Inventarisasi Jenis Burung Pada Komposisi Tingkat Semai, Pancang dan Pohon di Hutan Mangrove Pulau Sembilan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kawasan hutan mangrove adalah daerah perairan yang memiliki ekosistem
produktif serta merupakan daerah peralihan antara lingkungan terestrial dan
lautan. Daerah ini umumnya ditumbuhi oleh jenis vegetasi yang khas berupa
tumbuhan yang relatif toleran terhadap perubahan salinitas, karena pengaruh
pasang surut air laut. Hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai yang
dapat mengurangi dan mencegah terjadinya pengikisan daerah pantai.Hutan ini
juga berperan dalam mendukung kehidupan fauna di daerah pesisir dan lautan
(Davidson dkk., 1996).
Mangrove merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa seperti primata,
reptilia, dan burung. Jenis burung yang hidup di daerah mangrove tidak selalu
sama dengan jenis-jenis yang hidup di daerah hutan sekitarnya, karena sifat khas
hutan mangrove (Noor dkk., 1999).
Satwa burung (avifauna) merupakan salah satu satwa yang mudah
dijumpai hampir di setiap tempat. Burung memerlukan syarat-syarat tertentu
dalam kehidupannya, antara lain ialah kondisi habitat yang cocok dan aman dari
segala macam gangguan (Wisnubudi, 2009).
Burung merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga
kelestariaannya


dari

kepunahan

maupun

penurunan

keanekaragaman

jenisnya.Burung memiliki banyak manfaat dan fungsi bagi manusia, baik secara
langsung maupun tidak langsung.Manfaat dan fungsi burung secara garis besar
dapat digolongkan dalam nilai budaya, estetik, ekologis, ilmu pengetahuan dan
ekonomis. Alikodra (2002) dan Ontario dkk (1990) menambahkan bahwa burung

Universitas Sumatera Utara

13


memiliki peranan penting dari segi penelitian, pendidikan, dan untuk kepentingan
rekreasi dan pariwisata.
Pulau Sembilan merupakan satu diantara 17 Pulau yang terdapat di
wilayah Pantai Timur Sumatera Utara.Hampir sepanjang pantai di Pulau Sembilan
di tumbuhi oleh Mangrove.Pulau Sembilan berada di wilayah kecamatan
Pangkalan Susu di kabupaten Langkat.Pulau Sembilan tergolong unik, selain
karena letaknya yang dikelilingi oleh laut dan menghadap ke Selat Melaka, Pulau
Sembilan adalah cermin dari kehidupan para nelayan di Indonesia yang hidupnya
memprihatinkan.Tak hanya itu saja, perambahan hutan mangrove yang dijadikan
sebagai perkebunan kelapa sawit dan areal tambak membuat penghasilan bagi
penduduk Pulau Sembilan yang berprofesi sebagai nelayan semakin sulit.
Pulau Sembilan memiliki hutan mangrove yang tergolong sebagai hutan
sekunder.Perambahan hutan mangrove untuk pembukaan areal perkebunan sawit
dan tambak ikan mempengaruhi keberadaan satwa yang memanfaatkan hutan
mangrove sebagai habitatnya.Pulau Sembilan memiliki banyak potensi alam di
dalamnya yang masih dapat dikembangkan. Dalam perkembangannya, Hutan
Mangrove Pulau Sembilan diharapkan mampu menampung keanekaragaman jenis
burung.Sehingga untuk mengetahui potensi dan keanekaragaman jenis burung
serta kondisi habitatnya, perlu dilakukan studi ilmiah dan inventarisasi dalam
rangka pelestarian dan pengelolaan keanekaragaman jenis burung dan habitatnya

di Hutan Mangrove Pulau Sembilan.

Tujuan

Universitas Sumatera Utara

14

1. Mengidentifikasi jenis-jenis burung yang berada di Hutan Mangrove Pulau
Sembilan berdasarkan komposisi tingkat semai, pancang dan pohon.
2. Menghitung keanekaragaman dan dominansi jenis burung berdasarkan
kompisisi tingkat semai, pancang dan pohon di Hutan Mangrove Pulau
Sembilan.
3. Mengetahui pola penyebaran populasi burung di Hutan Mangrove Pulau
Sembilan.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai referensi data dan informasi
ilmiah mengenai keanekaragaman jenis burung dan pola penyebarannya di Hutan
Mangrove, serta berguna bagi upaya pelestarian burung di Hutan Mangrove Pulau
Sembilan.


Universitas Sumatera Utara