Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok Pasif Terhadap Keparahan Penyakit Periodontal di Kampung Anggrung, Kecamatan Medan Polonia

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Periodontal
Jaringan periodontal adalah suatu jaringan yang mengelilingi dan mendukung
gigi. Struktur jaringan periodontal terdiri dari gingiva, ligamen periodontal, tulang
alveolar dan sementum. Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang menutupi
tulang alveolar dan berfungsi melindungi jaringan di bawahnya. Gingiva normal
memiliki warna merah muda, konsistensi yang kenyal dan tekstur stippling atau
seperti kulit jeruk. Ligamen periodontal adalah jaringan ikat yang mengelilingi gigi
dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal berfungsi melindungi pembuluh
darah dan saraf, perlekatan gigi terhadap tulang dan perlindungan terhadap
pengurangan tekanan oklusal. Tulang alveolar adalah jaringan keras yang tersusun
dari lapisan-lapisan tulang yang berfungsi sebagai penyangga gigi. Sementum adalah
bagian yang menyelimuti akar gigi, bersifat keras, tidak memiliki pembuluh darah
dan berfungsi sebagai perlekatan ligamen periodontal.10
Penyakit periodontal adalah penyakit yang menyebabkan kehilangan struktur
kolagennya pada daerah yang menyangga gigi, sebagai respon dari akumulasi bakteri
di jaringan periodontal. Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang
menyerang gingiva dan jaringan pendukung gigi lainnya, jika tidak dilakukan
perawatan yang tepat dapat mengakibatkan kehilangan gigi.2

Gingivitis dan periodontitis merupakan penyakit periodontal yang sering
ditemui. Gambaran klinis dari gingivitis atau inflamasi gingiva yaitu gingiva
berwarna merah sampai kebiruan dengan pembesaran kontur gingiva karena edema

Universitas Sumatera Utara

dan mudah berdarah jika diberikan stimulasi seperti saat makan dan menyikat gigi.
Periodontitis adalah suatu infeksi campuran dari mikroorganisme yang menyebabkan
infeksi dan peradangan jaringan pendukung gigi, biasanya menyebabkan kehilangan
tulang dan ligamen periodontal. Plak dan akumulasi kalkulus serta bakteri merupakan
penyebab utama terjadinya penyakit periodontal.10
2.1.1 Patogenesis Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan penyebab terbesar dari kehilangan gigi pada
orang dewasa. Penyakit periodontal ini dapat terjadi karena adanya akumulasi plak.
Mikroorganisme yang berkoloni di dalam plak ini akan mengeluarkan produkproduknya, seperti lipopolisakarida (LPS) yang dapat merusak jaringan periodontal.
Kerusakan jaringan periodontal dapat disebabkan secara langsung oleh bakteri
melalui enzim proteolitiknya (LPS) maupun secara tidak langsung sebagai respon
host terhadap keberadaan bakteri yang dianggap sebagai benda asing. Respon host
yang berinteraksi dengan mikroba pada periodontitis dilakukan dengan mengeluarkan
berbagai macam sel radang, salah satunya adalah limfosit. Sel limfosit merupakan sel

radang kronis yang bersifat spesifik sebagai respon imun host terhadap adanya suatu
jejas saat terjadi peradangan yang bersifat kronis.11

2.1.2 Faktor Predisposisi Penyakit Periodontal
Faktor predisposisi yang menunjang penyakit periodontal selain plak adalah
sering meminum alkohol, stres, diet, kekurangan vitamin, zat racun seperti
merkuri,oral hygiene buruk, mengunyah tembakau, dan merokok.12 Kebiasaan
merokok menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi saliva akibat panas yang
dihasilkan oleh asap rokok. Perubahan vaskularisasi akibat merokok menyebabkan
dilatasi pembuluh darah kapiler dan infiltrasi agen-agen inflamasi sehingga dapat
terjadi pembengkakan gingiva. Kondisi ini diikuti dengan bertambahnya jumlah
limfosit dan makrofag. Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengendap pada gigi
dan menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, sehingga mudah dilekati plak dan
bakteri. Plak dan bakteri di bawah margin gingiva mengakibatkan terjadinya
gingivitis yang dapat berlanjut menjadi periodontitis. Kondisi periodontitis yang

Universitas Sumatera Utara

parah ditandai dengan hilangnya perlekatan gingiva dengan gigi sehingga terjadi
resesi gingiva serta kehilangan tulang alveolar dan gigi yang diakibatkan akumulasi

sel-sel inflamasi kronis.10 Penelitian sebelum ini

dapat menyimpulkan bahwa

merokok merupakan faktor risiko yang kuat untuk penyakit periodontal.13

2.2 Perokok aktif
Perokok aktif adalah orang yang merokok secara aktif. Perilaku merokok
merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang
melakukannya. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus
dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Laventhal dan Clearly ada empat tahap dalam perilaku merokok. Keempat tahap
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap

Preparatory.

Seseorang

memperoleh


gambaran

yang

menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau
dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbukan minat untuk merokok.
2. Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang
akan meneruskan atau tidak meneruskan terhadap perilaku merokok.
3. Tahap becoming a smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok
sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi
perokok.
4. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah
satu bagian dari cara pengaturan diri (selfregulating). Merokok dilakukan
untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.14
Merokok merupakan faktor risiko yang kuat terhadap terjadinya penyakit
periodontal. Individu yang merokok enam atau lebih batang sehari memiliki
kemungkinan mengalami periodontitis dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Merokok berhubungan dengan penyakit periodontal terkait pada dosis. Jika jumlah
rokok yang dihisap meningkat setiap hari, maka risiko periodontitis makin tinggi.15

Kandungan rokok membuat seseorang tidak mudah berhenti merokok karena dua

Universitas Sumatera Utara

alasan, yaitu faktor ketergantungan atau adiksi pada nikotin dan faktor psikologis
yang merasakan adanya kehilangan suatu kegiatan tertentu jika berhenti merokok.14

2.2.1 Kandungan Rokok
Rokok menghasilkan suatu pembakaran yang tidak sempurna yang dapat
diendapkan dalam tubuh ketika dihisap. Satu batang rokok yang dibakar, akan
mengeluarkan 4000 bahan kimia Secara umum komponen rokok dapat dibagi
menjadi dua golongan besar, yaitu komponen gas (92%) dan komponen padat atau
partikel (8%). Sepuluh komponen gas asap rokok terdiri dari karbonmonoksida,
karbondioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa
hidrokarbon. Partikel rokok terdiri dari tar, nikotin, benzantraccne, benzopiren, fenol,
cadmium, indol, karbarzol dan kresol.3 Racun utama pada rokok adalah tar yang
bersifat karsinogenik dimana hal tersebut dapat menyebabkan kanker. Nikotin
adalah suatu bahan adiktif yang dapat menimbulkan orang menjadi ketagihan dan
ketergantungan serta toleransi dan karbon monoksida akan mengalami gejala-gejala
ketagihan apabila berhenti merokok.16


2.2.1.1 Tar
Tar adalah sebuah zat yang dihasilkan dalam pembakaran tembakau rokok
ketika seseorang merokok. Sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paruparu yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru - paru dan sistem pernafasan,
sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa
kasus menyebabkan kanker paru-paru. Selain efek pada kesehatan umum, tar juga
dalam asap rokok memperbesar resiko penyakit periodontal. Tar dapat diendapkan

Universitas Sumatera Utara

pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan
mempermudah perlekatan plak 16

2.2.1.2 Nikotin
Nikotin adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi
sistem syaraf, mempercepatkan detak jantung yaitu melebihi detak normal, sehingga
menambah risiko terkena penyakit jantung. Nikotin paling sering diteliti, karena
dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan
pembuluh darah tepi serta menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada

pemakainya. Kadar nikotin sebanyak 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap
hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Nikotin juga berperan dalam
terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh
jaringan lunak rongga mulut termasuk gingiva melalui aliran darah dan perlekatan
gingiva pada permukaan gigi dan akar.16

2.2.1.3 Karbon Monoksida
Karbon monoksida (CO2) adalah zat yang dapat meresap dalam aliran darah
dan mengurangi sel-sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh,
sehingga pengaruhnya sangat besar terhadap sistem peredaran darah. Karbon
monoksida menggantikan sebanyak 15% dari pada oksigen yang seharusnya dibawa
oleh sel-sel darah merah.16 Karbon monoksida yang terikat kuat dengan hemoglobin,
akan

mangganggu

pengikatan

oksigen


dengan

hemoglobin,

yang

dapat

mengakibatkan kadar oksigen dalam darah berkurang menyebabkan jaringan
mengalami hipoksia dan iskemia.24

Zat-zat beracun lainnya yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini menimbulkan bau yang kuat dan sangat merangsang. Racun

Universitas Sumatera Utara

yang ada pada ammonia sangat kuat sehingga masuk sedikit ke dalam
peredaran darah juga akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

b. Hidrogen Sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah
terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak
saluran pernapasan.
c. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya
sedikit

saja

sianida

dimasukkan

langsung

ke

dalam

tubuh


dapat

mengakibatkan kematian.
d. Nitrous Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap
dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit.
e. Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat
organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dan membahayakan karena serta menghalangi aktivitas enzim.
f. Asetol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang
bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.
g. Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar
dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang
berisi pigmen).
h. Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hidrogen dan
karbon dimana merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa
organik yang beracun. 16
Rokok mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Dampak rokok
bukan hanya membahayakan perokok saja, namun yang bukan perokok juga ikut
merasakan. Orang yang tidak merokok tapi ikut menghisap asap rokok disebut

perokok pasif.17

2.3 Perokok Pasif
Akibat yang ditimbulkan oleh merokok tidak hanya terjadi masalah pada
perokok aktif tetapi juga pada perokok pasif.18 Perokok pasif merupakan seorang

Universitas Sumatera Utara

penghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok atau orang yang terpapar asap
rokok dari asap yang dikeluarkan perokok aktif. Kelompok perokok pasif terdiri dari
isteri atau suami dan anak-anak serta para perokok, rekan sekantor dan sesama
penumpang kenderaan umum. Perokok pasif di rumah atau tempat kerja baru ini telah
terlibat dalam pengembangan beberapa penyakit sistemik, orang yang terkena asap
rokok akan mengalami efek kardiovaskular dan rentan terhadap penyakit jantung
koroner dan kanker paru-paru.19 Penelitian yang dilakukan oleh Anna melaporkan
bahwa terdapat hubungan antara merokok pasif dan penyakit periodontal.20 Baru-baru
ini, Masoumeh melaporkan bahwa odds yang disesuaikan penyakit periodontal 1,6
kali lebih besar bagi individu yang terpapar asap rokok pasif daripada mereka yang
tidak terpapar. Laporan ini menunjukkan adanya efek berbahaya sehubungan dengan
merokok pasif terhadap penyakit periodontal.19
Asap rokok yang berada di sekitar perokok mengandung bahan toksik sama
seperti aliran utama yang dihisap oleh perokok. Perokok aktif dan pasif dapat
mempengaruhi penyakit periodontal melalui mekanisme yang sama, namun dengan
tingkat pengaruhnya yang berbeda. Perokok pasif yang terpapar asap rokok menyerap
hampir sepertiga dari jumlah nikotin per batang dibandingkan diserap oleh perokok.20
Absorbsi asap rokok oleh para perokok pasif dipengaruhi oleh jumlah produksi asap,
jarak antara perokok dan lamanya paparan asap rokok. Seorang perokok pasif dapat
terpapar pada asap rokok antara jarak 18 inci dari orang yang merokok. Seseorang
dapat dipengaruhi oleh asap rokok apabila seorang perokok menghisap dua batang
rokok dalam satu jam.21 Asap rokok juga disebut asap tembakau lingkungan (ETS).22
Ada tiga jenis asap tembakau :
a. Asap mainstream : asap langsung dihisap oleh perokok melalui rokok yang
terbakar.
b. Asap main : asap dihembuskan oleh perokok.
c. Asap sidestream : asap yang dikeluarkan dari ujung pembakaran rokok.23
Perokok pasif menghirup kombinasi dari asap main dan asap sidestream. Asap
sidestream mengandung berbagai bahan kimia yang mirip dengan asap mainstream.

Universitas Sumatera Utara

Namun, jumlah bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam asap sidestream berbeda
dengan asap mainstream. Dalam beberapa kasus, tingkat perokok pasif sepuluh kali
lebih tinggi daripada asap yang dihirup oleh perokok aktif. Misalnya, dibandingkan
dengan asap mainstream, asap sidestream mengandung sejumlah besar amonia,
akrolein, karbon monoksida, nikotin dan menyebabkan kanker akibat bahan kimia di
dalam per batang rokok.24

2.3.1 Asap Rokok
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun yang dapat
menimbulkan kanker. Bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya
mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok (perokok aktif),namun
juga pada orang-orang disekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif).23 Analisa
badan organisasi kesehatan dunia menunjukkan bahwa efek buruk asap rokok lebih
besar bagi perokok pasif dibandingkan perokok aktif. Ketika perokok membakar
sebatang rokok, asap yang dikeluarkan dari ujung rokok dinamakan asap sidestream
dimana terbukti mengandung lebih banyak hasil pembakaran tembakau dibandingkan
pada asap main.23
Asap sidestream mengandung karbon monoksida 5 kali lipat, tar dan nikotin 3
kali lipat, amonia 46 kali lipat, nikel 3 kali lipat, dan nitrosamina (zat penyebab
kanker) yang kadarnya mencapai 50 kali lipat pada asap sidestream dibanding dengan
kadar pada asap main. Demikian juga kandungan racun lainnya dengan kadar yang
lebih tinggi terdapat pada asap sidestream.23 Antara lain kandungan racun seperti
karbon monoksida,substansi toksik antara lain radikal-radikal oksidatif, bahan
karsinogen seperti nitrosamine, dan substansi psikoaktif seperi nikotin dimana
ditemukan sangat sitotoksik terhadap hampir seluruh sel jaringan. Tar, nikotin, dan
karbon monoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya dalam
asap rokok2. Kandungan-kandungan berbahaya dalam sebatang rokok dapat dilihat
pada Gambar 1.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1: Kandungan zat-zat berbahaya dalam asap rokok 23
2.4 Mekanisme Terjadi Penyakit Periodontal Akibat Asap Rokok
Menurut penelitan Masayuki mengatakan bahwa perokok aktif dan pasif dapat
menyebabkan penyakit periodontal melalui mekanisme yang sama, tetapi dengan
jumlah asap yang berbeda. Pada perokok pasif, orang yang terpapar dengan asap
rokok akan menghisap asap melalui hidung dan pada saat itu mulut perokok pasif
akan bertutup, waktu itu asap akan bercampur dengan udara di dalam mulut. Hal ini
menyebabkan perubahan vaskularisasi akibat asap merokok menyebabkan dilatasi
pembuluh darah kapiler dan infiltrasi agen-agen inflamasi sehingga dapat terjadi
pembesaran pada gingiva. Kondisi diikuti dengan bertambahnya jumlah limfosit dan
makrofag. Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengendap pada gigi dan
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar,sehingga mudah dilekati plak dan
bakteri. Invasi kronis bakteri plak di bawah margin gingival mengakibatkan
terjadinya gingivitis yang dapat berlanjut menjadi periodontitis.
Dari 4,000 macam bahan toksik yang berada dalam asap rokok, bahan toksik
terutama nikotin. Nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh kapiler, efek asap
terpapar dari rokok pada mikroflora subgingiva, dan juga perubahan fungsi
neutrofil.25
a. Perubahan vaskularisasi
Perubahan vaskularisasi pada perokok aktif maupun pasif, disebabkan
terjadinya iritasi kronis dan perubahan panas pada mukosa dan gingiva. Nikotin
dalam asap rokok yang terabsorbsi melalui mukosa mulut dapat mengikuti aliran

Universitas Sumatera Utara

darah sehingga menyebabkan terganggunya mikrosirkulasi periodonsium. Nikotin
yang ada didalam darah dapat merangsang ganglia simpatik untuk memproduksi
neurotransmiter dan katekolamin sehingga dapat mempengaruhi α-reseptor pada
pembuluh darah dan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah pada
periodonsium. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya pasokan darah ke gingiva
sehingga mempengaruhi revaskularisasi dan aktifitas sel-sel pada periodonsium.25
b.

Efek asap terpapar dari rokok pada mikroflora subgingiva

Nikotin di dalam asap rokok menyebabkan perubahan kondisi lingkungan
subgingiva dengan pengurangan oxidase-potensial dan ini dapat menyebabkan
peningkatan bakteri plak anaerob. Penelitian telah menunjukkan peningkatan bakteri
patogen subgingiva apabila terpapar pada asap rokok yaitu Porphyromonas gingivalis
dan Actinobacilus actinomycetemcomitan. Bakteri pathogen subgingiva ada
hubungan dengan pembentukan kalkulus, maka perokok aktif dan pasif menunjukkan
pembentukan kalkulus lebih dibandingkan dengan tidak merokok.25
c. Perubahan fungsi netrofil
Sel netrofil adalah pertahanan utama apabila terjadi respon infeksi yang
disebabkan bakteri. Kandungan nikotin pada rokok dapat menurunkan fungsi netrofil
dalam proses kemotaksis serta fagositosis sel dalam melawan respon inflamasi.
Nikotin dalam asap rokok dapat menghalangi produksi superoxide dan hidrogen
peroksida dalam menguatkan sel netrofil terhadap respon inflamasi yang disebabkan
bakteri. Pada rongga mulut perokok aktif dengan penyakit periodontitis terjadinya
penurunan komposisi antibodi saliva serta netrofil.26
d. Perubahan fungsi dan perlekatan jaringan fibroblas
Nikotin dapat melekat pada permukaan akar gigi pada perokok dan terjadinya
perubahan perlekatan fibroblas serta menurunkan produksi dari kolagen tipe1 dan
fibronektin ketika peningkatkan aktivitas dari produktifitas kolagenase. Perubahan
selular juga terjadi terhadap pemecahan orientasi sel, munculnya vakuola dengan
ukuran besar dan menurunnya kemampuan sel jaringan ikat untuk mensintesa
kolagen. Menurunnya perlekatan sel terhadap permukaan akar dapat menyebabkan
berkurangnya level perlekatan ligamen periodontal.24

Universitas Sumatera Utara

Jaringan Sehat

Penyakit periodontal

Gingiva sehat

Plak

Tulang alveolar sehat

poket
Pengurangan tulang
alveolar

Gambar 2: Gambaran terjadi penyakit p eriodontal 2 6

Penelitian yang dilakukan oleh Masayuki menemukan bahwa perokok aktif
serta perokok pasif dapat memberikan efek yang membahayakan terhadap kesehatan
periodontal. Penelitian ini menyatakan bahwa, penyakit periodontal tidak hanya
berpengaruh pada orang yang merokok tetapi mempunyai pengaruh yang sama pada
orang yang disekitar juga. Hal tersebut sangat penting untuk petugas kesehatan dan
petugas kesehatan mulut untuk mengingatkan masyarakat tentang pengaruh negative
dari merokok, tidak hanya bagi kesehatan dirinya tetapi juga bagi kesehatan orang
lain.9

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Teori

Merokok

Penyakit periodontal

Perokok aktif

Kandungan
Nikotin,tar dan karbon dioksida

Faktor predisposisi
Minum alkohol
Stres
Diet
Kekurangan vitamin
Oral hygiene buruk
Mengunyah tembakau
Merokok

Perokok pasif

Mekanisme terjadi Penyakit
periodontal

Universitas Sumatera Utara

Perubahan
vaskularisasi

Efek dari merokok
pada mikroflora
subgingiva

Perubahan fungsi
netrofil

Perubahan fungsi
dan perlekatan
jaringan fibroblas

2.6 Kerangka Konsep

Variabel bebas

Variabel terikat

Kebiasaan merokok

Indeks periodontal

Variabel terkendali
a. Usia
b. Jenis kelamin

Variabel tidak terkendali
a. Sosio ekonomi
b. Tingkat pendidikan
c. Kelainan genetik
d. Hamil
e. Menopause

Universitas Sumatera Utara