Studi Deskriptif Musik Dalam Konteks Upacara Thai Ponggel Pada Masyarakat Hindu Tamil di Kuil Shri Mariamman Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku
bangsa dan agama, contohnya pada masyarakat Tamil sebagai salah satu etnis di
negara Indonesia yang menganut agama Hindu. Agama Hindu merupakan salah
satu agama yang diakui di Indonesia. Negara menjamin setiap warga untuk
memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan
itu1.Perkembangan agama Hindu dari India ke Indonesia disebarkan oleh para
Brahmana/Resi atau sarjana-sarjana agama Hindu (Ardhana, 2002: 23). Adapun
yang berwenang untuk mengatur materi ajaran dan tata cara peribadahan bagi
agama Hindu adalah Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
Penyebaran agama Hindu pada masyarakat Tamil ke Indonesia melewati
pantai timur Sumatera dan pantai barat Sumatera Utara sebelum Masehi.
Kedatangan masyarakat Tamil dari India ke Barus pada masa arus angin bulan
Nopember dan Desember. Hal ini ditandai dengan ditemukannya prasasti Lobu Tua
berbahasa Tamil yang dibuat pada tahun Saka (=1088 M) pada masa pemerintahan
Raja Cola yang diperintah oleh Kulotunggadewa-I. Prasasati Lobu Tua berisi
mengenai aktivitas perdagangan kumpulan konglemerat Tamil yang dikenal dengan
nama “MUPAKAT DEWAN 1500”. Anggotanya terdiri dari berbagai sekte

Brahmana, Wisnu, Mulabhadra dan lain-lain (Ibid, 2002: 24).

1

UUD 1945 pasal 19:1

15
Universitas Sumatera Utara

Dari berbagai riwayat masyarakat Tamil setelah zaman kemerdekaan
diperoleh, pada tanggal 3 Januari 1946 Departemen Agama Republik Indonesia
berdiri yang berfungsi sebagai salah satu bentuk jaminan pelaksanaan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Adanya pemantapan struktur organisasi Departemen
Agama, maka dapat dirasakan telah dapat memberikan pelayanan kepada semua
umat beragama termasuk umat Hindu di Indonesia. Dalam ajaran agama umat
Hindu terdapat 19 para dewa dan 3 dewa khusus agama Hindu yang disebut dengan
Trimurti yakni Brahma, Wisnu, Syiwa untuk dipuja dan disembah.
Oleh karena ajaran agama menganjurkan untuk beribadah di kuil, maka
masyarakat Hindu membangun kuil sebagai tempat beribadah atau sembahyang
untuk memuja Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Kuil Shri Mariamman

merupakan salah satu tempat beribadah atau sembahyang tertua di kota Medan pada
masyarakat Hindu. Pengertian dari kuil Shri Mariamman berasal dari 2 kata yaitu
Shri berarti “ibu atau seorang perempuan” dan Mariamman adalah “nama dari ibu
Dewa Wisnu.” Kuil Shri Mariamman berdiri pada tahun 1884 dengan jumlah
jemaat sekitar 1000 jemaat. Kuil ini berwarna hijau toska dan bercampur dengan
warna lainnya sedangkan pada bagian dalam kuil terdapat ukiran batu berbentuk
patung para dewa sehingga jemaat dapat mengenal para dewa yang disembah.
Banyak peraturan yang wajib dilaksanakan para jemaat dan umat yang ingin
beribadah ketika sebelum memasuki kuil Shri Mariamman.
Masyarakat Hindu Tamil memiliki keyakinan sendiri dan upacara ritual.
Keyakinan sendiri pada agama Hindu Tamil berupa Panca Sradha yang berarti 5
keyakinan diantaranya adalah (1) Percaya dengan adanya Sang Hyang Widhi Wasa

16
Universitas Sumatera Utara

(Tuhan Yang Maha Esa), (2) Percaya adanya atman (Roh), (3) Percaya adanya
hukum karma, (4) Percaya terhadap adanya samsara (adanya kehidupan kembali
atau reinkarnasi), (5) Percaya terhadap adanya kebahagiaan rohani yaitu
menyatunya atma dengan samsara. Dalam masyarakat Hindu Tamil, ibu merupakan

seorang yang sangat dihormati2 . Hal ini menunjukkan masyarakat Hindu Tamil
meyakini dari terbentuknya bumi dan pengertian bumi itu sendiri. Sebagai
kelompok orang yang membatasi identitas budayanya, masyarakat Tamil memiliki
cara hidup yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Masyarakat Tamil masih
sangat menghormati adat-istiadat. Meskipun tidak selalu terlihat mengenakan
identitas budayanya. Ini disebabkan agar mereka dapat dengan mudah melebur
dengan masyarakat setempat.
Untuk hal-hal yang bersifat system pengetahuan mengenai agama yang
mereka miliki relative rendah. Hanya sedikit orang, seperti tokoh tertua adat dan
pendeta saja yang mengerti. Kebanyakan mereka hanya menjalankannya karena
telah menjadi tradisi leluhurnya. Namun untuk hal-hal religious mereka sangat
percaya dan taat menjalaninya. Seperti yang dipaparkan dalam gambaran umum
masyarakat Tamil di Sumatera Utara khususnya masyarakat Tamil.
Upacara ritual pada masyarakat Hindu Tamil terdiri dari Niscchayam,
Parisam, Thirumanam, Walai Kappu, Patinaru, Deepawali, Thai Ponggel,
Thaipussam Maha Sivarattri, Pangguni Uttiram, Tamil Varudapirappu, Navarattri

2

Wawancara dengan Bapak Pendeta Candra Boss pada tanggal 20 Januari 2017


17
Universitas Sumatera Utara

Arambam, Tirukartigai dan Maha Siwa Ratri. Pada pembagian upacara diatas yang
terdapat dalam pembahasan adalah Upacara Thai Ponggel3.
Upacara Thai Ponggel adalah upacara perayaan menuai4 pada masyarakat
Hindu Tamil melalui pesta panen yang bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan
karena telah diberikan hasil panen yang melimpah. Thai Ponggel berasal dari
bahasa Tamil yang artinya dibagi menjadi dua, antara lain: Thai yang artinya nama
bulan dalam satu tahun almanak Tamil dan Madem yang artinya berlimpah.
Upacara Thai Ponggel dilaksanakan setahun sekali pada masyarakat Hindu Tamil
di kota Medan terutama di Kuil Shri Mariamman. Proses pelaksanaan upacara ini
berlangsung selama 7 jam dan dilakukan pada hari yang sama. Penetapan
pelaksanaan upacara Thai Ponggel dilakukan sesuai dengan kalender India yang
disebut dengan Almanak Tamil5 yaitu tepat pada tanggal 1 pada bulan Thai
Madem6. Upacara Thai Ponggel dapat dilaksanakan pada 2 tempat yaitu di rumah
dan di kuil. Upacara ini dirayakan diseluruh dunia khususnya yang
berkependudukan masyarakat Hindu Tamil. Peranan penting upacara Thai Ponggel
adalah sebagai salah satu media penghormatan bagi masyarakat Hindu Tamil

kepada Tuhan yaitu dewa matahari. Hal ini menunjukkan penghormatan adalah
sesuatu yang mutlak dan merupakan tujuan dari setiap ritual pada masyarakat Hindu
Tamil di kota Medan. Ritual pada saat upacara Thai Ponggel dilakukan dengan hati,

3

Sumber Pengurus Kuil Shri Mariamman di Papan Pengumuman
Hasil panen yang berupa padi, susu, gandum dan lain sebagainya
5
Almanak Tamil berisikan mengenai tanggal penting masyarakat Hindu Tamil seperti diantaranya
tanggal penetapan awal tahun pada masyarakat Hindu Tamil, tanggal penetapan upacara Thai
Ponggel dan sebagainya.
6
Thai Madem terdiri dari 2 suku kata antaralain Thai berarti bulan dan Madem berarti nama bulan
dalam kalender Tamil dalam satu tahun
4

18
Universitas Sumatera Utara


pikiran dan kemauan dimana segenap diri ditujukan kepada Tuhan. Dalam ritual
pada rangkaian tata cara peribadatan upacara ini terdapat musik pengiring dan
hiburan sebagai ungkapan syukur terhadap karunia Tuhan.
Pelaksana ritual pada upacara Thai Ponggel ini adalah dari ketua kuil dan
pendeta kuil. Ketua kuil merupakan pihak yang merangkai seluruh isi acara dari
awal hingga akhir acara dan mengatur seluruh pendeta sebagai petugas melayani
jemaat pada saat ritual dilaksanakan. Pada masyarakat Hindu Tamil meyakini
bahwa

upacara

Thai

Ponggel

mendatangkan

kemakmuran

bagi


setiap

umat.misalnya, banyak pernikahan pada bulan Thai. Selain ketua kuil dan pendeta
kuil, jemaat memiliki peran penting dalam pelaksana ritual pada upacara ini. Peran
jemaat dalam pelaksana ritual pada upacara ini adalah pihak yang memasak hasil
panen yang berada dalam wajan dan pihak yang menyanyikan juga memainkan
musik pengiring.
Dalam rangkaian ritual pada upacara Thai Ponggel terdapat 3 tempat
pelaksanaan di antaranya dihalaman kuil, didalam kuil Shri Mariamman dan di kuil
Kaliamman. Tata peribadatan dari setiap tempat pelaksanaan adalah berbeda,
misalnya di halaman kuil dilaksanakan proses memasak hasil panen dan proses
mengucap syukur kepada dewa matahari, pelaksanaan didalam kuil Shri
Mariamman dilaksanakan proses beribadah agar hasil panen di hari kemudian lebih
lancar dan pelaksanaan di dalam kuil Kaliamman dilaksanakan proses hiburan yaitu
makan bersama hasil panen yang telah dimasak dari kuil Shri Mariamman. Bahasa
yang digunakan dalam rangkaian ritual adalah bahasa Tamil. Pakaian yang

19
Universitas Sumatera Utara


digunakan pendeta bagian atas disebut jepa dan bagian bawah disebut weti
sedangkan pakaian yang digunakan oleh kaum perempuan disebut sari.
Musik pengiring pada upacara Thai Ponggel merupakan alat musik
tradisional khas Hindu Tamil yaitu seperti tabla, tamborin, sange, dan manjira yang
dibawakan secara langsung tanpa dalam bentuk rekaman audio. Musik pengiring
diikuti dengan nyanyian 7Bhajan. Musik dalam upacara ini memliki peran dan juga
fungsi yaitu sebagai pengatur ritem untuk nyanyian Bhajan dan sebagai salah satu
rangkaian penting dalam proses berjalannya upacara. Pemain musik dapat
dilakukan secara bergantian. Lirik dalam nyanyian adalah sebuah cerita yang juga
adalah pujian kepada Dewa yang diambil dari Kitab Suci Veda.
Yang menarik didalam upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil
ini adalah upacara ini dilakukan setahun sekali yang beralokasikan di kota Medan
dan musik pengiringnya masih tradisional yaitu seperti masih dipengaruhi tradisi
Hindu kuno dan masih berdasarkan sejarah filsafah Veda sehingga dapat menjadi
ciri khas dalam konteks ini.
Adapun aspek utama yang akan penulis diskusikan didalam penulisan ini
adalah bagaimana upacara Thai Ponggel dan musik dalam penyajiannya pada
masyarakat Hindu Tamil Kota Medan. Maka penulis tertarik untuk membahas lebih
dalam lagi tentang upacara panen masyarakat Hindu Tamil yang berada di kuil Shri

Mariamman kota Medan dan penulis akan menjabarkan lebih lengkap lagi ke dalam
tulisan dengan judul :

7

Bhajan yang berarti memuja, menyembah, bersujud, dihadapan Tuhan yaitu dengan
menyanyikan lagu-lagu suci

20
Universitas Sumatera Utara

“Studi Deskriptif Musik Dalam Konteks Upacara Thai Ponggel Pada
Masyarakat Hindu Tamil Di Kuil Shri Mariamman Kota Medan”.

1.2 Pokok Masalah dan Batasan Masalah
Setelah penulis melihat langsung upacara Thai Ponggel ternyata penulis
melihat banyak sekali yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian seperti
rangkaian prosesi upacara, kostum yang dikenakan pada saat upacara berlangsung,
durasi upacara, instrument dan musik pengiring. Oleh karena itu, untuk
menghindari kajian yang lebih luas maka penulis membatasi wilayah pembahasan

dalam tulisan ini dengan memfokuskan kebeberapa aspek saja walaupun secara
umum tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan uraian latarbelakang seperti di
atas,untuk memfokuskan kajian dan penelitian penulis dalam tulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil di kuil
Shri Mariamman kota Medan?
2. Bagaimana penyajian musik dalam upacara Thai Ponggel pada masyarakat
Hindu Tamil di kuil Shri Mariamman kota Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Melalui penyusunan skripsi ini, penulis menentukan tujuan dan
memperoleh manfaat penelitian. Berikut ini penulis menguraikan tujuan dan
menfaat penelitian sesuai dengan latarbelakang dan pokok permasalahan yang telah
dipaparkan sebelumnya:

21
Universitas Sumatera Utara

1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil
yang berlangsung di kuil Shri Mariamman.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyajian musik dalam upacara Thai Ponggel di
kuil Shri Mariamman.

1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sarana untuk memperluas pengetahuan tentang proses berlangsungnya upacara
Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil di kuil Shri Mariamman.
2. Bermanfaat bagi penulis sebagai modal awal untuk mengasah dan membekali
kemampuan selaku mahasiswi Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara.
3. Sebagai bahan refrensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relavan di
kemudian hari.
4. Syarat untuk mencapai gelar Sarjana di Departemen Etnomusikologi Fakultas
Ilmu Budaya USU Medan.

1.4 Konsep Dan Teori
Melalui konsep dan teori, penulis memfokuskan pada gambaran tentang
objek penelitian dan memecahkan pokok permasalahan yang telah ditentukan.
Selain itu, konsep dan teori juga berfungsi sebagai pedoman dan dasar untuk
mencari dan melengkapi data-data yang dibutuhkan.

22
Universitas Sumatera Utara

1.4.1 Konsep
Menurut R. Merton dalam buku Koentjaraningrat, konsep merupakan
defenisi dari apa yang perlu diamati,; konsep menentukan antara variable-variabel
mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris. Konsep juga merupakan
unsur pokok dari suatu penelitian (Koentjaraningrat,1987:36). Berdasarkan
pengertian di atas, penulis menggambarkan hubungan beberapa konsep berkaitan
dengan tulisan ini melalui definisinya.
Kata deskriptif merupakan kata sifat dari

deskripsi. Pengertian studi

deskriptif dapat diartikan sebagai menguraikan gambaran situasi atau kejadiankejadian yang terdapat didalam studi objek ilmiah. Menurut Echols Shadily
(1990:179) deskripsi mempunyai pengertian gambaran atau lukisan. Dalam hal ini
penulis mencoba menguraikan / menggambarkan tentang upacara Thai Ponggel
agar dapat dijadikan informasi bagi para pembaca yang membutuhkan.
Upacara adat merupakan keperluan simbolis manusia yang mengharapkan
keselamatan. Upacara adat itu sendiri merupakan rangkaian tindakan yang ditata
oleh adat yang berlaku yang berhubungan dengan berbagai peristiwa (Subagyo,
1981;116). Sedangkan (Koentjaraningrat,1977;241) berpendapat bahwa upacara
timbul karena adanya dorongan perasaan manusia untuk melakukan berbagai
perbuatan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib. Semua unsur yang
ada didalamnya baik itu saat upacara, benda-benda yang digunakan, juga orangorang yang terlibat didalamnya dianggap keramat.
Suatu upacara dapat dilihat sebagai suatu pertunjukan simbol, pertunjukan
simbol ini biasanya dilakukan melalui berbagai bentuk pertukaran yang pada

23
Universitas Sumatera Utara

pokoknya melibatkan pihak pemberi dan pihak penerima. Maka Viktor Turner
(1968) menegaskan bahwa tanpa mempelajari simbol yang dipakai dalam suatu
upacara maka kita akan merasa sulit untuk memahami upacara tersebut dan
masyarakat-masyarakatnya.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau saling
“berinteraksi” menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan
yang terikat oleh satu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat 1980;157-161).
Masyarakat Hindu Tamil yang penulis maksudkan adalah sebagai asosiasi manusia
yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas sifatnya. Selain itu,
masyarakat Hindu Tamil yang dimaksud sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai,
norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan dan sebagainya. Oleh karena itu,
pengertian masyarakat tidak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian
yang terdapat didalam kutipan Soerjono Soekanto (1983’106-107).
Keragaman musik memiliki fungsi dan peranan tertentu dalam kehidupan
masyarakat. Menurut Alan P.Merriam musik mempunyai sepuluh fungsi penting,
yang beberapa diantaranya fungsi yang dimaksudkan oleh penulis sesuai dengan
musik pengiring yang dibawakan pada saat upacara yaitu fungsi estetis dan fungsi
komunikasi.
Upacara Thai Ponggel

merupakan upacara perayaan menuai pada

masyarakat Hindu Tamil melalui pesta panen yang bertujuan untuk bersyukur
kepada Tuhan karena telah diberikan hasil panen yang melimpah. Upacara ini
dilakukan setiap setahun sekali sesuai dengan almanak Tamil dan dilaksanakan
dengan berbagai rangkaian acara dimulai pada pagi hari hingga siang hari. Dalam

24
Universitas Sumatera Utara

musik vokal yang pada upacara Thai Ponggel terdapat beberapa jenis kidung.
Namun dalam kepentingan transkripsi dan analisis, penulis memakai Bhajan.
Adapun alasan penulis menggunakan Bhajan sebagai bahan transkripsi adalah pada
upacara berlangsung terdapat pemujaan dan merupakan nyanyian suci kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa. Bhajan dinyanyikan oleh semua jemaat yang sedang
mengikuti upacara Thai Ponggel di kuil Shri Mariamman kota Medan.

1.4.2 Teori
Teori merupakan hal pokok dan alat yang terpenting dari suatu pengetahuan.
Tanpa teori hanya ada pengetahuan tantang rangkaian fakta saja, tetapi tidak aka
nada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973;10). Maka dari itu penulis
menggunakan pedoman dari beberapa teori yang berhubungan dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Untuk mendeskripsikan upacara Thai Ponggel penulis menggunakan teori
upacara yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (2002:377) secara khusus
mengandung empat aspek yang menjadi perhatian khusus dari para ahli antropologi
ialah: (i) tempat upacara keagamaan dilakukan (ii) saat upacara keagamaan
dijalankan (iii) benda-benda dan alat-alat upacara (iv) orang-orang yang melakukan
dan memimpin acara. Aspek pertama berhubungan dengan tempat berlangsungnya
upacara yaitu pada halaman kuil dan didalam kuil. Aspek kedua adalah aspek
mengenai saat upacara berlangsung. Aspek ketiga adalah tentang benda-benda yang
dipakai dalam upacara termasuk patung yang melambangkan dewa-dewa, alat-alat

25
Universitas Sumatera Utara

bunyi-bunyian seperti lonceng suci. Aspek keempat adalah aspek yang mengenai
para pelaku upacara keagamaan yaitu para pendeta, ketua kuil dan sebagainya.
Untuk mengetahui struktur musik dalam penyajian upacara Thai Ponggel
seperti ritme tamborin, tabla,sange dan manjira yang digunakan dalam mengiringi
upacara tersebut sehingga penulis mendengarkan berulangkali terhadap rekaman
musik guna proses transkripsi adalah penulis berpedoman menggunakan teori
Bruno Nettl (1964; 98) yang memberikan dua pendekatan 1. Kita dapat
menguraikan dan menganalisis apa yang kita dengar, 2. Kita dapat menulis apa yang
kita dengar tersebut keatas kertas dan kita dapat mendeskripsikan apa yang kita lihat
tersebut.

1.5 Metode Penelitian
Menurut Koentjaraningrat (2009;35), metode ilmiah dari suatu pengetahuan
merupakan segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu
kesatuan. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip
dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis
2006;24).
Untuk mengetahui segala permasalahan dalam tulisan ini , penulis
menggunakan metode penelitian kualikatif dalam tulisan ini. Metode penelitian
kualikatif menurut Bogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara

26
Universitas Sumatera Utara

holistic (utuh). Metode penelitian kualikatif dapat dibagi dalam empat tahap yaitu:
tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan,, analisis data dan penulisan
laporan.
Penulis juga mengacu pada disiplin etnomusikologi seperti yang disarankan
Nettl (1964:62) yaitu penelitian etnomusikologi dibagi dalam dua jenis pekerjaan
yakni kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (deks work).

1.5.1 Studi Pustaka
Koentjaraningrat (2009:35) menyatakan bahwa studi pustaka bersifat
penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam objek
penelitian. Melalui studi pustaka, penulis sebagai peneliti awam diperkaya dengan
infomasi-informasi pendukung awal dalam berbagai sumber buku yang
berhubungan penulisan skripsi ini. Studi kepustakaan juga penulis lakukan terhadap
topik-topik lain yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya pengetahuan
tentang upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil, musik pengiring dan
sebagainya.
Penulis mempelajari dan membandingkan semua informasi dan data yang
telah didapat baik melalui skripsi, buku, artikel dan internet sebagai kesempurnaan
dalam menulis skripsi ini.Sumber buku yang dipakai penulis dalam studi pustaka
ini adalah buku dari Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi
Sumatera Utara, Dinas Pariwisata Kota Medan dan artikel-artikel lainnya yang
mendukung penyelesaian skripsi ini

27
Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Penelitian Lapangan
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu memberikan
gambaran tentang upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil di Kota
Medan. Sebagai acuan dalam mengumpulkan data di lapangan, penulis berpedoman
kepada tulisan Harsja W.Bachtiar (1958:108), bahwa pengumpulan data dilakukan
melalui kerja lapangan (field work) dengan menggunakan teknik:
(1) Observasi (Pengamatan)
Teknik pengumpulan data dengan metode observasi adalah suatu metode
yang dipakai dengan pengamatan secara langsung melalui pengamatan
penginderaan untuk mendapatkan informasi yang akurat. Menurut Bunguin
(2007:115) metode observasi merupakan kerja pancaindera mata dengan dibantu
dengan pancaindera lainnya. Dalam hal ini penulis berusaha melihat langsung.
Dengan demikian dalam mendeskripsikan upacara Thai Ponggel penulis akan lebih
cermat.
(2) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak
mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian. Untuk itu penulis mengacu
kepada pendapat Koentjaraningrat (1986)yang membedakan wawancara mendalam
berdasarkan sifatnya yaitu pertama, wawancara yang dimaksudkan untuk
memperoleh informasi, sedangkan yang kedua, wawancara yang dimaksudkan
untuk memperoleh keterangan mengenai diri pribadi, pendirian, sikap dan
pandangan individu yang diwawancarai, yang tujuannya adalah untuk kepentingan
komperatif. Wawancara yang penulis lakukan dalam penelitian terdiri dari dua

28
Universitas Sumatera Utara

kategori, yaitu wawancara terencana dan tak terencana. Wawancara terencana
memiliki format yang telah disusun oleh penulis secara sistematis. Sedangkan
wawancara tak terencana merupakan wawancara yang tidak memiliki format
penyusunan yang dilakukan oleh penulis. Wawancara tak terencana ini disebabkan
karena pengetahuan penulis maupun daya ingat penulis yang terganggu oleh situasi
dan kondisi pada saat observasi berlangsung.
(3) Perekaman
Perekaman dilakukan setelah penulis melakukan observasi, wawancara,
atau pada setiap kegiatan dilakukan ketika penulis melakukan penelitian. Dalam hal
ini penulis melakukan perekaman audio dengan menggunakan kamera DSLR
NIKKON dan dalam melakukan pengambilan gambar sebagai dokumentasi
digunakan kamera dari handphone dan kamera DSLR NIKKON. Pengambilan
gambar dan perekaman dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat ijin dari pihak
panitia dan panitia pelaksana.

1.5.3 Kerja Laboratorium
Didalam pengerjaan laboratorium, penulis melakukan pengumpulan seluruh
data-data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan perekaman
atau dokumentasi. Penulis juga akan melakukan pentranskripsian dan selanjutnya
dianalisa dengan penyusunan yang sistematis dengan mengikuti kerangka
penulisan. Pada proses pentranskripsian, penulis menggunakan simbol-simbol yang
sederhana sehingga dapat dipahami pembaca dan dapat mewakili bunyi tersebut.

29
Universitas Sumatera Utara

Setelah penulis melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya dalam
proses sebuah tulisan ilmiah yang berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan
sebuah karya ilmiah yang sesuai dengan disiplin ilmu Etnomusikologi. Apabila data
yang diperlukan masih kurang lengkap, maka penulis akan melengkapinya dengan
menjumpai informan kunci atau informan lain dan hal ini dilakukan berulang-ulang.

1.6 Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian penulis tentang tulisan ini adalah di
Kuil Shri Mariamman, Jalan H.Zainul Arifin No.134, Medan. Penulis menetapkan
lokasi ini sebagai lokasi penelitian dengan alasan karena Kuil Shri Mariamman
merupakan salah satu kuil yang memiliki umat Hindu Tamil terbanyak dibanding
dengan kuil lainnya yang ada di Kota Medan dan merupakan salah satu kuil yang
tertua.

30
Universitas Sumatera Utara