Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Medan Selayang)

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP

KINERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Camat Medan Selayang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh :

NIM : 110921006 RINO IKBAL

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : RINO IKBAL

NIM : 110921006

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Medan Selayang)

Medan, Juni 2013

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara

Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si. NIP. 19640108 199102 1 001 NIP. 19640108 199102 1 001

Dekan

NIP. 19680525 199203 1 002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si.


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji oleh : Nama : Fahrizal Azmy

NIM : 110921027

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Efektivitas Alokasi Anggran APBDes ( Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa) Di Desa Suka Raya Kec. Pancur Batu Tahun Anggaran 2012

Yang dilaksanakan pada Hari/ Tanggal :

Pukul : Tempat :

TIM PENGUJI Ketua Penguji :

Penguji I : Penguji II :


(4)

ABSTRAK

Rino Ikbal (2011), Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor Camat Medan Selayang). Dibimbing oleh Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, diuji oleh Hatta Ridho, S.Sos.

Seorang Pemimpin harus bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi pegawainya dalam pelaksanaan pekerjaan, karena segala tindakan, perilaku, dan kebijakan dari pemimpin sangat mempengaruhi kinerja pegawainya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi adalah kepemimpinan atau pemimpin..Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota. Pertanggungjawaban camat kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang berarti camat merupakan bawahan langsung sekretaris daerah, karena secara struktural camat berada langsung di bawah bupati/walikota

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap Kinerja Pegawai. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kepemimpinan camat dengan kinerja pegawai di kantor camat Medan Selayang.

Dari hasil analisis Regresi Linear dengan menggunakan SPSS for windows versi 18, maka diperoleh nilai R = 0,796 berarti Kepemimpinan Camat memiliki korelasi (hubungan) dengan Kinerja Pegawai sebesar 79,6 %. Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu “Ada Hubungan Positif antara Kepemimpinan Camat dengan Kinerja Pegawai”. Nilai R Square menunjukkan 0,634, artinya Kepemimpinan Camat berpengaruh terhadap Kinerja pegawai sebesar 63,4 % dan masih ada sebesar 36,6% variabel lain yang memiliki korelasi dengan Kinerja pegawai yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara manual, signifikansi pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap Kinerja Pegawai dilihat dari nilai t.hitung yaitu sebesar 8, 110 dan dibandingkan dengan nilai distribusi t (t tabel) yaitu sebesar 6, 314 dengan demikian t hitung > t tabel artinya Kepemimpinan Camat dapat berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Camat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.

Kata Kunci (key words) : Kepemimpinan Camat, Kinerja Pegawai.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas ini dengan baik.

Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap

Kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Medan Selayang)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Departemen Administrasi Negara

Universitas Sumatera Utara. Selama melakukan penelitian penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan

saran dari pembaca agar skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi kita semua.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara

moril maupun materil yang diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M,Si. selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara dan Dosen Pembimbing

Penulis.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Sp selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas


(6)

4. Bapak Hatta Ridho, Sos. M.Sp sebagai Dosen Penguji yang banyak

memberikan arahan dan masukan – masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Sp selaku Dosen Wali yang juga telah memberikan arahan dan strategi dalam menjalani perkuliahan.

6. Bapak Zulfakhri Ahmadi S.Sos selaku Camat Medan Selayang yang

telah banyak membantu dan memudahkan penulis dalam pengambilan

data di Kecamatan Medan Selayang

7. Bapak Odie Batu Bara Selaku Sekretaris Camat Medan Selayang yang telah banyak membantu dan memudahkan penulis dalam

administrasi dan pengambilan data di Kecamatan Medan Selayang.

8. Kepada seluruh Dosen Administrasi Negara terima kasih atas ilmu

pengetahuan yang diberikan kepada saya.

9. Kepada seluruh Pegawai Kantor Camat Medan Selayang yang telah

banyak membantu penulis dalam menghimpun data dan atas

keramahan ketika penulis menghimpun data.

10.Kepada seluruh Staf Administrasi Negara k’Mega, k’Dian dan staf

lainnya terima kasih atas bantuannya.

11.Terima kasih yang sebesar – besarnya buat Ayahnda Kasman Pulungan

dan Ibu tersayang Murniati Rambe serta Seluruh saudara saya atas

kasih sayang dan dukungan doa yang telah diberikan kepada penulis.,

12.Kepada Sahabat-sahabat Saya Gordon, Fahri, Putri, Iqrami, K’Meli


(7)

Negara 2011, Terima kasih atas semangat dan doanya, jadilah Sarjana

yang sukses.

13.Kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang tidak tersebutkan

namanya satu persatu, saya ucapkan terima kasih atas dukungannya.

Seperti kata pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”.

demikian pula dengan skripsi ini pasti banyak kekurangan atau kesalahan.

Oleh karena itu, Saya mohon maaf atas segalanya, dan menerima koreksi

serta saran-saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata saya ucapkan

terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2013


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Kerangka Teori ... 4

1.5.1. Kepemimpinan ... 4

1.5.1.1. Pengertian Kepemimpinan ... 4

1.5.1.2. Teori Kepemimpinan ... 6

1.5.1.3. Fungsi – Fungsi Kepemimpinan ... 6

1.5.1.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan ... 10

1.5.1.5. Tipe Kepemimpinan ... 11

1.5.1.6. Metode Kepemimpinan ... 13

1.5.1.7. Asas – Asas Kepemimpinan ... 15

1.5.2. Kinerja Pegawai ... 16

1.5.2.1. Pengertian Kinerja Pegawai ... 16


(9)

1.5.2.3. Pengukuran Kinerja Pegawai ... 17

1.5.2.4. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai ... 18

1.6. Hipotesis ... 19

1.7. Definisi Konsep ... 20

1.8. Definisi Operasional ... 20

BAB II METODE PENELITIAN ... 22

2.1. Bentuk Penelitian ... 22

2.2. Lokasi Penelitian ... 22

2.3. Populasi dan Sampel ... 22

2.3.1. Populasi ... 22

2.3.2. Sampel ... 22

2.4. Metode Pengumpulan Data ... 23

2.5. Jenis dan Sumber Data ... 23

2.6. Teknik Analisa Data ... 24

2.7. Model Analisis ... 24

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 26

3.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang ... 26

3.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang ... 27

3.3. Penduduk ... 27

3.4. Visi dan Misi Kecamatan Medan Selayang ... 28

3.5. Struktur Organisasi ... 30

3.6. Tugas Pokok dan Fungsi ... 31

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 38

4.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 38


(10)

4.3. Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Medan Selayang ... 46

BAB V ANALISA DATA ... 53

BAB VI PENUTUP ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN ... 38 TABEL 4.2.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN USIA ... 38

TABEL 4.3.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN

TERAKHIR ... 39 TABEL 4.4.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN MASA KERJA ... 40

TABEL 4.5.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP KERAMAHAN CAMAT

DALAM BERKOMUNIKASI PADA SAAT RAPAT ... 41

TABEL 4.6.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP KETERLIBATAN CAMAT

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH

PEKERJAAN PEGAWAI ... 41

TABEL 4.7.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG PENGAMBILAN

KEPUTUSAN OLEH CAMAT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ... 42

TABEL 4.8.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PROSES PENGAMBILAN

KEPUTUSAN ... 42

TABEL 4.9.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG BIMBINGAN DAN

DORONGAN CAMAT KEPADA PARA PEGAWAI UNTUK BERPRESTASI ... 43

TABEL 4.10.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PENJELASAN TUGAS

OLEH CAMAT KEPADA PEGAWAI ... 43

TABEL 4.11.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PEMBERIAN TANGGUNG

JAWAB OLEH CAMAT KEPADA PEGAWAI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN .. 44

TABEL 4.12. DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PEMBERIAN ARAHAN

DAN PETUNJUK OLEH CAMAT KEPADA PEGAWAI BERKAITAN DENGAN MASALAH

PEKERJAAN 44

TABEL 4.13.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PEMBERIAN MASUKAN

DAN SARAN OLEH CAMAT KEPADA PEGAWAI ... 45

TABEL 4.14.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PEMBERIAN PUJIAN DAN


(12)

TABEL 4.15.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PENGAWASAN

LANGSUNG OLEH CAMAT KEPADA PEGAWAI UNTUK MENYELESAIKAN

PEKERJAAN ... 46

TABEL 4.16.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PENYELESAIAN

PEKERJAAN DENGAN TEPAT WAKTU ... 47

TABEL 4.17.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP KEMAMPUAN

BERDISKUSI TENTANG PEKERJAAN DENGAN PEMIMPIN DAN PEGAWAI ... 47

TABEL 4.18.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP HASIL PEKERJAAN

YANG RAPI DAN BERSIH... 48

TABEL 4.19.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TENTANG MENERIMA PEKERJAAN

DENGAN IKHLAS YANG DIBERIKAN OLEH CAMAT ... 48

TABEL 4.20.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PENYELESAIAN

PEKERJAAN TANPA ADA KESALAHAN ... 49

TABEL 4.21.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBINA

KERJASAMA YANG BAIK DENGAN CAMAT DAN SESAMA PEGAWAI ... 49

TABEL 4.22.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP KETELITIAN DALAM

MENYELESAIKAN PEKERJAAN YANG TELAH DISELESAIKAN ... 50

TABEL 4.23.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP KESANGGUPAN

MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN BAIK ... 50

TABEL 4.24.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP TUNTUTAN

PENYELESAIAN TUGAS SEHARI – HARI DENGAN CEPAT DAN BAIK ... 51

TABEL 4.25.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP KEMAMPUAN

MENJALANKAN DAN MENYELESAIKAN TUGAS ... 51

TABEL 4.26.DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PENGADAAN ACARA

KEBERSAMAAN DALAM MEMBINA KERJASAMA YANG BAIK ANTARA CAMAT


(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.STRUKTUR ORGANISASI KANTOR CAMAT MEDAN SELAYANG ... 31

GAMBAR 2.GRAFIK JAWABAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR KEPEMIMPINAN

CAMAT ... 55

GAMBAR 3.GRAFIK JAWABAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR KEPEMIMPINAN


(14)

ABSTRAK

Rino Ikbal (2011), Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor Camat Medan Selayang). Dibimbing oleh Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, diuji oleh Hatta Ridho, S.Sos.

Seorang Pemimpin harus bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi pegawainya dalam pelaksanaan pekerjaan, karena segala tindakan, perilaku, dan kebijakan dari pemimpin sangat mempengaruhi kinerja pegawainya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi adalah kepemimpinan atau pemimpin..Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota. Pertanggungjawaban camat kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang berarti camat merupakan bawahan langsung sekretaris daerah, karena secara struktural camat berada langsung di bawah bupati/walikota

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap Kinerja Pegawai. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kepemimpinan camat dengan kinerja pegawai di kantor camat Medan Selayang.

Dari hasil analisis Regresi Linear dengan menggunakan SPSS for windows versi 18, maka diperoleh nilai R = 0,796 berarti Kepemimpinan Camat memiliki korelasi (hubungan) dengan Kinerja Pegawai sebesar 79,6 %. Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu “Ada Hubungan Positif antara Kepemimpinan Camat dengan Kinerja Pegawai”. Nilai R Square menunjukkan 0,634, artinya Kepemimpinan Camat berpengaruh terhadap Kinerja pegawai sebesar 63,4 % dan masih ada sebesar 36,6% variabel lain yang memiliki korelasi dengan Kinerja pegawai yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara manual, signifikansi pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap Kinerja Pegawai dilihat dari nilai t.hitung yaitu sebesar 8, 110 dan dibandingkan dengan nilai distribusi t (t tabel) yaitu sebesar 6, 314 dengan demikian t hitung > t tabel artinya Kepemimpinan Camat dapat berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Camat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.

Kata Kunci (key words) : Kepemimpinan Camat, Kinerja Pegawai.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan otonomi daerah dalam Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah. Implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorong terjadinya perubahan, baik secara struktural, fungsional maupun kultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan tersebut yaitu menyangkut kedudukan, tugas pokok dan fungsi kecamatan yang sebelumnya merupakan perangkat wilayah berubah statusnya menjadi perangkat daerah, sebagai perangkat daerah, Camat dalam menjalankan tugasnya mendapat kewenangan dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota

Pengaturan penyelenggaraan kecamatan baik dari sisi pembentukan, kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur oleh Peraturan Pemerintah. Sebagai perangkat daerah, Camat memiliki kewenangan dalam hal urusan pelayanan masyarakat selain itu kecamatan juga akan mengemban penyelenggaraan tugas – tugas umum pemerintahan.

Istianto (2009:2) Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja birokrasi di Indonesia.


(16)

Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota. Pertanggungjawaban camat kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang berarti camat merupakan bawahan langsung sekretaris daerah, karena secara struktural camat berada langsung di bawah bupati/walikota. Camat juga berperan sebagai kepala Wilayah, akan tetapi tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan, karena melakasanakan tugas umum pemerintahan di wilayah kecamatan, khususnya tugas – tugas atributif dalam bidang koordinasi pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah di wilayah kecamatan

Seorang Pemimpin harus bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi pegawainya dalam pelaksanaan pekerjaan, karena segala tindakan, perilaku, dan kebijakan dari pemimpin sangat mempengaruhi kinerja pegawainya. Kinerja adalah prestasi yang di capai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya (Siswanto, 2002:235). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai per satuan periode waktu dalam melaksanakn tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Penilaian prestasi kinerja merupakan usaha yang dilakukan pemimpin untuk menilai hasil kinerja bawahannya.

Kartini (2005 :93) Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi adalah kepemimpinan atau pemimpin. Fungsi pemimpin adalah untuk memandu, menuntun, membimbing, memberikan dan membangun motivasi – motivasi kerja, menjalin komunikasi yang baik dalam memberikan pengawasan yang efisien dan membawa bawahannya kepada sasaran yang ingin dituju dengan kriteria dan waktu yang telah ditetapkan .

Kecamatan Medan Selayang adalah suatu Instansi Pemerintah. Kecamatan merupakan barisan terdepan melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dibantu dari pemerintahan desa atau kelurahan. Oleh karna


(17)

itu, pentingnya tugas, fungsi dan wewenang kecamatan untuk pembangunan daerah adalah yang paling dekat dengan masyarakat tersebut.

Pemerintahan kecamatan Medan Selayang, yang berkerja untuk masyarakat sudah seharusnya memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan tersebut, pegawai kantor kecamatan Medan Selayang harus efektif dalam menjalankan pekerjaannya. Akan tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan, sering ditemukan pegawai yang tidak berkerja efektif sebagaimana mestinya, dimana para pegawai sering datang terlambat masuk kerja dari jam kerja yang telah ditentukan, bahkan meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir. Fasilitas-fasilitas pendukung bagi para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya juga masih belum memadai , sehingga terkadang mereka memberikan pelayanan yang kurang memuaskan terhadap masyarakat. Oleh karena itu disini dituntut kepemimpinan seorang camat dalam mengelola para bawahannya agar lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya demi terciptanya aparatur pemerintahan yang baik.

Untuk mencapai kinerja yang baik, Camat dan pegawai harus saling bekerjasama dimana mereka haruslah menyadari tugas dan tanggung jawabnya masing – masing demi kemajuan bersama. Hal ini mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti masalah Kepemimpinan Camat yang dikaitkan dengan kinerja pegawai. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor Camat Medan Selayang”).

1.2. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana performansi kepemimpinan camat di Kantor Camat Medan Selayang?

2. Bagaimana kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang?

3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan camat terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang?


(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui performansi kepemimpinan camat di Kantor Camat Medan Selayang.

2. Mengetahui kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan camat terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis adalah:

1. Bagi penulis khususnya, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan penulis menulis karya ilmiah, terutama dalam menganalisa permasalahan yang terjadi di masyarakat yang ada kaitannya dengan ilmu yang di dapat didalam perkuliahan.

2. Bagi Instansi terkait, penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi kemajuan instansi itu sendiri.

3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melengkapi ragam penelitian yang telah dilakukan oleh para mahasiswa serta dapat menjadi bahan masukan bagi Fakultas dan diharapkan dapat menjadi salah satu referensi tambahan bagi mahasiswa dimasa yang akan datang.

1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Kepemimpinan

1.5.1.1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati dan orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang telah


(19)

dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain (Rivai,2004 : 64).

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang – orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan – tujuan kelompok (George R. Terry dalam Kartini Kartono (2005 : 57).

Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.

Sedangkan menurut Ordway Tead dalam bukunya The Art of Leadership menyatakan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang – orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Kartono, 2005:57).

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau berperan serta dalam rangka memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Dimana defenisi kepemimpinan akhirnya dikategorikan menjadi tiga elemen. (Susanto A.B; Koesnadi Kardi, 2003:115), yakni :

1. Kepemimpinan merupakan proses ;

2. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara pimpinan dan bawahan;

3. Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain

Dari berbagai pengertian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa secara umum pengertian pemimpin adalah suatu kewanangan yang disertai kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan untuk menggerakan orang-orang yang berada dibawah koordinasinya dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan suatu organisasi.

Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994 : 33) mengatakan pemimpin adalah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/ upaya orang lain atau melalui prastise, kekuasaan dan posisi.


(20)

1.5.1.2. Teori Kepemimpinan

Wursanto (2009 : 197), Beberapa teori tentang kepemimpinan yaitu : 1. Teori Kelebihan

Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan daripada pengikutnya.

2. Teori Sifat

Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memeiliki sifat – sifat yang lebih baik daripada yang di pimpin atau dengan kata lain hendaknya seorang pemimpin yang baik harus memiliki sifat – sifat yang positif sehinnga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik dan memberikan dukungan kepada pemimpinnya.

3. Teori Keturunan

Seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomstis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya.

4. Teori Kharismatik

Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut memeiliki pengaruh yang sangat besar.

5. Teori Bakat

Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin lahir karena bakatnya.

6. Teori Sosial

Teori ini beranggapan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin.

1.5.1.3. Fungsi – Fungsi Kepemimpinan

Fungsi – Fungsi Kepemimpinan menurut Siagian (2003:47) adalah sebagai berikut :

1. Pemimpin sebagai penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan.


(21)

2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak – pihak di luar organisasi.

3. Pemimpin selaku komunikator yang efektif.

4. Mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam mengenai situasi konflik

5. Pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Sedangkan menurut Nawawi dan Martini Hadari (2004:75) fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :

1. Fungsi Instruktif

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. Dalam hal ini fungsi orang yang dipimpin adalah sebagai pelaksana perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah tersebut, sepenuhnya adalah merupakan fungsi pemimpin, fungsi ini juga berarti bahwa keputusan yang ditetapkan pemimpin tanpa kemauan para bawahannya tidak akan berarti. Jika perintah tidak dilaksanakan juga tidak akan ada artinya. Intinya, kemampuan bawahan menggerakan pegawainya agar melaksanakan perintah, bersumber dari keputusan yang ditetapkan. Perintah yang jelas dari pimpinan berati juga sebagai perwujudan proses bimbingan dan pengarahan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi.

2. Fungsi Konsultatif

Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin perlu konsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi yang dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back), yang dapat dipergunakan untuk


(22)

memperbaiki dan menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kesepakatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dua arah, tetapi juga perwujudan pelaksanaan hubungan manusia yang efektif antara pemimpin dan orang yang dipimpin baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Sekalipun memiliki kesempatan yang sama bukan berarti setiap orang bertindak semaunya, tetapi harus dilakukan dan dikerjakan secara terkendali dan terarah yang merupakan kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.

Dengan demikian musyawarah menjadi hal yang sangat penting dalam kesempatan berpartisipasi melaksanakan program organisasi. Pemimpin tidak sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, akan tetapi pemimpin harus tetap dalam posisi sebagai pemimpin yang melaksanakan fungssi kepemimpinan bukan sebagai pelaksana.

4. Fungsi Delegasi

Dalam melaksanakan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh pemimpin seorang diri. Jika pemimpin berkerja seorang diri, ia pasti tidak dapat berbuat banyak dan mungkin dapat menjadi tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenang perlu didelegasikan kepada para bawahannya agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.


(23)

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkannya melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawaasan. Dalam melakukan kegiatan tersebut berarti pemimpin berusaha mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan dalam melaksanakan beban kerja atau perintah dari pimpinannya.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diatas, diselenggarakan dalam aktifitas kepemimpinan secara intergral. Aktifitas atau kegiatan kepemimpinan yang bersifat intergral tersebut dalam hal pelaksanaannya akan berlangsung sebagai berikut ;

a. Pemimpin berkewajiban mejabarkan program kerja yang menjadi keputusan yang kongkrit untuk dilaksanakan sesuai dengan prioritasnya masing-masing keputusan-keputusan itu harus jelas hubungannya dengan tujuan kelompok/organisasi.

b. Pemimpin harus mampu menterjemahkan keputusan-keputusan menjadi intruksi yang jelas, sesuai dengan kemampuan anggota yang melaksanakannya. Setiap anggota yang melaksanakannya. Setiap anggota harus mengetahui dari siapa intruksi diterima dan pada siapa di pertanggungjawabkan.

c. Pemimpin harus berusaha untuk mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat baik secara perorangan maupun kelompok kecil. Pemimpin harus mampu menghargai gagasan, pendapat, saran, kritik anggotanya sebagai wujud dari partisipasinya. Usaha mengembangkan partisipasi anggota tidak sekedar ikut aktif dalam melaksanakan perintah, tetapi juga dalam memberikan informasi dan masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pemimpin dalam membuat dan memperbaiki keputusan – keputusan.


(24)

d. Mengembangkan kerjasama yang harmonis, sehingga setiap anggota mengerjakan apa yang harus dikerjakannya, dan bekerjasama dalam mengerjakan sesuatu yang memerlukan kebersamaan. Pemimpin harus mampu memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kemampuan, prestasi atau kelebihan yang dimiliki setiap anggota kelompok/organisasinya.

e. Pemimpin harus membantu dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan batas tanggungjawab masing-masing. Setiap anggota harus didorong agar tumbuh menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah-masalahnya, dengan menghindari ketergantungan yang berlebihan dari pemimpian atau orang lain. Setiap anggota harus dibina agar tidak menjadi orang yang selalu menunggu perintah. Namun diharapkan setiap anggota/bawahan adalah orang yang inisiatif artinya mampu berkerja dengan sendirinya karena kesadaran bahwa ia memiliki tanggungjawab.

1.5.1.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam organisasi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: 1. Faktor Intrapersonal

Faktor Intrapersonal terdiri dari kecerdasan kepemimpinan, peran jenis kelamin dan faktor edukasi.

Kemampuan intelektual merupakan kondisi internal yang dimiliki individu yang merupakan interaksi herediter dengan lingkungan. Hasil penelitian Murphy (1996) disimpulkan bahwa pemimpin yang efektif mengikuti Tujuh Prinsip Petunjuk (The Seven Guiding Principles of Leadership) yang menginformasikan IQ Kepemimpinan yang tinggi dan memenuhi delapan peran khusus (The Eight Roles of The Workleader) yang diperlukan untuk menerjemahkan prinsip tersebut ke dalam tindakan nyata. Ketujuh prinsip tersebut yaitu :

1. Jadilah seorang peraih prestasi (be an achiever) 2. Jadilah orang yang pragmatis (be pragmatic)


(25)

4. Berfokuslah pada konsumen (be customer focused) 5. Milikilah Komitmen (be committed)

6. Belajarlah menjadi orang yang optimis (learn to be optimist) 7. Menerima Tanggung Jawab (accept responsibility)

Adapun kedelapan peran dan cara – cara yang perlu dikuasai agar pemimpin dapat mengendalikan serata masuk ke dalam ketujuh prinsip diatas adalah : 1.Pemilih, 2.Penghubung, 3.Pemecah Masalah, 4.Evaluator, 5.Negosiator, 6.Penyembuh, 7.Pelindung, 8.Sinergi.

Corsini (1987), peran jenis kelamin merupakan sekumpulan atribut, sikap, trait kepribadian dan perilaku yang dianggap sesuai untuk masing – masing jenis kelamin.

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi menuju suatu perubahan. Adanya perubahan menandakan terjadinya proses belajar.

2. Faktor Interpersonal

Faktor Interpersonal terdiri dari gaya kepemimpinan , perilaku kepemimpinan, dan faktor kultural.

Dalam mengarahkan bawahan agar melakukan pekerjaan yang sesuai, seorang pemimpin harus bias memilih gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi bawahannya. Pemimpin juga harus menampilkan perilaku yang dapat mengembangkan hubungan dengan pengikut, sehingga mereka menjadi termotivasi, memiliki komitmen tinggi dan berdedikasi. Perilaku yang diharapkan yaitu memiliki perhatian terhadap pengikut, serta member dorongan dan tantangan sesuai kebutuhan pengikut.

Menurut Nahavandi (2000) Kultur atau budaya juga mempengaruhi nilai dan keyakinan serta mempengaruhi gaya kepemimpinan dan hubungan interpersonal seseorang.

1.5.1.5. Tipe Kepemimpinan


(26)

1. Tipe karismatis

Tipe pemimpin karismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehinnga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal yang bias dipercaya.

2. Tipe paternalistis dan maternalistis

Yaitu tipe kepemimpinan dengan sifat – sifat sebagai berikut : 1. Menganggap bawahannya sebagai manusia belum dewasa yang

masih perlu dikembangkan 2. Bersikap terlalu melindungi

3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan

4. Hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan intuk berinisiatif

5. Tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan imajinasi sendiri

6. Selalu bersikap mahatahu dan maha benar

Sedangkan tipe kepemimpinan yang maternalistis dimana terdapat sikap over protective atau terlalu melindungi disertai kasih saying yang berlebihan.

3. Tipe militeristis

Adapun sifat – sifat pemimpin yang militeristis adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan system perintah/komando terhadap

bawahannya

2. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan

3. Sangat menyenangi formalitas dan tanda – tanda kebesaran yang berlebihan.

4. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya 5. Tidak menghendaki saran , usul dan kritikan – kritikan dari

bawahannya.


(27)

4. Tipe otokratis

Kepemimpinan otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipenuhi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin otokratis senantiasa ingin berkuasa absolute, tunggal dan merajai keadaan._

5. Tipe laisser faire

Pemimpin dengan tipe laissez faire dalam memimpin kelompoknya bersifat membiarkan kelompoknya berbuat semau sendiri, dimana pemimpin tidak berpartisipasi dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab dilakukan oleh bawahan sendiri.

6. Tipe populistis

Kepemimpinan populistis berpegang teguh pada nilai – nilai masyarakat yang tradisional, juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang – hutang luar negeri (asing).

7. Tipe administratif atau Eksekutif

Kepemimpinan tipe administratif adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas – tugas administrasi secara efektif 8. Tipe demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya, dimana terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan dengan penekanan pada rasa tanggungjawabinternal (pada diri sendiri ) dan kerjasama yang baik. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu dan mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan.

1.5.1.6. Metode Kepemimpinan

Metode kepemimpinan adalah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk melakukan sesuatu. Dengan metode kepemimpinan diharapkan bisa membantu keberhasilan pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.


(28)

Ordway Tead dalam bukunya (The Art of Administration, 1951) mengemukakan metode kepemimpinan sebagai berikut :

1. Memberi perintah

Perintah timbul dari situasi formal dan relasi kerja. Oleh karena itu perintah adalah fakta fungsional yang berbentuk intruksi, komando, peraturan tata tertib yang harus dipatuhi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian perintah adalah sebagai berikut :

1. Kondisi pribadi individu yang diberi perintah

2. Situasi lingkungan sekitar yang harus dipertimbangkan dalam pemberian perintah

3. Perintah harus jelas, ringkas, namun tegas

4. Penggunan nada suara yang wajar, tidak dipaksakan, ramah agar enak dan mudah ditangkap

5. Kesopansantunan dalam penyampain perintah member pengaruh pada pelaksanaan perintah agar bias dipatuhi

6. Perintah tidak terlalu banyak agar tidak membingungkan dan tidak menghambat pengambilan keputusan

2. Memberikan celaan dan pujian

Celaan harus diberikan secara objektif dan tidak bersifar subjektif, juga tidak disertai emosi – emosi yang negatif (benci, dendam, curiga dan lain – lain). Celan sebaiknya berupa teguran dan dilakukan secara rahasia dengan maksut agar orang yang melanggar atau berbuat kesalahan menyadari kesalahannya dan bersedia memperbaikiperilakunya.

Sebaliknya pujian juga harus diberikan, sebab pribadi yang bersangkutan telah melakukan tugasnya dengan baik dan mampu berprestasi. Pujian ini dapat memberikan semangat, kegairahan kerja dan dorongan emosional yng baik.

3. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar

Pemimpin harus bersifat objektif dan jujur. Pemimpin harus menjauhkan diri dari rasa pilih kasih karena hal ini bisa menurunkan moral


(29)

anggota – anggota lainnya, menumbuhkan keraguan serta kecemburuan sosial.

4. Peka terhadap saran – saran

Sifat pemimpin harus terbuka dan peka pada saran – saran eksternal yang positif sifatnya. Pemimpin harus menghargai pendapat – pendapat orang lain dan kemudian mengkombinasiaknnya dengan ide – ide sendiri. Hal ini bias membangkitkan inisiatif kelompok untuk memberikan saran – saran yang baik.

5. Memperkuat rasa kesatuan kelompok

Dalam menghadapi bermacam – macam tantangan dan situasi masyarakat modern, diperlukan pemimpin yang bisa menciptakan rasa kesatuan kelompok dengan loyalitas tinggi dan kekompakan yang utuh. Hal ini bias meningkatkan moral kelompok dan semangat kelompok. 6. Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok

Disiplin kelompok bias berhasil apabila pemimpin bersikap arif bijaksana, memberikan teladan, disiplin, dan menerapakan seluruh prosedur dengan konsekuen.

7. Meredam kabar angin dan isu – isu yang tidak benar

Kesatuan rdan efektivitas kerja dari kelompok bias diguncang oleh gangguan kabar – kabar yang tidak benar yang diarahkan pada perorangan atau pada organisasi secara keseluruhan. Maka pemimpin dalam hal ini berkewajiban untuk mengusut kabar yang tidak benar tersebut dan memberikan peringatan atau sanksi pada orang – orang yang mampunyai rasa dendam sehinnga tanpa sadar menyebarkan kabar yang buruk. Dalam hal ini pemimpin harus menetralkan situasi dengan memberikan penerangan dan kebijaksannan baru yang akan diterapkan (Kartono, 2005).

1.5.1.7. Asas – Asas Kepemimpinan


(30)

1. Kemanusiaan, mengutamakan sifat – sifat kemanusiaan, yaitu pembingan manusia oleh manusia untuk mengembagkan potensi dan kemampuan setiap individu, demi tujuan – tujuan manusiaa 2. Efisien, Efisiensi teknis maupun sosial berkaitan cengan terbatasnya

sumber – sumber materi dan jumlah manusia. Atas prinsip penghematan adanya nilai – nilai eknomis serta asas –asas menajemen modern.

3. Kesejahteraan dan kebahagian yang lebih merata menuju pada taraf kehidupan yang lebih tinggi.

1.5.2. Kinerja Pegawai

1.5.2.1. Pengertian Kinerja Pegawai

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005: 67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Mangkunegara (2005: 75) juga menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok.

Stolovitch (1992) mengatakan kinerja adalah merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk kepada tingkatan pencapaian serta pelaksanan sesuatu pekerjaan yang diminta.

Osborn (1991) dalam Rivai (2005 : 15) mengatakan bahwa kinerja adalah sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas – tugas, baik yang dilakukan individu, kelompok maupun perusahaan.

Simamora (2005:120) mengatakan bahwa kinerja pegawai adalah tingkat terhadap diman apara pegawai mencapai persyaratan – persyaratan pekerjaan.


(31)

1.5.2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai menurut Prawirosentono (1999) dalam Sutrisno (2010:176) adalah sebagai berikut :

1. Efektifitas dan Efesiensi

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektifitas dan efesiensi. Dikatakan efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efesien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan. Artinya, efektifitas dari kelompok tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Sedangkan efesien berkaitan dengan jumlah pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 2. Otoritas dan Tanggung jawab

Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam organisasi akan mendukung kinerja pegawai. Kinerja pegawai akan dapat terwujud bila pegawai memiliki komitmen dengan organisasinya dan ditunjang dengan disiplin yang tinggi.

3. Disiplin

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai terhadap peraturan dan ketetapan organisasi. Bila peraturan dan ketepatan yang ada dalam organisasi sering dilanggar maka pegawai memiliki disiplin yang buruk. Sebaliknya bila pegawai tunduk pada peraturan dalam organisasi, mengambarkan adanya kondisi disiplin yang baik.

4. Inisiatif

Inisatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif yang baik sebaikya mendapatkan perhatian dan tanggapan positif dari atasan.

1.5.2.3. Pengukuran Kinerja Pegawai

Dessler (2000 : 514 – 516 ) menyatakan bahwa dalam melaksanakan penilaian terhadap kinerja para pegawai, maka harus diperhatikan lima faktor penilaian kinerja yaitu :


(32)

1. Kualitas pekerjaan meliputi : akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran.

2. Kuantitas pekerjaan meliputi : volume keluaran dan kontribusi

3. Supervisi yang diperlukan meliputi : membutuhkan saran, arahan atau perbaikan.

4. Kehadiran meliputi : regularitas, dapat dipercaya dan ketepatan waktu 5. Konservasi meliputi : pencegahan , pemborosan, kerusakan dan

pemeliharaan peralatan.

1.5.2.4. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

Fungsi kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai untuk berkerja keras, memiliki semangat kerja yang tinggi dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dengan organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok yang bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian tujuan organisasi.

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagai besar ditentukan oleh pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dengan cara melakukan suatu pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu instansi pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting. Dimana pada hal ini pemimpin tersebut adalah seorang Camat, yang bertugas membawahi para pegawainya yang berada pada kecamatan Medan Selayang.

Kinerja seorang pegawai adalah sebagai hasil pekerjaan atau kegiatan seorang pegawai secara kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Kinerja pegawai yang baik akan terwujud apabila kepemimpinan dalam organisasi tersebut dapat mempunyai cerminan yang baik pula. Karena kepemimpinan ini sangat mempengaruhi prilaku dan efektifitas kerja bawahannya.


(33)

Ini disebabkan karena pemimpinlah yang memberikan pengarahan, pengaruh dan motivasi bawahannya agar mampu menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang baik dan pelayanan prima sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik.

Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapainya pula tujuan individu para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk peningkatan efektivitas kerjanya masing-masing. Seseorang pegawai akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa berbagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai.

Dalam hal ini dapat dilihat peran dan tugas seorang camat pada pemerintahan Kecamatan Medan Selayang adalah berusaha untuk mempengaruhi para pegawainya dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk terus berkerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawainya tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Camat dalam memimpin. Atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai mau dan rela mengikuti semua keinginan Camat tersebut demi mencapai tujuan organisasi.

1.6. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang menghubungkan dua variable atau lebih (Sugiono:70). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka teori yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Alternatif (Ha) :

Ada hubungan positif antara kepemimpinan camat dengan kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.

2. Hipotesis Nol (Ho) :

Tidak ada hubungan antara kepemimpinan camat dengan kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.


(34)

1.7. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk mengambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat ilmu sosial. Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Kepemimpinan Camat

Kepemimpinan Camat adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati sesuai karakteristik wilayah kebutuhan daerah dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2. Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

1.8. Definisi Operasional

Definisi oprasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisa kedalam variabel-variabel tersebut, singarimbun (1995:46).

1. Variabel (X)

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, dengan indikator-indikatornya adalah :

a. Pengarahan

Pemimpin memberikan pengarahan yang jelas dan dapat dimengerti oleh pegawai dalam melakukan pekerjaan.

b. Komunikasi

Komunikasi sebagai cara yang dilakukan dalam proses pekerjaan sehingga pegawai mau bekerjasama.


(35)

c. Pengambilan keputusan

memberikan wewenang dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan kepada pegawainya dalam menyelesaikan pekerjaan

d. Motivasi

memberikan bimbingan, dorongan dan pengawasan kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan

2. Variable Terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja pegawai, dengan indikatornya adalah :

a. Kuantitas kerja

Dilihat dari penyelesaian semua tugas dengan baik dan tanpa banyak kesalahan.

b. Kualitas kerja

Berupa kerapian, ketelitian dan mematuhi semua peraturan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaanya.

c. Pemanfaatan waktu

Dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d. Kerja sama

Kemampuan pegawai dalam membina hubungan dengan pegawai lain dan pimpinan.


(36)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripsi kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara dependent variabel (variabel bebas) dengan independent variabel (variabel terikat).

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Camat Medan Selayang, Jalan Bunga Cempaka No 54 A Pasar 3 Padang Bulan Medan.

2.3. Populasi dan Sampel 2.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari ksemudian ditarik suatu kesimpulan, (Sugiyono 2005:90). Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terdapat pada Kantor Camat Medan Selayang dengan populasi sebanyak 40 orang.

2.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Sugiono 2005:90) apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka diambil diantara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada pada kantor Camat Medan Selayang yang berjumlah 40 orang.


(37)

2.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan kuesioner penelitian yang mencakup daftar pertanyaan yang disusun berdasarkan kriteria jawaban secara tertutup dan Studi Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data sekunder yang memiliki relevasi terhadap penelitian ini.

Melalui penyebaran angket yang berisi pertanyaan (berupa pernyataan) yang diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Teknik pengukuran skor yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Likert’s Summated Ratings. Penentuan ini dihitung berdasarkan alternatif jawaban, dimana akan diberi skor sebagai berikut :

1. Untuk jawaban pernyataan kuesioner “Selalu” diberi skor 5. 2. Untuk jawaban pernyataan kuesioner “Sering” diberi skor 4.

3. Untuk jawaban pernyataan kuesioner “Kadang-kadang” diberi skor 3. 4. Untuk jawaban pernyataan kuesioner “Hampir tidak pernah” diberi skor 2. 5. Untuk jawaban pernyataan kuesioner “Tidak pernah” diberi skor 1.

2.5. Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data, informasi dan keterangan-keterangan yang dapat mendukung dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian yang langsung terjun ke lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui :

a. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket kepada objek penelitian.

b. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengamati, mencatat gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yang terdiri dari :

a. Penelitian kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku dan berbagai bahan yang berhubungan dengan obyek penelitian.


(38)

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2.6. Teknik Analisa Data

Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan penelitian ini, maka digunakan prosedur analisis data primer sebagai berikut :

a. Ordinary Least Square

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan Metode Ordinary Least Square (OLS). Hal ini digunakan untuk melihat pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen dalam penelitian ini. Dan sebagai alat analisis untuk mengolah data adalah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 18.

b. Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui adanya hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih maka digunakan analisis korelasi. Korelasi yang digunakan adalah model korelasi Product Moment. Korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel X (Kepemimpinan Camat) terhadap variabel Y (Kinerja Pegawai). Perhitungan nilai kooefisien korelasi tersebut akan dihasilkan melalui pengolahan data dengan instrument statistic (software) yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yakni SPSS for windows versi 18.

2.7. Model Analisis

Untuk menganalisis data yang dihasilkan dalam penelitian ini digunakan model analisis sebagai berikut :

Y = β0 + β1 X1 +

ε

Keterangan :

Y = Kinerja Pegawai (likert) X1 = Kepemimpinan Camat (likert)


(39)

β0 = Intercept / konstanta β1 = Koefisien estimasi model

ε

= Error

Dengan demikian hasil penghitungan koefisien determinasi pada model analisis di atas dapat dikategorikan sesuai klasifikasi pengaruh, dengan interval kelas :

Interval =

Jumlah Kelas

Skor Tertinggi – Skor Terendah

Interval = =

5 – 1

0,8 5

1 – 1,8 : Pengaruh Rendah 1,9 – 2,7 : Pengaruh Sedang 2,8 – 3,6 : Pengaruh Cukup 3,7 – 4,5 : Pengaruh Kuat


(40)

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

3.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang

Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada dibagian Barat Daya Wilayah Kota Medan yang memiliki luas dengan perkiraan sekitar 23,89 km2 atau 4,389% dari seluruh luas wilayah Kota Medan. Kecamatan ini berada pada ketinggian 26-50 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan.

Sebelum menjadi kecamatan defenitif (kecamatan yang berdiri sendiri), maka terlebih dahulu diproses melalui Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991 tentang Penetapan dan perubahan 10 perwakilan Kecamatan yang merupakan pemekaran wilayah Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan dangan nama “Perwakilan Kecamatan Medan Selayang” dengan 5 (lima) kelurahan. Ketika itu, kantor masih menyewa bangunan rumah berukuran 6x12 m2 di Jalan Bunga Cempaka Kelurahan Padang Bulan Selayang II.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 1991 tentang pembentukan beberapa kecamatan di Sumatera Utara termasuk 8 (delapan) Kecamatan Pemekaran di Kota Medan maka secara resmi Perwakilan Kecamatan Medan Selayang menjadi kecamatan medan selayang. Kantornya pun telah menempati bangunan permanen dengan luas tanah lebih kurang 2000 m2 dan luas bangunan 396 m2 dan di bangun atas adanya bantuan masyarakat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara : 146.1/1101/k/1994 tentang Pembentukan 7 (tujuh) Kelurahan Persiapan di Kota Medan maka Kecamatan Medan Selayang berkembang dari 5 (lima) kelurahan menjadi 6


(41)

(enam) kelurahan yaitu: Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kelurahan Tanjung Sari. Kelurahan Swasembada dan yang terakhir adalah Kelurahan Sempakata.

3.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang

Secara geografis, kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang berada di Wilayah Barat Daya kota Medan yang secara spasial merupakan dataran kemiringan antara 0-5% (profil kecamatan medan selayang). Wilayah-wilayah yang berdekatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang adalah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal

- Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor - Sebelah Timur : Kecamatan Polonia

- Sebelah Barat : Kecamatan Medan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang adalah lebih kurang 2.379 Ha. Disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 (enam) kelurahan dan 63 lingkungan dengan satatus Kelurahan Swasembada. Kelurahan yang terluas di kecamatan ini adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan luas 700 Ha dan memiliki 17 lingkungan. Adapun kelurahan yang lain adalah Kelurahan Tanjung Sari 510 Ha dan memiliki 14 lingkungan, Sempakata dengan luas 510 Ha dan memiliki 6 (enam) lingkungan, Asam Kumbang dengan luas 400 Ha dan memiliki 10 lingkungan, Padang Bulan Selayang I dengan luas 180 Ha dan memiliki 10 lingkungan, kemudian yang terakhir adalah Kelurahan Beringin sebagai Kelurahan terkecil dengan luas yang hanya 79 Ha dan memiliki 6 linkungan.

3.3. Penduduk

Kecamatan Medan Selayang dihuni oleh 84.913 jiwa. Diantara keenam kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, kelurahan yang terbanyak


(42)

penduduknya yaitu Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah 29.319 jiwa dan kelurahan yang paling sedikit yaitu Kelurahan Beringin dengan jumlah 7.662 jiwa.

3.4. Visi dan Misi Kecamatan Medan Selayang

A. Visi

Visi Kecamatan Medan Selayang dirumuskan untuk mendukung Visi dan Misi Kota Medan Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu. Peran Kecamatan Medan Selayang dibidang pelayanan masyrakat akan sangat membutuhkan sarana untuk pemenuhan kebutuhan akan pelayanan bagi masyarakat luas.

Berdasarkan gagasan tersebut dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Medan Tahun 2011-2015, Visi Kecamatan Medan Selayang untuk tahun 2015 adalah untuk menjadikan Kecamatan Medan Selayang yang secara subtantif dideskrpsikan sebagai berikut :

Modern, mengandung makna :

- Adanya perubahan menjadi lebih baik, baik secara bangunan fisik maupun non fisik

- Masyarakatnya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini

Madani, mengandung makna :

- Kesetaraan, mengutamakan partisipasi dan demokrasi

Relegius, mengandung makna : - Beriman dan bertaqwa - Beretika dan bermoral

- Adanya jaminan perlindungan beragama dan melaksanakan ibadah sesuai dangan agama dan keyakinan masing-masing.


(43)

Adapun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Medan Tahun 2011-2015 adalah melaksanakan percepatan dan perluasan pembangunan kota terutama pada 6 (enam) aspek dasar, yaitu :

1. Pelayanan pendidikan baik akses, kualitas maupun manajemen pendidikan yang semakin baik, sehingga dapat menciptakan lulusan yang unggul. 2. Perbaikan infrastruktur, utamanya perbaikan jalan kota, jalan lingkungan,

taman kota dan drainase serta penataan pasar tradisional secara simultan. 3. Pelayanan kesehatan, baik akses, mutu maupun manajemen kesehatan

yang semakin baik.

4. Peningkatan pelayanan administrasi publik terutama pelayanan KTP/KK/Akte kelahiran dan perizinan usaha.

5. Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk meningkatkan kapasitas dan prestasi kerjanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

6. Menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan.

B. Misi Kecamatan Medan Selayang

Dalam mencapai visi organisasi, Kecamatan Medan selayang merumuskan misi organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu. Untuk mewujudkan hal tersebut Kecamatan medan Selayang mempunyai misi sebagai berikut :

• Memberdayakan kelurahan dengan memberdayakan masyarakat

• Meningkatkan Sumber Daya Manusia

• Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat

• Meningkatkan kebersihan

• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

• Meningkatkan kemitbmas yang kondusif

• Meningkatkan penghijauan


(44)

3.5. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Kecamatan Medan Selayang terdiri dari 1 (satu) Eselon III/a, 1 (eselon) III/b, Eselon IV/a 9 (sembilan) orang, Eselon IV/b 22 (dua puluh dua) orang, Non eselon 26 (dua puluh enam) orang.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, dan tata kerja di Lingkungan Kecamatan Medan Selayang dapat dilihat dalam Susunan Organisasi Kecamatan Medan Selayang terdiri dari :

1. Camat Medan Selayang 2. Sekretaris, membawahi :

a. Kasi Pemerintahan b. Kasi PMK

c. Kasi Kecamatan dan Ketertiban d. Kasi Kesejahteraan sosial


(45)

Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Camat Medan Selayang

3.6. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Camat

Mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh walikota untuk mengenai sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintah, untuk melaksanakan tugas pokok camat menyelenggarakan fungsi :

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaran ketentraman dan ketertiban umum.


(46)

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan dan perundang-undangan.

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.

f. Membina penyelenggaraan kegiatan pemerintahan kelurahan.

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretaris dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.

1. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.

2. Fungsi Sekretariat antara lain :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan. b. Pengkoodinasian penyusunan perencanaan program kecamatan

c. Pelaksanaan dan penyelenggaran pelayanan administrasi kesekretariatan kecamatan meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan kecamatan.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas kecamatan. f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(47)

3. Sub. Bagian Umum

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum dengan menyelenggarakan sebagai berikut.

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum. b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum. c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah

dinas, penetapan kearsiapan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan kecamatan.

d. Pengelolaan adminstrasi kepegawaian.

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.

4. Sub Bagian Keuangan

Di Pimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan. b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan. c. Pelaksanaan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan,

pemprosesan, pengusulan dan verifikaasi.

d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

e. Penyusunan laporan keuangan Kecamatan.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.


(48)

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Sub Bagian Penyusunan Program

Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris, memepunyai tugas Pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program.

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Kecamatan.

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Kecamatan. d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendaliaan.

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 6. Seksi Tata Pemerintahan

Di pimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup Tata Pemerintahan, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan. b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata pemerintahan.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan tertib admnistrasi pemerintahan kelurahan.

d. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi Negara dan kesatuan kecamatan

e. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial polotik, ideologi Negara dan kesatuan bangsa.

f. Penyiapan bahan pembinaan dibidang ke agrariaan.

g. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi kependudukan.


(49)

i. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata pemerintahan.

j. Pemantauan pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

k. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup pemberdayaan masyarakat, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan seksi Pemberdayaan Masyarakat.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pemberdayaan Masyarakat. c. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan pemberdayaan

masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Perekonomian, koperasi, usaha, Mikro Kecil dan Menengah. d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan

masyarakat.

e. Penyiapan bahan koodinasi dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat.

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

8. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup ketentraman dan ketertiban umum, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :


(50)

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi ketentraman dan ketertiban umum.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban umum.

c. Penyiapan bahan pembinaan Ketentraman dan ketertiban umum.

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup ketentraman dan ketertiban umum.

e. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan penyelenngaraan ketentraman dan ketertiban umum, pengamanan, dan penerbitan terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah Kecamatan.

f. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan polisi Pamong Praja, Pertahanan Sipil dan Perlindungan Masyarakat.

g. Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan dan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya.

h. Pelaksanaan proses pelayanan masyrakat lingkup ketentraman dan ketertiban umum.

i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai tugas dan

fungsinya.

9. Seksi Kesejahteraan Sosial

Dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup Kesejahteraan Sosial, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Kesejahteraan Sosial. b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Kesejahteraan Sosial. c. Penyiapan bahan pembinaan Kesejahteraan Sosial.

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup Kesejahteraan Sosial.


(51)

e. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pembinaan kehidupan keagamaan, pendidikan, kepemudaan, kebudayaan, olahraga, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan sosial lainnya.

f. Membantu pelaksanaan tugas-tugas penanggulangan bencana alam dan bencana lainnya.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(52)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Penyajian data berikut ini merupakan hasil Penyebaran kuesioner kepada para pegawai di Kantor Camat Medan Selayang. Sesuai dengan jumlah populasi, maka penulis menyebarkan kuesioner kepada sebanyak 40 (empat puluh) orang pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.

4.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Pada sub bab ini dideskripsikan Karakteristik Responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan masa kerja.

Tabel 4. 1. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jawaban Frekuensi Persentase

Pria 27 67.5

Wanita 13 32.5

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner 20013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 40 orang responden, dimana jumlah terbanyak adalah yang berjenis kelamin pria sebanyak 27 orang (67, 5%), sedangkan responden wanita sebanyak 13 orang ( 32, 5%).

Tabel 4. 2. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia Jumlah Frekuensi Persentase

22-29 Tahun 4 10.0

30-37 Tahun 8 20.0


(53)

> 46 Tahun 11 27.5

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner 20013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa persentase jumlah pegawai bila dikelompokkan berdasarkan kategori usia, didominasi oleh yang berusia 38-45 tahun yang berjumlah 17 orang (42,5%), kemudian 46 tahun ke atas yang berjumlah 11 orang (27,5%), responden yang berusia 30-37 tahun berjumlah 8 orang (20 %), dan responden yang berusia 22-29 tahun sebanyak 4 orang (10 %). Dari data tersebut dapat di ketahui bahwa kebanyakan berusia 38-45 tahun.

Tabel 4. 3. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Jumlah Frekuensi Persen

SLTP/SMP 1 2.5

SLTA/SMA 22 55.0

DI/DII/DIII 4 10.0

DIV/Sarjana 13 32.5

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner 20013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa jumlah responden yang berpendidikan terakhir SLTP/SMP 1 orang (2, 5%), SLTA/SMA berjumlah 22 orang (55 %), DI/DII/DIII berjumlah 4 orang (10 %), DIV/Sarjana berjumlah 13 orang (32, 5%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pegawai yang bekerja di kantor Camat Medan Selayang masih kurang memperhatikan tingkat pendidikan pegawai, karena dominasi pegawai yang bekerja dikantor Camat Medan Selayang tersebut masih banyak yang berpendidikan SMU/SLTA.


(54)

Tabel 4. 4. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Masa Kerja Jumlah Frekuensi Persentase

1-5 Tahun 3 7.5

6-10 Tahun 22 55.0

11-15 Tahun 5 12.5

16-20 Tahun 6 15.0

21-25 Tahun 1 2.5

> 26 Tahun 3 7.5

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner 20013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa distribusi responden dengan masa kerja paling lama yaitu 6-10 tahun dengan jumlah responden sebanyak 22 orang (55 %). Kemudian masa kerja responden 16-20 tahun sebanyak 6 orang (15 %), masa kerja responden 11-15 tahun sebanyak 5 orang (12, 5%), masa kerja 1-5 tahun sebanyak 3 orang (7, 5%), masa kerja lebih dari 26 tahun sebanyak 3 orang (7, 5%).

4.2. Kepemimpinan Camat di Kantor Camat Medan Selayang

Untuk mengukur variabel kepemimpinan, digunakan 11 pertanyaan yang diperoleh dari indikator – indikator yang telah ditentukan. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 alternatif jawaban, dan kepada responden diminta untuk memilih salah satu dari kelima alternataif jawaban tersebut. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada para pegawai yang berisi pertanyaan variable X (Kepemimpinan Camat) maka dapat diketahui jawaban Responden dari tabel – tabel berikut ini :


(55)

Tabel 4. 5.Distribusi Jawaban Responden terhadap keramahan Camat dalam berkomunikasi pada saat rapat

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 2 5.0

Sering 28 70.0

Selalu 10 25.0

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 2 orang (5 %) menjawab kadang-kadang, 28 orang (70 %) menjawab sering, 10 orang (25 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar pegawai menjawab bahwa Camat sering berkomunikasi dengan ramah kepada para pegawai pada saat waktu rapat sehingga tercipta komunikasi yang baik diantara Camat dengan para pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.

Tabel 4. 6. Distribusi Jawaban Responden terhadap keterlibatan Camat dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan pegawai

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 3 7.5

Sering 23 57.5

Selalu 14 35.0

Total 40 100.0


(56)

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 3 orang (7,5 %) menjawab kadang-kadang, 23 orang (57,5 %) menjawab sering, dan 14 orang (35 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Camat sering menciptakan komunikasi yang baik terhadap para pegawai di Kantor Camat Medan Selayang.

Tabel 4. 7. Distribusi Jawaban Responden tentang Pengambilan Keputusan oleh Camat dalam Menyelesaikan Masalah

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 3 7.5

Sering 26 65.0

Selalu 11 27.5

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 3 orang (7,5 %) menjawab kadang-kadang, 26 orang (65 %) menjawab sering, dan 11 orang (27 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Camat sering melibatkan para pegawai dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah di Kantor Camat Medan Selayang.

Tabel 4. 8. Distribusi Jawaban Responden terhadap proses pengambilan keputusan

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 3 7.5

Sering 26 65.0

Selalu 11 27.5

Total 40 100.0


(57)

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 3 orang (7,5 %) menjawab kadang-kadang, 26 orang (65 %) menjawab sering, dan 11 orang (27,5 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam proses pengambilan keputusan Camat sering menerima pendapat dari para pegawai di kantor Camat Medan Selayang.

Tabel 4. 9. Distribusi Jawaban Responden tentang bimbingan dan dorongan Camat kepada para pegawai untuk berprestasi

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 2 5.0

Sering 29 72.5

Selalu 9 22.5

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 2 orang (5 %) menjawab kadang-kadang, 29 orang (72,5 %) menjawab sering, dan 9 orang (22,5 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Camat sering memberikan bimbingan serta dorongan kepada para pegawai di Kantor Camat Medan Selayang agar para pegawai dapat terus untuk berprestasi.

Tabel 4. 10. Distribusi Jawaban Responden terhadap penjelasan tugas oleh Camat kepada Pegawai

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 8 20.0

Sering 21 52.5

Selalu 11 27.5

Total 40 100.0


(58)

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 8 orang (20 %) menjawab kadang-kadang, 21 orang (52,5 %) menjawab sering, dan 11 orang (27,5 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam menyelesaikan tugas Camat sering memberikan penjelasan tentang tugas kepada para pegawai di Kantor Camat Medan Selayang agar para pegawai dalam menjalankan tugasnya berpegang pada peraturan – peraturan yang telah ditetapkan.

Tabel 4. 11. Distribusi Jawaban Responden terhadap Pemberian tanggung jawab oleh Camat kepada pegawai dalam pengambilan keputusan

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 7 17.5

Sering 27 67.5

Selalu 6 15.0

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 7 orang (17,5 %) menjawab kadang-kadang, 27 orang (67,5 %) menjawab sering, dan 6 orang (15 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Camat Medan Selayang sering memberikan tanggung jawab kepada para pegawai dalam hal pengambilan keputusan.

Tabel 4. 12. Distribusi Jawaban Responden terhadap Pemberian arahan dan petunjuk oleh Camat kepada pegawai berkaitan dengan masalah pekerjaan

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 5 12.5


(59)

Selalu 11 27.5

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 5 orang (12,5 %) menjawab kadang-kadang, 24 orang (60 %) menjawab sering, dan 11 orang (27,5 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Camat Medan Selayang sering memberikan petunjuk serta arahan kepada para pegawai ketika saat dihadapkan pada persoalan pekerjaan.

Tabel 4. 13. Distribusi Jawaban Responden terhadap Pemberian masukan dan saran oleh Camat kepada pegawai

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 4 10.0

Sering 25 62.5

Selalu 11 27.5

Total 40 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 4 orang (10 %) menjawab kadang-kadang, 25 orang (62,5 %) menjawab sering, dan 11 orang (27,5 %) menjawab selalu. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Camat Medan Selayang sering memberikan masukan dan saran kepada para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan di Kantor Camat Medan Selayang.

Tabel 4. 14. Distribusi Jawaban Responden terhadap Pemberian pujian dan hadiah dari Camat atas pekerjaan yang dilaksanakan pegawai

Jawaban Frekuensi Persentase

Kadang-kadang 2 5.0


(1)

6.

Apakah Bapak/Ibu selalu mampu membina kerjasama yang baik dengan

Camat dan para pegawai yang lain :

a.

Selalu

d. Hampir tidak

pernah

b.Sering

e. Tidak pernah

c.

Kadang-kadang

7.

Apakah Bapak/Ibu selalu teliti dalam memeriksa kembali pekerjaan yang

telah diselesaikan sebelum pekerjaan tersebut diperiksa Camat :

a.

Selalu

d. Hampir tidak

pernah

b.Sering

e. Tidak pernah

c.

Kadang-kadang

8.

Apakah Bapak/Ibu selalu sanggup menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya :

a.

Selalu

d. Hampir tidak

pernah

b.Sering

e. Tidak pernah

c.

Kadang-kadang

9.

Apakah setiap pegawai selalu dituntut untuk menyelesaikan tugas

sehari-hari dengan cepat dan baik :

a.

Selalu

d. Hampir tidak


(2)

b.Sering

e. Tidak pernah

c.

Kadang-kadang

10.

Apakah Bapak/ibu dalam menjalankan tugas dapat langsung mengerti

dan dapat menyelesaikannya :

a.

Selalu

d. Hampir tidak

pernah

b.Sering

e. Tidak pernah

c.

Kadang-kadang

11.

Apakah sering diadakan acara kebersamaan dalam membina kerjasama

yang baik antar Camat dan pegawai :

a.

Selalu

d. Hampir tidak

pernah

b.Sering

e. Tidak pernah


(3)

VARIABEL X "KEPEMIMPINAN CAMAT"

No. KUESIONER SKOR

1. 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 41

2. 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4 3 42

3. 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 38

4. 3 3 5 4 3 3 3 5 4 4 4 38

5. 4 3 5 5 3 4 4 3 3 5 4 39

6. 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 40

7. 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 39

8. 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41

9. 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 44

10. 4 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 44

11. 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 42

12. 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42

13. 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 43

14. 3 3 5 3 4 5 3 4 4 4 5 40

15. 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 43

16. 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 43

17. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38

18. 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41

19. 4 5 4 3 4 5 4 3 4 4 4 40

20. 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 44

21. 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43

22. 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42

23. 5 5 5 5 4 3 4 4 4 3 4 41

24. 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 43

25. 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 40

26. 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 3 40

27. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

28. 4 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 40

29. 5 5 4 4 5 4 5 4 3 3 4 41

30. 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 43

31. 4 4 5 4 4 4 5 3 5 4 4 42

32. 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 42

33. 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 44


(4)

35. 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 41

36. 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 44

No. KUESIONER SKOR

37. 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 43

38. 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42

39. 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 43


(5)

VARIABEL Y "KINERJA PEGAWAI"

No. KUESIONER SKOR

1. 4 3 5 5 3 4 4 5 4 5 4 46

2. 4 4 4 5 3 5 4 3 4 5 5 46

3. 4 5 4 4 3 4 5 3 5 4 4 45

4. 5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 43

5. 4 4 4 3 3 3 4 5 5 4 5 44

6. 4 3 4 5 3 4 4 5 5 3 5 45

7. 5 3 4 5 4 5 3 3 3 5 4 44

8. 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 47

9. 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 50

10. 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 48

11. 5 4 5 4 4 3 4 4 4 5 5 47

12. 5 4 4 5 3 3 5 5 5 3 5 47

13. 4 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 47

14. 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 5 45

15. 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 47

16. 4 4 3 5 5 3 5 5 4 3 5 46

17. 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 43

18. 3 5 2 5 5 3 5 3 5 5 5 46

19. 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 5 45

20. 4 5 4 5 3 5 5 5 4 5 4 49

21. 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 49

22. 4 5 3 5 3 5 4 4 4 5 5 47

23. 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 3 46

24. 5 4 4 5 3 5 5 4 4 4 3 46

25. 3 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 43

26. 5 5 2 4 3 5 5 4 3 5 5 46

27. 3 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 44

28. 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 46

29. 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4 47

30. 2 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 48

31. 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 49

32. 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 3 48

33. 5 5 3 3 4 4 5 3 5 4 5 46


(6)

35. 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 49

36. 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 49

No. KUESIONER SKOR

37. 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 47

38. 5 4 4 4 5 4 5 3 5 4 5 48

39. 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 4 48