Analisis Struktur Perekonomian Wilayah Dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Karo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada mulanya upaya pembangunan negara-negara sedang berkembang

diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan per kapita atau populer
disebut strategi pertumbuhan ekonomi. Semula banyak yang beranggapan bahwa
hal yang membedakan antara negara maju dengan negara sedang berkembang
(NSB) adalah pendapatan rakyatnya. Dengan ditingkatkannya pendapatan per
kapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan
ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat terpecahkan,
misalkan melalui apa yang dikenal dengan “dampak merembes ke bawah” (trickle
down effect). Indikator berhasil tidaknya pembangunan semata-mata dilihat dari

meningkatnya pendapatan nasional (GNP) per kapita riil, dalam arti tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional dalam harga konstan (setelah dideflasi dengan
indeks harga) harus lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan penduduk
(Kuncoro, 2010).

Menurut Arsyad (2004), secara tradisional pembangunan memiliki arti
peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk
Domestik Bruto suatu negara.

Untuk daerah,

maka pembangunan yang

tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) suatu provinsi, kabupaten atau kota. Paradigma pembangunan modern
memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional.

Universitas Sumatera Utara

Beberapa ekonom modern mulai mengedepankan dethronementh of GNP
(penurunan tahta pertumbuhan ekonomi), pengentasan garis kemiskinan,
pengurangan distribusi pendapatan yang semakin timpang, dan penurunan tingkat
pengangguran yang ada.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa pembangunan daerah sebagai

bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip
otonomi daerah dan pengaturan sumberdaya nasional yang memberikan
kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem
pemerintah

negara

untuk

meningkatkan

daya

guna

dan

hasil


guna

penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat, sebagai daerah otonom,
daerah

mempunyai

kepentingan

kewenangan

masyarakat

dan

tanggungjawab

menyelenggarakan

berdasarkan


prinsip-prinsip

keterbukaan

dan

pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Sementara Arsyad (2004) berpendapat pembangunan ekonomi daerah
adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja
baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)
dalam wilayah tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya

harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

Oleh

karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan
menggunakan sumber-sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi
sumber-sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah (Arsyad, 2004).
Menurut Kuncoro (2012), setidaknya ada tiga unsur dasar dari
perencanaan pembangunan ekonomi daerah jika dikaitkan dengan hubungan pusat
dan daerah sebagai berikut:
1. Perencanaan pembangunan ekonomi yang realistis memerlukan pemahaman
tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah
tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secarar mendasar antara
keduanya, dan konsekuensi dari interaksi tersebut.
2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah.
Sebaliknya, yang baik bagi daerah belum tentu baik secara nasional.
3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya
administrasi, proses pengambilan keputusan, dan otoritas biasanya sangat
berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain

itu, derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut.
Oleh karena itu, perencanaan daerah yang efektif harus dapat membedakan
apa yang seyogianya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan sumber-sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang
benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari informasi yang
lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para
perencananya dengan objek perencanaan.
Menurut Glasson (1990) dalam Arsyad (1999) mengemukakan bahwa
kemakmuran suatu wiilayah berbeda dengan wilayah lainnya. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh perbedaan pada struktur ekonominya dan faktor ini merupakan
faktor utama. Perubahan wilayah kepada kondisi yang lebih makmur tergantung
pada usaha-usaha di daerah tersebut dalam menghasilkan barang dan jasa, serta
usaha-usaha pembangunan yang diperlukan. Oleh sebab itu maka kegiatan basis
mempunyai peranan penggerak utama (prime mover role) dalam pertumbuhan
ekonomi suatu daerah, dimana setiap perubahan mempunyai efek multiplier
terhadap perekonomian regional.


Berdasarkan teori basis ekonomi, faktor

penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langusng
dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.
Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera
Utara, terdiri dari 17 kecamatan. Pada tahun 2010,

pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Karo sebesar 6,03 persen lebih rendah dibanding pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara sebesar 6,35 persen. Sementara pendapatan domestik
regional bruto (PDRB) per kapita Kabupaten Karo atas dasar harga berlaku pada
tahun 2010 sebesar Rp.19.022.157 sementara PDRB per kapita Provinsi
Sumatera Utara sebesar Rp. 21.24.000.

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Karo sendiri merujuk hasil kajian Sirojuzilam (2009)
termasuk daerah yang maju namun tertekan atau sesuai tipologi Klassen
termasuk daerah high growth and low income. Kategori ini mengindikasikan

bahwa Kabupaten Karo secara ekonomi memiliki pertumbuhan yang cukup
tinggi namun PDRB perkapita rendah. Memperhatikan kajian ini, maka
Pemerintah

Kabupaten

Karo

perlu

membuat

prioritas

kebijakan

agar

pembangunan daerah dapat berjalan sesuai rencana. Terkait dengan kebijakan
anggaran, penentuan prioritas kebijakan tentang pengeluaran daerah merupakan

hal yang penting.

Penentuan prioritas kebijakan tersebut dapat diwujudkan

salah satunya dengan menentukan sektor-sektor prioritas atau unggulan. Lebih
jauh, penentuan prioritas tidak hanya dilakukan pada tingkat sektoral saja, tetapi
juga pada tingkat subsektor, usaha, bahkan tingkat komoditi yang layak untuk
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang dituangkan dalam tesis yang berjudul “Analisis
Struktur Perekonomian Wilayah Dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten
Karo”.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti

merumuskan pertanyaan penelitian yakni :
1. Bagaimanakah klasifikasi sektor-sektor perekonomian wilayah Kabupaten

Karo?

Universitas Sumatera Utara

2. Sektor-sektor perekonomian apa saja yang menjadi sektor basis dan non basis
dalam perekonomian Kabupaten Karo?
3. Bagaimanakah perubahan dan pergeseran perekonomian wilayah Kabupaten
Karo?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Menganalisis dan mengklasifikasikan sektor-sektor perekonomian wilayah
Kabupaten Karo.
2. Menentukan dan menganalisis sektor-sektor perekonomian yang menjadi
sektor basis dan non basis dalam perekonomian Kabupaten Karo.
3. Menganalisis dan mengidentifikasi perubahan dan peregesaran sektor-sektor

perekonomian wilayah yang terjadi di Kabupaten Karo.

1.4

Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi

pemerintah daerah, peneliti dan lainnya. Manfaat penelitian dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Karo, terutama bagi para
pengambil keputusan, perencana dan pelaksana pembangunan daerah dalam
membuat rencana kebijakan pembangunan wilayah terutama dalam rangka
peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karo.

Universitas Sumatera Utara

b. Sebagai bahan yang dapat menambah pengetahuan dalam bidang ekonomi
regional terutama mengenai analisis struktur perekonomian daerah, sebagai
salah satu alternatif pemecahan masalah pembangunan di daerah.

Universitas Sumatera Utara