen dari estimasi pendapatan Tahun 2016
sebesar Rp105.000.000. Selanjutnya, Realisasi Pendapatan TA 2016
dibandingkan
dengan
realisasi pendapatan
TA
2015
terdapat
kenaikan sebesar 45,57 persen. Hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan pembayaran denda persaingan usaha.
Dalam Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu
termasuk di dalamnya adalah penyetoran kelebihan belanja sebesar
Rp38.495.774 sesuai dengan temuan Audit Berkelanjutan Tahun
2015 oleh Satuan Pengawas Internal.
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
- 24 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penerimaan Kembali Belanja TAYL Tahun 2016
URAIAN
Pengembalian Deposit Apartemen
NILAI
73,750,000
Pengembalian Kas dan Setara Kas Tahun 2015
atas kelebihan belanja perjalanan dinas Tahun
2015 yang baru disetorkan pada Tahun 2016
157,722,938
Penyetoran kelebihan pengembalian belanja
sesuai LHA SPI
38,495,774
Pengembalian Belanja Tahun 2015 yang baru
disetorkan pada Tahun 2016
155,916,296
Total Penerimaan Kembali Belanja TAYL
425,885,008
Perbandingan Realisasi Pendapatan
TA 2016 dan 2015
URAIAN
Pendapatan dari Pengelolaan BMN
(Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan serta
Pendapatan dari Penjualan)
REALISASI TA 2016
(Rp)
REALISASI TA 2015
(Rp)
NAIK
(TURUN) %
792,834,000
5,700,000
13,809.37
-
6,005,084
(100.00)
22,330,616,682
15,680,914,536
Pendapatan Lain-lain (Pendapatan
Pelunasan Piutang dan Pendapatan
Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi
Non bendahara)
145,708,868
424,255,199
Penerimaan Kembali Belanja Tahun
Anggaran Yang Lalu
425,885,008
Pendapatan Denda Keterlambatan
Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
Pendapatan Iuran dan Denda
Pendapatan Anggaran Lain-lain
Jumlah
-
23,695,044,558
42.41
(65.66)
108,237,064
293.47
52,588,636
(100.00)
16,277,700,519
45.57
Realisasi Belanja
B.2 Belanja
Rp114.473.856.483
Realisasi Belanja Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
adalah sebesar Rp114.473.856.483 atau 82,09 persen dari anggaran
belanja sebesar Rp139.452.216.000.
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
- 25 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran TA 2016, semula
pagu anggaran Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016 adalah
sebesar
Rp116.460.861.000.
Pada
bulan
Mei
2016,
Presiden
menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2016
tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja
Kemeterian/Lembaga
Dalam
Rangka
Pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara TA 2016. Dalam Inpres tersebut
Komisi
Pengawas
Persaingan
Usaha
dikenakan
pemotongan
anggaran sebesar Rp27.008.644.700. Namun melalui Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2015, Komisi Pengawas
Persaingan Usaha mendapatkan reward atas efisiensi anggaran TA
2015
sebesar
Rp25.000.000.000.
Selanjutnya
dalam
APBN
Perubahan TA 2016 Komisi Pengawas Persaingan U saha kembali
mendapatkan
tambahan
anggaran
sebesar
Rp25.000.000.000.
Dengan demikian pagu anggaran Komisi Pengawas Persaingan
Usaha TA 2016 menjadi Rp139.452.216.000. Namun dari pagu
anggaran tersebut, sebesar Rp20.997.000.000 tidak dapat dicairkan
karena pada bulan Agustus 2016 Presiden RI kembali menerbitkan
Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah
Penghematan
Belanja
Kemeterian/Lembaga
Dalam
Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
TA 2016. Dalam Inpres tersebut ditetapkan bahwa Komisi Pengawas
Persaingan Usaha dibebani penghematan sebesar Rp20.997.000.000
melalui
blokir
mandiri
(selfblocking)
dan/atau
menunda/menghentikan pencairan dana kegiatan-kegiatan yang
dikenai penghematan.
Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2016 tersaji sebagai
berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
- 26 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Rincian Estimasi, Realisasi dan Pengembalian Belanja TA 2016
URAIAN
ANGGARAN (Rp)
TA 2016
PENGEMBALIAN
% REAL.
REALISASI NETO (Rp)
BELANJA (Rp)
ANGGARAN
29.442.297
28.999.490.105
99,96
722.102.277
80.579.431.160
77,07
0
4.894.935.218
99,39
REALISASI (Rp)
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
29.040.424.000
105.486.756.000
4.925.036.000
29.028.932.402
81.301.533.437
4.894.935.218
Total Belanja
139.452.216.000
115.225.401.057
751.544.574
114.473.856.483
82,63
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik
berikut ini:
120.000.000.000
105.486.756.000
100.000.000.000
80.579.431.160
80.000.000.000
60.000.000.000
29.040.424.000
28.999.490.105
40.000.000.000
4.925.036.000
4.894.935.218
20.000.000.000
0
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja M odal
ribuan rupiah
ANGGARAN
REALISASI
Grafik A. Komposisi Realisasi Belanja Negara Neto
TA 2016
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program TA 2016 adalah
sebagai berikut:
PROGRAM
Program
Pengawasan
Persaingan U saha
T otal Belanja
T AHUN ANGGARAN 2016
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
%
139.452.216.000
114.473.856.483
82,09
139.452.216.000
114.473.856.483
82,09
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
- 27 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Dari sisi penyerapan anggaran, persentase realisasi belanja TA 2016
seolah-olah mengalami penurunan dibandingkan tahun anggaran
sebelumnya, yaitu hanya 82,09 persen. Hal ini disebabkan karena
anggaran
Komisi
Pengawas
Persaingan
Usaha
sebesar
Rp20.997.000.000 tidak dapat dicairkan sebagai konsekuensi dari
penghematan belanja (selfblocking) yang ditetapkan Presiden melalui
Inpres Nomor 8 Tahun 2016.
Realisasi Belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 26,71 persen
dibandingkan realisasi belanja TA 2015. Hal ini disebabkan antara
lain karena adanya peningkatan alokasi anggaran yang diterima oleh
Komisi Pengawas Persaingan Usaha terutama alokasi untuk belanja
pegawai berupa gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) serta
peningkatan alokasi belanja barang.
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan TA 2015
Belanja Pegawai
Rp28.999.490.105
NAIK
(TURUN)
%
URAIAN
REALISASI TA 2016
(Rp)
REALISASI TA 2015
(Rp)
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
28.999.490.105
80.579.431.160
4.894.935.218
21.563.599.302
65.257.685.511
3.522.074.350
34,48
23,48
38,98
Jumlah
114.473.856.483
90.343.359.163
26,71
B.3 Belanja Pegawai
Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk
uang maupun
barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah
yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan,
kecuali
pekerjaan
yang
berkaitan
dengan
pembentukan modal.
Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan TA 2015 adalah masingmasing
sebesar
Rp28.999.490.105 dan
Rp21.563.599.302
atau
terjadi kenaikan sebesar 34,48 persen.
Berdasarkan
Tabel
Perbandingan
Realisasi
Belanja
Pegawai,
kenaikan ini disebabkan antara lain karena adanya peningkatan
realisasi
belanja
pegawai berupa
pembayaran
Catatan atas Laporan Keuangan – Realisasi Anggaran
gaji ke-13
dan
- 28 -
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2016
Audited
Tunjangan Hari Raya (THR) serta dapat dibayarkannya Uang Makan
bagi pegawai KPPU mulai bulan Mei sampai dengan Desember 2016.
Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan TA 2015
URAIAN
Belanja Uang Makan PNS
Belanja Uang Honor Tetap
Jumlah Belanja Kotor
Pengembalian Belanja Pegawai
Jumlah Belanja
REALISASI TA 2016
(Rp)
REALISASI TA 2015
(Rp)
NAIK
(TURUN) %
771,480,000
28,257,452,402
29,028,932,402
(29,442,297)
21,571,016,989
21,571,016,989
(7,417,687)
100.00
31.00
34.57
296.92
28,999,490,105
21,563,599,302
34.48
Belanja Barang
B.4 Belanja Barang
Rp80.579.431.160
Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan TA 2015 adalah masingmasing sebesar Rp80.579.431.160 dan Rp65.257.685.511. Realisasi
Belanja Barang TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 23,48 persen
dari realisasi Belanja Barang TA 2015. Hal ini disebabkan antara
lain adanya kenaikan realisasi belanja perjalanan dinas.
Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan TA 2015
URAIAN
Belanja Barang Operasional
Belanja Barang Non Operasional
Belanja barang Persediaan
Belanja Jasa
Belanja Pemeliharaan
Belanja Perjalanan Dalam Negeri
Belanja Perjalanan Luar Negeri
Jumlah Belanja Kotor
Pengembalian Belanja
Jumlah Belanja
REALISASI TA 2016
(Rp)
REALIS