Kajian Organologi Alat Musik Gambus Melayu Buatan Bapak Syahrial Felani

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN, BIOGRAFI RINGKAS
SYAHRIAL FELANI SEBAGAI WARGA MASYARAKAT MELAYU
DAN SENIMAN MUSIK MELAYU

Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum tentang lokasi
penelitian dan biografi ringkas tentang beliau, yang menyatakan dirinya sebagai
orang Melayu, yang pada dasarnya secara keturunan (darah) beliau adalah
keturunan Jawa dan Mandailing. Ini juga menjadi salah satu fenomena menarik
tentang identitas etnik di dalam kebudayaan Melayu. Beliau, karena lama berada
dilingkungan masyarakat Melayu mulai dari bahasa, adat istiadat dan apalagi
berbagai kesenian yang Beliau pelajari dari tari-tariannya, membuat instrumen
musik, dan memainkan lat musik tersebut.

2.1 Sejarah Berdirinya Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini, sebelum Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 merupakan dua wilayah
pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang
berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (lebih
kurang 38 km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi). Dalam masa
pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatra Timur

mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar
Negara Sumatera Timur yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda)
dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik
Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se

16
Universitas Sumatera Utara

Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh
Front Nasional. Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di
Indonesia kemudian bergabung dengan Negara Republik Indonesia (NRI),
sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST)
tidak bersedia. Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia
Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST
dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara
Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan
yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang
Dasar 1945.
Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat
dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 (lima) afdeling, salah satu di

antaranya adalah Deli en Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten
Residen beribukota di Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu
Beneden Deli beribukota Medan, Bovan Deli beribukota Pancur Batu, Serdang
beribukota Lubuk Pakam, dan Padang Bedagei beribukota Tebing Tinggi.
Masing-masing afdeling ini dipimpim oleh seorang kontelir.
Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur
tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam)
Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam) kewedanaan, yaitu: Deli Hulu, Deli Hilir,
Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei, Padang (Kota Tebing Tinggi) pada waktu
itu ibukota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara
tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota
Medan, meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang, dan
Bedagei.

17
Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan
menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang
sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-undang

Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun
1956. Untuk merealisasinya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah (DPD). Namun, tahun demi tahun terus
berlalu merubah perjalanan sejarah dan setelah melalui berbagai usaha penelitian
dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah
Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang), akhirnya disepakati penetapan Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang
tanggal 1 Juli 1946.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota
Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan
lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera
Utara tanggal 23 Desember 1986.

2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’
Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari
wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah
2.497,72 km2. Dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut:
(a) Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera,
(b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo,

(c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, dan

18
Universitas Sumatera Utara

(d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Langkat.
Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Deli Serdang, secara administratif terdapat dua puluh dua (22)
Kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang salah satunya adalah Kecamatan
Tanjung Morawa.
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2013, penduduk Kabupaten Deli
Serdang mayoritas bersuku bangsa Jawa (51,77 %), Karo (10,84 %), Toba (10,78
%), Mandailing (6,71%), Melayu (6,22 %), Minangkabau (2,91%) Simalungun
(1,68 %), dan lain lain (1,24 %). Sedangkan Agama yang dianut oleh masyarakat
Deli Serdang beragama Islam paling besar (78,22%), Kristen (19,30 %), Budha
(2,03 %), Hindu (0,17 %), dan lainnya (0,29 %).

2.1.2 Letak Lokasi Penelitian
Kecamatan Tanjung Morawa merupakan tempat tinggal Bapak Syahrial

Felani, secara administratif kecamatan Tanjung Morawa mempunyai luas wilayah
13.175 ha yang terdiri atas 26 Desa. Adapun batas-batas wilayah kecamatan
Tanjung Morawa adalah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Batang
Kuis, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan STM Hilir, sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Patumbak, sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Lubuk Pakam.

Dari 26 desa tersebut, beliau tinggal di Desa

Tanjung Morawa B, tepatnya berada di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 204
Dusun IV. Di lokasi tersebutlah beliau membuka bengkel instrumen gambus,
membuka sanggar tari bernama Tamora 88 dan tinggal bersama keluarganya.

19
Universitas Sumatera Utara

2. 2 Latar Belakang Budaya Melayu
Deskripsi Melayu bisa dilihat kedekatannya dengan agama Islam. Melayu
memang sangat erat


hubungannya

dengan

Islam, sehingga adapun sebuah

ungkapan ataupun gagasan adat yang bersendikan syarak syarak besendikan
kitabbulah, yang artinya asas kebudayaan Melayu adalah hukum Islam (syarak).
Sehinnga untuk menjadi orang Melayu harus mengikuti adat isriadat Melayu dan
beragama Islam (Takari dan Fadlin, 2009).
Syahrial Felani adalah seorang seniman Melayu yang asalnya bukan dari
Melayu asli. Beliau adalah keturunan

Jawa dan Mandailing, akan tetapi dia

menyatakan bahwa dirinya adalah orang Melayu, dengan kemampuannya bisa
berbahasa Melayu, beradat istiadat Melayu dan beragama Islam.
Di samping itu identitas Melayu juga dapat dilihat melalui unsur-unsur
kebudayaan Melayu.


Secara antropologis, unsur-unsur mencakup : agama,

bahasa, organisasi, mata pencaharian hidup, kesenian, pendidikan, dan teknologi.
Di bawah ini terdapat tujuh unsur berikut.

2.2.1 Agama
Islam

adalah

kepercayaan setiap

warga masyarakat Melayu, karena

Melayu sendiri pun berlandaskan Islam.

Untuk itu saya akan menjelaskan

bagaimana proses masuknya agama islam ke peradaban Melayu. Jika di Indonesia
Islam berkembang pada Zaman kerajaan Hindu-Budha berkat hubungan dagang

dengan Negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok,
dan wilayah Timur Tengah. Agama hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada
awal Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya,
yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para

20
Universitas Sumatera Utara

musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahien. Pada abad IV di Jawa Barat
terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Budha, yaitu kerajaan Taruma Negara
yang dilanjutkan dengan kerajaan Sunda sampai abad XVI (Luckman Sinar,
1986).
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan
Majapahit. Pada masa abad VII hingga abad XIV,kerajaan Budha Sriwijaya
berkembang pesat di Sumatera. Hal ini di deskripsikan oleh seorang penjelajah
Tiongkok yang bernama I-Tsing,

yang mengunjungi ibukotanya Palembang

sekitar tahun 670. Pada saat puncak kejayaannya Sriwijaya menguasai daerah

sejauh Jawa Tengah, dan Kamboja (Luckman Sinar, 1986:65).
Di abad XIV juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di
Jawa Timur, yaitu Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada
berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah
Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari Gajah Mada
termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang
terlihat dari Wiracarita Ramayana(sejarah dari Ramayana).
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke XII, melahirkan kerajaankerajaan bercorakan Islam, seperti Samudra Pasai di Sumatera dan Demak di
Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri
kejayaan Sriwijaya dan Majapahit sekaligus menandai akhir dari era ini (Takari
dan Fadlin 2009).
Di samping itu ada pendapat dari yang Mansur menyatakan: “Besar
kemungkinannya bahwa Islam dibawah oleh para wirausahawan Arab ke Asia
Tenggara pada abad pertama dari tarikh Hijriyah atau abad ke VII-M. hal ini
menjadi lebih kuat, menurut Arnold dalam The Preaching of Islam

sejarah

21
Universitas Sumatera Utara


dakwah Islam dimulai pada abad II Hijriah, yaitu para pedagang Islam melakukan
perdagangan dengan sailan atau Srilangka. Pendapat yang sama juga
dikemukakanoleh Burger dan Prajudi (2004). Mansur menambahkan Van leur
dalam bukunya Indonesian Trade and Society (2003), menyatakan pada 674 di
pantai Barat Sumatera telah terdapat perkampungan (koloni) Arab Islam.
Perkampungan perdagangan ini dimulai dibicarakan lagi pada 618 dan
626.

Tahun-tahun

berikutnya

perkembangan

perdagangan

ini

dimulai


mempraktekan ajaran agama Islam. Hal ini mempengaruhi pula perkampungan
Arab yang terdapat disepanjang jalan perdagangan di Asia Tenggara. Mansur juga
mengkritik keras adanya upaya sebagian sejarawan yang menyatakan bahwa Islam
baru masuk ke Indonesia setelah runtuhnya Kerajaan Hindu Majapahit (1478) dan
ditandai berdirinya kerajaan Demak.
Pada

umumnya

keruntuhan

Kerajaan

Hindu

Majapahit

sering

didongengkan akibat serangan dari kerajaan Islam Demak. Pada hal realitas
sejarahnya yang benar adalah Kerajaan Hindu Majaphit runtuh akibat serangan
raja Girindrawirdhana dari kerajaan Hindu Kediri pada tahun 1478 M. al-Atts
mengatakan sarjana Barat melangsungkan penelitian ilmiah terhadap sejarah dan
kebudayaan Kepulauan Melayu-Indonesia telah lama menyebarkan bahwa
masyarakat kepulauan ini seolah-olah merupakan masyarakat penyaring, penapis,
serta penyatu unsur-unsur berbagai kebudayaan.
Banyak pertanyaan mengatakan kenapa Melayu sangat erat hubungan
dengan Islam? Atau apa pengaruh yang diberikan Islam kepada masyarakat
Melayu harus berdasarkan Islam. Al-Attas menguraikan bahwa ajaran Islam selalu
memberikan keterangan dan memiliki sifat asasi insan itu ialah akal, dan unsur
hakikat inilah yang menjadi perhubungan antara dia dan hakikat semesta.

22
Universitas Sumatera Utara

Sebagaimana kegelapan lenyap dipancari sinar surya yang membuat setiap umat
Islamselalu mencari kebenaran berdasarkan akal. Demikian juga kedatangan Islam
dikepulauan Melayu di Indonesia yang membawa Rasionalisme dan pengetahuan
akhlakserta menegaskan suatu sistem masyarakat yang terdiri rari individuindividu. Jadi Islam membawa peradaban yang mudah diterima, intelektualitasme,
dan ketinggian budi insane ditanah Melayu. Al-Attas juga menunjukan bukti
bahwa dari tangan ulama-ulama Islam lahirlah budaya sastra, tulisan, falsafah,
buku, dan lain-lain,yang tidak dibawa peradaban sebelumnya. Islam memang
tidak meninggalkan kebudayaan patung (candi) sebagaimana kebudayaan PraIslam (sumber: www.wikipedia.com).
Disisi lain ada juga disebut dengan ras Proto-Melayu pedalaman, yaitu
orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, yang memiliki kepercayaan
adat istiadat sendiri. Memang pada dasarnya orang luar mengenal sebagian orang
Asia itu adalah orang Melayu, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan
lain sebagainya. Tetapi pada kenyataannya mereka tidak mengatakannya mereka
sebagai orang Melayu, karena mereka memiliki agama, bahasa dan kebudayaan
yang tidak sama dengan konsep kebudayaan Melayu.
Seperti contoh penulis. saya beragama Kristen Protestan, saya berasal dari
suku Batak Toba, saya menggunakan bahasa Batak dan bercampur dengan bahasa
Indonesia, dan saya juga melakukan adat istiadat suku saya sendiri. Namun
demikian, jika orang luar menyatakan saya orang Melayu

saya pasti akan

menjawab saya juga orang Melayu, karena pada dasarnyabahasa Indonesia berasal
dari bahasa Melayu. Begitu juga dengan objek penelitian saya, Syahrial Felani
adalah seorang yang bukan berasal dari Melayu asli melainkan suku Jawa, akan
tetapi beliau memyatakan dirinya Melayu, karena beliau menggunakan adat

23
Universitas Sumatera Utara

istiadat Melayu, beragama Islam, dan juga paham betul tentang kesenian budaya
Melayu.

2. 2.2 Bahasa
Bahasa Melayu menjadi bahasa nasional dan bahasa pengantar di semua
lembaga publik di sebagian Asia, seperti Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Bahasa Melayu yang menjadi lingua franca penduduk Nusantara sejak sekian
lama. Bahasa Melayu juaga telah dipergunakan oleh mayarakat Indonesia,
termasuk etnik Melayu.
Akan tetapi dalam kebudayaan Melayu penggunaan bahasa khususnya
dialek memiliki perbedaan dari lima kabupaten, jika orang Melayu di pesisir
Timur, Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung
Balai, memakai bahasa Melayu dengan mengalihkan huruf vokal “o” di ujung
kosa-kosa kata yang baku menggunakan vocal “a,” sebagai contoh kemano
(kemana), siapo (siapa). Di Langkat dan di Deli mengalihkan hurufvokal “a”
menjadi “e” di ujung kosa-kosa katanya, seperti contoh, kemane (kemana), siape
(siapa).
Dari sini kita bisa melihat meskipun akar kebudayaan etnik Melayu itu
satu rumpun, namun ada juga perbedaan-perbedaan kecil yang membedakan
etnik Melayu. Adapun

perbedaan-perbedaan

tersebut dikarenakan adanya

kebiasaan yang sudah dibawa dari nenek moyang yang pada saat itu mereka
memiliki satu pengelompokan yang berbeda-beda (Zein, 1975:89).
Bahasa yang digunakan dan difungsikan oleh Syahrial Felani adalah
bahasa Indonesia. Biarpun beliau sendiri orang Jawa, akan tetapi dia lebih
senang menggunakan dalam pergaulan sehari-hari.Beliau juga dalam berkesenian

24
Universitas Sumatera Utara

selalu menggunakan bahasa Melayu dialek Deli dan Serdang, terutama untuk
pertunjukan teater.

2.2.3 Mata Pencaharian
Bagi orang Melayu yang tingal di desa, mayoritas mereka menjalankan
aktivitas pertanian. Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan tanaman padi,
karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (mixed farming). Dikawasan
pesisir pantai, umumnya orang Melayu bekerja

sebagai nelayan, yaitu

menangkap ikan dilaut dengan menggunakan alat-alat penangkap ikan. Orang
Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas, sebagai
pekerja disektor perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan lain-lain.
Penguasaan ekonomi dikalangan orang Melayu perkotaan relatif masih
rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh penduduk non-pribumi,
terutama orang Tionghoa. Banyak yang tinggal di kota-kota besar dan mampu
hidup berkecukupan. Selain itu banyak orang Melayu yang mempunyai
pendidikan yang tinggi, seperti di universitaas di dalam maupun di luar negeri.
Di samping itu menurut Metzger (dalam Takari dan Fadlin 2009)
kelemahan orang Melayu dalam ekonomi adalah kurangnya mayarakat Melayu
menghargai budaya lama, pemalas, dan kurangnya sifat ingin tahu. Untuk itu,
sekarng ini tidak semua masyarakat Melayu hidup bertani, berkebun dan menjadi
nelayan saja. Banyak juga orang Melayu yang profesinya menjadi guru, dosen,
musisi, dan pejabat-pejabat tinggi. Orang Melayu di Sumatera Utara mempunyai
pola hidup untuk mengejar ilmu setinggi-tingginya, bersaing dengan kelompok
etnik lain. Bahkan ada juga yang belajar ke luar negeri, karena orang Melayu
menjunjung tinggi pendidikan. Mereka ini ingin pintar dan cerdas, untuk dapat

25
Universitas Sumatera Utara

membantu

semua

orang.

Bagi sebahagian besar orang Melayu,

mereka

mengamalkan ajaran agama Islam untuk terus mencari ilmu, yang sangat berharga
yang tidak bisa hilang sampai mati.
Syahrial Felani sebelumnya pernah terjun ke dunia transportasi sebagai
supir ataupun kernek. Namun pada saat ini, mata pencaharian Syahrial Felani
adalah seorang musisi, selain seorang musisi beliau juga mengajar sebagai guru
tari di Binjai, pembuat alat musik gambus, dan menjual beberapa asesoris seperti
pakaian perlengkapan pertunjukan kesenian Melayu.

2.2.4 Pendidikan
Sebelum penjajahan Belanda, orang Melayu mendapat pendidikan Agama.
Selama penjajahan, peluang pendidikan ala Eropa terbatas untuk orang
Melayu di pedesaan, dan terpusat di daerah perkotaan, Pendidikan gaya Eropa
sendiri hanya di kembangkan setelah Indonesia merdeka.
Orang Melayu mengalami sebuah perkembangan yang pesat dalam
dunia

pendidikan.

Karena

seperti

kita

ketahui,

orang Melayu

sangat

menjunjung tinggi yang namanya pendidikan ataupun ilmu. Inilah yang
mereka bisa maju ke depan lebik baik, karena mereka juga ingin di hormati
bukan dilecehkan.
Dalam pendidikan formal, Syahrial Felani sendiri menyatakan nasibnya
kurang baik, dikarenakan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD) saja. Namun
beliau mempunyai alasan yang cukup kuat untuk tidak melanjutkan tingkat
pendidikan selanjutnya, demi kebutuhan ekonomi dalam keluarga.

26
Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Teknologi
Etnik Melayu pada dasarnya ingin terus berusaha menguasai teknologi,
yang di antaranya bisa kita lihat dari pemakaian alat musik keyboard yang
mereka gunakan dalam memainkan lagu-lagu Melayu. Sama halnya dengan
teknologi-teknologi

lainnya seperti alat komunikasi

yang

dikenal

dengan

hanphone yang lazim digunakan semua masyarakat di Indonesia termasuk suku
Melayu.
Kemudian ada lampu sebagai alat penerang dirumah, kebanyakan mereka
tidak menggunakan lampu teplok yang digunakan pada zaman dahulu untuk
menerangi rumahnya. Kemudian

ada

komputer

sebaagai

alat

untuk

mempermudah dalam menyimpan data, dan terkadang laptop juga dipakai atau
alat yang lebih canggih di bandingkan dengan komputer dipergunakan pada saat
bersekolah, karena alat ini mudah untuk di bawa.
Kendaraan juga sebagai teknologi yang sudah ada pada masyarakat
Melayu. Untuk mempermudah perjalanan seperti sepeda motor, yang dulunya
mereka menggunakan sepeda sebagai alat kendaraan untuk mencapai tujuan.
Tetapi sekarang mereka sudah beralih ke sepeda motor atau yang lebih dikenal
dengan “kereta,’’ bahkan ada juga yang menggunakan transportasi kendaraan
mobil yang mempermudah perjalanan serta memiliki fasilitas yang baik untuk
menepuh perjalanan jauh.
Televisi juga sudah dimiliki oleh masyarakat Melayu untuk mengetahui
berita-berita dari luar daerah dan dapat mengetahui keadaan Negara. Radio juga
menjadi salah satu yang sudah ada dimiliki oleh masyrakat Melayu bahkan ada
radio yang sudah memiliki kaset sehingga mereka tinggal memasukan kasetnya
saja dan didengarkan.

27
Universitas Sumatera Utara

Jika musisi Melayu sudah dari dulu diperkenalkan alat rekam, seperti
merekam suara penyanyi, bunyi instrument musik Melayu, Syarial Felani sudah
menggunakan teknologi

yang cukup canggih. Beliau menggunakan

laptop

untuk mengolah untuk mencoba hal-hal yang baru dalam proses pembahaasan
lagu-lagu. Beliau juga membuat suatu alat bantu seperti spull guitar untuk
membantunya agar suara yang dihasilkannya cukup kuat untuk didengar. Karena
suara alat musik gambus yang begitu lembut, sulit untuk didengar jika tidak
menggunakan alat bantu. Pada saat proses pembuataan alat musik gambus,
dulunya beliau menggunakan gergaji manual untuk pemotongan pada kayu.
Akan tetapi, sekarang ini beliau sudah

menggunakan gergaji mesin (senso,

chinshaw) untuk mempermudah pemotongan kayu. Jika dilihat kondisi saat ini
beliau sudah mengikuti perkembangan zaman dan sudah menikmati teknologi
yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari serta alat-alat
rekaman yang digunakannya untuk kepentingannya sebagai seniman Melayu.

2.2.6

Kesenian
Kesenian yaitu sebuah hasil karya

yang diciptakan oleh penciptanya

sendiri untuk menghasilkan sebuah keindahan. Adapun seni musik yaitu salah
satu media ungkapan hati (sumber: www. wikipedia.com). Untuk itu kesenian
ini menjadi warisan yang diturunkan secara turun-temurun, agar masyarakat
Melayu

dapat

dikenal

dan memiliki identitas untuk diperkenalkan

pada

masyarakat lain.
Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya, didalam
musik terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi bagian dari
pada proses enkulturasi juga yang terjadi dalam musik kebudayaan masyarakat

28
Universitas Sumatera Utara

Melayu Sumatera Utara. Pertunjukan musik tradisisonal megikuti aturanaturan tradisional. Pertunjukan ini, selalu berkaitan dengan penguasaan alam,
mantera (jampi) yang tujuannya menjauhkan bencana, mengusir hantu atau
setan. Musik tradisi Melayu berkembang secara improvisasi berdasarkan
transmisi.
Berdasarkan sistem klasifikasi yang ditawarkan oleh Curt Sachs dan
Eric M. Von Horn bostel (1914), maka keseluruhan alat-alat musik Melayu
Sumatera Utara dapat dikelompokan kedalam klasifikasi (1) idiofon penggetar
utamanya badannya sendiri, (2) membranofon, penggetar utamanya membrane,
(3) kordofon, penggetar utamanya senar, (4) aerofon, penggetar utamanya
kolom udara. Instrument musik Melayu itu sendiri ialah gendang ronggeng,
gendang rebana (hadrah, taar), kompang, gendang silat (gendang dua muka),
gedombak, tabla, dan baya (membranofon). Tetawak, gong, canang, calempong,
ceracap (kesi), dan gambang (idiofon).

Ud,

Gambus, biola,

dan rebab

(kordofon). Akordion, bangsi, seruling, nafiri, dan puput batang padi (aerofon).
Dalam sistem klasifikasi diatas, gambus merupakan alat musik Melayu
yang berpengaruh pada masa masuknya Islam terjadinya kontak budaya, yang
dianggap musik dari luar menjadi bagian dari tradisi musik Melayu. Gambus
merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik
ini identik dengan bernafaskan Islam, alat musik ini juga memiliki fungsi
sebagai pengiring tarian zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta
pernikahan atau acara syukuran. Begitu juga dengan bapak Syahrial Felani yang
merupakan musisi Melayu juga pembuat alat musik gambus.

29
Universitas Sumatera Utara

2.2.7 Sistem Organisasi
Sistem politik Melayu adalah musyawarah, yang dijalankan konteks
kebudayaan. Musyawarah yang dijalankan, biasanya membahas mengenai
berbagai hal seperti pengelolaan sistem tanah adat berdasarkan budaya dan
adat setempat. Sehingga sistem musyawarah yang dijalankan akan memiliki
corak dan karakter yang berbeda antara daerah yang lain. Di sini kita dapat
melihat bahwa suku Melayu telah mengenal system politik yang mengakar
kepada kebudayaan.
Tidak

mengherankan

bahwa

suku Melayu

mempunyai

ikatan

persaudaraan yang kuat, sebab musyawarah memaknakan adanya tolong
menolong

dan

kesetiakawanan

social,

sebagai

suatu

pemufakatan.

Musyawarah juga merupakan sarana, dimana rakyat dapat diposisikan untuk
membangun aturan-aturan dasar dalam kehidupannya yang bersumber kepada
adat hukum setempat.
Sama halnya dengan organisasi ataupun perkumpulan yang sudah
dibuat oleh orang Melayu itu sendiri. Mereka selalu mengutamakan yang
namanya musyawarah yang bertujuan untuk menghargai adanya pendapatpendapat, dan masukan-masukan yang ingin disampaikan oleh anggotaanggota dalam organisasi tersebut. Salah satu organisasi yang dibentuk oleh
masyarakat Melayu adalah MABMI yaitu Majelis Adat Budaya Melayu
Indonesia.
Organisasi ini bukan semata-mata hanya sebuah kumpulan orangorang Melayu yang hanya duduk saja, akan tetapi organisasi ini memiliki
tujuan untuk melestarikan budaya Melayu. Sehingga organisasi ini tidak

30
Universitas Sumatera Utara

sungkan-sungkan

mengeluarkan

biaya sebesar apapun

yang

namanya

melestarikan kebudayaan.

2.3 Pengertian Biografi
Dalam disiplin sejarah biografi dapat didefinisikan sebagai sebuah riwayat
hidup seseorang. Sebuah tulisan biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat
saja, namun juga dapat berupa tulisan yang lebih dari satu buku. Perbedaannya
adalah biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta kehidupan
seseorang dan peranan pentingnya dalam masyarakat. Sedangkan biografi yang
lengkap biasanya memuat dan mengkaji informasi-informasi penting, yang
dipaparkan lebih detail dan tentu saja dituliskan dengan penulisan yang baik dan
jelas.
Sebuah biografi biasanya menganalisis dan menerangkan kejadiankejadian pada hidup seorang tokoh yang menjadi objek pembahasannya. Dengan
membaca bografi, pembaca akan menemukan hubungan keterangan dari tindakan
yang dilakukan dalam kehidupan seseorang tersebut, juga mengenai ceritaceritaatau pengalaman-pengalaman selama hidupnya.
Suatu karya biografi biasanya bercerita tentang kehidupan orang terkenal
dan orang tidak terkenal, dan biasanya biografi tentang orang yang tidak terkenal
akan menjadikan orang tersebut dikenal secara luas, jika didalam biografinya
terdapat sesuatu yang menarik untuk disimak oleh pembacanya. Namun demikian
biasanya biografi hanya berfokus pada orang-orang atau tokoh-tokoh terkenal
saja.
Tulisan biografi biasanya bercerita mengenai seorang tokoh yang sudah
meninggal dunia, namun tidak jarang juga mengenai orang atau tokoh yang masih

31
Universitas Sumatera Utara

hidup. Banyak biografi yang ditulis secara kronologis atau memiliki suatu alur
tertentu, misalnya memulai dengan menceritakan masa anak-anak sampai masa
dewasa, namun ada juaga beberapa biografi yang lebih berfokus pada suatu topiktopik pencapaian tertentu.
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung, bahan
utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, kliping atau
Koran. Sedangkan bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku,
refrensi atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi tertentu.
Beberapa aspek yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi
antara lain sebagai berikut. (a) Pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b)
Temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) Mulailah
dengan ensiklopedia dan catatan waktu; (d) Pikirkan, hal apalagi yang perlu anda
ketahui mengenai orang tersebut, bagian mana dari cerita tentang beliau yang
ingin lebih banyak anda utarakan dan tuliskan.
Sebelum menuliskan sebuah biografi seseorang, ada beberapa pertanyaan
yag dapat dijadikan pertimbangan, misalnya: (a) Apa yang membuat orang
tersebut istimewa atau menarik untuk dibahas; (b) Dampak apa yang telah beliau
lakukan bagi dunia atau dalam suatu bidang tertentu juga bagi orang lain; (c) Sifat
apa yang akan sering penulis gunakan untuk menggambarkan orang tersebut; (d)
Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tertentu;
(e) Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang tersebut; (f)
Apakah beliau memilkiki banyak jalan keluar untuk mengatasi masalah dalam
hidupnya; (g) Apakah beliau mengatasi masalahnya dengan mengambil resiko,
atau nkarena keberuntugannya; (h) Apakah dunia atau suatu hal yang terkait

32
Universitas Sumatera Utara

denagn beliauakan menjadi lebih buruk atau lebih baik jika orang tersebut hidup
ataupun tidak hidup, bagaimana, dan mengapa demikian.
Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari studi
perpustakaanatau internet untuk membantu penulis dalam menjawab serta menulis
dalam menjawab serta menulis biografi orang tersebut dan supaya tulisan si
peneliti dapat dipertanggungjawabkan, lengkapdanmenarik(terjemahanAry(2007)
pada (www.Infoplease.com/homework/wsbiography.html).

2.3.1

Alasan Dipilihnya Syahrial Felani sebagai Fokus Kajian
Dalam tulusan ini, penulis memilih Syahrial Felani sebagai objek

penelitian, dikarenakan beliau mampu memiankan dan membuat alat musik
gambus Melayu, diantaranya adalah sebagai berikut/
a.

Beliau adalah salah-satu dari segelintir orang Melayu di Sumatera yang dapat
membuat alat musik gambus.

b.

Selain itu, menurut keterangan para informan, beliau dapat memiankan alat
musik gambus dengan sangat baik, beliau juga dapat menari tari-tarian
Melayu dan tarian Minangkabau dengan bukti hingga saat ini beliau masih
mengelolah seni yang bernama Tamora 88 yang berada di alamat rumahnya.

c.

Gambus hasil buatan Bapak Syahrial Felani banyak dipakai oleh para musisi
pemain alat musik gambus yang berada diSumatera Utara.

d.

Hasil karya beliau juga dikirim kedaerah luar Sumatera Utara seperti Riau
dan Kepulauan Riau.

e.

Beliau yang merupakan seorang keturunan Jawa dan Mandailing

yang

memiliki jiwa berkesenian Melayu dikarenakan berada dilingkungan etnis
Melayu .

33
Universitas Sumatera Utara

Hal-hal tersebut penulis ketahui dari hasil percakapan dan wawancara dengan
Bapak Syahrial Felani. Peranan dan pengalaman beliau yang banyak ini menjadi
alasan ketertarikan penulis menemukan fakta-fakta mengenai kenidupan beliau,
dalam hal ini penulis lebih fokus kepada kehidupan beliau sebagai pembuat alat
musik dan lebih dikhususkan instrumen musik gambus buatan beliau.
Melalui wawancara penulis akan mencatat kehidupannya berdasarkan
dimensi waktu, ide-ide kreatif beliau dalam pembuatan instrumen musik
tradisional Melayu, dalam hal ini gambus adalah salah satu instrumen musik
Melayu. Penulis juga membahas bagaimana pengalaman hidup beliau, tanggapan
masyarakat khususnya masyarakat Melayu mengenai bentuk instrument musik
Melayu yang dibuat oleh beliau.

2. 4 Biografi Syahrial Felani
Biografi Syahrial Felani yang akan dideskripsikan dalam tulisan ini,
mencakup aspek-aspek latar belakang keluarga, pendidikan beliau, kehidupan
sebagai pemusik, dan kehidupan sebagai pembuat alat musik.

2. 4. 1 Latar Belakang Keluarga
Syahrial Felani lahir di Medan pada tanggal 15 November 1959, anak dari
Bapak Muhammad Suhud dan Ibu Hafni boru Harahap.Sementara asal-usul
keluaraga Bapak Syahrial Felani berasal dari Purwokerto di Pulau Jawa dan
Ibunya lahir di Tapanuli Selatan. Ketika itu Ayah

beliau berprofesi sebagai

pekerja perkebunan sebagai buruh mempunyai dua orang anak, dan orang tua
beliau pindah profesi sebagai pegawai di perusahaan kereta api di Tanjung Pura
dengan nama PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api). Setelah itu orang tua beliau

34
Universitas Sumatera Utara

pindah tugas ke kompleks perumahan PJKA (Titi Gantung/ Lapangan Merdeka,
yang berada di kawasan pusat kota medan. Ibu beliau berprofesi sebagai guru
ngaji di daerah tersebut dikenal dengan nama Wak Idah. Di kawasan itulah
keluarga beliau sangat di kenal karena profesi Ibu beliau sebagai guru ngaji.
Beliau sering duduk bersama di bawah pohon dengan sahabat karibnya, di
gang buntu namanya, sambil bermain gitar dan temannya yang bernyanyi. Di
situlah jiwa seni beliau mulai tertuangkan dan awal mula ketertarikannya dalam
dunia seni.
Syahrial Felani merupakan anak ke 5 (lima) dari 9 (sembilan) bersaudara,
yang masing–masing adalah sebagai berikut:
1.

Zulkarnain(laki-laki)

2.

Suyitno(laki-laki)

3.

Zuraidah (perempuan)

4.

Dahlan Efendi (laki-laki)

5.

Syahrial Felani (laki-laki) sebagai Informan

6.

Masrin (perempuan)

7.

Masrun (laki-laki)

8.

Masita (perempuan)

9.

Maswan (laki-laki)

2. 4. 2 Latar Belakang Pendidikan
Syahrial felani menyelesaikan pendidikannya hanya sampai tamat di
bangku SD (sekolah Dasar) pada tahun 1972. Beliau tidak dapat melanjutkan
pendidikannya dikarenakan faktor ekonomi yang tidak cukup untuk mencukupi
kebutuhan

sekolah. Beliau harus merelakan pendidikannya agar saudara-

35
Universitas Sumatera Utara

saudaranya bisa melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi dibandingkan
dengan beliau. Jadi beliau hanya sampai disitu saja. Diantara ke-9 saudaranya,
hanya kakak tertuanya lah yang menempuh pendidikan tertinggi pada tingkat
SMA. Ketika itu kakaknya sedang melanjutkan ke Perguruan Tinggi ternyata
tidak dapat menyelesaikan studinya alasan karena terkena gangguan jiwa.

2. 4. 3 Keluarga Syahrial Felani
Syahrial Felani berumah tangga pada tanggal 6 bulan Mei tahun 1990
dengan istrinya yang bernama Rida Safitri di Tanjung Morawa. Rida Safitri juga
seorang seniman, dimasa mudanya ia adalah seorang penari. Saat ini Rida Safitri
berstatus sebagai guru, ia mengajar di Sekolah Dasar (SD) yang berada di Tanjung
Morawa. Beliau dikaruniakan seorang anak perempuan bernama Ferita, lahir pada
tanggal 12 Februari 1991.
Di masa kecilnya, anak beliau telah mengeluarkan bakat seni yang terlahir
dari darah kedua orang tuanya, prestasi yang di sumbangkannya telah banyak Ia
hasilkan mulai dari menyanyi, menari, teater dan lain-lain. Pada tanggal 10
Januari di tahun 2010 anak perempuan beliau menikah dengan seorang laki-laki
yang bernama Rudi Prawira.

2. 4. 4 Latar Belakang Syahrial Felani Sebagai Seniman Melayu
Awalnya beliau mulai berkesenian hanya berada di pekarangan rumahnya
atau istilahnya ia sebut gang buntu namanya. Di gang buntu tersebut, mereka
mempunyai (dikatakan istilah ikatan senior junior) di daerahnya. Kemudian ada
salah seorang temannya mengajak untuk belajar berkesenian bermusik di Taman

36
Universitas Sumatera Utara

Budaya Medan pada Tahun 1976. Di Taman Budaya tersebut beliau menggeluti
berbagai kesenian dibidang musik, teater,dan tari.
Pada tahun 1977 beliau mengikuti pertunjukan di Malaysia dalam bidang
kesenian dalam acara silat, orkes, dan menari. Disaat itulah beliau pertamakali
melakukan perjalanan ke luar negeri. Hingga sampai tahun 1981 beliau masih
melakukan berbagai kegiatan kesenian yang berada di Taman Budaya Medan.
Di tahun 1982 beliau dikirim dari Taman Budaya untuk bergabung dan
belajar lagi di Lembaga Studi Tari Patria (LSTP) dengan Yose Rizal Firdaus,
S.H., di Perbaungan (dulunya Deli Serdang sekarang Serdang Bedagai). Di sinilah
beliau mulai sangat di khususkan untuk belajar kesenian Melayu walaupun di
Taman Budaya juga sudah belajar.
Melalui lembaga inilah beliau banyak mengikuti segala kegiatan acara
yang diadakan oleh berbagai daerah seperti di Binjai, Langkat, Asahan dan Deli
Serdang karena lembaga studi ini mempunyai dana yang besar. Jadi segala bentuk
tarian Melayu sudah dilatih dan siap dipertunjukan dalam kegiatan acara apapun,
seperti kegiatan acara Pesta Budaya Melayu. Melalui lembaga inilah beliau untuk
pertama kali berangkat ke Jakarta pada tahun 1984 mengikuti festival dalam acara
pertunjukan Nusantara yang di ikuti 27 provinsi, dikirim 2 grup secara seleksi
yaitu Grup Deli Serdang dan Group Asahan kemudian digabung menjadi satu.
Pada tahun 1985 beliau mengikuti acara festival teater di Padang dan di
saat itulah beliau bertemu dengan istrinya. Pada tahun 1986 hingga 1987 beliau
membentuk sebuah grup yang masih dibawah Lembaga Studi Tari Patria (LSTP)
karena Patria mempunyai cabang-cabang atau diistilahkan dengan studio.

37
Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 1988 beliau mendirikan sanggar tari yang bernama Tamora 88
yang beralamatkan di Tanjung Mulia dan hingga tahun 1996 sudah membuat
karya tari seperti tari Zapin Nguncah I dan II.
Tahun 2000 Hijrah ke Jakarta bergabung dengan Rizaldi Siagian dengan
kelompok Grenek yang dipimpin Rinto Harahap mengisi acara ulang tahun TVRI
(Televisi Republik Indonesia). Tahun 2001 bersama Grenek mengisi acara Salam
Mesra Ramadhan di Rajawali Citra Televisi Indonesia(RCTI) sebagai pemain
musik (perkusi). Beliau juga bergabung dengan para seniman di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), dan ikut diberbagai event dan komunitas musik.
Selanjutnya, tahun 2005 ikut acara merayakan Ulang Tahun Kompas ke-40
yang bertajuk “Megalitikum Kuantum” di Jakarta Convention Center (JCC) pada
tanggal 28 sampai 29 Juni 2005. Pada tahun 2010 sebagai penata musik unggulan
Parade Tari Mas Merah Zapin Nusantaradi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Tahun 2011 ke Belanda (Den Haag) membawa misi seni tarian daerah
pada acara penggalangan dana korban gempa di Padang. Di tahun 2012 masih
membina lembaga kesenian Tamora 88 yang didirikannya hingga sampai saat ini.

38
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.
Pertunjukan Musik di Singapura
sebagai Pemain Rebab Melayu
(Dokumentasi:Syahrial Felani, 2010)

Gambar2:
Piala-piala Penghargaan Bidang Seni
Untuk Syahrial Felani
(Dokumentasi Penulis, 2014)
39
Universitas Sumatera Utara

Gambar3:
Piagam Penghargaan di Tahun 2010
Dari Taman Mini Indonesia Indah
(Dokumentasi: Syahrial Felani, 2010)

Gambar 4.
Sertifikat penghargaan Tahun 2010 di Singapura
(Dokumentasi: Syahrial Felani, 2010)

40
Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Syahrial Felani Sebagai Pembuat alat Musik
Awal mulanya ketertarikan beliau dengan alat musik gambus pada tahun
1982, ada seorang musisi pemain alat musik gambus bernama Bapak Hasan.
Bapak Hasan adalah seorang musisi pemain orkes yang berasal dari Binjai. Ketika
itu, Bapak Hasan sedang memainkan alat musik gambusnya. Permainan yang
dilakukan beliau membuat Syahrial Felani jatuh hati mulai dari bentuk dan suara
yang dihasilkannya. Setiap beliau memainkan alat musik gambus, Syahrial Felani
mulai tertarik untuk belajar memainkannya, dengan cara memperhatikan teknikteknik yang dimainkan beliau. Bapak Hasan inilah yang menjadi inspirasi Syahrial
Felani untuk menjadi seorang musisi pemain gambus.
Hingga beberapa tahun kemudian

Syahrial Felani belajar bagaimana

memainkan alat musik gambus. Di saat itulah Syahrial Felani merasa jiwanya
sudah menjadi seorang Melayu, karena kehidupannya yang selalu berada didalam
masyarakat Melayu

mulai dari bahasa, makanan hingga kebudayaan yang

dijalankan oleh masyarakat Melayu. Padahal Syahrial Felani adalah seorang yang
berketurunan Jawa.
Setelah beliau memahami bagaimana cara memainkan gambus, beliau
sudah berani mencoba dan untuk pertamakali mempertunjukaannya di Taman
Budaya Medan di tahun 1986. Inilah sebagai langkah pertama ia menjejakkan diri
sebagai musisi alat music gambus dalam kehidupannya.
Seterusnya pada waktu tahun 1987 Syahrial Felani mencoba untuk
membuat alat musik gambus, dengan mengamati gambus yang dimiliki Bapak
Hasan, Syahrial Felani mencoba untuk membuat gambus dengan pengamatannya
saja tanpa penelitian. Gambus yang dibuat Syahrial Felani dengan menggunakan
bahan yang sederhana, senar yang dibuatnya secara berlapis-lapis dan suara yang

41
Universitas Sumatera Utara

dihasilkannya dengan apa adanya.

Gambus ini dibuat atas dasar kreativitasnya

untuk mengikuti suatu program dalam bentuk ujian di Lembaga Studi Tari Patria,
karya tari bernama tari Nguncah. Beliau disitu mempunyai posisi sebagai pemain
musik gambus. Alat musik gambus yang dimainkan beliau adalah gambus yang
telah beliau ciptakan sendiri dengan apa adanya.
Ternyata atas dasar kreativitas beliau, beliau mendapatkan hasil positif dari
hasil karyanya sendiri. Saat itu gambus yang dibuat beliau belum berdasarkan
ukuran yang akurat, sebagaimana layaknya gambus dalam tradisi musik Melayu.
Beliau membuatnya berdasarkan fillingnya saja.Namun demikian, setelah
melakukan beberapa pengamatan terhadap cara kerja pembuatan gambus yang
dilakukan oleh Bapak Rizaldi Siagian di tahun 1996, mulailah beliau membuatnya
berdasarkan ukuran, mulai dari panjang, tinggi, lebar, dan aspek akustik lainnya,
agar beliau mudah untuk mengerjakan tidak lagi berdasarkan ukuran
pengamatannya saja tetapi sudah memiliki ukuran dan bentuk yang akurat.

42
Universitas Sumatera Utara

Gambar5:
Beberapa Koleksi Alat-alatMusik Syahrial Felani
(Dokumentasi:Penulis, 2014

Gambar6:
Demonstrasi Pembuatan Gambus di Singapura, 2010
(Dokumentasi Foto Album Syahrial Felani)
43
Universitas Sumatera Utara