Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini

tidak terlepas dari manfaat yang dirasakan masyarakat dari penggunaan pestisida
tersebut. Bahkan, pestisida telah menjadi sarana sangat penting didalam
meningkatkan produksi pertanian. Hal ini mengakibatkan pestisida menjadi sarana
pengendalian hama dan penyakit tanaman yang memegang peranan penting dan
dibutuhkan oleh para petani.
Aplikasi pestisida pada padi dapat meninggalkan residu pestisida

di

lingkungan dan di dalam beras. Pemerintah saat ini mendorong petani untuk
menggunakan pestisida kimia untuk menggenjot produksi dengan meminimalkan
kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit pada tanaman padi. Produksi
beras yang meningkat harus dibayar mahal dengan munculnya berbagai dampak
negatif dari penggunaan pestisida kimia yang tidak terkendali seperti terjadinya

pencemaran lingkungan, lahan pertanian semakin mandul, hama-hama menjadi
resisten, residu pestisida terdapat ditanah,air, tanaman dan komoditi yang dipanen
dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia (Wudianto, 1999).
Masalah kesehatan yang dihadapi di bidang pertanian tidak terlepas dari
penggunaan teknologi yang digunakan untuk mengolah lahan pertaniaan. Dalam
perspektif kesehatan, penerapan teknologi adalah suatu resiko kesehatan. Ketika
terjadi perubahan atau pemilihan sebuah teknologi, secara implisit akan terjadi
perubahan faktor resiko kesehatan. Teknologi mencangkul digantikan dengan
traktor, pemberantasan hama dengan predator digantikan dengan penggunaan

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

pestisida, hal tersebut akan mengubah faktor resiko kesehatan yang dihadapi
(Achmadi, 2008).
Residu pestisida pada tanaman dapat berasal dari hasil penyemprotan pada
tanaman. Residu insektisida terdapat pada semua tubuh tanaman seperti batang,
daun, buah, dan juga akar. Khusus pada buah, residu ini terdapat pada permukaan
maupun daging dari buah tersebut. Walaupun sudah dicuci atau dimasak residu
pestisida ini masih terdapat pada bahan makanan (Kusno, 1993).

Keracunan pestisida organofosfat dapat terjadi oleh adanya residu
pestisida dalam beras walapun residu pestisida yang terdapat dalam beras dalam
jumlah kecil namun apabila terus-menerus dikonsumsi maka pestisida akan
berakumulasi di dalam tubuh manusia dan memberikan dampak bagi kesehatan.
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Indonesia
tahun 2008, tentang batas maksimum residu pestisida pada tanaman, residu
pestisida untuk klorpirifos masih diperbolehkan ada di dalam tanaman dalam
konsentrasi yang telah ditentukan, khusus untuk beras batas konsentrasi residu
yang diperbolehkan yaitu 0,5 mg/kg dan di dalam Keputusan Bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Pertanian menetapkan kadar residu pestisida yang
diperbolehkan untuk golongan organofosfat klorpirifos sebesar 0,1 mg/kg dan
diklorfos sebesar 2 mg/kg.
Penemuan Greenpeace pada tahun 1991, menunjukkan bahwa hampir
separuh (45 %) dari keseluruhan produksi buah dan sayuran di Selandia Baru pada
periode 1990-1991 telah terkontaminasi pestisida. Sebuah survei penelitian yang
dilakukan Badan Pangan dan Obat-Obatan di Amerika Serikat bahwa dieldrin

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara


ditemukan pada hampir seluruh (96 %) sampel daging, ikan dan ternak unggas
dan mayoritas (85 %) dari sampel produk olahan sapi (Lucy, 1995).
Berdasarkan hasil penelitian Soemirat (2003), residu insektisida golongan
organofosfat di temukan pada berbagai jenis sayur seperti pada bawang merah
dengan konsentrasi 1,167-0,565 mg/kg, kentang 0,125-4,333 mg/kg, cabe dan
wortel mengandung profenos 0,11 mg/kg, detakmetrin 7,73 mg/kg, klorpirifos
2,18 mg/kg, tulubenzuron 2,89 mg/kg, dan permetrin 1,80 mg/kg.
Dalam penelitian Harahap (2009), yang dilakukan di Kecamatan Portibi
Kabupaten Padang Lawas Utara untuk mengetahui kadar residu pestisida
golongan organofofat pada padi dan diperoleh hasil untuk padi jenis Ciherang
mengandung fenitrotion 0,065 mg/kg, jenis IR 64 mengandung diazinon 0,045
mg/kg. Hasil analisis residu tersebut apabila dibandingkan dengan SNI No. 7313
:2008 yang sebesar 0,5 mg/kg maka kadar residu di dalam kedua beras masih
dibawah standar yang ditetapkan atau masih memenuhi syarat.
Keracunan organofosfat dapat terjadi melalui saluran pernapasan, kulit dan
saluran pencernaan. Di dalam tubuh, organofosfat berikatan dengan enzim
Asetilkolinesterase (AChE) yaitu suatu enzim yang berfungsi sebagai katalisator
dalam pemecahan asetilkolin (ACh ) menjadi asetat dan kolin mengakibatkan
penumpukan asetilkolin pada ujung syaraf, penumpukan asetilkolin ini
menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf dan kejang bagi penderita (Munaf,

1997). Toksisitas kronik dari organofosfat dapat menyebabkan neurodegenerasi
sel. Hal ini disebabkan karena proses kematian sel dan apoptosis yang dipicu oleh
adanya penumpukan radikal bebas (ROS; reactive oxygen species). Adanya

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

radikal bebas tersebut memicu deplesi ATP, menginduksi pengeluaran enzim
proteolitik, menyebabkan fragmentasi DNA, yang akhirnya mengakibatkan
terjadinya kematian sel. Kerusakan pada sel saraf pusat juga dapat disebabkan
oleh OPIDN (organophosphorus ester-induced delayed neurotoxicity) yaitu
neurodegenerasi dengan lesi aksonopati distal pada sistem saraf pusat dan perifer
(Heide EAD, 2012 dikutip oleh Fiananda A.I . 2014)
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, melalui dinas pertaniannya telah
berupaya melakukan sosialisasi di dalam hal penggunaan pestisida seperti,
penyuluhan pertanian untuk meningkatkan pengetahuan petani, pelatihan cara
penyemprotan pestisida, dan menyediakan alat pelindung diri seperti masker
untuk mengurangi keterpaparan petani terhadap pestisida. Hal tersebut belum
dapat di terapkan oleh petani sewaktu menggunakan pestisida.
Kabupaten Deli Serdang merupakan sentra produksi beras di Provinsi

Sumatera Utara, dengan produksi padi yang terus meningkat setiap tahun. Pada
tahun 2010, Kabupaten Deli Serdang memiliki produksi beras sebesar 441.895 ton
dengan luas tanam 86,495 Ha. Oleh sebab itu, Kabupaten Deli Serdang akan
berimplikasi terhadap pemenuhan kebutuhan beras di Sumatera Utara.
Kecamatan Beringin merupakan kecamatan yang memiliki tingkat
produktivitas padi sawah tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang
ada di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Beringin
karena Kecamatan Beringin berpotensi sebagai sentra produksi padi di Kabupaten
Deli Serdang, melihat produktivitas padi sawah mulai tahun 2005 sampai tahun
2011 di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Beringin selalu menjadi tiga

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

tertinggi dan data terakhir Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, Kecamatan
Beringin menjadi kecamatan yang memiliki produktivitas tertinggi dengan
produktivitas padi sawah sebanyak 5,502 ton/Ha. Kelurahan Sidoarjo Dua
Ramunia merupakan salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Beringin.
Menurut data Badan Pusat Statistika tahun 2011, Kelurahan Sidoarjo Dua
Ramunia memiliki jumlah produktivitas tertinggi selama dua tahun terakhir

dengan jumlah produktivitas 5,660 ton/Ha.
Informasi dari beberapa petani, aplikasi pestisida oleh petani di Kelurahan
Sidoarjo Dua Ramunia hampir sama tetapi bahan aktif insektisida

yang

digunakan berbeda-beda. Bahan aktif insektisida yang digunakan petani ialah
karbamat, organofosfat dan piretroid. Dosis insektisida yang di gunakan oleh
petani sesuai dengan petunjuk pemakaian tetapi ada beberapa petani yang
menambah dosis pestisida dengan alasan meningkatkan daya bunuh hama. Jumlah
penyemprotan insektisida bervariasi sekitar 6-10 kali tergantung intensitas
serangan hama. Penyemprotan terakhir dilakukan oleh petani 2-3 minggu sebelum
panen.
Berdasarkan hal- hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
“Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan
Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan
Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015”.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara


1.2

Perumusan Masalah
Penggunaan pestisida yang semakin meningkat dan berkembang dalam

pertanian mempengaruhi produksi beras yang akan semakin meningkat pula dan
penggunaan pestisida yang tidak sesuai aturan dikhawatirkan akan meninggalkan
residu pestisida dalam beras milik petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia
Kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan permasalahan tersebut
penulis ingin mengetahui tata cara aplikasi pestisida pada tanaman padi dan
kandungan residu pestisida golongan organofosfat dalam beras di Kelurahan
Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara

aplikasi pestisida pada tanaman padi dan kadar residu pestisida golongan
organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan
Beringin Kabupaten Deli Serdang.
1.3.2

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakterisitik petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia
Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang meliputi jenis kelamin,
umur dan pendidikan petani.
2. Untuk mengetahui karakterisitik usahatani petani di Kelurahan Sidoarjo Dua
Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang meliputi lama
bertani, varietas padi, dan luas areal pertanian.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui tata cara aplikasi pestisida di Kelurahan Sidoarjo Dua

Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
4. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras
jenis Ciherang.
5. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras
jenis IR 64.
6. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras
jenis Mekongga.
1.4

Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi konsumen beras agar lebih teliti dalam memilih
dan mengkonsumsi beras.
2. Sebagai bahan masukan bagi Badan POM dan Dinas Kesehatan dalam
melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap beras yang di jual di pasar.
3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang kadar residu pestisida golongan
organofosfat dalam beras.
4. Sebagai data awal tentang kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam
beras yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi penulis lain untuk
penelitian lebih lanjut.


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Aplikasi Pestisida dan Analisa Residu Pestisida Golongan Organofosfat Pada Beras di Kecamatan Potibi Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2009

2 47 79

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

8 65 122

RESIDU PESTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT KOMODITAS BUAH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PADA BERBAGAI LAMA PENYIMPANAN.

0 0 17

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 17

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 41

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 3

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 18

ANALISIS CEMARAN RESIDU LOGAM BERAT DAN RESIDU PESTISIDA ORGANOFOSFAT PADA DAGING, HATI DAN GINJAL SAPI

0 0 13

ANALISA RESIDU PESTISIDA PADA BERAS, BEKATUL DAN JERAMI DARI TANAMAN PADI YANG DISEMPROT PESTISIDA, DENGAN GAS KROMATOGRAFI

0 0 32