Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Konsumai Kedelai di Sumatera Utara

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Kedelai merupakan salah satu komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia setelah jagung dan beras. Komoditas ini juga mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dalam pengambilan kebijakan pangan nasional. Kedelai mengandung berbagai macam gizi yang sangat penting, seperti protein, lemak, dan vitamin. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi yang tinggi, kedelai pun banyak dikonsumsi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Singarimbun,1989).

Tanaman kedelai dapat tumbuh pada ketinggian antara 0-600 m dpl (diatas permukaan laut). Derajat pH tanah yang dikehendaki oleh tanaman kedelai adalah berkisar antara 5,8-7,0. Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhannya adalah alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Intnesitas curah hujan yang dibutuhkan adalah 1.200-3.000 mm/tahun, dengan curah hujan ideal sekitar 100-400 mm/bulan. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai berkisar antara 21-34o C. Namun, Suhu udara optimum untuk pertumbuhan kedelai adalah 23-27o C dengan kelembaban 60-70%. Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan sub tropis. Iklim yang kering lebih disukai tanaman kedelai daripada iklim yang lembab (Umar,2008).

Kedelai dipanen setelah umur 75-110 hari dari mulai masa penanaman, tergantung pada varietas yang digunakan dan ketinggian tempat menanam. Kedelai yang akan


(2)

sedangkan yang dijadikan untuk benih dipanen pada saat umur 100-110 hari, agarmatangnya biji sempurna dan merata (Sudarman,2013).

Rata-rata tanaman kedelai di Sumatera Utara dapat dipanen hanya dua kali dalam satu tahun. Artinya dalam satu tahun hanya ada dua musim tanam kedelai. Sebenarnya dalam satu tahun, kedelai dapat dipanen selama 3 kali musim tanam, mengingat umur panen kedelai berkisar 75-110 hari. Namun, penerapan pola tanam dari petani yang kerap menyandingkan tanaman kedelai dengan tanaman lain seperti jagung atau padi membuat kebanyakan di Sumatera Utara kedelai hanya dapat dua kali musim tanam dalam satu tahun. Biasanya para petani menerapkan pola tanam seperti kedelai-kedelai-padi atau kedelai-kedelai-jagung.

Sebagian besar konsumsi kedelai di Indonesia masih digunakan untuk bahan makananan manusia dalam bentuk olahan, seperti tahu, tempe, kecap dan minuman sari kedelai. Jadi, sebagian besar kedelai yang dikonsumsi oleh industri makanan olahan. Industri tahu dan tempe merupakan pengguna kedelai terbesar, dimana pada tahun 2000, kebutuhan kedelai untuk tahu dan tempe mencapai 1,78 juta ton atau 88% dari kebutuhan nasional (Puslitbang Tanaman Pangan, 2005).

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan adalah faktor ekonomi dan harga dimana ekonomi keluarga relatif mudah diukur dan berpengaruh besar pada konsumsi pangan, terutama pada golongan miskin, selain pendapatan, faktor ekonomi mempengaruhi konsumsi pangan adalah harga pangan dan non pangan. Harga pangan yang tinggi menyebabkan berkurangnya daya beli yang berarti pendapatan riil berkurang. Keadaan ini menyebabkan konsumsi pangan berkurang sedangkan faktor sosio-budaya dan religi yaitu aspek


(3)

sosial budaya berarti fungsi pangan dalam masyarakat yang berkembang seduai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kabiasaan, dan pendidikan masnyarakat tersebut. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk dikonsumsi. Kebudayaan mempengaruhi seseorang dalam konsumsi pangan yang menyangkut pemilihan jenis bahan pangan, pengolahan, serta persiapan dan penyajiannya (Baliwati,2014).

2.2 Landasan Teori

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi sesuatu barang dengan jumlah input produksi yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa 2 input produksi seperti tenaga kerja, harga pupuk merupakan satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya sedangkan faktor-faktor produksi lainnya seperti modal, luas lahan dan teknologi dianggap tidak mengalami perubahan (Sukirno,2005).

Dalam suatu proses produksi sangat perlu diperhatikan faktor-faktor produksi yang ada, tanpa salah satu dari ketiga faktor produksi tersebut proses produksi tidak dapat sejalan. Selain itu, pengaruh suatu manajemen yang baik dapat mendukung peoses produksi tersebut. Petani tridisisonal sekalipun sebenarnya juga butuh manajemen produksi kedelai, tetapi tidak dalam betul-betul dengan administrasi yang lengkap dan tertib, baik mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengaturan sarana dan prasarana (Daniel,2005).


(4)

Kenaikan hasil yang semakin berkurang (Law of diminishing return) merupakan suatu hasil yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari perkiraan antara tingkat produksi dan input produksi yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Law of diminishing return

(LDR) menyatakan apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya terus-menerus ditambah sebanyak 1 unit, maka mulanya produksi tolal akan semakin banya pertambahannya, tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya akan mencapai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat maksimum kemudian menurun (Sukirno,2005).

Panen sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya panen yang digunakan (Mubyarto,1989).

Meskipun demikian, soekartawi (1993) menyatakan bahwa bukan berarti semakin luas panen pertanian maka semakin efesien panen tersebut. Bahkan panen yang sangat luas dapat terjadi inefisien panen tersebut, bahkan panen yang sangat luas dapat terjadi inefisiensi yang disebabkan oleh :

1. Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja.

2. Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar daerah itu yang pada akhirnya akan mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut.


(5)

Sebaliknya dengan panen yang luasnya relatif sempit, upaya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi semakin baik, penggunaan tenaga kerja tercukupi dan modal dibutuhkan tidak terlalu besar.

Tenaga kerja adalah semua penduduk dalam suatu negara ataupun daerah yang dapat memproduksi barang ataupun jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan merekapun berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Kusumosuwondo,1981).

Menurut (Simanjuntak, 1998) tenaga kerja adalah kelompok penduduk usia kerja dimana yang mampu bekerja atau yang melakukan kegiatan ekonomi dalam menghasilkan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Nilai tukar (exchange rate) digunakan sebagai perbandingan nilai atau harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar dijadikan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap harga, tingkat suku bunga, neraca pembayaran dan transaksi berjalan. Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara lain

adalah “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang di produksi dalam negeri (sukirno,2006).

2.3 Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu.Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologik, psikologik, maupun sosial.


(6)

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan penndapatan nasional (pendapatan disposabel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan :

C = a + By

Dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, b adalah kecondongan konsumsi marginal, c adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional.

Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan intropeksi dan observasi casual. Pertama dan terpenting keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal krusial bagi rekomendasi kebijakan keynes untuk menurunkan penggangguran yang kian meluas. Kebijikan kekuatan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.

Kedua, keynes menyatakan bahwa rasio terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehinggai ia berharap orang kaya menabung dalam propersi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.


(7)

Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebtas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari pengaruh tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, fungsi konsumsi keynes sering ditulis sebagai berikut :

C = a + Cy, C > 0, 0 < c < 1

Keterangan :

C = konsumsi

Y = pendapatan disposebel a = konstanta

c = kecenderungan mengkonsumsi marginal (N.G Mankiw, 2003)

Harga merupakan hal yang terpenting dalam sebuah bisnis, barang yang di jual harus ditentukan harganya sehingga seluruh pihak akan memperoleh keuntungan dari pemberian harga yang pas, dari mulai karyawan, pemilik perusahaan, sampai para pemegang saham juga mendapatkan hasil yang memuaskan karena strategi penetapan harga yang pas, berikut ini adalah beberapa pengertian tentang harga:

Menurut Alex S Nitisemito (1991:55) harga diartikan sebagai nilai suatu barang atau jasa yang di ukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan tersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.


(8)

Harga dibentuk oleh pasar yang mempunyai dua sisi,yaitu penawaran dan permintaan.Harga merupakan sinyal kelangkaan (scarcity) suatu sumberdaya yang mengarahkan pelaku ekonomi untuk alokasi Sumberdayanya.Perpotongan kurva penawaran dengan kurva permintaan suatu komoditi dalam suatu pasar menentukan harga pasar komoditi tersebut,dimana jumlah komoditi yang diminta sama dengan jumlah komoditi yang ditawarkan.Dengan kata lain,keseimbangan harga pasar merupakan hasil interaksi kekuatan penawaran dan permintaan komoditi di pasar (Nicholson,2002).

Harga impor turut dalam fungsi permintaan impor karena faktor harga merupakan faktor utama dalam fungsi permintaan ceteris paribus.Harga impor sejalan dengan fungsi permintaan memiliki hubungan negatif dengan permintaan impor itu sendiri.Dimana pada umumnya impor dilakukan dikarenakan tidak mempunyai kebijakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus turut menerima bantuan dari negara lain khususnya dalam perdagangan international itu sendiri.Jadi,meskipun harga barang impor naik,apabila impor dilakukan karena tingkat kebutuhan yang bersifat penting maka permintaan akan tetap naik.(Sukirno,2005:97)

Untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, perlu di diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita. Besarnya pendapatan nasional akan menentukan besarnya pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita sering dianggap sebagai gambaran tingkat kesejahteraan, sedangkan besarnya pendapatan perkapita sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk.


(9)

Sehingga apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar dari pada tingkat pertambahan penduduk, maka tingkat pendapatan penduduk maningkat,. Sebaliknya apabila tingkat pertambahan pendapatan nasional lebih kecil dari pertambahan penduduk, maka pendapatan perkaoita mengalami prenurunan (Suryana, 2001).

Pendapata perkapita sering kali digunakan sebagai indikator pembangynan selain untuk membadakan tingkat kemajuan ekonomi antar negara-nefgara maju dengan negara sedang berkembang. Dengan kata lain, pendapatan perkapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan nasyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara.

2.4 Penelitian Terdahulu

Hotmaida Veronika Samosir (2008) yang berjudul faktor-faktor yang mempengerahui perilaku konsumen terhadap permintaan telur ayam kampung (study kasus : Kota Medan propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung, untuk mengetahui hubungan fator umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung. Daerah penelitian kajian perilaku konsumen telur ayam kampung yaitu kota Medan, dimana daerah ini merupakan kota pemasaran dan pengkonsumsi telur ayam kampung di Sumatera Utara. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan yang ada di kota Medan. Metode penarikan sampel konsumen dilakukan dengan metode


(10)

penelusuran (Accedental). Metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi liner berganda dan kolerasi rank spearman.

Ester B.A Purba (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli sayuran di pasar tradisional (study kasus : pasar tradisional di kota Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli sayuran di pasar tradisional dan untuk mengetahui hubungan antara karateristik konsumen (umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan) dengan tingkat keputusan konsumen dalam membeli sayuran di pasar tradisional. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di lima pasar tradisional yang ada di kota Medan. Metode penentuan sampel untuk sampel konsumen adalah penelusuran (Accedental) dengan jumlah sebanyak 50 orang.

Lisa Lestari (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan konsumsi pangan strategis Di Sumatera Utara menggunakan metode penelitian regresi linier berganda dengan tahun periode 2001-201. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan beras dan cabai di Sumatera Utara secara serempak dipengaruhi oleh stok, produksi, impor, dan ekspor, sedangkan secara parsial ketersediaan beras dan cabai hanya dipengaruhi produksi. Konsumsi beras dan cabai di Sumatera Utara secara serempak dipengaruhi jumlah penduduk, harga dan PDRB, sedangkan secara parsial konsumsi beras dan cabai hanya dipengaruhi PDRB.


(11)

2.5 Kerangka Pemikiran

Produksi kedelai diantaranya dapat dipengaruhi oleh luas panen kedelai, tenaga kerja, dan nilai harga pupuk. Luas panen dan tenaga kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan produksi pertanian. Luas panen kedelai adalah luas areal tanaman kedelai yang berproduksi atau menghasilkan. Tenaga kerja adalah sejumlah orang yang bekerja yang melakukan kegiatan ekonomi dalam menghasilkan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan mastarakat. Harga pupuk berpengaruh untuk produksi untuk tanaman kedelai.

Konsumsi kedelai antara lain dapat dipengaruhi oleh harga kedelai, jumlah penduduk, pendapatan, dan nilai tukar. Harga kedelai impir juga merupakan salah satu faktor penentu konsumsi kedelai dikarenakan dengan melihat harga suatu barang dapat memperbesar kemampuan konsumenkedelai yang ada. Jumlah penduduk berpengaru terhadap keberadaan konsumsi kedelai. Perubahan pendapatan dan keberadaan nilai tukar yang terjadi juga mempengaruhi perubahan konsumsi pangan termasuk kedelai.


(12)

Keterangan :

= menyatakan pengaruh = menyatakan hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Produksi kedelai

Konsumsi kedelai

Harga kedelai impor

Pendapatan Jumlah penduduk Tenaga kerja

Luas Lahan kedelai

Nilai tukar

Rasio produksi dan konsumsi kedelai


(13)

2.6 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan dari luas panen kedelai, tenaga kerja, dan harga pupuk terhadap produksi kedelai baik secara parsial maupun secara agregat

2.

Ada pengaruh yang signifikan dari harga kedelai impor, jumlah penduduk, pendapatan, dan nilai tukar terhadap konsumsi kedelai baik secara parsial maupun secara agregat


(1)

Harga dibentuk oleh pasar yang mempunyai dua sisi,yaitu penawaran dan permintaan.Harga merupakan sinyal kelangkaan (scarcity) suatu sumberdaya yang mengarahkan pelaku ekonomi untuk alokasi Sumberdayanya.Perpotongan kurva penawaran dengan kurva permintaan suatu komoditi dalam suatu pasar menentukan harga pasar komoditi tersebut,dimana jumlah komoditi yang diminta sama dengan jumlah komoditi yang ditawarkan.Dengan kata lain,keseimbangan harga pasar merupakan hasil interaksi kekuatan penawaran dan permintaan komoditi di pasar (Nicholson,2002).

Harga impor turut dalam fungsi permintaan impor karena faktor harga merupakan faktor utama dalam fungsi permintaan ceteris paribus.Harga impor sejalan dengan fungsi permintaan memiliki hubungan negatif dengan permintaan impor itu sendiri.Dimana pada umumnya impor dilakukan dikarenakan tidak mempunyai kebijakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus turut menerima bantuan dari negara lain khususnya dalam perdagangan international itu sendiri.Jadi,meskipun harga barang impor naik,apabila impor dilakukan karena tingkat kebutuhan yang bersifat penting maka permintaan akan tetap naik.(Sukirno,2005:97)

Untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, perlu di diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita. Besarnya pendapatan nasional akan menentukan besarnya pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita sering dianggap sebagai gambaran tingkat kesejahteraan, sedangkan besarnya pendapatan perkapita sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk.


(2)

Sehingga apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar dari pada tingkat pertambahan penduduk, maka tingkat pendapatan penduduk maningkat,. Sebaliknya apabila tingkat pertambahan pendapatan nasional lebih kecil dari pertambahan penduduk, maka pendapatan perkaoita mengalami prenurunan (Suryana, 2001).

Pendapata perkapita sering kali digunakan sebagai indikator pembangynan selain untuk membadakan tingkat kemajuan ekonomi antar negara-nefgara maju dengan negara sedang berkembang. Dengan kata lain, pendapatan perkapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan nasyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara.

2.4 Penelitian Terdahulu

Hotmaida Veronika Samosir (2008) yang berjudul faktor-faktor yang mempengerahui perilaku konsumen terhadap permintaan telur ayam kampung (study kasus : Kota Medan propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung, untuk mengetahui hubungan fator umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung. Daerah penelitian kajian perilaku konsumen telur ayam kampung yaitu kota Medan, dimana daerah ini merupakan kota pemasaran dan pengkonsumsi telur


(3)

penelusuran (Accedental). Metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi liner berganda dan kolerasi rank spearman.

Ester B.A Purba (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli sayuran di pasar tradisional (study kasus : pasar tradisional di kota Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli sayuran di pasar tradisional dan untuk mengetahui hubungan antara karateristik konsumen (umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan) dengan tingkat keputusan konsumen dalam membeli sayuran di pasar tradisional. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di lima pasar tradisional yang ada di kota Medan. Metode penentuan sampel untuk sampel konsumen adalah penelusuran (Accedental) dengan jumlah sebanyak 50 orang.

Lisa Lestari (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan konsumsi pangan strategis Di Sumatera Utara menggunakan metode penelitian regresi linier berganda dengan tahun periode 2001-201. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan beras dan cabai di Sumatera Utara secara serempak dipengaruhi oleh stok, produksi, impor, dan ekspor, sedangkan secara parsial ketersediaan beras dan cabai hanya dipengaruhi produksi. Konsumsi beras dan cabai di Sumatera Utara secara serempak dipengaruhi jumlah penduduk, harga dan PDRB, sedangkan secara parsial konsumsi beras dan cabai hanya dipengaruhi PDRB.


(4)

2.5 Kerangka Pemikiran

Produksi kedelai diantaranya dapat dipengaruhi oleh luas panen kedelai, tenaga kerja, dan nilai harga pupuk. Luas panen dan tenaga kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan produksi pertanian. Luas panen kedelai adalah luas areal tanaman kedelai yang berproduksi atau menghasilkan. Tenaga kerja adalah sejumlah orang yang bekerja yang melakukan kegiatan ekonomi dalam menghasilkan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan mastarakat. Harga pupuk berpengaruh untuk produksi untuk tanaman kedelai.

Konsumsi kedelai antara lain dapat dipengaruhi oleh harga kedelai, jumlah penduduk, pendapatan, dan nilai tukar. Harga kedelai impir juga merupakan salah satu faktor penentu konsumsi kedelai dikarenakan dengan melihat harga suatu barang dapat memperbesar kemampuan konsumenkedelai yang ada. Jumlah penduduk berpengaru terhadap keberadaan konsumsi kedelai. Perubahan pendapatan dan keberadaan nilai tukar yang terjadi juga mempengaruhi perubahan konsumsi pangan termasuk kedelai.


(5)

Keterangan :

= menyatakan pengaruh = menyatakan hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Produksi kedelai

Konsumsi kedelai

Harga kedelai impor

Pendapatan Jumlah penduduk Tenaga kerja

Luas Lahan kedelai

Nilai tukar

Rasio produksi dan konsumsi kedelai


(6)

2.6 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan dari luas panen kedelai, tenaga kerja, dan harga pupuk terhadap produksi kedelai baik secara parsial maupun secara agregat

2.

Ada pengaruh yang signifikan dari harga kedelai impor, jumlah penduduk, pendapatan, dan nilai tukar terhadap konsumsi kedelai baik secara parsial maupun secara agregat