b5257 etika dan profesi meningkatkan profesionalisme di bidang teknologi informasi
Profesionalisme Di Bidang Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan teknologi yang selalu berkembang baik secara
revolusioner (seperti perkembangan dunia perangkat keras) maupun yang lebih
bersifat evolusioner (seperti yang terjadi pada perkembangan perangkat lunak). Hal
itu mengakibatkan bahwa pekerjaan di bidang teknologi informasi menjadi suatu
pekerjaan di mana pelakunya harus terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya
untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut. Artinya, seseorang
yang sudah sampai pada level ahli di satu bidang pada saat ini, bisa ketinggalan
pada bidang yang sama di masa depan jika tidak mengikuti perkembangan yang
ada.
A. PENINGKATAN PROFESIONALISME
1. Persyaratan Profesionalisme
Dalam menjalakan profesinya, seseorang yang bekerja dalam bidang TI harus
memiliki beberapa persyaratan profesionalisme, seperti :
1. Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat
teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21.
2. Penguasaan kilat-kilat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis,
bukan hanya merupakan teori atau konsep-konsep belaka.
3. Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan. Profesi di bidang
teknologi informasi, merupakan profesi yang berkembang terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga para pemain di dalamnya harus proaktif dan tidak
boleh pasif dalam menyikapi perkembangan tersebut.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme tersebut, perlu adanya paradigma
baru untuk melahirkan tenaga-tenaga professional yang memiliki kepribadian
matang dan berkembang, penguasaan ilmu yang kuat, keterampilan untuk
membangkitkan minat serta peserta didik kepada sains dan teknologi dan
pengembangan
profesi
secara
berkesinambungan.
Keempat
aspek
tersebut
merupakan satu kesatuan tuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan
usaha lain yang ikut memengaruhi perkembangan profesi yang professional.
1
2. Penyebab Rendahnya Profesionalisme
Beberapa hal yang dapat dikategorikan
sebagai
penyebab
rendahnya
profesionalisme pekerja di bidang TI, antara lain:
1. Masih banyak pekerja di bidang TI yang tidak menekuni profesinya secara total
atau hany sekedar sambilan
2. Belum adanya konsep yang jeas dan diterdefinisi tentang norma dan etika
profesi pekerja di bidang TI.
3. Masih belum ada (menerut pengamatan penulis ) organisasi professional yang
menangani para professional di bidang IT.
Profesionalisasi harus di pandang sebagai proses yang terus-menerus. Dalam
proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran,
pembinaan dari organisasi profesi, penegakan kode etik profesi, sertifikasi,
peningkatan kualitas pekerja, imbalan, dan sebagainya, secara bersama-sama
menentukan pengembangan profesionalisme pekerja di bidang teknologi informasi.
B. MEMPERSIAPKAN SDM
Bidang teknologi informasi tergolong bidang baru dibandingkan dengan bidangbidang pekerjaan lainnya. Hal itu menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya
manusia dan tenagan kerja di bidang ini. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja
tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah terpadu untuk mempersiapkan sumber
daya manusia di bidang tersebut sejak dini. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai
pengirim tenaga kerja terlatih.
Beberapa hal yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah membuka
berbagai program pendidikan di bidang teknologi informasi seperti misalnya:
1. Program sekolah 2000
Program sekolah 2000 merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh
asosiasi penyelenggara jasa internet internet Indonesia yang bertujuan untuk
menjaring sekolah-sekolah di seluru Indonesia dengan internet. Dengan program
tersebut maka diharapkan pelajar di Indonesia sudah membuka akses informasi dan
pengetahuan yang tidak terbatas dengan dunia luar.
2
2. Program SMK Teknologi Informasi
Sekolah menengah kejuaran merupakan sekolah yang bertujuan mencetak
tenagan kerja yang siap pakai dalam kegiatan operasiona. Adanya SMK TI,
diharapkan bahwa lulusan SMK dapat dikaryakan secara professional di bagianbagian seperti operator, technical support, help desk atau web designer.
3. Program Diploma Teknologi Informasi
Hampir sama dengan SMK, program diploma ini juga diharapkan menjadi tenaga
kerja yang siap digunakan dan terampil di bidangnya. Banyak perusahaan
menginginkan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi lebih berpengalaman seperti
yang diharapkan pada level ini.
4. Program pendidikan sarjana teknologi informasi
Program pendidikan sarjana, menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil,
tetapi dilengkapi dengan kemampuan analisis dan perancangan system yang kuat.
Program sarjana tidak hanya melakukakan seseorang dengan kualitas proframmer,
tetapi diharapkan juga mampu menghasilkan insane-insan software enginer yang
baru.
Selain tingkat pendidikan normal seperti di atas, perlu di lakukan kegiatankegiatan pendidikan non formal seperti misalnya kursus-kursus bidang TI, sampai
pada sertifikasi. Tetapi, pendidikan dalam bentuk training umumnya cukup mahal.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan paket-paket pelatihan yang terjangkau. Dalam
hal ini, peran pemerintah sangat diperlukan dalam rangka membantu proses
pendidikan tersebut baik dari sisi penguarangan biaya pendidikan maupun
penambahan fasilitas yang lebih memadai.
C. MENJADI PROFESIONAL DENGAN SERTIFIKASI
Harus diakui, bahwa profesi di bidang teknologi informasi merupakan profesi
yang tergolong baru di antara profesi-profesi yang lain, seperti kedokteran, guru
dan sebagainya. Tentu banyak tantangan yang akan dihadapi oleh pelaksana profesi
tersebut.
Sebagai
contoh,
tantangan
bagi
mereka
yang
terlibat
dalam
pengembangan situs web adalah membangun situs yang komunikatif dan user
friendly, serta tepat guna. Artinya, pengembang situs web harus mampu memilah,
3
memilih dan mengimplementasikan keterampilan, seni, teknologi baik perangkat
keras maupun perangkat lunak untuk keberhasilan pengembangan tersebut. Untuk
itu, perlu dilakukan standardisasi dari sebuah profesi agar pelaku profesi tersebut
dapat mempertanggungjawabkan kemampuannya dalam menjalakan pekerjaannya.
Sertifikasi merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah
profesi.
Atau
paling
tidak,
sertifikasi
merupakan
lambang
dari
sebuah
profesionalisme. Beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk professional
di bidang teknologi informasi, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan di bidang TI
membutuhkan expertise atau kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang
pelaku profesi mampu menguasai secara mendalam sampai ke akar-akarnya
penguasaan secara mendalam tersebut dapat dibuktikan melalui sertifikasi karena
untuk menuju sertifikasi ada proses ujian atau tes yang tidak mudah dan memenuhi
standar tertentu.
2. Bahwa profesi dibidang teknologi informasi, dapat dikatakan merupakan profesi
menjual jasa, dan bisnis jasa bersifat kepercayaan. Prospek dari profesiini terletak
pada kepercayaan masyarakat zaman ini terhadap orang-orang
yang terlibat di
dalamnya. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika bukti keahlihan dari
seseorang di bidang teknologi informasi dapat ditunjukan dengan adanya sertifikasi
yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang bertaraf internasional. Sebenarnya
dengan
perkembangan
teknologi
yang
begitu
pesat,
serta
kemudahan
mendapatkan pengetahuan lewat internet di satu sisi sangat membantu mereka
yang ada di profesi-profesi ini dalam menambah kemampuan untuk berkerja dan
berinovasi . Namun, terkadang orang membutuhkan suatu bukti konkrit yang dapat
angsung diketahui sehingga menambah terhadap pelaku profesi tersebut.
Berikutnya beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan sertifikasi
antara lain:
1. Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional.
2. Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlihan individu terhadap
sebuah profesi.
4
3. Pengakuan dari organisasi profesi sejenis, baik pada tingkat regional maupun
internasional
4. Membuka
akses
lapangan
pekerjaan
secara
nasional,
regional
maupun
internasional
5. Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan
pedoman skala yang diberlakukan
Standardisasi dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan-badan resmi yang
ditunjuk pemerintah atau dilakukan juga oleh industry secara langsung atau yang
sering disebut vendor certification. Pada kenyataannya, memang industrialah yang
lebih mengetahui kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang sesuai
untuk mereka.
Selanjutnya dari sisi jenis sertifikasi yang berkembang dewasa ini, mengarah
pada dua klasifikasi sertifikasi yaitu sertifikasi berorientasi produk dan sertifikasi
yang berorientasi produk dan sertifikasi yang berorientasi pada jenis pekerjaan
yang akan dibahas pada bagian dibawah ini.
1. Sertifikasi berorientasi produk
Selama ini Sertifikasi internasional untuk profesi di bidang IT hanya dikenal di
lingkungan yang relative terbatas dan biasanya dikeluarkan berkaitan dengan
produk perangkat lunak atau perangkat keras dari perusahaan tertentu seperti
Microsoft,
Oracle,
diselenggarakan
Cisco,
oleh
dan
perwakilan
lain-lain.
lain.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
sertifikasi
hanya
sertifikasi
hanya
diselenggarakan oleh perwakilan perusahaan tersebut di Indonesia ataupun
lembaga yang ditunjuk sebagai afiliasi, dengan biaya yang cukup mahal bagi calon
tenaga IT di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh sertifikasi yang berorientasi
pada produk:
A) Sertifikasi Microsoft
Microsoft sebagai salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar saat ini,
memberlakukan sertifikasi dengan label Microsoft certified professional (MCP)
5
Beberapa paket yang bisa diambil dalam MCP ini antara lain, adalah:
1. MCDST (Microsoft Certified Desktop Support Technicians (MCDSTs))
Merupakan sertifikasi untuk technical and customer service skills yang mampu
melakukan troubleshoot pengoperasian perangkat keras dan perangkat lunak yang
berhubungan dengan lingkungan Microsoft Windows.
6
2. MCSA (Microsoft certified system administrators (MCSAs))
Microsoft certified system administrators (MCSAs) merupakan sertifikasi untuk
administrator jaringan yang berada dalam lingkungan platform Microsoft windows
terdapat dua spesialisasi MCSA: messaging dan MCSA: security.
3. MCSE (Microsoft Certified System Engineers)
Microsoft Certified System Engineers merupakan sertifikasi untuk design dan
implementasikan infrastruktur berbasis windows dan Microsoft servers software.
Terdapat dua spesialisasi ini yaitu MCSE: messaging dan MCSE: security.
4. MCDBA (Microsoft Certified Database Administrator (MCDBAs))
Microsoft Certified Database Administrator (MCDBAs) merupakan sertifikasi
untuk design, implementasikan dan administer database berbasis pada Microsoft
SQL server database
5. MCT (Microsoft Certified Trainers (MCTs))
Microsoft Certified Trainers (MCTs) adalah sertifikasi untuk kualifikasi instruktur,
certified by Microsoft untuk melakukan pelatihan-pelatihan perangkat lunak
Microsoft
6. MCAD (Microsoft Certified Applicaton Developers (MCADs))
Microsoft Certified Applicaton Developers (MCADs) menggunakan teknolgi
Microsoft untuk melakukan pembagunan dan pemeliharaan departemen di level
applications, components, web atau desktop clients, sampai pada back-end data
services.
7. MCSD (Microsoft Certified Solution Developers (MCSDs))
Microsoft Certified Solution Developers (MCSDs) merupakan sertifikasi untuk
melakukan design dan membangun leading-edge business solution dengan
menggunakan Microsoft development tools, technologies, platform, dan arsitektur
windows.
7
8. Office Specialist
Microsoft Certified Specialists (office Specialists) dibutuhkan untuk menunjukan
kemampuan pengguna Microsoft desktop software untuk kepentingan perkantoran.
B) Sertifikasi Oracle
Oracle sebagai salah satu perusahaan pengembang database termuka di dunia,
menawarkan tiga jenis sertifikasi sebagai berikut:
1. OCA (Oracle Certified Associate)
2. OCP (Oracle Certified Professional)
3. OCM (Oracle Certified Master)
Tiga level sertifikasi di atas menunjukan tingkat keahlihan yang dimiliki oleh
pemegang sertifikasi. Sebagai contoh, untuk mendapatkan OCP seseorang harus
mampu dan menguasai konsep serta aplikasi database dengan oracle, seperti
misalnya :
1. Konsep-konsep dasar, Initialization parameter, data dictionary views, sintaks
SQL dan pemodelan relasi antartabel.
2. Produk-produk Oracle database server yang mencakup cara-cara koneksi ke
database service.
3. Creating Oracle database. Oracle data types, mengelola table, mengelola index,
mengelola cluster, index-organized tables.
4. Mengelola user, mengelola keamanan, mengelola profile.
5. Aspek teoritis basisdata.
6. Memformat keluaran, constraints, menulis executable statements, implicit
cursors, dan exeption handling.
7. Struktur Oracle untuk recovery
8
8. Isu-isu tambahan seperti Tunning Overview, oracle aert, trace files, dan events.
9. Isu-isu jaringan dengan oracle
Dari berbagai materi yang disyaratkan bagi sertifikasi ocp diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk mendapatkan sertifikasi ocp tersebut, seseorang harus
benar-benar menguasai Oracle dari pengenalan awal sampai pada level expert
seperti troubleshoot dan security.
C) Sertifikasi Berorientasi Profesi
Selain sertifikasi internasional yang berorientasi produk, terdapat juga sertifikasi
yang tidak berorientasi pada sebuah produk perangkat lunak atau perangkat keras
tertentu, di mana seorang profesi IT diuji kompetensinya sebagai seorang ahli di
bidang IT dan diakui banyak Negara.
Beberapa contoh institusi yang menyelenggarakan sertifikasi yang berorientasi
pada pekerjaan ini antara lain adalah:
1. Institute for Certification of Computing Professionals
Institute for Certification of Computing Professionals (ICCCP) adalah sebuah
Badan Sertifikasi Profesi Teknologi Informasi di Amerika Serikat yang melakukan
pengujian terhadap 19 bidang minat tersebut antara lain adalah
Bussines
Information Systems, Communications, Data Resources Management, Office
Information Systems, Software Engineering, System development, System Security
Subject, Oriented Analysis and Design, Internet, dan lain-lain.
Sertifikasi yang didapat daari pengujian 19 bidang minat tersebut akan
menghasilkan sertifikasi sseperti misalnya:
a. CDP (Certified data Processor)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang memiliki orientasi pekerjaan
pada bidang pemrosesan data.
b. CCP (Certified Computer Programmer)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang bekerja sebagai proframmer.
9
c.
CSP (Certified Systems Professioanl)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang bekerja pada bidang analisis
desain dan pengembangan system berbasis komputer.
10
2. Institute for Certification of Computing Professionals
CompTIA adalah Asosiasi Industri Teknologi Komputer di Amerika beranggotakan
antara lain: Microsoft, Intel, IBM, Novell, Linux, HP, dan Cisco. Asosiasi tersebut
menentukan kurikulum training dan ujian sertifikat internasional berorientasi
pekerjaan di berbagai bidang. Perkerjaan-pekerjaan yang disertifikasi pada lembaga
ini cukup bervariasi, misalnya Network Support, Computer Technical dan lain-lain.
a.
A+ (Entry-Level Computer Service)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang memiliki orientasi pekerjaan di
bidang teknisi komputer (entry level).
b. Network + (Network Support and administration)
Adalah sertifikasi untuk para profesioanl yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang
jaringan komputer.
c.
Security + (Computer and Information Security)
Adalah sertifikasi untuk para professional yang memiiki orientasi pekerjaan di
bidang keamanan komputer.
d. HTI+ (Home Technology Installation)
Adalah sertifikasi untuk para professional yang bekerja di bidang instalasi sampai
pada pemeliharaan dan teknisi home technology.
e.
IT Project+ (IT Project Management)
Adalah sertifikasi untuk para professional yang memliki orientasi pekerjaan dalam
manajemen proyek di bidang teknologi informasi.
D) Hambatan Pelaksanaan Sertifikasi
Sering
kali
dalam
hambatan-hambatan.
perkembangannya
Beberapa
alasan
pengambilan sertifikasi antara lain:
11
pelaksanaan
yang
dapat
sertifikasi
menghambat
menemui
keputusan
1. Biaya yang Mahal
Sekali
mengikuti
ujian
untuk
mendapatkan
sertifikasi
yang
bertaraf
internasional, dibutuhkan biaya ± 150 USD.
2. Kemampuan yang Kurang Memadai Terhadap Penguasaan materi
Sertifikasi
Di samping biaya, tentunya dibutuhkan juga pengetahuan dan kemampuan di
atas
rata-rata
di
bidang
teknologi
informasi
untuk
bisa
dinyatakan
layak
menyandang sertifikat internasional tersebut.
Melihat besarnya biaya sertifikasi serta tingginya standar pengetahuan yang
dituntut dari seorang profesioanl di bidang teknnologi informasi untuk mendapatkan
sertifikasi internasional maka perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan
yang memenuhi kualifikasi profesi TI tersebut.
Di samping itu, untuk mereduksi biaya sertifikasi yang cukup mahal, diperlukan
badan sertifikasi di Indonesia yang mendapat pengakuan Internasional untuk dapat
menyelenggarakan ujian sertifikasi dengan biaya rupiah yang terjangkau sehingga
bisa menghasilkan tenaga kerja professional di bidang TI yang berkualitas dan
diakui secara internasional.
Sumber : http://stevaniwuaten.files.wordpress.com/2013/11/etika-dan-profesi-meningkatkanprofesionalisme-di-bidang-teknologi-informasi.docx
Pada 21 April 2014 jam 20 :11 WIB
12
Teknologi informasi merupakan teknologi yang selalu berkembang baik secara
revolusioner (seperti perkembangan dunia perangkat keras) maupun yang lebih
bersifat evolusioner (seperti yang terjadi pada perkembangan perangkat lunak). Hal
itu mengakibatkan bahwa pekerjaan di bidang teknologi informasi menjadi suatu
pekerjaan di mana pelakunya harus terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya
untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut. Artinya, seseorang
yang sudah sampai pada level ahli di satu bidang pada saat ini, bisa ketinggalan
pada bidang yang sama di masa depan jika tidak mengikuti perkembangan yang
ada.
A. PENINGKATAN PROFESIONALISME
1. Persyaratan Profesionalisme
Dalam menjalakan profesinya, seseorang yang bekerja dalam bidang TI harus
memiliki beberapa persyaratan profesionalisme, seperti :
1. Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat
teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21.
2. Penguasaan kilat-kilat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis,
bukan hanya merupakan teori atau konsep-konsep belaka.
3. Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan. Profesi di bidang
teknologi informasi, merupakan profesi yang berkembang terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga para pemain di dalamnya harus proaktif dan tidak
boleh pasif dalam menyikapi perkembangan tersebut.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme tersebut, perlu adanya paradigma
baru untuk melahirkan tenaga-tenaga professional yang memiliki kepribadian
matang dan berkembang, penguasaan ilmu yang kuat, keterampilan untuk
membangkitkan minat serta peserta didik kepada sains dan teknologi dan
pengembangan
profesi
secara
berkesinambungan.
Keempat
aspek
tersebut
merupakan satu kesatuan tuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan
usaha lain yang ikut memengaruhi perkembangan profesi yang professional.
1
2. Penyebab Rendahnya Profesionalisme
Beberapa hal yang dapat dikategorikan
sebagai
penyebab
rendahnya
profesionalisme pekerja di bidang TI, antara lain:
1. Masih banyak pekerja di bidang TI yang tidak menekuni profesinya secara total
atau hany sekedar sambilan
2. Belum adanya konsep yang jeas dan diterdefinisi tentang norma dan etika
profesi pekerja di bidang TI.
3. Masih belum ada (menerut pengamatan penulis ) organisasi professional yang
menangani para professional di bidang IT.
Profesionalisasi harus di pandang sebagai proses yang terus-menerus. Dalam
proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran,
pembinaan dari organisasi profesi, penegakan kode etik profesi, sertifikasi,
peningkatan kualitas pekerja, imbalan, dan sebagainya, secara bersama-sama
menentukan pengembangan profesionalisme pekerja di bidang teknologi informasi.
B. MEMPERSIAPKAN SDM
Bidang teknologi informasi tergolong bidang baru dibandingkan dengan bidangbidang pekerjaan lainnya. Hal itu menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya
manusia dan tenagan kerja di bidang ini. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja
tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah terpadu untuk mempersiapkan sumber
daya manusia di bidang tersebut sejak dini. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai
pengirim tenaga kerja terlatih.
Beberapa hal yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah membuka
berbagai program pendidikan di bidang teknologi informasi seperti misalnya:
1. Program sekolah 2000
Program sekolah 2000 merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh
asosiasi penyelenggara jasa internet internet Indonesia yang bertujuan untuk
menjaring sekolah-sekolah di seluru Indonesia dengan internet. Dengan program
tersebut maka diharapkan pelajar di Indonesia sudah membuka akses informasi dan
pengetahuan yang tidak terbatas dengan dunia luar.
2
2. Program SMK Teknologi Informasi
Sekolah menengah kejuaran merupakan sekolah yang bertujuan mencetak
tenagan kerja yang siap pakai dalam kegiatan operasiona. Adanya SMK TI,
diharapkan bahwa lulusan SMK dapat dikaryakan secara professional di bagianbagian seperti operator, technical support, help desk atau web designer.
3. Program Diploma Teknologi Informasi
Hampir sama dengan SMK, program diploma ini juga diharapkan menjadi tenaga
kerja yang siap digunakan dan terampil di bidangnya. Banyak perusahaan
menginginkan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi lebih berpengalaman seperti
yang diharapkan pada level ini.
4. Program pendidikan sarjana teknologi informasi
Program pendidikan sarjana, menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil,
tetapi dilengkapi dengan kemampuan analisis dan perancangan system yang kuat.
Program sarjana tidak hanya melakukakan seseorang dengan kualitas proframmer,
tetapi diharapkan juga mampu menghasilkan insane-insan software enginer yang
baru.
Selain tingkat pendidikan normal seperti di atas, perlu di lakukan kegiatankegiatan pendidikan non formal seperti misalnya kursus-kursus bidang TI, sampai
pada sertifikasi. Tetapi, pendidikan dalam bentuk training umumnya cukup mahal.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan paket-paket pelatihan yang terjangkau. Dalam
hal ini, peran pemerintah sangat diperlukan dalam rangka membantu proses
pendidikan tersebut baik dari sisi penguarangan biaya pendidikan maupun
penambahan fasilitas yang lebih memadai.
C. MENJADI PROFESIONAL DENGAN SERTIFIKASI
Harus diakui, bahwa profesi di bidang teknologi informasi merupakan profesi
yang tergolong baru di antara profesi-profesi yang lain, seperti kedokteran, guru
dan sebagainya. Tentu banyak tantangan yang akan dihadapi oleh pelaksana profesi
tersebut.
Sebagai
contoh,
tantangan
bagi
mereka
yang
terlibat
dalam
pengembangan situs web adalah membangun situs yang komunikatif dan user
friendly, serta tepat guna. Artinya, pengembang situs web harus mampu memilah,
3
memilih dan mengimplementasikan keterampilan, seni, teknologi baik perangkat
keras maupun perangkat lunak untuk keberhasilan pengembangan tersebut. Untuk
itu, perlu dilakukan standardisasi dari sebuah profesi agar pelaku profesi tersebut
dapat mempertanggungjawabkan kemampuannya dalam menjalakan pekerjaannya.
Sertifikasi merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah
profesi.
Atau
paling
tidak,
sertifikasi
merupakan
lambang
dari
sebuah
profesionalisme. Beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk professional
di bidang teknologi informasi, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan di bidang TI
membutuhkan expertise atau kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang
pelaku profesi mampu menguasai secara mendalam sampai ke akar-akarnya
penguasaan secara mendalam tersebut dapat dibuktikan melalui sertifikasi karena
untuk menuju sertifikasi ada proses ujian atau tes yang tidak mudah dan memenuhi
standar tertentu.
2. Bahwa profesi dibidang teknologi informasi, dapat dikatakan merupakan profesi
menjual jasa, dan bisnis jasa bersifat kepercayaan. Prospek dari profesiini terletak
pada kepercayaan masyarakat zaman ini terhadap orang-orang
yang terlibat di
dalamnya. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika bukti keahlihan dari
seseorang di bidang teknologi informasi dapat ditunjukan dengan adanya sertifikasi
yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang bertaraf internasional. Sebenarnya
dengan
perkembangan
teknologi
yang
begitu
pesat,
serta
kemudahan
mendapatkan pengetahuan lewat internet di satu sisi sangat membantu mereka
yang ada di profesi-profesi ini dalam menambah kemampuan untuk berkerja dan
berinovasi . Namun, terkadang orang membutuhkan suatu bukti konkrit yang dapat
angsung diketahui sehingga menambah terhadap pelaku profesi tersebut.
Berikutnya beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan sertifikasi
antara lain:
1. Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional.
2. Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlihan individu terhadap
sebuah profesi.
4
3. Pengakuan dari organisasi profesi sejenis, baik pada tingkat regional maupun
internasional
4. Membuka
akses
lapangan
pekerjaan
secara
nasional,
regional
maupun
internasional
5. Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan
pedoman skala yang diberlakukan
Standardisasi dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan-badan resmi yang
ditunjuk pemerintah atau dilakukan juga oleh industry secara langsung atau yang
sering disebut vendor certification. Pada kenyataannya, memang industrialah yang
lebih mengetahui kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang sesuai
untuk mereka.
Selanjutnya dari sisi jenis sertifikasi yang berkembang dewasa ini, mengarah
pada dua klasifikasi sertifikasi yaitu sertifikasi berorientasi produk dan sertifikasi
yang berorientasi produk dan sertifikasi yang berorientasi pada jenis pekerjaan
yang akan dibahas pada bagian dibawah ini.
1. Sertifikasi berorientasi produk
Selama ini Sertifikasi internasional untuk profesi di bidang IT hanya dikenal di
lingkungan yang relative terbatas dan biasanya dikeluarkan berkaitan dengan
produk perangkat lunak atau perangkat keras dari perusahaan tertentu seperti
Microsoft,
Oracle,
diselenggarakan
Cisco,
oleh
dan
perwakilan
lain-lain.
lain.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
sertifikasi
hanya
sertifikasi
hanya
diselenggarakan oleh perwakilan perusahaan tersebut di Indonesia ataupun
lembaga yang ditunjuk sebagai afiliasi, dengan biaya yang cukup mahal bagi calon
tenaga IT di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh sertifikasi yang berorientasi
pada produk:
A) Sertifikasi Microsoft
Microsoft sebagai salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar saat ini,
memberlakukan sertifikasi dengan label Microsoft certified professional (MCP)
5
Beberapa paket yang bisa diambil dalam MCP ini antara lain, adalah:
1. MCDST (Microsoft Certified Desktop Support Technicians (MCDSTs))
Merupakan sertifikasi untuk technical and customer service skills yang mampu
melakukan troubleshoot pengoperasian perangkat keras dan perangkat lunak yang
berhubungan dengan lingkungan Microsoft Windows.
6
2. MCSA (Microsoft certified system administrators (MCSAs))
Microsoft certified system administrators (MCSAs) merupakan sertifikasi untuk
administrator jaringan yang berada dalam lingkungan platform Microsoft windows
terdapat dua spesialisasi MCSA: messaging dan MCSA: security.
3. MCSE (Microsoft Certified System Engineers)
Microsoft Certified System Engineers merupakan sertifikasi untuk design dan
implementasikan infrastruktur berbasis windows dan Microsoft servers software.
Terdapat dua spesialisasi ini yaitu MCSE: messaging dan MCSE: security.
4. MCDBA (Microsoft Certified Database Administrator (MCDBAs))
Microsoft Certified Database Administrator (MCDBAs) merupakan sertifikasi
untuk design, implementasikan dan administer database berbasis pada Microsoft
SQL server database
5. MCT (Microsoft Certified Trainers (MCTs))
Microsoft Certified Trainers (MCTs) adalah sertifikasi untuk kualifikasi instruktur,
certified by Microsoft untuk melakukan pelatihan-pelatihan perangkat lunak
Microsoft
6. MCAD (Microsoft Certified Applicaton Developers (MCADs))
Microsoft Certified Applicaton Developers (MCADs) menggunakan teknolgi
Microsoft untuk melakukan pembagunan dan pemeliharaan departemen di level
applications, components, web atau desktop clients, sampai pada back-end data
services.
7. MCSD (Microsoft Certified Solution Developers (MCSDs))
Microsoft Certified Solution Developers (MCSDs) merupakan sertifikasi untuk
melakukan design dan membangun leading-edge business solution dengan
menggunakan Microsoft development tools, technologies, platform, dan arsitektur
windows.
7
8. Office Specialist
Microsoft Certified Specialists (office Specialists) dibutuhkan untuk menunjukan
kemampuan pengguna Microsoft desktop software untuk kepentingan perkantoran.
B) Sertifikasi Oracle
Oracle sebagai salah satu perusahaan pengembang database termuka di dunia,
menawarkan tiga jenis sertifikasi sebagai berikut:
1. OCA (Oracle Certified Associate)
2. OCP (Oracle Certified Professional)
3. OCM (Oracle Certified Master)
Tiga level sertifikasi di atas menunjukan tingkat keahlihan yang dimiliki oleh
pemegang sertifikasi. Sebagai contoh, untuk mendapatkan OCP seseorang harus
mampu dan menguasai konsep serta aplikasi database dengan oracle, seperti
misalnya :
1. Konsep-konsep dasar, Initialization parameter, data dictionary views, sintaks
SQL dan pemodelan relasi antartabel.
2. Produk-produk Oracle database server yang mencakup cara-cara koneksi ke
database service.
3. Creating Oracle database. Oracle data types, mengelola table, mengelola index,
mengelola cluster, index-organized tables.
4. Mengelola user, mengelola keamanan, mengelola profile.
5. Aspek teoritis basisdata.
6. Memformat keluaran, constraints, menulis executable statements, implicit
cursors, dan exeption handling.
7. Struktur Oracle untuk recovery
8
8. Isu-isu tambahan seperti Tunning Overview, oracle aert, trace files, dan events.
9. Isu-isu jaringan dengan oracle
Dari berbagai materi yang disyaratkan bagi sertifikasi ocp diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk mendapatkan sertifikasi ocp tersebut, seseorang harus
benar-benar menguasai Oracle dari pengenalan awal sampai pada level expert
seperti troubleshoot dan security.
C) Sertifikasi Berorientasi Profesi
Selain sertifikasi internasional yang berorientasi produk, terdapat juga sertifikasi
yang tidak berorientasi pada sebuah produk perangkat lunak atau perangkat keras
tertentu, di mana seorang profesi IT diuji kompetensinya sebagai seorang ahli di
bidang IT dan diakui banyak Negara.
Beberapa contoh institusi yang menyelenggarakan sertifikasi yang berorientasi
pada pekerjaan ini antara lain adalah:
1. Institute for Certification of Computing Professionals
Institute for Certification of Computing Professionals (ICCCP) adalah sebuah
Badan Sertifikasi Profesi Teknologi Informasi di Amerika Serikat yang melakukan
pengujian terhadap 19 bidang minat tersebut antara lain adalah
Bussines
Information Systems, Communications, Data Resources Management, Office
Information Systems, Software Engineering, System development, System Security
Subject, Oriented Analysis and Design, Internet, dan lain-lain.
Sertifikasi yang didapat daari pengujian 19 bidang minat tersebut akan
menghasilkan sertifikasi sseperti misalnya:
a. CDP (Certified data Processor)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang memiliki orientasi pekerjaan
pada bidang pemrosesan data.
b. CCP (Certified Computer Programmer)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang bekerja sebagai proframmer.
9
c.
CSP (Certified Systems Professioanl)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang bekerja pada bidang analisis
desain dan pengembangan system berbasis komputer.
10
2. Institute for Certification of Computing Professionals
CompTIA adalah Asosiasi Industri Teknologi Komputer di Amerika beranggotakan
antara lain: Microsoft, Intel, IBM, Novell, Linux, HP, dan Cisco. Asosiasi tersebut
menentukan kurikulum training dan ujian sertifikat internasional berorientasi
pekerjaan di berbagai bidang. Perkerjaan-pekerjaan yang disertifikasi pada lembaga
ini cukup bervariasi, misalnya Network Support, Computer Technical dan lain-lain.
a.
A+ (Entry-Level Computer Service)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang memiliki orientasi pekerjaan di
bidang teknisi komputer (entry level).
b. Network + (Network Support and administration)
Adalah sertifikasi untuk para profesioanl yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang
jaringan komputer.
c.
Security + (Computer and Information Security)
Adalah sertifikasi untuk para professional yang memiiki orientasi pekerjaan di
bidang keamanan komputer.
d. HTI+ (Home Technology Installation)
Adalah sertifikasi untuk para professional yang bekerja di bidang instalasi sampai
pada pemeliharaan dan teknisi home technology.
e.
IT Project+ (IT Project Management)
Adalah sertifikasi untuk para professional yang memliki orientasi pekerjaan dalam
manajemen proyek di bidang teknologi informasi.
D) Hambatan Pelaksanaan Sertifikasi
Sering
kali
dalam
hambatan-hambatan.
perkembangannya
Beberapa
alasan
pengambilan sertifikasi antara lain:
11
pelaksanaan
yang
dapat
sertifikasi
menghambat
menemui
keputusan
1. Biaya yang Mahal
Sekali
mengikuti
ujian
untuk
mendapatkan
sertifikasi
yang
bertaraf
internasional, dibutuhkan biaya ± 150 USD.
2. Kemampuan yang Kurang Memadai Terhadap Penguasaan materi
Sertifikasi
Di samping biaya, tentunya dibutuhkan juga pengetahuan dan kemampuan di
atas
rata-rata
di
bidang
teknologi
informasi
untuk
bisa
dinyatakan
layak
menyandang sertifikat internasional tersebut.
Melihat besarnya biaya sertifikasi serta tingginya standar pengetahuan yang
dituntut dari seorang profesioanl di bidang teknnologi informasi untuk mendapatkan
sertifikasi internasional maka perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan
yang memenuhi kualifikasi profesi TI tersebut.
Di samping itu, untuk mereduksi biaya sertifikasi yang cukup mahal, diperlukan
badan sertifikasi di Indonesia yang mendapat pengakuan Internasional untuk dapat
menyelenggarakan ujian sertifikasi dengan biaya rupiah yang terjangkau sehingga
bisa menghasilkan tenaga kerja professional di bidang TI yang berkualitas dan
diakui secara internasional.
Sumber : http://stevaniwuaten.files.wordpress.com/2013/11/etika-dan-profesi-meningkatkanprofesionalisme-di-bidang-teknologi-informasi.docx
Pada 21 April 2014 jam 20 :11 WIB
12