BAB 4 MODUL F PABRIKKKK AWAL

BAB IV
PENGUMPULAN DATA
4.1.

Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.

Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) merupakan sebuah perusahaan swasta

yang bergerak di dalam bidang usaha produksi pembuatan kertas rokok. Pada
awalnya, perusahaan tersebut bernama PT. Delitua Paper Mill, namun pada tahun
1983, perusahaan ini mengalami likuidasi SPP Presiden No. 441/I/PMA/1983
yang menyebabkan perusahaan ini mengalami pergantian nama menjadi PT.
Kimsari Paper Indonesia.
PT. Kimsari Paper Indonesia berstatus Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang didirikan pada tahun 1984
dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perusahaan berdiri atas prakarsa tiga
pemegang saham, yaitu PT. Sarida Perkasa, PT. Duta Mendut, dan Kimberly
Clark Corporation yang membeli seluruh aset dari eks PT. Delitua Paper Mill.

Pada tahun 2003, perusahaan ini kemudian diambil alih oleh SchweitzerMauduit dan kemudian berganti nama menjadi Papeteries De Mauduit. Pada
tanggal 24 Oktober 2003, Schweitzer-Mauduit International Inc. mengumumkan
di Alpharetta bahwa PT. Kimsari Paper Indonesia yang merupakan anak
perusahaannya telah diambil alih saham kepemilikannya secara keseluruhan,
kemudian perusahaan ini berganti nama lagi menjadi Papeteries De Mauduit.
Pada Tahun 2013 tepatnya tanggal 18 April 2013, PT. PDM Indonesia
berubah nama menjadi PT. Pusaka Prima Mandiri yang disahkan di depan Notaris
Wesley Tanudjaya, S.H., dalam Akta No. 2 Tahun 2013. Dengan dijualnya seluruh
saham asing milik Schweitzer Mauduit France SAS dan dibeli oleh pemegang
saham Indonesia, maka Status PMA kini telah berubah menjadi PMDN PT.
Pusaka Prima Mandiri.
PT. Pusaka Prima Mandiri merupakan salah satu perusahaan penghasil
kertas rokok terbesar di Indonesia yang terus mengalami perkembangan dan
peningkatan dalam beberapa tahun ini. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan

kualitas produk yang selalu dilakukan, dan bertambahnya jumlah produksi serta
permintaan dari pelanggan.

Sumber: www.lowonganmedan.com


Gambar 4.1. PT. Pusaka Prima Mandiri
4.1.2.

Ruang Lingkup Usaha
Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri pembuatan kertas rokok

(cigarette paper) dan Plug wrap. Plug wrap diproduksi dalam bentuk lembaran
sedangkan kertas rokok tersebut diproduksi dalam dua bentuk yaitu bobbin dan
ream. Adapun spesifikasi dari produk bobbin dan ream ditunjukan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Spesifikasi Produk Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri
No
.
1
2

Kertas Rokok
Bobbin (gulungan)
Ream (lembaran)

Panjang (mm) Lebar (mm)

5500-6000
760-830

24-29
510

Satuan
1 gulungan
500 lembar

Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM)
tersebut dipasarkan ke pabrik-pabrik rokok yang ada di Sumatera Utara dan Pulau
Jawa. Persentase tersebut sekitar 75% dipasarkan di Pulau Jawa dan 25% ke
daerah Sumatera Utara. Daerah pemasaran PT. PPM tidak hanya terbatas pada
pemasaran di dalam negeri saja, akan tetapi sudah menjangkau pemasaran di luar
negeri juga. Pemasaran ke luar negeri umumnya dilakukan di Malaysia. Beberapa
pabrik rokok yang menjadi konsumen tetap perusahaan antara lain:
1. PT. Aroma Tobacco International (Kudus)

2. PT. Amiseta (Malang)
3. PT. Bentoel Prima (Malang)
4. PT. Bintang Bola Dunia (Malang)
5. PT. Duta Mendut (Bekasi)
6. PT. Filtrona Indonesia (Sidoarjo)
7. PT. Gelora Djaja (Surabaya)
8. PT. Nojorono Tobacco International (Kudus)
9. PT. HM Sampoerna (Surabaya)

10.
11.
12.
13.
14.

PT. Sumatera Tobacco Trading Company (Pematang Siantar)
PT. Suburaman (Malang)
PT. Perusahaan Dagang dan Industri (Malang)
PT. Wongso Pawiro (Pematang Siantar)
Tai Chong Tobacco Manufacturing (Malaysia)


15. Texas Tobacco Co. L (Kamboja)
Kertas rokok yang telah dipesan oleh konsumen, akan dikirim oleh
perusahaan dengan menggunakan alat angkutan truk untuk pengiriman ke wilayah
Sumatera dan sekitarnya, sedangkan pengiriman ke wilayah pulau Jawa dan
sekitarnya dilakukan dengan menggunakan kapal (container), begitu juga untuk
pengiriman ke luar negeri.
4.1.3.

Struktur Organisasi Perusahaan dan Sistem Pengupahan
Struktur organisasi adalah suatu cara atau sistem untuk mengadakan

pembagian kerja, pembatasan tugas, tanggung jawab, dan wewenang serta
menetapkan hubungan-hubungan antar unsur organisasi yang satu dengan yang
lain sehingga memungkinkan orang untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.
Struktur organisasi yang digunakan di PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM)
adalah struktur organisasi fungsional, yaitu merupakan struktur organisasi dimana
wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang
mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada pelaksana. Struktur
organisasi di PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) dapat dilihat pada Gambar 2.2.


Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri

4.1.3.1. Pembagian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di suatu perusahaan untuk
menghasilkan output dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam
organisasi, dimana tiap personil mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung
jawab tersendiri dengan cakupan yang jelas.
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan
yang terdapat dalam struktur organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) adalah
sebagai berikut:
1.

2.

3.
4.


5.

Manajer Umum (General Manager)
a. Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap hari.
b. Bertindak sebagai decision making untuk kepentingan dan kelangsungan
perusahaan sehingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai.
c. Melakukan hubungan kerja dengan pihak pemerintah dan swasta.
Manajer Keuangan (Finance Manager)
a. Memeriksa dan menganalisa data, laporan aliran dana dan biaya
perusahaan.
b. Merencanakan dan mengawasi setiap aktivitas keuangan perusahaan.
c. Menyetujui kontrak penjualan dengan pihak customer.
Manajer Operasi (Mill Operation Manager)
a. Bertanggung jawab penuh terhadap jalannya proses produksi.
b. Mengawasi dan mengevaluasi setiap kegiatan produksi.
Supervisor Quality Assurance
a. Bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas.
b. Melakukan kerjasama dengan pihak produksi untuk meningkatkan mutu
dari produk.
Manajer Keteknikan (Engineering Manager)

a. Mengawasi setiap operasi mesin-mesin produksi yang ada di lantai pabrik.
b. Mengawasi pelaksanaan perawatan mesin, peralatan atau fasilitas
pendukungnya agar produksi dapat berjalan dengan baik.
c. Melakukan koordinir untuk memperbaiki mesin-mesin atau peralatan yang

6.

tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Manajer Pembelian (Strategic Procurement Manager)
a. Melakukan hubungan dengan pihak supplier untuk pembelian bahan baku
dan bahan penolong.
b. Membuat jadwal ordering barang berdasarkan request dari bagian-bagian
tertentu.
c. Melakukan persetujuan terhadap kontrak pembelian bahan baku dan bahan
penolong dari pihak supplier.

7.

Manajer Personalia (Human Resources & General Affairs Manager)
a. Mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian dan

pengembangan sumber daya manusia.
b. Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Menjalin dan membina kerjasama dengan pihak luar, baik dengan

8.

perusahaan lain maupun pejabat yang menangani ketenagakerjaan.
Manajer MIS (Management Information System)
a. Merencanakan sistem informasi yang ada di perusahaan agar berjalan
dengan baik.
b. Mengawasi kegiatan perusahaan dalam hal penyaluran informasi.
c. Membuat saluran LAN (Local Area Network) yang menghubungkan setiap

9.

bagian didalam perusahaan.
Financial Analyst
a. Melakukan pemeriksaan kegiatan internal perusahaan baik di kantor

maupun di pabrik agar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

b. Menangani perencanaan budget perusahaan.
c. Merencanakan dan mengontrol rencana pengeluaran biaya perusahaan.
10. Bagian Administrasi Penjualan dan Pemasaran (Sales Manager)
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam
hal pemasaran kertas rokok serta menangani urusan administrasi penjualan.
11. Staff
Membantu dan memberikan saran serta pelayanan kepada fungsi lini dalam
perusahaan.
4.1.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Pusaka Prima Mandiri adalah sebanyak 201
orang yang terdiri atas 178 orang laki-laki dan 23 orang wanita. Tenaga kerja di
perusahaan ini dapat digolongkan atas staf dan karyawan. Golongan staf adalah
pekerja pada tingkat manajer, kepala bagian, dan pekerja yang tidak bekerja pada
bagian produksi. Sedangkan, golongan karyawan adalah pekerja yang bekerja
pada bagian produksi, termasuk satpam. Staf bekerja pada hari Senin sampai
Jumat dengan jumlah jam kerja 7 jam sehari. Jadwal kerja staf dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jam Kerja Golongan Staf
Hari
Senin - Jumat

Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

Waktu Kerja
08.30 – 17.00

Waktu Istirahat
12.00 – 13.30

Untuk karyawan, jadwal kerja dibagi atas 3 shift/hari, dimana jam kerja
pada hari Senin sampai Minggu adalah selama 7 jam/shift. Jadwal jam kerja
karyawan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Jam Kerja Golongan Karyawan
Shift Kerja
Shift 1
Shift 2
Shift 3

Waktu Kerja
07.00 – 15.00
15.00 – 23.00
23.00 – 07.00

Waktu Istirahat
12.00 – 13.00
18.00 – 19.00
02.00 – 03.00

Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

4.1.3.3. Sistem Pengupahan Karyawan dan Fasilitas Lainnya
1.

PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) memiliki 3 sistem pengupahan, yaitu:
Upah Bulanan
Upah bulanan diberikan kepada karyawan yang sudah tetap, dimana
jumlahnya ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah.

2.

Upah Borongan
Upah borongan diberikan kepada karyawan yang bekerja pada masa tertentu,
dimana jumlahnya disesuaikan dengan perjanjian antara perusahaan dengan

3.

pekerja tersebut.
Upah Harian
Upah harian diberikan kepada pekerja harian lepas dan pembayarannya
dilakukan per hari.
PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) memiliki sistem laporan penilaian

kinerja yang digunakan untuk menentukan prestasi kerja serta kenaikan gaji atau
upah terhadap karyawan. Adapun sistem laporan penilaian tersebut sebagai
berikut:
1. Kualitas Kerja
Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur kerja dan
2.
3.
4.

5.

mencapai hasil yang memuaskan.
Kuantitas Kerja
Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya lebih banyak dari rata-rata.
Pengetahuan Kerja
Karyawan mampu menguasai seluk beluk pekerjaannya dengan baik.
Kepatuhan Kerja
Karyawan melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sesuai dengan instruksi
atasan.
Kerjasama

Karyawan dapat bekerjasama dan membina hubungan baik dengan seluruh
6.

7.
8.
9.

rekan sekerja, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Inisiatif
Karyawan mampu mengemukakan ide-ide dan saran yang membangun untuk
kebaikan perusahaan.
Loyalitas pada Perusahaan
Karyawan mampu menjaga nama baik perusahaan.
Kehadiran Kerja
Karyawan selalu datang tepat waktu sesuai dengan jadwal kerja.
Keselamatan Kerja
Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur dan peraturan
keselamatan kerja yang berlaku.
PT. Pusaka Prima Mandiri juga memberikan berbagai insentif bagi

karyawan, sebagai berikut:
1. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya)
2. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan
3. Jaminan sosial untuk tenaga kerja (Jamsostek)
4.

Jaminan kesehatan antara lain, cuti sakit, cuti khusus, karena perkawinan atau
musibah, tunjangan proyek, tunjangan kemalangan, tunjangan keluarga.
Fasilitas kerja juga diberikan PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) kepada

seluruh karyawan, seperti:
1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja.
2. Memberikan fasilitas pengobatan secara cuma-cuma pada setiap tenaga kerja.
3.

Menyediakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan
para karyawan, seperti helm, masker, sarung tangan, dan sepatu boat.

4.2.

Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Produk
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi di PT Pusaka Prima

Mandiri dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong, dan bahan
tambahan.
4.2.1.

Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk pada proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan
bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah:
1. Pulp Serat Panjang (Needle Bleached Kraft Pulp) digunakan sebagai kerangka
dasar struktur dan menjaga kekuatan kertas sewaktu masih dalam keadaan basah
(wet strength) dan mempertahankan kekuatan kertas agar tidak mudah putus pada

proses pembuatan maupun pada mesin pembuat kertas rokok. Serat NBKP masih
panjang dan harus dihaluskan melalui proses penggilingan (refining).

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.3. Needle Bleached Kraft Pulp (NBKP)
2.

Pulp Serat Pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp) digunakan sebagai pembentuk
perata susunan kertas dan pengisi (sheet uniformity). Serat LBKP tidak perlu
dihaluskan lagi agar tidak hancur.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.4. Leaf Bleached Kraft Pulp (LBKP)
3.

Kertas Bekas (Broke)
Kertas bekas merupakan kertas-kertas hasil produksi dari tiap Paper Machine
yang tidak layak jual karena adanya kerusakan, tidak sesuai dengan standar
yang ditetapkan konsumen ataupun sisi kertas yang terbuang. Pemakaian
kertas bekas ini dapat mengurangi biaya produksi karena jumlahnya banyak
dan juga dapat membantu kerataan formasi kertas serta kelengkungan. Jenisjenis kertas broke adalah:
a. Wet Broke

Wet Broke yaitu kertas yang belum memasuki proses drying atau berasal
dari sisiran pada saat pressing.
b. Dry Broke
Dry Broke yaitu broke yang telah kering atau telah memasuki drying
namun putus dengan sendirinya.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.5. Kertas Bekas (Broke)
4.

Kalsium Karbonat (CaCO3)
CaCO3 dengan struktur Calcite dan partikel size-nya berukuran 1.0 ± 0.2 μm
digunakan sebagai filler (bahan pengisi) kertas, pemerata pori-pori (porosity)
dan memutihkan kertas (whiteness). Fungsi filler antara lain:
a. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik.
b. Meningkatkan tekstur agar permukaannya lebih halus dan komposisinya
lebih seragam.
c. Meningkatkan opacity (daya tahan terhadap sinar) pada kertas.
d. Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.6. Kalsium Karbonat (CaCO3)
4.2.2.

Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang
digunakan adalah:
1. Cationic Retention Aid (CRA/Starch) digunakan sebagai pengikat partikel
buburan sehingga menghasilkan buburan pulp yang homogen dan menambah
kekuatan kertas pada waktu basah maupun kering dan mengurangi lose pada
wire.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.7. Cationic Retention Aid (CRA/Starch)
2.

Anti Foam (Defoamer) digunakan untuk mencegah buih-buih agar tidak
masuk ke dalam kertas.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.8. Anti Foam (Defoamer)
3.

Pencegah Bakteri (Biocide) digunakan sebagai pembunuh bakteri untuk
mencegah penggumpalan bakteri (slime pot).

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.9. Pencegah Bakteri (Biocide)
4.

Citric Acid, Anhydrous C6H8O7 Kering digunakan sebagai zat pembakar
dalam kertas yang harus dinetralkan dengan KOH.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.10. Citric Acid, Anhydrous C6H8O7
5.

Potassium Hydroxide KOH digunakan untuk menetralisir Citic Acid sebelum
diaplikasikan ke mesin distribusi.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.11. Potassium Hydroxide KOH

6.

Bahan Penggumpal (Coagulant) digunakan untuk pengolahan air sungai
(water treatment).

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.12. Bahan Penggumpal (Coagulant)
7.

Air digunakan sebagai media dan pelarut.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.13. Air
4.2.3.

Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi

dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk
akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:
1. Kertas pembungkus digunakan untuk membungkus kertas rokok dalam
ukuran ream.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.14. Kertas Pembungkus
2.

Core digunakan sebagai inti dari gulungan kertas selama proses
penggulungan baik di paper machine maupun di bagian finishing.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.15. Core
3.

Kardus digunakan untuk mengepak hasil produksi.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.16. Kardus
4.

Label atau Etiket digunakan sebagai pengenal nama perusahaan yang
ditempel pada kertas pembungkus produk.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.17. Label Rokok
4.3.
4.3.1.

Mesin yang Digunakan dalam Pembuatan Produk
Mesin Produksi
Mesin-mesin yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan produksi

kertas rokok di PT. Pusaka Prima Mandiri yaitu:

1.

Tangki Penampungan
Spesifikasi mesin yang digunakan pada tangki penampungan adalah sebagai
berikut:
a. Wood Dump Chest
Kapasitas
: 20 m3
Merek
: Kimsari
Tipe
: Rotary 763
Fungsi
: Menampung larutan NBKP yang berasal dari hydra pulper
sebelum diproses pada refiner

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.18. Wood Dump Chest
b. Wood Refiner Chest
Kapasitas
: 15 m3
Merek
: Kimsari
Tipe
: Rotary 763
Fungsi
: Menampung larutan NBKP yang berasal dari refiner
sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.19. Wood Refiner Chest
c. Storage Chest
Kapasitas
: 380 m3
Merek
: Kimsari

Tipe
Fungsi

: Rotary 763
: Menampung larutan LBKP yang berasal dari hydra pulper
sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.20. Storage Chest
d. Super Vibrator Chest
Kapasitas
: 10 m3
Merek
: Kimsari
Tipe
: Rotary 763
Fungsi
: Menampung broke dari super vibrator sebelum dimasukkan
ke dalam broke chest

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.21. Super Vibrator Chest
e. Broke Chest
Kapasitas
Merek
Tipe
Fungsi

: 10 m3
: Kimsari
: Rotary 763
: Menampung broke yang sudah dihancurkan pada rotary
screen (wet broke) dan super vibrator chest sebelum
dimasukkan ke dalam mixing chest

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.22. Broke Chest
f. Mixing Chest
Kapasitas
Merek
Tipe
Fungsi

: 10 m3
: Kimsari
: CM 7T30/2
: Mencampur NBKP, LBKP, dan broke menjadi satu untuk
kemudian dialirkan ke dalam machine chest

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.23. Mixing Chest
g. Machine Chest
Kapasitas
: 20 m3
Merek
: Kimsari
Tipe
: CM 7T30/2
Fungsi
: Menampung campuran larutan pulp sebelum diproses dalam
paper machine

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.24. Machine Chest
2.

Tangki Pengolahan Pulp
Spesifikasi dan peralatan yang digunakan pada tangki pengolahan pulp adalah
sebagai berikut:
a. Hydra Pulper
Kapasitas
Merek
Tipe
Fungsi

: 20 m3
: Kimsari
: CM 7T30/2
: Menghancurkan dan melarutkan NBKP dan LBKP
menjadi larutan pulp yang kemudian dialirkan ke dalam

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.25. Hydra Pulper
b. Sydra Pulper
Kapasitas
Merek
Tipe
Fungsi

: 20 m3
: Kimsari
: CM 7T30/2
: Melarutkan broke yang kemudian dialirkan ke super
vibrator

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.26. Sydra Pulper

c. Super Vibrator
Kapasitas
: 20 m3
Merek
: Kimsari
Tipe
: Engasungs Tank
Fungsi
: Menghancurkan dan menghaluskan broke yang kemudian
dialirkan ke broke chest

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.27. Super Vibrator
d. Twin Hydraulic Refiner
Tipe
: BDH
Ukuran
: 20”/22”
Berat
: 1150 Kg
Tegangan
: 3300 V
Frekuensi
: 50 Hz
Fungsi
: Menghancurkan dan menghaluskan NBKP yang kemudian
dialirkan ke refiner chest

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.28. Twin Hydraulic Refiner
e. Pompa
Kapasitas
Putaran
Daya
Fungsi

: 1,5 m3/menit
: 980 rpm
: 18,5 Kw
: Memompakan larutan pulp melalui pipa-pipa dari satu

tangki ke tangki yang lain

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.29. Pompa
3.

Mesin
Mesin-mesin yang digunakan dalam kegiatan proses produksi yaitu:
a. Head of machine untuk mengencerkan buburan dan membersihkan serta
mengatur laju buburan.
1) Centi cleaner
Kapasitas : 300-2500 lpm (liter per minute)
Bahan
: Baja 304 atau 306
Fungsi
: Memisahkan kotoran dari pulp

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.30. Centi Cleaner
2) Rotary screen
Dimensi : 5000 x 1200 x 3000 mm
Diameter : 1000 mm
Penggerak : Diesel 12
Kapasitas : 4-5 kubik per jam
Fungsi
: Menyaring pulp atau serat yang kasar yang dikembalikan
ke sistem

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.31. Rotary Screen
3) Constant level tank
Berat
: 3 Kg
Bahan
: Acrylic Plexiglass
Fungsi
: Menstabilkan keadaan buburan dilengkapi dengan alat
otomatis 1 buah flow meter dan motor rised pulper

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.32. Constant Level Tank
b. Fourdriner
Tegangan
Kecepatan
Daya
Berat
Merek
Fungsi

: 220V/380V
: 80-100 m/min
: 100 kW
: 42 Ton
: Fuyuan
: Membentuk buburan menjadi lembaran/sheet

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.33. Fourdriner
c. Pick up press
Daya
Merek
Kapasitas
Fungsi

: 20 kW
: Yamanaka
: 5 Kg
: Mengeluarkan air yang masih dikandung oleh lembaran
kertas

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.34. Pick Up Press
d. Embosser
Merek
Kecepatan
Fungsi

: Matica Z2
: 75 karakter/detik
: Mencetak garis-garis horizontal pada kertas

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.35. Embosser

e. Chemical applicator
Kapasitas
: 1 Kg
Merek
: Yamanaka
Kecepatan
: 120 rpm
Fungsi
: Menambah bahan kimia agar kualitas pada kertas
bertambah baik

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.36. Chemical Applicator
f. Dryer
Kapasitas
Fungsi

: 50 Kg
: Mengeringkan lembaran kertas

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.37. Dryer
g. Roll slitter
Merek
Kecepatan
Fungsi

: Yamanaka
: 300-360 rpm
: Memotong jumbo roll menjadi roll yang lebih kecil

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.38. Roll Slitter

h. Ream cutter
Merek
Kecepatan
Daya
Fungsi

: Yamanaka
: 180-290 rpm
: 30 kW
: Memotong rol kecil menjadi lembaran ream

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.39. Ream Cutter
i. Bobbin slitter
Merek
Kecepatan
Daya
Fungsi

: Yamanaka
: 100-290 rpm
: 80 kW
: Memotong rol-rol kecil menjadi gulungan atau bobbin

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.40. Bobbin Slitter
j. Repping machine digunakan mencetak garis atau pola sesuai dengan
permintaan konsumen.
Merek
: Matica Z2
Kecepatan
: 200 karakter/detik
Fungsi
: Mencetak garis atau pola sesuai dengan permintaan
konsumen

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.41. Repping Machine
k. Bobbin reaclemer
Kapasitas
: 1 Kg
Kecepatan
: 70 rpm
Fungsi
: Memperbaiki bobbin yang rusak dari bobbin slitter

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.42. Bobbin Reaclemer
4.3.2.

Peralatan Produksi
Peralatan material handling digunakan untuk memindahkan material dari

suatu tempat ke tempat lain. Peralatan material handling yang digunakan PT.
Pusaka Prima Mandiri adalah:
1. Hinged Forklift
Forklift ini digunakan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah finishing
untuk dipotong pada mesin-mesin roll slitter. Selain itu juga digunakan untuk
mengangkut barang jadi ke gudang barang jadi. Gerakan garpu pada forklift
jenis ini terbatas, hanya bisa digerakkan atas-bawah dan maju-mundur,
kapasitasnya tiga ton.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.43. Hinged Forklift
2.

Hoist Crane
Crane ini digunakan untuk mengangkat jumbo roll ke daerah Repping
machine. Operasi pemakaiannya dikendalikan dengan switch gantung dari
lantai.

Sumber: www.google.co.id

Gambar 4.44. Hoist Crane
4.3.3.

Utilitas
Utilitas dalam sebuah pabrik adalah unit pembantu produksi yang tidak

terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar
produksi dapat berjalan lancar. Sarana pendukung yang ada di pabrik PT. PPM
terdiri dari listrik dan boiler.
4.4.

Uraian Proses Produksi, Flow Process Chart, Flow Diagram, dan

4.4.1.

Layout
Uraian Proses Produksi
Proses produksi kertas rokok pada PT Pusaka Prima Mandiri terdapat

beberapa tahapan sebagai berikut:
1.

Tahap Persiapan (Stock Preparation)

Bahan baku dipersiapkan terlebih dahulu pada bagian stock preparation.
Bahan baku yang digunakan yaitu pulp NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp),
LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp), Kertas Bekas (Broke), dan CaCO3
(Kalsium Karbonat).
a. Penghancuran Bahan Baku
Bahan baku yang diproses akan dimasukkan ke tempat-tempat yang
berbeda yaitu:
1) NBKP (pulp serat panjang) dipotong–potong dan dihancurkan di hydra
pulper agar diperoleh serat yang lebih pendek.
2) LBKP (pulp serat pendek) dimasukkan ke deflaker untuk diuraikan,
karena pada bahan ini tidak perlu lagi dihancurkan seperti NBKP.
3) Broke (kertas bekas/kertas hasil produksi yang cacat) dihancurkan
kembali di hydra pulper.
4) Kalsium karbonat dihomogenkan di dalam tangki.
b. Pelarutan Bahan Baku
1) NBKP sebanyak dua bal dilarutkan di dalam hydra pulper. Pelarut yang
digunakan adalah air yang dipompa dari sungai. Kemudian larutan
tersebut dipompakan ke dalam dump chest dan selama di dalam dump
chest tersebut larutan tetap diaduk agar tidak mengendap.
2) LBKP sebanyak 1,5 bal juga dilarutkan untuk mendapatkan konsistensi
38-40 gr/ltr. Pelarutannya juga dilakukan di hydra pulper yang
dilakukan bergantian dengan NBKP, tetapi tidak ada penghancuran.
Kemudian larutan dipompakan ke storage chest yang fungsinya sama
dengan wood dump chest yaitu sebagai penampungan sementara.
3) Broke juga dilarutkan di hydra pulper dengan memakai air, dan hasil
larutannya dipompakan ke dalam broke dump chest.
4) Kalsium karbonat dilarutkan sesuai dengan kebutuhan dan biasanya
setiap 100 kg dicampur dengan 2000 liter air. Karena air juga
mengandung kalsium karbonat maka diharapkan larutan memiliki
konsistensi sekitar 6-7 %. Kemudian hasil larutan ini disaring dengan
fibrating screen.

c. Penghalusan Bahan Baku
1) NBKP dari wood dump chest dipompakan ke twin hydra disc refiner
untuk dihaluskan sampai konsistensi 43-45 gr/ltr. Dalam proses
penghalusan tersebut ditambahkan CRA (Cationic Retention Aid) untuk
mendapatkan larutan yang homogen dan akan menambah kekuatan
kertas. Setelah itu larutan kembali dipompakan ke wood refiner chest
sebagai penampungan.
2) LBKP tidak dihaluskan lagi karena serat pulp sudah halus, tetapi tetap
diberi CRA (Cationic Retention Aid) agar larutan homogen dan
menambah kekuatan kertas.
3) Broke dihaluskan di super fibrator sehingga konsistensinya bervariasi
dan biasanya pada konsistensi 24-30 gr/ltr akan dipompakan ke dalam
broke storage chest.
d. Pencampuran Bahan Baku
Bahan bahan seperti NBKP, LBKP dan broke yang sudah dihaluskan
kemudian dicampur di dalam mixing chest dengan komposisi yang
berlainan sesuai dengan grade kertas rokok yang diinginkan oleh pihak
konsumen. Selama proses pencampuran akan timbul buih karena adanya
oksigen dan ditambahakan deformer untuk menghilangkan buih tersebut.
Setelah dari mixing chest, campuran tersebut kemudian dipindahkan dan
ditampung pada machine chest serta dimasukkan larutan kalsium karbonat
dan siap diolah di paper machine.
2.

Tahap Proses Pembuatan Kertas di Paper Machine
Tahapan proses pembuatan kertas di paper machine adalah:
a. Pembersihan Bubur Kertas
Larutan pulp dari machine chest dibersihkan kotorannya melalui centi
cleaner sehingga endapan di dalam buburan kertas seperti pasir dan juga
benda-benda padatan lainnya, biji besi, batu kerikil, dan lain-lain dapat
disaring dan dikeluarkan. Kemudian larutan digiling kembali dan
dihaluskan melalui stock master refiner sehingga konsistensinya tinggal

24-28 gr/ltr. Dan kemudian buburan dimasukkan melalui high pressure
screen ke fourdinier.
b. Fourdriner
Buburan dari high pressure screen dimasukkan ke dalam head box untuk
dibagi rata di atas wire yang berjalan. Buburan di atas wire tersebut diayak
dan diatur sedemikian rupa agar berat dasar (basis weight) kertas
diperoleh. Berat dasar kertas pada pembuatan kertas rokok merupakan
elemen/parameter yang terpenting sehingga proses ini sangat diperhatikan.
Kemudian buburan digiling lagi dengan dandy roll agar merata dan
menjadi homogen. Dan setelah itu oleh dandy roll buburan akan dibentuk
menjadi lembaran-lembaran.
c. Pressing
Lembaran (sheet) kemudian ditarik oleh pick-up press untuk mengeluarkan
air yang masih dikandungnya. Walaupun masih basah kertas tersebut
sudah cukup kuat untuk ditarik. Kandungan air sesudah proses ini
diharapkan menjadi sekitar 60-65%.
d. Embrossing
Setelah di press maka pada tahap ini dicetak garis-garis horizontal (verge
marking). Pencetakan ini dilakukan pada saat lembaran kertas melewati
roll yang sudah di set sesuai garis yang diinginkan.
e. Pengeringan I
Setelah dibentuk garis, kertas dikeringkan secara bertahap pada dryer I.
Pengeringan ini dilakukan pada roll dryer yang berjumlah sepuluh roll.
Dimana lembaran tersebut secara bergantian melewati roll-roll dengan
panas sekitar 57-63oC dan roll tersebut akan mengeringkan kertas.
f. Pemberian Zat Kimia
Kertas yang sudah dkeringkan kemudian menuju ke dalam size press,
dimana pada size press ini ditambahkan zat kimia pada kertas dengan
menyentuhkan kertas pada roll yang berputar. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan sifat pembakaran kertas rokok (combustibility).
g. Pengeringan II

Kertas yang ditambahkan zat kimia akan kembali basah sehingga
dilakukan pengeringan kembali melalui dryer II dimana dryer tersebut
berbentuk roll sebanyak lima buah. Suhu yang diberikan bertahap mulai
dari 700C sampai dengan 1000C.
h. Penggulungan Kertas
Kertas yang sudah kering kemudian digulung dengan on rell sehingga
berbentuk gulungan besar atau disebut dengan jumbo roll. Dengan panjang
gulungan tersebut adalah 28.000 meter.
3.

Tahap Penyelesaian Produk (Converting)
Pada departemen converting ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Pencetakan Logo (Repping)
Jumbo roll dari on rell kemudian diberi logo perusahaan (merek) dari
konsumen yang memesan. Jumbo roll ini telah melewati tahapan
pemeriksaan bagian pengendalian mutu (laboratorium). Apabila pada
proses repping ini masih dijumpai kertas yang tidak memenuhi standar
maka bagian repping harus membuangnya (sebagai broke) setebal 1 cm.
Setelah gulungan selesai direpping maka selanjutnya gulungan dibawa ke
bagian roll slitter untuk dipotong menjadi roll yang lebih kecil lagi.

b. Pemotongan Kertas
Roll yang lebih kecil dari repping machine kemudian dipotong kembali
menjadi roll dengan ukuran sesuai permintaan konsumen pada roll slitter.
Dari roll slitter selanjutnya dibawa ke mesin ream cutter ataupun bobbin
slitter. Pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan kembali. Pemotongan
kertas terdiri dari:
1) Ream Cutter
Input ream cutter adalah rol-rol kecil dari mesin roll sliter yang
dipotong menjadi lembaran-lembaran (ream) dengan panjang 76-83 cm
dan lebarnya 51 cm.
2) Bobbin Slitter

Input bobbin slitter adalah rol-rol dari mesin slitter yang dipotong
menjadi gulungan-gulungan (bobbin) dengan ukuran 24-29 mm dan
penjang kertas sekitar 5500-6000 m.
c. Packaging
Produk akhir yang berupa ream atau bobbin dibungkus dengan
pembungkus, diberi label kemudian disimpan di gudang barang untuk
selanjutnya dikirimkan ke konsumen.
4.4.2.

Flow Process Chart
Flow Process Chart produksi kertas rokok PT. Prima Pusaka Mandiri

dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.4.3.

Layout Sistem Produksi
Layout Sistem Produksi PT. Prima Pusaka Mandiri dapat dilihat pada

Lampiran 2.
4.4.4.

Flow Diagram
Flow Diagram produksi kertas rokok PT. Prima Pusaka Mandiri dapat

dilihat pada Lampiran 3.