Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Sebagai Tanaman Unggulan di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit

4

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Aren
Secara ilmiah klasifikasi pohon aren adalah,
Regnum

: Plantae

Divisio

: Magnoliophyta (Angiospermae)

Classis

: Liliopsida (Monocotyledoneae)

Ordo

: Arecales


Famili

: Arecaceae

Genus

: Arenga

Spesies

: Arenga pinnata Merr

(Van Stenis, 2005).

Morfologi Aren
Akar (radix)
Akar Familia Arecaceae adalah akar serabut kaku keras dan cukup besar
seperti tambang (Garsinia dan Ira, 2008 ).
Batang (caulis)

Palmae berbatang tunggal dan tingginya bisa mencapai 30 m yang
batangnya kokoh ramping. Merupakan tumbuhan monokotil atau berkeping satu
yang berbatang tunggal. Tinggi pohon bisa mencapai 30 m yang batangnya kokoh
ramping memanjat. Tinggi batanggnya (caulis) sangat beragam dan ada yang
mencapai 100 meter. Berdasarkan tinggi batang, famili Arecaceae dapat
digolongkan berupa pohon tinggi lebih dari 10 meter, pohon sedang (2-10 meter)
maupun kurang dari 2 meter. Batang famili Arecaceae ada yang tumbuh tegak ada

Universitas Sumatera Utara

5

pula yang merambat pada pohon lain sebagai liana, bentuk yang seperti ini
terutama dari spesies-spesies Hypaena dan Dypsis (Shukla dan Mirsa, 2002).
Daun (folium)
Daun-daunnya bertulang menyirip (penninervis) atau bentuknya seperti
kipas, dengan pelepah daun (vagina) atau tangkai daun (petiolus) yang melebar.
Familia Arecaceae umumnya berdaun majemuk. Daun palmately dan pinnately,
membentuk tajuk dari batang kokoh yang tidak bercabang, dasar petiole luas,
berpelepah dan berserat (Bandini, 1996).

Bunga (flos)
Perbungaan berupa tandan bunga bercabang, menggantung dengan
panjang mencapai 60 cm atau lebih. Tandan bunga tumbuh pada daerah bekas
pelepah daun. Perbungaan dimulai dari pucuk, selanjutnya secara berturut-turut
menyusul pada bagian bawah. Biasanya 2-5 bunga pertama betina, sedangkan
rangkaian bunga pada bagian bawah adalah bunga jantan. Bunga jantan berwarna
kecoklatan, berbentuk bulat telur memanjang, daun bunga tiga, dan kelopak
bunga tiga helai. Bunga betina warna kehijauan dengan mahkota bunga segitiga
beruas-ruas dan bakal buah memiliki ruang tiga dan putik tiga. Tandan bunga
betina aren hanya menghasilkan sedikit nira, oleh sebab itu tidak disadap dan
dibiarkan tumbuh dan membentuk buah (Lasut, 2012).
Buah (fructus)
Menurut Uhl and Dransfiel (1987) bahwa buah aren merupakan buah buni
(bacca) atau buah batu (drupa), kadang-kadang tiap-tiap daun buah tumbuh
terpisah menjadi sebuah yang berbiji satu. Buah berry, drupe atau nut, biji dengan
embrio kecil dan endosperm Biji aren berada dalam buah yang masih belum

Universitas Sumatera Utara

6


terlalu matang. Biji aren mempunyai tekstur yang lembek dan berwarna bening,
kulitnya berwarna kuning dan tipis, dan berbentuk bulat atau lonjong. Biji muda
ini dikenal dengan nama kolang kaling (Effendy dkk., 2013).

Manfaat Aren
Hampir semua bagian tanaman aren dapat dimanfaatkan mulai dari akar
sampai daun. Manfaat tanaman aren berdasarkan bagian tanaman menurut
Sunanto (1993) adalah :
a. Perakaran
Akar aren menyebar cukup dalam, sehingga cocok sebagai vegetasi untuk
pencegahan erosi. Akar aren juga dapat digunakan sebagai bahan anyaman dan
cambuk karena sifatnya yang kuat dan ulet, disamping sebagai bahan obat
tradisional untuk penyakit kencing batu, disentri dan penyakit paru-paru.
b. Batang
Batang yang keras dapat digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat
rumah tangga dan kadang-kadang digunakan sebagai bahan bangunan dan
jembatan. Batang jika dibelah dapat dipakai untuk saluran atau talang air.
Sedangkan umbutnya yang berasa manis dapat digunakan sebagai sayur mayur.
c. Daun

Pelepah daun yang sudah tua dapat digunakan sebagai kayu bakar dan
pelepah yang masih muda dipakai sebagai peralatan rumah tangga. Kulit dari
pelepah dapat dibuat bahan tali yang kuat dan awet. Helaian daun (anak daun)
adalah bahan untuk berbagai jenis anyaman seperti bakul, tas dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

7

d. Tandan Buah
Tandan buah aren yang terdapat pada batang dapat mengahasilkan nira,
yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan nira. Nira adalah cairan
yang keluar dari tandan bunga jantan yang disadap.
e. Buah
Buah betina menghasilkan sedikit bahkan tidak menghasilkan nira sama
sekali, sehingga umumnya dibiarkan menjadi buah. Buahnya apabila diolah akan
menjadi kolang-kaling, kola, campuran es dan sebagainya.
f. Ijuk
Sampai saat ini pemanfaatan ijuk dari tanaman aren terutama untuk
pembuatan sapu, sikat, tali dan jok.


Syarat Tumbuh Aren
Tanaman aren tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga
dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada
tanah masam (pH tanah yang rendah). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 0 –
1.400 meter di atas permukaan laut, pada berbagai agroekosistim dan mempunyai
daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan tumbuhnya. Namun yang paling
baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 700 meter di atas permukaan laut
dengan curah hujan lebih dari 1200-3500 mm/tahun. Kelembaban tanah dan curah
hujan yang tinggi berpengaruh dalam pembentukan mahkota daun tanaman aren.
Untuk pertumbuhan dan pembuahan, tanaman aren membutuhkan suhu 20-250C.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan, lembah, dekat
aliran sungai, daerah dan banyak dijumpai di hutan (Permentan, 2013).

Universitas Sumatera Utara

8

Aren merupakan salah satu tanaman hutan yang umumnya tumbuh secara
alami tanpa ada usaha budidaya yang dilakukan oleh manusia dan tempat

tubuhnya pada daerah - daerah tertentu saja. Hal ini dikarenakan kondisi fisik dari
lahan tempat tumbuh aren memiliki ciri tertentu yang mendukung dalam
pertumbuhannya sehingga akan berkorelasi dengan proses pertumbuhanya.
Dilihat dari fungsinya, aren merupakan salah satu tumbuhan yang mempunyai
fungsi penting bagi lingkungan yang di dalamnya terdapat manusia. Hal ini bisa
dilihat dari fungsinya sebagai tanaman konservasi, yang menjaga tanah dari
proses erosi, mengurangi pengaruh global warming, dan kemampuannya
menyerap gas carbon (Putuhuru dkk., 2011).

Inventarisasi Hutan
Inventarisasi hutan biasaya dianggap sinonim dengan taksiran kayu. Di
dalam artian ini inventarisasi hutan adalah suatu usaha untuk menguraikan
kuantitas dan kualitas pohon-pohon hutan serta karakteristik areal tanah tempat
tumbuhnya. Perlu ditekankan, bahwa inventarisasi hutan harus berisi pula
evaluasi tehadap karekteristik-karakteristik pohon mampu terhadap lahan tmpat
pohon-pohon itu tumbuh. Penaksiran kuantitas kayu terpisah dari areal tempat
tumbuhnya tidak banyak artinya. Hutan bukan hanya suatu kuantitas kayu, tetapi
asosiasi tumbuhan hidup yang dapat dan harusdiberlakukan sebagai benda hasil
yang dapat diperbaharui (Husch, 1987).


Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem (GIS)
merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk

Universitas Sumatera Utara

9

bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial. Sistem ini
meng-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi.
Teknologi SIG mengintegrasikan operasioperasi umum database, seperti query
dan analisis statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisis yang unik yang
dimiliki oleh pemetaan (Aini, 2007).
Pemetaan potensi aren di desa Buluh Awar diakukan dengan pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis (SIG) yang merupakan sistem pengolahan informasi
yang juga menyediakan fasilitas analisis data. Menurut Puntodewo dkk. (2010)
bahwa SIG sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pengelolaan SDA, antara
lain untuk aplikasi inventarisasi dan monitoring hutan, kebakaran hutan,
perenanaan penebangan hutan, rehabilitasi hutan, Konservasi Daerah Aliran

Sungai (DAS), dan konservasi keseragaman hayati. SIG dapat dipakai secara
efektif untuk membantu perencanaan dan pengelolaan SDA diperlukan Sumber
Daya Manusia (SDM) dengan keterampilan yang memadai
Kegunaan dasar dari program SIG adalah untuk mengelola informasi
ruang/tempat dalam membuat kebijakan. SIG memiliki beberapa langkah, yaitu :
input, manipulasi, managemen, analisis dan visualisasi. Proses SIG mempunyai
tiga prinsip dasar, yaitu input data, manipulasi data, dan output data. Selanjutnya
adalah diskripsi laporan singkat dari proses dasar SIG : (1) input data meliputi
semua aspek transformasi perolehan data ke dalam bentuk peta. Pengamatan
lapangan, jangkauan kedalam bentuk kesesuaian digital (2) penyimpanan data,
data yang disimpan dan disusun berdasarkan posisi, topology, dan elemen
geografi (titik, garis, objek) yang mewakili tempat pada permukaan bumi (3)

Universitas Sumatera Utara

10

manipulasi data dan analisis, analisis meliputi pembuatan variabel gabungan yang
melalui proses dua kegiatan langsung spatial dan non spatial pada kesatuan sistem
(4) output data mempunyai tiga tipe yaitu; hardcopy, softcopy dan elektronik.

Hardcopy adalah tampilan permanen, peta dan tabel (Rahmawaty, 2011).

Masyarakat Sekitar Hutan
Masyarakat di sekitar kawasan lindung adalah sekumpulan individu,
keluarga, dan komunitas tradisional atau modern yang bertempat tinggal terus
menerus pada suatu areal yang berada di dalam atau berbatasan dengan suatu
kawasan lindung yang telah diusulkan sebagai kawasan lindung. Masyarakat
hutan adalah penduduk yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan yang mata
pencaharian dan lingkungan hidupnya sebagian besar bergantung pada eksistensi
hutan dan kegiatan perhutanan (Arief, 2001).
Bagi masyarakat, manfaat hutan untuk kehidupan sehari-hari sangat nyata.
Kecuali

menghasilkan

barang-barang

yang

diperlukan


untuk

berbagai

kepentingan seperti kayu bangunan dan bahan untuk membuat alat-alat pertanian,
hutan juga memberikan lingkungan hidup yang nyaman bagi mereka, dan yang
lebih penting lagi adalah menyediakan lahan yang subur untuk bercocok tanam.
Hutan juga sebagai sumber untuk mendapatkan bahan pangan dan untuk
mengembalakan ternak (Simon, 2004).
Bertambahnya jumlah penduduk semakin mendorong eksploitasi hutan
karena semakin meningkatnya permintaan hasil hutan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan hidup manusia. Keadaan ini akan mengakibatkan habisnya hutan
apabila tidak dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Pengelolaan hutan alam dan
tanaman secara lestari merupakan program pemerintah yang saat ini sangat gencar

Universitas Sumatera Utara

11

dilakukan. Program tersebut bertujuan agar hutan dapat dimanfaatkan secara
lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia
khususnya dan umat manusia umumnya, baik masa kini maupun masa yang akan
dating (Juliarti, 2013).
Hutan dan masyarakat disekitarnya merupakan suatu bagian yang tidak
dapat dipisahkan. Secara turun temurun kehidupan masyarakat di sekitar hutan,
baik secara langsung (berburu dan menangkap ikan) maupun tidak langsung
(berladang) sangat bergantung pada hutan (Fauzi, 2008).

Universitas Sumatera Utara