Pengaruh Komputerisasi Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai (studi Kasus Pada Kantor Camat, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang maju sangat pesat membuat sistem
komunikasi dan komputer turut berkembang cepat. Hampir semua aspek kegiatan
manusia saat ini berhubungan dengan komputer. Mulai dari kegiatan perkantoran,
perbankan, perdagangan, pendidikan, bisnis, dan sebagainya.Ketergantungan
manusia terhadap komputer saat ini sangat tinggi, hingga jika komputer
bermasalah atau tidak berfungsi dengan baik, maka akan menjadi masalah bagi
orang-orang yang sehari-harinya berkecimpung dengan komputer. Hal ini
disebabkan karena fungsi dari komputer yang sangat kompleks.
Mulai dari fungsi sebagai perangkat untuk mengetik, menghitung,
mencetak,

memperbanyak

data,

mentransfer


data,

berkomunikasi,

dll.

Perkembangan dunia komunikasi dan komputer menjadi salah satu hal yang
sangat penting dan bahkan bisa dikatakan sangat vital dalam menjalankan sistem
pelayanan publik yang di jalankan di dalam sistem pemerintahan pada saat ini.
Dengan demikian, kebutuhan akan data dan informasi dalam suatu organisasi di
suatu instansi dan sangat penting agar tujuan organisasi/instansi tersebut dapat
tercapai dengan baik. Oleh karena itu perkembangan teknologi saat ini,
mendorong setiap organisasi untuk mengolah datanya dengan cepat, lengkap dan
akurat. Salah satu teknologi yang dapat membantu dalam pengolahan data di
dalam lingkungan organisasi/instansi adalah dengan menggunakan sistem
komputerisasi.
Komputer adalah rangkaian peralatan elektronik yang dapat melakukan
pekerjaan secara sistematis berdasarkan instruksi/program yang diberikan, serta
dapat menyimpan dan menampilkan keterangan bila diperlukan. Kemudian

sistem komputerisasi adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang
cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis menerima
dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output di bawah
pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di memori (stored
1

Universitas Sumatera Utara

program). Dengan bantuan komputer pekerjaan dapat dikerjakan dengan lebih
cepat, mudah, bervariasi, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang rumit dalam
organisasi banyak mengalami perubahan dan kemudahan dengan menggunakan
komputer.
Menurut Robert H. Blissmer dalam bukunya tersebut mengungkapkan
bahwa pengertian komputer adalah suatu sistem elektronik yang dirancang untuk
memanipulasi data dengan cepat, tepat dan akurat. Sistem tersebut telah
dirancang supaya dapat secara otomatis menerima dan menyimpan inputan, lalu
kemudian sistem melakukan proses sehingga menghasilkan output, dibawah
pengawasan langkah demi langkah sesuai instruksi program yang telah tersimpan
pada memori (stored program). 1
Dengan munculnya teknologi komputer dan perkembangan pemakainya,

maka setiap unit pekerjaan kantor menggunakan bantuan komputer. Penggunaan
komputer juga dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja serta
efesiensi waktu. Namun di dalam karya ilmiah ini penulis lebih memfokuskan
kegunaan komputer kepada efektivitas kerja.
Efektivitas merupakan unsur pokok dalam mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas adalah tercapainya berbagai
sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumbersumber tertentu yang telah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.
Suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif apabila hasil yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Secara sederhana efektivitas kerja dapat didefenisikan sebagai
kemampuan melakukan sesuatu tepat pada sasaran. Sehingga efektivitas program
dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam melaksanakan programprogram kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
secara komprehensif, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan
suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas
pokonya atau untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. 2

1
2

Robert H. Blissmer & Donald H. Sanders dalam bukunya Computer Today

Cambel, 1989:47

2

Universitas Sumatera Utara

Dengan semakin efektifnya kerja para pegawai dapat menjadikan
organisasi semakin tangguh mencapai tujuannya dan berbagai sasarannya.
Dengan adanya penggunaan sistem komputerisasi, maka suatu organisasi
semakin mampu berperan dengan tingkat efektivitas yang tinggi dan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan data dan informasi untuk unit-unit fungsional
organisasi pemerintah, serta dalam menetapkan berbagai kebijakan pemerintah
dan perencanaan pembangunan, baik pada tingkat konseptual maupun pada
tingkat operasional diperlukan adanya berbagai data dan informasi yang akurat,
tepat dan cepat guna pengambilan

keputusan

sejalan dengan tingkat


perkembangan yang semakin maju.
Dalam rangka pencapaian efektivitas tersebut, ada berbagai kendalakendala yang dihadapi oleh para pegawai dalam pelaksanaan pekerjaannya yang
tidak mendukung terciptanya efektivitas tersebut, misalnya beragamnya tugas
yang diemban setiap seksi yang menyebabkan beragamnya prosedur penyelesaian
masing-masing tugas tersebut, disamping itu juga terdapat kurangnya sarana dan
prasarana yang mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan. Agar semua
aktivitasnya berjalan lancar dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan mudah dan efektif, maka suatu organisasi harus mampu menyediakan
informasi yang lengkap, benar dan aktual.Untuk itu diperlukan suatu sistem
informasi yang lebih praktis yang dapat diandalkan dalam mengolah data menjadi
informasi yang bermanfaat dalam pelaksanaan tugas-tugas organsisasi.
Kantor Camat Medan Selayang yang mempunyai tugas pokok yaitu
melaksanakan urusan pemerintahan untuk kecamatan dan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan. Pelaksanaan segala aktivitas dan tugas-tugas
berhubungan dengan kepentingan mayarakat dalam memberikan pelayanan
publik.

Mempunyai tugas

melaksanakan


kewenangan

pemerintah

yang

dilimpahkan oleh walikota untuk mengenai sebagian urusan otonomi daerah dan
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, untuk melaksanakan tugas pokok
kecamatan menyelenggarakan fungsi:
a.

Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b.

Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.
3

Universitas Sumatera Utara


c.

Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan dan perundangundangan.

d.

Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

e.

Mengkoordinasikan

penyelenggaraan

kegiatan

pemerintahan

di


tingkat

kecamatan.
f.

Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.

g.

Melaksanakn pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya
dan/atau yang belumdapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.

h.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Untuk menyelenggarakan tugas-tugas tersebut, Kantor Camat Medan
Selayang memerlukan data dan informasi yang relevan, akurat agar dapat
menyelenggarakan tugas-tugasnya dengan efektif. Kantor Camat Medan

Selayang dalam menjalankan dan menyelenggarakan tugas dan fungsinya pasti
membutuhkan manajemen yang baik dan tepat dalam pengelolaan organisasi agar
dapat berjalan efektif, Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem pendukung
yang baik yaitu sistem komputerisasi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian

dengan

judul “Pengaruh Sistem Komputerisasi Terhadap

Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Selayang”.

4

Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih mudah dan memiliki arah yang jelas,

maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya.
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Pengaruh Sistem Komputerisasi terhadap Efektivitas Kerja
Pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.“

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Komputerisasi di Kantor Camat
Medan Selayang
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sistem Komputerisasi terhadap
Efektivitas Kerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah :
a) Bagi Penulis
Hasil penelitian ini berguna sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan
dalam bidang penelitian dan penerapan yang didapat pada masa perkuliahan,
serta menambah pengetahuan yang berkaitan dengan Sistem Komputerisasi dan

Efektivitas Kerja Pegawai.
b) Sebagai masukan bagi pegawai di Kantor Camat Medan Selayang pada
khususnya

dan

pemerintahan

Kota

Medan

pada

umumnya

dalam

mengembangkan Sistem Komputerisasi bagi Efektivitas Kerja Pegawai.
c) Bagi Fakultas
Untuk memperbanyak referensi karya ilmiah yang menyangkut Sistem
Komputerisasi dan Efektivitas Kerja.
d) Kegunaan Teoritis
5

Universitas Sumatera Utara

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Sistem Informasi Manajemen,
khususnya bidang komputer.

1.5. Kerangka Teori

Suatu landasan teoritis sangat diperlukan sebagai pedoman dalam
menganalisa atau memecahkan suatu permasalahan. Teori adalah serangkaian
asumsi, konsep, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena
sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep3

konsep.

1.5.1 Sistem Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penggunanya, informasi merupakan sumber daya strategis bagi
organisasi dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi. 4 Definisi
informasi menurut Davis adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat
ini atau mendatang.

5

Definisi sistem informasi menurut

Lucas adalah sekumpulan prosedur

organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi
pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi. Kualitas suatu
informasi tergantung dari tiga hal yaitu informasi harus akurat, tepat waktu dan
relevan. Lebih lanjut dikatakan bahwa informasi harus akurat yaitu informasi
yang bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias atau menyesatkan dan juga
informasi tersebut dapat mencerminkan maksudnya. 6
Informasi tepat waktu artinya bahwa informasi yang sampai kepada
penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan
3

Singarimbun, 1989 : 87
Kumorotomo & Margono, 2009
5
Davis (1999)
6
Lucas (1987, dalam Kumorotomo & Margono, 2009)
4

6

Universitas Sumatera Utara

mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan
keputusan, sedangkan relevan adalah informasi yang disampaikan mempunyai
manfaat untuk pemakainya. 7
Informasi dapat berguna harus didukung oleh tiga pilar yaitu tepat kepada
orangnya atau relevan (relevance) artinya bahwa informasi yang dibutuhkan
harus sesuai dengan data dan kepada siapa yang bertanggungjawab terhadap data
tersebut atau informasi yang didapat mempunyai banyak manfaat bagi
pemakainya, tepat waktu (timeliness). 8
Informasi yang datang dari sumber informasi hingga penerima sesuai
dengan waktu yang dibutuhkan dan mempunyai maksud bahwa informasi yang
disajikan harus menunjukkan data yang terkini dan tepat nilainya atau akurat
(accurate) bahwa informasi yang disajikan harus mengandung tingkat kebenaran
dari data yang disampaikan, akurat menjadi kualitas dasar informasi karena dari
sumber sampai penerima informasi sering terjadi gangguan.
Keluaran informasi yang tidak didukung oleh ketiga pilar tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna tetapi merupakan sampah
(garbage). Kebutuhan berbagai jenis organisasi akan informasi bukan termasuk
hal yang baru sama sekali karena sejak dahulu hingga sekarang penanganan suatu
sistem informasi dilakukan beberapa tahap. 9 Menurut Siagian

menyatakan

bahwa ada tujuh tahap kebutuhan organisasi akan sistem informasi yaitu
pengumpulan data, klasifikasi data, pengolahan data supaya berubah bentuk, sifat
kegunaannya menjadi informasi, interpretasi informasi, penyimpanan informasi,
penyampaian informasi atau transmisi kepada pengguna dan penggunaan
informasi untuk kepentingan manajemen organisasi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas informasi yaitu keakuratan dan teruji kebenarannya,
kesempurnaan informasi, tepat waktu, relevan, mudah dan murah. 10

7

(Sutabri, 2005)
Jogiyanto (2009)
9
Siagian (2008)
10
(Jogiyanto, 2009 & Oetomo, 2006)
8

7

Universitas Sumatera Utara

1.5.2. Sistem Informasi Manajemen

Menurut Murdick & Ross mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen
(SIM) adalah proses komunikasi dimana informasi masukan (input) direkam,
disimpan dan diproses untuk menghasilkan output yang berupa keputusan tentang
perencanaan, pengoperasian dan pengawasan. Sesuai dengan makna dari
istilahnya sistem informasi manajemen harus ditinjau dengan pendekatan sistem
dengan demikian sistem informasi manajemen merupakan salah satu subsistem
dari banyak subsistem yang tercakup dalam total sistem tersebut. 11
Mc Leod & Schell mengatakan bahwa dalam mengembangkan sebuah
sistem minimal dibutuhkan sepuluh langkah yang masingmasing dikelompokkan
dalam tiga tahap yaitu tahap pertama berupa tahap upaya persiapan yang terdiri
dari tiga langkah yaitu melihat organisasi sebagai suatu sistem, mengenal sistem
lingkungan dan mengidentifikasikan subsistem-subsistem organisasi, tahap kedua
adalah upaya definisi yang didalamnya memuat dua langkah yaitu melanjutkan
dari tingkat sistem ke tingkat subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem
dalam suatu urutan tertentu sedangkan tahap ketiga adalah upaya solusi. 12
Upaya solusi terdiri dari lima langkah yaitu mengidentifikasi solusi-solusi
alternatif, mengevaluasi solusisolusi alternatif, memilih solusi yang terbaik,
mengimplementasikan solusi dan menindaklanjuti untuk memastikan bahwa
solusi tersebut efektif. Tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen menurut
Kumorotomo & Margono adalah supaya organisasi memiliki suatu sistem yang
dapat diandalkan dalam mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam
pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan
rutin maupun keputusankeputusan strategis. 13

11

Sutabri (2005)
Mc Leod & Schell (2009)
13
Kumorotomo & Margono (2009)

12

8

Universitas Sumatera Utara

1.5.3. Sistem Komputerisasi

Untuk mempelancar

kegiatan

komputerisasi,

diperlukan

penerapan

komputerisasi yang baik untuk mengolah data dengan cepat, lengkap dan akurat.
Hal ini akan terlaksana apabila organisasi melakukan penerapan sistem
komputerisasi secara tepat. Untuk mengenal lebih jauh mengenai pengertian
sistem komputerisasi maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian
sistem.

1.5.3.1.Pengertian Sistem

Menurut S. Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut : “ Suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponenkomponen yang berkaitan dan terhubung satu sama lain sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemprosesan atau
pengolahan yang tertentu. ” 14
Menurut Davis Gordon, sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang
saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau
maksud. 15 Pengertian lain yang dikemukakan oleh Kumorotomo secara sederhana
suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling
tergantung satu sama lain dan terpadu. 16
Sistem dapat didefenisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau
elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu
fungsi guna mencapai suatu tujuan . 17
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

14

S. Prajudi Atmosudirdjo (2005 : 15)
Davis (Gordon, 2002 : 6)
16
Kumorotomo (1998 : 8)
17
(Sutanta, 2003 : 4)
15

9

Universitas Sumatera Utara

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

18

Jadi, kesimpulan yang dapat ditarik

dari beberapa pengertian sistem di atas adalah sistem merupakan sekelompok
unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

1.5.3.2 Pengertian Komputer.

Definisi komputer yang dikemukakan oleh ahli komputer Blissmer :
komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas
menerima input, memproses input sesuai dengan programmya, menyimpan
perintah dan hasil pengolahan serta menyediakan output dalam bentuk
informasi. 19

1.5.3.3. Sistem Komputer

Sutabri (2005) dan Siagian (2008) mengatakan sistem komputer terdiri dari
hardware, software dan brainware. 20

1.5.3.3.1. Hardware

adalah peralatan fisik dari komputer yang dapat dilihat, dipegang dan
dipindahkan, mempunyai fungsi sebagai:
a. input yaitu proses memasukkan data kedalam proses komputer melalui alat
input/input device;
b. processing

yaitu proses pengolahan data dengan alat pemroses (processing

device) yang berupa proses menghitung, membandingkan, mengklasifikasikan,
mengurutkan, mengendalikan, atau mencari di storage;
c. output proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan alat output (output device) yaitu berupa informasi.

18

(Paulus, 2005 : 23)
Sutabri, 2005
20
Sutabri (2005) dan Siagian (2008)
19

10

Universitas Sumatera Utara

1.5.3.3.2.1 Software

yaitu suatu prosedur peng-operasian dari komputer itu sendiri ataupun
berbagai prosedur dalam hal pemrosesan data yang telah ditetapkan sebelumnya
yang terdiri dari
a. sistem operasi yaitu software yang bertugas mengontrol dan mengkoordinasikan
penggunaaan hardware untuk berbagai aplikasi dan bermacam pengguna;
b. program aplikasi software yang menentukan bagaimana sumber daya digunakan
untuk menyelesaikan masalah user.

1.5.3.3.3.1.Brainware

adalah orang yang bekerja secara langsung dengan menggunakan komputer
sebagai alat bantu ataupun orang yang tidak bekerja secara langsung
menggunakan komputer tetapi menerima hasil kerja dari komputer yang
berbentuk laporan yang terdiri dari:
a. system analisis yaitu orang yang bertugas mempelajari, menganalisa, merancang
dan membentuk suatu system / prosedur pengolahan data secara elektronik
berdasarkan aplikasi yang dipesan oleh pemakai jasa komputer;
b. programmer yaitu orang yang bertugas di dalam data processing programming
berdasarkan program spesialisasi;
c. operator yaitu orang yang bertugas mempersiapkan komputer untuk memproses
suatu program mulai dari menghidupkan komputer, menjalankan komputer
(mengoperasikan program-program komputer/aplikasi komputer).

11

Universitas Sumatera Utara

1.5.3.4 Siklus Pengolahan Data

Suatu proses pengolahan data terdiri dari 3 (tiga) tahap dasar yang disebut
dengan siklus pengolahan data (data processing cycle),yaitu input, processing dan
output.

INPUT

PROCESSING

OUTPUT

Gambar 1.1 Siklus Pengolahan Data 21

Tiga tahap dasar dari siklus pengolahan data tersebut dapat dikembangkan
lebih lanjut. Siklus pengolahan data yang dikembangkan dapat ditambahkan tiga
atau lebih tahapan lagi, yaitu organization, storage dan distribution.

ORGANIZATION

INPUT

PROCESSING

OUTPUT

DISTRIBUTION

STORAGE

Gambar 1. 2 Siklus pengolahan data yang dikembangkan 22
Organization, tahap ini berhubungan dengan proses dari pengumpulan data
yang biasanya merupakan proses pencatatan (recording)data ke dokumen dasar.
Input, tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah
dimasukkan yang dilakukan oleh alat pemproses, yang dapat berupa proses
menghitung, membandingkan, mengurutkan, mengendalikan atau mencari di
storage.
Output, tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil
pengolahan data ke alat output yaitu berupa informasi.

21

(Hartono, 2004 : 344)
Hartono, 2004 : 346

22

12

Universitas Sumatera Utara

Distribution, tahap ini merupakan proses dari distribusi output diberikan
kepada pihak yang berhak dan membutuhkan informasi.
Storage, tahap ini merupakan proses perekaman dari distribusi pengolahan
ke simpanan luar. Hasil dari pengolahan yang disimpan di storage dapat
dipergunakan sebagai bahan input untuk proses selanjutnya.

1.5.3.5. Manfaat

penggunaan

komputer

didalam

Sistem

Informasi

Manajemen (SIM).

Penggunaan komputer didalam SIM sangat membantu para pimpinan dalam
proses pengambilan keputusan. Komputer dalam sistem informasi manajemen
dirumuskan sebagai suatu perlengkapan elektronik yang dapat mengolah data,
mampu menerima masukan dan keluaran, memiliki kecepatan yang tinggi,
ketelitian yang tinggi dan mampu menyimpan instruksi untuk memecahkan
masalah.
Penggunaan komputer didalam SIM dapat dikatakan efisien dan efektif apabila:
a. volume data yang diolah dalam jumlah yang besar;
b. pengolahan data memerlukan perhitungan yang rumit;
c. pengolahan data berulang-ulang;
d. memerlukan proses pengolahan data yang cepat;
e. memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
Nilai informasi yang dihasilkan dari penggunaan komputer dalam sistem
informasi manajemen menurut Sutabri adalah 23:
a. availability/dapat

diperoleh

yaitu

mendapatkan

informasi

yang

sebelumnya tidak didapatkan;
b. timelines/ketepatan waktu yaitu informasi yang dihasilkan oleh komputer
dapat diperoleh dalam waktu yang cepat dan tepat;
c. accuracy/ketelitian/akurat yaitu informasi yang dihasilkan komputer lebih
terjamin ketelitiannya;

23

Sutabri (2005)

13

Universitas Sumatera Utara

d. completeness/kelengkapan yaitu informasi yang dihasilkan komputer
lebih lengkap dan jelas;
e. presentation/penyajian yaitu informasi yang dihasilkan dari proses
komputer dapat disajikan menurut selera pemakai informasi tersebut.

1.5.3.6. Sistem Jaringan

Penggabungan teknologi komputer dan komunikasi berpengaruh terhadap
bentuk organisasi sistem komputer. Rustiyanto mengatakan jaringan komputer
adalah suatu kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung
dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel atau tanpa kabel
sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar data
atau dokumen, mencetak pada printer yang sama dan bisa menggunakan bersama
hardware/software yang terhubung dengan jaringan. 24

1.5.3.6.1. Jenis-jenisJaringan Komputer.

Saba & Mc Cormick mengatakan jenis jaringan komputer secara umum
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu: 25

1.5.3.6.1.1 Local Area Network (LAN).

Local area network merupakan jaringan milik pribadi didalam sebuah
gedung yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN berkaitan erat dengan
komunikasi data yaitu pertukaran informasi atau data antara dua pihak.
Menurut Sutabri keuntungan menggunakan LAN adalah:
a. pemakaian sumber daya secara bersama-sama;
b. perbaikan penampilan kerja yang lebih baik;
c. pengiriman data yang lebih banyak, kompleks dan pertukaran
informasi yang lebih baik;
24

Rustiyanto (2010)
Saba & Mc Cormick (2001), Sutabri (2005) dan Siagian (2008)

25

14

Universitas Sumatera Utara

d. meningkatkan produktifitas dan melindungi investasi.
Kerugian pemakaian LAN adalah:
a. pembuatan instalasi jaringan tidak sederhana;
b. perlunya software yang dirancang khusus untuk multi user;
c. virus dapat menyebar ke seluruh jaringan.

1.5.3.6.1.2. Metropolitan Area Network (MAN).

Metropolitan area network

pada dasarnya merupakan versi LAN yang

berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan
LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan
atau sebuah kota dan bisa digunakan untuk keperluan pribadi atau umum. MAN
mampu menunjang data atau suara dan dapat berhubungan dengan jaringan
televisi kabel.
a. Wide Area Network (WAN).
Wide area network sering disebut Long Distance Network jangkauannya lebih
luas yaitu mencakup daerah geografis bisa mencakup negara bahkan benua.
b. Internet.
Internet

(inter-network)

dapat

diartikan

jaringan

komputer

luas

yang

menghubungkan pemakai komputer satu komputer dengan komputer lainnya dan
dapat berhubungan dengan komputer dari suatu negara ke negara di seluruh dunia
dimana didalamnya terdapat berbagai aneka ragam informasi.
c. Jaringan tanpa kabel.
Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komunikasi yang tidak bisa
dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel, misalnya berada didalam
mobil atau pesawat terbang

1.5.3.7. Kualitas Informasi

Kualitas informasi (information quality) adalah mengukur kualitas keluaran
dari sistem informasi, Larcker & Lessig mengembangkan enam item pertanyaan
15

Universitas Sumatera Utara

untuk mengukur kepentingan persepsi dan kegunaan informasi dari informasi
yang disajikan di laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi. 26
Pendapat ahli yang lain adalah Bailey dan Pearson mengusulkan 39 item
untuk mengukur kepuasan pemakai (user satisfaction) yang diantaranya adalah
akurasi informasi (information accuracy), ketepatwaktuan keluaran (output
timelines),

keandalan

(reliability),

kelengkapan

(completeness),

relevan

(relevance), ketepatan (precision) dan kekinian (currency). 27
Pendapat ahli lainnya adalah Zmud memasukkan pengukuran bentuk
laporan (report format) sebagai pengukur kualitas informasi. Olson & Lucas
mengusulkan wujud laporan (report apperance) dan akurasi (accuracy) sebagai
pengukur kualitas sistem informasi dari sistem informasi otomatisasi kantor.
Livari melakukan penelitian di sektor publik kota Oulu Finlandia melakukan
penerapan model DeLone dan McLean (1992) dengan menggunakan item
pertanyaan meliputi kualitas informasi terdiri dari keakuratan, kelengkapan,
ketepatan, kekinian, konsistensi, kemudahan, volume dan format/bentuk. 28
Kristanto (2008) ; Jogiyanto (2009) kualitas informasi tergantung dari tiga
hal atau tiga pilar informasi yang sangat dominan yaitu keakuratan (accurate),
ketepatan waktu (timeliness) dan relevan (relevance). Ketiga hal atau tiga pilar
informasi penjelasannya sebagai berikut: 29

1.5.3.7.1 Keakuratan

Informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan, tidak bias dan tidak
menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Kesalahan itu dapat
berupa kesalahan perhitungan maupun akibat gangguan (noise) yang dapat
mengubah isi dan merusak informasi tersebut. Ketidakakuratan informasi dapat
terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan sehingga dapat
merusak atau merubah data yang asli. Adapun komponen dari keakuratan meliputi
kelengkapan, kebenaran dan keamanan informasi.
26

Larcker & Lessig 1980, dalam Jogiyanto,
Bailey dan Pearson 1983 dalam Jogiyanto
28
Jogiyanto, 2007Op,Cit
29
Jogiyanto, 2007
27

16

Universitas Sumatera Utara

1.5.3.7.2. Ketepatan waktu

Informasi yang diterima dan disajikan harus tepat pada waktunya mengingat
informasi akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Informasi yang
diterima terlambat maka informasi tersebut sudah tidak berguna lagi karena
keterlambatan

informasi

mengakibatkan

kekeliruan

dalam

pengambilan

keputusan. Informasi yang usang tidak mempunyai niali yang baik dengan
demikian kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi
memerlukan teknologi terbaru.

1.5.3.7.3. Relevan

Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi apabila informasi
tersebut diterima oleh orang yang membutuhkannya dan informasi menjadi tidak
berguna apabila diberikan kepada orang yang tidak membutuhkannya. Informasi
harus mempunyai manfaat bagi si penerima sebab informasi akan digunakan
untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan permasalahan. Relevansi
informasi untuk setiap orang adalah berbeda.

1.5.4. Tujuan dan Keuntungan Penerapan Sistem Komputerisasi

Adapun tujuan penerapan sistem komputerisasi menurut Sedarmayanti
sebagai berikut : 30
1) Dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja dalam rangka
menunjang kegiatan organisasi.
2) Menunjang pengelolaan informasi secara terpadu.
3) Dapat menyimpan data dan informasi lebih baik, aman, rapi dan dapat
menghemat ruangan.
Sedangkan keuntungan diterapkan sistem komputerisasi menurut Zulkifli
Amsyah, antara lain adalah sebagai berikut :
30
31

31

Sedarmayanti (2001 hal 69)
Zulkifli Amsyah (2003 : 130

17

Universitas Sumatera Utara

1) Efektivitas dan efesiensi lebih tinggi.
2) Pengawasan kegiatan dapat dilakukan lebih tertib.
3) Biaya lebih rendah.
4) Kesalahan lebih sedikit.
5) Meningkatkan pelayanan pelanggan.
6) Memudahkan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan operasional dan
distribusi.
7) Keputusan yang berdasarkan informasi akan lebih mudah dibuat.
8) Mengurangi pemakaian ketatausahaan.

1.5.5. Efektivitas Kerja

1.5.5.1. Pengertian Efektivitas Kerja

Zainun menyimpulkan bahwa daya pengaruh (efikasi), daya guna
(efisiensi), hasil guna (efektifitas) dan daya hasil (produktivitas) organisasi
merupakan empat hal yang penting sebagai tujuan atau kriteria administrasi yang
harus digunakan 32 sebagai tolak ukur yang dapat menunjukan keberhasilan
organisasi atau perusahaan.
Dari ungkapan Goodman dan Pennings bahwa “effectiveness is defined in
terms of goal attaintment” 33 atau keefektifan itu dijabarkan dalam tahap – tahap
untuk pencapaian suatu tujuan. Efektifitas dan efisiensi merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja, sedangkan pengertian dari kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya 34.

32
Buchari Zainun. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, Tbk.
2001) h 104.
33

Paul S. Goodman, Johannes M. Pennings. New Perspectives On Organizational Effectiveness. (London:
Jossey-Bass Limited, 1981) h 3.
34
A. P. Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Ketiga(Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset, 2001) h 67.

18

Universitas Sumatera Utara

Menurut Prawirosentono;Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai,
kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibatakibat
yang tidak dicari kegiatan mempunyai nilai yang penting dari hasil yang dicapai
sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif dinamakan tidak
efisien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka
kegiatan tersebut efisien 35.
Manulang mengatakan efektifitas dapat dinyatakan

sebagai tingkat

keberhasilan dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya 36.
Efisiensi serta efektiftas kerja akan lebih optimal jika disertai dengan
pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran, maka akan ada kecenderungan yang
baik dalam meningkatkan kinerja 37. Menurut Widodo, jika bangsa Indonesia
ingin mampu bersaing dalam percaturan global; maka langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menata sdm, baik dari aspek intelektual, emosional,
spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawabnya.
Hal kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan dengan prinsip
efektifitas dan efisiensi karena efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran
yang mutlak bagi produktivitas 38.Pendapat lain dari Desimone, Werner dan Harris
bahwa ”effectiveness is determined with respect to the achievement of a goal or a
set of goals” 39,dengan kata lain efektifitas adalah bertekad akan mematuhi dari
suatu pencapaian hasil atau tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Robbins
efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thing),
sedangkan efisiensi adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing things
right) 40.

35

Suyadi Prawirosentono. Analisis Kinerja Organisasi. (Bandung: PT. Rineka Cipta, 1999) h 27.

36

Marani Manulang. Dasar-Dasar Manajemen. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987.) h 55.

37

BALITBANG DIKDASMEN, “www.depdiknas.go.id” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (No.034
Januari 2002). diunduh pada tanggal 19 Mei 2016.
38

Slamet Widodo.“Meningkatkan Produktivitas Sekolah” www.media.diknas.go.id. diunduh pada tanggal 19
Mei 2016.
39
Randy L. Desimone, John M. Werner, David M. Harris. Human Resource Development. Third edition.
(Orlando: Harcourt College Publishers, 2002) h 227.
40

Stephen P. Robbins. Op. Cit., h 53.

19

Universitas Sumatera Utara

Inti dari konsep efektifitas seringkali disebut sebagai kesuksesan
dalam

melaksanakan

pekerjaan,

sehingga

masing-masing

anggota

perusahaan berlomba-lomba dalam menjalankan setiap tugas pekerjaannya
untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Hal ini hampir sama dengan yang
dikatakan Handayuningrat, efektifitas ialah pengukuran dalam arti
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan 41.Efektifitas bila
dihubungkan dengan sumber daya manusia, dapat dikatakan sesuai dengan
pendapat Walker:
“Efektifeness is defined as the extent to which the human resource
function support the successfull umplementative of ideas and long
term business plans and strategies if relates results achieved to
human resource activities on the achievement of business
objectives” 42.
Keefektifan itu didefinisikan sebagai perluasan fungsi sumber daya
manusia untuk membantu penerapan ide dan perencanaan bisnis
jangka panjang jika berkaitan dengan hasil yang dicapai oleh
aktivitas manusia tersebut dalam suatu pencapaian dari tujuan bisnis
itu sendiri.
Menurut Kartono efisiensi kerja akan dipertinggi apabila jenis pekerjaan
tersebut diorganisir secara ilmiah bahkan tanpa menambahkan energi dengan
menerapkan tiga prinsip sebagai berikut:
-

Memilih individu yang paling tepat untuk satu tugas pekerjaan,
dengan pedoman “the right man in the right place”

-

Mengintruksikan cara kerja dengan metode yang paling efisien
melalui gerakan-gerakan yang paling ekonomis.

-

Memberikan insentif-insentif tertentu dalam bentuk upah yang
lebih bagi pekerja dan buruh yang paling baik atau paling giat
bekerjanya 43.

41

Suwarno Handayaningrat. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Gunung Agung,
1993) h 6.
42
43

James W. Walker. Human Resource Strategy. (Singapore: McGraw Hill Book Company, 1992) h 333.
Kartini Kartono. Psikologi Sosial Perusahaan dan Industri. (Jakarta: CV. Rajawali, 1981) h 11.

20

Universitas Sumatera Utara

Kesimpulan lain dari penilaian karya atau efektifitas kerja yang diutarakan
Nawawi adalah;
a. Efektifitas kerja adalah deskripsi secara sistematik tentang relevansi

antara tugas-tugas yang diberikan dengan pelaksanaannya oleh seorang
pekerja.
b. Efektifitas kerja adalah usaha mengidentifikasi, mengukur (menilai)

dan mengelola (manajemen) pekerjaan yang dilaksanakan oleh para
pekerja (sdm) dilingkungan suatu organisasi.
c. Efektifitas

kerja adalah

kegiatan

mengidentifikasi pelaksanaan

pekerjaan dengan menilai aspek-aspeknya, yang difokuskan pada
pekerjaan yang berpengaruh pada kesuksesan organisasi.
d. Efektifitas

kerja

adalah

kegiatan

pengukuran

sebagai

usaha

menetapkan keputusan tentang sukses atau gagal dalam melaksanakan
pekerjaan oleh seorang pekerja 44.
Dari sekian banyaknya definisi yang telah diutarakan di atas, peneliti
menggaris bawahi bahwa inti efektifitas kerja itu adalah tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam suatu organisasi
harus dipikirkan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi efektifitas kerja

1.5.5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Kerja

Efektifitas sebagai salah satu bagian produktifitas kerja dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pengetahuan, kemampuan, keluaran sikap dan kecerdasan
pada para pegawai yang ada pada suatu organisasi 45, sehingga banyak program
perbaikan produktifitas meletakan hal-hal tersebut sebagai asumsi dasar. Asumsiasumsi tersebut dapat meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan, karena
Keunggulan bersaing adalah jantung dari kinerja perusahaan didalam pasar yang

44

Hadari Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1998)h 236-237.
45
Panji Anoraga. Manajemen Bisnis. (Jakarta: Rineka Cipta, 1987) h 78.

21

Universitas Sumatera Utara

bersaing 46, serta efektifitas produk (atau jasa) dapat menghasilkan penghematan
yang besar atau peningkatan dalam prestasi 47.
Efektifitas kerja tidak hanya tergantung unsur manusia melainkan juga
dipengaruhi oleh kemajuan dan perkembangan teknologi, manajemen serta
alatalat kerja lainnya. Efektifitas juga dipengaruhi oleh sebab - sebab yang
diutarakan Gibson, Ivancevich, serta Donelly dalam gambar berikut:

Keefektifan Individu
Sebab-sebab:
1. Kemampuan
2. Keahlian
3. Pengetahuan
4. Sikap
5. Motivasi
6. Stress
7. Pegawai

Keefektifan Organisasi
Sebab-sebab:
1. Lingkungan
2. Teknologi
3. Pilihan strategis
4. Struktur
5. Proses
6. Kebudayaan

Keefektifan Kelompok
Sebab-sebab:
1. Kepaduan
2. Kepemimpinan
3. Struktur
4. Status
5. Peranan
6. Norma-norma

Gambar 1.3. Sebab – Sebab Efektifitas
Sumber : Gibson, Ivancevich, Donelly. (1985: 27) 48.
Dari tiga

macam perspektif keefektifan tersebut, masih menurut Gibson,

Ivancevich, serta Donelly dapat diidentifikasikan :
a. Keefektifan individual. Perspektif ini menekankan pelaksanaan

tugas pekerja atau anggota dari organisasi itu. Tugas-rtugas yang
harus dilaksanakan adalah bagian dari pekerjaan atau posisi
dalam organisasi tertentu.
b. Keefektifan kelompok. Adalah jumlah sumbangan dari seluruh

anggotanya, contoh adalah bagian perakitan, dimana produk jadi
adalah hasil dari sumbangan masing-masing individu.

46
Michael E. Porter. Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul.
Terjemahan: Tim Penerjemah Binarupa. (Jakarta: Binarupa Aksara, 1994) h xiii.
16

Michael E. Porter. Strategi Bersaing, Teknik Menganalisa Industri dan Bersaing. alih bahasa: Agus
Maulana. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005) h 103.
48
John M. Gibson, John M Ivancevich, James H. Donelly Jr. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses,
edisi V . Diterjemahkan oleh Djarkasih. (Jakarta: Erlangga, 1985) h 27.

22

Universitas Sumatera Utara

c. Keefektifan organisasi. Adalah fungsi dari keefektifan individu

dan kelompok, dasar rasional penggunaan organisasi sebagai alat
untuk mengerjakan pekerjaan masyarakat ialah bahwa organisasi
dapat menyelesaikan pekerjaan itu ltu lebih baik dari usaha
individu manapun 49.
Efektifitas adalah makin besar kemajuan yang diperoleh kearah tujuan
organisasi 50. Untuk itu, bagi organisasi tidak hanya menuntut pegawai agar selalu
dapat bekerja seefektif dan seefisien mungkin tetapi harus menyediakan kondisi
yang mendukung kepada setiap anggota organisasi. Karena penekanan efektifitas
kerja sangat bergantung terhadap hasil, apabila suatu pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan secara efektif.Tolak ukur dalam menentukan bahwa setiap
pekerjaan dapat dikatakan efektif sangat tergantung dari beberapa unsur
efektifitas kerja, unsur – unsur tersebut biasanya mempunyai patokan dan saling
bergantung antara yang satu dengan yang lainnya.

1.5.6. Unsur – Unsur Efektifitas Kerja

Efektifitas kerja menurut pendapat Halsey adalah kegiatan atau tindakan
yang membawa hasil dengan indikator antara lain:
a. Kuantitas kerja, banyak atau jumlah suatu kegiatan
b. Kualitas kerja, tingkat baik buruknya sesuatu atau kadar kegiatan
c. Inisiatif, usaha atau tindakan yang bermula-mula atau prakarsa
d. Sikap kerja, perbuatan kegiatan yang berdasarkan pada pendirian
e. Usaha, kegiatan dengan mengarahkan tenaga, pikiran, atau

badan untuk mencapai suatu maksud
f.

Kerjasama, kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa
orang

49

Ibid. h 25-26.

50

Richard M. Steers. Efektifitas Organisasi. Terjemahan: Magdalena Jamin (Jakarta: PPM, 1994) h 53.

23

Universitas Sumatera Utara

51

g. Orijinalitas, keaslian atau ketulenan .

Setiap penilaian terhadap efektifitas kerja diperlukan beberapa kriteria,
menurut Sary kriteria-kriteria tersebut dapat berbentuk sebagai berikut:
1. Kriteria manfaat (benefit criteria); untuk kriteria ini digunakan
indikator produktifitas dan kualitas kehidupan kerja.
Produktifitas menggunakan indikator:
a. Peningkatan partisipasi kerja
b. Penurunan absensi karyawan
c. Penurunan rotasi tenaga kerja
2. Kriteria biaya (cost criteria); apabila kriteria manfaat pada
umumnya untuk diterapkan pada kegiatan personalia secara
keseluruhan, maka kriteria biaya adalah lebih spesifik untuk
setiap kegiatan, misalnya ; kriteria biaya yang sesuai untuk
kegiatan keamanan dan kesehatan dalam bentuk biaya pelatihan,
supervisi, pembelian peralatan, penanganan, pemindahan sumber
bahaya dan lain sebagainya 52.
Berdasarkan ukuran efektifitas yang digunakan untuk menentukan
keberhasilan, Campbel yang dikutip Steers menunjukan poin-poin berikut ini:
1. Efektifitas Keseluruhan
2. Kualitas
3. Produktifitas
4. Kesiagaan
5. Efisiensi
6. Laba atau Penghasilan
7. Pertumbuhan pemanfaatan lingkungan
8. Stabilitas
9. Perputaran atau keluar masuknya pekerja
10. Kemangkiran
11. Kecelakaan
51
George D. Halsey. Bagaimana Memimpin dan Mengawasi Pegawai Anda. Terjemahan; Anaf S. Bagindo,
M. Ridwan. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994) h 191-202.
52
Imelda Sary. Op. Cit., h 35.

24

Universitas Sumatera Utara

12. Semangat kerja
13. Motivasi
14. Kepuasan
15. Penerimaan tujuan organisasi
16. Kepaduan konflik atau konflik kompak
17. Keluesan adaptasi
53

18. Penilaian oleh pihak luar .

1.5.7. Pendekatan Efektivitas

Pendekatan efektivitas digunakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas itu
efektif.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan terhadap efektivitas yaitu:

1.5.7.1.Pendekatan Sasaran (Goal Approach)

Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil
merealisasikan

sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam

pengukuran efektivitas dimulai

dengan identifikasi sasaran organisasi dan

mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut.

54

Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan
pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal
berdasarakan sasaran resmi “Official Goal” dengan memperhatikan permasalahan
yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output yaitu
dengan mengukur keberhasilan programdalam mencapai tingkat output yang
direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana
organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.
Efektivitas juga selalu memperhatikan faktor waktu pelaksanaan. Oleh
karena itu dalam efektivitas selalu terkandung unsur waktu pelaksanaan dan

53

Richard M. Steers. Op. Cit., h 44.Richard M. Steers (1995 : 134-135)

54

(Price, 1972:15)

25

Universitas Sumatera Utara

tujuan tercapainya dengan waktu yang tepat makan program tersebut akan lebih
efektif. Pendekatan sasaran dalam pelaksanaan program penguatan keluarga
dilihat dari pendampinga kepada anak dan keluarga yang menjadi anggota binaan
dalam mengarahkan tujuan yang ingin dicapai.

1.5.7.2.Pendekatan Sumber (System Resource Approach)

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu
lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu
lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara
keadaan dan system agar dapat menjadi efektif. Pendekatan ini didasarkan pada
teori mengenai keterbukaan sistem suatu

lembaga terhadap lingkungannya,

karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dalam lingkungannya dimana
dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang terdapat

pada lingkungan

seringkai bersifat langka dan bernilai tinggi.Pendekatan sumber dalam kegiatan
program penguatan keluarga ini dilihat dari seberapa jauh hubungan antara
anggota binaan program penguatan keluarga dengan lingkungan sekitarnya,
berusaha usaha yang menjadi sumber dalam mencapai tujuan.

1.5.7.3. Pendekatan Proses (Internal Process Approach)

Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari
suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan
dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara
terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan
memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber
yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan
lembaga. 55

55

Cunningham, 1978: 635

26

Universitas Sumatera Utara

1.5.8. Masalah dalam Pengukuran Efektivitas

Banyaknya ancangan untuk mengukur efektivitas organisasi baik dalam sifat
maupun titik asal mereka membuat kesulitan dalam usaha menilai efektivitas dari
sesuatu program atau organisasi. Kesulitan menilai efektivitas ini disebabkan oleh
beberapa masalah yang tak terpisahkan dari model yang sekarang mengenai
keberhasilan organisasi.

Adapun masalah yang terjadi dalam pengukuran

efektivitas adalah sebagai berikut:

1.5.8.1 Masalah Susunan

Susunan adalah suatu hipotesis yang abstrak mengenai hubungan antara
beberapa variabel yang saling berhubungan. Masalahnya disini adalah bahwa
sungguh-sungguh tidak tahu apakah susunan dari efektivitas organisasi
benarbenar berarti atau berguna baik bagi para manajer ataupun para ahli teori
organisasi.

1.5.8.2. Masalah Stabilitas Kriteria

Masalah besar yang dihadapi dalam usaha mengukur efektivitas organisasi
adalah banyak dari kriteria evaluasi yang digunakan ternyata relatif tidak stabil
setelah beberapa waktu. Yaitu kriteria yang dipakai untuk mengukur efektivitas
pada suatu waktu mungkin tidak tepat lagi atau menyesatkan pada waktu
berikutnya. Kriteria tersebut berubah-ubah

tergantung pada permintaan,

kepentingan, dan tekanan-tekanan ekstern. Pada kenyataannya, sifat mudah
berubah ini telah mengakibatkan beberapa peneliti kemudian mernyatakan bahwa
fleksibilitas dalam menghadapi perubahan seharusnya menjadi ciri yang
menentukan efektivitas organisasi.

27

Universitas Sumatera Utara

1.5.8.3.Masalah Perspektif Waktu

Masalah yang ada hubungannya dengan hal ini adalah perspektif waktu
yang dipakai orang pada waktu menilai efektivitas. Jadi masalahnya bagi mereka
yang

mempelajari

manajemen

adalah

cara

yang

terbaik

menciptakan

keseimbangan antara kepentingan jangka pendek dengan keperntingan jangka
panjang, dalam usaha mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan dalam
perjalanan waktu.

1.5.8.4.Masalah Kriteria Ganda

Keuntungan utama dari ancangan multivariasi dalam evaluasi efektivitas
adalah sifatnya yang komprehensif, memandukan beberapa faktor ke dalam suatu
kerangka yang kompak. Hal yang terpenting disini adalah bahwa, jika kita
menerima kriteria tersebut untuk efektivitas, maka organisasi menurut definisinya
tidak dapat menjadi efektif, mereka tidak dapat memaksimalkan kedua dimensi
tersebut secara serempak.

1.5.8.5.Masalah Ketelitian Pengukuran

Pengukuran terdiri dari peraturan atau prosedur untuk menentukan beberapa
nilai atribut dalam angka agar atribut-atribut ini dapat dinyatakan secara
kuantitatif. Jadi, apabila kita membicarakan “pengukuran” efektivitas organisasi,
dianggap ada kemungkinan menentukan kuantitas dari konsep ini secara konsisten
dan tetap. Dalam pengukuran ini orang harus berusaha mengenali kriteria yang
dapat diukur dengan kesalahan minimun atau berusaha mengendalikan pengaruh
yang menyesatkan dalam proses analisis.

1.5.8.6.Masalah Kemungkinan Generalisasi

Jika berbagai masalah pengukuran dapat dipecahkan, masih timbul
persoalan mengenai seberapa jauh orang dapat menyatakan kriteria evaluasi yang
28

Universitas Sumatera Utara

dihasilkannya dapat berlaku juga pada organisasi lainnya. Jadi pada waktu
memilih kriteria, orang harus memperhatikan tingkat konsistensi kriteria tersebut
dengan tujuan dan maksud organisasi yang sedang dipelajari.

1.5.8.7.Masalah Relevansi Teoritis

Tujuan utama setiap ilmu adalah merumuskan teori dan model-model yang
secara tepat mencerminkan sifat subyek yang dipelajari. Jadi, dari sudut pandang
teoritis harus diajukan pertanyaan yang logis sehubungan dengan relevansi modelmode l bagi tingkah laku organisasi. Ancangan ini memberikan jauh lebih banyak
hal, baik pada peneliti maupun pada para manajer, daripada hanya daftar catatan
yang lebih sederhana mengenai apa yang membentuk efektivitas.

1.5.8.8.Masalah Tingkat Analisis

Kebanyakan model efektivitas hanya menggarap tingkat makro saja,
membahas gejala keseluruhan organisasi dalam hubungannya dengan efektivitas,
tetapi mengabaikan hubungan yang kritis antara tingkah laku individu dengan
persoalan yang lebih besar yaitu keberhasilan organisasi.

1.5.9. Indikator Efektivitas Kerja

Dalam penelitian ini untuk mengukur efektivitas kerja karyawan, peneliti
menggunakan kriteria ukuran yang dikemukakan oleh Richard yaitu dalam usaha
membina pengertian efektivitas kerja yang semua bersifat abstrak itu menjadi
sedikit banyak lebih konkrit dan dapat diukur. 56
Kriteria yang paling banyakdipakai adalah :

56

Richard M. Steers (1995 : 134-135)

29

Universitas Sumatera Utara

1) Tepat Waktu
Dengan adanya sistem komputerisasi, maka pegawai dapat
menyelesaikan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
2) Tepat Guna
Dengan adanya sistem komputerisasi, maka sangat tepat gunanya
bagi pegawai dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
3) Tepat Sasaran
Dengan adanya sistem komputerisasi, maka tugas atau pekerjaan
pegawai menjadi tepat sasaran.

1.5.9.1. Hubungan antara Komputerisasi dengan Efektivitas Kerja

Hampir semua unit organisasi memerlukan penggunaan alat pengolah
informasi yaitu komputer, seperti akuntansi, penjualan, teknik, personalia,
distribusi, pemasaran dan keuangan. Pada unit-unit kerja tersebut pengolahan data
digunakan untuk mendukung kegiatan transaksi rutin dan proses pekerjaan
manajemen dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Penerapan
sistem komputerisasi sangat berperan besar dan akan memberi pengaruh besar
terhadap efektivitas kerja pegawai.
Komputerisasi sebagai peralatan elektronik yang dapat menyediakan
informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen yang diperlukan untuk
mempermudah proses perencanaan, pengendalian dan operasi secara efektif.
Peranan komputer dapat membantu secara maksimal, karena output komputer
memang menghasilkan informasi yang t