Analisis perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan Model sharpe, treynor, dan jensen Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni
menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Berdasarkan jenis data yang digunakan, penyusun tidak langsung meneliti
ke tiap-tiap manajer investasi yang ada, melainkan hanya dengan menggunakan
data sekunder yang bersumber dari BAPEPAM-LK yang sekarang telah
diamanatkan

kepada

Otoritas

Jasa

Keuangan

melalui


situs

resminya

www.aria.bapepam.go.id, situs berita Kontan dengan websitenya kontan.co.id dan
Infovesta.com. Waktu penelitian ini dilakukan dari April 2015 sampai dengan
Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional
Batasan Operasional penelitian ini adalah :
a. Reksa dana yang diteliti adalah reksa dana saham yang dibandingkan dengan
reksa dana campuran.
b. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana adalah Sharpe
Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio.
c. Biaya transaksi atau biaya perdagangan yang meliputi biaya pembelian (entry
fee) dan penjualan kembali (redemption fee) dianggap tidak ada atau diabaikan
karena pengelola dana berbeda serta agar mencerminkan nilai teoritis dari

29

Universitas Sumatera Utara

harga pasar sekuritas.
d. Pembagian dividen dan capital gain dianggap tidak ada selama periode
penelitian.

3.4 Definisi Operasional
Dalam pengukuran perbandingan kinerja reksa dana saham dengan campuran
akan menggunaka metode Sharpe, Treynor, dan Alpha Jensen yang dapat dilihat
pada Tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Jenis Metode

Keterangan

Formula

Skala Ukur


1. Sharpe Ratio

Selisih antara rata-rata return
dengan risk free return dibagai
dengan Standar Deviasinya.

Ŝ� =

Ṝ� − �
���

Rasio

2. Treynor Ratio

Selisih antara rata-rata return
dengan risk free return dibagai
dengan Beta.

Ť� =


Ṝ� − �
β�

Rasio

3. Jensen Ratio

Selisih antara tingkat return
aktual yang diperoleh dengan
tingkat return yang diharapkan
pada garis pasar modal.

Jpi = (Rpi – Rf)
– (Rm – Rf) βpi

Rasio

3.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang,

kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam
suatu wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian (Erlina, 2011:81). Populasi yang diambil sebagai objek

30
Universitas Sumatera Utara

penelitian ini adalah seluruh reksa dana saham yang berjumlah 167 dan reksa dana
campuran yang berjumlah 129.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2011:82). Hasil penelitian yang menggunakan
sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu
sampel harus benar – benar representatif atau mewakili.
Pengambilan sampel reksa dana dilakukan dengan pendekatan sampel jenuh
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Reksa dana yang masih aktif sampai dengan Desember 2014, dan beroperasi
pada Januari 2013 sampai dengan Desember 2014 dan tercatat di Bapepam.
2. Reksa dana yang dikelolah oleh Manajer Investasi dengan total NAB diatas
dua triliun rupiah.
3. Reksa dana saham dan reksa dana campuran yang dipilih adalah jenis reksa

dana konvensional.
4. Informasi yang digunakan berasal dari publikasi laporan reksa dana yang
diposting di situs Bapepam-LK dan PT Infovesta.
Tabel 3.2
Ringkasan Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Keterangan
Reksa Dana
Reksa Dana
Saham
Campuran
Reksa dana saham dan reksa dana campuran
167
129
yang aktif di Bapepam-LK
Manajer Investasi yang NAB nya tidak
130
99
mencapai dua triliun rupiah
Reksa dana saham dan reksa dana campuran
20

12
yang bukan konvensional
Jumlah Sampel Penelitian
17
18
Sumber: www.infovesta.com (Data Diolah)

31
Universitas Sumatera Utara

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

10
11
12
13
14
15
16
17

Tabel 3.3
Sampel Penelitian
Nama Reksa Dana Saham
Nama Reksa Dana Campuran
BNI Reksa Dana Berkembang

Batavia Prima Campuran

BNP Paribas Inspira

Batavia Prima Ekspektasi


BNP Paribas Star

Bahana Quant Strategy

Batavia Dana Saham Optimal

BNI AM Dana Terencana

Batavia Dana Saham

BNP Paribas Equitra

Dana Ekuitas Prima

BNP Paribas Dana Invest

Danareksa Mawar

Danamas Pasti


First State Indoequity Sectoral
Fund
Mandiri Investa Equitas
Danamis

Mandiri Investa Aktif
Manulife Dana Campuran

Manulife Dana Saham

Manulife Dana Stabil Berimbang

Maybank GMT Dana Ekuitas

Maybank GMT Dana Fleksi

Panin Dana Maksima

Maybank GMT Dana Unggulan


Schoroder Indo Equity Fund

Panin Dana Bersama

Simas Danamas Saham

Reksa Dana Anggrek Fleksibel

Syailendra Equity Oppurtunity
Fund

Schoreder Dana Terpadu II

Tram Consumption Plus

Simas Satu Prima

TRIM Capital

Syailendra Balanced Oppurtunity
TRIM Kombinasi 2

Sumber: www.aria.bapepam.go.id dan www.infovesta.com (Data Diolah)

32
Universitas Sumatera Utara

3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah dipublikasikan. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan, maka metode yang dipergunakan adalah
metode Penelitian Kepustakaan.
Data diperoleh dari situs resmi milik OJK, situs berita Kontan dan situs
resmi PT Infovesta sebagai pihak swasta yang menyediakan data instrument
keuangan serta situs resmi Bank Indonesia. Berikut adalah data beserta sumber
data yang dipergunakan dalam skripsi ini.
a. Daftar reksa dana aktif selama periode penelitian (2013-2014) yang
dipublikasikan oleh OJK melalui situs www.aria.bapepam.go.id dan PT
Infovesta melalui situs www.infovesta.com
b. Return NAB/bulan sampel penelitian selama periode (2013-2014) yang
dipublikasikan oleh OJK melalui situs www.aria.bapepam.go.id
c. Data bunga SBI selama tahun periode penelitian yang dipublikasikan oleh
Bank Indonesia melalui situs www.bi.go.id
d. Nilai

IHSG

yang

diperoleh

dari

Yahoo

Finance

melalui

situs

www.yahoofinance.com

3.7

Metode Analisis Data
Pengukuran indeks reksa dana saham dan reksa danacampuran menggunakan

analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan
metode Sharpe, Treynor dan Jensen untuk mengetahui indeks reksa dana saham.

33
Universitas Sumatera Utara

Pengukuran dibagi dalam periode tiap 1 (satu) tahunan selama 2 (dua) tahun yaitu
dari tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2014, dengan sub
periode bulanan artinya data yang dikumpulkan adalah data bulanan.
a.

Return Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran
Return reksa dana adalah selisih antara NAB perunit bulanan tersebut

(NAB/unitt) dengan NAB perunit bulan sebelumnya (NAB/unitt-1), dibagi dengan
NAB perunit bulan sebelumnya (NAB/unitt-1) atau dapat dirumuskan (Pratomo
dan Nugraha, 2009:177):
RR =

Keterangan:
RR

=

NAB/unitt

NAB/unit t − NAB/unit t−
NAB/unit t

� reksa dana

= Nilai Aktiva Bersih/unit bulan tersebut

NAB/unitt-1 = NilaiAktiva Bersih/unit bulan sebelumnya
Sedangkan rata-rata return reksa dana adalah jumlah return reksa dana pada
satu periode dibagi dengan jumlah sub periode pada periode tersebut.

b. Standar Deviasi Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran
Standar deviasi reksa dana diperoleh melalui rumus (Halim, 2005:68).

Keterangan:

σ=

̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
Σ
R R − ̅̅̅̅
RR
N

σ = Standar deviasi reksa dana
RR =

� reksa dana saham

34
Universitas Sumatera Utara

̅̅̅̅
R
R = Rata − rata �

� reksa dana saham

N = Jumlah sub periode

c. Rata-Rata Tingkat Perolehan SBI
Rata-rata tingkat perolehan SBI merupakan rata-rata tingkat suku bunga
SBI yang berlaku pada periode tersebut.
̅̅̅̅
RF =

Keterangan:
̅̅̅̅
RF

ΣSBI

∑ SBI
∑ Periode

= Rata − rata tingkat suku bunga bebas risiko

= Jumlah suku bunga bebas risiko bulanan

ΣPeriode = Jumlah periode pengamatan

d. Beta Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran
Beta (β) reksa dana saham diperoleh melalui rumus (Halim, 2005:68):
β=

N ΣR P R R − ΣR P ΣR R

Keterangan:
RP =

RR =

N ΣR P

− ΣR P

� IHSG

� reksa dana saham

N = Jumlah sub periode
e.

Standar Deviasi Reksa dana Saham
Standar deviasi reksa danas diperoleh melalui rumus (Halim, 2005:68).

35
Universitas Sumatera Utara

σ=

Keterangan:

̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
̅̅̅̅
Σ
RR − R
R
N

σ = Standar deviasi reksa dana
RR =

� reksa dana

̅̅̅̅
R R = Rata − rata �

� reksa dana

N = Jumlah sub periode
f.

Rata-Rata Tingkat Perolehan IHSG
Tingkat perolehan pasar (IHSG) adalah selisih dari tingkat IHSG pada

bulan t di kurang dengan IHSG pada bulan t-1 dibagi dengan IHSG pada bulan t1, atau dapat dirumuskan sebagai berikut (Samsul, 2006:373):
RP =

Keterangan:
RP

IHSGt

=

IHSGt − IHSGt−
IHSGt−

� IHSG

= IHSG pada bulan tersebut

IHSGt− = IHSG pada bulan sebelumnya

Rata-rata tingkat perolehan IHSG adalah sejumlah tingkat perolehan IHSG

pada periode tersebut dibagi dengan jumlah sub periode pada periode tersebut.

g.

Pengukuran Indeks Sharpe Reksa Dana
Pengukuran Indeks Sharpe dari reksa dana diperoleh dengan cara

membagi risk premium dengan standar deviasi tingkat pengembalian (return)

36
Universitas Sumatera Utara

reksa dana saham dan campuran. Risk premium diperoleh dengan cara
mengurangkan return reksa dana dengan investasi bebas risiko dalam hal ini
digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sehingga Indeks
Sharpe reksa dana dapat diperoleh melalui rumus (Brandy, 2002: 6):

Keterangan :
SR



RF

σ

= Indeks ℎ��

= Rata − rata �

SR =

̅̅̅̅
̅̅̅̅
R R − RF
σ

reksa dana

� reksa dana

= Rata − rata tingkat perolehan suku bunga bebas risiko

= Standar deviasi reksa dana

h. Pengukuran Indeks Treynor Reksa Dana
Indeks Treynor reksa dana saham merupakan hasil bagi antara risk
premium dengan beta (β) reksa dana terhadap pasar dalam hal ini tolak ukur pasar
reksa dana adalah IHSG. Risk premium diperoleh dengan cara mengurangkan
return reksa dana saham dengan tingkat perolehan suku bunga SBI, sehingga
Indeks Treynor reksa dana Saham dapat diperoleh melalui rumus (Brandy,
2002:6) :

Keterangan:
TR = Indeks � �

̅̅̅̅
R R = Rata − rata �

TR =

̅̅̅̅
̅̅̅̅
R R − RF
β

� reksa dana

� reksa dana
37
Universitas Sumatera Utara

̅̅̅̅ = Rata − rata tingkat perolehan suku bunga bebas risiko
RF
β

= Beta reksa dana terhadap IHSG

3.6.1

Uji Hipotesis
Fungsi hipotesis adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang

hubungan tentatif anatara fenomena–fenomena dalam penelitian (Nazir,
2011:166). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata–rata pada
penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang
telah dibuat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t-test yaitu Paired
Sample T Test. Tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata dua grup
mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan
(Situmorang dan Lufti, 2014 : 66). Hipotesis statistik yang diajukan adalah
Ha : μ1 ≠ μ2 : ada perbedaan
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis (dua arah)
adalah:
a. Ha ditolak apabila –ttabel> thitung> +ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas >
level of significant sebesar 0,05.
b. Ha tidak ditolak apabila –ttabel< thitung> +ttabel, pada α = 5% dan nilai
probabilitas < level of significant sebesar 0,05.
Penelitian ini berguna untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara kinerja
reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan metode Sharpe, Treynor, dan
Jensen yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Hipotesis 1

38
Universitas Sumatera Utara

H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana
campuran dengan menggunakan metode Sharpe.
H1 : Terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran
dengan menggunakan metode Sharpe.
2. Hipotesis 2
H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana
campuran dengan menggunakan metode Treynor.
H1 : Terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran
dengan menggunakan metode Treynor.
3. Hipotesis 1
H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana
campuran dengan menggunakan metode Jensen.
H1 : Terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran
dengan menggunakan metode Jensen.

39
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif
4.2 Karakteristik Penelitian
Dalam perhitungan kinerja reksa dana saham dan campuran yang
dibandingkan dengan IHSG menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen
menggunakan data bulanan berupa Nilai Aktiva Bersih per Unit (NAB/Unit) dari
masing-masing reksa dana saham dan campuran, tingkat suka bunga Sertifikat
Bank Indonesia, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berdasarkan data
tersebut, maka akan diperoleh nilai return reksa dana saham dan reksa dana
campuran, return IHSG, average tingkat suku bunga SBI, standar deviasi reksa
dana saham dan reksa dana campuran, standar deviasi IHSG, beta reksa dana
saham dan reksa dana campuran dan beta IHSG. Selanjutnya, dari data tersebut
akan menghasilkan masing-masing Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen reksa dana
saham, reksa dana campuran dan IHSG setiap tahun.
Rekepitulasi rata-rata return (average return) seluruh reksa dana saham dari
tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat dalam Tabel 4.1.

40
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1
Average Return Reksa Dana Saham
Tahun 2013-2014
Average Return Reksa Dana
Saham
No
Reksa Dana Saham
2013
2014
1
BNI Reksa Dana Berkembang
-0,017
0,018
2
BNP Paribas Inspira
-0,005
0,020
3
BNP Paribas Star
-0,008
0,016
4
Batavia Dana Saham Optimal
0,003
0,019
5
Batavia Dana Saham
0,002
0,018
6
Dana Ekuitas Prima
-0,007
0,019
7
Danareksa Mawar
-0,026
0,004
8
First State Indoequity Sectoral Fund
-0,005
0,016
9
Mandiri Investa Equitas Danamis
-0,012
0,021
10 Manulife Dana Saham
-0,005
0,017
11 Maybank GMT Dana Ekuitas
-0,004
0,013
12 Panin Dana Maksima
-0,002
0,017
13 Schoroder Indo Equity Fund
0,000
0,019
14 Simas Danamas Saham
-0,003
0,021
15 Syailendra Equity Oppurtunity Fund
-0,010
0,011
16 Tram Consumption Plus
-0,011
0,024
17 TRIM Capital
-0,010
0,023
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Pada tahun 2013, Reksa Dana Batavia Dana Saham Optimal memiliki average
return tertinggi yaitu sebesar 0,003. Reksa Dana Batavia Dana Saham Optimal
memiliki standar deviasi sebesar 0,058 dan beta sebesar 1,129. Average return
terendah dimiliki oleh Reksa Dana Danareksa Mawar yaitu sebesar -0,026 dengan
standar deviasi sebesar 0,056 dan beta sebesar 0,231.
Pada tahun 2014, Reksa Dana Tram Consumption Plus memiliki average
return tertinggi yaitu sebesar 0,024. Reksa Dana Batavia Dana Saham Optimal
memiliki standar deviasi sebesar 0,029 dan beta sebesar 1,032. Average return
terendah dimiliki oleh Reksa Dana Danareksa Mawar yaitu sebesar 0,004 dengan
standar deviasi sebesar 0,058 dan beta sebesar 1,259.

41
Universitas Sumatera Utara

Rekepitulasi rata-rata return (average return) seluruh reksa dana saham dari
tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Average Return Reksa Dana Campuran
Tahun 2013-2014
Return
No
Reksa Dana Campuran
2013
1
Batavia Prima Campuran
0,012
2
Batavia Prima Ekspektasi
0,018
3
Bahana Quant Strategy
-0,010
4
BNI AM Dana Terencana
-0,004
5
BNP Paribas Equitra
-0,007
6
BNP Paribas Dana Invest
-0,005
7
Danamas Pasti
0,000
8
Mandiri Investa Aktif
-0,013
9
Manulife Dana Campuran
-0,010
10
Manulife Dana Stabil Berimbang
-0,010
11
Maybank GMT Dana Fleksi
-0,002
12
Maybank GMT Dana Unggulan
-0,001
13
Panin Dana Bersama
-0,002
14
Reksa Dana Anggrek Fleksibel
-0,008
15
Schoreder Dana Terpadu II
-0,005
16
Simas Satu Prima
0,004
17
Syailendra Balanced Oppurtunity
-0,006
18
TRIM Kombinasi 2
-0,008
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

2014
0,031
0,019
0,015
0,009
0,018
0,013
0,002
-0,022
-0,008
0,013
0,011
0,011
0,013
0,012
0,015
0,013
0,010
0,022

Pada tahun 2013, Reksa Dana Batavia Prima Ekspektasi memiliki average
return tertinggi yaitu sebesar 0,018. Reksa Dana Batavia Prima Ekspektasi
memiliki standar deviasi sebesar 0,057 dan beta sebesar 1,042. Average return
terendah dimiliki oleh Reksa Dana Mandiri Investa Aktif yaitu sebesar -0,013
dengan standar deviasi sebesar 0,096 dan beta sebesar 0,722.
Pada tahun 2014, Reksa Dana Batavia Prima Campuran memiliki average
return tertinggi yaitu sebesar 0,031. Reksa Dana Batavia Prima Campuran
memiliki standar deviasi sebesar 0,182 dan beta sebesar 1,023. Average return
42
Universitas Sumatera Utara

terendah dimiliki oleh Mandiri Investa Aktif yaitu sebesar -0,022 dengan standar
deviasi sebesar 0,0182 dan beta sebesar 0,722.

4.1.2

Analisis Rasio Sharpe
Perhitungan kinerja reksa dana saham dan campuran menggunakan metode

Sharpe (Indeks Shape) dilakukan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014.
Perhitungan tiap tahun dilakukan untuk mengetahui perkembangan dari reksa
dana saham dan reksa dana campuran.
Indeks Sharpe reksa dana saham dan campuran dihitung setiap tahun
dengan berdasarkan selisih antara average return reksa dana saham dan campuran
dengan rata-rata tingkat perolehan SBI dibagi dengan standar deviasi (risiko
total). Average return reksa dana saham dan campuran diperoleh dari NAB/unit,
sedangkan tingkat perolehan suku bunga SBI setahun diperoleh dari total data
bulanan tingkat perolehan suku bunga SBI dibagi dua belas. Risiko reksa dana
saham dan campuran merupakan standar deviasi dari return reksa dana selama
setahun. Indeks Sharpe dari masing-masing reksa dana saham dan campuran
dibandingkan dengan Indek Sharpe IHSG sebagai tolak ukur kinerjanya. Semakin
besar nilai indek Sharpe suatu reksa dana makan semakin baik pula kinerjanya.

4.1.2.1 Analisis Sharpe Reksa Dana Saham
Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Sharpe reksa dana
saham yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat
pada Tabel 4.3.

43
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3
Nilai Rasio Sharpe untuk Reksa Dana Saham Tahun 2013-2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Reksa Dana Saham
BNI Reksa Dana
Berkembang
BNP Paribas Inspira
BNP Paribas Star
Batavia Dana
Saham Optimal
Batavia Dana
Saham
Dana Ekuitas Prima
Danareksa Mawar
First State
Indoequity Sectoral
Fund
Mandiri Investa
Equitas Danamis
Manulife Dana
Saham
Maybank GMT
Dana Ekuitas
Panin Dana
Maksima
Schoroder Indo
Equity Fund
Simas Danamas
Saham
Syailendra Equity
Oppurtunity Fund
Tram Consumption
Plus
TRIM Capital
IHSG

Sharpe
2013

Rank

Sharpe
2014

Rank

Sharpe
Average

Rank

-1,0907

8

-0,0013

1

-0,5460

7

-1,1671
-1,2235

10
11

-0,0013
-0,0049

2
8

-0,5842
-0,6142

10
11

-0,9484

4

-0,0068

10

-0,4776

4

-1,0315

6

-0,0062

9

-0,5188

6

-1,0062
-1,4919

4
17

-0,0070
-0,0425

11
17

-0,5066
-0,7672

4
17

-1,2628

12

-0,0046

7

-0,6337

12

-0,8901

3

-0,0119

15

-0,4510

3

-1,2839

15

-0,0042

6

-0,6441

15

-1,1100

9

-0,0092

12

-0,5596

9

-0,7630

1

-0,0096

13

-0,3863

1

-1,0156

5

-0,0031

4

-0,5093

5

-0,8415

2

-0,0021

3

-0,4218

2

-1,0832

7

-0,0132

16

-0,5482

8

-1,2930

16

-0,0039

5

-0,6485

16

-1,2778
-1,2000

13

-0,0029
-3,1111

4

-0,6404
-2,1556

13

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat 10 (sepuluh) indeks Sharpe
reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun
2013, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) indeks Sharpe reksa
dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG dan jika dihitung
rata-rata selama 2 (dua) tahun maka terdapat 10 (sepuluh) indeks Sharpe reksa

44
Universitas Sumatera Utara

dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun 2013.
Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) indeks Sharpe reksa dana
saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG.
Hal ini berarti reksa dana yang memiliki kinerja di atas indeks IHSG
adalah reksa dana yang menghasilkan risk premium (besar pendapatan dikurangi
pendapatan risiko) diatas risk premium pasar. Maka jika berinvestasi di reksa dana
saham tersebut, maka akan diperoleh pendapatan untuk setiap unit risiko total
yang diambil lebih tinggi dari pendapatan jika berinvestasi pada saham secara
langsung untuk setiap unit risiko total. Dari keseluruhan reksa dana yang memiliki
indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata 2
(tahun), seluruhnya bernilai negatif. Artinya jika berinvestasi pada reksa dana
tersebut akan mengalami kerugian, akan tetapi kerugian tersebut lebih rendah dari
pada berinvestasi di saham.
Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2013
adalah Panin Dana Maksima dengan indeks Sharpe sebesar -0,7630. Hal tersebut
berarti Panin Dana Maksima mampu menghasilkan risk premium sebesar -0,7630
untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan
bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan
menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan
yang diperoleh adalah sebesar -0,7630. Sedangkan jika investasi di saham, risk
premium yang diperoleh sebesar -1,200. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan
mengalami kerugian sebesar -1,200 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang

45
Universitas Sumatera Utara

memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danareksa Mawar sebesar 1,4919
Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2014
adalah BNI Reksa Dana Berkembang dengan indeks Sharpe sebesar -0,0013. Hal
tersebut berarti Panin Dana Maksima mampu menghasilkan risk premium sebesar
-0,0013 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut

dikurangi dengan

pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh
dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung
pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,0013. Sedangkan jika investasi di
saham, risk premium yang diperoleh sebesar -3,1111. Jadi, jika berinvestasi pada
saham akan mengalami kerugian sebesar -3,1111 setiap unit risikonya. Dan reksa
dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danareksa Mawar
sebesar -0,0425.
Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal selama 2 (dua)
tahun adalah BNI Reksa Dana Berkembang dengan indeks Sharpe sebesar 0,3863. Hal tersebut berarti Panin Dana Maksima mampu menghasilkan risk
premium sebesar -0,3863 untuk setiap riskiko totalnya. Artinya, untuk setiap unit
risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,3863.
Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -3,1111.
Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -3,1111
setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling
rendah adalah Danareksa Mawar sebesar -0,7672.

46
Universitas Sumatera Utara

4.1.2.2 Analisis Sharpe Reksa Dana Campuran
Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Sharpe reksa dana
saham yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Nilai Rasio Sharpe untuk Reksa Dana Campuran Tahun 2013-2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Reksa Dana
Campuran
Batavia Prima
Campuran
Batavia Prima
Ekspektasi
Bahana Quant
Strategy
BNP Paribas Equitra
BNI AM Dana
Terencana
BNP Paribas Dana
Invest
Danamas Pasti
Mandiri Investa
Aktif
Manulife Dana
Campuran
Manulife Dana
Stabil Berimbang
Maybank GMT
Dana Fleksi
Maybank GMT
Dana Unggulan
Panin Dana
Bersama
Reksa Dana
Anggrek Fleksibel
Schoreder Dana
Terpadu II
Simas Satu Prima
Syailendra Balanced
Oppurtunity
TRIM Kombinasi 2
IHSG

Sharpe
2013

Rank

Sharpe
2014

Rank

Sharpe
Average

Rank

-0,7388

2

-2,1311

3

-1,4350

2

-0,6985

1

-1,9574

2

-1,3279

1

-0,8402

4

-2,6229

7

-1,7316

4

-1,1987

7

-2,5826

4

-1,8906

6

-1,4370

12

-5,5744

17

-3,5057

16

-1,4402

13

-4,7565

14

-3,0984

15

-5,2406

18

-7,5902

18

-6,4154

18

-0,7425

3

-5,1203

15

-2,9314

14

-1,6233

15

-2,5956

6

-2,1095

8

-1,6944

16

-3,5907

12

-2,6425

13

-1,4739

14

-3,1181

10

-2,2960

11

-3,4618

17

-5,3551

16

-4,4085

17

-0,8748

5

-2,7345

8

-1,8046

5

-1,4305

9

-3,8533

13

-2,6419

12

-1,4337

11

-3,0574

9

-2,2455

10

-1,1541

6

-3,3265

11

-2,2403

9

-1,3313

8

-2,5948

5

-1,9630

7

-1,4320
-1,2000

10

-1,9134
-3,1111

1

-1,6727
-2,1556

3

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

47
Universitas Sumatera Utara

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 7 (ujuh) indeks Sharpe reksa
dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun
2013, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 9 (sembilan) indeks Sharpe reksa
dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG dan jika
dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun maka terdapat 8 (delapan) indeks Sharpe
reksa dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada
tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) indeks Sharpe
reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG. Secara
keseluruhan kinerja reksa dana saham lebih unggul dibandingkan kinerja reksa
dana campuran karena mampu memiliki kinerja di atas IHSG.
Hal ini berarti reksa dana yang memiliki kinerja di atas indeks IHSG
adalah reksa dana yang menghasilkan risk premium (besar pendapatan dikurangi
pendapatan risiko) diatas risk premium pasar. Maka jika berinvestasi di reksa dana
saham tersebut, maka akan diperoleh pendapatan untuk setiap unit risiko total
yang diambil lebih tinggi dari pendapatan jika berinvestasi pada saham secara
langsung untuk setiap unit risiko total. Dari keseluruhan reksa dana yang memiliki
indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata 2
(tahun), seluruhnya bernilai negatif. Artinya jika berinvestasi pada reksa dana
tersebut akan mengalami kerugian, akan tetapi kerugian tersebut lebih rendah dari
pada berinvestasi di saham.
Reksa dana campuran yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun
2013 adalah Batavia Prima Ekspektasi dengan indeks Sharpe sebesar -0,6985. Hal
tersebut berarti Batavia Prima Ekspektasi mampu menghasilkan risk premium

48
Universitas Sumatera Utara

sebesar -0,6985 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut

dikurangi

dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang
diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang
ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,6985. Sedangkan jika
investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -1,200. Jadi, jika
berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -1,200 setiap unit
risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah
adalah Danamas Pasti sebesar -5,2406.
Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2014
adalah TRIM Kombinasi 2 dengan indeks Sharpe sebesar -1,9134. Hal tersebut
berarti TRIM Kombinasi 2 mampu menghasilkan risk premium sebesar -1,9134
untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan
bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan
menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan
yang diperoleh adalah sebesar -1,9134. Sedangkan jika investasi di saham, risk
premium yang diperoleh sebesar -3,1111. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan
mengalami kerugian sebesar -3,1111 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang
memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danamas Pasti sebesar 7,5902.
Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal selama 2 (dua)
tahun adalah Batavia Prima Ekspektasi dengan indeks Sharpe sebesar -1,3279.
Hal tersebut berarti Batavia Prima Ekspektasi mampu menghasilkan risk premium
sebesar -1,3279 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut

dikurangi

49
Universitas Sumatera Utara

dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang
diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang
ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -1,3279. Sedangkan jika
investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -2,1556. Jadi, jika
berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -2,1556setiap unit
risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah
adalah Danamas Pasti sebesar -6,4154.

4.1.3 Analisis Rasio Treynor
Pengukuran Treynor dalam rumusnya melibatkan beta yang merupakan
parameter yang mennjukan volatilitas relatif dari return reksa dana terhadap return
pasar. Jika return sekuriritas bergerak lebih cepat daripada return pasar, maka
return sekuritas dikatakan memiliki volatilitas (fluktuasi) yang lebih besar dari
pada pasar. Portofolio yang mempunyai beta tinggi dikatakan memiliki risiko
sitematis tinggi, begitu juga sebaliknya. Dari pengukuran Treynor dapat dilihat
semakin tinggi angka indeksnya maka reksa dana tersebut semakin baik
kinerjanya.

50
Universitas Sumatera Utara

4.1.3.1 Analisis Treynor Reksa Dana Saham
Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Treynor reksa dana
saham yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat
pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Nilai Rasio Treynor untuk Reksa Dana Saham Tahun 2013-2014
No

Reksa Dana Saham

1

BNI Reksa Dana
Berkembang
BNP Paribas Inspira
BNP Paribas Star
Batavia Dana
Saham Optimal
Batavia Dana
Saham
Dana Ekuitas Prima
Danareksa Mawar
First State
Indoequity Sectoral
Fund
Mandiri Investa
Equitas Danamis
Manulife Dana
Saham
Maybank GMT
Dana Ekuitas
Panin Dana
Maksima
Schoroder Indo
Equity Fund
Simas Danamas
Saham
Syailendra Equity
Oppurtunity Fund
Tram Consumption
Plus
TRIM Capital
IHSG

2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12
13
14
15
16
17

Treynor
2013

Rank

Traynor
2014

Rank

Traynor
Average

Rank

-0,0575

9

-0,0518

16

-0,0547

12

-0,0587
-0,0625

11
12

-0,0460
-0,0501

12
15

-0,0523
-0,0563

11
16

-0,0487

4

-0,0342

1

-0,0414

3

-0,0543

7

-0,0399

6

-0,0471

4

-0,0522
-0,3617

5
17

-0,0368
-0,0521

4
17

-0,0445
-0,2069

6
5

-0,0640

13

-0,0478

14

-0,0559

17

-0,0412

2

-0,0361

3

-0,0386

14

-0,0658

14

-0,0453

11

-0,0555

2

-0,0585

10

-0,0417

8

-0,0501

13

-0,0394

1

-0,0369

5

-0,0381

9

-0,0533

6

-0,0451

10

-0,0492

1

-0,0454

3

-0,0428

9

-0,0441

8

-0,0569

8

-0,0410

7

-0,0490

7

-0,0664

16

-0,0343

2

-0,0503

10

-0,0659
-0,0600

15

-0,0461
-0,0560

13

-0,0560
-0,0580

15

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

51
Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 2013 tampak terdapat 11 (sebelas) reksa dana yang mampu
mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2013 yang memiliki indeks sebesar 0,0600, dan pada tahun 2014 seluruh reksa dana saham yang berjumlah 17 (tujuh
belas) unit mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2014 yang memiliki
indeks sebesar -0,560. Sedangkan untuk rata-rata indeks Treynor reksa dana
saham selama 2 (dua) tahun, terdapat 17 (tujuh belas) reksa dana saham yang
mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2014 yang memiliki indeks
sebesar -0,580. Terdapat 11 (sebelas) indeks Treynor reksa dana saham pada
tahun 2013 yang memiliki kinerja lebih baik dari indeks Treynor IHSG, 17 (tujuh
belas) indeks Treynor reksa dana saham tahun 2014 dan 17 (tujuh belas) indeks
Treynor reksa dana saham selama 2 (dua) tahun tidak terdapat satupun yang
bernilai positif. Hal ini berarti jika berinvestasi pada reksa dana saham akan
mengalami kerugian, dan untuk reksa dana campuran yang mampu mengungguli
kinerja indeks Treynor IHSG akan mengalami kerugian pula, namun kerugianya
lebih kecil dibandingkan berinvestasi di saham.
Pada tahun 2013 tampak yang memiliki kinerja paling baik adalah reksa
dana Panin Dana Maksima dengan nilai indeks -0,0394, menunjukkan bahwa dari
1% risiko sistematis yang ditanggung Panin Dana Maksima, investor memperoleh
excess return (atas risk free) sebesar -0,0394%. Kinerja yang terendah adalah
Danareksa Mawar dengan indeks sebesar -0,3617 menunjukkan bahwa dari 1%
risiko sistematis yang ditanggung Danareksa Mawar, investor memperoleh excess
return (atas risk free) sebesar -0,3617%. Hal ini disebabkan oleh beta reksa dana
tersebut yang juga tinggi. Ini menandakan Danareksa Mawar memiki risiko

52
Universitas Sumatera Utara

sistematis terhadap return lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya.
Sedangkan pada pada tahun 2014, Batavia Dana Saham Optimal memilki kinerja
yang paling baik dengan indeks sebesar -0,0342, menunjukkan bahwa dari 1%
risiko sistematis yang ditanggung Batavia Dana Saham Optimal, investor
memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,0342%. Kinerja yang
terendah adalah Danareksa Mawar dengan indeks sebesar -0,0521, menunjukkan
bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Danareksa Mawar, investor
memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,0521. Selama dua tahun
berturut-turut reksa dana Danareksa Mawar menjadi reksa dana dengan kinerja
terendah jika diukur menggunakan indeks Treynor. Dan untuk rata-rata selama 2
(dua) tahun, yang memiliki kinerja terbaik adalah Panin Dana Maksima dengan
indeks Treynor sebesar -0,0381, sedangkan untuk peringkat dua dan tiga diduduki
oleh Mandiri Investa Ekuitas dan Batavia Dana Saham Optimal. Dana Reksa
Mawar tetap menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja paling rendah
dibanding reksa dana lainnya dengan indeks Treynor sebesar -0,2069.

53
Universitas Sumatera Utara

4.1.3.1 Analisis Treynor Reksa Dana Campuran
Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Treynor reksa dana
campuran yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Nilai Rasio Treynor untuk Reksa Dana Campuran Tahun 2013-2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Reksa Dana
Campuran
Batavia Prima
Campuran
Batavia Prima
Ekspektasi
Bahana Quant
Strategy
BNI AM Dana
Terencana
BNP Paribas Equitra
BNP Paribas Dana
Invest
Danamas Pasti
Mandiri Investa
Aktif
Manulife Dana
Campuran
Manulife Dana
Stabil Berimbang
Maybank GMT
Dana Fleksi
Maybank GMT
Dana Unggulan
Panin Dana
Bersama
Reksa Dana
Anggrek Fleksibel
Schoreder Dana
Terpadu II
Simas Satu Prima
Syailendra Balanced
Oppurtunity
TRIM Kombinasi 2
IHSG

Treynor
2013

Rank

Traynor
2014

Rank

Traynor
Average

Rank

-0,0448

3

-0,0101

3

-0,0274

3

-0,0382

1

-0,1154

16

-0,0768

13

-0,0483

4

-0,0535

6

-0,0509

4

-0,0767

12

-0,1231

17

-0,0999

15

-0,0666

6

-0,0489

4

-0,0577

5

-0,0735

8

-0,1000

13

-0,0867

14

-0,4147

18

0,4042

2

-0,0053

2

-0,0987

15

-1,9201

18

-1,0094

18

-0,0852

14

1,7698

1

0,8423

1

-0,1036

16

-0,1048

14

-0,1042

16

-0,0820

13

-0,0577

7

-0,0698

10

-0,2462

17

-0,1075

15

-0,1769

17

-0,0445

2

-0,0906

12

-0,0676

9

-0,0735

9

-0,0736

10

-0,0736

11

-0,0755

11

-0,0765

11

-0,0760

12

-0,0650

5

-0,0685

9

-0,0667

8

-0,0715

7

-0,0606

8

-0,0661

7

-0,0750
-0,0600

10

-0,0505
-0,0560

5

-0,0628
-0,0580

6

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
54
Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 2013 hanya terdapat 4 (empat) reksa dana campuran yang
indeks Treynorya mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2013 yang
memiliki indeks sebesar -0,0600, dimana jumlah ini lebih kecil dibandingkan
jumlah reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Treynor IHSG
sebanyak 11 (sebelas) reksa dana saham. Dan pada tahun 2014 terlihat hanya 6
(enam) reksa dana campuran yang indeks Treynor nya mampu mengungguli
indeks Treynor IHSG, jumlah ini lebih kecil dibandingkan reksa dana saham yang
berjumlah 17 (tujuh belas) unit mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun
2014 yang memiliki indeks sebesar -0,560. Sedangkan untuk rata-rata indeks
Treynor reksa dana saham selama 2 (dua) tahun yang berjumlah 17 (tujuh belas)
hanya terdapat 5 reksa dana campuran mampu mengungguli rata-rata indeks
Treynor IHSG yang memiliki indeks sebesar -0,580. Dari 18 (delapan belas)
indeks Treynor reksa dana campuran pada tahun 2013, 17 (tujuh belas) indeks
Treynor reksa dana campuran tahun 2014 dan 17 (tujuh belas) indeks Treynor
reksa dana campuran selama 2 (dua) tahun, tidak terdapat yang bernilai positif
atau dengan kata lain keseluruhan indeks Treynor reksa dana campuran bernilai
negatif. Hal ini berarti jika berinvestasi pada reksa dana saham akan mengalami
kerugian, dan untuk reksa dana campuran yang mampu mengungguli kinerja
indeks Treynor IHSG akan mengalami kerugian pula, namun kerugianya lebih
kecil dibandingkan berinvestasi di saham.
Pada tahun 2013 tampak yang memiliki kinerja paling baik adalah reksa
dana Batavia Prima Ekspektasi dengan nilai indeks -0,1154, menunjukkan bahwa
dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Batavia Prima Ekspektasi, investor

55
Universitas Sumatera Utara

memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,1154%. Kinerja yang
terendah adalah Danamas Pasti dengan indeks sebesar -0,3617, menunjukkan
bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Danamas Pasti, investor
memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,3617%. Hal ini disebabkan
oleh beta reksa dana tersebut yang juga tinggi. Ini menandakan Danamas Pasti
memiki risiko sistematis terhadap return lebih rendah dibandingkan dengan yang
lainnya.
Sedangkan pada pada tahun 2014, Manulife Dana Campuran memilki
kinerja yang paling baik dengan indeks sebesar 1.7699, menunjukkan bahwa dari
1% risiko sistematis yang ditanggung Batavia Manulife Dana Campuran, investor
memperoleh excess return (atas risk free) sebesar 1,7698%. Kinerja yang terendah
adalah Mandiri Investa Aktif dengan indeks sebesar -1,0094. Dan untuk rata-rata
selama 2 (dua) tahun, yang memiliki kinerja terbaik adalah Manulife Dana
Campuran dengan indeks Treynor sebesar -0,0381, sedangkan untuk peringkat
dua dan tiga diduduki oleh Danamas Pasti dan Batavia Prima Campuranl. Mandiri
Investa Aktif menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja paling rendah
dibanding reksa dana lainnya dengan indeks Treynor sebesar -0,2069.

56
Universitas Sumatera Utara

4.5.3.1 Analisis Jensen Reksa Dana Saham
Perbandingan dan pemeringkatan reksa dana saham terhadap pasar
berdasarkan indeks Jensen pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata selama 2 tahun
yang berikut ini ditampilkan pada Tabel 4.7
Tabel 4.7
Nilai Rasio Jensen untuk Reksa Dana Saham Tahun 2013-2014
No

Reksa Dana Saham

1

BNI Reksa Dana
Berkembang
BNP Paribas Inspira
BNP Paribas Star
Batavia Dana
Saham Optimal
Batavia Dana
Saham
Dana Ekuitas Prima
Danareksa Mawar
First State
Indoequity Sectoral
Fund
Mandiri Investa
Equitas Danamis
Manulife Dana
Saham
Maybank GMT
Dana Ekuitas
Panin Dana
Maksima
Schoroder Indo
Equity Fund
Simas Danamas
Saham
Syailendra Equity
Oppurtunity Fund
Tram Consumption
Plus
TRIM Capital
IHSG

2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12
13
14
15
16
17

Jensen
2013

Rank

Jensen
2014

Rank

Jensen
Average

Rank

0,0032

9

0,0042

17

0,0037

12

0,0014
-0,0026

11
12

0,0110
0,0064

12
15

0,0062
0,0019

11
15

0,0127

4

0,0327

1

0,0227

3

0,0058

7

0,0209

7

0,0134

6

0,0098
-0,0697

5
17

0,0263
0,0049

5
16

0,0181
-0,0324

4
17

-0,0040

13

0,0093

14

0,0027

14

0,0322

1

0,0271

4

0,0296

1

-0,0056

14

0,0125

10

0,0035

13

0,0016

10

0,0194

8

0,0105

9

0,0311

2

0,0274

3

0,0293

2

0,0073

6

0,0122

11

0,0098

10

0,0198

3

0,0153

9

0,0176

5

0,0037

8

0,0216

6

0,0127

7

-0,0066

16

0,0293

2

0,0113

8

-0,0062

15

0,0101

13

0,0019

16

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

57
Universitas Sumatera Utara

Indeks Jensen menunjukkan sebaerapa besar return reksa dana di tas atau
di bawah ekspektasi berdasarkan risiko sistemais yang dimilikinya. Nilai Jensen
positif artinya return reksa dana di atas ekspektasi dan jika negatif berarti return
reksa dana dibawah ekpektasi. Pada tahun 2013, terdapat 11 (sebelas) reksa dana
saham, tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) reksa dana saham dan rata-rata
selama 2 (dua) tahun terdapt 16 yang memperoleh nilai positif. Artinya reksa
dana saham tersebut mampu memberikan return di atas ekspektasi investor.
Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun2013 bedasarkan indeks Jensen
dimiliki oleh Mandiri Investa Equitas Dinamis sebesar 0,0322. Artinya, jika
investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan
memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana
saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen
ialah Danareksa Mawar sebesar -0,067. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa
dana Danareksa Mawar akan memperoleh return di bawah ekspektasi investor
tersebut.
Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun2014 bedasarkan indeks
Jensen dimiliki oleh Batavia Dana Saham Optimal sebesar 0,0327. Artinya, jika
investor berinvestasi di Batavia Dana Saham Optimal akan memperoleh return di
atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang
memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah BNI Reksa
Dana Berkembang dengan nilai indeks Jensen sebesar 0,0042. Artinya, jika
investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan
memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut sebesar.

58
Universitas Sumatera Utara

Kinerja reksa dana saham terbaik selama 2 (dua) tahun bedasarkan indeks
Jensen dimiliki oleh Mandiri Investa Equitas Dinamis sebesar 2,96%. Artinya,
jika investor berinvestasi di Batavia Dana Saham Optimal akan memperoleh
return di atas ekspektasi investor tersebut. Dimana pada tahun 2013 Mandiri
investa Equitas Dinamis juga menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja
terbak. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang
diukur dengan indeks Jensen ialah BNI Reksa Dana Berkembang dengan nilai
indeks Jensen sebesar 0,42%. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana
Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di atas ekspektasi
investor tersebut sebesar 0,42%.
4.5.3.1 Analisis Jensen Reksa Dana Campuran
Perbandingan dan pemeringkatan reksa dana campuran terhadap pasar
berdasarkan indeks Jensen pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata selama 2 tahun
yang berikut ini ditampilkan pada Tabel 4.8
Tabel 4.8
Nilai Rasio Jensen untuk Reksa Dana Campuran Tahun 2013-2014
No
1
2
3
4
5
6
7

Reksa Dana
Campuran
Batavia Prima
Campuran
Batavia Prima
Ekspektasi
Bahana Quant
Strategy
BNI AM Dana
Terencana
BNP Paribas Equitra
BNP Paribas Dana
Invest
Danamas Pasti

Jensen
2013

Rank

Jensen
2014

Rank

Jensen
Average

Rank

0,0156

4

0,1758

1

0,0957

1

0,0227

1

-0,0262

12

-0,0017

5

0,0164

3

0,0025

4

0,0095

2

-0,0064

6

0,0075

2

0,0006

3

-0,0134

12

-0,0334

15

-0,0234

13

-0,0117

8

-0,0251

11

-0,0184

12

-0,0493

18

-0,0778

16

-0,0635

18

59
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.8
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Mandiri Investa
Aktif
Manulife Dana
Campuran
Manulife Dana
Stabil Berimbang
Maybank GMT
Dana Fleksi
Maybank GMT
Dana Unggulan
Panin Dana
Bersama
Reksa Dana
Anggrek Fleksibel
Schoreder Dana
Terpadu II
Simas Satu Prima
Syailendra Balanced
Oppurtunity
TRIM Kombinasi 2

-0,0280

15

-0,0895

18

-0,0587

17

-0,0202

14

-0,0803

17

-0,0503

16

-0,0285

16

-0,0268

13

-0,0276

14

-0,0162

13

-0,0017

5

-0,0090

9

-0,0445

17

-0,0282

14

-0,0364

15

0,0209

2

-0,0219

10

-0,0005

4

-0,0121

9

-0,0138

8

-0,0130

10

-0,0130

10

-0,0148

9

-0,0139

11

-0,0041

5

-0,0103

7

-0,0072

7

-0,0103

7

-0,0046

6

-0,0074

8

-0,0132

11

0,0052

3

-0,0040

6

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Indeks Jensen menunjukkan sebaerapa besar return reksa dana di atas atau
di bawah ekspektasi berdasarkan risiko sistemais yang dimilikinya. Nilai Jensen
positif artinya return reksa dana di atas ekspektasi dan jika negatif berarti return
reksa dana dibawah ekpektasi. Pada tahun 2013, terdapat 4 (empat) reksa dana
campuran, tahun 2014 terdapat 4 (empat) reksa dana campuran dan rata-rata
selama 2 (dua) tahun terdapat 3 (tiga) yang memperoleh nilai positif. Artinya
reksa dana saham tersebut mampu memberikan return di atas ekspektasi investor.
Dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham, maka kinerja reksa dana
campuran memiliki kinerja yang lebih rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah
reksa dana yang mampu memberikan indeks Jensen positif.
Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun2013 bedasarkan indeks
Jensen dimiliki oleh Batavia Prima Ekspektasi sebesar 0,0227. Artinya, jika

60
Universitas Sumatera Utara

investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan
memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana
saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen
ialah Danareksa Mawar sebesar -0,0049. Artinya, jika investor berinvestasi di
reksa dana Danareksa Mawar akan memperoleh return di bawah ekspektasi
investor tersebut.
Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun 2014 bedasarkan indeks
Jensen dimiliki oleh Batavia Prima Campuran sebesar 0,1785. Artinya, jika
investor berinvestasi di Batavia Dana Saham Optimal akan memperoleh return di
atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang
memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah Mandiri
Investa Aktif dengan nilai indeks Jensen sebesar -0,0895. Artinya, jika investor
berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh
return di bawah ekspektasi investor tersebut sebesar.
Kinerja reksa dana saham terbaik selama 2 (dua) tahun

berdasarkan

indeks Jensen dimiliki oleh Batavia Prima Campuran sebesar 0,0957. Artinya,
jika investor berinvestasi di Batavia Prima Campuran akan memperoleh return di
atas ekspektasi investor tersebut. Dimana pada tahun 2014 Batavia Prima
Campuran juga menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja terbaik.
Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur
dengan indeks Jensen ialah Danamas Pasti dengan nilai indeks Jensen sebesar 0,0635. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa Danamas Pasti akan
memperoleh return di bawah ekspektasi investor tersebut sebesar.
61
Universitas Sumatera Utara

4.2 Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis 1
Hasil uji beda rata-rata statistik dengan menggunakan Paired t-test untuk
membandingkan indeks Sharpe reksa dana saham terhadap indeks Sharpe reksa
dana campuran pada tabel 4.9 dengan menggunakan alat analisis SPSS yang
menghasilkan output sebagai berikut:

62
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9
Paired Sample Test
Indeks Sharpe

Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean
Pair 1

SharpeSaham –

2,0723706

Std. Deviation
1,2308526

Std. Error Mean
,2985256

Lower

Upper

t

1,4395246

2,7052166

6,942

df

Sig. (2-tailed)
16

,000

SharpeCampuran

63
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Sharpe reksa
dana saham dengan rata-rata indeks Sharpe reksa dana campuran. Penelitian ini
dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan
dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam
pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak.
Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura
dengan menggunakan metode Sharpe.

2. Hipotesis 2
Hasil uji beda rata-rata statistik dengan menggunakan Paired t-test untuk
membandingkan indeks Treynor reksa dana saham terhadap indeks Treynor reksa
dana campuran pada tabel 4.9 dengan menggunakan alat analisis SPSS yang
menghasilkan output sebagai berikut:

64
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.10
Paired Sample Test
Indeks Treynor
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean
Pair 1

TreynorSaham –

,0166294

Std. Deviation
,3309185

Std. Error Mean
,0802595

Lower
-,1535132

Upper
,1867720

t

df
,207

Sig. (2-tailed)
16

,838

TreynorCampuran

65
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.10 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Treynor reksa
dana saham dengan rata-rata indeks Treynor reksa dana campuran. Penelitian ini
dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan
dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam
pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,838) > α (0,05) maka H0 diterima.
Artinya, tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana
campura dengan menggunakan metode Treynor.

3. Hipotesis 3
Hasil uji beda rata-rata statistik dengan menggunakan Paired t-test untuk
membandingkan indeks Jensen reksa dana saham terhadap indeks Jensen reksa
dana campuran pada tabel 4.9 dengan menggunakan alat analisis SPSS yang
menghasilkan output sebagai berikut:

66
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11
Paired Sample Test
Indeks Jensen
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean
Pair 1

JensenSaham –

,0228059

Std. Deviation
,0373560

Std. Error Mean
,0090602

Lower
,0035992

Upper
,0420126

t
2,517

df

Sig. (2-tailed)
16

,023

JensenCampuran

67
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Jensen reksa
dana saham dengan rata-rata indeks Jensen reksa dana campuran. Penelitian ini
dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan
dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam
pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,023) < α (0,05) maka H0 ditolak.
Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura
dengan menggunakan metode Jensen.

4.3 Pembahasan
4.3.1

Terdapat Perbedaan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Reksa Dana
Campuran dengan Menggunakan Metode Sharpe

Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 (dua) tahun, dapat dilihat bahwa
terdapat 10 (sepuluh) reksa dana saham yang memiliki kinerja indeks Sharpe
lebih tinggi dibandingkan IHSG jika dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun.
Reksa dana saham yang memiliki indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG adalah
Panin Dana Maksima, Simas Danamas Saham, Mandiri Investa Equitas Dinamis,
Batavia Dana Saham Optimal, Schoreder Indo Equity Fund, Bata