Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan. pdf

TUGAS BESAR

Mata Kuliah Pendidikan Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Teknologi dan
Industri Kimia Nasional Demi Menyongsong Daya Saing
Global Indonesia

Disusun oleh :
WILDAN MAULANA NUGROHO
Jurusan Teknik Kimia
11/319069/TK/38203

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
1

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Teknologi dan Industri Kimia
Nasional Demi Menyongsong Daya Saing Global Indonesia


A. Pancasila sebagai Patokan Bertindak
Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini
kebenaranya dan kesediaan untuk mewujudkan di dalam tindakan, sikap, perilaku hidup dan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia, kristalisasi
nilai-nilai karakter bangsa terkandung dalam Pancasila, karena masing-masing sila yang
terkandung di dalam Pancasila saling mempengaruhi dan saling berhubungan satu sama lain,
yang akan memberikan landasan bagi: (a) Nilai dasar kemanusiaan sebagai tolak ukur (nilai
kriteria), (b) Berlaku umum dan menyeluruh bagi nilai-nilai, (c) Menjadi landasan
kepercayaan pandangan hidup dan sikap serta perilaku.
Pancasila yang disahkan secara formal di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar
1945 itu telah memenuhi syarat sebagai sistem filsafat. Sebagai sistem filsafat, Pancasila
yang terdiri dari lima sila itu merupakan satu keseluruhan yang terdiri dari bagian silasilanya yang bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian silasilanya merupakan tata rakit yang teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit
keseluruhan Pancasila (Soegito AT dkk, 2006:81).
Widjaja (2000:6), Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia
mengandung nilai-nilai: a) Nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan, b) Nilai ideal, nilai material, nilai spiritual, nilai pragmatis,
dan nilai positif, c) Nilai etis, nilai estetis, nilai logis, nilai sosial dan nilai religius.

2


Nilai yang terkandung tersebut pada kenyataanya dapat berlaku umum (universal), dan
akan bersifat khusus apabila dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara bagi bangsa Indonesia.
Nilai-nilai universal (umum) berlaku bagi semua manusia dan bangsa (negara) tanpa
ada batas-batas tertentu, sebaliknya nilai-nilai khusus berlaku hanya untuk bangsa Indonesia
(nasional).Nilai-nilai universal (umum) tercantum di dalam Pembukaan Undang-undang
Dasar 1945 dan secara khusus dijabarkan dalam Batang Tubuh Undang-undang Dasar 1945
dalam pasal-pasalnya.Bahwa tidak bisa dipungkiri lagi setiap manusia dan bangsa (negara)
di dunia ini memiliki nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila, nilai Ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Perbedaanya hanya
terletak, bagi bangsa Indonesia nilai-nilai tersebut berlaku utuh, menyeluruh, senafas, sejiwa
dan totalitas, sedangkan bagi bangsa (negara) lain tidak demikian halnya.
Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui
proses panjang, melalui sejarah perjuangan bangsa Indonesia, di dalam Pancasila terkandung
nilai-nilai luhur yang diyakini kebenaranya, sehingga Pancasila merupakan dasar filsafat
negara yang mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
B. Perkembangan Teknologi Industri Kimia di Indonesia
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif
sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai

penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan
terus semakin berkembang.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa
terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia
sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang

3

memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang
berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang
berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih,
sehingga diperlukan sumber nilai atau orientasi dasar yang disertai dengan kemampuan dalam
mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan
antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan industri kimia sendiri di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Terbukti
didirikannya pabrik-pabrik di berbagai wilayah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tidak
hanya di Indonesia, juga sudah merambah pasar Internasional. Hal ini secara langsung dapat
meningkatkan dan mengoptimalkan Sumber Daya Alam dan mengasah Sumber Daya Manusia

di Indonesia menjadi individu yang unggul dan kompeten di bidangnya. Sedangkan secara
tidak langsung, perkembangan Industri kimia di Indonesia juga akan meningkatkan harkat serta
martabat Indonesia di mata internasional. Yang sebelumnya dianggap sebagai negara dunia
ketiga, berjalan pelan namun pasti, kita mulai bergerak menuju Indonesia yang bersinar dan
meraih kembali julukan “Macan Asia”.
Mau tidak mau kita memang seharusnya sudah mulai berlatih meningkatkan kualitas
masyarakat kita karena MEA sudah di penghujung mata. Hukum rimba akan mulai
dilaksanakan. Siapa yang kalah saing akan menjadi bawahan di tempat tinggalnya sendiri dan
siapa yang juara akan menjadi raja di negeri seberang.
Meskipun begitu, semua hal mempunyai sisi yang negatif juga, tidak lepas
perkembangan teknologi dan industri kimia di Indonesia. Jika tidak ada suatu patokan yang
mengatur pertumbuhan industri terutama di Indonesia, maka cepat atau lambat kita yang akan
terkena akibatnya sendiri, contoh saja jika industri kimia tidak dibatasi oleh peraturan, maka

4

polusi akan terjadi dan akhirnya akan berefek ke kesehatan lingkungan sekitar. Contoh lain
yakni jika jumlah industri terlalu banyak, maka kecepatan berkurangnya sumber daya alam
akan terlalu kencang sehingga anak cucu kita tidak sempat merasakan manfaatnya.
Sehingga diperlukan suatu patokan berbentuk visi dan misi untuk mengatur semua

kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan bersama. Visi dan misi tersebut harus bisa
berakar kuat di masyarakat sehingga pelaksanaannya menjadi lebih kongkrit dan jelas. Oleh
karena itu, para founding father kemerdekaan Indonesia telah merumuskannya dan lahirlah
Pancasila. Dengan berpatokan Pancasila, peraturan akan tetap terjaga dan dipatuhi masyarakat
karena Pancasila sendiri diambil dari saripati karakter bangsa Indonesia dan hal tersebut
membuat Pancasila mampu menancap di hati bangsa Indonesia
Perkembangan dalam semua bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi termasuk
industri kimia sedang dalam masa keemasannya. Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi
bangsa harus dijadikan sebagai acuan yang mengakomodir dan mengantisipasi laju
perkembangannya, sehingga setiap warga negara dapat mengimbangi dan sekaligus
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup
manusia.

C. Pengertian Paradigma
Awalnya istilah Paradigma berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang
kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Inti sari paradigma adalah suatu asumsi-asumsi
dasar dan asumsi teoritis yang umum dan dijadikan sumber hukum, metode serta penerapan
dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan
itu sendiri.
Dengan adanya kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial kemudian dikembangkanlah

metode baru yang berdasar pada hakikat dan sifat paradigma ilmu, yaitu manusia yang disebut

5

metode kualitatif. Kemudian berkembanglah istilah ilmiah tersebut dalam bidang manusia serta
ilmu pengetahuan lain misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-bidang lainya.
Dalam kehidupan sehari hari paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung
arti sebagai sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter
serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu
termasuk bidang pembangunan, reformasi, maupun pendidikan. Dengan demikian paradigma
menempati posisi dan fungsi yang strategis dalam proses kegiatan. Perencanaan, pelaksanaan
dan hasil- hasilnya dapat diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini kebenarannya.

D. Pancasila Sebagai Dasar Perkembangan Teknologi Chemical Industry
Pancasila mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan ilmu dan teknologi.
Perkembangan IPTEK dewasa ini dan di masa yang akan datang sangat cepat, makin
menyentuh inti hayati dan materi di satu pihak, serta menggapai angkasa luas dan luar angkasa
di lain pihak, lagi pula memasuki dan mempengaruhi makin dalam segala aspek kehidupan dan
institusi budaya. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang tidak dibarengi dengan
dasar-dasar Pancasila yang kuat justru akan menjadi aspek penghancur bangsa, terutama dari

segi moralitas dan mentalitas.
Perubahan dan perkembangan tekhnologi yang terlampau deras menyebabkan terlalu
mudahnya informasi dari seluruh penjuru dunia masuk ke dalam bangsa kita. Segala
kemudahan dalam berinteraksi juga semakin tidak dapat dibendung lagi. Hal tersebut didukung
dengan adanya perkembangan gadget yang menyediakan layanan-layanan dan berbagai
fasilitas canggih untuk berkomunikasi. Sesungguhanya semua kemajuan ini sangat membantu
dan meringankan kita dalam melakukan aktivitas. Pekerjaan akan semakin cepat terselesaikan
dan menghemat waktu serta tenaga. Kini tiada lagi jarak yang berarti dalam bertukar informasi.
Kehidupan di dalam masyarakat semakin nyaman dan menyenakan. Masyarakat madani pun

6

akan semakin mudah tercapai, walaupun di sisi lain hal ini merupakan suatu tantangan bagi
bangsa kita untuk dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan tekhnologi. Sebab tak kan
tercipta masyarakat madani apabila perkembangan dan kemajuan tekhnologi kita masih
terbelakang dan hanya bertumpu kepada bangsa asing. Masyarakat akan selalu tergantung
kepada pihak lain dan bertolak dari kemandirian serta cenderung akan mendekati masyarakat
yang konsumtif.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang. Dalam proses perbaikan
dari segala segi kehidupan, baik dalam segi sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan

tekhnilogi serta budaya. Pembanguan demi pembanguan sarana dan prasarana selalu digalakan
baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dengan harapan agar bangsa kita tidak
tertinggal dengan bangsa-bangsa lain. Walaupun semua itu dengan pengorbanan yang sangat
besar. Negara harus berhutang kepada negara donatur untuk setiap pembanguan dan kemajuan
IPTEK bangsa. Hasilnya dapat kita nikmati sekarang. Bangsa Indonesia tidak kalah majunya
dengan negara-negara tetangga. Berbagai fasilitas publik telah tersedia demi meunjang jalan
perekonomian bangsa. Barang-barang canggih banyak didatangkan dari luar negeri. Mulai dari
perabotan rumah tangga sampai kendaraan bermotor. Namun, seiring dengan kemajuan
pendidikan di Indonesia. Sekarang sebagian masyarakat Indonesia sudah dapat merakitnya
sendiri, walaupun masih mengimpor bahan dasarnya. Ini, setidaknya Indonesia terus mengikuti
perkembangan dan kemajuan tekhnologi. Sehingga tidak heran jika mulai terdapat berbagai
barang elektronik buatan anak bangsa. Memang terasa sangat membanggakan mendengarnya.
Namun, tanpa kita sadari dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu
santernya kita mulai melupakan akan apa tujuan dari yang kita lakukan ini. Padahal hal ini
tercantum jelas dalam landasan ideologi bangsa kita (Pancasila) bahwa mengembangkan iptek
haruslah secara beradab. Tercantum dalam sila kedua yang berbunyi ”Kemanusiaan yang adil
dan beradab”. Perkembangan dan kemajuan teknologi seharusnya diwujudkan untuk keadilan

7


dan kehidupan yang beradab serta bermoral. Dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ada
seharusnya menyokong kita untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita, bukannya
sebagai alat menindas atau berbuat kejahatan serta kecurangan bagi mereka yang memegang
penguasaan akan IPTEK.
Di sinilah betapa pentingnya landasan Pancasila yang kental dalam setiap hati nurani
anak bangsa Indonesia agar tidak akan timbul penyalahgunaan perkembangan dan kemajuan
IPTEK dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang dapat kita lihat dalam kehidupan
keseharian. Berbagai macam informasi dapet dengan mudah disebarkan kepada khalayak.
Seseorang yang berniat jahat kepada orang lain dapat dengan mudah untuk menghancurkan
nama baiknya. Fenomena lain yang sangat mengkhawatirkan adalah kalangan remaja bahkan
anak-anak dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang apa saja yang mereka inginkan,
padahal informasi itu bukanlah porsi yang tepat bagi mereka.
Peristiwa tersebut tidak akan terjadi apabila masing-masing individu memegang teguh
dasar-dasar Pancasila. Penanaman Pendidikan Pancasila sejak usia dini merupakan antisipasi
awal dalam membangun filter bagi perkembangan dan kemajuan IPTEK yang terlamapau
deras. Sehingga moral dan mental anak bangsa justru tidak melorot menghadapinya di tengahtengah perubahan zaman. Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk penangkal
hal-hal yang buruk dalam perkembangan IPTEK. Lima sila yang terdapat dalam Pancasila
mengandung nilai-nilai luhur yang merupakan suatu rumusan kompleks dan menyeluruh dalam
menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian diharapan dapat tercipta
kehidupan masyarakat yang adil, beradab dan sejahtera, serta menyuluruh di setiap elemen

lapisan masyarakat.

8

F. Sistem Etika Perkembangan IPTEK terutama Teknologi Kimia dalam Pancasila
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber nilai,
kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK. Sebagai bangsa yang memiliki
pandangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus
didasarkan atas paradigma pancasila. Apabila kita melihat sila demi sila menunjukkan sistem
etika dalam pembangunan IPTEK yang secara tidak langsung industri kimia juga masuk
didalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa , mengkomplementasikan ilmu pengetahuan,

mencipta, perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Sila ini
menempatkan manusia di alam semesta bukan merupakan pusatnya melainkan sebagai bagian
yang sistematik dari alam yang diolahnya (T. Jacob, 1986), dapat disimpulkan berdasarkan sila
ini IPTEK selalu mempertimbangkan dari apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan,
adakah kerugian bagi manusia.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa IPTEK haruslah


bersifat beradab dan bermoral, sehingga terwujud hakikat tujuan IPTEK yaitu, demi
kesejahteraan umat manusia. Bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia melainkan
harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia. Dengan begitu, tidak akan
terjadi adanya eksploitasi sumber daya yang berlebihan dan cenderung serakah oleh industri
karena memang sudah diatur di Undang-Undang yang berpatokan pada Pancasila. Contohnya
seperti Industri Semen di Jawa. Jika tidak ada suatu aturan yang mengatur pengambilan batu
kapur di daerah hutan jati, maka dengan seenaknya dan sewajarnya mereka akan rela merusak
hutan demi mendapatkan apa yang ada di dalam tanah di atas hutan itu berada
Sila Persatuan Indonesia , memberikan kesadaran kepada bangsa indonesia bahwa rasa

nasionalime bangsa indonesia akibat dari adanya kemajuan IPTEK, dengan IPTEK persatuan
dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar

9

daerah diberbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan IPTEK. Oleh sebab
itu IPTEK harus dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan
selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan masyarakat
internasional. Sehingga akan timbul pemerataan ekonomi dan kita menjadi lebih kompak
dalam menghadapi persaingan internasional. Bukan malah saling menjatuhkan antar industri
di dalam negeri sendiri
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan , mendasari pengembangan Teknologi Industri Kimia secara demokratis. Disini

ilmuwan tidak hanya ditempatkan untuk memiliki kebebasan dalam pengembangannya, namun
juga harus ada saling menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan bersikap terbuka
untuk menerima kritikan, atau dikaji ulang dan menerima perbandingan dengan penemuan teori
lainya. Hal tersebut mampu menstimulus sumber daya Indonesia menjadi milik bersama, tidak
dimonopoli segolongan saja, bahkan pihak asing.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia , IPTEK didasarkan pada

keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam
hubunganya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain,
manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkunganya.
Karena Pancasila menjadi patokannya. Seharusnya secara teori semua orang memiliki hak yang
adil dan proporsional terhadap kekayaan alam Indonesia. Untuk itulah diadakannya pajak yang
jika dibilang, cukup besar bagi industri kimia di Indonesia yakni sekitar 50% dari pendapatan
perusahaan.
Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat masuk kedalam
tatanan pembangunan Indonesia melalui perkembangan teknologi keteknikan. Pentingnya
keselerasan diantara keduanya menjanjikan hubungan yang harmonis dalam membangun
sebuah negara yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya sangat sulit untuk

10

menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural,
tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak memiliki etika dalam menggunakan teknologi.
Hal tersebut sangat tergantung kepada tingkah laku manusia. Tidak setiap tingkah laku itu
memberikan jaminan. Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu tingkah
laku yang bertanggung jawab. Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni
melakukan perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang menurut posisi,
fungsi dan keberadaannya.
Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu menghidupi
warganya dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini merupakan wujud
ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan negara itu sendiri. Dengan demikian cara-cara
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya berkiblat kepada kelima sila
pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis
ketenteraman bernegara.
Pengembangan dan penguasaan dalam IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi)
merupakan salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan
modern. Pengembangan dan penguasaan teknologi menjadi sangat penting untuk dikaitkan
dengan kehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun pengembangan IPTEK
bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan material melainkan harus memperhatikan aspekaspek spiritual, artinya pengembangan teknologi harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan
lahir dan batin.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan sumber nilai,
kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK. Sehingga bangsa yang memiliki
pengembangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus
didasarkan atas paradigma pancasila.

11

Syarat dan kondisi dikembangkannya ilmu pengetahuan dan teknologi yang pancasialis :
a. Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan
b. Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya semangat pantang
menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang belum selesai, dan adanya kultur
bahwa disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai beban atau paksaan.
c. Adanya situasi yang kondusif secara struktural, bahwa perguruan tinggi harus terbuka
wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan mengembangkan kerja sama dengan bidangbidang yang berbeda
Hasil pengembangan teknologi teknik kimai harus dapat dipertanggungjawabkan
akibatnya, baik pada masa lalu, sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan
suatu aturan yang mampu menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangannya di
Indonesia. Dalam hal ini pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada
IPTEK sebagai berikut.
a. Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh diperalat oleh teknologi.
b. Harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.
c. Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan kesulitan hidupnya.
d. Harus dihindari adanya monopoli teknologi beserta pengetahuannya.
e. Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan.
Bahwa iman dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang
telah ditunjukkan oleh iman. Hal ini sesuai dengan ucapan Einstein, yaitu “without religion is
blind, religion science is lame” yang artinya, “ilmu tanpa agama adala buta, agama tanpa ilmu

adalah lumpuh”.
Nilai-nilai Pancasila tersebut digunakan sebagai dasar Perkembangan IPTEK karena
menyokong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik
dan terarah. Perlu juga menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatkan pengetahuan

12

di Indonesia, seyogyanya sejak dini masyarakat harus memiliki dan memegang prinsip dan
tekad yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian
khas Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hal penting dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan
datang itu sangat cepat. Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan
kehidupan bangsa yang berbasis IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal
ini berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin dipertahankan bahkan ingin diperkuat. Nilai-nilai itu
sudah jelas, yaitu Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bagi bangsa Indonesia
adalah mutlak. Jika diikuti pandangan-pandangan sekular dunia Barat, yang ilmunya dipelajari
dan jadi rujukan para cendekiawan, sepertinya berjalan berlawanan.
Dalam masyarakat modern yang berbasis teknologi, terlihat kecenderungan lunturnya
kehidupan keagamaan. Jadi, ini bukan tantangan yang sederhana, tetapi penting, karena
landasan moral dan konsep mengenai kemanusiaan, keadilan, dan keberadaban, adalah
keimanan dan ketakwaan. Dari dalam dan dari luar bangsa Indonesia akan menghadapi
tantangan-tantangan terhadap sistem demokrasi yang dianut dan ingin ditegakkan, yang sesuai
dengan kondisi sosialkultural bangsa yang demikian majemuk dan latar belakang historis
bangsa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila harus merupakan sumber nilai,
kerangka pikir serta basis moralitas bagi pengembangan IPTEK dan pengembangan IPTEK
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas
hidup dan kehidupan masyarakat.

13

G. Hubungan Antara Penghayatan Pancasila dan Perkembangan IPTEK di Indonesia
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau di Indonesia menurut data
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504 buah.
7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama. Indonesia
memiliki perbandingan luas daratan dangan lautan sebesar 2:3. Letaknya sangat strategis, di
antara dua samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta dihimpit oleh dua benua
yaitu benua Asia dan benua Australia. Selain itu Negara kita dilintasi oleh garis khatulistiwa
yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat kaya
akan fauna dan flouranya. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa.
Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia dunia dan 16% spesies binatang
reptil dan ampibi, serta 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian di
antaranya adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut.
Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat kaya akan
suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai akibat keanekaragaman
tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang sangat tinggi pula, hal tersebut
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Kemajemukan
bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis
kultural. Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap
pro

dan

kontra

warga

masyarakat

yang

menyebabkan

konflik

tata

nilai.

Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi
dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta
sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi
dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat

14

diperlukan dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta
menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.
Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan
yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga
persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila
sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar kita tidak
terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.

H.

Nilai-nilai Pancasila Sebagai Motivator Perkembangan IPTEK
Secara konstitusional di dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945. Kedudukan nilai

filsafat Pancasila di dalam Pembukaan UUD tersebut, berfungsi sebagai dasar negara dan
ideologi negara; sekaligus sebagai asas kerohanian negara dan sebagai perwujudan jiwa
bangsa. Dengan demikian, identitas dan integritas (nasional) Indonesia ialah nilai filsafat
Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila juga menjadi sumber motivasi bagi perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) nasional dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai
nilai-nilai Pancasila tinggi serta menegakkan kemerdekaan secara utuh, kedaulatan dan
martabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang merdeka, yakni Negara Kesatuan
Republik Indonesia , Pancasila sebagai terkandung dalam UUD Proklamasi 45 seutuhnya.
Karenanya, secara filosofis-ideologis dan konstitusional, NKRI dapat dinamakan (dengan
predikat) sebagai sistem kenegaraan Pancasila yang sejajar dan analog dengan berbagai sistem
kenegaraan bangsa-bangsa modern dan canggih.
Pancasila adalah dasar ideologi bangsa Indonesia. Pancasila mengandung nilai-nilai
universal (umum) yang dikembangkan dan berkembang dalam pribadi manusia-manusia

15

sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan secara khusus dijabarkan
dalam pasal-pasalnya. Kaelan (2000:2-3) menyatakan Pancasila sebagai filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu nilai. Nilai-nilai yang merupakan perasaan dari sila-sila
Pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai kesatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan.
Winarno (2006:4) menyatakan bahwa nilai ada tiga macam yaitu: Nilai material (nilai
berguna bagi jasmani manusia), nilai vital (nilai berguna bagi manusia untuk dapat
melaksanakan kegiatan), dan nilai kerohanian yang dibedakan menjadi 4 macam (nilai
kebenaran bersumber dari akal piker manusia, nilai estetika bersumber pada rasa manusia,
nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada nurani manusia, nilai religius bersifat mutlak
pada keyakinan manusia). Sedangkan Winarno berpendapat bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila: “Nilai ketuhanan mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai kemanusiaan
mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang
berlaku.Nilai persatuan mengandung arti usaha kea rah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam NKRI. Nilai kerakyatan mengandung makna suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga perwakilan. Nilai keadilan mengandung makna sebagai dasar sekaligus
tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat” (2006:6).
Dari uraian tersebut, maka nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu (nilai
ketuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan, nilai keadilan, nilai kerakyatan) yang
merupakan nilai khusus yang membedakan antara bangsa Indonesia dengan negara lain.

16

Terkadang tanpa disangka, timbul pertanyaan di pikiran apakah nilai-nilai dalam
pancasila yang selama ini menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia memang bisa dipengaruhi
perkembangan teknologi? Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, tidak serta merta dapat
dijawab dengan jawaban terpengaruh atau tidak terpengaruh. Walaupun jawaban tersebut
sudah disertai dengan alasannya.
Melihat kenyataan dalam masyarakat, sebenarnya bukan pancasila yang terpengaruh
oleh perkembangan teknologi melainkan masyarakat itu sendiri. Memberi pengaruh baik atau
buruk terhadap pancasila tergantung bagaimana masyarakat sebagai penganut ideologi
pancasila menyikapi perkembangan teknologi tersebut.
Pesatnya perkembangan teknologi memudahkan masuknya berbagai macam pengaruh
dari luar, seperti mengenai gaya hidup bangsa barat yang notabene gaya hidup bangsa barat
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Jika hal tersebut dibiarkan
akan menyebabkan nilai-nilai luhur pancasila dalam masyarakat terkikis bahkan habis tergilas
budaya barat yang berkembang.
Salah satu usaha untuk mencegah terkikisnya nilai-nilai luhur pancasila adalah dengan
memupuk kembali nilai-nilai luhur tersebut dalam diri masyarakat Indonesia, hal ini dapat
dilakukan melalui penyuluhan nilai-nilai pancasila bagi masyarakat yang tidak sedang berada
dalam dunia pendidikan. Untuk masyarakat yang sedang berada dalam dunia pendidikan
seperti pelajar dan mahasiswa, pengetahuan tentang pancasila bisa dimasukkan dalam
kurikilum pembelajaran. Kendala terbesar adalah untuk penyuluhan kepada masyarakat umum
yang sedang tidak berada dalam dunia pendidikan, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian
khusus mengenai metode penyuluhannya.
Kenyataan nilai-nilai luhur pancasila dalam masyarakat terkikis akibat pesatnya
perkembangan teknologi seperti mengenai gaya hidup bangsa barat, hal ini menandakan
masyarakat peka terhadap apa yang dibawa oleh perkembangan teknologi tersebut. Dari fakta

17

tersebut dapat diambil sebuah inisiatif untuk memasukkan mengenai pancasila, seperti
penyediaan artikel-artikel tentang pancasila. Sehingga proses penyuluhan pancasila kepada
masyarakat secara umum dapat dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi itu
sendiri sebagai medianya. Dengan metode seperti ini berarti menjadikan perkembangan
teknologi sebagai umpan balik terhadap kemungkinan dampak negatif yang dibawanya.
Kedudukan nilai Pancasila (sistem ideologi Pancasila) dengan demikian berfungsi juga
sebagai asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional bangsa; menjiwai dan melandasi
budaya dan moral politik nasional, sebagai terjabar dalam UUD 1945 yang memandu
kehidupan bangsa Indonesia dalam integritas NKRI sebagai sistem kenegaraaan Pancasila.
Maknanya, integritas nilai Pancasila secara konstitusional imperatif memberikan asas budaya
dan moral politik nasional Indonesia serta membangun bangsa yang memiliki ilmu
pengetahuan tinggi dan menguasai berbagai teknologi (IPTEK) guna memenuhi kehidupan
masyarakat.
I.

Peranan Pancasila dalam Mengembangkan Teknologi di Industri Kimia Nasional.
Dalam perkembangan Industri kimia di Inonesia, peranan pancasila sangatlah penting

guna menjaga nama baik dan integritas bangsa di kancah global. Peran pancasila antara lain :
 Sebagai filtrasi
Pancasila berperan sebagai filtrasi masuknya budaya asing ke indonesia terutama dengan
filter berupa 5 sila beserta butir-butirnya, sehingga Indonesia masih mempertahankan ciri
khas atau integritas bangsa tanpa ketinggalan zaman di era globalisasi. Sehingga meskipun
yang kita pakai seumpama adalah teknologi barat, tetapi hal tersebut tidak mengubah nilai
moral kita menjadi mirip seperti barat, malahan kita harus menjaga nilai dan karakter kita
sebagai warga Indonesia yang bangga.

18

 Sebagai tolok ukur
Dalam pengembangan teknologi tidak selalu bernilai positif namun dapat juga bernilai
negatif, oleh karena itu, pancasila disini berperan untuk mengukur baik buruknya
perkembangan teknologi tersebut, maksudnya dengan memakai patokan baik dan buruk
berupa pancasila, kita menjadi tahu tindakan mana yang diambil industri yang baik untuk
bangsa Indonesia atau malah mendegradasi Indonesia itu sendiri.
 Sebagai alat kontrol
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terkontrol akan menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan yang tidak di inginkan. Dengan adanya nilai-nilai pancasila
perkembangan IPTEK pada umumnya dan industri kimia khususnya dapat terkontrol dan
diberi arahan kemanakah hal tersebut akan berkembang. Contohnya adalah teknologi
industrialisasi pembuatan hormon insulin dari ekstraksi darah babi. Hal tersebut sekilas
terlihat sangat menguntungkan bagi industri kimia untuk dikembangkan karena melihat
permintaan yang sangat tinggi dan biaya produksi yang bisa dibilang murah karena babi
merupakan hewan dengan tingkat perawatan mudah. Tetapi, hal tersebut menjadi masalah
besar bila diterapkan di Indonesia karena jelas bertentangan dengan Pancasila, yakni sila
pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”. Hal tersebut dilarang masuk ke Indonesia disebabkan
bisa mencederai perasaan terutama kaum muslim karena babi merupakan binatang yang
haram dalam ajaran Islam.

J. Simpulan
Dengan adanya Pancasila yang menjadi patokan regulasi pada kegiatan industri, bukan
bertujuan untuk mematikan perkembangan industri kimia di Indonesia, melainkan sebaliknya,
yakni menstimulus industri tersebut agar berkembang terarah dan selaras dengan
lingkungannya. Karena meskipun dalam jangka pendek terlihat menguntungkan jika tidak ada

19

batasan industri dalam berkembang, namun dalam jangka panjang, pelan tapi pasti, hal tersebut
malah membuat kehancuran di Indonesia, contohnya seperti kerusakan alam dan kesenjangan
ekonomi disebabkan tidak ratanya keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.
Sehingga dengan berpatokan pada paradigma Pancasila sebagai filter dan pengontrol
perkembangan teknologi dan industri kimia di Indonesia, maka hal tersebut menjadi lebih
terarah jelas dan bersinergi dengan visi dan misi bangsa ini. Hal tersebut bisa terjadi juga karena
Pancasila merupakan hasil kristalisasi dari beragam macam karakter bangsa yang akhirnya
tertuang menjadi 5 sila. Dengan begitu, diharapkan industri-industri yang berkembang di
Indonesia berkontribusi dalam memajukan bangsa Indonesia sesuai dengan apa yang tertuang
pada Pembukaan UUD 1945.

20

DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2008, Pendidikan Pancasila . Yogyakarta: Paradigma.
Mubyarto. 2000, Membangun Sistem Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.
Mulyono. 2011, Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara ,
Semarang: UNDIP Press.
Pinasang, D. 2012, Falsafah Pancasila Sebagai Norma Dasar dalam Rangka Pengembanan
Sistem Hukum Nasional, Jakarta.

Poetranto, Tri. 2008. Pengembangan Strategi Pertahanan Untuk Menanggulangi
Kemungkinan Disintegrasi Bangsa Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan
Nasional. http://buletinlitbang.dephan.go.id. Diakses 15 Desember 2015.

Septyo, Dani. 2008. ”Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek”
http://donyseptyono.com. Diakses 15 Desember.2015
Soegito, AT dkk.2006. Pendidikan Pancasila . UPT MKU UNNES: Semarang.
Susanti, D. 2013. “implementasi nilai-nilai pancasila dalam kegiatan pkk di desa kunir
kecamatan dempet kabupaten demak”. Semarang: UNS Press.

Suwarno, P.J., 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia , Yogyakarta: Kanisius.
Widjaja. 2000, Penerapan Nilai-nilai Pancasila dan HAM di Indonesia , Rineka Cipta:
Jakarta
Winarno.2006. Paradigma Baru Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi.
Bumi Aksara: Jakarta

21