Analisis perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan Model sharpe, treynor, dan jensen

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pasar modal di Indonesia berkembang cukup pesat, pasar
modal merupakan pilihan alternatif bagi investor baik individual maupun
korporasi dalam berinvestasi.
Pasar modal sendiri adalah wahana pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan

dana

dengan

pihak

yang membutuhkan

dana

dengan


cara

memperjualbelikan sekuritasnya (Tandelilin, 2001:13). Terdapat pula pengertian
lain dari pasar modal yakni pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang (obligasi), ekuitas
(saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya (Syahyunan, 2013:13).
Undang-undang Pasar Modal Nomor 9 Tahun 1995 memberikan
pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal yaitu kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan
perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan
jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya (Syahyunan, 2013:13). Pada
dasarnya, pasar modal adalah lembaga keuangan yang diciptakan oleh sejumlah
lembaga dan pengaturan yang mengijinkan pemasok dan peminjam dana untuk
melakukan transaksi (Isfenti, 2010:27). Dimana salah satu instrument yang
diperdagangkan di pasar modal adalah reksa dana.

1

Universitas Sumatera Utara

Bagi investor baik instansi maupun perorangan, banyaknya instrumen
pada pasar modal merupakan sebuah keuntungan sebagai sarana berinvestasi yang
tepat. Bagi seorang investor pemula, reksa dana merupakan pilihan yang tepat jika
dibandingkan harus terjun langsung berinvestasi pada saham karena risiko dalam
reksa dana lebih kecil dibandingkan saham dan berbanding lurus dengan return
yang akan diterima.
Reksa dana sendiri merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksa dana, untuk
digunakan sebagai model berinvestasi baik di pasar modal maupun pasar uang
(Tandelilin, 2001:20). Perusahaan reksa dana akan menghimpun dana dari
investor untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk
oleh manajer investasi. Dengan demikian, investor dapat membentuk portofolio.
Undang – Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27,
mendefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Pada pengertian tersebut terdapat
tiga unsur penting, pertama adanya dana dari masyarakat pemodal, kedua dana
tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga dana tersebut dikelola

oleh manajer investasi. Dana yang dikelola atau portofolio dalam reksa dana itu
adalah milik bersama para pemilik pemodal.
Reksa dana memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah investor
dapat melakukan investasi dengan dana terbatas. Investor yang tidak memiliki
banyak waktu dan pengetahuan untuk menghitung risiko atas investasi mereka

2
Universitas Sumatera Utara

tidak perlu khawatir, karena adanya manajer investasi yang mengelola investasi
tersebut. Investor dapat melakukan diversifikasi pada efek, adanya transparansi
dan likuiditas tinggi. Dengan kata lain, reksa dana dapat dicairkan jika investor
membutukan dana tunai.
Tapi seperti wahana investasi lainnya disamping memiliki keuntungan,
reksa dana juga memiliki beberapa risiko yakni risiko suku bunga, risiko pasar,
risiko inflasi, risiko bisnis, risiko finansial, mata uang dan risiko negara
(Tandelilin, 2001:48)
Reksa dana memiliki perkembangan yang cukup cepat dari tahun ke tahun.
Berikut ini akan ditampilkan perkembangan reksa dana dari tahun 1996-2011
dapat diihat pada Tabel 1.1 :

Tabel 1.1
Jumlah Reksa Dana dan Jumlah Dana Reksa Dana
Tahun 1996 – 2014
No

Tahun

Jumlah Reksa Dana

1
1996
28
2
1997
77
3
1998
81
4
1999

81
5
2001
94
6
2002
108
7
2003
131
8
2004
186
9
2005
246
10
2006
403
11

2007
567
12
2008
568
13
2009
608
14
2010
616
15
2011
671
16
2012
754
17
2013
794

18
2014
894
19
Mei 2015
894
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (Data Diolah)

Jumlah Dana Reksa Dana (Rp.
Triliun)
2.782
4.916
2.992
5.142
5.507
8.058
46.614
69.455
103.616
51.620

92.190
73.913
112.086
144.704
167.231
187.591
192.554
241.571
241.665

3
Universitas Sumatera Utara

Perkembangan reksa dana yang relatif cepat ini menunjukan bahwa, reksa
dana merupakan pilihan investasi yang tepat hal ini tidak terlepas dari
karekteristiknya yang tidak terlalu rumit sehingga reksa dana cepat populer.
Namun, pekembangan reksa dana tidak selalu meningkat dengan stabil hal ini
terjadi karena dipengaruhi berbagai faktor.
Pentingnya dilakukan penelitian ini didasari atas semakin berkembangnya
instrumen reksa dana. Umumnya reksa dana yang paling banyak dimiliki investor

adalah reksa dana konvensional berdasarkan kebijakan portofolio investasi, yakni
reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran dan
reksa dana saham. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan menganalisis kinerja
reksa dana saham dan reksa dana campuran karena sama-sama menempatkan dana
di saham, memiliki tingkat risiko moderat sampai agresif, memiliki tingkat
pengembalian yang tinggi, memiliki jangka waktu investasi yang sama, memiliki
risiko standar pengukuran kinerja pasar yang sama yakni Indeks Harga Saham
Gabungan.
Pada Reksa Dana Pasar Uang tergolong jenis reksa dana yang sangat
konservatif sehingga memiliki tingkat pengembalian yang rendah, dimana 100 %
investasi dilakukan di pasar uang dengan jangka waktu kurang dari satu tahun.
Reksa Dana Pendapatan Tetap tergolong konservatif dalam risiko sehingga
tingkat pengembaliannya juga rendah sampai sedang, dimana minimal 80%
investasi pada instrumen obligasi dengan jangka waktu investasi 1-3 tahun. Reksa
dana campran tergolong jenis reksa dana moderat sehingga memiliki tingkat
pengembalian yang sedang sampai tinggi, pada reksa dana campuran 79%

4
Universitas Sumatera Utara


investasi dilakukan di saham, obligasi dan pasar uang dengan jangka waktu
investasi 4-5 tahun. Dan yang terakhir adalah reksa dana saham yang tergolong
agresif sehingga memiliki tingkat pengembalian yang tinggi, pada reksa dana
saham 80 % investasi dilakukan di saham dan cocok untuk investasi jangka waktu
5 tahun lebih (Rudiyanto, 2013:37).

Berikut ini adalah tabel perbandingan

persentase NAB reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham
pada bulan April 2015 yang dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut:

Reksa Dana
Reksa Dana;
Reksa Dana
Campuran;
10%

Reksa Dana;
Reksa Dana
Pendapatan

Tetap; 21%

Reksa Dana;
Reksa Dana
Pasar Uang;
15%
Reksa Dana;
Reksa Dana
Saham; 54%

Sumber: www.aria.bapepam.go.id (Data Diolah)
Gambar 1.1
Persentase NAB Reksa Dana pada Bulan April 2015

Pada gambar 1.1 terlihat bahwa Reksa Dana Saham memiliki persentase
NAB sebesar 54% kemudian diikuti oleh Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa
Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Campuran dengan masing-masing nilai
persentase NAB berturut-turut adalah 21%, 15% dan 10%. Dimana Reksa Dana

5
Universitas Sumatera Utara

Saham memiliki persentase NAB terbesar dan Reksa Dana Campuran memiliki
persentase NAB terkecil dibandingkan reksa dana lainnya. Berikut ini adalah
tabel perbandingan komposisi NAB setiap jenis reksa dana berdasarkan kibijakan
invetasi porofolio selama 5 (lima) tahun terakhir yakni 2010-2015.
Tabel 1.2
Perbandingan Total NAB
Reksa Dana Saham, Campuran, Pendapatan Tetap dan Pasar Uang
Perbandingan NAB (Rp.Triliun)
Reksa Dana
Reksa Dana
Reksa Dana
Reksa Dana
Tahun
Saham
Campuran
Pendapatan
Pasar Uang
Tetap
2010
44,8
12,31
20,11
7,24
2011
60,4
14,08
23,14
9,12
2012
63,6
16,22
27,72
12,17
2013
77,33
18,00
27,03
11,69
2014
93,82
18,74
31,61
20,30
(April)
98,62
18,04
37,30
26,70
2015
Sumber: www.aria.bapepam.go.id (Data Diolah)

Dari beberapa persamaan hal antara reksa dana saham dan reksa dana
campuran yang telah disebutkan diatas. Pada Tabel 1.2 ternyata minat investor
untuk berinvestasi di reksa dana campuran adalah yang paling kecil dibandingkan
reksa dana lainnya, dimana hal ini tidak sejalan dengan beberapa persamaan yang
dimiliki oleh reksa dana saham yang selalu memiliki total NAB yang terbesar dari
tahun ke tahun.
Dalam memilih reksa dana saham yang ditawarkan, calon investor
umumnya, untuk gampangya, hanya melihat return tahunan yang dihasilkan dan
membandingkannya dengan pasar. Seharusnya investor dalam menilai bagus
tidaknya reksa dana berdasarkan return yang telah disesuaikan dengan risiko
(risk-adjusted return) (Frensidy, 2013:119).

6
Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu investor diharapkan mempunyai standar pengukuran
(bechmark) dalam melaksanakan investasinya. Beberapa metode yang sering
digunakan dalam evaluasi kinerja reksa dana antara lain metode Sharpe, metode
Treynor dan metode Jensen. Pengukuran dengan metode Sharpe adalah
didasarkan atas risk-premium (selisih antara pendapatan yang dihasilkan oleh
reksa dana dengan rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh investasi bebas
risiko) dibandingkan terhadap standar deviasi (risiko total). Pengukuran ini akan
menghasilkan besaran indeks Sharpe dari masing-masing reksa dana saham.
Indeks Sharpe ini relevan digunakan untuk investor yang menanamkan dananya
hanya atau sebagaian besar pada portofolio tersebut, sehingga portofolio
dinyatakan dalam standar deviasi (Halim, 2005:69).
Metode Treynor didasarkan atas risk-premium dibandingkan terhadap
risiko pasar (Beta). Pengukuran ini akanmenghasilkan besaran indeks Treynor
dari masing-masing reksa dana saham. Penggunaan Beta sebagai ukuran risiko
portofolio secara implisit mencerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan
portofolio yang ada telah didiversifikasikan dengan baik.
Pengukuran dengan metode Jensen adalah pengukuran yang didasarkan
pada konsep Security Market Line (SML). SML adalah garis pasar sekuritas yang
merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan investasi bebas
risiko. Indeks Jensen adalah besar penyimpangan/perbedaan antar tingkat
pengembalian suatu reksa dana dengan tingkat pengembalian pada SML (Pratomo
dan Nugraha, 2009:204-206).

7
Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini melanjutkan penelitian yang pernah dilakukan pada tahuntahun sebelumnya. Dalam penelitian ini akan diukur kinerja reksa dana pada tahun
Januari 2013 – Desember 2014 dengan menggunakan data NAB bulanan. Alasan
mengapa penelitian ini dilakukan agar investor mempunyai gambaran terbaru
tentang perkembangan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran di
Indonesia.
Penelitian ini ditujukan untuk membandingkan kinerja reksa dana saham
dengan kinerja reksa dana campuran, sehingga dari penelitian ini dapat
memberikan masukan bagi investor dan manajer keuangan dalam mengambil
keputusan investasi, khususnya dalam lingkup objek penelitian ini. Pembanding
kinerja reksa dana ini bersifat internal, yaitu hanya membandingkan nilai aktiva
bersih (NAB) antara reksa dana saham dan reksa dana campuran saja yang aktif
dan terdaftar di Bapepam.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud untuk
mengkaji tentang kinerja reksa dana saham dan kemudian membandingkanya
dengan kinerja reksa dana campuran yang akan disusun dalam skripsi yang
berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham dan Reksa
Dana Campuran dengan Menggunakan Model Sharpe, Treynor dan Jensen”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah
penelitian ini, yaitu :
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan kinerja reksa dana
campuran menggunakan metode Sharpe?

8
Universitas Sumatera Utara

2. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan kinerja reksa dana
campuran dengan menggunakan metode Treynor?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan kinerja reksa dana
campuran dengan menggunakan metode Jensen?

1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian mempunyai tujuan yang mendasari perlunya penelitian
tersebut dilakukan. Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagaimana yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan perbedaan kinerja reksa dana saham terhadap kinerja pasar
dengan metode Sharpe, Treynor dan Jensen.
2. Menjelaskan perbedaan kinerja reksa dana campuran terhadap kinerja pasar
dengan metode Sharpe, Treynor dan Jensen.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Calon Investor
Penelitian ini bisa dijadikan sebagai alat bantu analisis sebelum melakukan
investasi di reksa dana dengan menggunakan variabel-variabel yang diteliti
dalam penelitian ini, sehingga investor dapat melakukan pemilihan investasi
reksa dana yang tepat.

9
Universitas Sumatera Utara

2. Bagi Manajer Investasi
Sebagai tambahan informasi mengenai perbandingan kinerja reksa dana
sahingga di kemudian hari dapat lebih memaksimalkan kinerja reksa dana yang
dikelolanya.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan pola berfikir peneliti mengenai instrumen keuangan
agar mampu sukses financial.
4. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan
informasi tentang perkembangan kinerja reksa dana saham dan reksa dana
campuran di Indonesia.
5. Bagi Peneliti Selamjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih banyak
tentang kinerja reksa dana saham dan campuran dan menjadi inspirasi
penelitian-penelitian selanjutnya. Diharapkan pada penelitian selanjutnya
menambahkan periode penelitian dan mencoba melakukan pengukuran kinerja
reksa dana dengan metode lainnya.

10
Universitas Sumatera Utara