evaluasi kinerja jaringan jalan di kabupaten labuhanbatu selatan Chapter III V

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
III.1

Tahapan Penelitian
Metode penelitian untuk studi ini diperlihatkan melalui bagan alir pada

Gambar III.I.
MULAI

STUDI LITERATUR

Data Primer

Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu:

Data Primer, yaitu:

 Data jumlah penduduk

 Data dari instansi BPS
 Peta wilayah Labuhanbatu
Selatan


 Data survei kecepatan
 Data geometrik jalan
 Data RCI visual jalan

PENGOLAHAN DATA :

 Analisa kinerja jaringan jalan berdasarkan SPM meliputi aspek
aksesibilitas, mobilitas dan kecelakaan
 Analisa kinerja ruas jalan berdasarkan SPM meliputi Kondisi jalan
dan kecepatan



A
36

Universitas Sumatera Utara

A

Out Put :




Evaluasi kinerja jaringan jalan berdasarkan nilai SPM
aksessibilitas,mobilitas dan keselamatan
Evaluasi Kinerja ruas jalan berdasarkan : kecepatan dan
IRI yang disajikan dalam bentuk deskriptif gambar
Memberikan informasi tentang keadaan ruas jalan dan
kebutuhan jalan yang baik.

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.I Diagram Alir Program Kerja

III.2

Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar

survei geometrik, lembar form survei kecepatan, lembar form survei road
condidition index, meteran, stop watch dan alat tulis. Lembar form survei ini diisi
berdasarkan hasil peninjauan dilapangan baik itu hasil survei geometrik, survei
kecepatan dan survei road condition index. Dalam hal ini untuk penulisan dan
pengolahan data yang telah terkumpul, dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Word dan Microsoft Excel.

37
Universitas Sumatera Utara

III.3

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5


kecamatan dan memiliki 69 ruas jalan Kabupaten. Kecamatan-kecamatan tersebut
adalah 1). Kotapinang, 2). Kampung Rakyat, 3). Torgamba, 4). Sungai kanan, 5).
Silangkitang.

Gambar III.2 Peta Jaringan Jalan Wilayah Labuhanbatu Selatan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan salah satu daerah yang berada
di kawasan Timur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan provinsi
Riau. Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 kecamatan dan 54
desa/kelurahan.

Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan satu-satunya

kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu yang tidak memiliki
wilayah perairan laut. Walaupun demikian Labuhanbatu Selatan masih memiliki
daerah aliran sungai yaitu Sungai Kanan.

38
Universitas Sumatera Utara

III.3.1 Letak Geografis dan wilayah administratif Labuhanbatu Selatan.

Kabupaten Labuhanbatu Selatan Memiliki luas wilayah 3.116 km2.
Dengan posisi geografis pada 1o26’00” – 2o12’55” Lintang Utara dan 99o40’00” –
100o26’00” Bujur Timur.
Batas-batas wilayah kabupaten Labuhanbatu Selatan Yaitu :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hilir, dan Kecamatan
Panai Hilir kabupaten Labuhanbatu.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Rokan Hilir Provinsi

Riau dan Kecamatan Simangambat kabupaten Padang Lawas Utara.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten rokan hilir provinsi Riau.
 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Halonganan dan Kecamatan
Dolok Kabupaten Padang Lawas Utara.
Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan
Kotapinang, Kampung Rakyat, Torgamba, Sungai Kanan, dan Kecamatan
Silangkitang. Dengan ibu kota kabupaten adalah Kotapinang. Adapun luas
keseluruhan Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 3.116 km2.
III.4


Metodologi Penelitian
Penelitian

ini

termasuk

dalam

penelitian

terapan,

yaitu

mengimplementasikan indikator-indikator penilaian terhadap kinerja jaringan
jalan, yaitu: Standar pelayanan minimal jalan. Untuk mengkaji gambaran kinerja
maka metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dari data primer
dan data sekunder yang kemudian dilakukan analisis.


39
Universitas Sumatera Utara

III.5

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses yang sistematis

dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk mencapai tujuan
tertentu. Tujuan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
faktor - faktor untuk melakukan evaluasi kinerja jaringan jalan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa :
III.5.1 Data Primer
Data yang dikumpulkan langsung dari obyek yang diteliti dan berasal dari
pengamatan langsung dimana peristiwa terjadi. Data primer pada penelitian ini
diperoleh dari hasil survei geometrik, survei kecepatan dan survei road condition
index (RCI).
1.

Survei Geometrik Jalan

Survei geometrik jalan adalah survei yang memberikan informasi tentang

nama jalan, lebar jalan, lebar bahu dan bagian jalan lainnya serta kondisi sekitar
jalan. Minimal dilaksanakan oleh 2 orang dan waktu survei bisa dilakukan kapan
saja. Pada penelitian ini data geometrik diambil dari seluruh ruas jalan yang
berjumlah 69 ruas jalan.
2.

Survei Kecepatan
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu atau nilai

perubahan jarak terhadap waktu. Survei kecepatan yang dilaksanakan pada
penelitian ini adalah pengukuran tidak langsung dengan menggunakan metode 2
pengamat, yaitu: di lokasi tempat yang akan diteliti ditetapkan suatu jarak dasar

40
Universitas Sumatera Utara

tertentu, biasanya antara 100 – 200 meter yang diukur secara akurat, pada setiap
ujung titik yang ditetapkan berdiri 1 (satu) orang pengamat. Pengamat pertama

menurunkan tangannya begitu sebuah kendaraan yang diukur kecepatannya
melewatinya dan pengamat kedua menjalankan stopwatch . Pengamatkedua
kemudian menghentikan stopwatch begitu kendaraan tersebut melewati dan
kemudian mencatat waktu tempuh kendaraan yang diamati, dimana data minimum
10 s.d 50 sampel (Soedirdjo,2002,91).
Penelitian ini dilaksanakan pada seluruh ruas jalan yang ada di kabupaten
Labuhanbatu Selatan, yaitu: 69 ruas jalan dilaksanakan bersamaan survey lalu
lintas jalan dan posisi pengambilan data 100 m setelah ruas jalan tersebut.
3.

Survei Volume Lalu Lintas
Survei volume dilakukan 1 jam disetiap ruas jalan yang sudah ditetapkan

sebagai lokasi penelitian yaitu kecamatan Torgamba dan kecamatan Kampung
Rakyat yang berjumlah 18 ruas jalan. Dimana teknik survei dengan cara manual
menggunakan traffic counter dan formulir survei.
Dalam menentukan waktu survei, terdapat beberapa kondisi yang harus
dihindari, yaitu:
 Libur, pekan raya, kunjungan pejabat negara, dan acara khusus yang dapat
mempengaruhi ruas jalan studi.

 Cuaca tidak normal
 Halangan di jalan seperti kecelakaan dan perbaikan jalan.

41
Universitas Sumatera Utara

4.

Survei Visual road condition index (RCI)
RCI merupakan salah satu metode untuk mendapatkan nilai IRI (international

roughness index) dengan cara visual yaitu melihat langsung keadaan jalan dan
memberikan nilai terhadap jalan tersebut.pada penelitian ini dilakukan pada 18
ruas jalan di kecamatan Torgamba dan Kampung Rakyat dimana caranya, adalah:
( Permen PU 01/PRT/M/2014)
 Jika menggunakan metode visual (RCI), maka diperlukan minimal 3
(tiga) orang surveyor dengan tujuan untuk menghindari peniliaian yang
subjektif sehingga dapat diambil nilai rata – ratanya.
 Metode visual ini dilakukan dengn cara menaksirkan berdasarkan
persepsi masing – masing surveior terhadap kondisi permukaan

perkerasaan yang diinterpretasikan dengan nilai RCI. Kemudian nilai
RCI tersebut dirata – ratakan dari hasil interpretasikan masing – masing
surveior, sehingga akan diperoleh 1 (satu) nilai RCI untuk jalan di
segmen – segmen tertentu. Selanjutnya, nilai RCI hasil rata – rata
tersebut dikonversikan ke nilai IRI dengan menggunkan hubungan antara
nilai RCI dan nilai IRI, dengan persamaan sebagai berikut:
RCI = 10 EXP (1) – 0,094 IRI sehingga
IRI = Ln (RCI/10)
-0,94
Dimana :
IRI = international roughness index
RCI = road condition index

42
Universitas Sumatera Utara

EXP (1) = bilangan e = 2,718281828182
Tabel III.1 : Hubungan Kondisi Jalan dengan nilai Road condition index (RCI)

III.5.2 Data Sekunder
Data yang dikumpulkan dari pihak ketiga atau dari sumber lain yang telah
tersedia sebelum penelitian ini dilakukan. Data dalam penelitian ini berupa data
instansional dari sejumlah instansi terkait di wilayah Kota Labuhanbatu Selatan.
Data yang diperlukan antara lain:
1.

Data Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada tahun 2013 adalah

289.655 jiwa yang terdiri dari 147.688 jiwa penduduk laki-laki (50,99%) dan
141.967 jiwa penduduk perempuan (49,01%) yang terdapat pada 70.029 rumah
tangga. Atau dengan kata lain rasio jenis kelamin (angka Sex rasio) 104,03 yang
berarti perkembangan penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan,
dan rata-rata terdapat 4 jiwa per rumah tangga.
43
Universitas Sumatera Utara

Torgamba adalah kecamatan yang mempunyai penduduk terbanyak, yakni
103.362 jiwa, diikuti kecamatan Kotapinang sebanyak 56.102 jiwa di urutan
kedua, dan sebaliknya kecamatan terendah jumlah penduduknya yakni 29.317
jiwa adalah kecamatan Silangkitang. Kecamatan Kotapinang merupakan
kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan penduduk mencapai
116 jiwa/km2 dan kecamatan Kampung Rakyat merupakan kecamatan dengan
kepadatan penduduk yang paling kecil sebesar 75 jiwa/km2.
Komposisi penduduk Kabupaten Labuhanbatu Selatan secara umum
didominasi kelompok penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun), yakni sebesar
179.703 jiwa (62,04%). Sedangkan penduduk usia 0 - 14 tahun berjumlah 103.815
jiwa (35,84%) dan sekitar 6.137 jiwa (2,12%) penduduk usia lanjut. Di bawah ini
akan diberikan penjelasan dalam bentuk tabel.
Tabel III.2 : Jumlah Penduduk per kecamatan dari tahun2000,2010,2011,2012 dan
2013
Penduduk
No. Kecamatan
2000

2010

2011

2012

2013

1

Sungai kanan

34.418

45.407

45.832

46.644

47.512

2

Torgamba

76.376

99.010

99.936

101.593

103.362

3

Kotapinang

42.898

53.954

54.458

54.254

56.102

4

Silangkitang

23.023

28.282

28.919

28.919

29.317

5

Kampung Rakyat

38.797

51.020

51.497

52.399

53.362

215.512

277.673

280.642

283.809

289.655

Jumlah

Sumber: BPS Labuhanbatu Selatan

44
Universitas Sumatera Utara

Tabel III.3 : Jumlah penduduk dan kepadatannya per kecamatan tahun 2013
No. Kecamatan

Luas (Km2)

Desa/Kel

Penduduk

RT

Kepadatan

484,35

9

47.512

10.964

98

1

Sungai kanan

2

Torgamba

1.136,40

14

103.362

25.135

91

3

Kotapinang

482,40

10

56.102

12.926

116

4

Silangkitang

303,70

6

29.317

7.419

97

5

Kampung Rakyat

709,15

15

53.362

13.585

75

3.116,00

54

289.655

70.029

95

Jumlah

Sumber: BPS Labuhanbatu Selatan
Luas wilayah 5 kecamatan di Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini, beserta dengan ratio perbandingannya terhadap luas total dalam
bentuk persen. Dimana wilayah terluas berada di Kecamatan Torgamba,
kecamatan Torgamba ini merupakan daerah atau lokasi perkebunan yang paling
banyak atau yang paling luas dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya
di Labuhanbatu Selatan
Tabel III.4 : Tabel luas wilayah

No.

Kecamatan

Luas Wilayah (Km2)

Rasio terhadap luas total

1

Sungai kanan

484,35

15,54

2

Torgamba

1.136,40

36,47

3

Kotapinang

482,40

15,48

4

Silangkitang

303,70

9,75

5

Kampung rakyat

709,15

22,76

3.116,00

100,00

Jumlah

(sumber: BPS Labuhanbatu Selatan dalam angka 2013)
45
Universitas Sumatera Utara

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran kinerja
makro kegiatan ekonomi di suatu wilayah. PDRB suatu wilayah menggambarkan
struktur ekonomi daerah, peranan sektor – sektor ekonomi dan pergeserannya
yang didasarkan pada PDRB atas dasar harga berlaku. Disamping itu PDRB
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi baik secara total maupun per sektor
dengan membandingkan PDRB tahun berjalan terhadap PDRB tahun sebelumnya
menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Labuhanbatu Selatan
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2012 sebesar 7.984.435,15 juta
rupiah. Sektor industri pengolahan merupakan faktor utama dengan peranan
mencapai 49,01 % . Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian sebesar 24,97 %
serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,05 %.sementara sektor –
sektor lainnya hanya memberikan total kontribusi sebesar 9,97 % terhadap
perekonomian di kabupaten Labuhanbatu Selatan.
PDRB perkapita kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2012 atas dasar
harga berlaku sebesar 28.034,35 ribu rupiah, meningkat 10,64 % dari 25.339,41
ribu rupiah pada tahun 2011. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000, PDRB
perkapita tahun 2012 sebesar 11.235,83 ribu rupiah, meningkat 4,64 % dari tahun
2011 sebesar 10.737,94 ribu rupiah. PDRB dan pendapatan pada masing – masing
tahun di kabupaten Labuhanbatu Selatan periode 2008 – 2012 selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel berikut.

46
Universitas Sumatera Utara

Tabel III.5 : PDRB kabupaten Labuhanbatu Selatan 2008 – 2012

PDRB atas dasar harga berlaku

PDRB Nilai Konstan 2000 (Juta
Rupiah)

2008

2009

2010 2011

2012

2008

2009

2010

2011

2012

4,9539

5,472

6,28

7,98

2,558

2,685

2,835

3,009

3,2000

7,10

(sumber BPS Labuhanbatu selatan)
2. Data Prasarana dan Operasi Jalan
a. Panjang jalan menurut fungsi, status, kondisi
Jarak ibu kota kecamatan ke ibu kota kabupaten, dimana ibukota kabupaten
Labuhanbatu Selatan, adalah: Kota Pinang beserta jumlah desa dan kelurahannya
adalah sebagai berikut :
Tabel. III.6: Tabel jarak kecamatan ke ibukota kabupaten
No
.

Kecamatan

Ibu Kota
Kecamatan

Banyaknya
Desa

Kelurahan

Jarak ke ibukota
kabupaten (Km)

1

Sungai kanan

Langga payung

8

1

83

2

Torgamba

Cikampak

14

-

22

3

Kotapinang

Kotapinang

9

1

0

4

Silangkitang

Silangkitang

6

-

26

5

Kampung rakyat

Tanjun Medan

15

-

43

52

2

Jumlah
(sumber: BPS Labuhanbatu Selatan)

Panjang jalan kabupaten di Labuhanbatu selatan pada tahun 2012
sepanjang 528,81 Km, yang terdiri dari 188,82 Km jalan beraspal, 155,80 Km
jalan berkerikil dan 184,79 Km jalan rusak

47
Universitas Sumatera Utara

Sementara menurut kondisinya, jalan kabupaten yang dalam keadaan baik
adalah 84,62 Km, keadaan sedang 84,62 Km, keadaan rusak 327,26 Km dan
keadaan rusak berat sepanjang 20,15 Km.
Tabel III.7 : Panjang jalan berdasarkan pemerintahan yang berwenang 2010 –
2012
Panjang jalan (Km)
2011

No.

Jenis Jalan

1

Jalan Negara

99

99

99

2

Jalan Provinsi

39

39

39

3

Jalan Kabupaten

528,81

528,81

528,81

Jumlah

2010

666,81

666,81

2012

666,81

(sumber : BPS Labuhanbatu Selatan)
Tabel III.8 : Panjang jalan kabupaten berdasarkan jenis permukaan 2010 – 2012
Jalan Kabupaten
No.

Jenis Permukaan
2010

2011

2012

1

Diaspal

188,82

188,82

188,82

2

Kerikil

155,80

155,80

155,80

3

Tanah

184,79

184,79

184,79

4

Lainnya

-

-

-

528,81

528,81

528,81

Jumlah
(sumber : BPS Labuhanbatu Selatan)

48
Universitas Sumatera Utara

Tabel III.9 : Panjang jalan kabupaten berdasarkan kondisi jalan 2010 – 2012
Panjang jalan
No.

Kondisi Jalan
2010

2011

2012

1

Baik

84,62

84,62

84,62

2

Sedang

96,78

96,78

96,78

3

Rusak

327,26

327,26

327,26

4

Rusak Berat

20,15

20,15

20,15

528,81

528,81

528,81

Jumlah
(sumber BPS Labuhanbatu Selatan)

Tabel III.10 : Panjang jalan menurut kecamatan dan kondisi jalan 2012
Panjang Jalan
No.

Kecamatan

Baik

Sedang

Rusak

Rusak Berat

1

Sungai Kanan

19,80

11,50

87,20

-

2

Torgamba

10,17

24,23

78,80

8,10

3

Kotapinang

16,50

4,80

8,40

-

4

Silangkitang

35,85

6,60

57,65

-

5

Kampung Rakyat

2,30

49,65

95,21

12,05

84,62

96,78

327,26

20,15

Jumlah Total
(sumber BPS Labuhanbatu Selatan)
Jalan

merupakan prasarana pengangkutan

yang penting untuk

memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Semakin meningkatnya
perekonomian

menuntut

pula

peningkatan

pembangunan

jalan

untuk

49
Universitas Sumatera Utara

memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalulintas barang dari suatu
daerah ke daerah lain. Jumlah ruas jalan di kabupaten Labuhanbatu selatan adalah
69 ruas jalan yang tersebar pada 5 kecamatan. Tabel berikut memberikan
informasi nama ruas jalan, status jalan, fungsi jalan dan kelas jalan. Dan
merupakan lokasi penelitian dimana akan dilaksanakan survei yang meliputi :
Survei geometrik jalan, survei kecepatan, survei volume lalu lintas dan survei
visual.
3. Data Peta
a. Peta dasar kewilayahan
b. Peta dasar prasarana jalan
III.6

Analisis Standar pelayanan minimal (SPM) Jalan
Data yang diperlukan untuk melakukan analisis ini adalah:

1. Luas wilayah secara keseluruhan
2. Total panjang jalan yang ada di wilayah tersebut
3. Jumlah penduduk
4. PDRB/kapita
Data 1 – 4 merupakan data minimum yang harus dimiliki untuk
melakukan analisis jaringan jalan terhadap Standar Minimum Pelayanan (SPM).
Jika hasil yang diperoleh dari perhitungan data saat ini telah berada di atas nilai
minimum yang disyaratkan, berarti jaringan jalan yang ada telah memenuhi
kebutuhan aksesibilitas dan mobilitas secara umum. Jika hasil perhitungan
menunjukan angka di bawah syarat minimum, berarti jaringan jalan yang ada

50
Universitas Sumatera Utara

belum dapat memenuhi kebutuhan aksesibilitas dan mobilitas yang berarti
panjang jalan yang ada belum mencukupi.
Aksesibiltas adalah suatu ukuran kemudahan bagi pengguna jalan untuk
mencapai suatu pusat kegiatan (PK) atau simpul-simpul kegiatan di wilayah yang
dilayani jalan. Dievaluasi dengan keterhubungan antar PK oleh jalan dalam
wilayah yang dilayani jalan dan diperhitungkan nilainya terhadap luas wilayah
yang dilayani.
Aksesibilitas = Panjang jalan
Luas Wilayah
Mobiltas adalah ukuran kualitas pelayanan jalan yang diukur oleh
kemudahan per-individu masyarakat yang melakukan perjalanan melalui jalan
untuk mencapai tujuannya. Nilai mobilitas adalah rasio antara jumlah total
panjang jalan yang menghubungkan semua pusat kegiatan terhadap jumlah total
penduduk yang ada dalam wilayah yang harus dilayani jaringan jalan sesuai
dengan statusnya, dinyatakan dalam satuan km/(10.000 jiwa).
Mobilitas = Panjang Jalan
Jumlah Penduduk
Konsep pelayanan minimal ini di Indonesia dikenal sebagai SPM (Standar
Pelayanan Minimal) Prasarana Jalan yang dimuat dalam Kepmenkimpraswil No.
Permen PU no 14/PRT/M/2010 tentang Pedoman Penetuan Standar Pelayanan
Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman, dan Pekerjaan
Umum.

51
Universitas Sumatera Utara

Tabel III.11: Standar pelayanan minimal jalan
Nilai Minimal dari SPM Jaringan Jalan
Indeks aksesbilitas (km/km²) pencapaian minimal 60 %
Kepadatan penduduk
(jiwa/km²)

Minimal Indeks Aksesbilitas
(km/km²)

a. Sangat tinggi>5000

a. > 5,00

b. Tinggi>1000

b. >1,50

c. Sedang>500

c. >0,50

d. Rendah>100

d. >0,15

e. Sangat rendah0,05

Indeks mobilitas (km/1000 penduduk) pencapaian minimal 100%
PDRB perkapita
(jutaRp/kap/th)

Minimal indeks mobilitas
(km/1000 penduduk)

a. Sangat tinggi >10

a. >5,00

b. Tinggi >5

b. >2,00

c. Sedang >2

c. >1,00

d. Rendah >1

d. >0,50

e. Sangat rendah 0,20

52
Universitas Sumatera Utara

Tabel III.12 : Syarat pelayanan minimal ruas jalan

Sumber Permen PU no 14/PRT/M/2010

53
Universitas Sumatera Utara

No. Nama Ruas Jalan

Status

Fungsi

Kelas

Ketrangan

KECAMATAN SUNGAI KANAN
1.

Sp. Ranto Jior – Hajoran –Hutagodang

Kabupaten

Kolektor Primer

II

2.

Sampean – Marsonja –Bargot Topong - Patihe Julu -Sp.Maropat –
Kabupaten
Hasahatan -Batas paluta

Kolektor Primer

II

3.

Ranto Jior - Sigadung Laut - Ujung Gading

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

4.

Ujung Gading – Singkam -Tapian Nadenggan

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

5.

Ujung Gading - Tapian Nadenggan - Batang Gogar

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

6.

Tapian Nadenggan -Sp.Pintu Padang

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

7.

Hutagodang - Sp.Pintu Padang - Aek Korsik - Parimburan-Sampean

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

8.

Marsonja – Sibadar - Binaga Tualang - Padang Ri –Rondaman Kabupaten
Sinjoman Aek Gambir - Mandala-Sihalombuk - Batas Paluta

Kolektor Primer

9.

Aek Korsik - Batu Porkas-Batas Paluta

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

10.

Parimburan – Sipilpil

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

III

54
Universitas Sumatera Utara

11.

Hutagodang - Tanjung Marulak - Batas Labuhan Batu

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

12.

Aek Tobang –Banyumas -Tanjung Beringin

Kabupaten

Kolektor Sekunder II

13.

Tandikat - Pasir Putih-Bintais

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

14.

Sp.Tiga Kotapinang-Batas Paluta

Kabupaten

Arteri Sekunder

II

KECAMATAN SILANGKITANG
15.

Batas Labuhanbatu (Kp.Dalam)-Aek Goti (Silangkitang)-Salingsing

Kabupaten

Kolektor Primer

III

16.

Salingsing - Normark – Sp.Mampang

Kabupaten

Kolektor Primer

III

17.

Batas Labuhanbatu – Rintis – Ujung Padang – Ulumahuam – Salingsing Kabupaten

Kolektor Primer

III

18.

Aek Goti - Tanjung Beringin - Aek Tinga - Simandiangan -

Kabupaten

Kolektor Sekunder II

19.

Salingsing – Aek Kulim – Aek Tinga

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

20.

Aek Tinga - Karang Sari

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

21.

Ulu Mahuam – Paya Mambang – Sukadame –Batas Labuhanbatu –
Kabupaten
Tugu Sari – Blok Songo

Kolektor Sekunder III

22.

Rintis – Sukadame

Kolektor Sekunder III

Kabupaten

55
Universitas Sumatera Utara

KECAMATAN KOTAPINANG
23.

Padang Ri – Simatahari – Babussalam – Aek Hije – Bato Ajo

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

24.

Sp. Jalan Propinsi – Bagun Jadi- Perk.Nagodang

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

25.

Jl. Kalapane

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

26.

Jl. Mesjid

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

27.

Jl. Kampung Raja

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

28.

Jl. Kampung Pulo

Kabupaten

Lokal Primer

III

29.

Jl. Kampung Jawa

Kabupaten

Lokal Primer

III

30.

Jl. Ahmad Yani

Kabupaten

Lokal Primer

III

31.

Jl. Istana

Kabupaten

Lokal Primer

III

32.

Jl. Hm Yamin

Kabupaten

Lokal Primer

III

33.

Jl. Lobu

Kabupaten

Lokal Primer

III

34.

Jl. Pancasila

Kabupaten

Lokal Primer

III

35.

Jl. Lobu (45)

Kabupaten

Lokal Primer

III

56
Universitas Sumatera Utara

36.

Jl. Lobu (PAM)

Kabupaten

Lokal Primer

III

37.

Jl. Bilal

Kabupaten

Lokal Primer

III

38.

Jl. Tomotua

Kabupaten

Kolektor Sekunder II

39.

Jl. Kampung Malim

Kabupaten

Lokal Primer

III

40.

Jl. Labuhan Baru (simp.SUZUKI)

Kabupaten

Lokal Primer

III

41.

Jl. Kp. Baru I

Kabupaten

Lokal Primer

III

42.

Jl. Kp. Baru II

Kabupaten

Lokal Primer

III

43.

Jl. Kp. Baru III

Kabupaten

Lokal Primer

III

44.

Jl. Perjuangan

Kabupaten

Lokal Primer

III

45.

Jl. Halim

Kabupaten

Lokal Primer

III

46.

Jl. Kp.Banjar I

Kabupaten

Lokal Primer

III

47.

Jl. Kp.Banjar II

Kabupaten

Kolektor Sekunder II

48.

Batas Labuhan Batu – Kotapinang – Batas Propinsi Riau

Nasional

Arteri Primer

I

49.

Simaninggir – Asam Jawa

Kabupaten

Arteri Primer

I

57
Universitas Sumatera Utara

50.

Blok Songo – Simaninggir

Kabupaten

Arteri Sekunder

II

51.

Sisumut – Bunut – Asam Jawa

Kabupaten

Arteri Sekunder

II

52.

Sp.Jalan negara – Tanjung Medan – Tanjung Mulia – Batang Seponggol Kabupaten

Kolektor Primer

II

53.

Tanjung Mulia – Batas Labuhanbatu

Kabupaten

Kolektor Primer

III

54.

Sp. Jalan Negara – Perlabian – Lohsari – Persiluangan

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

55.

Sp. Tanjung Medan Pekan – Perlabian

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

56.

Sp. Jalan Negara (Sp. Kayu Manis) – Air Merah – Tanjung Medan

Kabupaten

Lokal Primer

III

57.

Tanjung Medan – Pardomuan

Kabupaten

Lokal Primer

III

58.

Batang Saponggil – Bunut

Kabupaten

Kolektor Primer

III

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT

KECAMATAN TORGAMBA
59.

Sp. Sungai pinang – Tasik Rejo – Batu Ajo

60.

Sp. Jalan Negara (Sp. Asam Jawa) – Sumberjo – Batang Saponggol –
Kabupaten
Teluk Panji – Sidomulyo

Kolektor Primer

II

58
Universitas Sumatera Utara

61.

Sp. Sukajadi – Sapilpil – Sp.Teluk Rampah – Bangai – Sp. Limun –
Kabupaten
Rasau – Aek Torop - Cikampak

Kolektor Sekunder II

62.

Sp. Teluk Rampah – Teluk Rampah

Kabupaten

Kolektor Sekunder II

63.

Cikampak – Bis II – Kp. Baru – Pinang Damai – Sp. Pinang Awan

Kabupaten

Kolektor Sekunder II

64.

Cikampak – Aek Torop

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

65.

Cikampak – Jl. Asahan

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

66.

Sp. Anggrek – Aek Raso

Kabupaten

Kolektor Sekunder III

67.

Aek Raso – Bukit Tujuh – Batas Tapsel

Kabupaten

Kolektor Primer

III

68.

Cikampak (Sp. Tugu Cikampak) – Cindur

Kabupaten

Kolektor Primer

II

69.

Cindur – Sei Meranti

Kabupaten

Kolektor Primer

III

Tabel III.14 : Nama Ruas Jalan, Status, Fungsi dan kelas jalan ( Sumber : BAPPEDA Labuhanbatu Selatan 2014 )

59
Universitas Sumatera Utara

BAB IV

ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

IV.1

Standar pelayanan minimal (SPM) Jalan
Standar pelayanan minimal (SPM) telah ditetapkan pada peraturan PP No. 34 tahun

2006 yang menerangkan bahwa Standar pelayanan minimal (SPM) jalan, ialah: ukuran teknis
fisik jalan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang harus
dipenuhi oleh setiap jaringan jalan dan ruas-ruas jalan dalam jaringan jalan tersebut, melalui
penyediaan prasarana jalan.
Kriteria SPM Jalan meliputi Kriteria SPM untuk jaringan jalan, dan kriteria SPM
untuk ruas jalan.
1. Kriteria SPM Jaringan Jalan
a. Aksesibilitas
b. Mobilitas
c. Keselamatan
2. Kriteria SPM Ruas Jalan
a. Kecepatan
b. Kondisi jalan
Berikut ini, masing-masing kriteria akan dikaji menurut definisi, nilai dan pencapaiannya.

60
Universitas Sumatera Utara

IV.2

Kriteria Standar pelayanan minimal (SPM) Jaringan Jalan

IV.2.1

Aksesbilitas
Aksesibilitas adalah suatu ukuran kemudahan bagi pengguna jalan untuk mencapai

suatu pusat kegiatan (PK) atau simpul-simpul kegiatan di dalam wilayah yang dilayani jalan,
dievaluasi dari keterhubunganan antar PK oleh jalan dalam wilayah yang dilayani jalan dan
diperhitungkan nilainya terhadap luas wilayah yang dilayani. Dapat disimpulkan merupakan
hasil pembagian jumlah panjang jalan yang baik dibagi dengan jumlah luas wilayah tinjauan
studi. Berikut adalah hasil perhitungan aksessibilitas per kecamatan dengan menggunakan
data sekunder dari Badan Pusat Statistik Labuhanbatu selatan.

Aksessibilitas =

Dimana : Panjang jalan yang baik = penjumlahan panjang jalan baik dan sedang (Km)
Luas daerah

= luas wilayah studi (Km2)

Data luas wilayah per kecamatan didapat dari data sekunder yang berasal dari BPS
Labuhanbatu Selatan
Tabel IV.1 : Luas wilayah dan kepadatan penduduk
No. Kecamatan
1

Sungai kanan

2

Torgamba

3

Luas (Km2)

Kepadatan penduduk (jiwa/Km2)

484,35

98

1.136,40

91

Kotapinang

482,40

116

4

Silangkitang

303,70

97

5

Kampung Rakyat

709,15

75

3.116,00

95

Jumlah

Tabel IV.2 : Panjang jalan yang baik per kecamatan

61
Universitas Sumatera Utara

Panjang Jalan
No.

Kecamatan

Baik

Sedang

Rusak

Rusak Berat

Panjang Jalan
yang baik (Km)

1

Sungai Kanan

19,80 11,50

87,20

-

31,30

2

Torgamba

10,17 24,23

78,80

8,10

34,40

3

Kotapinang

16,50 4,80

8,40

-

21,30

4

Silangkitang

35,85 6,60

57,65

-

42,45

5

Kampung Rakyat

2,30

95,21

12,05

51,95

327,26 20,15

84,62

Jumlah Total

49,65

84,62 96,78

Dari data di atas dapat dihitung nilai aksessibilitas per kecamatan maupun
aksessibilitas Kabupaten Labuhanbatu selatan. Disajikan satu perhitungan di kecamatan
Sungai Kanan dan Torgamba dan hasil berikutnya disajikan dalam tabel V.3.
 Hasil analisa perhitungan aksessibilitas di Kecamatan Sungai Kanan
Aksessibilitas =
= 31,30 Km
484,38 Km2
= 0,065 Km/Km2.
Tabel IV.3 : Hasil perhitungan nilai aksessibilitas per kecamatan kabupaten Labuhanbatu
Selatan

No.

Kecamatan

Persentase
Panjang Jalan
Luas Wilayah Nilai
jalan
yang yang
baik
(Km2)
Aksessibilitas
baik (%)
(Km)

1

Sungai Kanan

0,264

31,30

484,35

0,06

2

Torgamba

0,284

34,40

1.136,40

0,03

62
Universitas Sumatera Utara

3

Kotapinang

0,717

21,30

482,40

0,04

4

Silangkitang

0,424

42,45

303,70

0,14

5

Kampung Rakyat

0,326

51,95

709,15

0,07

Sumber : hasil perhitungan

63
Universitas Sumatera Utara

Gambar

IV.1

:

Peta

Jaringan

jalan

yang

menghubungkan

pusat

kegiatan

setiap

kecamatan

64
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan nilai aksessibilitas kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah total jalan baik
dibagikan dengan luas total kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dapat dlilihat pada perhitungan,
berikut:
 Hasil analisa perhitungan aksessibilitas Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Aksessibilitas =
= 181,4 Km
3.116 Km2
= 0,058 Km/Km2.
Indikator aksessibilitas untuk kinerja jaringan jalan dapat dilihat dari kepadatan
penduduk yang dikaitkan dengan nilai perhitungan aksessibilitas itu sendiri. Nilai kepadatan
penduduk di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 95 penduduk/km2 ini menunjukkan nilai
kepadatan penduduk yang sangat rendah < 100 dengan nilai aksessibilitas minimum adalah
0,05 Km/Km2. Sehingga memenuhi Standar pelayanan minimal (SPM) jaringan Jalan( 0,058
> 0,05) Dapat dilihat syarat indikator aksessibilitas pada tabel V.4 berikut:
Tabel IV.4 : Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal untuk aksessibilitas
Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal.
Indeks Aksessibilitas

No.

Kepadatan Penduduk
Minimal Aksessibilitas
(Jiwa/Km2)

1

Sangat tinggi > 5000

>5

2

Tinggi > 1000

> 1,5

3

Sedang >500

> 0,5

4

Rendah > 100

> 0,15

5

Sangat rendah < 100

> 0,05

65
Universitas Sumatera Utara

Tabel IV.5 : Hasil perhitungan nilai Aksessibilitas jaringan jalan Kabupaten Labuhanbatu
Selatan.

Kabupaten
Labuhanbatu
Selatan

Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)

Panjang
Luas
Jalan yang Daerah
Baik (Km)
(Km2)

95

181

3.116

Indeks
Aksessibilitas
(Km/Km2)
M/TM
Eksist.

Syarat.

0,0582

> 0,05

M

Sumber : hasil perhitungan
Sedangkan pencapaian indeks aksesibilitas yang dicapai oleh kabupaten Labuhanbatu
Selatan, adalah:
% pencapaian aksessibilitas = Ʃ Jalan penghubung PK yang baik
Ʃ Panjang total jalan penghubung PK
= 181 km
528,81 km
IV.2.2

x 100 % = 34,3 %

Mobilitas
Mobilitas adalah ukuran kualitas pelayanan jalan diukur oleh kemudahan per

individu masyarakat melakukan perjalanan melalui jalan untuk mencapai tujuannya .Jalan
yang digunakan oleh sejumlah orang, akan dirasakan berbeda atau berkurang kemudahannya
jika digunakan oleh jumlah orang yang lebih banyak. Ukuran mobilitas adalah panjang jalan
dibagi oleh jumlah orang yang dilayaninya.Dalam konteks jaringan jalan, mobilitas jaringan
jalan dievaluasi dari keterhubungan antar PK (Pusat Kegiatan) dalam wilayah yang dilayani
oleh jaringan jalan sesuai statusnya dan banyaknya jumlah penduduk yang harus dilayani
oleh jaringan jalan tersebut. Nilai mobilitas adalah rasio antara jumlah total panjang jalan
yang menghubungkan semua pusat kegiatan terhadap jumlah total penduduk yang ada di
dalam wilayah yang harus dilayani jaringan jalan sesuai dengan statusnya, dinyatakan dengan
satuan Km/(10 000 jiwa). Dimana dirumuskan, sebagi berikut:

Mobilitas =

10000 Jiwa

66
Universitas Sumatera Utara

Keterangan: Panjang jalan

= Jumlah total panjang jalan

Jumlah penduduk = Jumlah total penduduk di wilayah studi.
Untuk dapat menganalisa mobilitas maka dilampirkan data jumlah penduduk di
Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam bentuk tabel. Data ini bersumber dari data sekunder
yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Labuhanbatu Selatan, sebagai berikut :
Tabel IV.6 : Jumlah Penduduk di Labuhanbatu Selatan.
Penduduk

No
.

Kecamatan

1

Sungai kanan

34.418

45.407

45.832

46.644

47.512 *48.130

2

Torgamba

76.376

99.010

99.936

101.593

103.362 *104.653

3

Kotapinang

42.898

53.954

54.458

54.254

56.102 *56.252

4

Silangkitang

23.023

28.282

28.919

28.919

29.317 *29.635

5

Kampung Rakyat

38.797

51.020

51.497

52.399

53.362 *54.052

215.512

277.673

280.642

283.809

2000

Jumlah

2010

2011

2012

2013

289.655

2014

292.772

*hasil perhitungan jumlah penduduk pada tahun 2014 didapat dari pendekatan regresi dengan
menggunakan bantuan M. Office Excel.
Dari data di atas dapat dihitung nilai mobilitas per kecamatan maupun mobilitas
Kabupaten Labuhanbatu selatan. Disajikan satu perhitungan di kecamatan Sungai Kanan
berikutnya disajikan dalam tabel V.7.
 Hasil analisa perhitungan mobilitas di Kecamatan Sungai Kanan
Mobilitas =

10000 Jiwa

=
= 6,5032 Km/ 10.000 jiwa
67
Universitas Sumatera Utara

Tabel IV.7 : Hasil perhitungan nilai mobilitas per kecamatan kabupaten Labuhanbatu Selatan

No.

Kecamatan

Panjang Jalan Jumlah
yang
baik Penduduk
(Km)
(*2014)

1

Sungai Kanan

31,30

48.130

6,50

2

Torgamba

34,40

104.653

3,29

3

Kotapinang

21,30

56.252

3,79

4

Silangkitang

42,45

29.635

14,32

5

Kampung Rakyat

51,95

54.052

9,61

Nilai
Mobilitas
(Km/10.000 jiwa)

Sedangkan nilai mobilitas kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah total jalan baik
dibagikan dengan total jumlah penduduk kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dapat dlilihat pada
perhitungan, berikut:
 Hasil analisa perhitungan mobilitas di Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Mobilitas =

10000 Jiwa

=
= 6,19 Km/ 10.000 jiwa
Indikator mobilitas untuk kinerja jaringan jalan dapat dilihat dari nilai PDRB yang
dikaitkan dengan nilai perhitungan mobilitas itu sendiri. Nilai PDRB di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan adalah Rp. 3,53 jt kapita per tahun ini menunjukkan nilai PDRB yang
sedang > Rp. 2 jt kapita per tahun dengan nilai mobilitas minimum adalah 1 Km/10.000 jiwa.
Sehingga memenuhi Standar pelayanan minimal (SPM) jaringan Jalan ( 6,19 > 1) Dapat
dilihat syarat indikator aksessibilitas dan PDRB Labuhanbatu Selatan pada tabel berikut:

68
Universitas Sumatera Utara

Tabel IV.8 : Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal untuk mobilitas
Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal.
Indeks Mobilitas (Km/10.000 jiwa)
PDRB per kapita
No.

Minimal mobilitas
(juta/Rp/kapita per tahun)

1

Sangat tinggi > 10

>5

2

Tinggi > 5

>2

3

Sedang > 2

>1

4

Rendah > 1

> 0,5

5

Sangat rendah < 1

> 0,2

Tabel IV.9 :PDRB kabupaten Labuhanbatu Selatan
PDRB (Juta Rupiah)
2008

2009

2010

2011

2012

2,5586

2,6850

2,8357

3,0095

3,2000

2013

2014

*3,3622

*3,5341

* hasil perhitungan PDRB pada tahun 2013 – 2014 didapat dari pendekatan regresi dengan
menggunakan bantuan M. Office Excel.
Tabel IV.10 : Hasil perhitungan nilai mobilitas jaringan jalan Kabupaten Labuhanbatu
Selatan.
Indeks

Panjang
Kabupaten

PDRB

Labuhanbatu

Rupiah)

(juta

Jumlah
Jalan

yang

Mobilitas

(Km/10.000 jiwa)

M/TM

penduduk
Baik (Km)

Eksist.

Syarat.

6,19

>1

Selatan
3,5341

181

292.722

M

Sumber : hasil perhitungan

69
Universitas Sumatera Utara

% Pencapaian SPM mobilitas akhir tahun 2014 :
Mobilitas 2010 =

10000 Jiwa

=
= 6,53 Km/ 10.000 jiwa
% Pencapaian SPM mobilitas akhir tahun 2014 = 6,19 /6,53 x 100% =94,5 %
IV.2.3 Keselamatan / Indeks Kecelakaan.
Keselamatan dalam konteks pelayanan adalah pengguna jalan melakukan perjalanan
melalui jalan dengan segala unsur pembentuknya, yaitu pengguna jalan, kendaraan (sarana),
dan jalan dengan kelengkapannya (bangunan pelengkap dan perlengkapanj alan), serta
lingkungan jalan. Keselamatan dalam konteks pelayanan jalan meliputi segala bentuk fisik
jalan yang berpadu memberikan pelayanan kepada pengguna jalan sehingga pengguna jalan
dapat melakukan perjalanan dengan selamat. Memperhatikan kaidah-kaidah yang digunakan
dalam proses perencanaan teknis jalan yang hasilnya didokumentasikan dalam dokumen
rencana teknis jalan, azas yang dianut adalah keselamatan, efisiensi (optimasi dari
perwujudan jalan dengan kecepatan rencana yang tinggi dengan biaya yang rendah), dan
kenyamanan. Azas keselamatan selalu diutamakan, sebagai contoh, lebar jalur lalu lintas 3,50
m ditetapkan agar kendaraan-kendaraan yang berjalan dapat beriringan dengan teratur dalam
kecepatan tertentu dengan selamat (safe), jalan yang lebih lebar (lebih mahal) cenderung
mempengaruhi ketidak keteraturan keberiringan kendaraan dalam satu jalur jalan, sementara
jalan sempit (lebih murah) cenderung menyebabkan kendaraan melambat atau keluar lajur
yang bisa membahayakan kendaraan tersebut. Keberadaan bahu sebagai fasilitas berhenti
sementara, mengamankan kendaraan yang berhenti tersebut dari kendaraan yang berjalan
dibelakangnya. Dengan demikian parameter-parameter perencanaan, azas dasarnya adalah
memberikan keselamatan bagi pengguna jalan dan ini dipakai sebagai parameter kinerja
70
Universitas Sumatera Utara

keselamatan jalan. Suatu ruas jalan akan disebut memenuhi SPM keselamatan jika jalan
tersebut dibangun sesuai dengan rencana teknisnya sehingga layak untuk dioperasikan kepada
umum.
Secara ringkas, jaringan jalan yang memenuhi SPM keselamatan adalah jaringan jalan
yang ruas-ruasnya dibangun sesuai dengan rencananya dan layak dioperasikan kepada umum
serta memiliki dokumen teknis lengkap yang menjamin kejelasan hokum bagi pengoperasian
jalan tersebut. Berikut adalah data jumlah kecelakaan yang terjadi di kabupaten Labuhanbatu
Selatan.
Tabel IV.11 : Jumlah kecelakaan dan Korban kecelakaan di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan
Korban

Jumlah
Kecelakaan

Meninggal

Luka Berat

Luka Ringan

2008

203

144

208

221

2009

67

40

68

45

2010

130

57

94

168

2011

175

98

159

167

2012

212

77

156

303

Tahun

Dengan indikator tersedianya jaringan jalan yang dapat melayani pemakai jalan
dengan aman. Nilai indeks kecelakaan 1 dihitung dengan rumus : kecelakaan / 100000 km
kenderaan, untuk nilai indeks kecelakaan 2 dihitung dengan rumus : kecelakaan/km/tahun.
Sedangkan besaran parameter kinerja SPM untuk indeks kecelakaan, baik untuk indeks
kecelakaan 1 maupun indeks kecelakaan 2 dalam pedoman yang ada belum ditetapkan
71
Universitas Sumatera Utara

nilainya. Dari data diatas diketahui bahwa jumlah kecelakaan yang terjadi adalah 212
kecelakaan maka indeks kecelakaannya adalah
Indeks kecelakaan

= Kecelakaan
10000 km
= 212
10000 km
= 0,0021

IV.3

Kriteria Standar pelayanan minimal (SPM) Ruas Jalan.

IV.3.1 Kecepatan
Berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan No: KM 14 TAHUN 2006 tentang
manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh
jarak tertentu dalam satuan waktu, dinyatakan dalam kilometer/jam. Diambil dengan cara
menggunakan kecepaatan lalu lintas rata-rata kendaraan pertama sampai dengan sepuluh (110). Untuk perhitungan kecepatan didapat dari nilai rata – rata kecepatan survei yang dihitung
dengan menggunakan kajian MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia).
Bentuk umum perhitungan Kecepatan arus bebas mempunyai rumusan, sebgai
berikut:
V = L/TT
Dimana : V = Kecepatan ruang rata – rata kendaraan (Km/jam)
L = Panjang segmen (Km)
TT = waktu tempuh rata – rata (jam)

72
Universitas Sumatera Utara

Disajikan perhitungan pada ruas jalan Sp. Ranto Jior – Hajoran – Hutagodang di
kecamatan Sungai Kanan sebagai contoh untuk analisa kecepatan, hasil perhitungan lainnya
disajikan dalam tabel V.13.
Sedangkan tabel V.12 menunjukkan hasil perhitungan survei kecepatan dimana jarak
pengamatan diambil 100 m. Dengan menggunakan stopwatch diketahui waktu tempuh dan
didapat hasil kecepatan dalam satuan (m/s) dikonversikan menjadi satuan (km/jam).
Tabel IV.12 : Pengolahan hasil survei kecepatan pada ruas jalan Sp. Jior – Hajoran –
Hutagodang.
No Kendaraan Ke -

L (meter)

TT( detik)

V (m/s)

V (Km/jam)

1

Kend. 1

100

9

11,1

40

2

Kend. 2

100

6,8

14,7

53

3

Kend. 3

100

12,0

8,3

30

4

Kend. 4

100

6,3

15,8

57

5

Kend. 5

100

8,6

11,7

42

6

Kend. 6

100

6,2

16,1

58

7

Kend. 7

100

10,0

10

36

8

Kend. 8

100

6,7

15

54

9

Kend. 9

100

6,7

15

54

10

Kend. 10

100

10,0

10

36

Sumber : Hasil Survei Kecepatan
Hasil Analisa perhitungan kecepatan adalah Diambil dengan cara menggunakan
kecepaatan lalu lintas rata-rata kendaraan pertama sampai dengan sepuluh (1- 10).
V = (40 + 53 + 30 + 57 + 42 + 58 + 36 + 54 + 54 +36) km/jam = 46 km/ jam.
10
Kecepatan merupakan suatu syarat untuk kemantapan layanan jalan dimana nilainya
dipengaruhi oleh fungsi jalan. Dimana kecepatan minimum ditetapkan sebagai berikut:

73
Universitas Sumatera Utara

Tabel IV.13 : Tabel syarat kecepatan minimal untuk jalan berdasarkan fungsi jalan
Kemantapan layanan jalan
Nilai VCR ruas jalan maksimal 0,85 dengan syarat:
Fungsi Jalan

Kecepatan minimal

(AKL)

(Km/jam)

Jalan Arteri ( primer dan sekunder)

25

Jalan Kolektor ( primer dan sekunder)

20

Jalan Lokal ( primer dan sekunder)

20

74
Universitas Sumatera Utara

Berikut adalah hasil analisa hasil survei kecepatan dengan mengambil nilai rata – rata 10 kecepatan kendaraan yang diamati
Tabel IV.14 Hasil perhitungan kecepatan rata – rata dari 10 kendaraan yang diamati setiap ruas jalan.
Kecepatan Kendaraan (Km/jam)
No.

Nama Jalan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

KECEPATAN
RATA – RATA

KECAMATAN SUNGAI KANAN
1

Sp. Ranto Jior – Hajoran –Hutagodang

40

53

30

57

42

58

36

54

54

36

46

2

Sampean – Marsonja –Bargot Topong - Patihe Julu 50
Sp.Maropat – Hasahatan -Batas paluta

30

60

40

30

60

70

50

40

50

48

3

Ranto Jior - Sigadung Laut - Ujung Gading

56

64

55

45

76

64

60

54

76

50

60

4

Ujung Gading – Singkam -Tapian Nadenggan

41

59

45

35

52

38

43

57

50

50

47

5

Ujung Gading - Tapian Nadenggan - Batang Gogar

45

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

6

Tapian Nadenggan -Sp.Pintu Padang

54

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

7

Hutagodang - Sp.Pintu Padang - Aek Korsik - Parimburan43
Sampean

47

53

37

37

33

41

69

57

43

46

8

Marsonja – Sibadar - Binaga Tualang - Padang Ri –
Rondaman - Sinjoman Aek Gambir - Mandala-Sihalombuk - 45
Batas Paluta

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

9

Aek Korsik - Batu Porkas-Batas Paluta

47

53

37

37

33

41

69

57

43

46

43

75
Universitas Sumatera Utara

10

Parimburan – Sipilpil

54

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

11

Hutagodang - Tanjung Marulak - Batas Labuhan Batu

56

64

55

45

76

64

60

54

76

50

60

12

Aek Tobang –Banyumas -Tanjung Beringin

41

59

45

35

52

38

43

57

50

50

47

13

Tandikat - Pasir Putih-Bintais

45

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

14

Sp.Tiga Kotapinang-Batas Paluta

54

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

15

Batas Labuhanbatu (Kp.Dalam)-Aek Goti (Silangkitang)41
Salingsing

59

45

35

52

38

43

57

50

50

47

16

Salingsing - Normark – Sp.Mampang

45

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

17

Batas Labuhanbatu – Rintis – Ujung Padang – Ulumahuam –
54
Salingsing

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

18

Aek Goti - Tanjung Beringin - Aek Tinga - Simandiangan -

43

47

53

37

37

33

41

69

57

43

46

19

Salingsing – Aek Kulim – Aek Tinga

45

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

20

Aek Tinga - Karang Sari

43

47

53

37

37

33

41

69

57

43

46

21

Ulu Mahuam – Paya Mambang – Sukadame –Batas
54
Labuhanbatu – Tugu Sari – Blok Songo

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

22

Rintis – Sukadame

64

55

45

76

64

60

54

76

50

60

KECAMATAN SILANGKITANG

56

KECAMATAN KOTAPINANG

76
Universitas Sumatera Utara

23

Padang Ri – Simatahari – Babussalam – Aek Hije – Bato Ajo

41

59

45

35

52

38

43

57

50

50

47

24

Sp. Jalan Propinsi – Bagun Jadi- Perk.Nagodang

45

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

25

Jl. Kalapane

54

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

26

Jl. Mesjid

43

47

53

37

37

33

41

69

57

43

46

27

Jl. Kampung Raja

45

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

28

Jl. Kampung Pulo

43

47

53

37

37

33

41

69

57

43

46

29

Jl. Kampung Jawa

54

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

30

Jl. Ahmad Yani

56

64

55

45

76

64

60

54

76

50

60

31

Jl. Istana

40

53

30

57

42

58

36

54

54

36

46

32

Jl. Hm Yamin

50

30

60

40

30

60

70

50

40

50

48

33

Jl. Lobu

56

64

55

45

76

64

60

54

76

50

60

34

Jl. Pancasila

41

59

45

35

52

38

43

57

50

50

47

35

Jl. Lobu (45)

45

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

36

Jl. Lobu (PAM)

54

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

77
Universitas Sumatera Utara

37

Jl. Bilal

43

47

53

37

37

33

41

69

57

43

46

38

Jl. Tomotua

45

45

52

58

37

43

53

57

64

46

50

39

Jl. Kampung Malim

43

47

53

37

37

33

41

69

57

43

46

40

Jl. Labuhan Baru (simp.SUZUKI)

54

46

43

47

54

36

34

53

57

40

46,4

41

Jl. Kp. Baru I

20

30

10

10

20

30

30

20

20

20

21

42

Jl. Kp. Baru II

40

20

30

40

20

10

30

40

20

30

28

43

Jl. Kp. Baru III

30

40

40

40

50

10

60

40

30

40

38

44

Jl. Perjuangan

40

40

30

30

40

20

20

20

30

40

31

45

Jl. Halim

40

40

40

30

20

20

20

40

20

20

29

46

Jl. Kp.Banjar I

30

30

20

30

40

30

30

20

20

20

27

47

Jl. Kp.Banjar II

40

40

40

30

20

20

20

20

30

30

29

48

Batas Labuhan Batu – Kotapinang – Batas Propinsi Riau

40

80

60

70

80

100

80

60

60

70

70

49

Simaninggir – Asam Jawa

60

60

70

70

80

80

60

60

70

60

67

50

Blok Songo – Simaninggir

60

70

70

80

80

80

60

70

70

70

71

51

Sisumut – Bunut – Asam Jawa

60

60

70

80

80

90

90

80

70

70

75

KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT
52

Sp.Jalan negara – Tanjung Medan – Tanjung Mulia

60

60

60

70

60

60

70

70

80

50

64

53

Tanjung Mulia – Batas Labuhanbatu

50

40

40

20

30

30

40

30

30

30

34

78
Universitas Sumatera Utara

54

Sp. Jalan Negara – Perlabian – Lohsari – Persiluangan

50

50

40

40

40

40

50

30

30

30

40

55

Sp. Tanjung Medan Pekan – Perlabian

30

30

40

30

30

40

40

30

30

30

33

56

Sp. Jalan Negara (Sp. Kayu Manis) – Air Merah – Tanjung
60
Medan

60

60

70

70

70

60

60

60

60

63

57

Tanjung Medan – Pardomuan

40

40

50

50

50

60

60

50

50

60

51

58

Batang Saponggil – Bunut

40

30

30

30

30

40

60

60

60

60

44

KECAMATAN TORGAMBA
59

Sp. Sungai pinang – Tasik Rejo – Batu Ajo

22

30

27

30

30

30

25

28

46

43

31,1

60

Sp. Jalan Negara (Sp. Asam Jawa) – Sumberjo – Batang
26
Saponggol – Teluk Panji – Sidomulyo

30

30

30

30

24

27

25

28

27

27,7

61

Sp. Sukajadi – Sapilpil – Sp.Teluk Rampah – Bangai – Sp.
30
Limun – Rasau – Aek Torop - Cikampak

37

30

28

27

40

43

37

38

38

34,8

62

Sp. Teluk Rampah – Teluk Rampah

60

60

30

40

40

60

50

50

50

50

49

63

Cikampak – Bis II – Kp. Baru – Pinang Damai – Sp. Pinang
22
Awan

30

27

30

30

30

25

28

46

43

31,1

64

Cikampak – Aek Torop

26

30

30

30

30

24

27

25

28

27

27,7

65

Cikampak – Jl. Asahan

30

37

30

28

27

40

43

37

38

38

34,8

66

Sp. Anggrek – Aek Raso

32

28

26

26

32

27

28

26

27

29

28,1

67

Aek Raso – Bukit Tujuh – Batas Tapsel

34

27

23

24

23

28

29

32

31

34

28,5

79
Universitas Sumatera Utara

68.

Cikampak (Sp. Tugu Cikampak) – Cindur

31

31

27

25

26

29

32

27

24

26

27,8

69.

Cindur – Sei Meranti

31

31

27

25

26

29

32

27

24

26

27,8

80
Universitas Sumatera Utara

Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai kecepatan rata – rata melebihi syarat dari
standar pelayanan minimal (SPM) ruas jalan kriteria kecepatan yang terdapat pada tabel V.11
(kecepatan rata – rata > 25 km/jam). Namun nilai kecepatan rata – rata terendah terdapat di
kecamatan Torgamba dimana kondisi jalannya masih banyak jalan dengan permukaan lapisan
tanah. Sedangkan kecepatan rata – rata tertinggi terdapat pada kecamatan Kotapinang dimana
Kotapinang merupakan ibukota yang jalannya telah banyak terbuat dari lapisan permukaan
hotmix/ aspal. Sehingga standar pelayanan minimal jalan (SPM) ruas jalan telah memenuhi
syarat minimal.
IV.3.2 Kondisi Jalan
Kondisi jalan pada standar pelayanan minimal (SPM) jalan dipengaruhi oleh lebar
jalan dan IRI jalan. Untuk mendapatkan lebar jalan maka dilakukan survei geometrik jalan
pada ruas jalan yang diamati, mencakup : lebar jalan, lebar bahu, panjang jalan, dan lain –
lain dan untuk mendapatkan volume lalu lintas dilakukan survei lalu lintas. Sedangkan untuk
mendapatkan nilai IRI / kerataan jalan dapat dilaksanakan dengan beberapa metode,
mencakup : Metode perhitungan IRI dengan alat NAASRA, Romdas dan Rougmeter dan
metode perhitungan iri dengan visual yaitu hasil pengamatan langsung dilapangan dengan
mengacuh kepada nilai RCI (Permen PU no 01/PRT/M/2014). Berdasarkan tingkat IRI jalan,
kondisi jalan terbagi menjadi :
 Untuk jalan aspal (paved) : baik (IRI < 4); sedang (IRI > 4 s.d IRI ≤ 8); Rusak ringan
( IRI > 8 s.d IRI ≤ 12) dan rusak berat (IRI ≥ 12)
 Untuk jalan perk. Makadam : baik (IRI < 4); sedang (IRI > 4 s.d IRI ≤ 8); Rusak
ringan ( IRI > 8 s.d IRI ≤ 12) dan rusak berat (IRI ≥ 12)

81
Universitas Sumatera Utara

 Untuk jalan tanah / kerikil (unpaved) : baik (IRI ≤ 10); sedang (IRI > 10 s.d IRI ≤
12); Rusak ringan ( IRI > 12 s.d IRI ≤ 16) dan rusak berat (IRI ≥ 16)
Pada penelitian ini wilayah studi dipersempit karena alasan keterbatasan waktu dan biaya.
Sehingga pengamatan hanya dilakukan di wilayah kecamatan Torgamba dan Kampung
Rakyat. Alasan pemilihan kecamatan ini adalah karena persentase jalan yang baik sangatlah
kecil sedangkan daerah ini memiliki penghasilan pertanian yang cukup baik, terutama tandan
sawit dan CPO. Berikut ini akan dikaji nilai kondisi jalan dengan melampirkan hasil survei
geometrik, hasil survei volume dan hasil survei IRI dengan metode visual dilakukan mulai
tanggal 18 maret 2015 s.d 24 maret 2015. Tabel berikut akan menyajikan hasil survei
geometrik setiap ruas jalan di kecamatan Kampung Rakyat dan Kecamatan Torgamba.
Tabel IV. 15 Survei Geometrik
Perkerasan
No

Nama Jalan

Panjang

Bahu Jalan

Lebar

Ki

Ka

Terbuat

m

m

Dari

Jenis
Km

m

KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT
1

Sp.Jalan negara – Tanjung Medan –
Tanjung Mulia – Batang Seponggol

78 km

5

hotmix

1

1

Tanah

2

Tanjung Mulia – Batas Labuhanbatu

25 km

8

tanah

1

1

Tanah

3

Sp. Jalan Negara – Perlabian – Lohsari –
Persiluangan

27 km

8

tanah

1

1

Tanah

4

Sp. Tanjung Medan Pekan – Perlabian

18 km

8

lapen

1

1