Perbedaan Kondisi Periodontal Pada Penderita Jantung Koroner Dengan Non Penderita Jantung Koroner Di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit periodontal merupakan hasil dari mekanisme yang komplek antara
infeksi bakteri kronik dan respon inflamasi host, yang selanjutnya menyebabkan
destruksi yang ireversibel pada jaringan pendukung gigi, dan akhirnya akan
menyebabkan kehilangan gigi. Karakteristik dari penyakit periodontal adalah
pembentukan poket patologis pada jaringan periodonsium. Infeksi periodontal dapat
berpotensi menjadi infeksi sistemik.1 Menurut World Health Organization (WHO) pada
tahun 2012, terdapat penyakit periodontal parah hingga kehilangan gigi yang terjadi
pada 15-20% orang dewasa (35-44 tahun) di dunia.2
Penyakit periodontal dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya bakteremia
yaitu masuknya bakteri gram negatif yang merupakan bakteri patogen dominan pada
penderita periodontitis ke aliran darah.3,4Penelitian yang dilakukan Arbes dkk pada
tahun 1999 memperlihatkan bahwa individu dengan penyakit periodontal yang parah
mempunyai risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung koroner
dibandingkan dengan individu yang tanpa penyakit periodontal. Kelompok yang sama
juga melaporkan bahwa risiko penyakit jantung koroner meningkat dengan kehilangan
tulang alveolar yang lebih banyak. Terjadinya serangan jantung dapat meningkat pada
penderita yang mengalami kehilangan perlekatan 3milimeter atau lebih.5

Pada saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di
dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, sekitar 17,3 juta orang
diperkirakan meninggal dikarenakan penyakit jantung, mewakili30% kematian di
seluruh dunia. Dari jumlah kematian tersebut, diperkirakan sekitar 7,3 juta disebabkan
oleh penyakit jantung koroner.6
Penyakit jantung koroner terjadi karena menyempitnya pembuluh darah yang
mengalirkan darah dan oksigen ke jantung. Penyempitan pembuluh darah biasanya

Universitas Sumatera Utara

disebabkan oleh kondisi yang terjadi ketika lemak dan zat-zat lainnya membentuk plak
pada dinding pembuluh darah arteri yang disebut dengan aterosklerosis. Hal ini
dikarenakan sempitnya diameter pembuluh darah arteri, aliran darah dan oksigen ke
jantung menjadi lambat bahkan dapat terhenti.7
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung
koroner adalah kebiasaan merokok, hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia, stres,
obesitas, gaya hidup, dan kebersihan rongga mulut yang buruk. Kondisi rongga mulut
yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal seperti periodontitis.
Data terbaru menunjukkan bahwa kesehatan rongga mulut yang buruk, terutama
penyakit periodontal menambah risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Dimana

adanya bakteri patogen, antigen, endotoksin, dan sitokin inflamasi periodontitis
memberikan kontribusi untuk proses aterosklerosis.8,9
Berdasarkan uraiantersebut, peneliti tertarik melakukan penelitianini untuk
melihat perbedaan kondisiperiodontal pada penderita jantung koroner dengan non
penderita penyakit jantung koroner.

1.2 Rumusan Masalah
a. Bagimana perbedaan kondisi periodontal pada penderita jantung koroner
dengan non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam Malik Medan?
b. Apakah penderita jantung koroner memiliki kedalaman poket dan kehilangan
level perlekatan yang lebih parah dibandingkan dengan non penderita jantung koroner?

1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui perbedaan kondisi periodontal pada penderita jantung
koroner dengan non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam Malik Medan.
b. Membandingkan kondisi periodontal penderita jantung koroner dengan non
penderita jantung koroner.

Universitas Sumatera Utara


1.4 Hipotesis Penelitian
a. Ada perbedaan kondisi periodontal pada penderita jantung koroner dengan
non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam Malik Medan.
b. Kondisi periodontal pada penderita jantung koroner lebih buruk dibandingkan
dengan non penderita jantung koroner.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan
dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.
2. Bagi dokter gigi, dapat mengetahui adanya perbedaan kondisiperiodontal pada
penderita jantung koroner dengan non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam
Malik Medan, sehingga dapat menerapkan pelaksanaan prosedur yang tepat dan
menjalin kerjasama dengan dokter umum/dokter spesialis untuk menangani masalah
pada pasien tersebut.
3.Untuk dokter umum dan dokter spesialis, dapat digunakan sebagai kontribusi
dalam membuat perencanaan tindakan pencegahan dan perawatan yang lebih baik bagi
penderita penyakit jantung koroner yang disertai penyakit periodontal dan menjalin
kerjasama dengan dokter gigi/dokter gigi spesialis untuk menangani masalah pada
pasien tersebut.
4.Bagi masyarakat umum, dapat mengetahui perbedaan kondisiperiodontal pada

penderita jantung koroner dengan non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam
Malik Medan, sehingga mereka dapat lebih mengerti usaha yang dilakukan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya.

Universitas Sumatera Utara