T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMPN 1 Teras T1 Full text

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP N 1
TERAS
Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:

Setiadi (702010138)
Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015

i


ii

iii

iv

v

vi

vii

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA DI SMP N 1 TERAS
1)

Setiadi, 2) Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd.

FakultasTeknologiInformasi

Universitas Kristen SatyaWacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) seti.adi17@yahoo.com,2) Dpalekahelu2@yahoo.com
ABSTRACT
This research will be held on National junior high school 1 Teras has the main
objective that the students result on Informatics and technology subject (TIK) would
improve significantly. The only problem found on this school is the teacher keeps on
using conventional methods which will inhibit the student results on Informatics and
technology subject (TIK). To achieve a purpose of this research the author applies peers
tutor method to improve the results of the study. This research undergoes by the
classroom-act using 9th grade students of on National junior high school 1 Teras. After
peer tutor method done students result of on Informatics and technology subject (TIK)
increases compared with the previous method which was less than perfect. The
conclusion of this research is that the application of peer tutor method had being able to
improve the students results especially at Informatics and technology subject (TIK).
Key words: Peer Lessons Method, Learning Outcomes, Subject Of Information and
Communication Technology

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran TIK di SMPN 1 Teras. Permasalahan yang ada di SMPN 1 Teras adalah guru
masih menggunakan metode konvensional yang kurang efektif sehingga berdampak pada
hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK rendah.Untuk mencapai tujuan penelitian
maka penelitian ini menerapkan metode tutor sebaya dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
subyek penelitian siswa kelas 9E SMPN 1 Teras. Setelah dilaksanakan pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya hasil belajar siswa pada mata pelajaran
TIK mengalami peningkatan dari penerapan metode konvensional. Kesimpulan penelitian
ini adalah penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran TIK.
Kata kunci: Metode Tutor Sebaya, Hasil Belajar, Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen SatyaWacana, Salatiga
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan , Universitas Kristen
SatyaWacana, Salatiga


1.

Pendahuluan
Berdasarkan hasil observasi permasalahan yang ada di SMPN 1 Teras
adalah proses pembelajaran yang pasif karena guru masih menggunakan
metode konvensional dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
berdampak pada hasil belajar siswa dengan hasil nilai rata-rata rendah, tetapi
ada sejumlah siswa yang memiliki nilai sangat bagus.
Saat proses pembelajaran siswa yang nilainya rata-rata rendah
cenderung bermain komputer, mengobrol dengan siswa lain dan ada juga
yang mengantuk saat proses pembelajaran tersebut berlangsung, dan pada
saat guru memberi kesempatan bertanya tentang materi yang belum dipahami,
siswa yang nilainya rata-rata rendah lebih memilih bertanya kepada teman
yang nilainya bagus daripada bertanya kepada guru.
Dari permasalahan yang terjadi penelitian ini memanfaatkan siswa
yang memiliki hasil belajar bagus sebagai sumber belajar alternatif melalui
metode pembelajaran tutor sebaya, karena Tutor sebaya merupakan suatu
pembelajaran yang dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan siswa
yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut dijadikan sebagai tutor

dalam kelompoknya dengan harapan siswa tersebut mengajarkan materi atau
latihan kepada teman-temannya yang belum paham atau memiliki daya serap
yang rendah. Pembelajaran ini mempunyai kelebihan ganda yaitu siswa yang
mendapat bantuan lebih efektif dalam menerima materi, sedangkan bagi tutor
merupakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri lebih
bertanggung jawab dan dapat beajar untuk menjadi pemimpin. Peran guru
disini adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi
pengarahan dan sebagainya. Para ahli berpendapat bahwa “Tutor adalah siswa
sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami
kesulitan belajar, karena hubungan antara teman sebaya umumnya lebih dekat
dibandingkan hubungan siswa dengan guru”[1]
Berdasarkan uraian permasalahan yang ada di SMPN 1 Teras dan
melihat kelebihan metode tutor sebaya, maka dilakukan penelitian di kelas 9E
pada mata pelajaran TIK di SMPN 1 Teras dengan menerapkan metode tutor
sebaya dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2.

Tinjauan Pustaka
Penelitian oleh Fety Indah Primanti dengan judul “Upaya

Meningkatkan Motivasi Belajar Ilmu Gizi Siswa Melalui Pembelajaran
Dengan Bantuan Tutor Sebaya Di SMKN 3 Wonosari”. Menunjukan bahwa
pada penelitian tindakan kelas dengan bantuan tutor sebaya dapat
meningkatkan motivasi belajar ilmu gizi. Dalam proses penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus, pada siklus I disimpulkan bahwa motivasi belajar
ilmu gizi siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum
diterapkan pembelajaran dengan bantuan tutor sebaya. Pada siklus I rata-rata
motivasi belajar ilmu gizi siswa sebesar 74,44% dengan kategori sedang.
Pada siklus II motivasi belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini
ditunjukan pada tiap tes nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II

meningkat menjadi 85,50% dengan kategori tinggi dan kecurangan pada saat
tes semakin berkurang [2].
Persamaan penelitian ini dengan penelitian fety Indah Primanti adalah
menggunakan penelitian tindakan kelas, pelaksanaan tes diakukan di akhir
setiap siklus, pemilihan tutor berdasarkan kriteria sebagai tutor dan lebih
cenderung dengan nilai hasil belajar siswa. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian fety Indah Primanti adalah penerapan metode tutor sebaya pada
penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar sedangkan penelitian fety
Indah Primanti lebih berfokus pada peningkatan motivasi belajar siswa,

jumlah kelompok penelitian ini lebih banyak dan jumlah anggota kelompok
lebih sedikit, pemilihan anggota kelompok pada penelitian ini dipilih secara
acak sedangkan pada penelitian fety Indah Primanti berdasarkan kemampuan
akademik siswa.
Penelitian Adib Wahyu Hidayat dengan judul “Penerapan Metode
Tutor Sebaya Pada Mata Diklat Autocad Di SMKN 3 Semarang Progam
Keahlian Gambar Bangunan”. Menunjukan Pada kelas eksperimen rata-rata
kemampuan awalnya mencapai 60,67 sedangkan pada kelas kontrol mencapai
60,54. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen
menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dan kelompok kontrol
menggunakan pembelajaran konvesional, terlihat bahwa hasil belajar kedua
kelompok tersebut berbeda. Hal ini ditunjukkan dari hasil post test hasil
belajar yaitu kelas kontrol mencapai 81,36 dan untuk kelas eksperimen
mencapai 87,33. Ketuntasan belajar pada kelas yang di ajar dengan
menggunakan metode tutor sebaya adalah sebesar 90% sedangkan ketuntasan
belajar pada kelas yang diajar menggunakan metode pembelajaran
konvensional adalah sebesar 70%. Berdasarkan pada hasil tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa metode tutor sebaya sangat berpengaruh terhadap
ketuntasan belajar siswa [3].
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Adib Wahyu Hidayat

adalah permasalahan yang dihadapi penggunaan metode konvensional,
pemilihan tutor berdasarkan kriteria sebagai tutor dan lebih cenderung dengan
nilai hasil belajar siswa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Adib
Wahyu hidayat adalah jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas sedangkan pada penelitian Adib Wahyu Hidayat adalah
penelitian eksperimen, pemilihan kelompok penelitian ini dipilih secara acak
sedangkan penelitian Adib Wahyu Hidayat dipilih berdasarkan variasi tingkat
kecerdasan siswa.
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum,
metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik
dalam upaya yntuk menjadi untuk mencapai tujuan [4].
Metode tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang terpusat pada
siswa, yang dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang

memiliki prestasi dan daya serap tinggi. Siswa tersebut diberi tugas untuk
mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang mengalami

kesulitan belajar. Dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki
status umur, kematangan atau harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya
sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide
dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri
[5].
Syarat seorang siswa dipilih menjadi tutor adalah a) Berprestasi baik,
b) Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat bantuan sehingga
siswa leluasa bertanya, c) Dapat menerangkan dengan jelas bahan pengajaran
yang dibutuhkan oleh siswa, d) Ramah, lancar berbicara, luwes dalam
bergaul, tidak sombong dan memiliki jiwa penolong, e) Memiliki daya
kreativitas yang cukup untuk membimbing temannya [6].
Kelebihan metode tutor sebaya adalah a) Adanya suasana hubungan
yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang dibantu dengan siswa sebagai
tutor yang membantu, b) Bagi tutor sendiri kegiatan remedial ini merupakan
kesempatan untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah
motivasi belajar, c) Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu,
d) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri [7].
3.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan, yang berfokus dalam
kegiatan dikelas sehingga penelitiannya berupa penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas terbentuk dari tiga kata, yaitu: a) Penelitian:
menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data yang bermanfaat
dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti. b) Tindakan: menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
diakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa. c) Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian
ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan
menggabungkan batasan dari pengertian, a) penelitian, b) tindakan, dan c)
kelas, dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama, tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh
siswa [8].
Setiap jenis penelitian memiliki karakteristik tertentu yang
membedakan dengan penelitian lain. Karakteristik PTK meliputi: a)

Munculnya penelitian tindakan kelas karena ada permasalahan praktik
factual, permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari
yang dihadapi oleh guru. b) Adanya tindakan-tindakan, yang perlu dilakukan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. c)

Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perubahan menuju
perbaikan harus direncanakan secara cermat [9].
Model penelitian kelas yang digunakan adalah model spiral dari
Kemmis & McTaggart yang merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja pada model Kemmis &
McTaggart komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan)
dijadikan sebagai suatu kesatuan. karena keduanya merupakan kegiatan yang
tak terpisahkan yang harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu atau dalam
waktu yang sama.

Gambar 1. Siklus PTK menurut Kemmis & Taggart [10].
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari
empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu
siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah putaran kegiatan yang terdiri
dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan dua kali
pertemuan setiap siklusnya, tahapannya adalah sebagai berikut :
Tahap perencanaan, pada tahap ini hal yang direncanakan antaranya
terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, media dan meteri pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan
kegiatan pembelajaran disusun kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai pedoman dalam pelaksanaan tindakan.
Tahap tindakan, Pada tahap ini kegiatan pembelajaran yang telah
direncanakan sebelumnya diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun
pada tahap perencanaan. Dalam pelaksanaan tindakan, tugas guru tidak hanya
mengajar tetapi juga sebagai kolaborator dikarenakan penelitian ini bersifat
kolaboratif. Pelaksanaan tindakan pada siklus satu dilaksanakan dalam dua
pertemuan dengan tahapan sebagai berikut:

Tahap pendahuluan, guru membuka pelajaran TIK dengan salam dan
dilanjutkan dengan doa yang dipimpin ketua kelas. Kemudian guru
mengabsen siswa dan mengisi buku jurnal kegiatan, guru memberitahukan
kepada siswa tentang materi yang akan dijarkan dan metode tutor sebaya
yang akan diterapkan pada pertemuan ini.
Tahap penyampaian materi, guru menyampaikan materi dengan
mempresentasikan didepan kelas menggunakan microsoft office powerpoint
dengan bantuan media pembelajaran LCD proyektor dan guru sering
memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Tahap belajar kelompok, Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok
dengan jumlah anggota kelompok 4 siswa dengan ketua kelompok sebagai
tutor, kemudian guru memanggil 8 siswa yang telah ditunjuk menjadi tutor
untuk maju ke meja guru untuk diberikan pengarahan tentang metode tutor
sebaya. Masing-masing kelompok disuruh untuk mempelajari materi
kecepatan akses internet yang ada di buku LKS dan memberikan soal latihan
individu untuk dikerjakan secara kelompok dengan bantuan tutor, guru
memberitahukan kepada anggota kelompok apabila ada yang belum paham
tentang materi dan kesulitan dalam mengerjakan soal untuk bertanya kepada
teman dan tutor masing-masing kelompok, bila dalam kelompok tidak ada
yang bisa barulah guru sebagai fasilitator membantu kelompok siswa yang
bertanya. Kemudian guru bersama siswa membahas soal latihan yang telah
dikerjakan. Siswa diminta memperhatikan dan aktif bertanya kepada guru
apabila masih ada soal yang belum dimengerti selama pembahasan
berlangsung.
Tahap penutup, Guru bersama siswa mengevaluasi proses belajar
kelompok dan memberikan kesempatan tanya jawab tentang proses belajar
kelompok dan materi yang telah disampaikan sebagai bahan perbaikan untuk
pertemuan selanjutnya.
Tahap observasi, kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan, hal yang diamati dalam observasi ini adalah
pengamatan terhadap penerapan metode tutor sebaya untuk mengetahui ada
tidaknya perubahan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan.
Tahap refleksi, data yang diperoleh melalui observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti dan guru
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
pemikiran refleksi ini akan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan
pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam menentukan siklus berikutnya atau siklus II.
Siklus kedua secara teknis pelaksanaan pembelajaran sama dengan
siklus satu, pada siklus kedua perencanaan tindakan ditentukan oleh hasil
refleksi pada siklus satu, kekurangan dan kendala yang dihadapi pada siklus
satu akan diperbaiki dalam siklus kedua. Pada siklus kedua perencanaan
tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada siklus satu sebagai
upaya perbaikan dari siklus satu tersebut, siklus dua dilaksanakan sebagai
perbaikan pada siklus satu.

Instrument pengumpuan data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari lembar observasi untuk mengamati proses penyampain materi oleh
guru, keaktifan siswa saat menerima materi dan dalam proses belajar
kelompok dengan bantuan tutor, serta peran tutor dalam proses pembelajaran.
Tes digunakan peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa selama
dilakukan tindakan. Dokumentasi berisi foto kegiatan pembelajaran untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui efektifitas metode pemebelajaran tutor sebaya setelah
dilakukan tindakan.
Penelitian tindakan kelas diasumsikan berhasil bila dilakukan
tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka akan berdampak terhadap
perbaikan perilaku siswa dan hasil belajar. Indikator keberhasilan hasil
belajar secara klasikal minimal 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM
yang ditetapkan [11].

4.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Pratindakan
Kegiatan pra tindakan dilaksanakan pada tanggal 4 November
2014. Pada tahap pra tindakan, peneliti berdiskusi dengan guru mata
pelajaran TIK untuk menentukan subyek penelitian dan untuk
memperoleh data awal hasil belajar siswa sebelum dilakukan proses
penelitian menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. Dari hasil
diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru TIK , diperoleh hasil
yaitu siswa kelas 9E SMPN 1 Teras sebagai subyek penelitian dan
penelitian akan dimulai pada hari jumat, 14 November 2014 sesuai
dengan jadwal mata pelajaran TIK kelas 9E.
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi di kelas 9E SMPN 1 Teras. Dari hasil observasi
yang dilakukan, proses pembelajaran TIK yang dilaksanakan
menggunakan metode konvensional, yaitu guru menyampaikan materi
dengan ceramah di depan kelas dan siswa duduk mendengarkan
penjelasan yang disampaikan oleh guru. Sesekali guru memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang disampaikan,
namun siswa cenderung asik mengobrol dengan siswa lain dan tidak ada
siswa yang mau bertanya. Pada saat mengalami kesulitan tentang tugas
yang diberikan oleh guru, siswa cenderung bertanya kepada teman
dibandingkan bertanya dengan guru. Situasi proses pembelajaran seperti
ini akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Dari data hasil belajar siswa berupa nilai ulangan terakhir yang
diberikan oleh guru terbukti bahwa hasil belajar siswa pada kelas 9E
tergolong masih rendah.Jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimum (KKM) masih dibawah 75% dari keseluruhan jumlah siswa.
Persentase nilai yang diperoleh siswa pada ulangan terakhir dapat dilihat
pada tabel 1 berikut:

No

Tabel 1. Hasil Belajar Pra tindakan
Nilai
Jumlah Siswa

Persentase (%)

1

96 – 100

0

0%

2

91 – 95

3

9,37%

3

85 – 90

10

31,25%

4

≤ 84

19

59,37%

32

100%

Jumlah

Dari data tabel 1 dengan jumlah 32 siswa, yang mencapai nilai
sesuai KKM yaitu 85 keatas 13 siswa atau sekitar 40,62% sedangkan 19
siswa atau sekitar 59,37% belum mencapai KKM. Sehingga hasil belajar
siswa yang dicapai tergolong rendah.
B. Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan
sebanyak dua pertemuan sesuai dengan jadwal mata pelajaran TIK kelas
9E yaitu pada tanggal 14 dan 21 November 2014. Penjabaran hasil
penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan
guru sebagai kolaborator untuk merencanakan segala kebutuhan
yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan penelitian
dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk
menentukan langkah- langkah yang akan dilakukan pada saat
pelaksanaan tindakan penelitian dengan memuat serangkaian
metode pembelajaran yang diterapkan pada pelaksanaan
tindakan penelitian. Standar kompetensi pada siklus I adalah
memahani dasar-dasar penggunaan internet/intranet, pada
pertemuan I kompetensi dasar yang digunakan adalah mengenal
ukuran kecepatan akses internet dengan materi pembelajaran
ukuran akses internet, pada pertemuan II kompetensi dasar yang
digunakan adalah mengidentifikasi perangkat keras yang
digunakan dalam akses internet/intranet dengan materi
pembelajaran perangkat keras internet.
b) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
tutor sebaya. Jumlah siswa kelas 9E yaitu 32 siswa yang dibagi
menjadi 8 kelompok, setiap kelompok memiliki anggota
sebanyak 4 siswa, dari 4 siswa setiap kelompoknya akan
ditunjuk 1 siswa sebagai tutor. Tutor dipilih berdasarkan nilai

tertinggi dari hasil data nilai pada ulangan sebelumnya yang
diberikan oleh guru.
c) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kondisi
siswa dikelas selama proses pembelajaran menggunakan metode
tutor sebaya. Lembar observasi berisi catatan lapangan untuk
mendeskripsikan perubahan hasil belajar siswa saat proses
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya berlangsung.
d) Tes
Tes yang diberikan berupa soal individu berbentuk
pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Soal tes diambil dari
materi yang diajarkan sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Tes digunakan untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran tutor
sebaya.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jumat,
tanggal 14 November 2014, pukul 07.00-09.00 WIB. Proses
pembelajaran dilaksanakan di ruang lab komputer, jumlah siswa
yang hadir pada pertemuan pertama adalah 32 siswa. Proses
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada
pertemuan pertama terdiri dari :
1. Pendahuluan
Guru membuka pelajaran TIK dengan salam dan
dilanjutkan dengan doa yang dipimpin ketua kelas.
Kemudian guru mengabsen siswa dan mengisi buku jurnal
kegiatan, guru memberitahukan kepada siswa tentang
materi yang akan dijarkan dan metode tutor sebaya yang
akan diterapkan pada pertemuan ini.
2. Penyampaian Materi
Pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi
pembelajaran
kecepatan
akses
internet.
Guru
menyampaikan materi dengan mempresentasikan didepan
kelas menggunakan Microsoft Office powerpoint dengan
bantuan media pembelajaran LCD proyektor, guru
memprsentasikan materi selama 15 menit dan guru sering
memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang
materi yang disampaikan.
3. Belajar Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan
jumlah anggota kelompok 4 siswa dengan ketua kelompok
sebagai tutor, kemudian guru memanggil 8 siswa yang telah

ditunjuk menjadi tutor untuk maju ke meja guru untuk
diberikan pengarahan tentang metode tutor sebaya. Masingmasing kelompok disuruh untuk mempelajari materi
kecepatan akses internet yang ada di buku LKS dan
memberikan soal latihan individu untuk dikerjakan secara
kelompok dengan bantuan tutor, guru memberitahukan
kepada anggota kelompok apabila ada yang belum paham
tentang materi dan kesulitan dalam mengerjakan soal untuk
bertanya kepada teman dan tutor masing-masing kelompok,
bila dalam kelompok tidak ada yang bisa barulah guru
sebagai fasilitator membantu kelompok siswa yang
bertanya. Setelah batas waktu 30 menit untuk mempelajari
materi dan mengerjakan soal latihan habis, guru bersama
siswa membahas soal latihan yang telah dikerjakan.Siswa
diminta memperhatikan dan aktif bertanya kepada guru
apabila masih ada soal yang belum dimengerti selama
pembahasan berlangsung.
4. Penutup
Guru bersama siswa mengevaluasi proses belajar
kelompok dan memberikan kesempatan tanya jawab tentang
proses belajar kelompok dan
materi yang telah
disampaikan sebagai bahan perbaikan untuk pertemuan
selanjutnya.
b) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat, tanggal
21 November 2014, pukul 07.00-09.00 WIB. Proses
pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas 9E, jumlah siswa
yang hadir pada pertemuan kedua adalah 32 siswa. Proses
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada
pertemuan kedua terdiri dari :
1. Pendahuluan
Guru membuka pelajaran TIK dengan salam dan
dilanjutkan dengan doa yang dipimpin ketua kelas,
kemudian guru mengabsen siswa dan mengisi buku jurnal
kegiatan. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
adalah perangkat keras internet, dan siswa diminta untuk
mengeluarkan buku tulis dan LKS TIK.

2. Penyampaian Materi
Pada pertemuan kedua guru menyampaikan materi
pembelajaran perangkat keras internet. Penyampaian materi
pada pertemuan kedua ini sama dengan penyampaian materi
pada pertemuan pertama yaitu Guru menyampaikan materi
dengan mempresentasikan didepan kelas menggunakan

microsoft office powerpoint dengan bantuan media
pembelajaran LCD proyektor, guru memprsentasikan materi
selama 15 menit dan guru sering memberikan kesempatan
kepada siswa bertanya tentang materi yang disampaikan.
3. Belajar Kelompok
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok
seperti pada pertemuan pertama, masing-masing tutor dari
setiap kelompok diminta kedepan kelas untuk diberikan
pengarahan tentang materi perangkat keras internet dan
tutor diminta supaya lebih aktif dalam menjalankan
tugasnya sebagai tutor pada kelompoknya. Masing-masing
kelompok disuruh untuk mempelajari materi perangkat
keras internet yang ada di buku LKS dan memberikan soal
latihan individu untuk dikerjakan secara kelompok dengan
bantuan tutor, Setelah batas waktu 30 menit untuk
mempelajari materi dan mengerjakan soal latihan habis,
guru bersama siswa membahas soal latihan yang telah
dikerjakan. Siswa diminta memperhatikan dan aktif
bertanya kepada guru apabila masih ada soal yang belum
dimengerti selama pembahasan berlangsung.
4. Tes
Pada akhir pembelajaran pertemuan kedua, guru
memberikan tes individu untuk mengukur seberapa besar
hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran
menggunakan metode tutor sebaya. Sebelum mengerjakan
soal tes, siswa disuruh untuk duduk tidak berkelompok lagi
dan siswa diminta untuk mengerjakan soal tes secara
individu.
5. Penutup
Guru bersama siswa mengevaluasi proses belajar
kelompok dan memberikan kesempatan tanya jawab tentang
proses belajar kelompok dan
materi yang telah
disampaikan sebagai bahan perbaikan untuk pertemuan
selanjutnya pada siklus II.
3) Pengamatan
a) Pengamatan Terhadap Guru
Selama siklus I berlangsung, guru menjalankan tugasnya
dengan baik sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada setiap
pertemuan sehingga pelaksanaan metode tutor sebaya pada
setiap pertemuan pada siklus I dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana.
Guru menyampaikan materi dengan jelas dan
memberikan kesempatan tanya jawab kepada siswa. Memasuki
proses belajar kelompok guru mampu mengarahkan siswa untuk
tenang saat bergabung dengan kelompoknya dan guru

menjalankan tugasnya sebagai fasilitator dengan baik dalam
memberikan motivasi terhadap anggota kelompok dan tutor
untuk lebih aktif dalam kelompoknya.
b) Pengamatan Terhadap Siswa
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama pembelajaran TIK dilaksanakan
di ruang lab komputer. Pada awal pembelajaran, siswa
terlihat belum siap untuk mengikuti proses pembelajaran
TIK. Masih banyak siswa yang mengoprasikan komputer
yang ada di ruang lab komputer tanpa perintah dari guru
dan ada siswa yang asyik mengobrol dengan
temannya.Setelah beberapa saat suasana yang tidak
kondusif berlangsung, guru mulai mengarahkan siswa untuk
tenang dan memperhatikan.
Guru menjelaskan tentang metode tutor sebaya yang
akan diterapkan pada proses pembelajaran TIK, siswa
terlihat bingung dan bertanya-tanya tentang metode tutor
sebaya dikarenakan siswa baru pertama kali dikenalkan
dengan metode tutor sebaya. Kemudian guru memanggil 8
siswa yang telah ditunjuk menjadi tutor maju kedepan kelas
untuk diberikan penjelasan, siswa-siswa tersebut terlihat
kaget dan bingung dikarenakan mereka baru pertama kali
ditunjuk sebagi tutor.
Pada saat guru mempresentasikan materi, siswa
terlihat pasif dikarenakan tidak ada siswa yang bertanya
saat guru memberikan waktu bertanya. Memasuki proses
belajar kelompok berlangsung, siswa masih terlihat pasif
dan tutor belum maksimal menjalankan tugasnya sebagi
tutor didalam kelompoknya.
2) Pertemuan II
Pembelajaran TIK pada pertemuan kedua
dilaksanakan diruang kelas 9E, pada awal pembelajaran
sebagian siswa asyik mengobrol dengan teman
sebangkunya dan sebagian sibuk dengan laptop yang
mereka bawa. Guru mengarahkan siswa untuk tenang dan
memperhatikan, siswa yang mengoperasikan laptop diminta
untuk mematikan laptopnya untuk memulai pembelajaran
TIK .
Pada saat guru mempresentasikan materi, ada
beberapa siswa yang terlihat aktif bertanya saat guru
memberikan waktu untuk bertanya walapun siswa yang
bertanya adalah siswa yang ditunjuk sebagi tutor.
Memasuki proses belajar kelompok berlangsung, siswa
mulai aktif bertanya kepada tutor tentang materi yang

belum dimengerti dan tutor terlihat lebih maksimal
menjalankan tugas sebagi tutor didalam kelompoknya.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru pada akhir siklus I.
Setelah melakukan tindakan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum
diterapkannya metode pembelajaran tutor sebaya. Meskipun
demikian masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus I.
Kekurangan dan perbaikan hasil refleksi siklus I dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Refleksi siklus I
No
Kekurangan
Perbaikan
1 Masih ada beberapa tutor yang Guru memberikan evaluasi dan
belum mengerti tugas dan pengarahan kepada tutor tentang
tanggung jawabnya.
tugas dan tanggung jawabnya.
2 Ada beberapa siswa belum Guru memberikan pengarahan
memaksimalkan bantuan tutor kepada siswa untuk lebih aktif
di dalam kelompoknya.
dalam kelompok dan meminta
bantuan kepada tutor apabila ada
materi dan tugas yang belum
dipahami.
3 Pelaksanaan tes masih terdapat Guru menegur langsung siswa
beberapa siswa yang curang yang menyontek jawaban dari
menyonteng jawaban dari temannya.
teman

C. Siklus II
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan
sebagi perbaikan pada siklus I. Siklus II dilaksanakan dengan dua
pertemuan sesuai dengan jadwal mata pelajaran TIK kelas 9E yaitu pada
tanggal 16 dan 23 Januari 2015. Penjabaran hasil penelitian pada siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dilakukan oleh peneliti dan
guru sebagai kolaborator untuk merencanakan segala kebutuhan
yang diperlukan pada siklus II dari hasil refleksi pada siklus I. Siklus
II direncanakan lebih matang supaya hasil belajar siswa lebih baik
dari siklus I, perencanaan tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan pada saat
pelaksanaan tindakan penelitian dengan memuat serangkaian

metode pembelajaran yang diterapkan pada pelaksanaan
tindakan penelitian. Standar kompetensi pada siklus II adalah
menggunakan internet untuk mendapatkan informasi.Pada
pertemuan III kompetensi dasar yang digunakan adalah
mendemontrasikan akses internet sesuai dengan prosedur,
dengan materi pembelajaran perangkat lunak untuk akses
internet. Pada pertemuan IV kompetensi dasar yang digunakan
adalah mengidentifikasi beberapa layanan informasi yang ada di
internet dengan materi layanan dan fasilitas di internet.
b) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
tutor sebaya. Jumlah siswa kelas 9E yaitu 32 siswa yang dibagi
menjadi 8 kelompok, setiap kelompok memiliki anggota
sebanyak 4 siswa, pembentukan kelompok dan siswa yang
menjadi tutor pada siklus II sama dengan kelompok dan tutor
pada siklus I.
c) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kondisi
siswa dikelas selama proses pembelajaran menggunakan metode
tutor sebaya. Lembar observasi berisi catatan lapangan untuk
mendeskripsikan perubahan hasil belajar siswa saat proses
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya berlangsung.
d) Tes
Tes yang diberikan berupa soal individu berbentuk
pilihan ganda yang berjumlah 20 soal.Soal tes diambil dari
materi yang diajarkan sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Tes digunakan untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran tutor
sebaya.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari jumat, tanggal
16 Januari 2015, pukul 07.00-09.00 WIB. Proses pembelajaran
dilaksanakan di ruang kelas 9E, jumlah siswa yang hadir pada
pertemuan pertama adalah 32 siswa. Proses pembelajaran
menggunakan metode tutor sebaya pada pertemuan ketiga terdiri
dari :
1) Pendahuluan
Guru membuka pelajaran TIK dengan salam dan
dilanjutkan dengan doa yang dipimpin ketua kelas.
Kemudian guru mengabsen siswa dan mengisi buku jurnal
kegiatan, guru memberitahukan kepada siswa tentang
materi yang akan disampaiakan.

2) Penyampaian Materi
Pada pertemuan ketiga guru menyampaikan materi
pembelajaran perangkat lunak untuk mengakses internet.
Guru menyampaikan materi dengan mempresentasikan
didepan kelas menggunakan Microsoft Office powerpoint
dengan bantuan media pembelajaran LCD proyektor, guru
mempresentasikan materi selama 15 menit dan guru sering
memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang
materi yang disampaikan.
3) Belajar Kelompok
Pembagian kelompok pada siklus II sama dengan
kelompok pada siklus I. Masing-masing kelompok diminta
untuk mempelajari materi perangkat lunak untuk mengakses
internet yang ada di buku LKS dan memberikan soal latihan
individu untuk dikerjakan secara kelompok dengan bantuan
tutor, guru lebih menekankan kepada siswa untuk lebih aktif
dan jangan malu bertanya kepada tutor, apabila ada
kesulitan dan tutor tidak dapat menyelesaikan maka guru
meminta kelompok tersebut untuk bertanya kepada guru.
Setelah batas waktu 30 menit untuk mempelajari materi dan
mengerjakan soal latihan habis, guru bersama siswa
membahas soal latihan yang telah dikerjakan. Siswa diminta
memperhatikan dan aktif bertanya kepada guru apabila
masih ada soal yang belum dimengerti selama pembahasan
berlangsung.
4) Penutup
Guru bersama siswa mengevaluasi proses belajar
kelompok dan memberikan kesempatan tanya jawab tentang
proses belajar kelompok dan
materi yang telah
disampaikan sebagai bahan perbaikan untuk pertemuan
selanjutnya.
b) Pertemuan IV
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari jumat,
tanggal 23 Januari 2015, pukul 07.00-09.00 WIB. Proses
pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas 9E, jumlah siswa
yang hadir pada pertemuan keempat adalah 32 siswa. Proses
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada
pertemuan keempat terdiri dari :
1) Pendahuluan
Guru membuka pelajaran TIK dengan salam dan
dilanjutkan dengan doa yang dipimpin ketua kelas,
kemudian guru mengabsen siswa dan mengisi buku jurnal
kegiatan. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
adalah perangkat keras internet, dan siswa diminta untuk
mengeluarkan buku tulis dan LKS TIK.

2) Penyampaian Materi
Pada pertemuan keempat guru menyampaikan
materi pembelajaran perangkat keras internet. Penyampaian
materi pada pertemuan keempat ini sama dengan
penyampaian materi pada pertemuan sebelumnya yaitu
Guru menyampaikan materi dengan mempresentasikan
didepan kelas menggunakan microsoft office powerpoint
dengan bantuan media pembelajaran LCD proyektor, guru
memprsentasikan materi selama 15 menit dan guru sering
memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang
materi yang disampaikan.
3) Belajar Kelompok
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok,
masing-masing kelompok diminta untuk mempelajari
materi layanan dan fasilitas di internet pada buku LKS dan
memberikan soal latihan individu untuk dikerjakan secara
kelompok dengan bantuan tutor, Setelah batas waktu 30
menit untuk mempelajari materi dan mengerjakan soal
latihan habis, guru bersama siswa membahas soal latihan
yang telah dikerjakan. Siswa diminta memperhatikan dan
aktif bertanya kepada guru apabila masih ada soal yang
belum dimengerti selama pembahasan berlangsung.
4) Tes
Pada akhir pembelajaran pertemuan keempat, guru
memberikan tes individu untuk mengukur seberapa besar
hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran
menggunakan metode tutor sebaya.Sebelum mengerjakan
soal tes, siswa disuruh untuk duduk tidak berkelompok lagi
dan siswa diminta untuk mengerjakan soal tes secara
individu.
5) Penutup
Guru bersama siswa mengevaluasi proses belajar
kelompok dan memberikan kesempatan tanya jawab tentang
proses belajar kelompok dan
materi yang telah
disampaikan.
3) Pengamatan
a) Pengamatan Terhadap Guru
Selama siklus II berlangsung, guru menjalankan
tugasnya dengan baik sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada
setiap pertemuan sehingga pelaksanaan metode tutor sebaya
pada setiap pertemuan pada siklus II dapat dilaksanakan sesuai
dengan rencana.
Pada saat menyampaikan materi, guru sering
memberikan kesempatan tanya jawab dan memasuki proses
belajar kelompok guru mampu mengarahkan siswa untuk tenang

saat bergabung dengan kelompoknya. Sebagai fasilitator guru
berperan baik dalam memberikan motivasi terhadap anggota
kelompok dan tutor untuk lebih aktif dalam kelompoknya.
b) Pengamatan Terhadap Siswa
1) Pertemuan III
Pembelajaran TIK pertemuan ketiga dilaksanakan
diruang kelas 9E, pada awal pembelajaran siswa terlihat
mandiri dan bersikap tenang. Saat guru menyampaikan
materi ada peningkatan jumlah siswa yang aktif melakukan
tanya jawab dengan guru tentang materi yang disampaikan.
Memasuki proses belajar kelompok, tutor menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan anggota
kelompok mulai aktif dalam proses belajar kelompok.
2) Pertemuan IV
Pembelajaran TIK pada pertemuan keempat
dilaksanakan diruang kelas 9E, pada awal pembelajaran
siswa terlihat mandiri dan bersikap tenang. Saat guru
menyampaikan materi ada peningkatan jumlah siswa yang
aktif melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi
yang disampaikan dari pertemuan sebelumnya. Memasuki
proses belajar kelompok, tutor menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik dan anggota kelompok
aktif dalam proses belajar kelompok. Saat pelaksanaan tes,
siswa sudah mandiri mengerjakan soal tes.
4) Refleksi
Pada akhir siklus II, guru dan peneliti melakukan refleksi.
Pelaksanaan pembelajaran TIK menggunakan metode tutor sebaya
pada siklus II berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
direncanakan dan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan
menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I.
Dari hasil penelitian yang didapat pada siklus II penelitian
sudah cukup dan bisa di hentikan, dikarenakan hasil yang diperoleh
pada siklus ke II sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan
pada hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM mencapai jumlah
≥75%.
D. Tutor
Tutor adalah siswa yang diberikan tugas untuk membimbing
temannya yang hasil belajarnya rendah dan kurangan dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Pada penelitian ini siswa yang
menjadi tutor sebanyak 8 siswa, pemilihan siswa untuk menjadi tutor
berdasarkan nilai hasil belajar siswa tertinggi dan yang memenuhi syarat

lain menjadi tutor yaitu dapat diterima oleh siswa atau anggota
kelompok, dapat menerangkan kembali materi dengan jelas, ramah,
lancar berbicara, memiliki daya kreativitas yang cukup untuk
membingbing temannya, dan bertanggung jawab Dari hasil pratindakan
diperoleh 10 siswa dengan hasil belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan
minium (KKM) dengan kriteria nilai tinggi. Dari 10 siswa tersebut
peneliti berkonsultasi dengan guru untuk memilih 8 siswa dari 10 siswa
yang memenuhi syarat lainnya untuk dijadikan sebagai tutor.
E. Efektifitas metode tutor sebaya
Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa siswa dan tutor
untuk mengetahui efektifitas metode tutor sebaya dalam mata pelajaran
TIK didapatkan hasil sebagai berikut :
1) Keberanian siswa dalam bertanya tentang materi yang belum
dipahami mengalami peningkatan, siswa tidak merasa takut dan
malu karena tutor yang mereka berikan pertanyaan adalah teman
sebaya mereka sehingga siswa lebih terbantu dalam memahami
materi dari guru yang belum dipahami.
2) Dalam belajar kelompok siswa diberikan tugas individu untuk
dikerjakan secara kelompok dengan bantuan tutor sehingga membuat
siswa lebih aktif karena adanya komunikasi antara tutor dengan
anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru.
3) Hubungan siswa dengan tutor menjadi lebih akrab dan dekat karena
antara siswa dengan tutor harus bekerjasama dalam proses belajar
kelompok.
4) Sikap saling menghormati dan menghargai meningkat karena siswa
dan tutor dalam belajar kelompok harus menghormati dan
menghargai pendapat, pertanyaan, dan jawaban yang timbul dalam
proses belajar kelompok.
5) Motivasi belajar siswa meningkat karena siswa lebih leluasa
bertanya kepada tutor tentang materi yang belum dipahami.
6) Tutor termotivasi dalam belajar supaya menguasai materi yang
akan diajarkan kepada anggota kelompok dan bisa menjawab
pertanyan yang diajukan oleh anggota kelompoknya.
7) Tanggung jawab, kepercayaan diri, dan jiwa kepemimpinan tutor
meningkat karena tutor dalam belajar kelompok berperan sebagi
guru dan merangkap sebagai ketua kelompok didalam kelompoknya.
8) Hasil belajar tutor dan siswa mengalami peningkatan.

F. Hasil Belajar
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran TIK menggunakan metode
pembelajaran tutor sebaya, hasil belajar siswa pada siklus I mengalami
peningkatan dari pratindakan dan hasil belajar pada siklus II juga
mengalami peningkatan dari siklus I. Secara keseluruhan data yang

diperoleh dari pratindakan, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan pada
tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil belajar siswa
No Aspek Penilaian

Prasiklus

1
2

Presentase ketuntasan
Jumlah siswa tuntas KKM

40,62%
13

3

Siklus
I
68,75%
22

Siklus
II
81,25%
26

10

6

4

Jumlah siswa tidak tuntas 19
KKM
Nilai rata-rata
80,03

85,93

91,25

5
6

Nilai tertinggi
Nilai terendah

95
75

100
80

95
55

Dari data tabel 5, pada pratindakan hasil belajar siswa yang
memenuhi nilai KKM yaitu 85 adalah 13 siswa atau sekitar 40,62%
sedangkan 19 siswa atau sekitar 59,37% belum mencapai KKM dari 32
siswa, pada siklus I yang mencapai nilai sesuai KKM yaitu 85 keatas
adalah 22 siswa atau sekitar 68,75% sedangkan 10 siswa atau sekitar 31,25
% belum mencapai KKM dari 32 siswa, dan pada siklus II yang mencapai
nilai sesuai KKM yaitu 85 keatas adalah 26 siswa atau sekitar 81,25%
sedangkan 6 siswa atau sekitar 18,75% belum mencapai KKM dari 32
siswa. Meskipun pada siklus II masih ada 6 siswa yang belum mencapai
nilai KKM, penerapan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu 75% jumlah
siswa yang mencapai KKM dari keseluruhan jumlah siswa.
5.

Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMPN 1 Teras
diperoleh kesimpulan bahwa permasalahan hasil belajar siswa yang rendah di
SMPN 1 Teras pada mata pelajaran TIK dapat ditingkatkan dengan penerapan
metode pembelajaran tutor sebaya, dengan perencanaan yang matang dan
pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh guru dan
peneliti terbukti hasil belajar siklus I dan siklus II mengalami peningkatan
ketuntasan nilai siswa sesuai dengan KKM. Pada siklus I jumlah siswa yang
mencapai nilai KKM sebanyak 22 siswa atau sekitar 68,75% dan pada siklus
II meningkat menjadi 26 siswa atau sekitar 81,25%. Maka kesimpulan
penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan metode pembelajaran tutor
sebaya pada mata pelajaran TIK SMPN 1 Teras dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mempunyai beberapa saran
sebagai berikut:
a) Kepada guru, sebaiknya guru lebih mendekatkan diri kepada siswa
terutama kepada tutor dan lebih memberikan bekal dan motivasi kepada

tutor karena keberhasilan metode pembelajaran tutor sebaya tidak lepas
dari peran tutor yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
b) Kepada peneliti lain, sebaiknya peneliti yang akan melakukan penelitian
dengan metode tutor sebaya menjadikan hasil penelitian ini menjadi
referensi untuk lebih dikembangkan sehingga tujuan penelitian dapat
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
6.

Daftar Pustaka
[1] ahmadi, Abu dan Widodo Suproyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
[2] Fety Indah Primanti, 2012, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ilmu
Gizi Siswa Melalui Pembelajaran Dengan Bantuan Tutor Sebaya Di
SMKN 3 Wonosari, Jurnal, http://eprints.uny.ac.id. Diakses tanggal 16
juli 2014.
[3] Adib Wahyu Hidayat, 2013, Penerapan Metode Tutor Sebaya Pada Mata
Diklat Autocad Di SMKN 3 Semarang Progam Keahlian Gambar
Bangunan, Jurnal, http://lib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 16 juli 2014.
[4] Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-Model Pembelajaran. Lombok:
Holistica
[5] Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
[6] Arikunto, Suharsimi. 1988. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah
Pendekatan Evaluatif. Jakarta: CV Rajawali.
[7] Suryo, Moh dan Amin, Moh. 1982. Pengajaran Remedial. Jakarta:
DepdikbudP2BSPG.
[8] Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
[9] Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang:
Universitas Negeri Malang.
[10] Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas (Edisi Kedua). Yogyakarta: PT. Indeks.
[11] Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.