Studi Deskriptif Musik Dalam Konteks Upacara Thai Ponggel Pada Masyarakat Hindu Tamil di Kuil Shri Mariamman Kota Medan

BAB II
TINJAUAN UMUM MASYARAKAT HINDU TAMIL DI KOTA MEDAN

2.1 Asal Usul Orang Tamil
Menurut S. Ramakrishan dalam Edwin (1995:15-16) bahwa orang Tamil
merupakan rumpun bangsa Dravida. Masyarakat umum ada yang menyebutkan
dengan sebutan “Orang Keling”. Kata “Keling” sendiri berasal dari bahasa Sanskrit
yaitu Kalingga yang mengarah kepada sebuah darerah di India bagian selatan.
Disebutkan bahwa bangsa Dravida mendiami negeri India kira-kira 1000 tahun
Sebelum Masehi. Menurut N. Daldjoeni, 1991) bahwa kulit mereka berwarna gelap
(hitam), kemudian kurang lebih 3500 tahun yang lalu negeri itu kedatangan bangsa
dari Persia yaitu Aria. Dari adanya ras berkulit putih (Aria) dan berkulit hitam
(Dravida) maka penduduk India adalah hasil percampuran keduanya. Warna kulit
menjadi pedoman dasar dari penggolongan masyarakat yang disebut Kasta.
Masyarakat India yang memiliki warna kulit terang merupakan masyarakat yang
memiliki kasta yang tinggi dan masyarakat yang memiliki warna kulit yang gelap
merupakan masyarakat yang memiliki kasta yang rendah.
Dalam penggolongan masyarakat (kasta) tersebut, ada tiga pendapat
mengenai bangsa-bangsa berkulit hitam tersebut yang sulit dimasukkan ke dalam
klasifikasi ras umat manusia (N. Daljoeni, 1991: 131-132), yaitu;


31
Universitas Sumatera Utara

1. Pada mereka tidak terdapat ciri-ciri bangsa negro, mereka juga tidak dapat
digolongkan ke dalam ras campuran seperti yang di Amerika, disebutkan kaum
Mulat (campuran ras putih dan hitam)
2. Mereka juga tidak dapat digolongkan ke dalam bangsa Negro yakni bangsa kerdil
berkulit seperti yang tersebar di Filipina dan Indonesia Utara. Namun ada kemiripan
dengan Negrito, yakni selain pendek posturnya, hidung, pipi dan rambut sangat
keriting.
3. Adapun bagian ketiga dan terpenting yaitu banyak diantara mereka mirip dengan
bangsa Aborigin di benua Australia.
Pada masa sekarang ada empat Negara bagian di India Selatan yang
termasuk kedalam rumpun bangsa Dravida. Keempat negara bahagian itu tersebut
memiliki system budaya termasuk bahasa dan aksara yang berbeda-beda kecuali
agama. Keempat negara bahagian itu adalah:
1. Tamil Nadu, bahasa yang dipakai adalah bahasa Tamil.
2. Andhara Pradesh, yang dipakai adalah bahasa Telegu.
3. Karnataka, yang dipakai adalah bahasa kannada atau Kanarese.
4. Kerala, bahasa yang dipakai adalah Malayalam.


2.2 Sejarah Masuknya Masyarakat Tamil di Kota Medan dan Sekitarnya
Ada beberapa catatan yang menguraikan tentang kedatangan orang Tamil
ke kota Medan dan sekitarnya. Salah satunya diantaranya berpendapat bahwa
masuknya masyarakat Tamil ke Indonesia dalam jumlah yang cukup besar yang
hingga sekarang menetap dan membentuk suatu komunitas diberbagai wilayah

32
Universitas Sumatera Utara

Sumatera Timur dan khususnya di Kota Medan, baru terjadi sejak pertengahan abad
ke-19 yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di tanah Deli. Namun berdasarkan
penemuan arkeologi yang dilakukan oleh Daniel Perret8dari Ecole Fraincaise
d’Extreme-Orient (EFEO) membuktikan pada abad 8 sampai ke 12 di Lobu Tua,
Baru telah terdapat perkampungan multi etnik yang terdiri dari etnik Tamil, Cina,
Arab dan sebagainya.
Pada tanggal 7 Juli 1863, mendaratlah para pedagang tembakan dari Jawa
yaitu Kuypers dan Nienhuys . Mereka mendapat hak konsesi tanah di Martubung
dari Sultan Mahmud Deli untuk menanam tembakau deli yang kualitasnya baik dan
berbau harum sebagai pembalut cerutu. Kemudian Nienhuys berhasil memperoleh

kontrak tanah Tg. Sepassai dari Sultan Deli untuk jangka waktu 99 tahun. Dengan
kuli yang dimulai dengan berjumlah delapan puluh orang Cina dari Penang dan
penduduk Melayu, sudah didapar keuntungan besar sehingga berduyun-duyunlah
investor asing datang.
Karena banyak perkebunan yang dibuka, maka banyak pula dibutuhkan
buruh perkebunan. Buruh Cina yang didatangkan dari Melayu dan Tiongkok
terhambat karena berbagai peraturan yang memberatkan yang diterapkan
pembesar-pembesar diwilayah tersebut. Disamping itu, kuli Cina tidak mau
menandatangani perpanjangan kontrak, tetapi minta kepada Deli Makapai agar bisa

8

Prof. Dr. Daniel Perret adalah direktur EFEO dan seorang arkeolog yang punya perhatian sangat
besar terhadap arkeologi di Indonesia. Sebagai seorang warga negara Perancis beliau juga fasih
berbahasa Indonesia dengan cukup baik. EFEO sendiri juga merupakan kepanjangan dari Ecole
francaise d’Extreme-Orient, yaitu pusat penelitian Timur Jauh Perancis yang didirikan sekitar 100
tahun lalu. Lembaga penelitian ini awalnya di Indo Cina dan kemudian kami membuka cabang di
beberapa negara di Asia dan sekitar ada 15 cabang dari India sampai Jepang termasuk satu cabang
di Jakarta. Lembaga ini bekerja dalam bidang ilmu social pada umumnya. (Seminar Arkeologi :
Sejarah Peradaban Kota Barus bersama Prof. Dr. Daniel Barret dalam Official Site Alliance

Francaise Medan).

33
Universitas Sumatera Utara

meminjam tanah konsesi mereka yang tidak ditanami supaya mereka bisa membuka
kebun sayur dab memelihara ternak.
Semenjak tahun 1875 maskapai perkebunan Belanda mendatangkan kuli
dari Jawa yang biayanya murah karena diperlakukan sebagai setengah budak. Pada
tahun 1877 banyaj migrasi dari wilayah India Selatan ke Deli dengan alasan bahaya
kelaparan yang selalu menghantui. Mereka bekerja sebagai kuli diperkebunan.
Pada tahun 1886 terdapat 2000 orang kuli Tamil. Semenjak 1875 dengan
datangnya ribuan kuli kontrak Jawa, maka tidak dipakai lagi kuli asing. Orang India
yang datang ke Sumatera Timur kemudian datang secara bebas. Selain mereka yang
didatangkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan sebagai kuli, migran orang
Cina, India, dan juga Arab mulai berdatangan ke Sumatera Timur untuk berdagang
dan menjadi pekerja di bidang-bidang lain. Migran dari India yang datang untuk
berdagang antara lain adalah orang-orang dari India Selatan (Tamil Medan) dan
juga orang Bombay serta Punjabi. A. Mani (1980: 58) menyebutkan bahwa diluar
pekerja kontrak diperkebunan, orang-orang India yang lain juga banyak datang ke

Medan untuk berpartisipasi memajukan berbagai sector usaha yang sedang tumbuh
di kota ini; seperti kaum Chettiars atau Chetis (yang berprofesi sebagai pembunga
uang, pedagang dan pengusaha kecil); kaum Vellalars dan Mudaliars (kasta yang
juga terlibat dalam usaha dagang); kaum Sikh dan orang-orang Uttar Pradesh.
Selain itu juga terdapat orang-orang Sindi, Telegu, Bamen, Gujarati, Marratti
(Maharasthra) dan sebagainya. Tetapi orang-orang Indonesia pada umumnya tak
mengenali perbedaan mereka secara sederhana menyebutnya sebagai orang Keling
dan orang Benggali saja.

34
Universitas Sumatera Utara

Pada masa pendudukan tentara Jepang, masyarakat Tamil dipersenjatai
dengan membentuk pemerintah boneka Indian National Army direkrut dari
kalangan orang India bekas tentara Inggris yang ditawan Jepang. Dari Medan
beberapa orang Tamil juga masuk Indian National Army dan dikirim ke front
Burma Assam dan tidak pernah pulang kembali.
Pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 10
Oktober-5 November 1945 berbagai unit tentara Inggris yaitu Sekutu dari Divisi 26
yang didatangkan dari front Burma mendarat di Belawan. Divisi ini sepenuhnya

terdiri dari bangsa India. Pada masa pertempuran dengan pejuang Indonesia,
mereka para prajurit India ini banyak yang membelok dan menyeberang ke pihak
Indonesia. Oleh para pemimpin tentara Indonesia, para prajurit India ini digabung
didalam lascar unit bangsa India yang dipimpin oleh seorang bekas petinju, Young
Sattar.
Sesudah selesai perang kemerdekaan dan ditemukannya prasasti dengan
tulisan Tamil oleh pejabat Belanda GJJ Deatz tahun 1872 yang telah diterjemahkan
oleh Prof. Dr. KA Nilakanda dari Universitas Madras India pada tahun 1931,
menurutnya batu bertulis itu bertahun Saka 1010 atau 1088 Masehi dizaman
pemerintahan Raja Cola yang menguasai wilayah Tamil di India Selatan,
kebanyakan dari mereka yang masih tinggal di Medan menjadi warga Negara
Indonesia.(Tuanku Luckman Sinar Basarsyah-II,SH: Orang India di Sumatera
Utara. Forkala 2008)
Pada umumnya daerah pemukiman etnik Tamil yang dapat dikenal adalah
kampong Keling atau sebahagian orang menyebutnya “Kampung Madras” yang

35
Universitas Sumatera Utara

menjadi objek lokasi penelitian penulis. Lokasi perkampungan mereka terletak

dipinggir sungai Babura, sebuah sungai yang membelah kota Medan yang menjadi
jalur utama transportasi dimasa lampau. Lokasi ini banyak menandakan keberadaan
etnik Tamil seperti adanya situs-situs kuil Shri Mariamman di jalan Zainul Arifin
sebagai kuil tertua bagi etnik Tamil di kota Medan, yang dibangun pada tahun 1844
dan sejumlah kuil lainnya. Kawasan Kampung Keling terletak di kota Medan
tepatnya disekitar Kecamatan Medan Petisah dan Kecamatan Medan Baru. Selain
itu etnik Tamil juga terdapat dikampung Anggerung di Kelurahan Anggerung
Kecamatan Medan Polonia.
Kampung Keling diperkirakan telah ada sejak tahun 1884, ini dibuktikan
dengan dibangunnya kuil Shri Mariamman sebagai tempat ibadah etnik Tamil yang
beragama Hindu. Meskipun Kampung Keling memiliki kuil tertua, hal ini tidak
menjadi suatu dasar bahwa Kampung Keling merupakan tempat pemukiman etnik
Tamil tertua. Pemukiman etnik Tamil tertua terdapat di Kota Binjai dengan adanya
bukti kuil Shri Mariamman Binjai direnovasi pada tahun 1880.
Ada sekitar lebih dari 16 daerah yang didiami etnik Tamil diantaranya
Kuala, Langkat, Selayang, Tanjung Jati, Binjai, Namu Ukur, Buluh Cina, Sei
Semayang, Glugur Rimbun, Medan Tuntungan, Helvetia, Saintis, Sampali,
Batangkuis, Lubuk Pakam dan daerah perkebunan Bekala (Kwala Bekala).
Kampung Madras merupakan salah satu daerah yang terbesar jumlah komunitas
Tamil di Medan yang berkisar 1630 jiwa etnik keturunan Tamil di daerah tersebut.


2.3 Letak Geografis Kota Medan

36
Universitas Sumatera Utara

Kota Medan secara geografis terletak pada posisi utara Pulau Sumatera
dengan koordinatnya adalah 3◦35′LU dan 98◦40′BT. Dilihat dari topografinya, kota
Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang
di sebelah barat, timur dan utara. Luas Kota Medan adalah sekitar 26.510 hektar
atau setara dengan 265.10km2. Kota Medan berada pada 2,5 hingga 3,5 meter di
atas permukaan laut.

Gambar 2.1
Peta Letak Kecamatan Kota Medan
Dokumentasi Penulis

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Kota dipimpin
oleh seoarang walikota yang bernama Drs. H. T. Dzulmi Eldin, S. M.Si. . Kuil Shri
Mariamman terletak pada kecamatan Medan Petisah yang memiliki 8 kelurahan,

jumlah KK sebanyak 21.125 jiwa dan yang dipimpin oleh seorang camat yang

37
Universitas Sumatera Utara

bernama Rahmad ASP Harahap, S. STP. . Berikut merupakan tabel daftar jumlah
penduduk kecamatan Medan Petisah:

Kecamatan

Kelurahan

Jumlah

LK

PR

Total


KK
Medan Petisah

Petisah Tengah

3.226

5.893

6.353

12.246

Medan Petisah

Sekip

2.572

4.643


5.040

9.683

Medan Petisah

Sei Sikambing D

3.100

5.539

5.811

11.350

Medan Petisah

Sei Putih Barat

4.104

7.676

7.886

15.562

Medan Petisah

Sei Putih Tengah

2.973

5.628

5.737

11.365

Medan Petisah

Sei Putih Timur 1

2.126

3.917

4.098

8.015

Medan Petisah

Sei Putih Timur 2

3.024

5.506

5.857

11.373

JUMLAH

21.125

38.802

40.792

79.594

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

2.4 Kebudayaan Masyarakat Tamil Di Kota Medan
Menurut C. Kluckhohn dalam buku yang berjudul Universal Categories of
Culture yang dikutip oleh Koentjaraningrat (1990:50) ada 7 unsur kebudayaan
universal (Cultural Universal) yang terdapat pada setiap kebudayaan di muka bumi,
yaitu terkait dengan kebudayaan masyarakat Tamil di Kota Medan:
1. Sistem Religi / Sistem Kepercayaan
2. Sistem Mata Pencaharian
3. Sistem Pengetahuan / Pendidikan

38
Universitas Sumatera Utara

4. Sistem Peralatan dan Teknologi
5. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Kebudayaan masyarakat Tamil di Kota Medan akan dijelaskan dalam
beberapa penjelasan yang hanya terkait saja dalam penjelasan diatas pada sub bab
berikut:

2.4.1 Sistem Religi / Sistem Kepercyaan Masyarakat Tamil
Masyarakat Tamil di Kota Medan yang menyebar kebeberapa daerah
menganut agama islam, kristen, hindu dan budha namun mayoritas agama yang
dianut oleh masyarakat tamil adalah hindu. Masyarakat Hindu Tamil merupakan
penggabungan kata antara Hindu dan Tamil. Hindu merupakan salah satu agama
yang diakui di Indonesia dan di dunia sedangkan Tamil merupakan salah satu etnis
atau suku pendatang yang datang ke Indonesia pada abad ke-19 dan menetap di
Indonesia. Penggabungan kata ini menjadi suatu identitas yang dipakai oleh orang
Tamil yang memeluk agama hindu disuatu kelompok masyarakat.
Kata Hindu berasal dari kata sebutan orang Persia yang datang ke India.
Mereka menyebut sungai Shindu/Indus yang mengalir di daerah barat India sebagai
sungai Hindu. Pada waktu masuknya Islam ke India, kata Hindu muncul kembali
dalam bentuk Hindustan. Orang-orang India yang memeluk agamanya disebut
orang Hindu. Hindu biasanya disebut dengan Sanatana Dharma (Sanskrit) yang
berarti Kebenaran Abadi. Agama Hindu tidak mempunyai pendiri dan

39
Universitas Sumatera Utara

penyebarannya dilakukan oleh Kaum Brahmana. Selain tidak mempunyai pendiri,
agama Hindu memiliki perbedaan dengan agama lain yaitu tidak memakai istilah
Nabi, yang ada adalah Guru, Rsi dan Maharsi. Pelaksanaan ibadah dilakukan setiap
hari selasa dan jumat di kuil, namun mereka harus melaksanakan ibadah setiap hari
di rumah. Untuk itu harus disediakan sebuah ruangan khusus sebagai tempat
melakukan ibadah tersebut. Bila tidak mampu menyediakan sebuah ruangan
khusus, paling tidak menyediakan sebuah peti sembahyang yang berbentuk seperti
rumah kecil. Peti sembahyang ini disebut dengan sami kumberte. Sami kumberte
biasanya dengan, Sodo yaitu wangi-wangian yang mirip kapur barus (kanfer), tua
kale yaitu mangkok tempat meletakkan bunga melati, kama camawalki yaitu lampu,
keno yaitu mangkok tempat air, kalima yaitu gambar dewa yang diyakini.
Pelaksanaan sembahyang disetiap rumah biasanya dilakukan pada pagi dan sore
hari, dan sembahyang ini selalu dikerjakan oleh setiap orang. Pada ajaran agama
Hindu, Tuhan merupakan pencipta alam semesta dan isinya. Kitab suci agama
Hindu yang dipercayai adalah Veda. Veda berarti kata-kata yang diucapkan dengan
aturan tertentu atau dilagukan. Umat Hindu di Indonesia menyebut Tuhan dengan
gelar Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Sebutan lain untuk gelar Sang
Hyang Widhi adalah Bhatara sebagai pelindung dewa tertinggi, Sang Hyang
Parmeswara sebagai raja termulia.
Didalam manifestasinya sebagai dewa, Sang Hyang Widhi Wasa dapat
dikelompokkan dalam tiga bagian besar, yang disebut dengan Tri Murti yang terdiri
dari:

40
Universitas Sumatera Utara

1. Dewa Brahma, bertugas sebagai pencipta alam semesta dan disimbolkan dengan
A yang digambarkan memiliki empat bagian tangan, yang masing-masing
membawa tongkat Teratai, kadangkala sendok terkait dengan Brahma yang terkenal
sebagai Dewa yadnya atau upacara, Weda/kitab suci, selain itu ia juga memegang
Busur Genitri Aksamala, menunggangi hamsa (angsa) atau duduk di atas teratai.

Gambar 2.2
Patung Dewa Brahma Yang Terdapat Didalam kuil Shri Mariamman
(Dokumentasi Penulis)

2. Dewa Wisnu, bertugas sebagai pemelihara dan pelindung alam semesta dan
disimbolkan dengan U yang dilukiskan sebagai dewa yang berkulit hitam-kebiruan
atau biru gelap; berlengan empat, masing-masing memegang: gada, lotus, sangkala
dan chakra.

41
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3
Petung Dewa Wisnu Didalam Kuil Shri Mariamman
(Dokumentasi Penulis)

3. Dewa Siwa, bertugas sebagai Pemeralima (Pengembali segala isi alam semesta
ke asalnya) dan disimbolkan dengan M yang memiliki ciri-ciri, yakni: bertangan
empat, masing-masing membawa trisula, cemara, tasbih/genitri, kendi, bermata tiga
(tri netra), pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit), ikat
pinggang dari kulit harimau dan hiasan dileher dari ular kobra.

Gambar 2.4
Patung Dewa Siwa Didalam Kuil Shri Mariamman
(Dokumentasi Penulis)

Menurut ajaran agama Hindu, Tuhan disimbolkan dengan aksara AUM atau
OM, yaitu suara yang terdengar dari meditasi yang paling terdalam dan dijadikan
nama yang paling tepat untuk Tuhan. Hal ini dapat memberitakan arti bahwa Sang
Hyang Widhi mempunyai sifat yang Esa yang terdapat pada nama ketiga dewa
sekaligus. Selain manisfestasi Sang Hyang Widhi Wasa sebagai dewa yang disebut
Tri Murti, terdapat juga tiga pendamping/Sakti, yaitu:

42
Universitas Sumatera Utara

1. Saraswati, yaitu dewi pengetahuan dan keseniann yang digambarkan memiliki
empat lengan dengan lambang empat aspek kepribadian manusia dalam
mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri) dan ego.
Saktinya dewa Brahma, disebut Dewi Kebijaksanaan.

Gambar 2.5
Patung Dewi Saraswati Didalam Kuil Shri Mariamman
(Dokumentasi Penulis)

2. Lakshmi, yaitu dewi cahaya, kecantikan dan keberuntungan yang digambarkan
bersenjatakan manik-manik, kepak perang, labirin, panah, petir, teratai, air panci,
gada, tombak, busur, pedang, perisai, bel, keong, anggur cangkir, jerat, trisula dan
Sudarsana. Saktinya dewa Wisnu, disebut dengan dewi Kekayaan.

43
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.6
Patung Dewi Lakshmi Didalam Kuil Shri Mariamman
(Dokumentasi Penulis)

3. Parvati, yaitu dewi rumah tangga dan keibuan . Saktinya dewa Siwa, disebut dewi
kekuatan Sakral.

Gambar 2.7
Patung Dewi Parvati Didalam Kuil Shri Mariamman
(Dokumentasi Penulis)

Disamping ketiga bentuk pasangan diatas, ada juga Ganapati/Ganesha, yaitu
dewa pendidikan yang merupakan anak pertama dari Siwa dan Parvati, serta
Muruga, yaitu dewa Keindahan dan dipercaya membawa bahasa Tamil, yang
merupakan adik dari Ganesha.
Dalam ajaran agama Hindu terdapat kepercayaan dengan adanya Panca
Cradha (kepercayaan) yaitu:
1. Percaya akan adanya Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Sang
Hyang Widhi Wasa merupakan penguasa segala yang ada, tidak ada yang luput dari
kuasaNya. Karena Tuhan tidak terjangkau oleh pikiran maka orang membayangkan

44
Universitas Sumatera Utara

bermacam-macam sesuai dengan pikirannya. Sang Hyang Widhi Wasa disebut
dengan panggilan Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara dan Siwa
sebagai pengembali alam semesta.
2. Percaya akan adanya Atma, Atma merupakan satu bagian dari Brahma yang
dipercaya oleh umat Hindu terdapat dalam setiap diri manusia.
3. Percaya akan adanya Karma Phala, Karma adalah segala kegiatan dalam bentuk
pikiran, ucapan dan perbuatan baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kata
Phala berarti buah atau hasil, sehingga Karma Phala berarti segala karma
(perbuatan) yang menghasilkan pala (hasil).
4. Percaya terhadap adanya Purnabhawa (Samsara). Purnabhawa atau Samsara
merupkan kelahiran kembali ke bumi yang bertujuan untuk memperbaiki diri dari
segala kesalahan masa lalu.
5. Percaya akan adanya Moksa yang artinya kelepasan. Apabila seseorang telah
terlepas dari ikatan dunia ini maka ia akan mencapai Moksa. Inilah tujuan terakhir
dari pemeluk agama Hindu. Orang yang mencapai Moksa tidak lahir dari ke dunia
karena tidak ada apapun yang mengikatnya lagi, maka ia telah bersatu dengan Sang
Hyang Widhi Wasa. Dalam ajaran agama Hindu terdapat empat jalan untuk
mencapai Moksa dan biasa disebut dengan Catur Yoga yang terdiri dari:
1. Jnana Yoga yaitu melalui jalan pengetahuan
2. Bhakti Yoga yaitu melalui jalan kebaktian atau pengabdian
3. Karma Yoga yaitu melalui jalan perbuatan baik
4. Dhyana Yoga yaitu melalui jalan meditasi

45
Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Sistem Peralatan dan Teknologi
Sistem peralatan pada masyarakat Hindu Tamil sama halnya dengan
masyarakarakat umum yang ada. Hanya saja mereka memerlukan peralatan dan
perlengkapan ibadah saat di kuil. Peralatan dan perlengkapan ibadah masyarakat
Hindu Tamil akan dijelaskan pada Bab selanjutnya.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara
manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa
keindahan atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat Hindu Tamil
mempunyai teknologi yang pada umumnya masih manual. Hal ini dapat dilihat dari
sistem peralatan dan perlengkapan ibadah saat dikuil.

2.4.3 Sistem Mata Pencaharian
Dalam mengikuti perjalanan upacara Thai Ponggel selama kurang lebih 7
jam, penulis banyak bersosialisasi dengan jemaat kuil. Selain bersosialisasi, penulis
juga mengamati setiap jemaat yang datang ke kuil bahkan orang-orang yang ikut
melaksanakan upacara Thai Ponggel. Pada saat acara sudah selesai, penulis
mewawancarai salah satu jemaat kuil yaitu Khan dengan maksud menanyakan mata
pencaharian jemaat kuil. Dapat dikatakan bahwa mata pencaharian jemaat sebagian
besar sebagai wiraswasta yaitu sebagai pedagang dan karyawan. Namun selain itu
juga ada yang bekerja sebagai Pegawai Negeri. Bagi yang wanita, hanya sebagai
ibu rumah tangga dibandingkan dengan wanita yang bekerja sebagai pedagang.

46
Universitas Sumatera Utara

Pada masyarakat India terdapat 4 golongan yang telah ada semenjak kitab
veda muncul dan didalam buku itu diterangkan golongan ini berdasarkan sketsa
bentuk tubuh manusia. Keempat golongan tersebut yaitu:
1. Bentuk kepala, tumbuhlah golongan BRAHMANA yaitu orang-orang yang
bekerja sebagai seorang pemikir mereka biasanya adalah seorang pendeta atau
professor dan lainnya.
2. Tangan, tumbuhlah golongan KSATRIA yaitu orang-orang yang biasanya
bekerja sebagai angkatan misalnya polisi, tentara dan sebagainya.
3. Badan, tumbuhlah golongan WAICYA yaitu orang-orang yang biasanya bekerja
sebagai petani dan pedagang.
4. Kaki, tumbuhlah golongan CATUR WARNA (oleh orang Portugis disebut
Casta) yaitu suatu usaha untuk menentukan kedudukan seseorang dalam
masyarakat menurut pekerjaan seseorang yang bersifat teori saja.

2.4.4 Sistem Keorganisasian dan Kemasyarakatan
Sebelum penulis menguraikan tentang system keorganisasian dan
kemasyarakatan pada masyarakat Hindu Tamil di kota Medan, terlebih dahulu
penulis

akan

mengemukakan

definisi

masyarakat

menurut

pendapat

Koentjaraningrat (1980:157-161) bahwa “masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang saling “bergaul” atau saling “berinteraksi” menurut sistem adat-istiadat
tertentu yang bersifat continue dan yang terikat oleh satu rasa identitas bersama.
Masyarakat Hindu Tamil mempunyai organisasi sosial yang bernama “Deli
Hindu Sabha” yang disahkan oleh gubernur Sumatera Timur pada tahun 1913.

47
Universitas Sumatera Utara

Organisasi ini dipimpin oleh Ramasamy Sanma dengan sekretaris Ponasamy Dillay
untuk pertama kalinya. Dan kepemimpinan selanjutnya dipimpin oleh Senemuthu,
Ponasami, Dillay Dallph Singh, Hinder Singh dan Wally Samy. Tujuan organisasi
ini dibentuk adalah untuk mempromosikan kebudayaan dan pendidikan Tamil.
Keberadaan organisasi Tamil di kota Medan tidak terbatas dengan semata,
melainkan juga mencakup seluruh etnik Tamil yang berada di India seperti: Sikh,
Punjab dan Telegu.

2.4.5 Pendidikan
Penulis banyak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar selama upacara
Thai Ponggel berlangsung. Selain itu, penulis juga mengamati Bhakta yang datang
ke kuil bahkan orang-orang yang mengikuti pelaksanaan upacara tersebut. Pada saat
upacara telah selesai, penulis mewawancarai salah satu Bhakta yang terdapat
didalam kuil Shri Mariamman yaitu Bapak Khan dengan tujuan untuk menanyakan
tingkat pendidikan Bhakta yang berada di kuil.
Secara umum, tingkat pendidikan Bhakta9 beragam, mulai dari sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah akhir hingga sarjana. Hal ini
terjadi karena jumlah peningkatan ekonomi Bhakta yang berbeda-beda yaitu
semakin tinggi tingkat ekonomi Bhakta semakin tinggi juga tingkat pendidikannya.

2.4.6 Bahasa

9

Bhakta merupakan pengikut dewa atau dewi masyarakat Hindu Tamil

48
Universitas Sumatera Utara

Bahasa Tamil merupakan bagian yang terpenting dari bahasa-bahasa
Dravidia. Bahasa Tamil ini diucapkan dibeberapa kilometer di utara Madras; di
daratan Ghats; dari Pulicat sampai ke Tanjung Comorin; di Teluk Benggala dan
juga dipakai di Selatan Travancore dan di dekat Trivandrum dan juga di Utara
Srilangka. Sebagian besar apa yang dulu sering disebut “Orang KLING” (The
Klings, Klingalezen) baik sebagai buruh di Pegu, di Malaysia, Singapura di
Suriname dan di Sumatera Timur dan di Kepulauan Mauritius adalah mereka ini.
Bahasa Tamil memberikan banyak pengaruh kepada bahasa setempat.
Masyarakat Tamil dan masyarakat Melayu memiliki hubungan satu dengan yang
lain yaitu lebih dari 1000 tahun. Dengan durasi yang lama ini, banyak masyarakat
Tamil yang keturunannya menganut agama Islam dan menjadi raja melayu atau
menjadi orang besar melayu seperti MANIPURINDAM yang menjadi bendahara
Kerajaan Melaka (turunannya antaralain ialah bendahara Tun Sri Lanang, editor
“Sejarah Melayu”) juga nenek moyang Sultan Deli dan Sultan Serdang dan
beberapa dinasti raja Pasai. Orang Tamil yang menganut agama Islam di Malaysia
disebut “Orang Mamak”. Nenek dari mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun DR.
Mahathir juga keturunan Tamil.
Bahasa yang digunakan masyarakat Tamil didalam keluarganya adalah
bahasa Tamil. Sedangkan bahasa pergaulan sosial dengan orang yang bukan Tamil
biasanya digunakan bahasa Indonesia (dialek Medan). Berdasarkan sejarah, bahasa
Tamil memiliki tiga periode perkembangan antaralain:
1. Bahasa Tamil kuno antara tahun 200 seb.M. sampai 700M
2. Bahasa Tamil tengahan yaitu antara 700M sampai 500M

49
Universitas Sumatera Utara

3. Bahasa Tamil modern yaitu antara 1500 sampai sekarang
Berdasarkan penggunaanya, bahasa Tamil dibedakan atas ragam tinggi yang
digunakan dalam tulisan, radio, televisi dan pidato; dan ragam rendah yang
digunakan dalam lisan pada percakapan sehari-hari. Bagi masyarakat Tamil yang
berada di kota Medan, bahasa dan aksara Tamil pada umumnya hanya dikuasai oleh
generasi tua. Apabila berkomunikasi antara sesama etnik Tamil, masyarakat Tamil
generasi tua umumnya menggunakan bahasa Tamil, sedangkan masyarakat Tamil
generasi muda umumnya cenderung menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini
menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat Tamil sendiri bahwa bahasa Tamil
akan mengalami kepupusannya.10
Sebagai contoh bahasa Tamil yang sudah menjadi bagian bahasa Melayu
antaralain:
Bahasa Indonesia

Bahasa Tamil

Makna

Biram

Veram

Nama Gajah

Badai

Badai

Angin

Tandil

Tandal

Opsir Kapal

Tambi

Tambi

Saudara Bungsu

Dahaga

Dagam

Rasa Haus

Apam

Apam

Kue Dari Tepung

Onde

Undi

Kue Dari Tepung

Marapulai

Marapulai

Menyambut Pengantin

10

Oleh Drs. Muhammad Takari dalam makalah yang berjudul Mengenal Budaya Masyarakat
Tamil Di Kota Medan

50
Universitas Sumatera Utara

2.4.7 Kesenian
Berbicara mengenai kesenian tradisional masyarakat Hindu Tamil di kuil
Shri Mariamman Kota Medan yaitu Natya Sastra. Natya Sastra dianggap sebagai
cerita jenis sage yang dikarang oleh Bharata (sekitar abad kelima Masehi). Ia
mengatakan bahwa ada sejenis karya yang menghasilkan bentuk-bentuk teater
dalam tradisi ini, yang disebut Veda. Buku-buku ini paling banyak dijumpai pada
abad kelima, meskipun dibeberapa tempat ditemui pada awal abad kedua sebelum
Masehi. Sisa-sisa dari tradisi ini memperlihatkan adanya hubungan antara musik
India Lama dan musik klasik sampai sekarang ini, musik dan tariannya dikatakan
mempunyai berbagai variasi unsur dramatis. Sumber lainnya sebagai teori pentin
untuk musik India adalah karya Sangaradewa, yang bertajuk Sangita Ratnakara,
pada abad ketigabelas, ditulis sejak datangnya ide-ide music dari Timur Tengah
yang dibawa oleh pemerintahan Moghul. Ahli-ahli teori musik India dari abad
keenabelas sampai abad kedua budaya ini dan kemudian menstandarisasinya.11

2.5 Aspek Kesejarahan Kuil Di Shri Mariamman Di Kota Medan
Kuil Shri Mariamman dibangun pada tahun 1884 yang terletak di Kampung
Madras. Kuil ini dibangun oleh Departemen Agama Republik Indonesia ketika
orang tamil telah menyebar dan menganut agama hindu sehingga banyak etnis
Tamil membutuhkan fasilitas untuk beribadah. Penyebaran agama hindu ini terjadi

11

Oleh Muhammad Takari dalam makalah yang berjudul Mengenal Budaya Masyarakat Tamil Di
Kota Medan

51
Universitas Sumatera Utara

ketika buruh Tamil yang datang dari India sebagian besar diperkerjakan di
perkebunan-perkebunan sebagai pelaksana transportasi, misalnya menjadi penarik
pedati.

Gambar 2.8
Bukti Prasasti Pembangunan Kuil
(Dokumentasi Penulis)

Berdasarkan pengertiannya, Shri Mariamman memiliki pengertian dua suku
kata yaitu Shri yang diartikan sebagai “ibu atau seorang perempuan” dan
Mariamman adalah “nama dari ibu Dewa Wisnu.” Kuil ini memiliki ukuran seluas
15 kali 10 meter dan telah mengalami perombakan arsitektur secara total dari
bangunan lama ke bangunan baru. Gubernur Sumatera Utara yaitu Raja Inal Siregar
meresmikan bangunan kuil pada tanggal 23 Oktober 1991 dengan konsep posisi
kuil menghadap matahari terbit dengan tujuan sesuai dengan ajaran agama yang

52
Universitas Sumatera Utara

dianut yaitu bahwa sinar Tuhan akan memberikan kehidupan bagi makhluk hidup
di dunia. 12

Gambar 2.9
Bukti Peresmian Bangunan Kuil Shri Mariamman oleh Gubernur Sumatera Utara
(Dokumentasi Penulis)

Kampung Madras awalnya disebut dengan Kampung Keling. Namun demikan
secara umum masyarakat yang tinggal di Medan masih tetap menyebut Kampung
Keling meskipun secara resmi telah berubah menjadi Kampung Madras. Kampung
Madras terletak di Jalan Teuku Umar dengan Jalan Zainul Arifin di pusat Kota
Medan. Letak kuil ini disekitar dengan tempat ibadah agama Sikh dan pusat
perbelanjaan Sun Plaza.
Kuil yang diberi nama Shri Mariamman dikarenakan Shri Mariamman
digambarkan sebagai Ibu atau Dewi Pelindung. Pada saat kuil ini dibangun, kuil
dikepalai oleh Rangga Sami Naiher yang juga sebagai donator untuk pembangunan

12

Wawancara dengan Bapak Pendeta Candra Boss pada tanggal 20 Januari 2017

53
Universitas Sumatera Utara

kuil. Tinggi tembok kuil ini yaitu 2,5 meter dengan bagian depan kuil menghadap
timur. Bhakta yang melaksanakan ibadah menghadap barat berhadapan dengan arca
dewa-dewa yang menghadap timur. Posisi bhakta dalam pelaksanaan ibadah yaitu
untuk perempuan sebelah kanan sedangkan untuk laki-laki sebelah kiri dari arah
pintu masuk kuil. 13

Gambar 2.10
Pintu Masuk Kuil Shri Mariamman
(Dokumentasi Penulis)

Pada bagian depan pintu masuk kuil terdapat arca Tuwarasakti dan relif
patung dewa Shiwa pada bagian atas pintu masuk. Tuwarasakti digambarkan
sebagai seorang wanita karena dianggap sebagai penjaga kuil Shri Mariamman
yang merupakan seorang wanita juga. Gambaran yang ada pada arca tersebut
memiliki wajah yang sangat cantik, bertangan empat yang membawa trisula, gada
dan pasa serta sikap tangan yang memberi peringatan.

13

Wawancara dengan Bapak Pendeta Candra Boss pada tanggal 20 Januari 2017

54
Universitas Sumatera Utara

Pada bagian dalam kuil terdapat lima buah bilik sebagai pemujaan yaitu Shri
Maha Visnu, Ganesha, Shri Mariamman, Siva dan Brahmana. Selain itu pada
bagian dalam kuil ini terdapat ornamen, pewarnaan yang menarik dan banyak
patung-patung dewa-dewi sebagai penghias kuil.

2.5.1 Peraturan Dalam Kuil
Sebelum memasuki kuil terdapat peraturan yang harus dipatuhi antaralain:
1. Membuka alas kaki
2. Membersihkan diri dengan mencuci tangan, kaki dan membasuh wajah
3. Tidak memakai perhiasan yang berlebihan
4. Mengenakan pakaian yang bersih, sopan dan khas
5. Kaum perempuan yang sedang mengalami haid/menstruasi tidak diperbolehkan
masuk kedalam kuil, sebelum hari ketiga sesudah haid
6. Tidak diperkenankan membawa makanan/minuman
7. Menonaktifkan alat komunikasi/tidak berbicara dengan suara keras atau
membuat keributan
8. Sebaiknya pergi bersama keluarga, karena hal ini menunjukkan perasaan cinta
(Anbu), kasihsayang (Passam) dan kesetiaan. Sekaligus membimbing anak agar
bermoral dan menjadi anak Hindu yang baik.

2.5.2 Larangan Dalam Kuil
Larangan pada saat didalam kuil antaralain:
1. Menyentuh Vigraham (arca)

55
Universitas Sumatera Utara

2. Memakai selendang/Thundu di bahu, melainkan ikat dipinggang
3. Bersembahyang/berjalan/berdiri diantara Mulamurti atau Palipidam
4. Gosip
5. Melakukan pemujaan tidak sesuai dengan waktu
6. Mengenakan pakaian yang tidak layak
7. Berdiri jauh dan hanya mengamati puja yang sedang dilaksanakan
8. Melanggar cara pemujaan
9. Bersujud ditempat lain selain tempat yang ditentukan
10. Datang kekuil dengan tujuan lain
11. Mengambil barang milik kuil untuk digunakan sendiri
12. Menempatkan bunga, buah dan bahan lainnya tanpa melalui Pendeta
13. Menyanyikan lagu duniawi
14. Menyalakan kapurbarus tidak pada waktunya dan tempat yang tepat
15. Mengusap tangan pada pilar dan dinding kuil setelah menerima Prasadham

56
Universitas Sumatera Utara