| Website Resmi Bappeda Kota Dumai |
Dinas Kesehatan Kota Dumai
DAFTAR I SI
Kata Pengantar ......................................................................................... i
Daftar I si .................................................................................................. ii
Daftar Tabel. ............................................................................................ iii
Daftar Grafik. ............................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum . ................................................................ 4
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................... 5
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................... 6
BAB I I
TUGAS DAN FUNGSI DI NAS KESEHATAN ...................................... 7
2.1 Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................ 7
2.2 Susunan Organisasi .............................................................. 8
BAB I I I EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014 .............................. 10
3.1 Sumber Daya Kesehatan ....................................................... 10
3.2 Situasi Derajat Kesehatan ..................................................... 18
3.3 Telaahan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Renja 2014 ................... 33
BAB I V VI SI DAN MI SI DI NAS KESEHATAN................................................ 35
4.1 Visi Dinas Kesehatan Kota Dumai ........................................... 35
4.2 Misi Dinas Kesehatan Kota Dumai ......................................... 36
BAB V
SASARAN, ARAH KEBI JAKAN DAN STRATEGI ................................ 38
5.1 Sasaran ................................................................................ 38
5.2 Arah Kebijakan ..................................................................... 39
5.3 Strategi ................................................................................ 40
5.4 Program Pembangunan Kesehatan ......................................... 42
5.5 Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015........................................ 43
BAB VI PENUTUP..................................................................................... 49
Lampiran
ii
Dinas Kesehatan Kota Dumai
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Perincian Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2014...................... 11
Tabel 3.2 Perincian Puskesmas Pembantu se Kota Dumai Tahun 2014 ...... 12
Tabel 3.3 Perincian Penyebaran Puskesmas Keliling dan Ambulans
se Kota Dumai Tahun 2014 .....................................................13
Tabel 3.4 Perincian Pembiayaan Kesehatan Kota Dumai Berdasarkan
Sumber Anggaran dan Unit Kerja Tahun 2014………………………....17
Tabel 5.1 Alokasi Anggaran Berdasarkan Program Rutin dan Urusan
Wajib Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2015 .......................48
iii
Dinas Kesehatan Kota Dumai
DAFTAR GRAFI K
Halaman
Grafik 3.1
Persebaran Jumlah Tenaga yang bekerja di Sarana Kesehatan
Milik Pemerintah Kota Dumai berdasarkan Kategori Tenaga
Tahun 2014..................................................................................
Grafik 3.2
Pesebaran Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga di RSUD Kota
Dumai dan Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2014 ........................
Grafik 3.3
22
Jumlah Kematian I bu Melahirkan Berdasarkan Kecamatan di Kota
Dumai Tahun 2014 ......................................................................
Grafik 3.9
21
Pencapaian Angka Kematian I bu Melahirkan di Kota Dumai Dari
Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015 .......................
Grafik 3.8
21
Jumlah Kematian Balita Berdasarkan Kecamatan Di Kota Dumai
Tahun 2014.................................................................................
Grafik 3.7
20
Pencapaian Angka Kematian Balita Kota Dumai Dari Tahun 2011
sampai dengan 2013 serta Target 2015 .........................................
Grafik 3.6
19
Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Kecamatan Di Kota Dumai tahun
2014 ...........................................................................................
Grafik 3.5
16
Pencapaian Angka Kematian Bayi Kota Dumai dari Tahun 2011
Sampai dengan 2014 serta Target Tahun 2015...............................
Grafik 3.4
16
23
Jumlah Kematian I bu Berdasarkan Jenis Kematian I bu Dan
Kelompok Umur Di Kota Dumai Tahun 2014 ...................................
23
Grafik 3.10 Pencapaian Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Kota Dumai Dari
Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015........................
Grafik 3.11
24
Pencapaian Angka Kesakitan Malaria Kota Dumai dari tahun 2011
sampai dengan 2014 serta Target 2015 .........................................
25
Grafik 3.12 Jumlah Kasus Malaria Berdasarkan Kecamatan di Kota Dumai Tahun
2014 ...........................................................................................
26
Grafik 3.13 Pencapaian Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+ ) Kota
Dumai Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015.............
27
iv
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Grafik 3.14 Prevalensi Penderita HI V terhadap Penduduk Beresiko Kota Dumai
Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015 .......................
28
Grafik 3.15 Pencapaian Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Kota
Dumai Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015.............
29
Grafik 3.16 Jumlah Kasus DBD Berdasarkan Kecamatan di Kota Dumai Tahun
2014 ...........................................................................................
29
Grafik 3.17 Pencapaian Persentase Balita Dengan Gizi Buruk Kota Dumai Tahun
2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015 .................................
31
..................................................................................................
Grafik 3.18 Pencapaian Persentase Balita Dengan Gizi Kurang Kota Dumai
Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015 .......................
32
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang
g Maha Esa
arena
kare
berkat
Rahmat
dan
HidayahNya,
a,
Dokumen
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota
K
Ren
Dumai
ahun
Tah
2016
yang
berisi
tentang
rencana
cana kegiatan
rogram pembangunan kesehatan tahun 2016
2
prog
telah
elesai disusun.
sele
atan Kota Dumai sebagai pelaksana seba
Dinas Kesehata
bagian tugas
pemerintah daerah di bidang kesehatan telah menyusun suat
atu Rencana
ehatan sebagai kerangka perencanaan dan
p
Strategis bidang keseh
n pengelolaan
h d
di bidang kesehatan yang dijabarkan mela
pembangunan daerah
lalui Rencana
isusun pada setiap tahunnya. Rencana Kerja
Kerja (Renja) yang disu
rja (Renja) ini
diharapkan
dapat
dijadikan
d
sebagai
pedoman
dalam
me
melaksanakan
atan di Kota Dumai dalam rangka mewujud
pembangunan kesehat
judkan Dumai
Sehat 2016.
Kepada semua
ua pihak yang telah menyumbangkan tenaga
te
dan
pikirannya sehingga te
tersusunnya Dokumen Rencana Kerja (Re
Renja) Dinas
Kesehatan Kota Dumai
ai Tahun 2016 ini, kami mengucapkan terim
rimakasih.
Dumai, Oktober 2010
Kepala Dinas Kesehatanse
sehatan
Kota Dumai
PAI SAL, SKM, MARS
NI P 19750112199803100
007
i
ii
nstnto um
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa I ndonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan:
1)
Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia
kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen
dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut
dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi
penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan I lmu Pengetahuan
dan Teknologi (I PTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat
kemitraan dan kerja sama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan
preventif. Pembangunan Nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap
kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Dengan berpedoman pada Renstra Kementerian kesehatan Republik
I ndonesia pada periode 2015-2019 Pembangunan kesehatan diarahkan pada
Program I ndonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan
dan
status
gizi
masyarakat
melalui
melalui
upaya
kesehatan
dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemeratan pelayanan kesehatan.
Program I ndonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional:
1)
pilar
paradigma
sehat
di
lakukan
dengan
strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
preventif
dan
pemberdayaan
masyarakat;
2)
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
penguatan
pelayanan
1
Dinas Kesehatan Kota Dumai
kesehatan
dilakukan
dengan
strategi
peningkatan
akses
pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendekatan continuem of care dan intervensi
berbasis risiko. kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu
dan kendali biaya.
Sesuai
dengan
HK.02.02/ MENKES/ 52/ 2015
Keputusan
tentang
Menteri
Kesehatan
Rencana
Strategis
RI
Nomor
Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019, telah ditetapkan Arah kebijakan dan strategi
Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi
nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019. Arah kebijakan Kementerian
Kesehatan mengacu pada tiga hal penting yakni : Penguatan Pelayanan
Kesehatan
Primer
(Primary
Health
Care),
Penerapan
Pendekatan
Keberlanjutan Pelayanan (Continuem Of Care), dan I ntervensi Berbasis Risiko
Kesehatan ( health risk ).
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun
2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan
oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi,
menurunnya Angka Kematian I bu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada
balita.
Rencana
strategis
(Renstra)
Dinas
Kesehatan
Kota
Dumai
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat
program-program
pembangunan
kesehatan
yang
akan
dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai maupun dengan mendorong
peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2016-2020. Renstra Dinas
Kesehatan Kota Dumai Tahun 2016-2020 ini memberikan penekanan pada
pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan di Kabupaten/ Kota, dan Dengan akan berakhirnya agenda
Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 Kelanjutan program
ini disebut Sustainable Development Goals (SDGs), yang meliputi 17 goals.
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
2
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Renstra Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2016-2020 juga sebagai
pedoman dalam mengatasi isu-isu strategis di bidang kesehatan dengan
menerapkan paradigma pembangunan kesehatan baru yang mengacu pada
PROGRAM
I NDONESI A
pembangunan
Republik
berwawasan
I ndonesia
yang
SEHAT
dengan
kesehatan
diikuti
oleh
menerapkan
kebijakan
untuk mendukung visi Presiden
Kementerian
Kesehatan
yaitu
“Terw ujudnya I ndonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong- royong”, serta memperhatikan visi Dinas Kesehatan
Propinsi Riau “ Masyarakat Riau Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat Pada
Tahun 2020”.
Memasuki abad ke 21 yang merupakan era persaingan bebas antar
bangsa, sektor Kesehatan harus mampu meningkatkan derajat kesehatan
yang nantinya akan meningkatkan produktifitas dan kreativitas tenaga kerja,
dan pada akhirnya akan mempertajam daya saing bangsa. Oleh karena itu
pembangunan kesehatan sebagai bagian dari Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan
secara
bertahap,
terpadu
dan
menyeluruh
serta
berkesinambungan, membutuhkan suatu perencanaan strategis yang sesuai
dengan kondisi, potensi permasalahan dan kebutuhan nyata daerah serta
aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di Kota Dumai.
Dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota
Dumai Tahun 2016 ini acuan utama yang digunakan adalah rumusan Visi,
Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program I ndikatif Walikota/ Wakil Walikota
Dumai terpilih periode Tahun 2016 – 2020.
Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai
Tahun 2016 ini juga mengacu kepada RPJP Nasional, RPJM Nasional ,Renstra
Dinas Kesehatan Propinsi Riau, RPJPD Kota Dumai dan RPJP Propinsi Riau,
RPJM Propinsi Riau dan Renstra Dinas Kesehatan Kota Dumai serta berbagai
kebijakan dan prioritas program pemerintah pusat dan propinsi.
1.2. LANDASAN HUKUM
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
3
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota
Dumai Tahun 2016, sejumlah peraturan telah digunakan sebagai rujukan
yaitu :
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2005- 2025
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
7. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedom an
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah
9. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
I ndonesia
Nomor
741/ Menkes/ PER/ VI I / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/ Kota
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/ Menkes/ SK/ V/ 2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional
11. Keputusan
Menteri
Kesehatan
HK.02.02/ MENKES/ 52/ 2015
tentang
Republik
Rencana
I ndonesia
Strategis
Nomor
Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik I ndonesia Nomor 54 Tahun
2010 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
13. Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Propinsi Riau Tahun 2015-2025
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
4
Dinas Kesehatan Kota Dumai
14. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 717 tanggal 22
Mei 1999 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat I I Dumai
15. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tatakerja Dinas Daerah
16. Peraturan Walikota Dumai Nomor 15 Tahun 2008 tentang Sistem
Kesehatan Kota Dumai
17. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Pemerintah
Kota Dumai tahun 2005-2025
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2016 ini
disusun dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai acuan dokumen
perencanaan
program,
Dinas Kesehatan
dan
kegiatan
Kota Dumai
pembangunan
yang
bidang
memuat
kesehatan
kebijakan,
yang
akan
dilaksanakan pada tahun 2016.
1.4. SI STEMATI KA PENULI SAN
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
5
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2016 ini
disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I .
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Sistematika Penulisan
BAB I I .
TUGAS DAN FUNGSI DI NAS KESEHATAN
2.1. Tugas Pokok dan Fungsi
2.2. Susunan Organisasi
BAB I I I .
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014
3.1. Sumber Daya Kesehatan
3.2. Situasi Derajat Kesehatan
3.3. Telaahan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Renja 2014
BAB I V.
VI SI DAN MI SI DI NAS KESEHATAN
4.1. Visi Dinas Kesehatan Kota Dumai
4.2. Misi Dinas Kesehatan Kota Dumai
BAB V.
SASARAN, ARAH KEBI JAKAN DAN STRATEGI
5.1. Sasaran
5.2. Arah Kebijakan
5.3. Strategi
5.4. Program Pembangunan Kesehatan
5.5. Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016
BAB VI .
PENUTUP
BAB I I
TUGAS DAN FUNGSI DI NAS KESEHATAN
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
6
Dinas Kesehatan Kota Dumai
2.1.
Tugas Pokok Dan Fungsi
Dinas Kesehatan Kota Dumai berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Dumai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota Dumai yang dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai
tugas membantu walikota dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi
dibidang kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Walikota Dumai Nomor 19 Tahun 2013,
tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kota Dumai,
bahwa Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis penanganan dibidang kesehatan;
2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum
dibidang
kesehatan;
3. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dalam lingkup tugas
dan fungsinya;
4. Pembinaan
umum
dibidang
kesehatan
meliputi
pendekatan,
pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan kesehatan;
5. Perencanaan
kesehatan
sistem
serta
kesehatan
peningkatan
daerah,
sumber
akreditasi
daya
dan
manusia
sertifikasi
kesehatan
berdasarkan kebijakan teknis;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.2.
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
7
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Susunan
Organisasi
Dinas
Kesehatan
Kota
Dumai
ditetapkan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 tahun 2008 yang
terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
a. Subbagian Administrasi dan Umum
b. Subbagian Program, Evaluasi dan Pelaporan
c. Subbagian Kepegawaian
3. Bidang Kesehatan Masyarakat
a. Seksi Kesehatan Keluarga
b. Seksi Promosi Kesehatan
c. Seksi Gizi dan Peran serta Masyarakat
4. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
a. Seksi Pengendalian Penyakit
b. Seksi Penyehatan Lingkungan
c. Seksi Surveilans dan Kesehatan Matra
5. Bidang Pelayanan Kesehatan
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Seksi Bina Rumah Sakit
c. Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan
a. Seksi Jaminan Kesehatan
b. Seksi Sumber Daya Kesehatan dan Akreditasi
c. Seksi Pelayanan Sarana Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
a. Puskesmas
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 2.1
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
8
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Bagan Struktur Organisasi Dan Tatakerja
Dinas Kesehatan Kota Dumai
KEPALA DI NAS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSI ONAL
SEKRETARI AT
SUBBAGI AN
ADMI NI STRASI
DAN UMUM
BI DANG KESEHATAN
MASYARAKAT
BI DANG
PENGENDALI AN
PENYAKI T DAN
PENYEHATAN
LI NGKUNGAN
SUBBAGI AN
PROGRAM,
EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUBBAGI AN
KEPEGAWAI AN
BI DANG PELAYANAN
KESEHATAN
BI DANG SUMBER DAYA
KESEHATAN
SEKSI KESEHATAN
KELUARGA
SEKSI PENGENDALI AN
PENYAKI T
SEKSI PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
SEKSI JAMI NAN
KESEHATAN
SEKSI PROMOSI
KESEHATAN
SEKSI PENYEHATAN
LI NGKUNGAN
SEKSI BI NA RUMAH
SAKI T
SEKSI SUMBER DAYA
KESEHATAN DAN
AKREDI TASI
SEKSI GI ZI DAN PERAN
SERTA MASYARAKAT
SEKSI SURVEI LANS DAN
KESEHATAN MATRA
SEKSI FARMASI DAN
ALAT KESEHATAN
SEKSI PELAYANAN
SARANA KESEHATAN
UPT
BAB I I I
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
9
Dinas Kesehatan Kota Dumai
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014
3.1. Sumber Daya Kesehatan .
a. Sarana Kesehatan
Sejak berdirinya Kota Dumai pada tahun 1999 sampai dengan tahun
2011 telah terjadi peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota
Dumai,
baik
itu
rumah
sakit,
puskesmas,
puskesmas pembantu,
dan
puskesmas keliling serta sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM)
seperti
Pos
Pelayanan
Terpadu
(Posyandu),
Pos
Kesehatan
Desa/ Kelurahan (Poskesdes), dan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) . Hal
tersebut menunjukan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
dan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit sudah meningkat. Diharapkan
dengan meningkatnya jumlah sarana pelayanan kesehatan tersebut sebagian
besar masyarakat akan memanfaatkannya secara optimal.
Namun akses terhadap pelayanan kesehatan belum merata di
seluruh Kota Dumai terutama di beberapa daerah terpencil yang berada di
Kecamatan Bukit Kapur, Medang Kampai, dan Sungai Sembilan, karena kondisi
geografis yang sulit dan masih terbatasnya transportasi dan infrastruktur.
1) Rumah Sakit
Pada tahun 2014 jumlah rumah sakit yang ada di Kota Dumai
sebanyak 3 rumah sakit yang terdiri dari 1 rumah sakit milik pemerintah
Kota Dumai tipe C yakni RSUD Kota Dumai, 1 rumah sakit milik BUMN tipe
D yakni RS Pertamina (Rumah Sakit Pelabuhan sejak tahun 2007 sudah
tidak operasional lagi dan berubah status menjadi Balai Pengobatan) dan 1
rumah sakit milik TNI/POLRI yakni RS Bhayangkara yang mulai operasional
sejak tahun 2007. Total jumlah tempat tidur rumah sakit sebesar 266 yang
terdiri dari RSUD Kota Dumai sebanyak 211 tempat tidur, RS Pertamina
sebanyak 35 tempat tidur dan RS Bhayangkara sebanyak 20 tempat tidur.
Rasio jumlah rumah sakit per 100.000 penduduk adalah 1 per 100.000
penduduk. Hal ini berarti setiap 100.957 penduduk dilayani oleh 1 rumah
sakit.
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
10
Dinas Kesehatan Kota Dumai
2) Puskesmas
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas yang ada
sebanyak 3 (tiga) buah dan merupakan hibah dari Kabupaten Bengkalis
yakni Puskesmas Dumai Timur (sekarang bernama Puskesmas Dumai
Kota), Puskesmas Dumai Barat dan Puskesmas Bukit Kapur. Dari tahun ke
tahun jumlah puskesmas yang ada terus berkembang dan pada saat ini
jumlah puskesmas yang ada di Kota Dumai sebanyak 10 buah. Sejak bulan
Oktober 2014 Puskesmas Bukit Kayu Kapur (puskesmas baru yang
dibangun tahun 2013 dengan menggunakan dana budget sharing propinsi)
sudah mulai beroperasi. Puskesmas baru Bukit Kayu Kapur pada awalnya
adalah puskesmas pembantu yang kemudian ditingkatkan statusnya
menjadi
puskesmas.
Pada
umumnya
pembangunan
puskesmas-
puskesmas di Kota Dumai menggunakan anggaran bersumber non APBD
Kota Dumai seperti dana Budget Sharing Propinsi Riau, dana APBN (DAK
Kesehatan) dan dana bantuan luar negeri (DHS ADB).
Tabel 3.1. Perincian Puskesmas Sekota Dumai Tahun 2014
No
Kecamatan
Nama Puskesmas
Non Rawat
I nap
1.
Dumai Timur
1. Jaya Mukti
V
2.
Dumai Barat
2. Dumai Barat
V
3. Purnama
V
3.
Bukit Kapur
4. Bukit Kapur
5. Bukit Kayu Kapur
Rawat
I nap
Jumlah
Tempat
Tidur
V
15
V
4.
Sungai Sembilan
6. Sungai Sembilan
V
15
5.
Medang Kampai
7. Medang Kampai
V
18
6.
Dumai Kota
8. Dumai Kota
V
7.
Dumai Selatan
9. Bumi Ayu
V
10. Bukit Timah
V
Sebagai pengembangan program Upaya Kesehatan Usia Lanjut
(Usila), pada tahun 2008 Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Kesehatan
Kota Dumai telah mengembangkan Puskesmas Santun Usila yang
memberikan pelayanan khusus terhadap kelompok usia lanjut secara
terpadu dan menyeluruh yang meliputi kegiatan dalam gedung dan luar
gedung. Sebagai pilot project, puskesmas santun usila menggunakan
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
11
Dinas Kesehatan Kota Dumai
bangunan lama Puskesmas Dumai Kota. Puskesmas santun usila telah
diresmikan oleh Ibu Walikota Dumai pada tanggal 21 Januari 2008.
3) Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu berfungsi meluaskan jangkauan pelayanan
puskesmas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas pembantu yang ada
sebanyak 10 (sepuluh)
buah. Pada tahun 2014 jumlah puskesmas
pembantu yang ada sebanyak 13 buah, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.2. Perincian Puskesmas Pembantu
Sekota Dumai Tahun 2014
1.
Dumai Barat
Wilayah Kerja
Puskesmas
Purnama
2.
Bukit Kapur
Bukit Kapur
No
Kecamatan
Nama Puskesmas
Pembantu
1. Parit Pisang Mas
2. Gurun Panjang
3. Simpang Murini
3.
Sungai Sembilan
Sungai Sembilan
4. Suka Damai
5. Basilam Baru
6. Simpang Pulai
7. Kampung Sejati
8. Sungai Sembilan/
Transmigrasi
9. Sungai Teras
10. Bulu Hala
11. Sei Sepit
4.
Medang Kampai
Medang Kampai
12. Pelintung
5.
Dumai Kota
Dumai Kota
13. Rimba Sekampung
4) Puskesmas Keliling dan Ambulans
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas keliling yang
ada sebanyak 1 (satu)
unit. Seiring dengan bertambahnya jumlah
puskesmas, jumlah puskesmas keliling dan ambulans yang ada dari tahun
ke tahun terus berkembang. Pada saat ini dari 10 puskesmas keliling lama
yang ada, yang masih operasional sebanyak 6 unit dan 4 unit lainnya tidak
operasional
lagi
karena
sedang
dalam
proses
penghapusan
aset.
Sedangkan puskesmas keliling yang sudah rusak total sehingga tidak
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
12
Dinas Kesehatan Kota Dumai
berfungsi/ operasional lagi sebanyak 2 unit. Jumlah ambulans yang ada dan
masih operasional sebanyak 4 unit.
Sehingga total puskesmas keliling dan ambulans yang masih
operasional di puskesmas sebanyak 10 buah. Adapun kondisi puskesmas
keliling dari 6 unit yang masih operasional sebanyak 4 unit (67% ) rusak
sedang dan 2 unit (33% ) rusak berat, sedangkan seluruh ambulans (100% )
kondisinya baik seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3. Perincian Penyebaran Puskesmas Keliling dan Ambulans
Se Kota Dumai Tahun 2014
No
1.
Nama
Puskesmas
Dumai Kota
Uraian Pengadaan Puskesmas Keliling & Ambulans
Tahun
Pengadaan/
Jenis/ Merk
Jumlah
Sumber Dana
Pusling/ Mitsubitshi L
300
Pusling/ Toyota Kijang
1 unit
1 unit
2.
Bumi Ayu
Pusling/ New Armada
1 unit
3.
Dumai Barat
Pusling/ MI tsubitshi L
300
Pusling/ Toyota Kijang
1 unit
1 unit
4.
Bukit Timah
Pusling/ I suzu
1 unit
5.
Bukit Kapur
Pusling/ Toyota Kijang
1 unit
Pusling/ I suzu
1 unit
Ambulance/ I suzu ELV
1 unit
Pusling/ Toyota Kijang
1 unit
Pusling/ I suzu
1 unit
Ambulance/ KI A
Travello
Pusling/ KI A Travello
1 unit
Ambulance/ KI A
Travello
Pusling/ KI A Travello
1 unit
Ambulance/ KI A
Travello
1 unit
6.
7.
Sungai
Sembilan
8.
Medang
Kampai
Jaya Mukti
9.
Purnama
10
B. Kayu Kapur
1 unit
1 unit
2005/ APBD
Kota Dumai
1995/ APBD Kab
Bengkalis
2005/ APBD
Propinsi Riau
2005/ APBD
Kota Dumai
APBD Kab.
Bengkalis
2004/ APBD
Propinsi Riau
2002/ APBD
Propinsi Riau
2003/ APBD
Propinsi Riau
Hibah CSR
Pertamina 2011
2002/ APBD
Kota Dumai
2006/ APBD
Kota Dumai
2014/ APBD
Kota Duma
2007/ APBD
Kota Dumai
2014/ APBD
Kota Dumai
2007/ APBD
Kota Dumai
2012/ APBN-P
(Hibah Pusat)
Keterangan
Dalam proses
penghapusan
Kondisi rusak
berat
Dalam proses
penghapusan
Dalam proses
penghapusan
Kondisi rusak
total (tidak
berfungsi lagi)
Kondisi rusak
sedang
Kondisi rusak
sedang
Kondisi rusak
berat
Baik
Kondisi rusak
sedang
Kondisi rusak
total (tidak
berfungsi lagi)
Kondisi baik
Kondisi rusak
sedang
Kondisi baik
Dalam proses
penghapusan
Baik
Pada tahun 2014 melalui APBD Kota Dumai Tahun Anggaran 2014 telah
diadakan 5 unit mobil operasional puskesmas keliling Pada tahun 2014 melalui
APBD Kota Dumai Tahun Anggaran 2014 telah diadakan 5 unit mobil
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
13
Dinas Kesehatan Kota Dumai
operasional puskesmas keliling dan melalui dana Tugas Perbantuan dari Ditjen
Pembinaan Upaya Kesehatan (PUK) Kementerian Kesehatan RI Tahun
Anggaran 2014 telah diadakan 6 unit puskesmas keliling standar/single gardan
sehingga total mobil puskesmas keliling baru sebanyak 11 unit.
5) Posyandu
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah posyandu balita yang ada
sebanyak 121 buah. Dari tahun ke tahun perkembangan jumlah posyandu
yang ada cenderung meningkat. Pada tahun 2014, jumlah posyandu yang
ada di Kota Dumai sebanyak 190 posyandu, dengan perincian seluruhnya
posyandu mandiri.
Dari jumlah tersebut, seluruh posyandu berstatus strata mandiri
(100% ). Selain posyandu balita, di Kota Dumai telah dikembangkan
posyandu usila sebagai salah satu pengembangan program pelayanan
kesehatan usia lanjut (usila). Posyandu usila pertama kali dikembangkan
pada tahun 2005 di kelurahan Jaya Mukti yakni Posyandu Lansia Nuri. Pada
tahun 2014 jumlah posyandu usila yang ada di Kot a Dumai berjumlah 58
posyandu. Saat ini jumlah kader posyandu usila sebanyak 290 orang.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap bulannya adalah pemeriksaan kesehatan
lansia, pengobatan, penyuluhan kepada para lansia, senam lansia, wirid
pengajian, home care, membuat kerajinan tangan serta rekreasi.
6) Polindes
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah polindes yang ada
sebanyak 13 buah. Jumlah polindes mengikuti jumlah bidan PTT yang ada
pada saat itu. Pada tahun 2014, jumlah polindes yang ada di Kota Dumai
sebanyak 27 polindes. Saat ini jumlah bangunan polindes yang permanen
sebanyak 7 buah. Sedangkan sebanyak 20 polindes yang lain status
bangunannya menumpang pada sarana kesehatan yang ada, menyewa
rumah penduduk, atau menumpang pada sarana kelurahan setempat.
7) Pos Kesehatan Desa/ Kelurahan (Poskeskel)
Salah satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat adalah Pos
Kesehatan Kelurahan (Poskeskel). Dalam rangka pengimplementasian
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
14
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2007 tentang
Pengembangan Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa, pada tahun 2014
jumlah desa/kelurahan siaga di Kota Dumai sebanyak 33 kelurahan. Ini
berarti seluruh (100%) kelurahan di Kota Dumai sudah menjadi kelurahan
siaga dan memiliki Poskeskel.
Pada tahun 2008 Pemerintah Kota Dumai telah mendapatkan
penghargaan Manggala Karya Bakti Husada dari Pemerintah Indonesia
melalui Menteri Kesehatan RI atas keberhasilannya mengembangkan
Kelurahan Siaga di Kota Dumai.
Sampai saat ini telah dibangun 24 (dua puluh empat) buah poskeskel
bersumber dari APBD Kota Dumai dan Dana Alokasi Khusus (DAK), 3
poskesdes merupakan alih fungsi dari bangunan puskesmas pembantu.
Sedangkan untuk 9 poskeskel lainnya status bangunannya ada yang
menumpang di puskesmas pembantu, posyandu, rumah dinas/kantor, dan
menyewa. Guna meningkatkan penampilan poskeskel, setiap bangunan
poskeskel yang mengalami kerusakan secara bertahap direhabilitasi atau
direnovasi. Tenaga kesehatan yang ditempatkan di Poskesdes adalah
bidan PTT. Bidan PTT bersama-sama kader kesehatan mengelola
poskesdes. Kegiatan yang diberikan di poskeskel meliputi pelayanan
kesehatan dasar, surveilans, KIA, kesehatan lingkungan, pemantauan gizi,
usila, PHBS dll.
b. Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2014 total tenaga yang ada di sarana kesehatan milik
pemerintah Kota Dumai sebanyak 1.256 orang terdiri dari PNS, TKS Pemko
Dumai, PTT, dan tenaga honorer/ lepas, yang tersebar di 3 unit kerja yang ada
yakni puskesmas (511 orang), RSUD Kota Dumai (650 orang), dan Dinas
Kesehatan Kota Dumai ( 95 orang). Dari total tenaga 1.256 orang sebanyak
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
15
Dinas Kesehatan Kota Dumai
1.002 orang (79,84%) adalah tenaga kesehatan seperti terlihat pada grafik
berikut:
Grafik 3.1. Persebaran Jumlah Tenaga Yang Bekerja
di Sarana Kesehatan Milik Pemerintah Kota Dumai
Berdasarkan Kategori Tenaga Tahun 2014
Sedangkan persebaran tenaga kesehatan menurut jenis tenaga
menunjukan perawat merupakan jenis tenaga kesehatan yang paling
banyak yakni sebesar 41% seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.2. Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga
di RSUD Kota Dumai dan Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2014
Sampai dengan tahun 2014 tenaga kesehatan yang jumlahnya masih
kurang adalah tenaga dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, Perawat,
perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, ahli gizi, ahli sanitasi, ahli kesehatan
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
16
Dinas Kesehatan Kota Dumai
masyarakat dan terapi fisik. Untuk tenaga bidan dan teknisi medis jumlahnya
sudah mencukupi.
Permasalahan tenaga kesehatan yang dihadapi dewasa ini dan di
masa depan adalah: a) Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
belum dapat memenuhi kebutuhan SDM untuk pembangunan kesehatan;
b) Perencanaan kebijakan dan program SDM Kesehatan masih lemah dan
belum didukung sistem informasi SDM Kesehatan yang memadai; c) Masih
kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis SDM
Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan SDM Kesehatan dan pelatihan kesehatan
pada umumnya masih belum memadai; d) Dalam pendayagunaan SDM
Kesehatan, pemerataan SDM Kesehatan berkualitas masih kurang.
c. Pembiayaan Kesehatan
Selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 perkembangan
alokasi anggaran kesehatan (Dinas Kesehatan dan RSUD) bersumber APBD
Kota Dumai cenderung meningkat. Namun bila dilihat berdasarkan unit kerja,
alokasi anggaran kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kota Dumai lebih sedikit
dibandingkan dengan RSUD Kota Dumai.
Anggaran kesehatan Kota Dumai berasal dari berbagai sumber biaya
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.4. Perincian Pembiayaan Kesehatan Kota Dumai Berdasarkan
Sumber Anggaran dan Unit Kerja Tahun 2014
No.
Sumber Anggaran
1.
APBD Kota Dumai
2.
APBD Provinsi Riau
3.
APBN
4.
Sumber Lain (Global
Fund)
Total Anggaran
Unit Kerja
Dinkes (Rp)
RSUD Kota
Dumai (Rp)
Jumlah
%
60.788.814.631,50
131.884.233.505,00
192.673.048.137,50
98,51
35.170.000,00
--
35.170.000,00
0,02
2.664.130.000,00
--
2.664.130.000,00
1,36
220.260.000,00
--
220.260.000,00
0.11
63.708.374.631,50
131.884.233.505,00
195.592.608.136,50
100
Meskipun alokasi anggaran kesehatan bersumber APBD Kota Dumai
untuk
Dinas Kesehatan
Kota
Dumai
terlihat
berfluktuasi,
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
namun
bila
17
Dinas Kesehatan Kota Dumai
berdasarkan belanja terlihat persentase belanja tidak langsung (gaji pegawai)
mengalami peningkatan setiap tahunnya, sedangkan persentase belanja
langsung cenderung menurun.
Permasalahan pembiayaan kesehatan yang dihadapi lebih pada
alokasi yang cenderung pada upaya kuratif dan masih kurangnya anggaran
untuk biaya operasional dan kegiatan langsung untuk puskesmas. Akibat dari
pembiayaan kesehatan yang masih cenderung kuratif dibandingkan pada
promotif dan preventif mengakibatkan pengeluaran pembiayaan yang tidak
efektif dan efisien, sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan pada
kecukupan dan optimalisasi pemanfaatan pembiayaan kesehatan.
Pembiayaan pembangunan kesehatan merupakan salah satu sumber
daya yang penting untuk ikut
menentukan keberhasilan pembangunan
terutama di bidang kesehatan. Hasil dan dampak dari pembangunan kesehatan
tidak dapat diukur dalam kurun waktu yang relatif singkat, tetapi pelaksanaan
pembangunan harus dilaksanakan secara berkesinambungan, agar Visi Dumai
Sehat 2015 dapat tercapai. Untuk itu pembiayaan pembangunan kesehatan
perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah, lintas
sektor dan swasta khususnya untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan
publik terutama untuk peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, penduduk
miskin, dan kelompok lanjut usia serta difokuskan pada upaya promotif dan
preventif dengan tetap memperhatikan besaran satuan anggaran kuratif yang
relatif lebih besar dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3.2.
Situasi Derajat Kesehatan
Derajat
kelompok atau
kesehatan
adalah
masyarakat
yang
tingkat
diukur
keadaan
dengan
kesehatan
indikator
perorangan,
kualitas hidup,
mortalitas, morbiditas dan status gizi. Kualitas hidup antara lain dilihat dari
indikator Angka Harapan Hidup Waktu Lahir sedangkan mortalitas dilihat dari
indikator – indikator Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka
Kematian I bu Melahirkan dan Angka Kematian Diare pada Balita. Morbiditas dilihat
dari indikator-indikator Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue, Angka
kesakitan
Malaria,
Persentase
Kesembuhan
TB-Paru,
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
Presentasi
penderita
18
Dinas Kesehatan Kota Dumai
HI V/ AI DS Sedangkan Status Gizi dilihat dari indikator-indikator persentase Balita
dengan Gizi Buruk dan Gizi Kurang.
A. Mortalitas ( Angka Kematian )
Angka Kematian Bayi
Angka
kematian
bayi
mencerminkan
kualitas
dan
kuantitas
pelayanan kesehatan terhadap perinatal. Pada tahun 2014 jumlah kasus
kematian bayi yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 103 kasus dari 7.875
kelahiran hidup. Dengan demikian angka kematian bayi di Kota Dumai
sebesar
13,08 per 1.000 kelahiran hidup.
Bila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2013 dimana angka kematian bayi sebesar 14,70 per 1000
kelahiran hidup, terlihat angka kematian bayi pada tahun 2014 mengalami
penurunan.
Namun bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai
tahun 2014 yakni < 23 per 1.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka
kematian bayi di Kota Dumai masih di bawah target (yang berarti tingkat
pencapaiannya baik). Hal ini menggambarkan kualitas kuantitas pelayanan
kesehatan terhadap perinatal masih baik. Pencapaian Angka Kematian Bayi
Tahun 2011 sampai dengan 2014 dan target 2015 Kota Dumai dapat di lihat
pada grafik 3.3 berikut ini :
Grafik 3.3
Pencapaian Angka Kematian Bayi Kota Dumai
Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target Tahun 2015
Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus kematian bayi terbanyak
berada di Kecamatan Dumai selatan yakni sebanyak 24 kasus, disusul
dengan Kecamatan Dumai Timur sebanyak 22 kasus, seperti terlihat pada
grafik 3.4 berikut ini :
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
19
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Grafik 3.4
Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Dumai tahun 2014
Penyebab kematian bayi didominasi oleh kasus Asfiksia dan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR).
Angka Kematian Balita
Angka
kematian
balita
menggambarkan
tingkat
permasalahan
kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan
anak balita seperti gizi, sanitasi dan penyakit infeksi. Pada tahun 2014 jumlah
kasus kematian balita yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 125 kasus.
Dengan demikian angka kematian balita tahun 2014 di Kota Dumai sebesar
15,87 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun
2013 dimana angka kematian bayi sebesar 16,90 per 1000 kelahiran hidup,
terlihat adanya penurunan angka kematian balita. Namun bila dibandingkan
dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni < 32 per 1.000
kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian balita ini masih di bawah
target
(yang
berarti
tingkat
pencapaiannya baik).
Pencapaian
Angka
Kematian Balita dan Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015 Kota
Dumai dapat di lihat pada grafik 3.5 berikut ini :
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
20
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Grafik 3.5
Pencapaian Angka Kematian Balita Kota Dumai
Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
Gr
Berdasarkan Kecamatan, jumlah kasus kematian balita terbanyak
berada di Kecamatan Dumai Selatan yakni sebanyak 28 kasus, disusul
dengan Dumai Timur sebanyak 27 kasus, seperti terlihat pada grafik 3.6
berikut ini:
Grafik 3.6
Jumlah kematian Balita Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Dumai Tahun 2014
Penyebab kematian balita masih didominasi oleh kasus Asfiksia dan
Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).
Angka Kematian I bu
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
21
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Angka
kematian
ibu
berguna
untuk
menggambarkan
tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kondisi ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu
melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian ibu
yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 9 kasus dari 7.875 kelahiran hidup.
Dengan demikian angka kematian ibu tahun 2014 di Kota Dumai sebesar
114,29 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian
tahun 2013, di mana angka kematian ibu sebesar 64,49 per 100.000
kelahiran hidup, maka terlihat ada peningkatan angka kematian ibu pada
tahun 2014. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun
2014 yakni 118 per 100.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka
kematian ibu ini masih di bawah target (yang berarti tingkat pencapaiannya
baik). Pencapaian Angka Kematian I bu dari tahun 2011 sampai dengan 2014
serta target 2015 Kota Dumai dapat di lihat pada grafik 3.7 berikut ini:
Grafik 3.7
Pencapaian Angka Kematian I bu di Kota Dumai
Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
P
e
r
1
0
0
.0
0
0
K
e
la
h
ir
a
n
H
Id
u
p
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
200
172.41
185
155
114.29 118
102
84.26
64.49
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
Pencapaian
Target
Berdasarkan Kecamatan, jumlah kasus kematian ibu terbanyak
berada di kecamatan Dumai Timur sebanyak 3 kasus, seperti terlihat pada
grafik 3.8 berikut ini :
Grafik 3.8
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
22
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Jumlah Kematian I bu Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Dumai Tahun 2014
Penyebab kematian ibu adalah Pendarahan ante partum, eklampsi
dan pre eklampsi (sebanyak 3 kasus) perdarahan yang terjadi karena
retensio plasenta, atonia uteri dan inveersio uteri. Berdasarkan kelompok
umur, kasus kematian ibu banyak terjadi pada kelompok umur 20-35 tahun
yakni sebanyak 6 kasus (66,66% ), sedangkan berdasarkan kelompok
kematian, kasus kematian terbanyak pada kelompok ibu nifas sebanyak 4
kasus seperti terlihat pada grafik 3.9 berikut ini:
Grafik 3.9
Jumlah Kematian I bu Berdasarkan Jenis Kematian I bu
dan Kelompok Umur Di Kota Dumai Tahun 2014
Ju
m
la
h
6
5
4
3
2
1
0
6
3
1 1 2
0
0
1
0
3
1
0
Ibu HamilIbu Ibu NifasTotal
Bersalin
Kematian
Ibu
Kelompok Kematian Ibu
< 20 Th
20 - 35 Th
> 35 Th
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
Pada tahun 2014 angka harapan hidup waktu lahir (umur harapan
hidup) di Kota Dumai sebesar 72,29 tahun. Bila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2013 yakni sebesar 71,64 tahun, terlihat ada peningkatan
angka harapan hidup waktu lahir pada tahun 2014.
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
Meningkatnya angka
23
Dinas Kesehatan Kota Dumai
harapan hidup waktu lahir secara tidak langsung memberikan gambaran
tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan
dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian. Pencapaian
Angka Harapan Hidup waktu lahir di Kota Dumai tahun 2011 sampai dengan
2014 serta target 2015 dapat di lihat pada grafik 3.10 berikut ini :
Grafik 3.10
Pencapaian Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Kota Dumai
Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015
72.5
U
m
u
r
(T
a
h
u
n
)
72
71.5
72.29
72
72
2014
2015
71.671.64
71.33
71
71.33
71
2011
2012
Target
Pencapaian
71
70.5
70
2013
Tahun
B. Morbiditas ( Angka Kesakitan)
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
24
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Angka Kesakitan Malaria
Upaya kegiatan pengendalian vektor melalui penyemprotan rumah
(I RS) dapat dinilai efektif bila dilihat dari dampak terhadap penurunan angka
malaria klinis. Pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 833 kasus malaria klinis
di Kota Dumai dengan Annual Malaria I ncidence (AMI ) sebesar 2,75 per
1.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 di mana
Annual Malaria I ncidence (AMI )
sebesar 1,80, terlihat adanya penurunan
Annual Malaria I ncidence (AMI ) pada tahun 2014. Bila dibandingkan dengan
target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni 2 per 1.000 penduduk maka
pencapaian Annual Malaria I ncidence (AMI ) ini melebihi target (yang berarti
terjadi peningkatan kasus). Dari 833 kasus yang ada terdapat 17 kasus
penderita malaria positif sehingga di dapatkan Annuali Parasite I ncidence
(API ) sebesar 0,06 per 1.000 penduduk.
Seluruh penderita Malaria (100% ) telah mendapat pengobatan standar di
puskesmas. Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam pencegahan dan
pemberantasan penyakit malaria. Pencapaian tersebut dapat dilihat dari
grafik 3.11 dibawah ini :
Grafik 3.11
Pencapaian Angka Kesakitan Malaria
Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
6
5
es 4
tan
es 3
r
e2
P
1
0
5
4
2.27
3
2.41
1.8
2.75
2
1
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
Target
Pencapaian
Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus Malaria terbanyak ditemukan
di Kecamatan Sungai Sembilan yakni sebanyak 737 kasus. Hal tersebut
disebabkan tingginya mobilitas penduduk melalui transmigrasi, pembukaan
lahan perkebunan, pengembangan tambak udang serta penebangan pohon
bakau sebagai industri arang bakau. Dengan faktor resiko tersebut maka satu
wilayah Kecamatan Sungai Sembilan menjadi daerah high endemis Malaria.
Kecamatan
Bukit
Kapur
merupakan
kecamatan
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
terbanyak
kedua
25
Dinas Kesehatan Kota Dumai
ditemukannya kasus Malaria yakni sebanyak 69 kasus, seperti terlihat pada
grafik 3.12 berikut ini :
Grafik 3.12
Jumlah Kasus Malaria Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Dumai Tahun 2014
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Pada tahun 2014 dari total 257 penderita TB Paru BTA + yang
ditemukan dan diberikan pengobatan dengan OAT selama 6 bulan, sebanyak
226 orang dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya menunjukan 2
kali negatif). Dengan demikian pencapaian angka kesembuhan penderita TB
Paru BTA + adalah sebesar 87,94% . Bila dibandingkan dengan pencapaian
tahun
2013 sebesar
93,99% ,
maka terlihat
ada peningkatan
angka
kesembuhan penderita TB Paru BTA + . Bila dibandingkan dengan target Kota
Dumai sebesar 87% , maka pencapaian angka kesembuhan penderita TB Paru
BTA + tahun 2013 sudah mencapai target. Pencapaian angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA + dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target
2015 dapat dilihat dari grafik 3.13 di bawah ini :
Grafik 3.13
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
26
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Pencapaian Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
94
P
e
rs
e
n
ta
s
e
93.99
92
89.1
90
88
86
86
87
86.3286
87.94
87
88
84
82
Target
2011
2012
2014
2015
Tahun
Pencapaian
2013
Prevalensi Penderita HI V terhadap Penduduk Beresiko
Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah kumulatif kasus HI V yang
dijumpai di Kota Dumai sebanyak 289 kasus yang terdiri dari 240 kasus lama
dan 49 kasus baru yang ditemukan tahun 2014. Dari 289 kasus HI V yang
ditemukan penderita HI V yang meninggal sebanyak 153 orang. Dengan
demikian jumlah kasus HI V pada saat ini adalah 136 orang.
Sedangkan jumlah penduduk beresiko HI V sebanyak 32.719 oranG.
Sehingga prevalensi penderita HI V terhadap penduduk beresiko pada tahun
2014 adalah sebesar 0,42% . Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun
2013 dimana prevalensi penderita HI V terhadap penduduk beresiko sebesar
0,11% , maka terlihat ada peningkatan angka prevalensi pada tahun 2014.
Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2014 sebesar < 1% ,
maka pencapaian tersebut masih di bawah target. Melihat potensi Kota
Dumai sebagai Kota Jasa dan I ndustri, daerah yang memiliki pelabuhan
internasional dan sebagai pintu gerbang keluar masuknya bagi wisatawan
asing maupun pelaut
asing, serta mobilisasi penduduk dari dan ke
kabupaten/ kota yang memiliki angka prevalensi HI V/ AI DS cukup tinggi
seperti Kota Batam, Tanjung Balai Karimun, serta Kepulauan Riau, maka
tidak tertutup besar kemungkinannya penyakit HI V/ AI DS akan menjadi
permasalahan di Kota Dumai.
Grafik 3.14
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
27
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Prevalensi Penderita HI V Terhadap Penduduk Beresiko
Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
1
P
e
r
1
0
0
.0
0
0
P
en
d
u
d
u
k
Target
1
0.8
1
0.75
1
1
1
0.58
0.6
0.41
0.4
0.11
0.2
0
2011
Pencapaian
2012
2013
Tahun
2014
2015
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kota Dumai merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue
(DBD). Pada tahun 2014 di Kota Dumai ditemukan kasus DBD sebanyak 264
kasus atau I R= 87,17 per 100.000 penduduk dengan kematian sebanyak 1
kasus atau CFR= 0,38.
Bila dibandingkan dengan tahun 2013 dimana
ditemukan kasus DBD sebanyak 173 kasus atau I R= 58,02 per 100.000
penduduk dengan kematian sebanyak 2 kasus atau CFR= 1,16, maka ada
peningkatan angka kesakitan demam berdarah dengue. Bila dibandingkan
dengan target indikator Kota Dumai yaitu 55/ 100.000 penduduk, maka angka
tersebut
melebihi
target
indikator
Kota Dumai
(yang
berarti
tingkat
pencapaian kurang baik). Untuk itu diperlukan kerja keras untuk bisa
mencapai target angka kesakitan DBD tahun 2015 yakni sebesar 51 per
100.000
penduduk.
Masih
tingginya
angka
kesakitan
DBD
terutama
disebabkan oleh faktor perilaku, lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat
yang masih mendukung sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk vektor
DBD seperti
± 80% penduduk Dumai masih menggunakan bak–bak
penampung air hujan (PAH) dalam memenuhi kebutuhan air bersih, serta
tingginya mobilitas penduduk. Di samping itu, dampak dari global warming
juga memicu meningkatnya angka kesakitan DBD. Dari hasil pengamatan
data jumlah kasus DBD dalam kurun waktu
DAFTAR I SI
Kata Pengantar ......................................................................................... i
Daftar I si .................................................................................................. ii
Daftar Tabel. ............................................................................................ iii
Daftar Grafik. ............................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum . ................................................................ 4
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................... 5
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................... 6
BAB I I
TUGAS DAN FUNGSI DI NAS KESEHATAN ...................................... 7
2.1 Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................ 7
2.2 Susunan Organisasi .............................................................. 8
BAB I I I EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014 .............................. 10
3.1 Sumber Daya Kesehatan ....................................................... 10
3.2 Situasi Derajat Kesehatan ..................................................... 18
3.3 Telaahan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Renja 2014 ................... 33
BAB I V VI SI DAN MI SI DI NAS KESEHATAN................................................ 35
4.1 Visi Dinas Kesehatan Kota Dumai ........................................... 35
4.2 Misi Dinas Kesehatan Kota Dumai ......................................... 36
BAB V
SASARAN, ARAH KEBI JAKAN DAN STRATEGI ................................ 38
5.1 Sasaran ................................................................................ 38
5.2 Arah Kebijakan ..................................................................... 39
5.3 Strategi ................................................................................ 40
5.4 Program Pembangunan Kesehatan ......................................... 42
5.5 Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015........................................ 43
BAB VI PENUTUP..................................................................................... 49
Lampiran
ii
Dinas Kesehatan Kota Dumai
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Perincian Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2014...................... 11
Tabel 3.2 Perincian Puskesmas Pembantu se Kota Dumai Tahun 2014 ...... 12
Tabel 3.3 Perincian Penyebaran Puskesmas Keliling dan Ambulans
se Kota Dumai Tahun 2014 .....................................................13
Tabel 3.4 Perincian Pembiayaan Kesehatan Kota Dumai Berdasarkan
Sumber Anggaran dan Unit Kerja Tahun 2014………………………....17
Tabel 5.1 Alokasi Anggaran Berdasarkan Program Rutin dan Urusan
Wajib Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2015 .......................48
iii
Dinas Kesehatan Kota Dumai
DAFTAR GRAFI K
Halaman
Grafik 3.1
Persebaran Jumlah Tenaga yang bekerja di Sarana Kesehatan
Milik Pemerintah Kota Dumai berdasarkan Kategori Tenaga
Tahun 2014..................................................................................
Grafik 3.2
Pesebaran Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga di RSUD Kota
Dumai dan Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2014 ........................
Grafik 3.3
22
Jumlah Kematian I bu Melahirkan Berdasarkan Kecamatan di Kota
Dumai Tahun 2014 ......................................................................
Grafik 3.9
21
Pencapaian Angka Kematian I bu Melahirkan di Kota Dumai Dari
Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015 .......................
Grafik 3.8
21
Jumlah Kematian Balita Berdasarkan Kecamatan Di Kota Dumai
Tahun 2014.................................................................................
Grafik 3.7
20
Pencapaian Angka Kematian Balita Kota Dumai Dari Tahun 2011
sampai dengan 2013 serta Target 2015 .........................................
Grafik 3.6
19
Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Kecamatan Di Kota Dumai tahun
2014 ...........................................................................................
Grafik 3.5
16
Pencapaian Angka Kematian Bayi Kota Dumai dari Tahun 2011
Sampai dengan 2014 serta Target Tahun 2015...............................
Grafik 3.4
16
23
Jumlah Kematian I bu Berdasarkan Jenis Kematian I bu Dan
Kelompok Umur Di Kota Dumai Tahun 2014 ...................................
23
Grafik 3.10 Pencapaian Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Kota Dumai Dari
Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015........................
Grafik 3.11
24
Pencapaian Angka Kesakitan Malaria Kota Dumai dari tahun 2011
sampai dengan 2014 serta Target 2015 .........................................
25
Grafik 3.12 Jumlah Kasus Malaria Berdasarkan Kecamatan di Kota Dumai Tahun
2014 ...........................................................................................
26
Grafik 3.13 Pencapaian Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+ ) Kota
Dumai Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015.............
27
iv
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Grafik 3.14 Prevalensi Penderita HI V terhadap Penduduk Beresiko Kota Dumai
Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015 .......................
28
Grafik 3.15 Pencapaian Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Kota
Dumai Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015.............
29
Grafik 3.16 Jumlah Kasus DBD Berdasarkan Kecamatan di Kota Dumai Tahun
2014 ...........................................................................................
29
Grafik 3.17 Pencapaian Persentase Balita Dengan Gizi Buruk Kota Dumai Tahun
2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015 .................................
31
..................................................................................................
Grafik 3.18 Pencapaian Persentase Balita Dengan Gizi Kurang Kota Dumai
Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015 .......................
32
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang
g Maha Esa
arena
kare
berkat
Rahmat
dan
HidayahNya,
a,
Dokumen
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota
K
Ren
Dumai
ahun
Tah
2016
yang
berisi
tentang
rencana
cana kegiatan
rogram pembangunan kesehatan tahun 2016
2
prog
telah
elesai disusun.
sele
atan Kota Dumai sebagai pelaksana seba
Dinas Kesehata
bagian tugas
pemerintah daerah di bidang kesehatan telah menyusun suat
atu Rencana
ehatan sebagai kerangka perencanaan dan
p
Strategis bidang keseh
n pengelolaan
h d
di bidang kesehatan yang dijabarkan mela
pembangunan daerah
lalui Rencana
isusun pada setiap tahunnya. Rencana Kerja
Kerja (Renja) yang disu
rja (Renja) ini
diharapkan
dapat
dijadikan
d
sebagai
pedoman
dalam
me
melaksanakan
atan di Kota Dumai dalam rangka mewujud
pembangunan kesehat
judkan Dumai
Sehat 2016.
Kepada semua
ua pihak yang telah menyumbangkan tenaga
te
dan
pikirannya sehingga te
tersusunnya Dokumen Rencana Kerja (Re
Renja) Dinas
Kesehatan Kota Dumai
ai Tahun 2016 ini, kami mengucapkan terim
rimakasih.
Dumai, Oktober 2010
Kepala Dinas Kesehatanse
sehatan
Kota Dumai
PAI SAL, SKM, MARS
NI P 19750112199803100
007
i
ii
nstnto um
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa I ndonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan:
1)
Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia
kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen
dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut
dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi
penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan I lmu Pengetahuan
dan Teknologi (I PTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat
kemitraan dan kerja sama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan
preventif. Pembangunan Nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap
kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Dengan berpedoman pada Renstra Kementerian kesehatan Republik
I ndonesia pada periode 2015-2019 Pembangunan kesehatan diarahkan pada
Program I ndonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan
dan
status
gizi
masyarakat
melalui
melalui
upaya
kesehatan
dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemeratan pelayanan kesehatan.
Program I ndonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional:
1)
pilar
paradigma
sehat
di
lakukan
dengan
strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
preventif
dan
pemberdayaan
masyarakat;
2)
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
penguatan
pelayanan
1
Dinas Kesehatan Kota Dumai
kesehatan
dilakukan
dengan
strategi
peningkatan
akses
pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendekatan continuem of care dan intervensi
berbasis risiko. kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu
dan kendali biaya.
Sesuai
dengan
HK.02.02/ MENKES/ 52/ 2015
Keputusan
tentang
Menteri
Kesehatan
Rencana
Strategis
RI
Nomor
Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019, telah ditetapkan Arah kebijakan dan strategi
Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi
nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019. Arah kebijakan Kementerian
Kesehatan mengacu pada tiga hal penting yakni : Penguatan Pelayanan
Kesehatan
Primer
(Primary
Health
Care),
Penerapan
Pendekatan
Keberlanjutan Pelayanan (Continuem Of Care), dan I ntervensi Berbasis Risiko
Kesehatan ( health risk ).
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun
2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan
oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi,
menurunnya Angka Kematian I bu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada
balita.
Rencana
strategis
(Renstra)
Dinas
Kesehatan
Kota
Dumai
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat
program-program
pembangunan
kesehatan
yang
akan
dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai maupun dengan mendorong
peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2016-2020. Renstra Dinas
Kesehatan Kota Dumai Tahun 2016-2020 ini memberikan penekanan pada
pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan di Kabupaten/ Kota, dan Dengan akan berakhirnya agenda
Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 Kelanjutan program
ini disebut Sustainable Development Goals (SDGs), yang meliputi 17 goals.
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
2
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Renstra Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2016-2020 juga sebagai
pedoman dalam mengatasi isu-isu strategis di bidang kesehatan dengan
menerapkan paradigma pembangunan kesehatan baru yang mengacu pada
PROGRAM
I NDONESI A
pembangunan
Republik
berwawasan
I ndonesia
yang
SEHAT
dengan
kesehatan
diikuti
oleh
menerapkan
kebijakan
untuk mendukung visi Presiden
Kementerian
Kesehatan
yaitu
“Terw ujudnya I ndonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong- royong”, serta memperhatikan visi Dinas Kesehatan
Propinsi Riau “ Masyarakat Riau Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat Pada
Tahun 2020”.
Memasuki abad ke 21 yang merupakan era persaingan bebas antar
bangsa, sektor Kesehatan harus mampu meningkatkan derajat kesehatan
yang nantinya akan meningkatkan produktifitas dan kreativitas tenaga kerja,
dan pada akhirnya akan mempertajam daya saing bangsa. Oleh karena itu
pembangunan kesehatan sebagai bagian dari Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan
secara
bertahap,
terpadu
dan
menyeluruh
serta
berkesinambungan, membutuhkan suatu perencanaan strategis yang sesuai
dengan kondisi, potensi permasalahan dan kebutuhan nyata daerah serta
aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di Kota Dumai.
Dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota
Dumai Tahun 2016 ini acuan utama yang digunakan adalah rumusan Visi,
Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program I ndikatif Walikota/ Wakil Walikota
Dumai terpilih periode Tahun 2016 – 2020.
Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai
Tahun 2016 ini juga mengacu kepada RPJP Nasional, RPJM Nasional ,Renstra
Dinas Kesehatan Propinsi Riau, RPJPD Kota Dumai dan RPJP Propinsi Riau,
RPJM Propinsi Riau dan Renstra Dinas Kesehatan Kota Dumai serta berbagai
kebijakan dan prioritas program pemerintah pusat dan propinsi.
1.2. LANDASAN HUKUM
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
3
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota
Dumai Tahun 2016, sejumlah peraturan telah digunakan sebagai rujukan
yaitu :
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2005- 2025
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
7. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedom an
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah
9. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
I ndonesia
Nomor
741/ Menkes/ PER/ VI I / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/ Kota
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/ Menkes/ SK/ V/ 2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional
11. Keputusan
Menteri
Kesehatan
HK.02.02/ MENKES/ 52/ 2015
tentang
Republik
Rencana
I ndonesia
Strategis
Nomor
Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik I ndonesia Nomor 54 Tahun
2010 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
13. Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Propinsi Riau Tahun 2015-2025
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
4
Dinas Kesehatan Kota Dumai
14. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 717 tanggal 22
Mei 1999 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat I I Dumai
15. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tatakerja Dinas Daerah
16. Peraturan Walikota Dumai Nomor 15 Tahun 2008 tentang Sistem
Kesehatan Kota Dumai
17. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) Pemerintah
Kota Dumai tahun 2005-2025
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2016 ini
disusun dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai acuan dokumen
perencanaan
program,
Dinas Kesehatan
dan
kegiatan
Kota Dumai
pembangunan
yang
bidang
memuat
kesehatan
kebijakan,
yang
akan
dilaksanakan pada tahun 2016.
1.4. SI STEMATI KA PENULI SAN
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
5
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2016 ini
disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I .
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Sistematika Penulisan
BAB I I .
TUGAS DAN FUNGSI DI NAS KESEHATAN
2.1. Tugas Pokok dan Fungsi
2.2. Susunan Organisasi
BAB I I I .
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014
3.1. Sumber Daya Kesehatan
3.2. Situasi Derajat Kesehatan
3.3. Telaahan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Renja 2014
BAB I V.
VI SI DAN MI SI DI NAS KESEHATAN
4.1. Visi Dinas Kesehatan Kota Dumai
4.2. Misi Dinas Kesehatan Kota Dumai
BAB V.
SASARAN, ARAH KEBI JAKAN DAN STRATEGI
5.1. Sasaran
5.2. Arah Kebijakan
5.3. Strategi
5.4. Program Pembangunan Kesehatan
5.5. Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016
BAB VI .
PENUTUP
BAB I I
TUGAS DAN FUNGSI DI NAS KESEHATAN
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
6
Dinas Kesehatan Kota Dumai
2.1.
Tugas Pokok Dan Fungsi
Dinas Kesehatan Kota Dumai berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Dumai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota Dumai yang dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai
tugas membantu walikota dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi
dibidang kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Walikota Dumai Nomor 19 Tahun 2013,
tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kota Dumai,
bahwa Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis penanganan dibidang kesehatan;
2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum
dibidang
kesehatan;
3. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dalam lingkup tugas
dan fungsinya;
4. Pembinaan
umum
dibidang
kesehatan
meliputi
pendekatan,
pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan kesehatan;
5. Perencanaan
kesehatan
sistem
serta
kesehatan
peningkatan
daerah,
sumber
akreditasi
daya
dan
manusia
sertifikasi
kesehatan
berdasarkan kebijakan teknis;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.2.
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
7
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Susunan
Organisasi
Dinas
Kesehatan
Kota
Dumai
ditetapkan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 tahun 2008 yang
terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
a. Subbagian Administrasi dan Umum
b. Subbagian Program, Evaluasi dan Pelaporan
c. Subbagian Kepegawaian
3. Bidang Kesehatan Masyarakat
a. Seksi Kesehatan Keluarga
b. Seksi Promosi Kesehatan
c. Seksi Gizi dan Peran serta Masyarakat
4. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
a. Seksi Pengendalian Penyakit
b. Seksi Penyehatan Lingkungan
c. Seksi Surveilans dan Kesehatan Matra
5. Bidang Pelayanan Kesehatan
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Seksi Bina Rumah Sakit
c. Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan
a. Seksi Jaminan Kesehatan
b. Seksi Sumber Daya Kesehatan dan Akreditasi
c. Seksi Pelayanan Sarana Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
a. Puskesmas
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 2.1
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
8
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Bagan Struktur Organisasi Dan Tatakerja
Dinas Kesehatan Kota Dumai
KEPALA DI NAS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSI ONAL
SEKRETARI AT
SUBBAGI AN
ADMI NI STRASI
DAN UMUM
BI DANG KESEHATAN
MASYARAKAT
BI DANG
PENGENDALI AN
PENYAKI T DAN
PENYEHATAN
LI NGKUNGAN
SUBBAGI AN
PROGRAM,
EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUBBAGI AN
KEPEGAWAI AN
BI DANG PELAYANAN
KESEHATAN
BI DANG SUMBER DAYA
KESEHATAN
SEKSI KESEHATAN
KELUARGA
SEKSI PENGENDALI AN
PENYAKI T
SEKSI PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
SEKSI JAMI NAN
KESEHATAN
SEKSI PROMOSI
KESEHATAN
SEKSI PENYEHATAN
LI NGKUNGAN
SEKSI BI NA RUMAH
SAKI T
SEKSI SUMBER DAYA
KESEHATAN DAN
AKREDI TASI
SEKSI GI ZI DAN PERAN
SERTA MASYARAKAT
SEKSI SURVEI LANS DAN
KESEHATAN MATRA
SEKSI FARMASI DAN
ALAT KESEHATAN
SEKSI PELAYANAN
SARANA KESEHATAN
UPT
BAB I I I
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
9
Dinas Kesehatan Kota Dumai
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014
3.1. Sumber Daya Kesehatan .
a. Sarana Kesehatan
Sejak berdirinya Kota Dumai pada tahun 1999 sampai dengan tahun
2011 telah terjadi peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota
Dumai,
baik
itu
rumah
sakit,
puskesmas,
puskesmas pembantu,
dan
puskesmas keliling serta sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM)
seperti
Pos
Pelayanan
Terpadu
(Posyandu),
Pos
Kesehatan
Desa/ Kelurahan (Poskesdes), dan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) . Hal
tersebut menunjukan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
dan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit sudah meningkat. Diharapkan
dengan meningkatnya jumlah sarana pelayanan kesehatan tersebut sebagian
besar masyarakat akan memanfaatkannya secara optimal.
Namun akses terhadap pelayanan kesehatan belum merata di
seluruh Kota Dumai terutama di beberapa daerah terpencil yang berada di
Kecamatan Bukit Kapur, Medang Kampai, dan Sungai Sembilan, karena kondisi
geografis yang sulit dan masih terbatasnya transportasi dan infrastruktur.
1) Rumah Sakit
Pada tahun 2014 jumlah rumah sakit yang ada di Kota Dumai
sebanyak 3 rumah sakit yang terdiri dari 1 rumah sakit milik pemerintah
Kota Dumai tipe C yakni RSUD Kota Dumai, 1 rumah sakit milik BUMN tipe
D yakni RS Pertamina (Rumah Sakit Pelabuhan sejak tahun 2007 sudah
tidak operasional lagi dan berubah status menjadi Balai Pengobatan) dan 1
rumah sakit milik TNI/POLRI yakni RS Bhayangkara yang mulai operasional
sejak tahun 2007. Total jumlah tempat tidur rumah sakit sebesar 266 yang
terdiri dari RSUD Kota Dumai sebanyak 211 tempat tidur, RS Pertamina
sebanyak 35 tempat tidur dan RS Bhayangkara sebanyak 20 tempat tidur.
Rasio jumlah rumah sakit per 100.000 penduduk adalah 1 per 100.000
penduduk. Hal ini berarti setiap 100.957 penduduk dilayani oleh 1 rumah
sakit.
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
10
Dinas Kesehatan Kota Dumai
2) Puskesmas
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas yang ada
sebanyak 3 (tiga) buah dan merupakan hibah dari Kabupaten Bengkalis
yakni Puskesmas Dumai Timur (sekarang bernama Puskesmas Dumai
Kota), Puskesmas Dumai Barat dan Puskesmas Bukit Kapur. Dari tahun ke
tahun jumlah puskesmas yang ada terus berkembang dan pada saat ini
jumlah puskesmas yang ada di Kota Dumai sebanyak 10 buah. Sejak bulan
Oktober 2014 Puskesmas Bukit Kayu Kapur (puskesmas baru yang
dibangun tahun 2013 dengan menggunakan dana budget sharing propinsi)
sudah mulai beroperasi. Puskesmas baru Bukit Kayu Kapur pada awalnya
adalah puskesmas pembantu yang kemudian ditingkatkan statusnya
menjadi
puskesmas.
Pada
umumnya
pembangunan
puskesmas-
puskesmas di Kota Dumai menggunakan anggaran bersumber non APBD
Kota Dumai seperti dana Budget Sharing Propinsi Riau, dana APBN (DAK
Kesehatan) dan dana bantuan luar negeri (DHS ADB).
Tabel 3.1. Perincian Puskesmas Sekota Dumai Tahun 2014
No
Kecamatan
Nama Puskesmas
Non Rawat
I nap
1.
Dumai Timur
1. Jaya Mukti
V
2.
Dumai Barat
2. Dumai Barat
V
3. Purnama
V
3.
Bukit Kapur
4. Bukit Kapur
5. Bukit Kayu Kapur
Rawat
I nap
Jumlah
Tempat
Tidur
V
15
V
4.
Sungai Sembilan
6. Sungai Sembilan
V
15
5.
Medang Kampai
7. Medang Kampai
V
18
6.
Dumai Kota
8. Dumai Kota
V
7.
Dumai Selatan
9. Bumi Ayu
V
10. Bukit Timah
V
Sebagai pengembangan program Upaya Kesehatan Usia Lanjut
(Usila), pada tahun 2008 Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Kesehatan
Kota Dumai telah mengembangkan Puskesmas Santun Usila yang
memberikan pelayanan khusus terhadap kelompok usia lanjut secara
terpadu dan menyeluruh yang meliputi kegiatan dalam gedung dan luar
gedung. Sebagai pilot project, puskesmas santun usila menggunakan
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
11
Dinas Kesehatan Kota Dumai
bangunan lama Puskesmas Dumai Kota. Puskesmas santun usila telah
diresmikan oleh Ibu Walikota Dumai pada tanggal 21 Januari 2008.
3) Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu berfungsi meluaskan jangkauan pelayanan
puskesmas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas pembantu yang ada
sebanyak 10 (sepuluh)
buah. Pada tahun 2014 jumlah puskesmas
pembantu yang ada sebanyak 13 buah, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.2. Perincian Puskesmas Pembantu
Sekota Dumai Tahun 2014
1.
Dumai Barat
Wilayah Kerja
Puskesmas
Purnama
2.
Bukit Kapur
Bukit Kapur
No
Kecamatan
Nama Puskesmas
Pembantu
1. Parit Pisang Mas
2. Gurun Panjang
3. Simpang Murini
3.
Sungai Sembilan
Sungai Sembilan
4. Suka Damai
5. Basilam Baru
6. Simpang Pulai
7. Kampung Sejati
8. Sungai Sembilan/
Transmigrasi
9. Sungai Teras
10. Bulu Hala
11. Sei Sepit
4.
Medang Kampai
Medang Kampai
12. Pelintung
5.
Dumai Kota
Dumai Kota
13. Rimba Sekampung
4) Puskesmas Keliling dan Ambulans
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas keliling yang
ada sebanyak 1 (satu)
unit. Seiring dengan bertambahnya jumlah
puskesmas, jumlah puskesmas keliling dan ambulans yang ada dari tahun
ke tahun terus berkembang. Pada saat ini dari 10 puskesmas keliling lama
yang ada, yang masih operasional sebanyak 6 unit dan 4 unit lainnya tidak
operasional
lagi
karena
sedang
dalam
proses
penghapusan
aset.
Sedangkan puskesmas keliling yang sudah rusak total sehingga tidak
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
12
Dinas Kesehatan Kota Dumai
berfungsi/ operasional lagi sebanyak 2 unit. Jumlah ambulans yang ada dan
masih operasional sebanyak 4 unit.
Sehingga total puskesmas keliling dan ambulans yang masih
operasional di puskesmas sebanyak 10 buah. Adapun kondisi puskesmas
keliling dari 6 unit yang masih operasional sebanyak 4 unit (67% ) rusak
sedang dan 2 unit (33% ) rusak berat, sedangkan seluruh ambulans (100% )
kondisinya baik seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3. Perincian Penyebaran Puskesmas Keliling dan Ambulans
Se Kota Dumai Tahun 2014
No
1.
Nama
Puskesmas
Dumai Kota
Uraian Pengadaan Puskesmas Keliling & Ambulans
Tahun
Pengadaan/
Jenis/ Merk
Jumlah
Sumber Dana
Pusling/ Mitsubitshi L
300
Pusling/ Toyota Kijang
1 unit
1 unit
2.
Bumi Ayu
Pusling/ New Armada
1 unit
3.
Dumai Barat
Pusling/ MI tsubitshi L
300
Pusling/ Toyota Kijang
1 unit
1 unit
4.
Bukit Timah
Pusling/ I suzu
1 unit
5.
Bukit Kapur
Pusling/ Toyota Kijang
1 unit
Pusling/ I suzu
1 unit
Ambulance/ I suzu ELV
1 unit
Pusling/ Toyota Kijang
1 unit
Pusling/ I suzu
1 unit
Ambulance/ KI A
Travello
Pusling/ KI A Travello
1 unit
Ambulance/ KI A
Travello
Pusling/ KI A Travello
1 unit
Ambulance/ KI A
Travello
1 unit
6.
7.
Sungai
Sembilan
8.
Medang
Kampai
Jaya Mukti
9.
Purnama
10
B. Kayu Kapur
1 unit
1 unit
2005/ APBD
Kota Dumai
1995/ APBD Kab
Bengkalis
2005/ APBD
Propinsi Riau
2005/ APBD
Kota Dumai
APBD Kab.
Bengkalis
2004/ APBD
Propinsi Riau
2002/ APBD
Propinsi Riau
2003/ APBD
Propinsi Riau
Hibah CSR
Pertamina 2011
2002/ APBD
Kota Dumai
2006/ APBD
Kota Dumai
2014/ APBD
Kota Duma
2007/ APBD
Kota Dumai
2014/ APBD
Kota Dumai
2007/ APBD
Kota Dumai
2012/ APBN-P
(Hibah Pusat)
Keterangan
Dalam proses
penghapusan
Kondisi rusak
berat
Dalam proses
penghapusan
Dalam proses
penghapusan
Kondisi rusak
total (tidak
berfungsi lagi)
Kondisi rusak
sedang
Kondisi rusak
sedang
Kondisi rusak
berat
Baik
Kondisi rusak
sedang
Kondisi rusak
total (tidak
berfungsi lagi)
Kondisi baik
Kondisi rusak
sedang
Kondisi baik
Dalam proses
penghapusan
Baik
Pada tahun 2014 melalui APBD Kota Dumai Tahun Anggaran 2014 telah
diadakan 5 unit mobil operasional puskesmas keliling Pada tahun 2014 melalui
APBD Kota Dumai Tahun Anggaran 2014 telah diadakan 5 unit mobil
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
13
Dinas Kesehatan Kota Dumai
operasional puskesmas keliling dan melalui dana Tugas Perbantuan dari Ditjen
Pembinaan Upaya Kesehatan (PUK) Kementerian Kesehatan RI Tahun
Anggaran 2014 telah diadakan 6 unit puskesmas keliling standar/single gardan
sehingga total mobil puskesmas keliling baru sebanyak 11 unit.
5) Posyandu
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah posyandu balita yang ada
sebanyak 121 buah. Dari tahun ke tahun perkembangan jumlah posyandu
yang ada cenderung meningkat. Pada tahun 2014, jumlah posyandu yang
ada di Kota Dumai sebanyak 190 posyandu, dengan perincian seluruhnya
posyandu mandiri.
Dari jumlah tersebut, seluruh posyandu berstatus strata mandiri
(100% ). Selain posyandu balita, di Kota Dumai telah dikembangkan
posyandu usila sebagai salah satu pengembangan program pelayanan
kesehatan usia lanjut (usila). Posyandu usila pertama kali dikembangkan
pada tahun 2005 di kelurahan Jaya Mukti yakni Posyandu Lansia Nuri. Pada
tahun 2014 jumlah posyandu usila yang ada di Kot a Dumai berjumlah 58
posyandu. Saat ini jumlah kader posyandu usila sebanyak 290 orang.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap bulannya adalah pemeriksaan kesehatan
lansia, pengobatan, penyuluhan kepada para lansia, senam lansia, wirid
pengajian, home care, membuat kerajinan tangan serta rekreasi.
6) Polindes
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah polindes yang ada
sebanyak 13 buah. Jumlah polindes mengikuti jumlah bidan PTT yang ada
pada saat itu. Pada tahun 2014, jumlah polindes yang ada di Kota Dumai
sebanyak 27 polindes. Saat ini jumlah bangunan polindes yang permanen
sebanyak 7 buah. Sedangkan sebanyak 20 polindes yang lain status
bangunannya menumpang pada sarana kesehatan yang ada, menyewa
rumah penduduk, atau menumpang pada sarana kelurahan setempat.
7) Pos Kesehatan Desa/ Kelurahan (Poskeskel)
Salah satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat adalah Pos
Kesehatan Kelurahan (Poskeskel). Dalam rangka pengimplementasian
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
14
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2007 tentang
Pengembangan Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa, pada tahun 2014
jumlah desa/kelurahan siaga di Kota Dumai sebanyak 33 kelurahan. Ini
berarti seluruh (100%) kelurahan di Kota Dumai sudah menjadi kelurahan
siaga dan memiliki Poskeskel.
Pada tahun 2008 Pemerintah Kota Dumai telah mendapatkan
penghargaan Manggala Karya Bakti Husada dari Pemerintah Indonesia
melalui Menteri Kesehatan RI atas keberhasilannya mengembangkan
Kelurahan Siaga di Kota Dumai.
Sampai saat ini telah dibangun 24 (dua puluh empat) buah poskeskel
bersumber dari APBD Kota Dumai dan Dana Alokasi Khusus (DAK), 3
poskesdes merupakan alih fungsi dari bangunan puskesmas pembantu.
Sedangkan untuk 9 poskeskel lainnya status bangunannya ada yang
menumpang di puskesmas pembantu, posyandu, rumah dinas/kantor, dan
menyewa. Guna meningkatkan penampilan poskeskel, setiap bangunan
poskeskel yang mengalami kerusakan secara bertahap direhabilitasi atau
direnovasi. Tenaga kesehatan yang ditempatkan di Poskesdes adalah
bidan PTT. Bidan PTT bersama-sama kader kesehatan mengelola
poskesdes. Kegiatan yang diberikan di poskeskel meliputi pelayanan
kesehatan dasar, surveilans, KIA, kesehatan lingkungan, pemantauan gizi,
usila, PHBS dll.
b. Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2014 total tenaga yang ada di sarana kesehatan milik
pemerintah Kota Dumai sebanyak 1.256 orang terdiri dari PNS, TKS Pemko
Dumai, PTT, dan tenaga honorer/ lepas, yang tersebar di 3 unit kerja yang ada
yakni puskesmas (511 orang), RSUD Kota Dumai (650 orang), dan Dinas
Kesehatan Kota Dumai ( 95 orang). Dari total tenaga 1.256 orang sebanyak
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
15
Dinas Kesehatan Kota Dumai
1.002 orang (79,84%) adalah tenaga kesehatan seperti terlihat pada grafik
berikut:
Grafik 3.1. Persebaran Jumlah Tenaga Yang Bekerja
di Sarana Kesehatan Milik Pemerintah Kota Dumai
Berdasarkan Kategori Tenaga Tahun 2014
Sedangkan persebaran tenaga kesehatan menurut jenis tenaga
menunjukan perawat merupakan jenis tenaga kesehatan yang paling
banyak yakni sebesar 41% seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.2. Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga
di RSUD Kota Dumai dan Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2014
Sampai dengan tahun 2014 tenaga kesehatan yang jumlahnya masih
kurang adalah tenaga dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, Perawat,
perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, ahli gizi, ahli sanitasi, ahli kesehatan
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
16
Dinas Kesehatan Kota Dumai
masyarakat dan terapi fisik. Untuk tenaga bidan dan teknisi medis jumlahnya
sudah mencukupi.
Permasalahan tenaga kesehatan yang dihadapi dewasa ini dan di
masa depan adalah: a) Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
belum dapat memenuhi kebutuhan SDM untuk pembangunan kesehatan;
b) Perencanaan kebijakan dan program SDM Kesehatan masih lemah dan
belum didukung sistem informasi SDM Kesehatan yang memadai; c) Masih
kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis SDM
Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan SDM Kesehatan dan pelatihan kesehatan
pada umumnya masih belum memadai; d) Dalam pendayagunaan SDM
Kesehatan, pemerataan SDM Kesehatan berkualitas masih kurang.
c. Pembiayaan Kesehatan
Selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 perkembangan
alokasi anggaran kesehatan (Dinas Kesehatan dan RSUD) bersumber APBD
Kota Dumai cenderung meningkat. Namun bila dilihat berdasarkan unit kerja,
alokasi anggaran kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kota Dumai lebih sedikit
dibandingkan dengan RSUD Kota Dumai.
Anggaran kesehatan Kota Dumai berasal dari berbagai sumber biaya
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.4. Perincian Pembiayaan Kesehatan Kota Dumai Berdasarkan
Sumber Anggaran dan Unit Kerja Tahun 2014
No.
Sumber Anggaran
1.
APBD Kota Dumai
2.
APBD Provinsi Riau
3.
APBN
4.
Sumber Lain (Global
Fund)
Total Anggaran
Unit Kerja
Dinkes (Rp)
RSUD Kota
Dumai (Rp)
Jumlah
%
60.788.814.631,50
131.884.233.505,00
192.673.048.137,50
98,51
35.170.000,00
--
35.170.000,00
0,02
2.664.130.000,00
--
2.664.130.000,00
1,36
220.260.000,00
--
220.260.000,00
0.11
63.708.374.631,50
131.884.233.505,00
195.592.608.136,50
100
Meskipun alokasi anggaran kesehatan bersumber APBD Kota Dumai
untuk
Dinas Kesehatan
Kota
Dumai
terlihat
berfluktuasi,
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
namun
bila
17
Dinas Kesehatan Kota Dumai
berdasarkan belanja terlihat persentase belanja tidak langsung (gaji pegawai)
mengalami peningkatan setiap tahunnya, sedangkan persentase belanja
langsung cenderung menurun.
Permasalahan pembiayaan kesehatan yang dihadapi lebih pada
alokasi yang cenderung pada upaya kuratif dan masih kurangnya anggaran
untuk biaya operasional dan kegiatan langsung untuk puskesmas. Akibat dari
pembiayaan kesehatan yang masih cenderung kuratif dibandingkan pada
promotif dan preventif mengakibatkan pengeluaran pembiayaan yang tidak
efektif dan efisien, sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan pada
kecukupan dan optimalisasi pemanfaatan pembiayaan kesehatan.
Pembiayaan pembangunan kesehatan merupakan salah satu sumber
daya yang penting untuk ikut
menentukan keberhasilan pembangunan
terutama di bidang kesehatan. Hasil dan dampak dari pembangunan kesehatan
tidak dapat diukur dalam kurun waktu yang relatif singkat, tetapi pelaksanaan
pembangunan harus dilaksanakan secara berkesinambungan, agar Visi Dumai
Sehat 2015 dapat tercapai. Untuk itu pembiayaan pembangunan kesehatan
perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah, lintas
sektor dan swasta khususnya untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan
publik terutama untuk peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, penduduk
miskin, dan kelompok lanjut usia serta difokuskan pada upaya promotif dan
preventif dengan tetap memperhatikan besaran satuan anggaran kuratif yang
relatif lebih besar dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3.2.
Situasi Derajat Kesehatan
Derajat
kelompok atau
kesehatan
adalah
masyarakat
yang
tingkat
diukur
keadaan
dengan
kesehatan
indikator
perorangan,
kualitas hidup,
mortalitas, morbiditas dan status gizi. Kualitas hidup antara lain dilihat dari
indikator Angka Harapan Hidup Waktu Lahir sedangkan mortalitas dilihat dari
indikator – indikator Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka
Kematian I bu Melahirkan dan Angka Kematian Diare pada Balita. Morbiditas dilihat
dari indikator-indikator Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue, Angka
kesakitan
Malaria,
Persentase
Kesembuhan
TB-Paru,
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
Presentasi
penderita
18
Dinas Kesehatan Kota Dumai
HI V/ AI DS Sedangkan Status Gizi dilihat dari indikator-indikator persentase Balita
dengan Gizi Buruk dan Gizi Kurang.
A. Mortalitas ( Angka Kematian )
Angka Kematian Bayi
Angka
kematian
bayi
mencerminkan
kualitas
dan
kuantitas
pelayanan kesehatan terhadap perinatal. Pada tahun 2014 jumlah kasus
kematian bayi yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 103 kasus dari 7.875
kelahiran hidup. Dengan demikian angka kematian bayi di Kota Dumai
sebesar
13,08 per 1.000 kelahiran hidup.
Bila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2013 dimana angka kematian bayi sebesar 14,70 per 1000
kelahiran hidup, terlihat angka kematian bayi pada tahun 2014 mengalami
penurunan.
Namun bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai
tahun 2014 yakni < 23 per 1.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka
kematian bayi di Kota Dumai masih di bawah target (yang berarti tingkat
pencapaiannya baik). Hal ini menggambarkan kualitas kuantitas pelayanan
kesehatan terhadap perinatal masih baik. Pencapaian Angka Kematian Bayi
Tahun 2011 sampai dengan 2014 dan target 2015 Kota Dumai dapat di lihat
pada grafik 3.3 berikut ini :
Grafik 3.3
Pencapaian Angka Kematian Bayi Kota Dumai
Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target Tahun 2015
Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus kematian bayi terbanyak
berada di Kecamatan Dumai selatan yakni sebanyak 24 kasus, disusul
dengan Kecamatan Dumai Timur sebanyak 22 kasus, seperti terlihat pada
grafik 3.4 berikut ini :
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
19
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Grafik 3.4
Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Dumai tahun 2014
Penyebab kematian bayi didominasi oleh kasus Asfiksia dan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR).
Angka Kematian Balita
Angka
kematian
balita
menggambarkan
tingkat
permasalahan
kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan
anak balita seperti gizi, sanitasi dan penyakit infeksi. Pada tahun 2014 jumlah
kasus kematian balita yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 125 kasus.
Dengan demikian angka kematian balita tahun 2014 di Kota Dumai sebesar
15,87 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun
2013 dimana angka kematian bayi sebesar 16,90 per 1000 kelahiran hidup,
terlihat adanya penurunan angka kematian balita. Namun bila dibandingkan
dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni < 32 per 1.000
kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian balita ini masih di bawah
target
(yang
berarti
tingkat
pencapaiannya baik).
Pencapaian
Angka
Kematian Balita dan Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015 Kota
Dumai dapat di lihat pada grafik 3.5 berikut ini :
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
20
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Grafik 3.5
Pencapaian Angka Kematian Balita Kota Dumai
Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
Gr
Berdasarkan Kecamatan, jumlah kasus kematian balita terbanyak
berada di Kecamatan Dumai Selatan yakni sebanyak 28 kasus, disusul
dengan Dumai Timur sebanyak 27 kasus, seperti terlihat pada grafik 3.6
berikut ini:
Grafik 3.6
Jumlah kematian Balita Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Dumai Tahun 2014
Penyebab kematian balita masih didominasi oleh kasus Asfiksia dan
Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).
Angka Kematian I bu
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
21
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Angka
kematian
ibu
berguna
untuk
menggambarkan
tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kondisi ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu
melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian ibu
yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 9 kasus dari 7.875 kelahiran hidup.
Dengan demikian angka kematian ibu tahun 2014 di Kota Dumai sebesar
114,29 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian
tahun 2013, di mana angka kematian ibu sebesar 64,49 per 100.000
kelahiran hidup, maka terlihat ada peningkatan angka kematian ibu pada
tahun 2014. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun
2014 yakni 118 per 100.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka
kematian ibu ini masih di bawah target (yang berarti tingkat pencapaiannya
baik). Pencapaian Angka Kematian I bu dari tahun 2011 sampai dengan 2014
serta target 2015 Kota Dumai dapat di lihat pada grafik 3.7 berikut ini:
Grafik 3.7
Pencapaian Angka Kematian I bu di Kota Dumai
Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
P
e
r
1
0
0
.0
0
0
K
e
la
h
ir
a
n
H
Id
u
p
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
200
172.41
185
155
114.29 118
102
84.26
64.49
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
Pencapaian
Target
Berdasarkan Kecamatan, jumlah kasus kematian ibu terbanyak
berada di kecamatan Dumai Timur sebanyak 3 kasus, seperti terlihat pada
grafik 3.8 berikut ini :
Grafik 3.8
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
22
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Jumlah Kematian I bu Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Dumai Tahun 2014
Penyebab kematian ibu adalah Pendarahan ante partum, eklampsi
dan pre eklampsi (sebanyak 3 kasus) perdarahan yang terjadi karena
retensio plasenta, atonia uteri dan inveersio uteri. Berdasarkan kelompok
umur, kasus kematian ibu banyak terjadi pada kelompok umur 20-35 tahun
yakni sebanyak 6 kasus (66,66% ), sedangkan berdasarkan kelompok
kematian, kasus kematian terbanyak pada kelompok ibu nifas sebanyak 4
kasus seperti terlihat pada grafik 3.9 berikut ini:
Grafik 3.9
Jumlah Kematian I bu Berdasarkan Jenis Kematian I bu
dan Kelompok Umur Di Kota Dumai Tahun 2014
Ju
m
la
h
6
5
4
3
2
1
0
6
3
1 1 2
0
0
1
0
3
1
0
Ibu HamilIbu Ibu NifasTotal
Bersalin
Kematian
Ibu
Kelompok Kematian Ibu
< 20 Th
20 - 35 Th
> 35 Th
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
Pada tahun 2014 angka harapan hidup waktu lahir (umur harapan
hidup) di Kota Dumai sebesar 72,29 tahun. Bila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2013 yakni sebesar 71,64 tahun, terlihat ada peningkatan
angka harapan hidup waktu lahir pada tahun 2014.
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
Meningkatnya angka
23
Dinas Kesehatan Kota Dumai
harapan hidup waktu lahir secara tidak langsung memberikan gambaran
tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan
dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian. Pencapaian
Angka Harapan Hidup waktu lahir di Kota Dumai tahun 2011 sampai dengan
2014 serta target 2015 dapat di lihat pada grafik 3.10 berikut ini :
Grafik 3.10
Pencapaian Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Kota Dumai
Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015
72.5
U
m
u
r
(T
a
h
u
n
)
72
71.5
72.29
72
72
2014
2015
71.671.64
71.33
71
71.33
71
2011
2012
Target
Pencapaian
71
70.5
70
2013
Tahun
B. Morbiditas ( Angka Kesakitan)
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
24
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Angka Kesakitan Malaria
Upaya kegiatan pengendalian vektor melalui penyemprotan rumah
(I RS) dapat dinilai efektif bila dilihat dari dampak terhadap penurunan angka
malaria klinis. Pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 833 kasus malaria klinis
di Kota Dumai dengan Annual Malaria I ncidence (AMI ) sebesar 2,75 per
1.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 di mana
Annual Malaria I ncidence (AMI )
sebesar 1,80, terlihat adanya penurunan
Annual Malaria I ncidence (AMI ) pada tahun 2014. Bila dibandingkan dengan
target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni 2 per 1.000 penduduk maka
pencapaian Annual Malaria I ncidence (AMI ) ini melebihi target (yang berarti
terjadi peningkatan kasus). Dari 833 kasus yang ada terdapat 17 kasus
penderita malaria positif sehingga di dapatkan Annuali Parasite I ncidence
(API ) sebesar 0,06 per 1.000 penduduk.
Seluruh penderita Malaria (100% ) telah mendapat pengobatan standar di
puskesmas. Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam pencegahan dan
pemberantasan penyakit malaria. Pencapaian tersebut dapat dilihat dari
grafik 3.11 dibawah ini :
Grafik 3.11
Pencapaian Angka Kesakitan Malaria
Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
6
5
es 4
tan
es 3
r
e2
P
1
0
5
4
2.27
3
2.41
1.8
2.75
2
1
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
Target
Pencapaian
Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus Malaria terbanyak ditemukan
di Kecamatan Sungai Sembilan yakni sebanyak 737 kasus. Hal tersebut
disebabkan tingginya mobilitas penduduk melalui transmigrasi, pembukaan
lahan perkebunan, pengembangan tambak udang serta penebangan pohon
bakau sebagai industri arang bakau. Dengan faktor resiko tersebut maka satu
wilayah Kecamatan Sungai Sembilan menjadi daerah high endemis Malaria.
Kecamatan
Bukit
Kapur
merupakan
kecamatan
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
terbanyak
kedua
25
Dinas Kesehatan Kota Dumai
ditemukannya kasus Malaria yakni sebanyak 69 kasus, seperti terlihat pada
grafik 3.12 berikut ini :
Grafik 3.12
Jumlah Kasus Malaria Berdasarkan Kecamatan
Di Kota Dumai Tahun 2014
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Pada tahun 2014 dari total 257 penderita TB Paru BTA + yang
ditemukan dan diberikan pengobatan dengan OAT selama 6 bulan, sebanyak
226 orang dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya menunjukan 2
kali negatif). Dengan demikian pencapaian angka kesembuhan penderita TB
Paru BTA + adalah sebesar 87,94% . Bila dibandingkan dengan pencapaian
tahun
2013 sebesar
93,99% ,
maka terlihat
ada peningkatan
angka
kesembuhan penderita TB Paru BTA + . Bila dibandingkan dengan target Kota
Dumai sebesar 87% , maka pencapaian angka kesembuhan penderita TB Paru
BTA + tahun 2013 sudah mencapai target. Pencapaian angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA + dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target
2015 dapat dilihat dari grafik 3.13 di bawah ini :
Grafik 3.13
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
26
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Pencapaian Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
94
P
e
rs
e
n
ta
s
e
93.99
92
89.1
90
88
86
86
87
86.3286
87.94
87
88
84
82
Target
2011
2012
2014
2015
Tahun
Pencapaian
2013
Prevalensi Penderita HI V terhadap Penduduk Beresiko
Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah kumulatif kasus HI V yang
dijumpai di Kota Dumai sebanyak 289 kasus yang terdiri dari 240 kasus lama
dan 49 kasus baru yang ditemukan tahun 2014. Dari 289 kasus HI V yang
ditemukan penderita HI V yang meninggal sebanyak 153 orang. Dengan
demikian jumlah kasus HI V pada saat ini adalah 136 orang.
Sedangkan jumlah penduduk beresiko HI V sebanyak 32.719 oranG.
Sehingga prevalensi penderita HI V terhadap penduduk beresiko pada tahun
2014 adalah sebesar 0,42% . Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun
2013 dimana prevalensi penderita HI V terhadap penduduk beresiko sebesar
0,11% , maka terlihat ada peningkatan angka prevalensi pada tahun 2014.
Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2014 sebesar < 1% ,
maka pencapaian tersebut masih di bawah target. Melihat potensi Kota
Dumai sebagai Kota Jasa dan I ndustri, daerah yang memiliki pelabuhan
internasional dan sebagai pintu gerbang keluar masuknya bagi wisatawan
asing maupun pelaut
asing, serta mobilisasi penduduk dari dan ke
kabupaten/ kota yang memiliki angka prevalensi HI V/ AI DS cukup tinggi
seperti Kota Batam, Tanjung Balai Karimun, serta Kepulauan Riau, maka
tidak tertutup besar kemungkinannya penyakit HI V/ AI DS akan menjadi
permasalahan di Kota Dumai.
Grafik 3.14
Revisi Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Dumai ( Murni)
27
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Prevalensi Penderita HI V Terhadap Penduduk Beresiko
Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015
1
P
e
r
1
0
0
.0
0
0
P
en
d
u
d
u
k
Target
1
0.8
1
0.75
1
1
1
0.58
0.6
0.41
0.4
0.11
0.2
0
2011
Pencapaian
2012
2013
Tahun
2014
2015
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kota Dumai merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue
(DBD). Pada tahun 2014 di Kota Dumai ditemukan kasus DBD sebanyak 264
kasus atau I R= 87,17 per 100.000 penduduk dengan kematian sebanyak 1
kasus atau CFR= 0,38.
Bila dibandingkan dengan tahun 2013 dimana
ditemukan kasus DBD sebanyak 173 kasus atau I R= 58,02 per 100.000
penduduk dengan kematian sebanyak 2 kasus atau CFR= 1,16, maka ada
peningkatan angka kesakitan demam berdarah dengue. Bila dibandingkan
dengan target indikator Kota Dumai yaitu 55/ 100.000 penduduk, maka angka
tersebut
melebihi
target
indikator
Kota Dumai
(yang
berarti
tingkat
pencapaian kurang baik). Untuk itu diperlukan kerja keras untuk bisa
mencapai target angka kesakitan DBD tahun 2015 yakni sebesar 51 per
100.000
penduduk.
Masih
tingginya
angka
kesakitan
DBD
terutama
disebabkan oleh faktor perilaku, lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat
yang masih mendukung sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk vektor
DBD seperti
± 80% penduduk Dumai masih menggunakan bak–bak
penampung air hujan (PAH) dalam memenuhi kebutuhan air bersih, serta
tingginya mobilitas penduduk. Di samping itu, dampak dari global warming
juga memicu meningkatnya angka kesakitan DBD. Dari hasil pengamatan
data jumlah kasus DBD dalam kurun waktu